• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM KONSEP DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN METODE PRAKTIKUM KONSEP DASAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Biologi (SEMABIO), 13 April 2017, Bandung, Indonesia

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM

KONSEP DASAR BIOLOGI

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

1

Ipin Aripin

1

Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Majalengka

Jln. KH. Abdul Halim No. 103 Telp./Fak (0233) 281496 Majalengka, 45418 e-mail : [email protected]

Abstrak. Praktikum sebagai bagian dari kegiatan ilmiah memegang peranan penting dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, sebagai pembuktian terhadap teori-teori yang dipelajari dalam perkuliahan. Seorang calon guru Sekolah Dasar dengan konsentrasi Ilmu Pengetahuan Alam harus menguasai subtansi dan metodologi dasar keilmuan Ilmu Pengetahuan Alam yang mendukung pembelajaran. Dalam kenyataannya mahasiswa calon guru Sekolah Dasar yang mengambil konsentrasi Ilmu Pengetahuan Alam di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Majalengka masih kurang dibekali dengan keterampilan tentang praktikum maupun keterampilan proses sains. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa proses perkuliahan dengan metode praktikum dilakukan dengan empat tahapan, yaitu persia pan, pelaksanaan, penutup dan pelaporan, terdapat peningkatan penguasaan konsep maupun keterampilan proses sains mahasiswa setelah dilakukan penerapan metode praktikum dalam perkuliahan. Penerapan metode praktikum dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengembangkan keterampilan dasar mengamati atau mengukur dan keterampilan-keterampilan proses lainnya serta pembuktian terhadap konsep dan hukum alam. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode praktikum efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains.

(2)

Prosiding Seminar Nasional Biologi (SEMABIO), 13 April 2017, Bandung, Indonesia

Application of Practical Methods The Basic Concepts

of Biology to Improve Mastery of Concepts

and Science Process Skills

1

Ipin Aripin

1

Departement of Biology Education, Majalengka University

Jln. KH. Abdul Halim No. 103 Telp./Fak (0233) 281496 Majalengka, 45418 e-mail : [email protected]

Abstract. Practicum as part of scientific activity play an important role in the learning of Natural Sciences, as proof of the theories learned in lectures. An aspiring elementary school teacher with a concentration of Natural Sciences must master the substance and methodology of Natural Sciences scientific basis that supports learning. In fact, elementary school student teachers who took the concentration of Natural Science in School Teacher Education Program (PGSD) University Majalengka still not equipped with the skills of laboratory and science process skills. Based on the research results can be explained that the lecture with practical methods performed by four stages, namely preparation, implementation, closing and reporting, there is an increasing mastery of the concept and the science process skills of students after the application of practical methods in lectures. The application of practical methods can be used as a vehicle to develop basic skills and observing or measuring the skills of other processes as well as proof of concept and the la ws of nature. It can be concluded that the application of practical methods effective in improving mastery of concepts and science process skills.

(3)

PENDAHULUAN

Sains atau IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis atau tersusun secara teratur, berlaku umum, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Sesuai dengan kenyataan bahwa aktivitas dalam sains selalu berhubungan dengan percobaan-percobaan yang membutuhkan keterampilan dan kerajinan (Carin dan Sund dalam Wahidin, 2006 : 21). Sains merupakan representasi dari suatu hubungan yang dinamis

yang mencakup tiga faktor utama, yaitu “the extant body of scientific knowledge, the value of science, and the methods and processes of science” (Trowbridge & Bybee,1990).

Biologi sebagai bagian dari sains mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan berbagai fenomena kehidupan makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan tingkat interaksinya dengan faktor lingkungannya pada dimensi ruang dan waktu. Hakikat biologi sebagai ilmu terdiri dari produk dan proses. Produk biologi terdiri atas fakta, konsep, prinsip, teori, hukum dan postulat yang berkait dengan kehidupan makhluk hidup beserta interaksinya dengan lingkungan (Depdiknas, 2003). Selain itu, sains biologi sebagai proses dan metode adalah penyelidikan ilmiah (scientific inquiry methods) yang didasarkan atas kombinasi observasi, eksperimen, dan penalaran (Hyllegard, 1996).

Hal tersebut berarti dalam pembelajaran biologi tidak cukup hanya melalui aspek kognitifnya saja, aspek afektif dan psikomotorik mutlak dilibatkan. Keterampilan proses sains/IPA meliputi keterampilan-keterampilan: mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian dan berkomunikasi (Dahar, 1996; Vollmer, 2002; Rustaman, 2005).

Belajar IPA tidak akan terlepas dari kegiatan praktikum, karena praktikum merupakan esensi dari pembelajaran konsep dan proses dalam sains. Praktikum merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik mendapat kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan teori dengan menggunakan fasilitas laboratorium maupun di luar laboratorium. Praktikum dalam

pembelajaran biologi merupakan metode yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran (Rustaman, 2005:135). Seorang guru sekolah dasar sebagaimana yang diterangkan dalam Permen No. 16 tahun 2006 poin 15 menyatakan bahwa seorang guru IPA

“harus menguasai subtansi dan metodologi dasar keilmuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendukung pembelajaran IPA di

SD/MI”. Metode yang paling tepat dalam

pencapaian tujuan tersebut adalah melalui kegiatan praktikum.

Pentingnya kegiatan praktikum pada pembelajaran sains khususnya biologi, karena menyangkut banyak aspek seperti proses, keterampilan laboratorium dan juga penguasan konsep. Praktikum merupakan penerapan dari kerja ilmiah dalam pengajaran. Hasil dari penerapan metode praktikum selain dapat meningkatkan penguasaan konsep juga menumbuhkan keterampilan proses sains. Metode praktikum memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: mengurangi verbalisme (ceramah) dalam proses pembelajaran, memberi peluang lebih besar kepada siswa untuk melatih daya nalar, imajinasi dan berpikir rasional dalam mencari kebenaran, melatih pembelajar menerapkan sikap dan metode ilmiah dalam menghadapi segala persoalan sehingga tidak mudah percaya terhadap sesuatu yang belum pasti kebenarannya serta menjadikan pembelajar lebih aktif berpikir dan berbuat dalam berusaha mencari kebenaran atau bukti dari suatu teori yang dipelajarinya (Roestiyah, 2008). Menurut Wulandari (2013:6) pengembangan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep perlu ditinggkatkan agar peserta didik lebih memahami konsep pelajaran dan juga lebih mengoptimalkan keterampilan dasar tersebut.

(4)

praktikum dan mengajukan pertanyaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rustaman dalam Sudargo & Asiah (2009:16) bahwa praktikum merupakan sarana terbaik untuk mengembangkan keterampilan proses sains, karena dalam praktikum pembelajar dilatih untuk mengembangkan semua inderanya.

Fakta menunjukkan bahwa tidak semua calon guru SD yang mengambil konsentrasi pendidikan IPA di PGSD Universitas Majalengka, ketika SMA dari jurusan IPA, tetapi ada juga dari konsentrasi IPS. Konsep dan praktikum IPA tidak bisa hanya dipelajari dari buku atau teori saja tetapi harus dilatih melalui kegiatan praktikum, latihan dan pengamatan langsung pada obyek yang dituju. Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan pengkajian tentang dampak dari kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi terhadap pemahaman konsep dan keterampilan proses sains (KPS) mahasiswa calon guru SD di Prodi PGSD Universitas Majalengka.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan desain penelitian yang digunakan adalah One grouf pretest-posttest design yang diadaptasi dari (Fraenkel, 2006; Arikunto, 2012; Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa calon guru pendidikan sekolah dasar (PGSD) semester IV Universitas Majalengka tahun akademik 2014/2015. Teknik sampling yang digunakan dalam menentukan sampel penelitian adalah cluster random sa mpling, yaitu pengambilan sampel yang dipilih dari beberapa kelompok populasi secara acak. Setelah dilakukan pengambilan sampel secara cluster random sampling diperoleh dua kelas, yaitu kelas VI IPA1 sebanyak 34 mahasiswa sebagai kelas eksperimen I dan kelas VI IPA 2 sebanyak 34 mahasiswa sebagai kelas eksperimen II, dari empat kelas semester VI yang mengambil konsentrasi ilmu pengetahun (IPA) di PGSD Universitas Majalengka. Instrumen Penelitian yang digunakan berupa tes, observasi, penilaian kinerja dan angket.

HASIL PENELITIAN

Mata kuliah Konsep Dasar Biologi di Program Studi PGSD Universitas Majalengka dilaksanakan sebanyak 16 kali pertemua dengan rincian 14 kali pertemuan tatap muka dan dua kali ujian. Adapun pelaksanaan praktikum perkuliahan Konsep Dasar Biologi dilakukan sebanyak 7 kali praktikum yang dilakukan setelah ujian tengah semester (UTS).

Secara umum pelaksanaan praktikum Konsep Dasar Biologi di prodi PGSD Universitas Majalengka dilakukan melalui empat tahapan yaitu:

1) Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan beberapa kegiatan antara lain:

- Prelab

Kegiatan ini diinformasikan satu minggu sebelum pelaksanaan praktikum dimulai, dimana pada tahap ini mahasiswa dianjurkan untuk mempelajari modul praktikum dan mencari serta mencatat prosedur praktikum yang sama dari referensi lain. Dalam pelaksanaanya kegiatan ini mengandalkan kesadaran mahasiswa sehingga tidak efektif karena dosen tidak menilai kegiatan ini dan belum terlaksana dengan baik.

- Pretes

Mahasiswa diberi soal tes yang berkaitan dengan kegiatan praktikum yang akan dilakukan kegiatan ini kurang lebih 5-10 menit, dalam pelaksanaanya kegiatan ini masih sulit terlaksana karena waktu kegiatan praktikum bergilir sehingga waktu yang tersedia terbatas.

- Pengenalan alat laboratorium dan cara penggunaannya

- Penjelasan prosedur praktikum 2) Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan praktikum dan diskusi data hasil praktikum

3) Penutup

- Tanya jawab seputar kegiatan praktikum

4) Pelaporan

(5)

yang dilakukan cukup baik hal ini dapat di lihat dari indikator kehadiran dan kinerja praktikum mahasiswa tiap pertemuanya, dimana kelas eksperimen I tingkat kehadirannya 86% dan untuk kelas eksperimen II rata-rata 92%.

Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana kinerja mahasiswa dalam praktikum dapat di lihat dari tabel berikut:

Gambar 1. Diagram Batang Perbandingan Kinerja Praktikum

Berdasarkan Gambar 1 di atas secara umum penilaian kinerja praktikum secara keseluruhan untuk kelas eksperimen I maupun eksperimen II relatif sama baiknya, pada beberapa aspek seperti atusiasme mahasiswa dalam praktikum, keaktifan dalam praktikum dan keterlibatan mahasiswa dalam praktikum kelas eksperimen I relatif lebih unggul dari eksperimen II, akan tetapi pada asepk penutup praktikum hampir semua kelas yang dijadikan sampel penelitian hanya kurang dari 50% dari enam kelompok tiap kelas sampel yang membersihkan kembali peralatan bekas praktikum dan mengembalikan ke tempat semula, sisanya membiarkan peralatan bekas praktikum atau hanya mengumpulkannya di atas meja praktikum, hal ini menunjukkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap sarana dan prasarana kegiatan praktikum masih belum tumbuh sepenuhnya.

Selain kinerja, selama kegiatan praktikum dilakukan dilakukan penilaian antar teman (peer assessment) pada praktikum pembuatan herbarium, adapun penilaian tersebut dapat dilihat pada gambar grafik rata-rata skor penilaian antar teman pada kelas eksperimen I dan II yang dibadingkan dengan nilai yang diberikan oleh dosen.

Gambar 2. Diagram Batang Rataan Penilaian Antar Teman dan Penilaian Dosen pada

Produk Praktikum Herbarium

Berdasarkan gambar 3 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata penilaian yang diberikan antar kelompok dan penilaian dosen perbedaannya tidak lebih dari 10 poin sehingga dapat disimpulkan antara penilaian antar teman dan penilaian dosen dapat diterima. Untuk lebih jelaskan hasil penelitian dapat dijelaskan berikut.

1. Peningkatan Penguasaan Konsep Dasar Biologi pada Mahasiswa PGSD Universitas Majalengka

Penguasaan konsep pada penelitian ini dijaring menggunakan tes essay dengan pretest adalah soal konsep pada UTS dan postest adalah soal konsep pada UAS, hal ini digunakan karena pra UTS belum dilakukan penerapan metode praktikum sedangkan pasca UTS perkuliahan dipadukan dengan kegiatan praktikum. Untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep dan hasil pengujian statistiknya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Uji Hipotesis Statistik Penguasaan Konsep Biologi

(6)

Dari pengujian N-gain diketahui peningkatan penguasaan konsep kelas eksperimen I 0,66 atau mengalami peningkatan dengan kategori sedang, dan pada kelas Eksperimen II mengalami peningkatan 0,52 juga pada kategori sedang.

2. Peningkatan Keterampilan Proses Sains (KPS) pada Mahasiswa Calon Guru SD Universitas Majalengka

Keterampilan proses sains (KPS) pada penelitian ini menggunakan instrumen observasi, dari tujuh praktikum yang dilakukan hanya enam praktikum yang bisa diamati karena praktikum perkecambahan biji tidak dilakukan secara langsung di laboratorium tetapi praktikumnya dilakukan di rumah masing-masing yang dilakukan selama satu minggu. Adapun kategori KPS yang digunakan adalah sangat baik, baik, cukup dan kurang, pada diagram ini hanya ditampilkan kategori baik saja sebagai acuan data yang paling banyak.

Gambar 5. Diagram Batang Rata-rata Peningkatan KPS Mahasiswa

Keterangan :

P-1 (praktikum pengamatan sel hewan dan sel tumbuhan), P-2 (praktikum pengamatan protista), P-3 (pengamatan tumbuhan lumut, paku, dan berbiji), P-4 (praktikum herbarium), 5 (praktikum fotosintesis), P-6 (praktikum uji kandungan bahan makanan).

Berdasarkan Gambar 5 di dapat dilihat adanya peningkatan KPS mahasiswa dari pertemuan ke pertemuan. Penerapan metode praktikum telah membantu peserta didik untuk terus mengembangkan keterampilan proses sains dari praktikum ke praktikum berikutnya semakin terlatih dan baik.

3. Respon Mahasiswa Calon Guru SD Universitas Majalengka terhadap Kegiatan Praktikum Konsep Dasar Biologi

Untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi dijaring dengan angket, spesifikasi dari pertanyaan angket yang diberikan lebih mengarah pada kegiatan praktikum dan kendala yang dihadapi mahasiswa dalam kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi, hal ini penulis lakukan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan terhadap proses kegiatan praktikum yang sudah dilakukan dan penyempurnaan terhadap modul praktikum yang dibuat. Adapun gambaran dari respon mahasiswa terhadap kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi sebagai berikut:

Gambar 6. Diagram Batang Respon Mahasiswa Terhadap Kegiatan Praktikum

Berdasarkan Gambar 6 di atas diketahui bahwa respon mahasiswa terhadap kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi tergolong baik, lebih dari setengah responden memberikan. Kendala utama yang dihadapi dalam kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi adalah masih kurangnya fasilitas alat dan bahan laboratorium.

PEMBAHASAN

1. Penerapan Perkuliahan Berbasis Praktikum pada Mata Kuliah Konsep Dasar Biologi di Prodi Pendidikan Dasar Universitas Majalengka

Penerapan pembelajaran Konsep Dasar Biologi di Prodi PGSD Universitas Majalengka Tahun Akademik 2014-2015 dilakukan sebanyak 7 kali praktikum, ini

S. Baik Baik Cukup Kurang S. Kurang

(7)

didasarkan atas ketersedian alat dan bahan, waktu dan keterkaitan antara konsep teori yang dipelajari dengan kegiatan praktikum yang dilaksanakan. Secara umum teknis dari pelaksanaan praktikum konsep biologi SD di PGSD Universitas Majalengka melalui empat tahapan, yaitu : (1) persiapan, yang terdiri atas prelab dan pretes; (2) pelaksanaan; (3) penutup dan (4) pelaporan. Langkah-langkah praktikum tersebut hampir senada dengan pendapat dari Joyce dan Weil dalam Amelia (2009), dimana langkah-langkah praktikum yang digunakan adalah melalui lima fase, yaitu : (1) fase orientasi masalah; (2) fase perumusan masalah; (3) fase melakukan penyelidikan; (4) fase mengatasi kesulitan; (5) fase merefleksikan masalah.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama melakukan perkuliahan mahsiswa memberikan kesan yang antusian dan termotivasi dalam kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2003:57) bahwa minat dan motivasi yang tinggi besar pengaruhnya terhadap belajar, bila bahan pelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar sebaik-baiknya, tetapi jika siswa memiliki minat maka ia tidak segan-segan untuk belajar. Pendapat Slameto (2003) ini diperkuat dengan data kehadiran mahasiswa yang tergolong tinggi pada setiap pertemuannya dimana pada kelas eksperimen I lebih dari 80% dan kelas eksperimen II lebih dari 90% padahal biasanya kehadiran mahasiswa hanya berkisar 70%-80% pada perkuliahan Konsep Dasar Biologi sebelum dilakukan pembelajaran praktikum.

Pada kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi juga dilakukan penilaian kinerja (performance assessment) pada kegiatan praktikum mahasiswa dengan keseimpulan lebih dari 75% mahasiswa mengikuti proses dan prosedur praktikum Konsep Dasar Biologi sesuai dengan prosedur dan SOP praktikum yang ada di Universitas Majalengka. Praktikum Konsep Dasar Biologi juga dimanfaatkan peneliti untuk melatih dan membiasakan mahasiswa untuk dapat memberikan penilaian dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran atau produk hasil pembelajaran. Dalam hal ini dilakukan penilaian antar teman (peer assessment) untuk

menilai produk praktikum herbarium pada prakteknya setiap kelompok diberi kesempatan menilai kelompoknya sendiri dan menilai kelompok yang lain kemudian nilai tersebut diimbangi oleh nilai dari dosen, dan hasilnya cukup memuaskan dimana sebagian besar mahasiswa memberikan penilaian yang tidak jauh dari yang diberikan oleh dosen, artinya kemampuan mahasiswa dalam memberikan penilaian dengan menggunakan kategori yang sudah ditentukan relative baik.

2. Peningkatan Penguasaan Konsep Dasar Biologi pada Mahasiswa Calon Guru SD Universitas Majalengka

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat peningkatan penguasaan Konsep Dasar Biologi dengan kategori sedang baik pada kelas eksperimen I (0,66) maupun kelas eksperimen II (0,52) antara sebelum diterapkan pembelajaran berbasis praktikum. Dari pengujian secara statistik diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan konsep kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II, ini menunjukan bahwa penerapan metode praktikum efektif memberikan pengalaman lebih dalam proses belajar peserta didik.

Dari hasil penelitian Sudargo (2009) menunjukkan bahwa pembelajaran biologi berbasis praktikum dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, berpikir kritis dan KPS siswa SMA. Dalam kegiatan praktikum semua aspek ranah belajar dilibatkan sehingga aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik juga dapat dilatih melalui kegiatan praktikum. Zainuddin dalam Wulandari (2013:4) menyatakan bahwa kegunaan praktikum dalam proses pembelajaran, yaitu 1) melatih keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa, 2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipunyai sebelumnya secara nyata dalam praktik.

(8)

yaitu dengan pembelajaran ini, penyampaian materi menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran berbasis praktikum dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan pengusaan konsep siswa. Pengembangan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep perlu dilakukan agar siswa lebih memahami konsep pelajaran dan juga lebih mengoptimalkan keterampilan dasar tersebut (Wulandari, 2013:7). Secara tidak langsung, dengan meningkatkannya keterampilan proses sains maka penguasaan konsep siswa juga dapat meningkat.

3. Peningkatan Keterampilan Proses Sains (KPS) pada Mahasiswa Calon Guru SD Universitas Majalengka

Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi diketahui bahwa terdapat peningkatan KPS mahasiswa dari satu praktikum ke praktikum berikutnya. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan praktikum sangat penting dalam pengembangan keterampilan proses sains peserta didik. Menurut Wiyanto dalam Wulandari (2013) praktikum dalam pembelajaran sains memiliki peranan penting. Peranan tersebut diantaranya, yang pertama adalah sebagai wahana untuk mengembangkan keterampilan dasar mengamati atau mengukur dan keterampilan-keterampilan proses lainnya, seperti mencatat data, membuat tabel, membuat grafik, menganalisis data, menarik kesimpulan, berkomunikasi, bekerjasama dalam tim. Kedua, praktikum juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk membuktikan konsep atau hukum-hukum alam sehingga dapat lebih memperjelas konsep yang telah dibahas sebelumnya. Ketiga, praktikum dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan berfikir melalui proses pemecahan masalah dalam rangka peserta didik menemukan konsep sendiri. Peran yang paling tinggi tingkatannya dibandingkan peran-peran yang lainnya adalah peran ketiga, yaitu laboratorium untuk mengembangkan kemampuan berfikir, karena hal itu berarti laboratorium telah dijadikan sebagai wahana untuk learning how to learn.

IPA bukanlah sekedar kumpulan konsep dan pengetahuan tetapi juga proses bagaimana konsep dan pengetahuan tersebut diperoleh. Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu objek. Melalui konsep, diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu istilah.

Berdasarkan hasil penelitian, praktikum dalam mata kuliah Konsep Dasar Biologi yang menjadi perlakuan dalam proses pembelajaran IPA, dapat melatih kemampuan untuk penguasaan materi atau konsep biologi, selain itu peserta didik mampu untuk mengamati suatu objek dan mengetahui hukum sebab akibat pada variable-variabel masalah sains, dan mampu menyimpulkan hasil praktikum dalam setiap pembelajaran biologi yang disampaikan dengan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

4. Respon Mahasiswa Calon Guru SD Universitas Majalengka terhadap Kegiatan Praktikum Konsep Dasar Biologi

Kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi mendapat apresiasi yang positif dari mahasiswa, sebagian besar mahasiswa menilai kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi dilakukan dengan baik. Hanya saja ada beberapa hal yang kedepannya harus diperbaiki dan disempurnakan terutama dalam hal ketersediaan alat dan bahan praktikum, keran air yang sering mati serta tidak adanya laboran IPA yang membantu dosen dalam menyiapkan alat dan bahan praktikum.

(9)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan praktikum Konsep Dasar Biologi teknis dari pelaksanaan praktikum konsep biologi SD di PGSD Universitas Majalengka melalui empat tahapan, yaitu : persiapan, pelaksanaan; penutup dan pelaporan.

2. Terdapat peningkatan penguasaan Konsep Dasar Biologi, sebelum dan sesudah digunakan metode praktikum. Pada kelas eksperimen I diperoleh peningkatan N-gain dengan kategori 0,66 (kategori sedang), dan pada kelas eksperimen II diperoleh peningkatan 0,52 (kategori sedang).

3. Terdapat peningkatan keterampilan proses sains (KPS) pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dengan rentang kategori sangat baik dan baik.

4. Respon mahasiswa terhadap kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi tergolong tinggi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis sampaikan kepada LPPM Universitas Majalengka yang telah memberikan sokongan dana pada penelitian ini. Dekan Fapendasmen Ibu Titien Sukartini yang telah mendukung dan memfasilitasi dalam penelitian bagi dosen-dosen di lingkungan Fapendasmen khusunya Prodi Pendidikan Biologi Universitas Majalengka.

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, (2009). Peranan Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum dengan Menerapkan Peer Assessment pada

Konsep Hama dan Penyakit

Tumbuhan untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. Tesis SPs UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian ”Suatu Pendekatan Praktek”. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-Dasa r Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003).

Pedoman Khusus Pengembangan

Silabus dan Penilaian. Mata pelajaran biologi. Kurikulum 2004 Departemen pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

Depdiknas. (2007). Pendidikan Sains di Indonesia Berdasarkan Hasil PISA. Tersedia di www.kemdikbud.go.id/ main/blog/peringkat-dan-capaian-pisa-indonesia-mengalami-peningkatan

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Florentina. (2005). Studi Penga ruh Pembelajaran Menggunakan Pra ktikum Skala Mikro Terhadap Ha sil Belajar Siswa. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA 2005.

Fraenkel, J.C, and Wallen, N.E. (2006). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill, inc.

Hake, Richard. (1999). Anazyng Change/Gaoin Score. Dept of Physic. Indiana University, USA. http,//www.physic.indiana.edu

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (2015). KBBI. Tersedia secara online di : http// kbbi.web.id/

Kurniati, Tuti. (2001). Pembelajaran

Pendekatan Keterampilan Proses

Untuk Meningkatkan Keterampilan

(10)

Leslie W. Trowbridge, Rodger W. Bybee. (1990). Becoming a Secondary School Science Teacher. Merrill Publishing Company. Ohio

Meltzer, D.E. (2002). Normalized Learning

Gain. [online]. Tersedia:

http://ojps.aip.org/jp/

Rahman, Taufik. (2008). Profil Kemampuan Generik Perencanaan Percobaan Calon Guru Ha sil Pembelajaran Berbasis Kemampuan Generik Pada

Praktikum Fisiologi Tumbuhan.

Disertasi PPs UPI Bandung : Tidak Diterbitkan. [tersedia di digital Liblary UPI]

Hyllegard, Randy Dale P. & Mood, James R. Morrow. (1996). Interpreting Research

in Sport and Exercise Science.

Mishawaka : C.V. Mosby

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karya wan, dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press

Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar Mengjar. Jakarta: Rineke Cipta

Pratiwi, dkk. (2014). Pengaruh Penggunaan Metode Praktikum dengan Model Jigsa w terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa. Jurnal online tersedia http//

download.portalgaruda.org/a rticle.PE NGARUH%20PENGGUNA

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudargo, F. & Asiah, S. Soesy. (2009). Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Siswa SMA. Tersedia di :

file.upi.edu/Direktori/HIBAH_KOMPE TITIF.

Sudjana, Nana. (2001). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuntitatif Kulaitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Susanti, R. (2013). Pengaruh Penerapan Pembelajaran berba sis Masalah pada Praktikum Fotosintesis dan Respirasi

untuk Meningkatkan Kemampuan

Generik Sains Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unsri. Jurnal online

tersedia http ://di

eprints.unsri.ac.id/3247/1 di akses pada Rabu {28/07/2015}

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Uyanto, S. (2006). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wahidin. (2006). Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : Sangga Buana

Wartono. (2003). Strategi Belajar Mengajar Fisika. Malang: JICA.

Winkel. (2009). Psikologi Pengajaran.

Yogyakarta: Media Abadi.

Wulandari, dkk. (2013). Penerapan

Pembelajaran Berbasis Praktikum

untuk Meningkatkan Keterampilan

Proses Sains dan Penguasaan Konsep

Siswa Kela s XI IPA1 di SMA

Gambar

Gambar 1. Diagram Batang Perbandingan Kinerja Praktikum
Gambar 6. Diagram Batang Respon Mahasiswa Terhadap Kegiatan Praktikum

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengukuran dan analisa diperoleh bahwa antenna wajanbolic adalah antenna directional yang mempunyai nilai gain sekitar 16 dBi dan mampu berkomunikasi dengan

Populasi pada penelitian ini adalah auditor junior dan auditor senior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung.. Pengambilan sampel menggunakan

Tabel 4.26 Frekuensi Jawaban Konsultasi Dalam Bidang-Bidang Yang. Sulit dan Menyediakan Sumber Dana

A jumlah penerima raskin tahun ini turun guru

KEPADA TUHAN YANG TELAH MEMBERIKAN KEKAYAAN ALAM YANG MELIMPAH / DENGAN MENGGELAR BUDAYA NGGUYANG JARAN DAN KEMBUL SEWU SEDULUR ///.. NEWS READER : SEMINAR HIDUP SEHAT DAN

Sampel yang digunakan adalah tablet Tariflox ® (Lapi)... Rentang

Sebaliknya hadirnya anggota keluarga lain juga dapat memperlambat tumbuhnya kemandirian pada anak apabila anggota keluarga tersebut melakukan pengasuhan yang tidak sejalan

Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.. Andri Budiman, S.T., M.Comp.Sc., M.E.M selaku Dosen