• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelayanan Pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Melalui Sistem E- Registration di KPP Pratama Medan Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Pelayanan Pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Melalui Sistem E- Registration di KPP Pratama Medan Barat"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakikatnya kehidupan tidak pernah lepas dari sebuah tuntutan akan

perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan perubahan dari zaman ke zaman. Sudah

selayaknya dibutuhkan sebuah pemahaman akan pentingnya kelangsungan

kehidupan di masa mendatang yang jauh lebih baik dari sekarang. Secara empiris,

gejala perkembangan masyarakat sebagai akibat dari adanya globalisasi, memaksa

semua pihak, terutama birokrasi pemerintah melakukan revisi, perbaikan, dan

mencari alternatif baru tentang sistem administrasi yang lebih cocok dengan

perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan

mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

Aplikasi e-government dalam pemerintahan serta hasil yang telah dicapai

oleh beberapa negara maju mengesankan bahwa negara-negara yang ingin

memperbaiki mutu pelayanan publiknya sedikit banyak harus berani berinovasi.

Mengapa dibutuhkan perilaku inovatif? Seperti yang telah kita ketahui bahwa

desakan masyarakat akan pelayanan publik yang baik dan juga segala proses

pembangunan mengharuskan keterlibatan pemerintah, masyarakat, dan

sinergisitas dengan dunia luar. Alasan lain mengapa harus inovatif adalah tuntutan

akan efisiensi dan efektivitas sebagai kriteria kunci sukses pemerintahan.

Penerapan e-government paling baik jika dilakukan dalam bidang-bidang

(2)

masyarakat. Pembangunan nasional yang dilaksanakan secara berkesinambungan

dan berkelanjutan serta merata di seluruh tanah air memerlukan biaya besar yang

harus digali terutama dari sumber kemampuan sendiri. Dalam rangka kemandirian

dan menghadapi dampak krisis keuangan global, sangat mendesak untuk

memperkuat basis perpajakan nasional guna mendukung penerimaan negara dari

sektor perpajakan yang lebih stabil. Oleh karena itu, pemerintah berupaya

meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan

ekstensifikasi pemungutan pajak.

Dalam struktur APBN, pendapatan negara terdiri atas pendapatan dalam

negeri, yang terdiri atas penerimaan perpajakan dan PNBP, serta penerimaan

hibah. Penerimaan perpajakan meliputi pendapatan pajak dalam negeri dan

pendapatan pajak perdagangan internasional yang hingga saat ini merupakan

sumber utama kapasitas fiskal pemerintah. Pendapatan pajak dalam negeri berupa

pendapatan pajak penghasilan (PPh), pendapatan pajak pertambahan nilai barang

dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah (PPN dan PPnBM), pendapatan

pajak bumi dan bangunan (PBB), pendapatan bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan (BPHTB), pendapatan cukai, dan pendapatan pajak lainnya. Dari sudut

regulasi, ketentuan yang mengatur pemungutan pajak dalam negeri (pajak -pajak

pusat) adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan (KUP) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan

(3)

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dengan penerimaan yang bersumber dari pajak, pemerintah bisa

menyelenggarakan program-program pembangunan nasional untuk pemenuhan

kebutuhan rakyat seperti pembiayaan pengadaan fasilitas publik untuk

pembangunan jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit, halte bus, dan infrastruktur

lainnya.

Seiring dengan semakin dominannya penerimaan pajak dalam RAPBN

maupun APBN Indonesia beberapa tahun terakhir dengan tingkat persentase

besar, yaitu sekitar 70-80 persen, penerimaan dari sektor perpajakan merupakan

sumber dana yang potensial selain dari sektor migas. Seperti dalam RAPBN-P

tahun 2015, penerimaan dari sektor perpajakan diperkirakan mencapai Rp

1.484.589,3 miliar, meningkat sebesar Rp 104.597,7 miliar atau 7,6 persen

dibandingkan dengan target dalam APBN tahun 2015 yang berjumlah Rp

1.379.991,6 miliar. Kenaikan tersebut terutama didukung oleh extra effort melalui

peningkatan kegiatan di bidang pengawasan wajib pajak, pemeriksaan,

penagihan, penyidikan, dan ekstensifikasi wajib pajak baru. (Nota Keuangan dan

RAPBN-P Tahun Anggaran 2015).

Dimulai sejak tahun 1983, pemerintah Indonesia mengubah sistem

perpajakan Indonesia dari official assessment system menjadi self assessment

system. Perubahan sistem ini dimaksudkan untuk meningkatkan penerimaan di

(4)

kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri jumlah

pajak yang terutang, serta melaporkannya secara teratur. Kondisi perpajakan yang

menuntut keikutsertaan aktif wajib pajak dalam menyelenggarakan perpajakannya

membutuhkan kepatuhan wajib pajak yang tinggi. Menurut Chaizi Nasucha dalam

Devano (2006:111), kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari: 1) kepatuhan

wajib pajak dalam mendaftarkan diri, 2) kepatuhan untuk menyetorkan kembali

surat pemberitahuan, 3) kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak

terutang, dan 4) kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.

Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, khususnya pasal 2 ayat

(1) menyebutkan bahwa setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan

subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang

wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya

diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) merupakan suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan

sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak (WP). Nomor Pokok Wajib

Pajak juga digunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan

dalam pengawasan administrasi perpajakan. Memiliki NPWP juga memberikan

manfaat langsung lain bagi wajib pajak, seperti sebagai persyaratan ketika

melakukan pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), atau seba gai salah

satu syarat jual beli tanah. Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk

mendapatkan NPWP dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

(5)

Direktorat Jenderal Pajak menargetkan pencapaian 40 juta hingga 50 juta

wajib pajak sampai 2014 (Supriadi, 2012). Namun kenyataannya, pada tahun

2014 tingkat kepatuhan masyarakat (tax compliance) masih rendah untuk

mendaftarkan diri sebagai wajib pajak terdaftar yang mempunyai Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP). Wajib pajak terdiri dari dua jenis, yakni wajib pajak orang

pribadi dan wajib pajak badan. Data terakhir yang dimiliki Direktorat Jenderal

Pajak menunjukkan bahwa jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar

berjumlah 25.056.569 orang, sementara wajib pajak badan berjumlah 2.322.686.

Jadi total keseluruhan wajib pajak terdaftar selama tahun 2014 berjumlah

27.379.255 wajib pajak. Dengan demikian, jumlah tersebut ternyata masih jauh

dari target yang diharapkan.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perlu adanya usaha untuk

menciptakan kesadaran publik untuk memiliki NPWP. Hal ini menjadi tanggung

jawab bagi institusi perpajakan yang ada, karena masyarakat yang awam tentang

peraturan perpajakan akan cenderung meminta pelayanan ke institusi perpajakan

di daerahnya untuk mencari informasi tentang kewajiban perpajakan yang harus

dipenuhinya. Hal inilah yang mendasari Direktorat Jenderal Pajak untuk

memberikan kemudahan dalam penyediaan informasi dan pelayanan perpajakan

bagi seluruh masyarakat Indonesia melalui perkembangan teknologi informasi

yang ada, yakni akses internet dengan mengunjungi situs resminya di

http://www.pajak.go.id. Melalui situs tersebut, masyarakat dapat memperoleh

berbagai informasi terkini mengenai perpajakan dan juga dapat memenuhi

(6)

Demikian halnya dengan pelayanan pembuatan NPWP. Kini pendaftaran

NPWP dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu manual dan elektronik. Dengan

cara manual, wajib pajak bisa mengisi formulir pendaftaran dan menyampaikan

secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan

Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) setempat, dengan melampirkan

syarat-syarat yang diperlukan. Sedangkan secara elektronik atau biasa disebut

dengan sistem e-registration, yaitu melalui akses internet ke situs Direktorat

Jenderal Pajak dengan alamat http://www.pajak.go.id dengan memilih (mengklik)

menu e-registration. Setelah itu, wajib pajak diharuskan memasukkan data-data

pribadi yang diperlukan berdasarkan tanda pengenal (KTP/SIM/Paspor) dan

kemudian wajib pajak dapat memilih antara mengupload, menyerahkan langsung,

atau mengirimkan hasil cetak formulir yang telah diisi beserta dokumen

persyaratan yang dibutuhkan melalui jasa pengiriman pos ke Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan (KP2KP) setempat. Penerapan sistem e-registration tersebut mulai

efektif digunakan sejak tahun 2005, yaitu sejak diterbitkannya Keputusan Direktur

Jenderal Pajak Nomor: KEP-173/PJ/2004 tanggal 7 Desember 2004 tentang Tata

cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak serta Pengukuhan

dan Pencabutan Pengusaha Kena Pajak dengan Sistem E-Registration yang telah

diperbaharui dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER/24/PJ?2009

tanggal 16 Maret 2009 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak

dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan Perubahan Data Wajib Pajak

(7)

Dengan perkembangan teknologi yang ada, tentunya cara pendaftaran

NPWP secara elektronik lebih praktis dibandingkan dengan pelayanan pembuatan

secara manual. Akses masyarakat menjadi lebih mudah karena tidak perlu lagi

mendatangi KPP yang mungkin jarak atau jangkauannya jauh dari kedudukan atau

tempat tinggal wajib pajak. Terlebih jika instansi pajak terkait, dalam hal ini

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan (KP2KP) bisa menyediakan pelayanan untuk pendaftaran NPWP

secara online bagi masyarakat yang mungkin belum begitu paham dalam

pengaplikasiannya. Dengan pelayanan melalui sistem e-registration tersebut,

masyarakat tidak perlu direpotkan untuk memiliki NPWP, sehingga jumlah wajib

pajak terdaftar akan mengalami peningkatan yang diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam meningkatkan penerimaan dari sektor pajak.

Wilayah Sumatera Utara, khususnya Kota Medan sebagai kota

metropolitan memiliki potensi jumlah wajib pajak yang besar, yang secara

otomatis akan berdampak pada peningkatan penerimaan negara dari sektor

perpajakan. Kota Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia menyumbang

kurang lebih Rp 100 miliar setiap tahunnya dari sektor perpajakan saja. Dengan

pertumbuhan jumlah penduduk dan berkembangnya perekonomian di kota Medan

diharapkan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi penerimaan negara

(Sari, 2009).

Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan

Medan Barat. Kecamatan ini merupakan salah satu daerah jasa dan perniagaan di

(8)

industri-industri kecil dan menengah yang menjadi unggulannya, seperti bika ambon, roti,

kue kering, tepung ikan, pengolahan kopi, minyak goreng dari CPO, dan makanan

ternak. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri, di Kecamatan Medan

Barat ini terdapat 39 unit usaha industri besar, menengah, dan kecil. Hal tersebut

secara otomatis membuat kecamatan ini memiliki potensi cukup besar dalam hal

jumlah orang pribadi maupun badan yang memenuhi kriteria sebagai subjek pajak

yang menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan objek pajak, atau

yang dapat didefinisikan sebagai wajib pajak.

KPP Pratama Medan Barat adalah instansi yang ditugaskan khusus untuk

melayani aktivitas perpajakan di wilayah Kecamatan Medan Barat yang terdiri

dari enam kelurahan, yakni Kelurahan Glugur Kota, Kelurahan Kesawan,

Kelurahan Pulo Brayan Kota, Kelurahan Karang Berombak, Kelurahan Sei Agul,

dan Kelurahan Silalas. Jika ditinjau dari aspek lokasi, letak KPP Pratama Medan

Barat dapat dikatakan cukup jauh jaraknya dari enam kelurahan yang dilayaninya.

Hal ini bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan wajib pajak enggan atau

mengurungkan niatnya mendatangi kantor tersebut untuk memperoleh pelayanan

perpajakan yang dibutuhkannya, salah satunya pelayanan pembuatan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak

terdaftar di KPP Pratama Medan Barat, mengingat waktu dan biaya yang harus

dikorbankan untuk menjangkau lokasi kantor tersebut. Namun dengan telah

diluncurkannya pelayanan pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara

online melalui sistem e-registration, diharapkan bisa menjadi cara alternatif dalam

(9)

dilakukan di mana saja dan kapan saja, namun tentunya harus terhubung dengan

koneksi internet.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “Efektivitas Pelayanan Pembuatan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) Melalui Sistem E-Registration di KPP Pratama Medan Barat”.

1.2 Fokus Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu dibuat pembatasan masalah yang berisi fokus

atau pokok permasalahan yang diteliti. Ini bertujuan untuk memperjelas dan

mempertajam pembahasan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada latar

belakang penelitian ini bahwa wajib pajak terdiri dari 2 jenis, yakni wajib pajak

orang pribadi dan wajib pajak badan. Maka dalam penelitian ini, permasalahan

yang ingin diteliti difokuskan pada efektivitas pelayanan pembuatan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) orang pribadi melalui sistem e-registration dan

selanjutnya akan dikaitkan dengan pemenuhan kepatuhan wajib pajak setelah

mereka terdaftar dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaplikasian sistem e-registration pada KPP Pratama

(10)

2. Bagaimanakah efektivitas pelayanan pembuatan Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) melalui sistem e-registration di KPP Pratama Medan

Barat?

3. Apa sajakah hambatan yang dialami dalam pelayanan pembuatan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) melalui sistem e-registration di KPP

Pratama Medan Barat?

4. Bagaimanakah tingkat kepatuhan wajib pajak terdaftar di KPP Pratama

Medan Barat setelah wajib pajak tersebut memiliki NPWP?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai sistem

e-registration dan bagaimana pengaplikasiannya pada KPP Pratama

Medan Barat.

2. Untuk mengetahui efektivitas pelayanan pembuatan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) melalui sistem e-registration bagi fiskus dan

juga bagi wajib pajak di KPP Pratama Medan Barat.

3. Untuk mengetahui hambatan dalam pelayanan pembuatan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) melalui sistem e-registration.

4. Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kepatuhan wajib pajak

terdaftar di KPP Pratama Medan Barat setelah wajib pajak tersebut

(11)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara subyektif

Penelitian ini sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berpikir ilmiah dan sistematis dalam menulis karya ilmiah

berdasarkan kajian Ilmu Administrasi Negara, serta untuk

meningkatkan pemahaman dan wawasan penulis mengenai pelayanan

perpajakan, khususnya pemanfaatan sistem e-registration dalam

pelayanan pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) .

2. Secara akademis

Hasil penelitian ini dapat memberikan data dan informasi yang

berguna bagi semua kalangan terutama bagi mereka (peneliti lain)

yang membutuhkan referensi.

3. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, salah satunya

dengan mendaftarkan dirinya untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP).

1.6 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, perumusan

(12)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari kerangka teori serta definisi konsep.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB 4 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini mengurai tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian,

berupa sejarah singkat serta hal-hal yang melengkapi gambaran lokasi penelitian.

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Bab ini memuat penyajian data yang diperoleh saat penelitian dan

selanjutnya dianalisis secara mendalam, serta memberikan interpretasi atas

permasalahan yang diteliti.

BAB 6 PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan dari hasil

penelitian yang dilakukan serta memuat saran-saran yang dianggap perlu sebagai

Referensi

Dokumen terkait

Sistematika Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan”.. Tujuan dan

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) SERTA KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK PADA SEKSI PELAYANAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR.. Tanggal : Juni 2014

PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENCABUTAN PENGUSAHA KENA PAJAK DI KPP PRATAMA MEDAN PETISAH agar dapatj. lebih memahami dan dapat menjelaskannya kepada

Pengamatan dilakukan secara langsung untuk memperoleh data-data yang ada pada KPP Pratama Medan Barat yang bersangkutan mengenai tata cara pendaftaran dan penghapusan Nomor

Dody Helmi : Prosedur Permohonan Pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak Orang Pribadi (NPWP OP) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Peratama Medan Belawan, 2010. Mengisi kolom-kolom

STRUKTUR ORGANISASI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN BARAT. Sumber: KPP Pratama

STRUKTUR ORGANISASI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN BARAT. Sumber: KPP Pratama

pendaftaran nomor pokok wajib pajak secara electronic registration ( e- registration ). 1) Mengetahui jumlah wajib pajak terdaftar kantor pelayanan pajak