PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan produksi karkas ayam dalam rangka swasembada daging harus diikuti dengan peningkatan mutu dan keamanan pangan serta menjamin kehalalannya (Abubakar, 2008). Untuk menunjang program swasembada daging diperlukan usaha peningkatan produksi daging yang berkualitas tinggi dengan menganekaragamkan jenis ternak potong. Salah satu ternak yang perlu dipertimbangkan adalah ayam kampung, dimana memiliki produksi dan kualitas karkas yang cukup baik.
Pakan merupakan salah satu faktor penting karena sekitar 60 sampai 75% dari biaya produksi terserap ke dalam pakan. Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Selama ini pakan yang diberikan pada ayam kampung menggunakan pakan ayam broiler. Salah satu yang paling banyak digunakan dari komposisi pakan tersebut adalah tepung jagung.Bahan pakan tersebut relatif mahal dan kualitasnya bagus. Oleh sebab itu, perlu dicari bahan pakan alternatif sebagai pengganti tepung jagung yang kualitasnya bagus, harganya murah, produksi melimpah dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
Salah satu pakan yang dapat dijadikan sebagai pakan ayam kampung adalah biji durian. Berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara (2001) produksi durian di Sumatera Utara sebesar 66.098 ton/tahun. Dari produksi ini akan dihasilkan limbah biji durian sebanyak 6609,80 ton/tahun atau 550,82 ton/bulan. Selama ini, bagian buah durian yang lebih umum dikonsumsi adalah bagian salut buah atau dagingnya. Persentase berat bagian ini termasuk rendah
yaitu hanya 20-35%. Hal ini berarti kulit (60-75%) dan biji (5-15%) belum termanfaatkan secara maksimal (Wahyono, 2009). Biji durian sebagai limbah ikutan dari buah durian merupakan bahan yang cukup potensial untuk dijadikan sumber pakan ternak. Kandungan nutrisi biji durian adalah karbohidrat 67,4%, protein 6,43%, lemak 1,48%, kalsium 0,92%, fosfor 0,89% dan serat kasar 6,15% (Manik, 1997).
Menyadari bahwa limbah biji durian masih mengandung komponen-komponen nutrisi yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan ternak ayam kampung, oleh karena itu untuk menanggulangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah biji durian dan adanya kecenderungan harga pakan yang terus meningkat serta permintaan konsumen terhadap daging yang berkualitas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pemanfaatan tepung biji durian sebagai substitusi tepung jagung terhadap kualitas daging ayam kampung.
Tujuan Penelitian
Menguji pemberian tepung biji durian sebagai substitusi tepung jagung terhadap kualitas daging ayam kampung umur 12 minggu.
Hipotesis Penelitian
Pemberian tepung biji durian dapat menggantikan tepung jagung dalam meningkatkan kualitas daging ayam kampung yang meliputi kadar protein daging, nilai pH daging, kadar air total daging, nilai keempukan daging, dannilai susut masak daging ayam kampung umur12 minggu.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi kalangan akademis, peneliti dan masyarakat tentang pemanfaatan tepung biji durian sebagai substitusi tepung jagung terhadap kualitas daging ayam kampung.