• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Nanokomposit Poliuretan Berbasis Minyak Kelapa Sawit Dengan Nanopartikel Montmorillonit Organik Sebagai Bahan Cat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Nanokomposit Poliuretan Berbasis Minyak Kelapa Sawit Dengan Nanopartikel Montmorillonit Organik Sebagai Bahan Cat"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Poliuretan merupakan bahan polimer yang mengandung gugus uretan (-NHCOO-)

dalam rantai utamanya, gugus uretan terbentuk dari reaksi antara gugus isosianat

dengan gugus hidroksil (Ionescu, 2005). Poliuretan adalah merupakan material

polimer yang sangat mudah dibentuk untuk berbagai macam aplikasi. Aplikasi

dari poliuretan sangat bervariasi dan beragam, poliuretan dapat diproduksi

sebagai busa, elastomers, plastik, adhesive dan pelapis permukaan material,

sintesa untuk kulit dan lain sebagainya (Wirpsza, 1993; Ionescu, 2005).

Pada industri polimer tercatat kebutuhan poliol di seluruh dunia sebanyak

4,85 milliar ton per tahun dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat.

Namun hingga hari ini hampir 95% bahan baku pembuatannya berasal dari hasil

olahan industri petrokimia. Pasar poliuretan dunia digunakan untuk aplikasi

coating, adhesives, sealants, dan elastomer, pemakaian poliuretan yang sangat

tinggi adalah untuk aplikasi cat pelapis 44%. Di Indonesia kebutuhan poliuretan

diprediksi 35 ribu ton per tahun pada tahun 2014, dimana kebutuhan poliuretan

tersebut termasuk senyawa poliol masih dipenuhi melalui impor dari luar negeri

(Harjono, 2010).

Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Pada tahun 2010 Indonesia melampaui kapasitas Malaysia bahkan pada tahun

selanjutnya Indonesia menjadi negara produsen utama minyak kelapa sawit dunia

(Cheng, 2012). Minyak kelapa sawit mengandung 45–60% gugus ikatan rangkap

tak jenuh, sehingga pada suhu dan tekanan tertentu dengan bantuan katalis

memungkinkan terjadi reaksi epoksidasi yang menghasilkan minyak sawit epoksi.

Minyak sawit epoksi dapat digunakan sebagai poliol menjadi sebagai bahan baku

poliuretan melalui reaksi epoksidasi dan hidroksilasi (Petrovic, 2005; Odetoye,

2012).

Minyak nabati merupakan salah satu alternatif bahan baku yang dapat

digunakan untuk memproduksi senyawa poliol (Chasar, 2003; Guner, 2006; Lye,

(2)

2

minyak kedelai (Ginting, 2010), minyak castor (Dutta, 2009; Sudrajat, 2010),

minyak nahar (Karak, 2008), dan minyak kelapa sawit (Tanaka, 2007). Poliol

merupakan salah satu produk polimer yang digunakan dalam industri pelapis dan

cat jenis poliuretan.

Senyawa poliol diperoleh dari hasil olahan industri petrokimia maupun

langsung dari hasil alam seperti selulosa, amilum, sukrosa, lignin dan juga hasil

transformasi lipida atau turunannya seperti asam lemak pada gliserida dalam

olahan industri oleokimia. Minyak nabati merupakan salah satu alternatif bahan

baku yang dapat digunakan untuk memproduksi poliol. Dibandingkan dengan

poliol berbahan baku minyak bumi (petrokimia), poliol berbahan baku minyak

nabati memiliki keunggulan karena disamping sumbernya dapat diperbaharui dan

mudah untuk diperoleh juga lebih akrab dengan lingkungan. Demikian juga biaya

energi pengolahannya yang jauh lebih murah (Narine, 2007; Dutta, 2008).

Bentonit adalah mineral murah dan telah menjadi bagian penting dalam

industri polimer dimana penggunaannya sebagai bahan pengisi adalah sangat

ekonomis untuk meningkatkan perform material. Kandungan utama bentonit

adalah mineral montmorillonit (85%) dengan rumus kimia Mx(Al

4-xMgx)Si8O20(OH)4.nH2O (Riyanto, 1994). Ada banyak jenis mineral tetapi

bentonit sebagai bahan anorganik yang paling banyak ditambahkan sebagai

pengisi kedalam polimer matrik (Rihayat, 2007; Chung, 2008; Hui, 2012).

Aplikasi bentonit saat ini banyak dikaji karena pemanfaatannya. Salah satunya

sebagai filler yang berukuran nanometer (nanometric-sized clay particles) yang

dikenal dengan nanofiller, dapat diaplikasikan ke dalam material polimer

menghasilkan material nanokomposit. Walau hanya data jumlah kuantitas kecil <

5% peningkatan beberapa sifat dasar polimer, seperti sifat ketahanan panas

(thermal stability), sifat mekanik dan sifat daya hambat (Syuhada, 2009; Seto,

2007).

Montmorillonit merupakan mineral yang banyak digunakan dalam

berbagai aplikasi industri karena memiliki aspek rasio yang tinggi, morfologi

dalam bentuk plate, kandungan yang berlimpah dan hanya membutuhkan biaya

(3)

3

diinterkalasi dan dieksfoliasi menjadikan banyak digunakan sebagai pengisi

nanokomposit untuk meningkatkan sifat fisika nanokomposit tersebut (Rihayat,

2007).

Komponen utama untuk pembuatan cat pelapis (paint coating) adalah

pengikat (binder) atau resin yang berasal dari resin sintetik atau alami seperti

minyak nabati, protein atau lemak. Pengikat ini bertanggung jawab untuk

pembentukan film dan bertindak sebagai perekat pada permukaan cat. Diantara

berbagai jenis pengikat yang terdapat di pasaran, resin poliuretan lebih

mendominasi pasar karena memiliki kinerja karakteristik yang sangat baik

diantaranya tahan terhadap korosi, abrasi dan bahan kimia. Disamping itu juga

bersifat sangat lentur sehingga kerap digunakan untuk pelapis pada logam dan

berbagai industri (Lamboure, 1999).

Telah dilakukan sintesis dan aplikasi poliuretan berbasis minyak jarak

pagar sebagai bahan pelapis pada plastik ABS (Harjono, 2012) dan juga telah

dilakukan sintesis poliuretan berbasis minyak jarak pagar dengan memperpanjang

rantai sebagai bahan pelapis permukaan dengan penambahan butanadiol dan

policaprolatonediol (Suman, 2013). Poliuretan disamping banyak sekali

kelebihannya, juga memiliki kekurangan yang sudah menjadi sifat alaminya, yaitu

kemampuan yang sangat rendah terhadap panas jika dibandingkan dengan

polimer-polimer lainnya (Rehab, 2005). Penggabungan organoclay ke matrix

poliuretan untuk meningkatkan sifat adhesive (Ahmadi, 2007) dan juga

pencampuran polietilen ke matrik poliuretan dapat meningkatkan sifat adhesiv

(Song, 2011).

Dari keterangan ini peneliti ingin melakukan penelitian untuk

meningkatkan panas dari poliuretan berbasis poliol asam oleat minyak kelapa

sawit dengan menambahkan MMT kedalam matrik poliuretan dan juga dapat

meningkatkan daya rekat dari poliuretan nanokomposit dengan penambahan

MMT

1.2. Perumusan Masalah

(4)

4

1. Bagaimana proses pengolahan bentonit menjadi montmorillonit.

2. Bagaimana mensintesa poliol dari asam oleat minyak kelapa sawit dan

mereaksikannya dengan MDI menjadi poliuretan sebagai bahan pelapis cat.

3. Bagaimana mensintesa poliuretan dan MMT sebagai pelapis cat yang dapat

meningkatkan kuat rekat dan tahan panas.

1.3.Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan sifat adesive dari cat pelapis poliuretan berbasis minyak kelapa

sawit dengan penambahan MMT.

2. Dapat mengolah bentonit menjadi montmorillonit sebagai pengisi pada

poliuretan minyak kelapa sawit.

3. Dapat meningkatkan panas dari cat pelapis poliuretan berbasis asam oleat

minyak kelapa sawit.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan material

alternatif berbasis minyak kelapa sawit untuk bahan baku poliuretan sebagai cat

pelapis yang kualitas ketahanan terhadap panas dan daya rekat meningkat dengan

Referensi

Dokumen terkait

Materi ini dapat diunduh pada website Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat

Banyak kelebihan dan manfaat yang didapatkan dengan menggunakan komputer didalam pendidikan anak karena gambar yang ditampilkan dapat lebih dinamis dengan menggunakan animasi dan

[r]

Setelah berhasil menemukan model yang sesuai dengan masalah tersebut selanjutnya mencari dan menentukan algoritma untuk penyelesaiannya, dan algoritma yang digunakan adalah

Pengaruh Penggunaan Metode Simulasi Sosiodrama terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Candirejo 02 Kec.. Salatiga : Fakultas

Apakah tata cara transaksi yang digunakan pada aplikasi DealMedan mudah dilakukana. Sangat

Berbeda dengan mereka yang meninggalkan tulisan (buku) atau karya monumental lainnya, maka pemikiran dan ide mereka menjadi acuan masyarakat meskipun mereka tidak lagi berstatus

meneliti : ” Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran”