• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SOCI MAS DELI

SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Disusun oleh:

110907077

HERMAN VALERIAN MANUEL

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Herman Valerian Manuel

NIM : 110907077

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang.

Medan, Juni 2014

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

M.Arifin Nasution,S.Sos, MSP

NIP: 197910052005011002 NIP: 195908161986011001

Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Dekan FISIP USU

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai

penulis dalam setiap perjalanan hidup, terkhusus dalam proses penyelesaian

skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bunda Maria yang

senantiasa mengiringi penulis dalam doa.

Skripsi ini merupakan karya yang penulis tuntaskan guna memenuhi

persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu

Admnistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera

Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang”.

Penulis mempersembahkan skripsi ini bagi keluargaku yang senantiasa

menjadi tempat berbagi suka dan duka. Terima kasih penulis ucapkan kepada

kedua orang tua saya (S. Naibaho dan S. Nainggolan) yang selalu berjuang keras untuk keberhasilan anak-anaknya dan memberi kasih sayang kepada keluarganya.

Terkhusus untuk mendiang Mama semoga engkau telah tenang di sisi kanan Allah

Bapa di Surga. Terima kasih juga kepada adik-adik ku tersayang Nando dan Sonya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Untuk itu dengan rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

(4)

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara.

3. Bapak Arifin Nasution, S.Sos, M.SP selaku Sekertaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembimbing saya yang senantiasa

memberikan waktu dan ilmunya untuk membimbing penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. Kak Siswati, S.Sos, M.SP yang banyak berperan dan membantu penulis selama masa perkuliahan.

5. Seluruh dosen-dosen Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis yang telah

membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama masa

perkuliahan. Dan seluruh pegawai administrasi di lingkungan FISIP-USU

khususnya kepada Bang Farid, SH yang selalu memberikan pelayanan terbaik dan membantu penulis dalam hal administrasi.

6. PT. Soci Mas dan HRD PT. Soci Mas Bapak Dedi Nala yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian dan memberikan waktu luang untuk proses

penyebaran kuesioner maupun pengumpulan data untuk skripsi.

Selanjutnya secara istimewa penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga-keluarga dan saudara-saudara saya yang membantu saya dari awal kedatangan saya ke Medan sampai saat ini.

2. Kak Novida Sari S.AB dan Bang Alexander Giovanni Simamora S.Sos

yang telah membantu, memberikan arahan serta memberikan saya semangat

(5)

teman-teman kelompok magang (Asih Lestari, Oktavia, Lia Winni, dan Damme Uli) serta teman-teman AB 2011 khususnya kelas A.

3. KMK St. Yohannes Don Bosco FISIP USU yang telah menjadi keluarga

keduaku selama di Medan ini. (Charitas Christi, Urget Nos).

4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih membutuhkan masukan dari para

pembaca. Semoga skripsi ini dapat member manfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2015

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR GAMBAR ………..……… viii

DAFTAR TABEL ...……….……… ix

DAFTAR LAMPIRAN ...……… x

ABSTRAK ...……… xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Batasan Masalah ……..………. 7

1.3 Rumusan Masalah …….……… 7

1.4 Tujuan Masalah ………. 7

1.5 Manfaat Penelitian ………. 8

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kepemimpinan ………….………. 9

2.2 Budaya Organisasi ………... 17

2.3 Kinerja Karyawan ………..……… 23

2.4 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan ……... 29

2.5 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan …... 30

2.6 Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan ……….………. 31

2.7 Kerangka Konseptual ………. 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ……...……… 33

(7)

3.3 Populasi dan Sampel ……….. 33

3.4 Hipotesis ………..……….. 35

3.5 Definisi Konsep ……...……….. 36

3.6 Definisi Operasional ……….. 37

3.7 Teknik Pengumpulan Data ……… 43

3.7.1 Sumber Data ……...……….. 43

3.7.2 Skala Instrumen Pengumpul Data……….. 44

3.8 Teknik Analisis Data ………...……….. 45

3.8.1 Uji Instrumen ………...………. 45

3.8.1.1 Uji Validitas ………...………... 45

3.8.1.2 Uji Reliabilitas ……...………... 45

3.8.2 Metode Analisis Data …………...……….... 46

3.8.2.1 Metode Regresi Linear Berganda ……….… 46

3.8.2.2 Uji Asumsi Klasik ……….. 47

3.8.2.3 Pengujian Hipotesis ……….. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ………...………… 51

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ……...………….……….. 51

4.1.2 Visi dan Misi……….. 53

4.1.2.1 Visi ……..…………...……….. 53

4.1.2.2 Misi ……..…………...……….. 53

4.1.3 Struktur Organisasi ………..………. 54

4.1.4 Uraian Tugas …………...…...………... 55

4.1.5 Budaya Organisasi ……..…...………... 60

4.1.6 Tenaga Kerja ………. 62

(8)

4.1.8 Sistem Pengupahan ……….………….………. 64

4.2 Penyajian Data ………... 65

4.2.1 Karakteristik Responden ……….…...………….……….. 66

4.2.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………… 66

4.2.1.2 Responden Berdasarkan Usia …………...……… 67

4.2.1.3 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...… 68

4.2.1.4 Responden Berdasarkan Lama Bekerja ………… 69

4.2.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ……….…...……….. 70

4.2.2.1 Deskripsi Data Variabel Kepemimpinan ………... 70

4.2.2.2 Deskripsi Data Variabel Budaya Organisasi …... 74

4.2.2.3 Deskripsi Data Variabel Kinerja Karyawan …….. 79

4.2.3 Uji Instrumen ……….……….…...……….. 84

4.2.3.1 Uji Validitas ……….. 84

4.2.3.2 Uji Reliabilitas ……….. 87

4.3 Analisis Data …..………... 87

4.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda ……….…….. 87

4.3.2 Analisis Uji Asumsi Klasik ……..……….…….. 89

4.3.2.1 Uji Normalitas ………...………... 89

4.3.2.2 Uji Multikolinearitas …..………... 91

4.3.2.3 Uji Heterokedastisitas ………... 92

4.3.3 Analisis Uji Hipotesis …….……..……….…….. 93

4.3.3.1 Uji t ………..……...………...……... 93

4.3.3.2 Uji F ………..……...………..……... 94

4.3.3.3 Analisis Koefisien Dterminasi (R`) ……...……... 95

4.3.4 Pembahasan …………...….……..……….…….. 95

(9)

Karyawan ……...….……..……….…….. 96 4.3.4.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja

Karyawan ……...….……..……….…….. 97

4.3.4.3 Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

Terhadap Kinerja Karyawan ……...…….…….. 98

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ………..………...………… 100

5.2 Saran ……..………..………...………… 101

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan..……… 12

Gambar 2.2 Segitiga faktor yang mempengaruhi kepemimpinan…....… 12

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ……….… 32

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT.Soci Mas ………...… 55

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas(Grafik 1) ….………...… 89

Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas(Grafik 2) ….………...… 90

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ……….. 4

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ……….………..……. 39

Tabel 3.2 Penentuan Skor Item ……….. 44

Tabel 4.1 Jumlah Karyawan Per Divisi pada PT Soci Mas ……….….. 62

Tabel 4.2 Jam Kerja Non Shift ……….. 63

Tabel 4.3 Jam Kerja Shift ……….. 64

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ….….. 66

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………...….….. 67

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 68

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ….…... 69

Tabel 4.8 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Kepemimpinan .….. 70

Tabel 4.9 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Budaya Organisasi .. 74

Tabel 4.10 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Karyawan ... 79

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepemimpinan …... 84

Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Budaya Organisasi ... 85

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Karyawan .... 86

Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas ………... 87

Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ..………... 88

Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinearitas …...………... 91

Tabel 4.17 Hasil Uji t ………….………... 93

Tabel 4.18 Hasil Uji F ………….………...…………... 94

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar pertanyaan responden (Kuesioner)

Lampiran 2 Tabel hasil kuesioner masing-masing variabel

Lampiran 3 Uji validitas masing-masing variabel

Lampiran 4 Uji reliabilitas masing-masing variabel Lampiran 5 Uji analisis berganda dan hipotesis

Lampiran 6 Permohonan Judul Skripsi

Lampiran 7 Dokumentasi pada PT. Soci Mas

Lampiran 8 Surat izin pra penelitian

Lampiran 9 Surat izin penelitian

Lampiran 10 Kartu seminar proposal penelitian

Lampiran 11 Kartu kendali bimbingan skripsi

Lampiran 12 Daftar hadir peserta seminar proposal

Lampiran 13 Berita acara seminar proposal

(13)

ABSTRAK

Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang

Nama : Herman Valerian Manuel

NIM : 110907077

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Pembimbing : Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin maju. Salah satu bisnis yang turut mengalami perkembangan dan peningkatan adalah bisnis pada sektor industri. PT. Soci Mas merupakan perusahaan industri yang terus berkembang dan memiliki jumlah karyawan yang banyak. Dalam penelitian ini penulis menggunakan kepemimpinan dan budaya organisasi sebagai variabel independen yang akan diteliti apakah berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 3 hipotesis yaitu: 1. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, 2. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan, 3. Pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

proporsional random sampling. Besar sampel diperoleh sebanyak 83 orang yang

merupakan karyawan yang memliki masa kerja lebih dari satu tahun dan merupakan karyawan operasionalnya di PT. Soci Mas Deli Serdang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga hipotesis dapat diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan, Budaya Organisasi dengan Kinerja Karyawan, serta Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini dibuktikan dengan uji-t dan nilai signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Juga dapat dibuktikan dengan uji-F dimana nilai signifikansinya 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Koefisien determinasi pada Kinerja Karyawan yang ditunjukkan oleh R Square adalah 0,514 yang berarti bahwa Kinerja Karyawan 51,4% dipengaruhi oleh variabel kepemimpinan dan budaya organisasi, sedangkan 48,67% nya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

(14)

ABSTRACT

Influence of Leadership and Organizational Culture toward employee performance at PT. Soci Mas Deli Serdang

Name : Herman Valerian Manuel

NIM : 110907077

Program of Study : Business Administration Supervisor : Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

The development of today’s business world is advancing. One business that has experienced the development and improvement is a business in the industrial sector. PT Soci Mas is an industrial company that continues to grow and has a number of employees that many. In this study authors used the leadership and organizational culture as an independent variable that will effect on employee performance.

This study aimed to analyze the three hypotheses, namely: 1. The influence of leadership on the performance of employees, 2. The influence of organizational culture on employee performance, 3. Effect of leadership and organizational culture on employee performance. The sampling method used is proportional random sampling. The sample size was obtained by 83 people who are employees who possess a working period of more than one year and an operational employees at PT. Soci Mas Deli Serdang.

The results showed that all three hypotheses can be accepted. These results indicate that there is a positive and significant relationship between the Employee Performance Leadership, Organizational Culture with Employee Performance and Leadership and Organizational Culture for Employee Performance. This is evidenced by the t-test and significance value that has been set is 0.05. It can also be proved by test-F where the value of 0.000 significance smaller than 0.05. The coefficient of determination on Employee Performance shown by R Square is 0.514, which means that 51.4% Employee performance is influenced by variables of leadership and organizational culture, while 48.67% is influenced by other variables that are not included in this study.

(15)

ABSTRAK

Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang

Nama : Herman Valerian Manuel

NIM : 110907077

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Pembimbing : Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin maju. Salah satu bisnis yang turut mengalami perkembangan dan peningkatan adalah bisnis pada sektor industri. PT. Soci Mas merupakan perusahaan industri yang terus berkembang dan memiliki jumlah karyawan yang banyak. Dalam penelitian ini penulis menggunakan kepemimpinan dan budaya organisasi sebagai variabel independen yang akan diteliti apakah berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 3 hipotesis yaitu: 1. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, 2. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan, 3. Pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

proporsional random sampling. Besar sampel diperoleh sebanyak 83 orang yang

merupakan karyawan yang memliki masa kerja lebih dari satu tahun dan merupakan karyawan operasionalnya di PT. Soci Mas Deli Serdang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga hipotesis dapat diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan, Budaya Organisasi dengan Kinerja Karyawan, serta Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini dibuktikan dengan uji-t dan nilai signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Juga dapat dibuktikan dengan uji-F dimana nilai signifikansinya 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Koefisien determinasi pada Kinerja Karyawan yang ditunjukkan oleh R Square adalah 0,514 yang berarti bahwa Kinerja Karyawan 51,4% dipengaruhi oleh variabel kepemimpinan dan budaya organisasi, sedangkan 48,67% nya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

(16)

ABSTRACT

Influence of Leadership and Organizational Culture toward employee performance at PT. Soci Mas Deli Serdang

Name : Herman Valerian Manuel

NIM : 110907077

Program of Study : Business Administration Supervisor : Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

The development of today’s business world is advancing. One business that has experienced the development and improvement is a business in the industrial sector. PT Soci Mas is an industrial company that continues to grow and has a number of employees that many. In this study authors used the leadership and organizational culture as an independent variable that will effect on employee performance.

This study aimed to analyze the three hypotheses, namely: 1. The influence of leadership on the performance of employees, 2. The influence of organizational culture on employee performance, 3. Effect of leadership and organizational culture on employee performance. The sampling method used is proportional random sampling. The sample size was obtained by 83 people who are employees who possess a working period of more than one year and an operational employees at PT. Soci Mas Deli Serdang.

The results showed that all three hypotheses can be accepted. These results indicate that there is a positive and significant relationship between the Employee Performance Leadership, Organizational Culture with Employee Performance and Leadership and Organizational Culture for Employee Performance. This is evidenced by the t-test and significance value that has been set is 0.05. It can also be proved by test-F where the value of 0.000 significance smaller than 0.05. The coefficient of determination on Employee Performance shown by R Square is 0.514, which means that 51.4% Employee performance is influenced by variables of leadership and organizational culture, while 48.67% is influenced by other variables that are not included in this study.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin maju. Salah satu bisnis yang turut

mengalami perkembangan dan peningkatan adalah bisnis pada sektor industri.

Peningkatan sektor bisnis industri tidak terlepas dari meningkatnya kebutuhan

manusia dan permintaan pasar akan hasil produksi dari sektor bisnis industri.

Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam industri. Salah satu bisnis

industri yang cukup berkembang di Indonesia adalah industri kimia. Industri

kimia adalah sektor industri yang bergerak dalam produksi produk – produk

kimia.

Perusahaan membutuhkan sumber daya yang mendukung dalam

keberlangsungan operasionalnya. Sumber daya yang dibutuhkan setiap

perusahaan pada umumnya meliputi sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Sumber daya alam dibutuhkan sebagai bahan baku yang nantinya akan diolah

menjadi produk setengah jadi maupun produk yang sudah jadi. Dalam mengelola

sumber daya alam, perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang terampil

agar dapat mengola sumber daya alam tersebut secara efektif dan efisien.

Dalam menciptakan sumber daya manusia yang terampil pada suatu

perusahaan, harus ada sinergi yang baik antara pemimpin perusahaan dengan

karyawan. Suatu perusahaan hendaknya memiliki pemimpin yang mampu

(18)

maksimal. Disamping itu, karyawan dalam suatu perusahaan hendaknya juga

memiliki kontribusi yang maksimal serta komitmen dalam menjalankan tugas dan

tanggung jawab dalam perusahaan untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

Setiap perusahaan memiliki manajemen sumber daya manusia dalam

menciptakan karyawan yang berkualitas. Menurut Sofyandi (2008:6) manajemen

sumber daya manusia adalah sebagai suatu strategi dalam menerapkan

fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, leading, & controlling, dalam

setiap aktivitas/fungsi operasional SDM mulai dari proses penarikan, seleksi,

pelatihan dan pengembangan, penempatan yang meliputi promosi, demosi &

transfer, penilaian kinerja, pemberian kompensasi, hubungan industrial, hingga

pemutusan hubungan kerja, yang ditujukan bagi peningkatan kontribusi produktif

dari SDM organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif

dan efisien.

Manajemen sumber daya manusia sangat dibutuhkan perusahaan agar

mendapatkan karyawan yang memiliki kemampuan yang terampil. Pemimpin

memiliki peran penting dalam mengatur dan mengelola karyawannya. Sebab

pemimpin merupakan salah satu aspek terpenting terhadap keberhasilan suatu

perusahaan. Menurut Tead dalam Arifin (2012:3) kepemimpinan merupakan

kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Pemimpin dikatakan berhasil jika mampu mengelola organisasinya, bisa

mengajak orang lain dan menunjukkan jalan serta perilaku benar yang harus

dikerjakan bersama-sama dalam suatu perusahaan. Kepemimpinan memiliki peran

(19)

terutama karyawan baru untuk lebih memahami budaya organisasi dan juga

memelihara budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan suatu komitmen

yang dibangun perusahaan yang telah disepakati dan menjadi kebiasaan yang

selalu diterapkan demi kepentingan bersama. Budaya organisasi yang diterapkan

perusahaan bertujuan agar setiap elemen dalam suatu perusahaan berperilaku

sesuai dengan budaya perusahaannya.

Setiap perusahaan menginginkan kinerja karyawannya yang baik, agar

perusahaannya dapat selalu berkembang dan agar tujuan perusahaannya tercapai.

Suatu perusahaan harus berupaya semaksimal mungkin dalam mempertahankan

maupun mengembangkan usaha. Perusahaan yang besar dan memiliki jumlah

karyawan yang banyak membutuhkan sistem manajemen yang baik dan teratur.

Salah satu perusahaan besar yang memiliki jumlah karyawan yang banyak yaitu

PT. Soci Mas. PT Soci Mas merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

industri dan berfokus di industri oleochemical atau industri pengolahan minyak

kelapa sawit menjadi bahan-bahan kimia seperti asam lemak (fatty acid) dan

gliserin. Perusahan yang sejak tahun 2008 lalu diambil alih oleh PT Smart Tbk

(Kelompok usaha Sinar Mas Group) itu sebelumnya bernama PT Sinar

Oleochemical International (SOCI), sebuah perusahaan joint venture yang

mayoritas sahamnya dimiliki konsorsium empat perusahaan Jepang. Di bawah

paying kelompok usaha Sinar Mas, PT. Soci Mas terus melakukan ekspansi untuk

meningkatkan kapasitas produksi maupun memperluas variasi produk yang

dihasilkan (http://repository.usu.ac.id). Perusahaan mengoperasikan pabriknya

secara penuh selama tujuh hari per minggu dan 24 jam per hari yang setiap

(20)

Pada tahun ini PT. Soci Mas memiliki jumlah karyawan sebanyak 490 orang.

PT. Soci Mas saat ini dipimpin oleh Direktur sebagai pimpinan tertinggi. Sebagai

perpanjangan tangan dalam mengelola perusahaan, PT. Soci memiliki beberapa

manajer yang terbagi menjadi beberapa divisi, setiap manajer tersebut yang

bertanggung jawab untuk mengatur karyawannya di setiap divisinya, setiap hal –

hal yang berhubungan dengan sistem operasional perusahaan dijalankan dibawah

kepemimpinan masing – masing manajer divisi. Pembagian kerja pada setiap

karyawan dilakukan secara terstruktur sesuai dengan standar operasional prosedur.

Setiap pergantian shift kerja karyawan, pemimpin selalu memberikan arahan

(briefing) kepada anggotanya mengenai hal – hal yang berkaitan dengan kinerja

karyawan. PT Soci Mas mempunyai budaya perusahaan yang dibentuk untuk

kemajuan perusahaan tersebut. Menurut penuturan divisi HRD PT. Soci Mas,

budaya yang di bentuk PT. Soci Mas antara lain performance, celebration,

ownership dan poeple. Budaya tersebut sangat melekat pada keberlangsungan

perusahaan.

Beberapa penelitan terdahulu telah menguji hubungan antara pengaruh

kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan, pada tabel di

bawah ini:

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Nama/

Tahun

(21)

Mega Cabang Semarang). organisasi terhadap kinerja karyawan. metode kuantitatif 2.Budaya Organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT. Bank Mega Cabang (Semarang). Enrico Mara mis/20 13 Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Manado. 1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi, dan motivasi secara bersama terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Manado. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. 3. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. 4. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif dengan menggunaka n analisis data kuantitatif. 1.Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Manado. 2.Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Manado. 3.Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Manado. 4.Motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Manado. Sri Porwa ni/201 0 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus: PT.

(22)

Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tanjung Enim Bukit Asam (Persero) Tanjung Enim. ini adalah metode asosiatif dengan menggunaka n analisis data kuantitatif. (Persero) Tanjung Enim. Regina /2010 Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara. 1.Untuk mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. 2.Untuk mengetahui pengaruh variabel motivasi terhadap kinerja karyawan. 3.Untuk mengetahui pengaruh variabel disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif 1.Terdapat pengaruh antara Motivasi dengan Kinerja Karyawan. 2.Terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan dengan kinerja karyawan. 3.Terdapat pengaruh antara Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan.

4.Motivasi memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap Kinerja Karyawan PT. Sinar Sentosa Perkasa. Maulv i Nizar/ 2011 Analisis pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

(Studi Pada PT. Pos Indonesia Cabang Kudus) 1.Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan. 2.Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif dengan menggunaka n program SPSS.

1.Budaya organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. 2.Kepemimpinan

(23)

Berdasarkan latar belakang mengenai hasil pra penelitian terhadap sistem

kepemimpinan dan budaya organisasi yang berlaku di PT. Soci Mas dalam

memanajemen perusahaan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya

manusia khususnya mengenai kinerja karyawan maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang”.

1.2Batasan Masalah

Batasan masalah yang diteliti adalah:

1. Objek penelitian adalah karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang.

2. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh kepemimpinan dan budaya

organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat

dirumuskan masalah penelitian yang akan dibahas adalah:

1. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.

Soci Mas?

2. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada

PT. Soci Mas?

3. Apakah kepemimpinan dan budaya organisasi secara bersama berpengaruh

terhadap kinerja karyawan pada PT. Soci Mas?

(24)

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

pada PT. Soci Mas.

2. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan

pada PT. Soci Mas.

3. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi

terhadap kinerja karyawan pada PT.Soci Mas.

1.5Manfaat Penelitian

a. Manfaat ilmiah/teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

bagi penulis serta menambah ilmu yang telah didapatkan di bangku

kuliah.

2) Sebagai referensi dan studi kepustakaan bagi peneliti lain di masa yang

akan mendatang.

b. Manfaat Praktis

1) Menambah wawasan pengetahuan pada bidang Teori Kepemimpinan

dan Budaya Organisasi khususnya pada masalah yanag diteliti yaitu

pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan yang terdapat pada suatu organisasi perusahaan.

2) Memberikan kesempatan kepada peneliti lain bahwa perusahaan dapat

(25)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan

kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk

mengubah sikap, sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan pemimpin.

Tingkah laku kelompok atau organisasi menjadi searah dengan kemauan dan

aspirasi pemimpin oleh pengaruh interpersonal pemimpin terhadap anak buahnya.

Menurut Tead dalam Kartono (2005:57) menyatakan kepemimpinan adalah

kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam buku lain menurut Davis dalam Arifin

(2012:4) kepemimpinan adalah kemampuan mempersuasi orang-orang untuk

mencapai tujuan yang tegas dengan gairah (leadership is the ability to persuade

other to seek defined objectives enthusiastically).

Menurut Kartono (2007:34-35) pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan,

temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku

dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya

ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Sehingga muncullah

beberapa tipe kepemimpinan. Misalnya tipe-tipe karismatis, paternalistis,

militeristis, otokratis, laissez faire, populis, administratif, demokratis.

W.J Reddin dalam artikelnya What Kind of Manager, dan disunting oleh

(26)

Kartono, 2007:34-35), menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar,

yaitu:

a. Berorientasi tugas (task orientation),

b. Berorientasi hubungan kerja (relationship orientation),

c. Berorientasi hasil yang efektif (effectivess orientation)

Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi tersebut, dapat ditentukan delapan

tipe kepemimpinan, yaitu:

1. Tipe deserter (pembelot)

Sifatnya: bermodal rendah, tidak memiliki rasa keterlibatan, tanpa pengabdian,

tanpa loyalitas dan ketaatan, sukar diramalkan.

2. Tipe birokrat.

Sifatnya: correct, kaku, patuh pada peraturan dan norma-norma, ia adalah

manusia organisasi yang tepat, cermat, berdisiplin, dan keras.

3. Tipe misionaris (missionary).

Sifatnya: terbuka, penolong, lembut hati, ramah-tamah.

4. Tipe developer (pembangunan).

Sifatnya: kreatif, dinamis, inovatif, memberikan/melimpahkan wewenang

dengan baik, menaruh kepercayaan pada bawahan.

5. Tipe otokrat.

Sifatnya: keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, sombong,

bandel.

6. Benevolent autocrat (otokrat yang bijak).

(27)

7. Tipe compromiser (kompromis)

Sifatnya: plintat-plintut, selalu mengikuti angin tanpa pendirian, tidak

mempunyai keputusan, berpandangan pendek dan sempit.

8. Tipe eksekutif.

Sifatnya: bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang baik,

berpandangan jauh, tekun.

Melihat fakta riil yang terjadi, ada banyak faktor yang mempengaruhi alur

proses kepemimpinan terlebih fakta atau dinamika keorganisasian yang terjadi.

Menurut Setiawan dan Muhith (2013:31-34) Ada beberapa faktor yang

mempunyai relevansi atau pengaruh positif terhadap proses kepemimpinan dalam

organisasi, antara lain: a) Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan

harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan

pengalamannya akan memengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan; b) Harapan

dan perilaku atasan; c) Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan memengaruhi

terhadap apa gaya kepemimpinan; d) Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga

akan memengaruhi gaya pemimpin; e) Iklim dan kebijakan organisasi

memengaruhi harapan dan perilaku bawahan; dan f) Harapan dan perilaku rekan.

Faktor-faktor ini jika di gambarkan dalam sebuah ilustrasi akan tampak sebagai

(28)

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan

Sumber: Setiawan dan Muhith (2013)

Oleh sebab itu, dalam sub bab ini dalam mendeskripsikan tentang

faktor-faktor dominan yang memengaruhi proses kepemimpinan dapat dipetakan atau

dipolakan sebagai berikut:

Kemampuan

Jabatan Situasi

Gambar 2.2 Segitiga faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan Sumber: Setiawan dan Muhith (2013)

Pengharapan dan Perilaku Atasan

(2)

Kepribadian, Pengalaman Kebutuhan

Masa Lalu, dan Harapan Tugas (1) (4)

Efektivitas Kepemimpinan

Iklim dan Kebijakan Harapan dan Perilaku

Organisasi Rekanan

(5) (6)

Karakteristik, Harapan, dan Perilaku bawahan

(3)

(29)

a. Faktor Kemampuan Individu

Dalam kepemimpinan, faktor pribadi yang berupa berbagai kompetensi

seorang pemimpin sangat mempengaruhi proses kepemimpinannya. Dalam hal

ini, konsepsi kepemimpinan umumnya memusatkan perhatian kepada pribadi

pemimpin dengan berbagai kualitas atau kemampuan yang dimilikinya.

b. Faktor Jabatan

Seorang pemimpin harus memiliki citra tentang perilaku

kepemimpinannya yang digunakan sehingga sesuai dengan situasi yang

menyertainya. Oleh karena itu, dia harus memahami konsep peranan (role

consept). Selain itu, seorang pemimpin harus tanggap terhadap situasi

eksternal. Dalam hal ini berupa tuntutan perilaku yang berasal dari orang lain.

Peristiwa ini disebut dengan “harapan peranan” (role ekspektation).

c. Faktor Situasi dan Kondisi

Seorang pemimpin dalam hal ini harus memiliki fleksibilitas yang tinggi

terhadap situasi dan kondisi yang menyertai para bawahannya. Seorang

pemimpin harus memahami dengan baik tipe kepemimpinan situasional

kontingensi. Dalam dunia pendidikan yang menjunjung tinggi profesionalitas,

maka dalam rangka menciptakan kepemimpinan yang efektif, ketiga hal

tersebut harus mendapat perhatian serius. Pemimpin yang dipilih harus orang

yang benar-benar pilihan dan amanah terhadap jabatan yang diembannya.

Faktor-faktor tersebut sangat selaras dengan sepuluh rekomendasi yang

dikeluarkan oleh Manuel London dkk, bahwa determine organizational goals,

current conditions, and anticipated shift in your organization and environment

(30)

beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap gaya atau perilaku yang

diterapkan oleh pemimpin dalam organisasi.

Kepemimpinan pada dasarnya adalah proses mempengaruhi orang lain.

Adapun indikator dari kepemimpinan menurut Bass dan Solio dalam Arif (2010)

adalah:

a. Kharisma mengarahkan pada perilaku kepemimpinan tranformasional yang

mana pengikut berusaha kerja keras melebihi apa yang dibayangkan. Para

pengikut khususnya mengagumi, menghormati dan percaya sebagaimana

pimpinannya. Mereka mengidentifikasi pimpinan sebagai seseorang

sebagaimana visi dan nilai-nilai yang mereka perjuangkan.

b. Stimulasi intelektual adalah upaya memberikan dukungan kepada pengikut

untuk lebih inovatif dan kreatif dimana pemimpin mendorong pengikut untuk

menanyakan asumsi, memunculkan ide baru.

c. Individual consideration, pemimpin transformasional memberikan perhatian

khusus pada kebutuhan setiap individu untuk berprestasi dan berkembang,

dengan jalan sebagai pelatih, penasehat, guru fasilitator, orang terpercaya dan

konselor.

d. Motivasi inspirasi dimana pimpinan menggunakan berbagai simbol untuk

memfokuskan usaha atau tindakan dan mengekspresikan tujuan dengan

cara-cara sederhana. Ia juga membangkitkan semangat kerja sama tim, antusiasme

(31)

2.2 Budaya Organisasi

Penggunaan istilah budaya organisasi dengan mengacu pada budaya yang

berlaku dalam perusahaan, karena pada umumnya perusahaan itu dalam bentuk

organisasi, yaitu kerja sama antar beberapa orang yang membentuk kelompok atau

satuan kerja sama tersendiri. Istilah budaya berasal dari bahasa Sansekerta, yakni

buddhaya sebagai bentuk jamak dari budddhi yang berarti akal. Disini tampaknya

menekankan kepada aspek kolektif, bahwa budaya adalah hasil kerja dari

sejumlah akal dan bukan hanya satu akal individual saja. Di dalamnya mencakup

tiga unsur, yakni cipta, rasa, dan karsa (pikiran, perasaan dan keinginan/kehendak)

(Kusdi, 2011:11).

Menurut Sutrisno (2010:2) budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai

perangkat sistem nilai-nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs),

asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan

diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan

pemecahan masalah-masalah organisasinya. Dalam buku lain menurut Luthans

dalam Lako (2004:29), budaya organisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai

yang mengarahkan perilaku anggota organisasi.

Budaya organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dianut

oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi

lain. Sistem makna bersama ini, bila diamati dengan lebih seksama, merupakan

seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi itu. Menurut

Robbin (1996:289) riset paling baru mengemukakan tujuh karakteristik primer

(32)

1. Inovasi dan pengambilan risiko. Sejauh mana para karyawan didorong untuk

inovatif dan mengambil risiko.

2. Perhatian ke rincian. Sejauh mana para karyawan diharapkan memperlihatkan

presisi (kecermatan), analisis, dan perhatian kepada rincian.

3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada

teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.

4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek

hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi itu.

5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim,

bukannya individu-individu.

6. Keagresifan. Sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan

bukannya santai-santai.

7. Kemantapan. Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya

status quo sebagai kontras dari pertumbuhan.

Tiap karakteristik ini berlangsung pada suatu continuum dari rendah ke tinggi.

Maka dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan

diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi

dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai

organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota

diharapkan berperilaku.

Dari sisi fungsi, budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi. Pertama,

budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya kerja

menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.

(33)

organisasi. Ketiga, budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan

komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.

Keempat, budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan sistem sosial (Robbins

dalam Sutrisno, 2010:10).

Dalam hubungan dengan segi sosial, budaya berfungsi sebagai perekat

sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan

standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh

para karyawan. Akhirnya, budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna

dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.

(Gordon dalam Sutrisno, 2010:11).

Perkembangan dan kesinambungan suatu perusahaan akan sangat

tergantung pada budaya perusahaan. Menurut Susanto dalam Sutrisno (2010:27),

mengemukakan bahwa budaya suatu perusahaan dapat dimanfaatkan sebagai

andalan daya saing suatu perusahaan dalam menghadapi perubahan dan tantangan.

Budaya organisasi juga dapat dijadikan sebagai rantai pengikat untuk

menyamakan persepsi atau arah pandang anggota organisasi terhadap suatu

permasalahan sehingga akan menjadi satu kekuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Beberapa manfaat budaya organisasi dikemukakan oleh Robins dalam

Sutrisno (2011:27-28) sebagai berikut:

1. Membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan

organisasi yang lain. Setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda

sehingga perlu memiliki akar budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan

(34)

2. Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi para anggota organisasi. Dengan

budaya organisasi yang kuat, anggota organisasi akan merasa memiliki

identitas yang merupakan ciri khas organisasi.

3. Mementingkan tujuan bersama daripada mengutamakan kepentingan individu.

4. Menjaga stabilitas organisasi. Kesatuan komponen – komponen organisasi

yang direkatkan oleh pemahaman budaya yang sama akan membuat kondisi

organisasi relatif stabil.

Keempat fungsi tersebut menunjukkan bahwa budaya organisasi dapat

membentuk perilaku dan tindakan karyawan dalam menjalankan aktivitasnya di

dalam organisasi, sehingga nilai – nilai yang ada dalam budaya organisasi perlu

ditanamkan sejak dini pada setiap individu organisasi.

Menurut Miler dalam Sutrisno (2010:14-15) mengatakan bahwa masa

mendatang ditandai oleh kompetisi global, dan perusahaan yang sukses ialah yang

mampu mengelola budaya baru dengan nilai-nilai yang mengembangkan perilaku

ke arah keberhasilan yang kompetitif. Kita sedang memasuki era baru dan

peradaban baru yang bersifat global, saling tergantung, saling bersaing, yang

ditandai oleh:

1. Motivasi berdasar atas imbalan materi saja semakin tidak memadai.

Kebutuhan-kebutuhan pribadi yang bersifat materi semakin menurun,

sedangkan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat rohani semakin meningkat.

Manajer yang berhasil harus belajar semangat baru yang produktif di dalam

perusahaan. Pekerjaan manajer harus membantu karyawannya dalam

(35)

2. Sifat-sifat pekerjaan menjadi kurang fisikal, dalam arti kurang menyadarkan

pada kekuatan fisik semata-mata, melainkan lebih banyak bersifat kognitif,

karena karyawan dituntut untuk lebih berpikir kreatif, belajar, dan turut ambil

bagian;

3. Pada masa sekarang karyawan mempunyai banyak pilihan yang lebih luas

daripada sebelumnya. Ia dapat pindah, berlatif, dan berorganisasi. Manajemen

dengan intimidasi mulai lenyap, dan manajemen dengan keterlibatan atau

partisipasi serta dorongan positif mulai dilaksanakan;

4. Jumlah manajer akan menurun drastis. Pekerja-pekerja yang berpengetahuan

membutuhkan hanya sedikit pengawas apabila mereka dilatih sepenuhnya,

dilibatkan, ditugasi, dan diberi imbalan yang layak. Manajer-manajer yang

masih ada dan bertahan ialah para teknisi ahli yang akan memberikan

konsultasi dengan seni membuat komitmen, bukan seni memerintah;

5. Persaingan dunia tidak saja dalam bidang teknologi, tetapi juga dalam bidang

kemampuan manajemen. Kita sedang ditantang, bukan karena negara-negara

lain sedang mengembangkan teknologinya, tetapi mereka menantang kita

dalam keterampilan manajemen. Kemampuan manajemen akan menjadi

penentu yang paling kritikal bagi keberhasilan perusahaan dan bangsa dalam

persaingan yang baru.

Menurut Ouchi dalam Sutrisno (2011:13) ada tujuh jenis nilai yang menjadi

pengukur budaya perusahaan:

1. Komitmen pada karyawan;

2. Evaluasi terhadap karyawan;

(36)

4. Kontrol;

5. Pembuatan keputusan;

6. Tanggung jawab; dan

7. Perhatian pada manusia.

2.3 Kinerja Karyawan

Pada umumnya, kinerja diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di

dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Teori mengenai kinerja dikemukakan oleh

Miner dalam Sutrisno (2010:170), kinerja adalah bagaimana seseorang diharapkan

dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan

kepadanya. Menurut Wibowo (2007:4) kinerja merupakan implementasi dari

rencana yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber

daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan.

Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber daya manusianya

akan memengaruhi sikap dan perilakunya dalam menjalankan kinerja.

Menurut Irianto dalam Sutrisno (2010:171), mengemukakan kinerja

karyawan adalah prestasi yang diperoleh seseorang dalam melakukan tugas.

Keberhasilan organisasi tergantung pada kinerja para pelaku organisasi

bersangkutan. Oleh karena itu, setiap unit kerja dalam suatu organisasi harus

dinilai kinerjanya, agar kinerja sumber daya manusia yang terdapat dalam

unit-unit dalam suatu organisasi tersebut dapat dinilai secara objektif. Berdasarkan

definisi-definisi tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud

kinerja karyawan adalah hasil kerja karyawan dilihat pada aspek kualitas,

(37)

ditetapkan oleh organisasi. Menurut Miner dalam Sutrisno (2010:172-173)

mengemukakan secara umum dapat dinyatakan empat aspek dari kinerja, yaitu

sebagai berikut:

1. Kualitas yang dihasilkan, menerangkan tentang jumlah kesalahan, waktu dan

ketepatan dalam melakukan tugas.

2. Kuantitas yang dihasilkan, berkenaan dengan berapa jumlah produk atau jasa

yang dapat dihasilkan.

3. Waktu kerja, menerangkan akan berapa jumlah absen, keterlambatan, serta

masa kerja yang telah dijalani individu pegawai tersebut.

4. Kerja sama, menerangkan akan bagaimana individu membantu atau

menghambat usaha dari teman sekerjanya.

Dengan keempat aspek kinerja diatas dapat dikatakan bahwa individu

mempunyai kinerja yang baik bila dia berhasil memenuhi keempat aspek tersebut

sesuai dengan target atau rencana yang telah ditetapkan oleh organisasi. Menurut

Swanson dan Graudous dalam Sutrisno (2010:173) menjelaskan bahwa dalam

sistem, berapa pun ukurannya, semua pekerjaan saling berhubungan. Hasil dari

seperangkat kinerja pekerjaan adalah masukan bagi usaha kinerja lainnya. Karena

saling bergantung, apa yang tampaknya merupakan perolehan kinerja yang kecil

dalam suatu aspek pekerjaan dapat menghasilkan perolehan besar secara

keseluruhan. Jadi, produktivitas suatu sistem bergantung pada kecermatan dan

efisiensi perilaku kinerja.

Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja

(38)

mencapai hasil kerja. Namun, hasil pekerjaan itu sendiri juga menunjukkan

kinerja. Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk suatu organisasi

mempunyai kinerja yang baik, yaitu menyangkut pernyataan tentang maksud dan

nilai-nilai, manajemen strategis, manajemen sumber daya manusia,

pengembangan organisasi, konteks organisasi, desain kerja, fungsionalisasi,

budaya, dan kerja sama.(Wibowo, 2007:67).

Menurut Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2007:74), faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut:

1. Personal factors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang

dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.

2. Leadership factors, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan

dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.

3. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan

sekerja.

4. System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang

diberikan organisasi.

5. Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan

perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Seperti diketahui tujuan organisasi hanya dapat dicapai, karena organisasi

tersebut didukung oleh unit-unit kerja yang terdapat didalamnya. Terdapat

beberapa cara untuk peningkatan kinerja karyawan. Menurut Stoner dalam

Sutrisno (2010:184-185), mengemukakan adanya empat cara, yaitu:

(39)

Seorang manajer harus mampu membedakan secara objektif antara mereka

yang dapat memberi sumbangan berarti dalam pencapaian tujuan organisasi

dengan mereka yang tidak. Dalam konteks penilaian kinerja memang harus ada

perbedaan antara karyawan yang berprestasi dengan karyawan yang tidak

berprestasi. Oleh karena itu, dapat dibuat keputusan yang adil dalam berbagai

bidang, misalnya pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia), penggajian, dan

sebagainya.

2. Pengharapan

Dengan memerhatikan bidang tersebut diharapkan bisa meningkatkan kinerja

karyawan. Karyawan yang memiliki nilai kinerja tinggi mengharapkan pengakuan

dalam bentuk berbagai pengharapan yang diterimanya dari organisasi. untuk

mempertinggi motivasi dan kinerja, mereka yang tampil mengesankan dalam

bekerja harus diidentifikasi sedemikian rupa sehingga penghargaan memang jatuh

pada tangan yang memang berhak.

3. Pengembangan

Bagi yang bekerja dibawah standar, skema untuk mereka adalah mengikuti

program pelatihan dan pengembangan. Sedangkan yang di atas standar, misalnya

dapat dipromosikan kepada jabatan yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil laporan

manajemen, bagaimanapun bentuk kebijakan organisasi dapat terjamin keadilan

dan kejujurannya. Untuk itu diperlukan suatu tanggung jawab yang penuh pada

manajer yang membawahinya.

4. Komunikasi

Para manajer bertanggung jawab untuk mengevaluasi kinerja para karyawan

(40)

melakukan secara akurat, para manajer harus mengetahui kekurangan dan masalah

apa saja yang dihadapi para karyawan dan bagaimana cara mengatasinya. Di

samping itu, para manajer juga harus mengetahui program pelatihan dan

pengembangan apa saja yang dibutuhkan. Untuk memastikannya, para manajer

perlu berkomunikasi secara intens dengan karyawan.

Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yakni memperoleh

keuntungan. Organisasi perusahaan hidup karena aktivitas yang dilakukan oleh

para karyawannya. Sesuai dengan unit kerja yang terdapat dalam organisasi

perusahaan, maka masing-masing unit dinilai kinerjanya, agar kinerja sumber

daya manusia yang terdapat dalam unit dapat dinilai secara objektif. Untuk

mengetahui kinerja karyawan diperlukan kegiatan-kegiatan khusus. Menurut

Bernardin dan Russel dalam Sutrisno (2010:179) ada enam kinerja primer yang

dapat digunakan untuk mengukur kinerja, yaitu:

1. Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan

kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan.

2. Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, unit,

dan siklus kegiatan yang dilakukan.

3. Timeliness, merupakan sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu

yang dikehendaki, dengan memerhatikan koordinasi output lain serta waktu

yang tersedia untuk kegiatan orang lain.

4. Cost effectiveness, merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber daya

organisasi (manusia, keuangan, teknologi, dan material) dimaksimalkan untuk

mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit

(41)

5. Need for supervision, merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat

melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang

supervisior untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.

6. Interpersonal impact, merupakan tingkat sejauh mana pegawai memelihara

harga diri, nama baik, dan kerja sama di antara rekan kerja dan bawahan.

2.4 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan

Pimpinan perusahaan merupakan orang yang paling berpengaruh untuk

menentukan aktivitas dan kebijakan yang harus dijalankan oleh karyawan.

Keberadaan seorang pemimpin di dalam lingkungan organisasi merupakan faktor

yang sangat menentukan bagi maju mundurnya organisasi. Dalam proses

sosialisasi, peran pemimpin sangat diperlukan untuk memberikan dukungan dan

koordinasi yang tepat bagi karyawan terutama karyawan baru untuk lebih

memahami organisasinya. (Sutrisno, 2011:34).

Menurut Wibowo (2007:66) kepemimpinan dan gaya kepemimpinan

dalam organisasi sangat berperan dalam memengaruhi kinerja karyawan.

Bagaimana pemimpin menjalin hubungan dengan pekerja; bagaimana mereka

memberi penghargaan kepada pekerja yang berprestasi; bagaimana mereka

mengembangkan dan memberdayakan pekerjanya; sangat memengaruhi kinerja

sumber daya manusia yang menjadi bawahannya. Namun, kinerja suatu organisasi

tidak hanya dipengaruhi oleh sumber daya manusia di dalamnya, tetapi juga oleh

sumber daya lainnya seperti dana, bahan, peralatan,teknologi dan mekanisme

(42)

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aditya (2010) dan Maramis (2013)

menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

2.5 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

Hubungan antara budaya organisasi (organizational culture) dengan

sukses-gagalnya kinerja suatu organisasi diyakini oleh para ilmuwan perilaku

organisasi dan manajemen serta sejumlah peneliti akuntansi manajemen sangat

erat. Budaya organisasi diyakini merupakan faktor penentu utama terhadap

kesuksesan kinerja ekonomi suatu perusahaan (Kotter dan Heskett 1992, Hofstede

1991, Wilhelm 1992, Martin 1992, Mondy dan Noe 1996, Krietner dan Kinicki

1995, dan Luthans dalam Lako 2004:28). Keberhasilan suatu organisasi untuk

mengimplementasikan aspek-aspek atau nilai-nilai (values) budaya organisasinya

dapat mendorong organisasi tersebut tumbuh dan berkembang secara

berkelanjutan. Pengelolaan secara efektif terhadap budaya organisasi dapat

menjadi sumber keunggulan kompetitif.

Menurut Lako (2004:50) pembentukan budaya perusahaan yang kuat,

adaptif dan transformasional diyakini Kotter dan Heskett (1992) dapat

berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja dan keunggulan perusahaan

dalam jangka panjang. Budaya perusahaan yang kuat juga diyakini Smircich

(1983) dapat berperan sebagai (1) variabel independen yang mempengaruhi

praktik-praktik manajemen dan sikap pegawai, dan (2) sebagai variabel intern

yang berperan mengkonseptualisasikan organisasi dalam proses produksi atau

(43)

dilakukan oleh Arif (2010) dan Porwani (2010) menyatakan bahwa budaya

organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

2.6 Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

Dalam hubungan antara kepemimpinan dan budaya organisasi dengan

kinerja terdapat pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian tersebut didukung oleh

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arif (2010) dan Maramis (2013) yang

menunjukkan pengaruh positif kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap

kinerja karyawan.

2.7 Kerangka Konseptual

Menurut Juliandi dan Irfan (2013:114) kerangka konseptual merupakan

penjelasan ilmiah mengenai preposisi antarkonsep/ antar konstruk atau pertautan/

hubungan antarvariabel penelitian. Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah

pengaruh dari Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap kinerja karyawan

pada PT. Soci Mas Deli Serdang. Dengan variabel yang akan diteliti yaitu

Kepemimpinan (X1) dan Budaya Organisasi (X2) sebagai variabel bebas, Kinerja

(44)

Kepemimpinan (X1)

Kinerja Karyawan

Budaya

Organisasi (X2)

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka dapat digambarkan lebih

lanjut sebagai berikut:

[image:44.595.121.466.164.288.2]

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Analisis pendekatan asosiatif bertujuan

menganalisis permasalahan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya

Juliandi dan Irfan (2013:90). Sifat penelitian ini adalah untuh mengetahui dan

menjelaskan pengaruh variabel yang terdiri dari: kepemimpinan dan budaya

organisasi terhadap kinerja karyawan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di Jalan Pulau Irian No.2 KIM I Mabar Deli

Serdang. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan, mulai dari

bulan April 2015 sampai bulan Mei 2015. Waktu penelitian akan dilakukan sesuai

dengan kebutuhan pengumpulan data penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Juliandi dan Irfan (2013:50), populasi merupakan totalitas dari

seluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian. Dalam buku lain

menurut Suharso (2009:56), populasi adalah seluruh elemen penelitian,

biasanya dapat berupa orang, produk, lembaga, industri, dan sebagainya.

(46)

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. Soci Mas

yang berjumlah 490 orang yang menjadi populasi pada penelitian ini.

b. Sampel

Menurut Suharso (2009:56) Sampel merupakan suatu himpunan bagian

dari populasi yang anggotanya disebut sebagai subjek, sedangkan anggota

populasi adalah elemen.

Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar dalam

Juliandi dan Irfan 2013:59), dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

n = Ukuran sampel

N= Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih dapat

ditolerir.

Dengan demikian jumlah sampel penelitian yang diperoleh adalah:

n= 490 1+490(0,1)2

n= 490 1+5

(47)

Dengan persen kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10%. Artinya, tingkat

keyakinan bahwa sampel mewakili populasi adalah 90%. Dengan demikian

jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 83 orang.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Probability Sampling. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel

dimana seluruh anggota/elemen populasi memiliki peluang (probability) yang

sama untuk dijadikan sebagai sampel (Juliandi dan Irfan 2013:52). Peneliti

menentukan sampel menggunakan teknik Proporsional Random Sampling karena

populasi terdiri dari beberapa bagian, sehingga dapat diketahui berapa orang yang

akan diambil sebagai responden masing-masing unit kerja pada PT. Soci Mas Deli

Serdang. Karyawan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah paling tidak

harus sudah bekerja lebih dari satu tahun dan karyawan yang termasuk

didalamnya adalah karyawan operasional saja, petugas kebersihan/OB tidak

termasuk didalamnya, karena mereka tidak berperan langsung dalam operasional

perusahaan.

3.4 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari pernyataan yang ada

pada perumusan masalah penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013:45). Berdasarkan

masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

1.H₀ : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan terhadap

Kinerja Karyawan.

H₁ : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan terhadap Kinerja

(48)

2.H₀ : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Budaya Organisasi

terhadap Kinerja Karyawan.

H₂ : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Budaya Organisasi terhadap

Kinerja Karyawan.

3.H₀ : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan dan

Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.

H₃ : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan dan Budaya

Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.

3.5 Definisi Konsep

1. Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan

kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang

membedakan dirinya dari orang lain (Menurut Kartono, 2007:34-35).

2. Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai-nilai

(values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau

norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para

anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan

masalah-masalah organisasinya (Menurut Sutrisno, 2010:2).

3. Kinerja karyawan adalah prestasi yang diperoleh seseorang dalam melakukan

tugas. Keberhasilan organisasi tergantung pada kinerja para pelaku organisasi

bersangkutan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, penulis

menyimpulkan bahwa yang dimaksud kinerja karyawan adalah hasil kerja

(49)

untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi (Irianto dalam

Sutrisno, 2010:171).

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan operasionalisasi dari variabel, berupa

pengukuran (measurement) atau pengujian (test) suatu variabel. Pengukuran atau

pengujian tersebut bisa dilihat dari indikator, kriteria, tolak ukur, alat ukur, alat uji

untuk menentukan kualitas atau kuantitas sesuatu variabel (Juliandi dan Irfan

2013:118).

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X₁ & X₂) dalam hal ini adalah Kepemimpinan (X₁) dan

Budaya Organisasi (X₂):

a. Kepemimpinan (X₁) dapat diukur dengan indikator sebagai berikut (Bass

dan Solio dalam Arif 2010):

1) Individual consideration, pemimpin transformasional memberikan

perhatian khusus pada kebutuhan setiap individu untuk berprestasi dan

berkembang, dengan jalan sebagai pelatih, penasehat, guru fasilitator,

orang terpercaya dan konselor.

2) Stimulasi intelektual adalah upaya memberikan dukungan kepada pengikut

untuk lebih inovatif dan kreatif dimana pemimpin mendorong pengikut

untuk menanyakan asumsi, memunculkan ide baru.

3) Kharisma mengarahkan pada perilaku kepemimpinan tranformasional

yang mana pengikut berusaha kerja keras melebihi apa yang dibayangkan.

(50)

sebagaimana pimpinannya. Mereka mengidentifikasi pimpinan sebagai

seseorang sebagaimana visi dan nilai-nilai yang mereka perjuangkan.

4) Motivasi inspirasi dimana pimpinan menggunakan berbagai simbol untuk

memfokuskan usaha atau tindakan dan mengekspresikan tujuan dengan

cara-cara sederhana. Ia juga membangkitkan semangat kerja sama tim,

antusiasme dan optimisme diantara rekan kerja dan bawahannya.

b. Budaya Organisasi (X₂) dapat diukur dengan indikator sebagai berikut

(Ouchi dalam Sutrisno 2011:13):

1) Komitmen pada karyawan;

2) Evaluasi terhadap keryawan;

3) Karier;

4) Kontrol;

5) Pembuatan keputusan;

6) Tanggung jawab; dan

7) Perhatian pada manusia.

2. Variabel terikat (Y) dalam hal ini menurut Bernardin dan Russel dalam

Sutrisno (2010:179) ada enam kinerja primer yang dapat digunakan untuk

mengukur kinerja yaitu:

1) Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan

kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan.

2) Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah,

(51)

3) Timeliness, merupakan sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada

waktu yang dikehendaki, dengan memerhatikan koordinasi output lain

serta waktu yang tersedia untuk kegiatan orang lain.

4) Cost effectiveness, merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber

daya organisasi (manusia, keuangan, teknologi, dan material)

dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian

dari setiap unit penggunaan sumber daya.

5) Need for supervision, merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja

dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan

pengawasan seorang supervisior untuk mencegah tindakan yang kurang

diinginkan.

6) Interpersonal impact, merupakan tingkat sejauh mana pegawai

memelihara harga diri, nama baik, dan kerja sama di antara rekan kerja

dan bawahan.

Berdasarkan indikator tersebut maka operasional variabel penelitian

[image:51.595.112.493.583.752.2]

ditentukan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Indikator Subindikator

1. Kepemimpinan (X1)

Individual

Consideration

a. Memberikan instruksi dan

keterangan yang faktual

b. Dapat dipercaya dan

peduli.

(52)

Intelektual inovatif

d.Mendorong bawahan

Kharisma e. Rasa percaya dengan

pimpinan.

f. Memperlakukan orang lain

dengan adil.

Motivasi Inspirasi g. Mampu membangkitkan

semangat kerja

h. Membangkitkan rasa

percaya diri

2. Budaya Organisasi

(X2)

Komitmen pada

karyawan

a. Komitmen terhadap

nilai-nilai perusahaan

b. Memperbolehkan

kebebasan berpendapat.

Evaluasi terhadap

karyawan

c. Memberikan solusi dan

bantuan ketika mengalami

kendala

Karier d. Menginformasikan ukuran

keberhasilan pekerjaan.

Kontrol e. Koordinasi dengan rekan

kerja dan pimpinan

Pembuatan

keputusan

f. Membuat keputusan yang

tidak merugikan salah satu

(53)

g. Kebebasan bertindak dalam

pengambilan keputusan

Tanggung jawab h. Memberikan upah yang

cukup.

i. Menyelesaikan pekerjaan

sesuai prosedur.

Perhatian pada

manusia

j. Pemenuhan fasilitas dalam

penyelesaian pekerjaan.

3. Kinerja Karyawan (Y)

Quality (Kualitas) a. Kualitas kerja

Quantity

(Kuantitas)

b. Kuantitas kerja yang

maksimal

Timeliness

(ketepatan waktu)

c. Menggunakan waktu

dengan maksimal

d. Hadir Tepat waktu

Cost Effectiveness

(Efektivitas Biaya)

e. Bekerja dengan rapi dan

teliti

f. Mencapai hasil yang

maksimal.

Need for

supervision

(keperluan

pengawasan)

g. Mematuhi peraturan

walaupun tidak ada

pengawasan.

h. Berinisiatif dalam

melakukan pekerjaan.

(54)

Impact (dampak

antarpribadi)

j. Membina hubungan baik

dengan rekan kerja

Sumber: PT. Soci Mas, diolah peneliti 2015

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah apa dan bagaimana cara peneliti dalam

mengumpulkan data (Juliandi dan Irfan 2013:121).

3.7.1 Sumber Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dapat mendukung penelitian ini,

maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a) Data Primer

Data Primer adalah data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri (bukan oleh

orang lain

Gambar

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Segitiga faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan
Gambar : 2.3 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini ditunjukkan oleh nilai p

R Square Change F Change df1 df2 Sig. Nilai koefisien determinasi adalah 0,765. Ini bearti 76,5% variasi yang terjadi pada variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R 2 ), nilai R Square sebesar 0.595 berarti sebesar 59.5 % kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh Komitmen Organisasioanl dan

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R 2 ), nilai R Square sebesar 0.250 berarti sebesar 25.0 % kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh Pelatihan sedangkan sisanya

Soci Mas Deli Serdang” maka dengan segala kerendahan hati saya mohon kepada Bapak/Ibu bersedia untuk mengisi angket ini sesuai dengan kondisi yang Bapak/Ibu alami dalam

Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk suatu organisasi mempunyai kinerja yang baik, yaitu menyangkut pernyataan tentang maksud dan nilai-nilai, manajemen

Bapak Arifin Nasution, S.Sos, M.SP selaku Sekertaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara sekaligus

Skripsi ini merupakan karya yang penulis tuntaskan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Admnistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan