• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Perizinan Usaha Asuransi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 Ditinjai Dari Persepektif Hukum Administrasi Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Perizinan Usaha Asuransi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 Ditinjai Dari Persepektif Hukum Administrasi Negara"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERIZINAN KHUSUSNYA TENTANG IZIN ASURANSI

A. Pengertian Perizinan

Izin adalah suatu keputusan adminstrasi negara yang memperkenankan

suatu perbuatan yang pada umumnya dilarang, tetapi diperkenankan dan bersifat

konkrit.

N.M Spelt dan J.B.J.M ten Berge membagi pengertian izin dalam arti luas dan

sempit, yaitu sebagai berikut:

Izin merupakan salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum

administrasi. Pemerintah menggunakan izin sebagai sarana yuridis untuk

mengemudikan tingkah laku para warga.

Izin ialah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang

atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari

ketentuan-ketentuan larangan perundangan.

Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang memohonnya

untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang. Ini

menyangkut perkenaan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum

mengharuskan pengawasan khusus atasnya (paparan luas dari pengertian izin).

Izin (dalam arti sempit) adalah pengikatan-pengikatan pada suatu

peraturan, izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat

(2)

yang buruk. Tujuannya ialah mengatur tindakan-tindakan yang oleh pembuat

undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercela namun diamana yang

menginginkan dapat melakukan pengawasan sekadarnya.

Hal yang pokok pada izin (dalam arti sempit) ialah bahwa suatu tindakan

dilarang, terkecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan

yang berkaitan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap kasus.

Disisi lain bila dilihat dari keputusan tata usaha negara itu sendiri, izin memiliki

sifat-sifat keputusan tersebut, yaitu bahwa izin bersifat konkrit. Artinya objek

yang diputuskan dalam tata usaha negara itu tidak abstrak melainkan berwujud,

tertentu,dan ditentukan.14

Adalah penetapan yang bersifat deklaratoir, menyatakan bahwa suatu

perundang-undangan tidak berlaku bagi kasus sebagaimana diajukan oleh seorang

pemohon. Dispensasi ialah keputusan administrasi Negara yang membebaskan

suatu perbuatan dari kekuasaan peraturan yang menolak perbuatan tersebut.

Izin memiliki sifat individual, artinya bahwa dalam izin itu harus

disebutkan dengan jelas siapa yang diberikan izin.

Dalam perizinan ada istilah beberapa istilah lain yang sedikit banyak

memiliki kesejajaran dengan izin dimana hal ini sering dikenal dengan izin khusus

yang artinya yaitu persetujuan terlihat adanya kombinasi antara hukum publik

dengan hukum prifat, dengan kata lain izin khusus adalah penyimpangan dari

sesuatu yang dilarang. Izin yang dimaksud yaitu :

1. Dispensasi

14

(3)

W.F Prins mengatakan bahwa dispensasi adalah tindakan pemerintahan yang

menyebabkan suatu peraturan undang–undang menjadi tidak berlaku bagi

sesuatau hal yang istimewa. Menurut Ateng Syafrudin, dispensasi bertujuan untuk

menembus rintangan yang sebetulnya secara normal tidak diizinkan, jadi

dispensasi berarti menyisihkan pelarangan dalam hal yang khusus.

2. Lisensi

Adalah suatu izin yang memberikan hak untuk menyelenggarakan suatu

perusahaan. Lisesnsi digunakan untuk menyatakan suatu izin yang

memperkenankan seseorang untuk menjalanankan suatu perusahaan. Linsesi

merupakan izin untuk melakukan suatu yang bersifat komersial serta

mendatangkan laba dan keuntungan

3. Konsesi

Adalah suatu penetapan administrasi negara yang secara yuridis dan

kompleks, oleh karena merupakan seperangkat dispensasi-dispensasi, jiin-ijin,

serta lisensi-lisensi disertai dengan pemberian semacam wewenang pemerintah

terbatas pada konsensionaris. Konsesi tidak mudah diberikan oleh karena banyak

bahaya penyelundupan, kekayaan bumi dan bersangkutan. Wewenang pemerintah

diberikan kepada konsensionaris walupun terbatas dapat menimbulkan masalah

pilitik dan sosial yang cukup rumit, oleh karena perusahaan pemegang konsesi

tersebut dapat memindahkan kampung, dapat membuat jaringan jalan, listrik dan

telepon, membentuk barisan keamanan, mendirikan rumah sakit dan segala sarana

(4)

Istilah konsesi yang merupakan suatu izin yang berhubungan dengan

pekerjaan besar dimana kepentingan umum terlibat erat sekali sehingga

sebenarnya pekerjaan itu menjadi tugas dari pemerintah, tetapi oleh pemerintah

diberi hak penyelenggaraannya kepada konsesionaris (pemegang izin) yang bukan

pejabat pemerintah. Bentuknya dapat berupa kombinasi antara lisensi dengan

pemberian status tertentu dengan hak atau kewajiban serta syarat – syarat tertentu.

Izin dapat dikatakan sebagai keputusan tata usaha negara karena

dikeluarkan oleh pejabat tata usaha negara, yaitu pemerintah atas permohonan

yang diajukan oleh badan hukum perdata atau perorangan. Pemerintah merupakan

pejabat tata usaha negara, karena melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan

urusan pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah dengan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Bersifat final, dimana dengan izin seseoarang telah mempunyai hak untuk

melakukan sesuatu perbuatan hukum sesuai dengan isinya yang secara definitif

dapat menimbulkan akibat hukum tertentu.15

Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi sertifikasi, penentuan kuota

dan izin untuk melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau Adapaun pengertian perizinaan adalah salah satu bentuk pelaksanaan

fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah

terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.

15

(5)

diperoleh suatu organisasi perusahan atau seseorang sebelum yang bersangkutan

dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan.

Dengan memberi izin, pengusaha memperkenankan orang yang memohon

untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang demi

memperhatikan kepentingan umum yang mengharuskan adanya pengawasan.

Hal pokok pada izin, bahwa sesuatu tindakan dilarang kecuali diperkenankan

dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang bersangkutan dilakukan

dengan cara-cara tertentu.

Fungsi lain dari Izin adalah :

Izin merupakan Instrumen yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk

mempengaruhi para warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkannya guna

mencapai suatu tujuan konkret. Sebagai suatu instrumen, izin berfungsi selaku

ujung tombak instrument hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang

masyarakat adil dan makmur itu dijelmakan. Hal ini berarti lewat izin dapat

diketahui bagaimana gambaran masyarakat adil dan makmur itu terwujud.

Surat izin yang diberikan bagi para pengusaha baik yang kecil, menengah

dan besar ini tentu memiliki fungsi yang sangat penting demi berlangsungnya

usaha yang kita akan jalani. Berikut beberapa fungsinya:

a. Surat yang menyatakan usaha kita telah sah di mata hukum negara Indonesia

b. Kedepannya tidak akan tersandung hukum terkecuali kita berbuat salah seperti

berlaku curang

c. Mudah diurus bila ingin mendaftarkannya sebagai franchise

(6)

lolos dan dimyatakan baik di mata hukum

e. Surat pernyataan bahwa kita diperbolehkan membuka usaha sesuai apa

yang telah kita daftarkan

Izin usaha sangat penting diperlukan guna mendukung berjalannya suatu kegiatan

usaha. Baik untuk izin usaha suatu perusahaan maupun untuk usaha-usaha lainnya

yang memerlukan izin Memiliki izin usaha artinya mempunyai identitas bagi

suatu usaha, sehingga usaha yang dijalankan merupakan legal dan sah sebab

mempunyai lisensi atau izin dari instansi pemerintah yang berwewenang.

Fungsi lain dari izin ialah untuk memberikan kepastian hukum bagi pemohon dan

masyarakat, sebagai tindakan preventif untuk menghadapi pihak-pihak yang

mengganggu, dan sebagai pengaman secara hukum.

Ketentuan tentang perizinan mempunyai fungsi yaitu sebagai fungsi

penertib dan pengatur. Sebagai fungsi penertib dimaksudkan agar izin atau setiap

izin ataw tempat-tempat usaha, bangunan dan bentuk kegiatan masyarakat lainnya

bertentangan satu sama lain, sehingga ketertiban dalam setiap segi kehidupan

masyarakat dapat terwujud.

Sebagai fungsi mengatur dimaksudkan agar perizinan yag ada dapat dilaksanakan

sesuai dengan peruntukannya, sehingga terdapat penyalahgunaan izin yang telah

diberikan, dengan kata lain, fungsi pengaturan ini dapat disebut juga sebagai

fungsi yang dimiliki oleh pemerintah.16

16

(7)

B. Perizinan Sebagai Instrumen Pengendalian

Hukum perizinan merupakan kajian hukum administrasi negara yakni

hukum publik yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah

dipusat maupun di daerah sebagai aparatur penyelenggaraan negara mengingat

hukum perizinan ini berkaitan dengan pemerintah, maka mekanisme dapat

dikatakan bahwa hukum perizinan termasuk disiplin ilmu hukum administrasi

negara atau hukum tata pemerintahan seperti yang kita ketahui pemerintah adalah

sebagai pembinaan dan pengendalian dari masyarakat dan salah satu fungsi

pemerintah dibidang pembinaan dan pengendalian izin adalah pemberian izin

kepada masyarakat dan organisasi tertentu yang merupakan mekanisme

pengendalian administratif yang harus dilakukan didalam praktek pemerintahan.

Instrumen pengendalian merupakan bagian dari upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam undang-undang Nomor

32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam

Pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa “Perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan

fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.” Hal yang serupa juga diatur

dalam pasal selanjutnya yaitu dalam Pasal 4 yang menyatakan bahwa

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:

(8)

b.Pemanfaatan;

Dari kedua ketentuan tersebut diketahui bahwa upaya pengendalian

merupakan bagian dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Berdasarkan Pasal 13 Pengendalian

pencemaran da /atau kerusakan lingkungan hidup meliputi:

a. Pencegahan;

b. Penanggulangan; dan

18

e.Amdal

f.UKL-UPL

Selanjutnya sesuai dengan Pasal 14 instrumen pencegahan pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup terdiri atas:

a.KLHS

b.Tata ruang

c.Baku mutu lingkungan hidup

d.Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

17

Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 4

18

(9)

g.Perizinan

h.Instrumen ekonomi lingkungan hidup

i.Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup

j..Anggaran berbasis lingkungan hidup

k.Analisis risiko lingkungan hidup

l.Audit lingkungan hidup dan

m.Instrumen lain sesuai dengan kebutuhandan/atau perkembangan film

pengetahuan.19

Dalam setiap rencana kegiatan, penanggung jawab kegiatan dan atau usaha

akan selalu dibebani oleh suatu instrumen perlindungan yang disebut izin dalam

rangka menata ketertiban sebagai instrument preventif.

Di antara ke tiga belas instrumen pencegahan tersebut perizinan merupakan

instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai ujung tombak dalam

mengendalikan aktivitas rakyatnya. Esensi dari tindakan hukum pemerintah

berupa perizinan adalah melarang seseorang atau suatu badan hukum tertentu

melakukan suatu kegiatan dan/atau usaha tanpa mendapatkan persetujuan terlebih

dahulu dari badan atau pejabat tata usaha Negara yang berwenang. Sehingga

setiap usaha dan/atau kegiatan baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan izin

terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang.

20

19

Ibid, pasal 14 20

(10)

Siti Rangkuti menyatakan bahwa perizinan merupakan instrument yang

sangat penting dalam rangka pengendalian lingkungan.21

Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Spelt dan ten Berge, dalam izin

dapat dipahami bahwa suatu pihak tidak dapat melakukan sesuatu kecuali

diizinkan. Artinya kemungkinan untuk seseorang atau suatu pihak tertutup kecuali

diizinkan oleh pemerintah. Dengan demikian, pemerintah mengikatkan perannya

dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang atau pihak yang bersangkutan.

N.M. Spelt dan J.B.J.M. ten Berge, izin merupakan suatu persetujuan dari

penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam

keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan (izin

dalam arti sempit)

22

Pemerintah dalam menggunakan wewenang publik wajib mengikuti

aturan-aturan hukum administrasi negara agar tidak terjadi penyalahgunaan Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi, sertifikasi, penentuan kuota

dan izin untukmelakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau

diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan

dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan.

Hal di atas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa penetapan perizinan

sebagai salah satu instrument hukum dari pemerintah ialah untuk mengendalikan

kehidupan masyarakat agar tidak menyimpang dari ketentuan hukum yang

berlaku, serta membatasi aktifitas masyarakat agar tidak merugikan orang lain.

21

Siti Sundari Rangkuti, Hukum lingkungan dan Kebijakan Publik, (Surabaya : Airlangg University Press, 2010), hal 3

22

(11)

wewenang. Keputusan-keputusan tersebut terikat pada tiga asas hukum, yakni:

1. Asas yuridikitas (rechtmatiheid), artinya keputusan pemerintahan maupun

administratif tidak boleh melanggar hukum;

2. Asas legalitas (wetmatigheid), artinya keputusan harus diambil berdasarkan

suatu kesatuan undang-undang;

3. Asas diskresi (discretie, freies ermessen), artinya pejabat penguasa tidak boleh

menolak mengambil keputusan dengan alasan ‘tidak ada peraturannya’. Oleh

karena itu, diberi kebebasan untuk mengambil keputusan menurut pedapatnya

sendiri asalkan tidak melanggar asas yuridiksi dan asas legalitas. Penggunaan

kewenangan yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya untuk mengatur,

tetapi juga untuk menetapkan. Dalam hal penetapan yang ditujukan kepada

individu, kewenangan pemerintah harus dilaksanakan melakukan sesuatu usaha

yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau

seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau

tindakan.

Hal di atas berdasarkan pada hukum yang jelas sehingga dapat di

pertanggungjawabkan. Salah satu penetapan yang banyak dikeluarkan pemerintah

adalah izin.23

Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang

memohonya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya

dilarang demi memperhatikan kepentingan umum yang mengharuskan adanya

pengawasan.

23

(12)

Hal pokok pada izin, bahwa sesuatu tindakan dilarang kecuali

diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang bersangkutan

dilakukan dengan cara-cara tertentu. Penolakan izin terjadi bila kriteria-kriteria

yang telah ditetapkan oleh penguasa tidak dipenuhi.

Perizinan merupakan instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah

sebagai ujung tombak dalam mengendalikan aktivitas rakyatnya. Esensi dari

tindakan hukum pemerintah berupa perizinan adalah melarang seseorang atau

suatu badan hukum tertentu melakukan suatu kegiatan dan/atau usaha tanpa

mendapatkan persetujuan/perkenan terlebih dahulu dari badan atau pejabat tata

usaha negara yang berwenang. Sehingga setiap usaha dan/atau kegiatan baru dapat

dilaksanakan setelah mendapatkan izin terlebih dahulu dari pejabat yang

berwenang.

Dalam setiap rencana kegiatan, penanggung jawab kegiatan dan atau usaha

akan selalu dibebani oleh suatu instrument perlindungan yang disebut izin dalam

rangka menata ketertiban sebagai instrument preventif.

menyatakan bahwa perizinan merupakan instrument yang sangat penting dalam

rangka pengendalian lingkungan.

Izin merupakan wewenang yang bersifat hukum publik, wewenang

tersebut dapat berupa wewenang ketatanegaraan (staasrechtelijk bevoehdheid),

bisa juga berupa wewenang administrasi (administratiefrechtelijk bevoehdheid).

Dengan wewenang tersebut penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan

menggunakan sarana izin sebagai sarana yuridis untuk mengatur tingkah laku

(13)

melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya dilarang. Dengan kata lain melalui

perizinan diberikan perkenan untuk melakukan sesuatu yang diliarang, berarti

esensi dari perizinan adalah dilarangnya suatu tindakan, kecuali diperkenankan

dengan izin.

Perizinan dengan karakteristik yuridisnya sebagai perbuatan hukum

bersegi satu dapat membebankan kewajiban-kewajiban tertentu secara sepihak

kepada masyarakat.24

24

Asep Warlan Yusuf dalam I Made Arya Utama, 2007, Hukum Lingkungan, SistemHukum erizinan Berwawasan Lingkungan Untuk Pembangunan Berkelanjutan, (Bandung:Pustaka Sutra) hlm 56

Oleh karena itu instrumen perizinan merupakan salah satu

wujud keputusan pemerintah yang paling banyak dipergunakan dalam Hukum

Administrasi untuk mempengaruhi dan mengendalikan tindakan masyarakat

agarmau mengikuti cara yang dianjurkan oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Dengan karakteristik yang demikian pemerintah dapat mempersyaratkan

setiap rencana kegiatan dan/atau usaha yang memiliki dampak terhadap

lingkungan hidup agar dilakukan atas persetujuan Pemerintah dalam bentuk

perizinan berwawasan lingkungan hidup.

Izin sebagai sarana yuridis dari pemerintah, pada hakekatnya ditetapkan

untuk mengkonkritisasikan wewenangnya dengan beberapa tujuan (motif)

tertentu. Menurut Spelt dan Ten Berge, tujuan (motif) menggunakan sistem

perizinan dapat berupa:

a.Kegiatan mengarahkan (mengendalikan–‘sturen’) akivitas-aktivitas tertentu

(14)

b. Mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izin lingkungan);

c. Keinginan melindungi objek-objek tertentu (izin tebang, izin membongkar pada

monumen-monumen);

d. Hendak membagi benda-benda yang sedikit (izin penghuni di daerah padat

penduduk);

e. Pengarahan, dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas (izin

berdasarkan “Drank-en Horecawet, dimana pengurus harus memenuhi

syarat-syarat tertentu). 25

Dengan kata lain, setiap tindakan hukum pemerintah baik dalam

menjalankan fungsi pengaturan maupun fungsi pelayanan harus didasarkan pada

wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang–undangan yang berlaku.

Untuk dapat melaksanakan dan menegakkan ketentuan hukum positif perlu

wewenang. Tanpa wewenang tidak dapat dibuat keputusan yuridis yang bersifat Dalam kaitannya dengan izin yang diperlukan dalam perolehan izin asuransi,

maka adapun motif yang terkandung di dalamnya adalah motif untuk

mengarahkan/mengendalikan. Motif untuk mengarahkan/ mengendalikan adalah

untuk mengarahkan agar aktivitas yang dilaksanakan tidak bertentangan dengan

peraturan undangan. Tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan disini adalah dimaksudkan agar usaha yang dijalankan tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan usaha

yang akan diselenggarakan, untuk proses perizinan terkait usaha tersebut perlu

memperhatikan beberapa peraturan peraturan perundang-undangan khususnya.

25

(15)

konkret. Pembuatan dan penerbitan ketetapan izin merupakan tindakan hukum

pemerintahan, sebagai tindakan hukum maka harus ada wewenang yang diberikan

oleh peraturan perundang-undangan atau harus berdasarkan pada asas legalitas.

Tanpa dasar wewenang, tindakan hukum itu menjadi tidak sah, oleh karena itu

dalam hal membuat dan menerbitkan izin haruslah didasarkan pada wewenang

yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena tanpa

adanya dasar wewenang tersebut ketetapan izin tersebut menjadi tidak sah. Pada

umumnya pemerintah memperoleh wewenang untuk mengeluarkan izin itu

ditentukan secara tegas dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar

perizinan itu. Akan tetapi, dalam penerapannya, menurut Marcus Lukman,

kewenangan pemerintah dalam bidang izin itu bersifat berupa kewenangan bebas,

dalam arti kepada pemerintah diberi kewenangan untuk mempertimbangkan atas

dasar inisiatif sendiri hal – hal yang berkaitan dengan izin, misalnya pertimbangan

tentang:

2). Kondisi-kondisi apa yang memungkinkan suatu izin dapat diberikan kepada

pemohon.

2). Bagaimana mempertimbangkan kondisi-kondisi tersebut.

3). Konsekuensi yuridis yang mungkin timbul akibat pemberian atau penolakan

izin dikaitkan dengan pembatasan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

4). Prosedur apa yang harus diikuti atau dipersiapkan pada saat dan sesudah

keputusan diberikan baik penerimaan maupun penolakan pemberian izin.

(16)

Organ pemerintah adalah organ yang menjalankan urusan pemerintah baik di

tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Menurut Sjahran Basah, dari

penelusuran berbagai ketentuan penyelenggaraan pemerintahan dapat

diketahui, bahwa mulai dari administrasi tertinggi ( Presiden ) sampai dengan

administrasi terendah (Lurah) dapat memberikan izin, yang didasarkan pada

jabatan yang dijabatnya baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

Telepas dari beragamnya organ pemerintah atau administrasi negara yang

mengeluarkan izin, yang pasti adalah bahwa izin hanya boleh dikeluarkan oleh

organ pemerintahan. Beragamnya organ pemerintahan yang berwenang

memberikan izin, dapat menyebabkan tujuan dari kegiatan yang membutuhkan

izin tertentu menjadi terhambat, bahkan tidak mencapai sasaran yang hendak

dicapai. Artinya campur tangan pemerintah dalam bentuk regulasi perizinan

dapat menimbulkan kejenuhan bagi pelaku kegiatan yang membutuhkan izin,

apalagi bagi kegiatan usaha yang menghendaki kecepatan pelayanan dan

menuntut efisiensi.

6. Peristiwa kongkrit

Izin merupakan instrument yuridis yang berbentuk ketetapan yang digunakan

oleh pemerintah dalam menghadapi peristiwa kongkret dan individual.

Peristiwa kongkret artinya peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, orang

tertentu , tempat tertentu dan fakta hukum tertentu. Karena peristiwa konkret

ini beragam, sejalan dengan keragaman perkembangan masyarakat, maka izin

pun memiliki berbagai keragaman. Izin yang jenisnya beragam tersebut dibuat

(17)

macam izin dan struktur organisasi instansi yang menerbitkannya.

7. Prosedur dan persyaratan

Pada umumnya permohonan izin harus menempuh prosedur tertentu yang

ditentukan oleh pemerintah, selaku pemberi izin. Selain itu pemohon juga harus

memenuhi persyaratan – persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh

pemerintah atau pemberi izin. Prosedur dan persyaratan perizinan itu berbeda –

beda tergantung jenis izin, tujuan izin, dan instansi pemberi izin. Menurut

Soehino, syarat-syarat dalam izin itu bersifat konstitutif dan kondisional.

Konstitutif karena ditentukan suatu perbuatan atau tingkah laku tertentu yang

harus (terlebih dahulu) dipenuhi. Sedangkan kondisional karena penilaian

tersebut baru ada dan dapat dilihat serta dapat dinilai setelah perbuatan atau

tingkah laku yang disyaratkan itu terjadi. Penentuan prosedur dan persyaratan

perizinan ini dilakukan secara sepihak oleh pemerintah, meskipun demikian tidak

boleh membuat atau menentukan prosedur dan persyaratan menurut kehendaknya

sendiri secara sewenang-wenang, tetapi harus sejalan dengan peraturan perundang

– undangan yang menjadi dasar dan perizinan tersebut. Dengan kata lain, tidak

boleh menentukan persyaratan yang melampaui batas tujuan yang hendak dicapai

oleh peraturan hukum yang menjadi dasar perizinan yang bersangkutan. 26

(18)

C. Pengertian Asuransi dan Perjanjian Asuransi 1. Pengertian Asuransi

Asuransi dalam undang-undang nomor. 2 tahun 1992 Asuransi tentang Usaha

Perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi

asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab

hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari

suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang

didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima

risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan,

ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang

dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung" untuk

risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh

"penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif,

dan keuntungan.27

27

Ibid, pasal 1 ayat 1

Dalam Undang-Undang nomor 40 tahun 2014 tentang Usaha perasuransian

Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan

pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan

(19)

a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena

kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung

jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau

pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti ,atau

b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau

pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang

besarnya telah ditetapkan dan/ atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.28

Secara umum istilah asuransi atau pertanggungan dapat mempunyai

berbagai arti dan batasan, sesuai dengan siapa yang memberikannya dan

dipergunakan untuk sasaran apa. Asuransi atau pertanggungan dapat ditelaah dan

diberi batasan dari bidang-bidang ekonomi, hukum, bisnis, matematika atau

sosial. Dalam hal ini istilah asuransi, maupun pertanggungan dipergunakan secara

bersamaan dan ditelaah dari dua dua sisi yang sama . Asuransi atau pertanggungan

dilihat dan ditelaah dari sisi dan kedudukannya sebagai suatu lembaga atau

institusi, ternyata lembaga tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang

sebenarnya masuk dalam sisi kedua dari asuransi atau pertanggungan itu sendiri.

Kedua asuransi atau pertanggungan dapat dilihat sebagai suatu kegiatan,

sedangkan kegiatan yang dimaksud dalam hal ini adalah sebagai suatu perjanjian

yang tidak lain adalah perjanjian asuransi. Perjanjian-perjanjian asuransi tersebut,

dilakukan oleh lembaga dengan banyak pihak dengan frekuensi relatif tinggi 2. Perjanjian Asuransi

28

(20)

dalam jangka waktu yang juga relatif panjang sesuai dengan batas usia lembaga

itu sendiri.

Perusahaan asuransi dengan mengadakan perjanjian-perjanjian asuransi dan nanti

pada suatu saat perusahaan asuransi melaksanakan kewajibannya sesuai dengan

perjanjian. Dalam hal ini perusahaan berfungsi sebagai lembaga penerima dan

pengambil risiko pihak lain. Pembayaran sejumlah uang yang disebut premi

merupakan penerimaan dan pengambilalihan risiko oleh perusahaan asuransi.

Kumpulan dana yang relatif menjadi sangat besar dari pembayaran premi yang

diterima perusahaan dapat dimanfaatkan untuk operasional perusahaan.

Suatu premi mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskan dari

kerugian karena kehilangan, kerugian atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan

yang akan dapat diderita olehnya, karena suatu kejadian yang belum pasti.

Perjanjian asuransi atau pertanggungan itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

a). Perjanjian asuransi merupakan suatu perjanjian penggantian kerugian

(shcadeverzekering atau indemniteits contract). Penanggung mengikatkan diri

untuk menggantikan kerugian karena pihak tertanggung menderita kerugian

dan yang diganti itu adalah seimbang dengan kerugian yang

sungguh-sungguh diderita (prinsipin demnitas).

b). Perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian bersyarat.

c). Perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian timbal balik.

Kerugian yang diderita adalah sebagai akibat dari peristiwa yang tidak

tertentu atas mana diadakan pertanggungan. Untuk menyatakan kapan perjanjian

(21)

kedua pihak, dari sudut pandang ilmu hukum terdapat 2 (dua) teori perjanjian

tersebut:

1.Teori tawar-menawar (bargaining thoery)

Menurut teori ini, setiap perjanjian hanya akan terjadi antara kedua belah

pihak apabila penawaran (offer) dari pihak yang satu dihadapkan dengan

penerimaan (acceptance) oleh pihak yang lainnya dan sebaliknya. Keunggulan

toeri tawar-menawar adalah kepastian hukum yang diciptakan berdasarkan

kesepakatan yang dicapai oleh kedua Pihak dalam asuransi antara tertanggung dan

penanggung.

2.Teori penerimaan (acceptance theory).

Dalam hukum Belanda, teori ini disebut ontvangst theorie mengenai saat

kapan perjanjian asuransi terjadi dan mengikat tertanggung dan penanggung, tidak

ada ketentuan umum dalam undang-undang perasuransian, yang ada hanya

persetujuan kehendak antara pihak-pihak .

Menurut teori penerimaan, perjanjian asuransi terjadi dan mengikat pihak-pihak

pada saat penawaran sungguh-sungguh diterima oleh tertanggung. Atas nota

persetujuan ini kemudian dibuatkan akta perjanjian asuransi oleh penanggung

yang disebut polis asuransi. Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat

secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis. Polis ini merupakan

satu-satunya alat bukti tertulis untuk membuktikan bahwa asuransi telah terjadi. Untuk

mengatasi kesulitan jika terjadi sesuatu setelah perjanjian namun belum sempat

(22)

sudah di tandatangi tetapi belum diserahkan kepada tertanggung kemudian terjadi

evenemen yang menimbulkan kerugian tertanggung.

Perjanjian asuransi, pada dasarnya merupakan suatu perjanjian yang

mempunyai karakteristik yang dengan jelas akan memberikan suatu ciri khusus,

apabila dibandingkan dengan jenis perjanjian yang lain. Hal ini secara jelas

dibahas dalam buku-buku Anglo Saxon yang secara umum diberikan adalah:

Perjanjian asuransi adalah perjanjian yang bersifat aletair (aleatary),

merupakan perjanjian, yang prestasi penanggung masih harus digantungkan pada

peristiwa yang belum pasti, sedangkan prestasi tertanggung sudah pasti. Dan

meskipun tertanggung sudah memenuhi prestasinya dengan sempurna, pihak

penanggung belum pasti berprestasi dengan nyata.

Perjanjian asuransi adalah perjajian bersyarat (Conditional), merupakan

suatu perjanjian yang prestasi penanggung hanya akan terlaksana apabila

syarat-syarat yang ditentukan dalam perjanjian dipenuhi.

Perjanjian asuransi adalah perjanjian yang bersifat sepihak (unilateral),

hanya satu pihak saja yang memberikan janji yaitu pihak penanggung.

Penanggung memberikan janji akan mengganti suatu kerugian, apabila pihak

tertanggung sudah membayar premi dan polis sudah berjalan, sebaliknya

tertanggung tidak menjanjikan suatuapapun.

Perjanjian asuransi adalah perjajian yang bersifat pribadi (personal),

kerugian yang timbul harus merupakan kerugian orang perorangan, secara pribadi,

(23)

Perjanjian asuransi adalah perjanjian yang melekat pada syarat

penanggung (adhesion), karena di dalam perjanjian asuransi pada hakikatnya

syarat dan kondisi perjanjian hampir seluruhnya ditentukan diciptakan oleh

penanggung/perusahaan asuransi sendiri, dan bukan karena adanya kata sepakat

yang murni atau menawar.

Perjanjian asuransi adalah perjanjian dengan syarat iktikad baik yang

sempurna, perjanjian asuransi merupakan perjanjian dengan keadaan bahwa kata

sepakat dapat tercapai/negoisasi dengan posisi masing-masing mempunyai

pengetahuan yang sama mengenai fakta, dengan penilaian sama penelaahannya

untuk menperoleh fakta yang sama pula, sehingga dapat bebas dari cacat-cacat

tersembunyi.29

Izin sebagai instrument yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk

mempengaruhi para warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkannya guna

mencapai tujuan konkret. Sebagai suatu instrument, izin berfungsi selaku ujung D. Tujuan Perizinan Asuransi

Upaya merealisasi Negara berdasarkan hukum dan mewujudkan

kehidupan bernegara maka hukum menjadi pengarah, perekayasa, dan perancang

bagaimana bentuk masyarakat hukum untuk mencapai keadilan. Berkaitan dengan

hal tersebut perlu adanya pembentukan peraturan dimana harus disesuaikan

dengan perkembangan masyarakat serta tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(24)

tombak instrument hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang

masyarakat adil dan makmur itu dijelmakan. Dapat dikatakan bahwa izin

difungsikan sebagai instrument pengendali atau instumen untuk mewujudkan

masyarakat yang adil dan makmur.

Adapun mengenai tujuan perizinan, hal ini tergantung pada kenyataan

konkret yang dihadapi. Keragaman peristiwa konkret menyebabkan pula dari

tujuan izin ini,berdasarkan yang secara umum dapat disebutkan sebagai berikut :

1. Keinginan mengarahkan aktivitas-aktivitas tertentu (misalnya izin bagunan).

2. Izin mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izin lingkungan).

3. Keinginan melindungi objek-objek tertentu (izin terbang, izin membongkar

pada monument-monumen)

4. Izin hendak membagi benda-benda yang sedikit (izin penghuni di daerah padat

penduduk).

5. Izin memberikan pengarahan, dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-

aktivitas izin berdasarkan “drank en horecawet” dimana pengurus harus

memenuhi syarat-syarat tertentu.

Tujuan dari perizinan asuransi itu sendiri ialah bisa kita lihat pada tujuan

perizian secara umumnya, dan perusahaan asuransi itu sendiri merupakan

lembaga dari pemerintah pada sisi pemerintah tujuan dari perizinan itu ialah :

a.Untuk melaksanakan peraturan

Apakah ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan tersebut sesuai

(25)

ketertiban. Jadi dengan adanya perizinan dari perusahaan asuransi itu sendiri

maka pada praktiknya sudah mengatur ketertiban pada peraturan pemerintah.

b. Sebagai sumber pendapatan daerah

Dengan adanya permintaan permohonan izin, maka secara langsung

pendapatan pemerintah akan bertambah karena setiap izin yang dikeluarkan

pemohon haus membayar retribusi terlebih dahulu. Semakin banyak pula

pendapatan di bidang retribusi tujuan akhirnya, yaitu untuk membiayai

pembangunan.

Jadi pada pemberian perizinan pada asuransi itu bertujuan untuk :

a. Untuk adanya kepastian hukum

b .Untuk adanya kepastian hak

c. Untuk memudahkan mendapatkan fasilitas. Apabila perusahaan asuransi yang

didirikan telah mempunyai izin akan lebih mudah mendapatkan fasilitas.30

(1) Setiap pihak yang melakuka

Perizinan usaha asuransi pada Undang-Undang nomor 2 tahun 1992

tentang Usaha Perasuransian Pasal 9 bahwa :

dari Menteri, kecuali bagi perusahaan yang menyelenggarakan Program

Asuransi Sosial.

(2) Untuk mendapatkan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus

dipenuhi persyaratan mengenai:

a. Anggaran dasar

b.Susunan organisasi

30

(26)

c.Permodaland.Kepemilikan

d.Keahlian di bidang perasuransian

e.Kelayakan rencana kerja

f.Hal-hal lain yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan

31

31

Undang-undang no 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian pasal 9 ayat( 1)

Khusus bagi Badan Usaha Milik Negara yang menyelenggarakan Program

Asuransi Sosial, fungsi dan tugas sebagai penyelenggara program tersebut

dituangkan dalam Peraturan Pemerintah. Hal ini berarti bahwa Pemerintah

memang menugaskan Badan Usaha Milik Negara yang bersangkutan untuk

melaksanakan suatu Program Asuransi Sosial yang telah diputuskan untuk

dilaksanakan oleh Pemerintah. Dengan demikian bagi Badan Usaha Milik Negara

termaksud tidak diperlukan adanya izin usaha dari Menteri.

Untuk mendukung suatu kegiatan usaha perasuransian yang

bertanggung-jawab, perlu adanya anggaran dasar, susunan organisasi yang baik, Jumlah modal

yang memadai, status kepemilikan yang jelas, tenaga ahli asuransi yang

diperlukan sesuai dengan bidangnya, rencana kerja yang layak sesuai dengan

kondisi, dan hal-hal lain yang dikemudian hari diperkirakan dapat mendukung

pertumbuhan usaha perasuransian secara sehat. Yang dimaksud dengan keahlian

di bidang perasuransian dalam ketentuan ini mencakup antara lain keahlian di

bidang aktuaria, underwriting, manajemen risiko. penilai kerugian asuransi, dan

(27)

Tujuan Asuransi itu sendiri adalah :

1). Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita

satu pihak.

2). Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan

pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan

banyak tenaga, waktu dan biaya.

3). Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang

jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yan

timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.

4). Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan

jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.

5). Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan

dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk

asuransi jiwa.

6) Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia

tidak dapat berfungsi (bekerja). 32

Dasar hukum usaha perasuransiandalam Undang- Undang Usaha Perasuransian

Saat ini terdapat peraturan perundang-undangan yang mengatur ketentuan usaha

atau bisnis perasuransian. Undang-undang dimaksud adalah UU Nomor 2 Tahun

1992 tentang Usaha Perasuransian, yang diundangkan dalam Lembaran Negara

Nomor 13 Tahun 1992 tanggal 11 Februari 1992.

(28)

Undang- undang ini mengutamakan pengaturan dari segi bisnis dan publik

administratif. Pengaturan dari segi bisnis artinya menjalankan usaha perasuransian

harus sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Dari segi publik administratif

artinya kepentingan masyarakat dan Negara tidak boleh dirugikan. Jika hal ini

dilanggar maka pelanggaran tersebut diancam sanksi pidana dan sanksi

administratif menurut undang-undang perasuransian. Pelaksanaan Undang-undang

Nomor 2 Tahun 1992 diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992

tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.33

3.Perusahaan Reasuransi.

Pengaturan usaha perasuransian dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992

terdiri dari 13 (tiga belas) bab dan 28 (dua puluh delapan) pasal dengan rincian

substansi sebagai berikut:

Bidang usaha perasuransian meliputi kegiatan:

1.Usaha asuransi, dan

2.Usaha penunjang asuransi.

Jenis usaha perasuransian sebagai meliputi:

1.Usaha asuransi terdiri dari: asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi.

2.Usaha penunjang asuransi terdiri dari: pialang asuransi, pialang reasuransi,

penilai kerugian asuransi, konsultan aktuaria, dan agen asuransi.

Perusahaan Perasuransian meliputi:

1.Perusahaan Asuransi Kerugian.

2Perusahaan Asuransi Jiwa.

diakses

(29)

4.Perusahaan Pialang Asuransi.

5.Perusahaan Pialang Reasuransi.

6.Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi.

7.Perusahaan Konsultan Aktuaria.

8.Perusahaan Agen Asuransi.

Bentuk hukum usaha perasuransian terdiri dari:

1.Perusahaan Perseroan (Persero).

2.Koperasi.

3.Perseroan Terbatas.

4.Usaha Bersama (mutual).

Kepemilikan Perusahaan Perasuransian oleh:

1.Warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia.

2.Warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia bersama dengan

perusahaan perasuransian yang tunduk pada hukum asing.

Perizinan usaha perasuransian oleh Menteri Keuangan.

Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha perasuransian oleh Menteri Keuangan

mengenai:

1.Kesehatan keuangan Perusahaan Asuransi Kerugian, Perusahaan Asuransi Jiwa,

dan Perusahaan Reasuransi.

2.Penyelenggaraan usaha perasuransian dan modal usaha.

Kepailitan dan likuidasi Perusahaan Asuransi melalui keputusan Pengadilan

Niaga.

(30)

1.Sanksi pidana karena kejahatan: menjalankan usaha perasuransian tanpa izin,

menggelapkan premi asuransi, menggelapkan kekayaan Perusahaan Asuransi

dan Reasuransi, menerima atau menadah atau membeli kekayaan Perusahaan

Asuransi hasil penggelapan, pemalsuan dokumen Perusahaan Asuransi,

Reasuransi.

2.Sanksi administratif berupa: ganti kerugian, denda administratif, peringatan,

pembatasan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha perusahaan.34

34

Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 , tentang Usaha Perasuransian

Undang-Undang Asuransi Sosial

Asuransi sosial di Indonesia pada umumnya meliputi bidang jaminan keselamatan

angkutan umum, keselamatan kerja, dan pemeliharaan kesehatan. Program

asuransi sosial diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sesuai

dengan ketentuan Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992.

Perundang-undangan yang mengatur asuransi sosial adalah sebagai berikut:

Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang (Jasa Raharja):

1.Undang- Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib

Kecelakaan Penumpang. Peraturan pelaksanaannya adalah Peraturan

Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965.

2.Undang- Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas

Jalan. Peraturan pelaksanaannya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

(31)

Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek):

1. Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek).

2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1990 tentang Penyelenggaraan

Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 33

Tahun 1977).

3. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 tentang Asuransi Sosial Angkatan

Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI).

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai

Negeri Sipil (ASPNS). 35

35

Referensi

Dokumen terkait

sebagaimana yang terdapat pada bahan hukum primer yaitu, Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik berkaitan dengan penyalahgunaan hak kekebalan dan

Sumbangan efektif keseluruhan model adalah 0.830 atau 83% dan hasil ini merupakan pengaruh komponen kecemasan berkomputer (computer anxiety) , TAM, kelebihan beban kerja

Adapun pembahasan dalam penelitian ini antara lain membahas mengenai sejarah perkembangan manaqibnya mulai dari sejarah berdirinya Pondok Pesantren tersebut sampai

Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi karena didukung oleh kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa

badan hukum atau korporasi serta oleh pengurusnya sebagaimana diatur dalam pasal 46, akan diberikan sanksi sebagaimana diatur dalam KUHP(Kitab Undang-undang Hukum

Konsumen 78 persen merasa puas dengan daging ayam yang dibeli dan sisanya 12 persen tidak puas dengan alasan timbangan yang kurang pas dan keadaan daging yang tidak

a) Dukungan penuh dari Kepala Sekolah dengan memberi sarana penunjang sesuai kemampuan sekolah dengan memberikan motivasi dan langkah tradisi yang diterapkan dalam

Dalam butir 12 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari,