• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Hukum Atas Pemberian Fasilitas Non Fiskal pada Penanaman Modal di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aspek Hukum Atas Pemberian Fasilitas Non Fiskal pada Penanaman Modal di Indonesia"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara,

untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan

dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat kegiatan pembangunan

yang berlangsung tanpa henti, dengan menaikkan tingkat kesejahteraaan

masyarakat dari generasi demi generasi.2

Semua negara yang ada di dunia baik negara-negara maju maupun negara

sedang berkembang tentu melaksanakan pembangunan ekonomi. Maksudnya

untuk menaikkan pendapatan riil perkapita atau paling tidak mempertahankan

tingkat pendapatan yang telah dicapai. Bagi negara sedang berkembang

pembangunan ekonomi jelas dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup

sehingga setaraf dengan tingkat hidup di negara-negara maju. Negara sedang

berkembang saat ini telah menyadari tentang kemiskinan yang dialami dan

perbedaan yang semakin lebar antara negara maju dengan negara yang sedang

berkembang. Tidaklah mudah bagi negara-negara berkembang untuk

2

(2)

melaksanakan program pembangunan.3 Negara berkembang umumnya menyadari bahwa penanaman modal khususnya penanaman modal asing berperan penting di

dalam pembangunan ekonominya.4

Penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan

perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan

pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan

teknologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang

berdaya saing. Tujuan penyelenggaraan penanaman modal hanya dapat tercapai

apabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi,

antara lain melalui perbaikan koordinasi antarinstansi Pemerintah Pusat dan

daerah, penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman

modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif

di bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha. Dengan perbaikan berbagai

faktor tersebut, diharapkan realisasi penanaman modal akan membaik secara

signifikan.5

Penanaman modal sebagai sarana pemulihan ekonomi setidaknya akan

menjadi suatu hubungan ekonomi yang tidak terelakkan. Sebagaimana hubungan

ekonomi internasional lainnya, penanaman modal menjadi suatu tuntutan guna

3

Irawan dkk, Ekonomika Pembangunan, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1997), hlm. 185.

4

Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal, (Bandung: CV Keni Media, 2011), hlm. 1.

5

(3)

memenuhi kebutuhan suatu negara, perusahaan, dan juga masyarakat. Hubungan

tersebut terjadi karena masing-masing pihak saling membutuhkan satu sama lain

dalam memenuhi kebutuhan atau kepentingannya. Pada satu sisi, negara penerima

modal (host country) membutuhkan sejumlah dana, teknologi, dan keahlian atau

skill bagi kepentingan pembangunan dalam bentuk penanaman modal. Di sisi lain,

investor sebagai pihak yang berkepentingan untuk menanamkan modal

memerlukan bahan baku, tenaga kerja, sarana dan prasarana, pasar, jaminan

keamanan, dan kepastian hukum untuk dapat lebih mengembangkan usaha dan

memperbesar perolehan keuntungan.6

Indonesia sudah melakukan upaya menarik modal asing dan dalam negeri

sejak tahun 1967 dengan diundangkannya Undang-Undang No. 1 Tahun 1967

tentang Penanaman Modal Asing. Disusul kemudian dengan Undang-Undang No.

6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.

Karena itulah pemerintah Indonesia sangat

membutuhkan penanaman modal untuk keperluan pembangunan nasional.

7

Kemudian Rapat

Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tanggal 29 Maret 2007 telah

mengesahkan Rancangan Undang-Undang Penanaman Modal menjadi

undang-undang, yaitu Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal.8

Sejak diumumkan Undang-Undang Penanaman Modal, baik asing maupun

dalam negeri, penanaman modal/investasi mulai berkembang di Indonesia pada

6

Ermanto Fahamsyah, Hukum Penanaman Modal, (Yogyakarta, LaksBang PRESSindo, 2015), hlm. 1-2.

7

Asmin Nasution, Transparansi Dalam Penanaman Modal, (Medan: Pustaka Bangsa Press, 2008), hlm. 9.

8Ibid.

(4)

tahun 1967, dan untuk selanjutnya mengalami perkembangan yang pasang surut.

Kemudian pada tahun 1975 mengalami peningkatan, namun pada tahun 1980

mengalami penurunan, tetapi pada tahun 1990 mengalami peningkatan yang agak

menggembirakan. Namun akibat krisis ekonomi dahsyat pada tahun 1997, terjadi

penurunan yang sangat mencolok, bahkan tak tanggung-tanggung, beberapa

investor hengkang ke luar negeri dengan memindahkan usahanya.9

Sejalan dengan perkembangan ekonomi dunia akhir-akhir ini, maka untuk

menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia semakin sulit, tidaklah semudah

dibangdingkan dengan masa yang lampau/sebelumnya. Beberapan negara yang

mempunyai kepentingan dalam menarik investor, seperti RRC, Vietnam, India,

dan beberapa negara ASEAN (Malaysia, Thailand, dan Filipina) dan

negara-negara Amarika Latin juga memiliki berbagai keunggulan, bahkan melebihi

Indonesia seperti tenaga kerja yang lebih murah di India, Singapura, Vietnam, dan

RRC, serta proses perizinan yang jauh lebih mudah dan cepat.10

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai paket kebijakan, antara lain

dengan mengesahkan dan memberlakukan Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal. Latar belakang dikeluarkannya berbagai paket

kebijakan tersebut, antara lain untuk lebih menggairahkan dan meningkatkan

efisiensi kinerja perekonomian nasional.11

9Ibid.

hlm. 80.

10Ibid.

hlm. 81-82.

11Ibid.

(5)

Investor domestik maupun investor asing yang menanamkan investasi di

Indonesia diberikan berbagai kemudahan agar investor domestik ataupun investor

asing mau menanamkan investasinya di Indonesia.12

Fasilitas atau kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada investor

menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam

Negeri jo. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan

Tambahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal

Dalam Negeri dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman

Modal Asing jo. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan

Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal

Asing atau disebut dengan undang-undang yang lama adalah fasilitas

perpajakan.

Kemudahan diberikan agar

dapat meningkatkan kemampuan daya saing dan kualitas penanaman modal,

sehingga dapat menarik penanaman modal untuk menanamkan modalnya di

Indonesia dalam memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan menjangkau pasar

global.

13

Sementara itu, fasilitas penanaman modal yang diberikan kepada investor

menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

(disebut undang-undang baru) adalah berupa fasilitas fiskal dan non fiskal.14

12

Salim HS, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 269.

13 Ibid.

hlm. 345.

(6)

Melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal (UUPM) diberikan fasilitas-fasilitas dalam penanaman modal yang

terdapat dalam Pasal 18 ayat (4) mengenai fasilitas fiskal, kemudian Pasal 21

mengenai fasilitas non fiskal. Namun fasilitas tersebut tidak langsung diberikan

oleh pemerintah bagi semua penanam modal, dalam Pasal 18 ayat (3) UUPM telah

diatur mengenai kriteria investor yang akan mendapat fasilitas penanaman modal.

Setiap penanaman modal berhak mendapatkan berbagai bentuk

kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.15

15

Republik Indonesia, Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 17 Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal. Pasal 4 huruf d.

Terhadap

penggunaan fasilitas penanaman modal, perlu dilakukan pengawasan sebagai

upaya untuk mencegah dan mengurangi terjadinya penyimpangan dalam hal

penggunaan fasilitas penanaman modal.

Untuk itu perlu diketahui lebih lanjut mengenai bagaimana bentuk,

pengawasan, termasuk syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha agar

dapat memperoleh fasilitas tersebut dan aturan lainnya dalam pemberian fasilitas

non fiskal yang diatur dalam undang-undang dalam rangka menarik penanaman

modal/investor untuk berinvestasi di Indonesia guna meningkatkan pertumbuhan

ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan

ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi

nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan

(7)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat judul dari

penulisan skripsi ini yaitu, “Aspek Hukum Atas Pemberian Fasilitas Non

Fiskal pada Penanaman Modal di Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, dalam skripsi yang berjudul

“Aspek Hukum Atas Pemberian Fasilitas Non Fiskal dalam Penanaman Modal di

Indonesia”, maka rumusan masalah dari skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaturan penanaman modal langsung di Indonesia?

2. Bagaimanakah fasilitas penanaman modal di Indonesia?

3. Bagaimanakah aspek hukum atas pemberian fasilitas non fiskal dalam

penanaman modal di Indoneisa?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan

skripsi ini antara lain:

1. Mengetahui pengaturan penanaman modal langsung di Indonesia.

2. Mengetahui fasilitas penanaman modal di Indonesia.

3. Mengetahui aspek hukum atas pemberian fasilitas non fiskal dalam

(8)

Penelitian ini merupakan sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk

memperkuat, membina serta mengembangkan ilmu pengetahuan,16

1. Secara teoritis

Sementara hal

yang diharapkan menjadi manfaat dari adanya penulisan skripsi ini adalah:

Tulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan memberikan

sumbangan pemikiran dalam rangka perkembangan ilmu hukum pada umumnya,

perkembangan hukum ekonomi dan mengenai aspek hukum atas pemberian

fasilitas penanaman modal dalam peraturan perundang-undangan yang ada.

Sehingga dapat memberikan pemahaman terkait pada calon-calon penanam modal

yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia sehingga tujuan dari investasi

sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

dapat tercapai. Secara teoritis penulisan ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran terkait apa-apa saja fasilitas non fiskal yang akan diterima

oleh penanam modal apabila menanamkan modalnya di Indonesia sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Secara praktis

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para

penanam modal yang ingin menanamkan modalnya namun ingin mendapatkan

fasilitas-fasilitas non fiskal penanaman modal berupa fasilitas hak atas tanah,

fasilitas keimigrasian, dan fasilitas perizinan impor.Agar sektor penanaman modal

di Indonesia dapat berkembang dan meningkatkan perekonomian nasional.

16

(9)

D. Keaslian Penulisan

Sebelum melakukan penulisan skripsi yang berjudul “Aspek Hukum Atas

Pemberian Fasilitas Non Fiskal pada Penanaman Modal di Indonesia”, Penulis

telah terlebih dahulu melakukan penelusuran pada perpustakaan di lingkungan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Setelah dilakukan pemeriksaan,

selanjutnya perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

mengeluarkan surat pada tanggal 20 Maret 2017 yang menyatakan tidak ada judul

yang sama, namun judul skripsi ini memiliki kesamaan topik dengan beberapa

judul skripsi. Adapaun judul skripsi yang dimaksud adalah:

1. Perlakuan dan Pemberian Fasilitas Kepada Penanam Modal Menurut

Prespektif UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (disusun

oleh: Bonatua Edynata Manihuruk, NIM: 080200118), setelah penulis

membaca substansi dari skripsi tersebut terdapat perbedaan pembahasan

antara judul skripsi tersebut dengan judul penulisan skripsi ini yaitu bahwa

judul tersebut membahas mengenai ketentuan fasilitas yang diberikan

secara umum dalam Undang-Undang Penanaman Modal. Sedangkan

penulisan skripsi ini lebih spesifik lagi yaitu membahas fasilitas hak atas

tanah, pelayanan keimigrasian, dan perizinan impor.

2. Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam

Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman

Modal Indonesia (disusun oleh: Raphita Ivonne Claudia, NIM:

(10)

dengan penulisan skripsi ini yaitu bahwa judul tersebut membahas

kemudahan (fasilitas) dalam bidang perpajakan pada Kawasan Ekonomi

Khusus).

3. Tinjauan Yuridis Terhadap Fasilitas Keringanan Bea Masuk Bahan Baku

Bagi Kegiatan Investasi Asing Dalam Pembangunan Infrastruktur

Pekerjaan Umum (disusun oleh: Mentari Sari Rembulan, NIM:

120200335). Namun setelah penulis membaca substansi dari skripsi

tersebut terdapat perbedaan pembahasan antara judul skripsi tersebut

dengan judul penulisan skripsi penulis yaitu bahwa judul tersebut hanya

membahas mengenai fasilitas keringanan bea masuk bahan baku yang

merupakan fasilitas fiskal.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membahas mengenai aspek hukum

atas pemberian fasilitas non fiskal pada penanaman modal di Indonesia. Surat

tersebut kemudian dijadikan dasar oleh Ketua Departemen Hukum Ekonomi Prof.

Dr. Bismar Nasution, SH., MH untuk menerima judul skripsi yang diajukan oleh

penulis karena substansi yang dibahas belum pernah dibahas sebelumnya.

Berdasarkan hal tersebut, penulisan skripsi ini adalah asli dari ide, gagasan

dan pemikiran dan usaha sendiri dengan bantuan dari buku-buku penunjang,

peraturan perundang-undangan dan artikel yang berhubungan dengan topik dan

permasalahan yang akan dibahas. Sekalipun di suatu kesempatan terdapat judul

(11)

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Penanaman Modal

Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanamkan modalnya,

baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk

melakukan kegiatan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Pengertian ini

hanya meliputi kegiatan penanaman modal secara langsung (direct investment).

Tidak termasuk penanaman modal yang dilakukan secara portofolio (portofolio

investment) melalui pembelian efek oleh investor di pasar modal sebagaimana

diatur dalam UU tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksananya.17

Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh

penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Dalam Pasal 1 angka 4 UU Penanaman modal, penanaman modal adalah

perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat

berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing.

18

Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha

di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing,

baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan

dengan penanam modal dalam negeri.19

17

Mahmul Siregar, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing, Bahan Kuliah Hukum Investasi Fakultas Hukum USU, Medan 2016.hlm 3.

18

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 1 angka 2.

19

(12)

Penanaman modal yang dimaksud dalam penulisan skripsi ini merupakan

penanaman modal secara langsung (direct investment) yaitu investor hadir

langsung secara fisik ke tempat tujuan investasi dengan membawa seluruh sumber

daya yang dipergunakan, menjalankan kegiatan usaha dan turut mengendalikan

investasi yang bersangkutan.

2. Fasilitas Non Fiskal

Fasilitas penanaman modal adalah keringanan yang diberikan oleh

pemerintah kepada pelaku usaha yang memenuhi kriteria penerima fasilitas

penanaman modal pada bidang-bidang yang telah ditentukan oleh pemerintah.20

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah sarana untuk

melancarkan pelaksanaan fungsi kemudahan.21 Dan pengertian fiskal adalah berkenaan dengan urusan pajak atau pendapatan negara.22

Kumudahan yang dimaksud adalah kemudahan pelayanan dan/atau

perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk memperoleh:

Jadi, fasilitas non fiskal

adalah kemudahan yang diberikan kepada penanaman modal yang melakukan

penanaman modal di Indonesia diluar dari kemudahan dalam bidang perpajakan.

23

a. Hak atas tanah;

b. Fasilitas pelayanan keimigrasian; dan

c. Fasilitas perizinan impor.

20

IBR Supanca dkk, Ikhtisar Ketentuan Penanaman Modal, (Jakarta: The Indonesia Netherlands National Legal Reform Program (NLRP), 2010), hlm. 502.

21

22

23

(13)

F. Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada di

dalam suatu penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,24

1. Jenis, sifat, dan pendekatan penelitian

untuk itu

diperlukan suatu metode penelitian sebagai suatu cara yang dilakukan untuk

memperoleh gambaran data keterangan dari suatu objek yang diteliti. Metode

penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

Sesuai dengan perumusan masalah dalam penelitian ini, maka jenis

penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu

penelitian yang dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan dalam hal

ini Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Peraturan

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 17 Tahun 2015 tentang

Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, dan

peraturan perundang-undangan lainnya.

Sifat penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif

yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan data yang seteliti mungkin

tentang aspek hukum atas pemberian fasilitas non fiskal pada penanaman modal di

Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemberian fasilitas non

fiskal di Indonesia yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan, sehingga

dapat membantu memperkuat pemahaman pembaca dalam memahami pemberian

fasilitas non fiskal pada penanaman modal di Indonesia.

24

(14)

Pendekatan penelitian yang dilakukan terhadap permasalahan dalam

penulisan skripsi ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu dilakukan dengan

cara menganalisis permasalahan dalam penelitian melalui pendekatan terhadap

asas-asas hukum yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam

peraturan perundang-undangan yang ada.

2. Data penelitian

Untuk melakukan penelitian, data dapat diperoleh langsung dari

masyarakat maupun dari daftar pustaka. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan jenis data sekunder sebagai data utama. Data sekunder merupakan

data yang didapat secara tidak langsung dari objek penelitian. Data tersebut

diperoleh dari data yang sudah jadi sebelumnya dan dikumpulan dengan berbagai

cara dan metode oleh pihak lain, baik secara komersial maupun non-komersial.

Data sekunder yang dipakai antara lain:

a. Bahan hukum primer antara lain berupa peraturan perundang-undangan

terkait seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal; Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 17

Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan

Penanaman Modal; Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala

Badan Pertanahan Nasional tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Agraria Tata Ruang Dan Pertanahan

Dalam Kegiatan Penanaman Modal; Peraturan Pemerintah Nomor 40

(15)

Pakai; Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian;

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2005 tentang Visa,

Izin Masuk, dan Keimigrasian; Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

70/M-DAG/PER/9/2015 tentang Angka Pengenal Importir; dan peraturan

perundang-undangan lain terkait dengan fasilitas non fiskal.

b. Bahan hukum sekunder antara lain berupa buku-buku yang berkaitan

dengan judul skripsi, naskah akademik peraturan, artikel-artikel,

hasil-hasil penelitian, laporan-laporan, dan sebagainya yang diperoleh baik dari

media cetak maupun elektronik.

c. Bahan hukum tersier antara lain yang mencakup bahan yang memberi

petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder, seperti kamus hukum, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan lain yang

berkaitan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan

dalam penulisan skripsi ini.

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data penulisan skripsi ini dilakukan dengan teknik

studi pustaka (library research) yakni mengumpulkan dan menghimpun informasi

dan peraturan yang relevan dengan penelitian yang sedang diteliti. Informasi

tersebut diperoleh melalui buku-buku ilmiah, laporan-laporan, peraturan-peraturan

dan sumber-sumber lain baik media cetak maupun elektronik (internet).

(16)

membandingkan buku-buku dan bacaan tersebut dengan setiap permasalahan yang

dibahas dalam penulisan skripsi ini.

4. Analisis Data

Umumnya, penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder

penyajian datanya dilakukan sekaligus dengan analisanya.25 Data sekunder yang sudah diperoleh melalui penelitian kepustakaan ini kemudian disusun secara

sistematis, selanjutnya akan dilakukan metode analisis data secara kualitatif yaitu

dengan cara penguraian, menghubungkan dengan peraturan-peraturan yang

berlaku dan menghubungkan dengan pendapat pakar hukum, dan hasil yang

diperoleh dari analisis ini berbentuk deskripsi.26

G. Sistematik Penulisan

Penulisan ini dibuat secara terperinci dan sistematis, agar memberikan

kemudahan bagi pembacanya dalam memahami makna dan memperoleh

manfaatnya. Penulis membagi skripsi ini ke dalam 5 (lima) bab, selanjutnya setiap

bab terbagi atas beberapa sub bab tersendiri yang tujuannya adalah untuk

mempermudah dalam menguraikan dan mendeskripsikan setiap permasalahan

yang dikaji yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan

skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I tentang pendahuluan, bab ini merupakan gambaran umum dan

menyeluruh yang disusun secara sistematis berkaitan dengan judul skripsi “Aspek

25 Ibid.

hlm. 69.

26

(17)

Hukum Atas Pemberian Fasilitas Non Fiskal pada Penanaman Modal di

Indonesia”. Pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode

penelitian yang memaparkan metode yang digunakan oleh penulis dan sistematika

penulisan.

Bab II tentang pengaturan penanaman modal langsung di Indonesia. Pada

bab ini akan menjelaskan apa pengertian, asas, manfaat dan tujuan

penyelenggaraan kegiatan penanaman modal, dasar hukum kegiatan penanaman

modal di Indoensia, dan pengaturan penanaman modal langsung di Indonesia yang

meliputi kegiatan usaha, persyaratan kepemilikan modal, perizinan, penggunaan

tenaga kerja, hak dan kewajiban serta penyelesaian sengketa.

Bab III tentang fasilitas penanam modal. Pada bab ini menguraikan

tentang bentuk-bentuk fasilitas penanaman modal, tujuan pemberian fasilitas,

persyaratan pemberian fasilitas, serta pengawasan terhadap pemberian fasilitas.

Bab IV tentang aspek hukum atas pemberian fasilitas non fiskal pada

penanaman modal di Indonesia.Bab ini merupakan inti dari permasalahan

penulisan skripsi ini. Pembahasan dalam bab ini merupakan kelanjutan dari bab

sebelumnya yakni tentang fasilitas penanaman modal. Namun pembahasan di

dalam bab ini lebih kepada bagaimana pemberian fasilitas non fiskal pada

penanaman modal di Indonesia. Bab ini menguraikan tentang fasilitas hak atas

(18)

Bab V adalah mengenai kesimpulan dan saran, pada bab ini dikemukakan

rangkuman dari bab-bab terdahulu sehingga dapat ditarik kesimpulan yang

merupakan suatu garis besar dan pemahaman terhadap uraian materi pembahasan

serta sumbangsih saran yang diberikan oleh penulis yang diharapkan dapat

memberikan masukan kepada para penanaman modal yang ingin menanamkan

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan pengertian tersebut, dalam penelitian ini digunakan dua variabel, terdiri dari variabel terikat, yaitu Motivasi Kerja (Y), dan variabel bebas yang

→ sumber dana easternal: mitra industri / hibah dari dalam / luar negeri → diperoleh melalui aompetsi terbuaa.. → aompetsi berbasis aapasitas dan aompetensi menyelesaiaan masalah

semua kolesteatom, meatoplasti yang tidak adekuat dan ketidakpatuhan pasien untuk kontrol setelah

Untuk memudahkan dalam menganalisis data, maka variabel yang digunakan diukur dengan mempergunakan model skala 5 tingkat (likert) yang memungkinkan pemegang polis dapat

This permission does not extend to binding multiple chapters of the book, photocopying or producing copies for other than personal use of the person creating the copy, or

sitanggang (2006) Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta IML, ROE, LDR, QR, CAR,

Ada pun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “apakah melalui penerapan strategi Multiple Intelligence dapat meningkatkan aktivitas belajar

Penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas V SDN 2 Mundar ini dapat disimpulkan (1) Pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan metode eksperimen pada materi