• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Keramba Jaring Apung (Studi Etnografi di Desa Haranggaol)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Keramba Jaring Apung (Studi Etnografi di Desa Haranggaol)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Desa Haranggaol Horisan

Desa Haranggaol termasuk dalam wilayah Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun.Luas desa ini mencapai 1.493,8 Ha. Batas-batas wilayah Desa Haranggaol terdiri dari:

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tangga Batu. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Danau Toba. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bandar Saribu. 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Siboro.

(2)

pinggir jalan menuju desa haranggaol yang masih ditanami oleh masyarakat setempat ditanami dengan bawang merah, cabei, tomat, dan lain-lainnya.

Memasuki wilayah perkampungan, dapat dilihat pemukiman yang bertingkat dengan bangunan papan dan beton berderet membelakangi Danau Toba.Tidaktampak seperti wilayah pedesaan Batak yang terkenal dengan rumah-rumah panggung.Memang hampir seluruh rumah-rumah di Desa Haranggaol sudah berubah menjadi rumah yang lazim dilihat diperkotaan.Haranggaol memiliki sebuah pasar tradisional bernama Tiga Langgiung yang artinya pasar di tepi danau, karena lokasinya yang berdekatan dengan danau.Dahulu pasar dibuka dua kali seminggu setiap senin dan kamis.Tetapi sekarang pasar tradisional ini dibuka sekali seminggu yakni setiap senin. Menurut warga hal ini disebabkan karena kurangnya para pedagang dari beragai penjuru seperti dari Samosir, Silalahi, Seribu Dolok, dan Pematang Raya dan di sebabkan karena maraknya masyarakat membuka keramba jaring apung di danau dan jalur kapal dan pelabuhan sudah tertutup oleh keramba dan tidak adanya hasil pertanian seperti waktu dulu ditambah merosotnya pariwisata.

(3)

Kini aktifitas yang terlihat setiap hari di Haranggaol adalah kesibukan masyarakat Haranggaol dengan berbagai kegiatan sehari-hari, di Desa Haranggaol yang pasti kita lihat ialah lalu lalangnya truk pengangkut ikan hasil panen dan pengangkut bibit. Pada malam hari, hasil panen akan dibawa ke kota sedangkan pagi hari pick uppengangkut bibit sampai dari berbagai tempat seperti Rantau Parapat dan Siantar. Namun ketika ruas kanan dan kiri berpapasan pickup penganggkut ikan, maka salah satu mobil harus mengalah dan menyudutkan mobilnya hampir mendekati jurang.Hal ini terjadi karena jalan menuju desa ini tidak cukup untuk dilalui oleh dua truk atau pickup sekaligus.

2.1.1. Sejarah Desa Haranggaol

(4)

tidak jauh dari kantor sebelumnya. Sehingga sampai saat ini kantor kelurahan ini masih berbentuk kantor balai desa. Penduduk asli Haranggaol adalah suku Simalungun ditambah dengan pendatang seperti suku Toba, Karo dan Jawa.Hingga saat ini Desa Haranggaol bermayoritas suku Simalungun dengan bahasa Simalungun.Masyarakat Haranggaol hidup rukun dan saling berdampingan.

2.1. 2. Bahasa

Bahasa merupakan sarana dalam melakukan pergaulan manusia dalam komunikasinya.Itulah sebabnya bahasa merupakan satu unsur penting dalam kebudayaan.Indonesia yang memiliki keberagaman budaya dipersatukan dengan bahasa nasional yakni bahasa Indonesia.Meskipun demikian di pelosok-pelosok tanah air masih banyak suku bangsa yang masih menggunakan bahasa daerahnya sebagai alat komunikasi.Begitupula yang terdapat di daerah penelitian ini, bahasa yang sering dipergunakan adalah bahasa Simalungun.Hal ini disebabkan mayoritas penduduk di desa ini adalah suku bangsa Simalungun. Memang ada suku lain seperti Batak Toba, Karo, dan jawa. Namun, mereka juga menggunakan Bahasa Simalungun pada saat bertemu dengan orang Batak.Suku bangsa pendatang ini beradaptasi dengan baik sehingga terjadi akulturasi9

9

Akulturasi adalah penyatuan dua kebudayaan atau lebih tanpa menghilangkan kebudayaan aslinya.

(5)

ambia digunakan untuk tutur sebaya.Penyebutan masyarakat untuk keramba jaring apung adalah kolam atau beberapa informan juga menyebutkannya dengan sebutan keramba.Sehingga ketika peneliti dalam tulisannya menyebutkan kolam berarti yang di maksud adalah keramba jaring apung.

2.1. 3. Pola Permukiman Penduduk

Pola permukiman menunjukan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap serta melakukan kegiatan atau aktivitasnya sehari-harinya.Permukiman dapat diartikan sebagai suatu daerah dimana penduduk terkonsentrasi dan hidup bersama menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan, melangsungkan dan mengembangkan hidupnya dikemudian hari.Begitu pula dengan Desa Haranggaol telah mengalami beberapa kali perubahan permukiman untuk mempertahankan, mengembangkan serta melangsungkan kehidupannya.

Persebaran bentuk permukiman pada desa ini berada di sekitar pinggiran Danau Toba.Bentuk rumah yang membelakangi danau dan saling berhadapan dengan rumah lainnya.Adapula rumah yang membelakangi pegunungan seperti disekitar jalan Siboro, Desa Haranggaol jalan besar.Rumah-rumah tersebut membelakangi perbukitan dan berhadapan dengan Tiga10

Menurut informasi yang peneliti kumpulkan di lapangan, kondisi rumah pada sekitar 1974-an berupa rumah bara

.

11

10

Tiga adalah sebutan pasar dalam bahasa daerah.

11

. Rumah bara adalah rumah panggung khas batak yang memiliki panggung, sehingga bagian bawah untuk tempat ternak

(6)

Haranggaol yang mengadu nasib di kota kemudian membenahi rumahnya seperti bentuk-bentuk rumah di kota.Banyak diantara penduduk yang merubah rumahnyadisebabkan pendapatan dari sektor perikanan dalam keramba jaring apung didanau.

Pendapatan dari sektor jaring apung juga mengambil alih dalam perubahan yang terjadi di Haranggaol.Menurut beberapa informan ketika bertani, berdagang dan berpariwisata, pendapatan mereka hanya cukup untuk sekolah anak, dan kebutuhan sehari-hari. Hingga kemudian saat beralih pada mata pencaharian keramba jaring apung mereka mendapat keuntungan yang besar dan mulai biasa membangun rumah mereka, membeli kendaraan dan menambah aset lain. Saat ini, seluruh rumah di Desa Haranggaol telah memakai jasa Perusahaan Listrik Negara (PLN).Untuk mendapatkan air dahulu masyarakat langsung memanfaatkan air sekitar danau untuk kebutuhan mandi dan menyuci pakaian dan perabotan rumah.Namun, saat ini masyarakat tidak perlu kesusahan untuk mendapatkan air bersih tersebut.Sebab, di kelurahan ini telahmemiliki sarana air bersih yang dikelola oleh PAM dan dialiri kerumah-rumahpenduduk.

(7)

Toba, Karo, danJawa.Dengan demikian mayoritas suku di Haranggaol ini adalah suku Batak Simalungun dengan Marga Saragih, Sinaga, Purba dan sedikit bermarga Silalahi, Aritonang, Sirait, Nainggolan dan lain-lain.

2. 1. 3. 1. Sarana Jalan dan Angkutan

Sarana jalan yang terdapat di daerah penelitian berada dalam kondisi yang lumayan baik.Tetapi sarana jalan dari simpang Haranggaol menuju Desa Haranggaol kurang bagus karena pada lokasi ini terdapat sejumlah lubang aspal dan bebatuan yang membahayakan pengendara.Itulah sebabnya para pengendara diharuskan berhati-hati jika melewati lokasi ini. Namun demikian Desa Haranggaol telah memiliki jalan yang menghubungkan satu kelurahan ke kelurahan lain, satu desa menuju desa lain, bahkan dari desa menuju kota.

(8)

truk berupa colt diesel dan mobil pick-up kecil lainnya.Transportasi lainnya adalah kendaraan pribadi penduduk sekitar seperti mobil pribadi dan sepeda motor.

Transportasi yang tidak kalah penting untuk penduduk Haranggaol adalah kapal mesin.Kapal ini digunakan untuk mengangkut keperluan kolam seperti pakan ikan (pellet), bibit dan hasil panen serta keperluan lainnya.Sebenarnya kapal mesin ini adalah angkutan wajib yang harus dimiliki para agen ikan (toke), dan dimiliki sebagian petani ikan dan mayoritas petani keramba jaring apung menggunakan sampan (solu) sebab keperluan para petani sudah ditanggung jawabi oleh para agen ikan.

2. 1. 3. 2.Sarana Kesehatan

(9)

Tabel.1

Sarana Kesehatan di Kelurahan Haranggaol

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas 1

2 Polindes 3

3 Apotik 2

Jumlah 6

Sumber: Kantor Kelurahan Haranggaol 2016

2. 1. 3. 3. Sarana Pendidikan

Daerah Kelurahan Haranggaol memiliki sarana pendidikan berupa gedungsekolah. Gedung sekolah tersebut adalah 1 gedung taman kanak-kanak, 4 gedungsekolah dasar yakni: SDN 1 Haranggaol, SDN 2 Haranggaol, SDN Purba Saribu,SD Inpres Tangga Batu dan 2 gedung sekolah menengah pertama yaitu SMPGKPS Haranggaol dan SMP Santo Agustinus Haranggaol. Sementara untuk Sekolah Menengah Atas masyarakat harus sekolah di luar Haranggaol, umumnyapara orangtua memilih menyekolahkan anaknya di kota seperti Saribudolok,Siantar dan Medan.

(10)

Tabel. 2

Sarana Pendidikan di Kelurahan Haranggaol

No Jenis Sekolah Nama dan Tempat Sekolah Jumlah 1 Taman Kanak-kanak TK Santo Fransiskus Jalan

Besar Harangaol

1

2 Sekolah Dasar 1. Sekolah Dasar Negeri 1 Haranggaol

2. Sekolah Dasar Negeri 2 Haranggaol

3. Sekolah Negeri Purba Saribu 4. Sekolah Inpres Tangga Batu

4

3 Sekolah Menengah Pertama

1. Sekolah Menengah Pertama GKPS

Haranggaol

2. Sekolah Menengah Pertama Santo

Agustinus Haranggaol

2

Jumlah 7

Sumber: Kantor Kelurahan Haranggaol 2016

2. 1. 3. 4. Keadaan Penduduk

(11)

rumahbertingkat dengan fasilitas lengkap bahkan hampir semua penduduknya memilikikendaraan bermotor. Taraf kehidupan ini dikarenakan mata pencaharian keramba,karena sebelumnya masyarakat hanya mampu menghidupi kebutuhan sehari-harinyatanpa memikir kebutuhan tersier. Meskipun beberapa dari pendudukbermata pencaharian sebagai pegawai negeri sipil tetapi mereka tetapmempunyai keramba. Untuk lebih mengetahui bagaimanakeadaan penduduk di Desa Haranggaol akanpeneliti akan uraikan secara rincidalam sub judul berikut: A. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kelurahan Haranggaol dalam data statistik tahun 2016 yang diperoleh dari kantor Kelurahan Haranggaol adalah 916 kepala keluargadengan jumlah penduduk 3202 jiwa. Dengan berjenis kelamin laki-laki berjumlah1402 jiwa dan perempuan berjumlah 1800 jiwa. Jumlah penduduk pada masyarakatKelurahan Haranggaol tersebar dalam 11RT. Untuk lebih jelasnya mengenaipenyebaran penduduk pada masyarakat kelurahan Haranggaol dapat di lihat padatabel berikut:

Tabel.3

Penyebaran Jumlah Penduduk berdasarkan RT di Kelurahan Haranggaol

No Nama RT Nama Dusun Jumlah Jiwa

1 RT I Dusun Sigunggung 538

2 RT II Dusun Tangga Batu 474

3 RT III Dusun Siboro 378

4 RT IV Dusun Haranggaol 346

5 RT V Dusun Haranggaol 282

(12)

7 RT VII Dusun Bandar Saribu 218

8 RT VIII Dusun Bandar Saribu 190

9 RT IX Dusun Bandar Saribu 182

10 RT X Dusun Bandar Saribu 178

11 RT XI Dusun Maria Purba 166

Jumlah 3202

Sumber: Kantor Kelurahan Haranggaol 2016

Berdasarkan tabel tersebut, jumlah penduduk di Desa Haranggaol yakni RT IV sampai RT VI pada tahun 2016 terdapat 878 jiwa. Jumlah tersebut tersebardi tiga wilayah lingkungan dengan 227 KK. Keterangan lebih jelas dapat di lihatpada tabel dibawah ini:

Tabel. 4 Jumlah Penduduk

Dusun Haranggaol Jumlah Jiwa Jumlah KK

I 346 110

II 282 57

III 250 60

Jumlah 878 227

Sumber: Data Statistik Desa Haranggaol 2016

B. Komposisi Penduduk

(13)

pendidikan.Masyarakat Kelurahan Haranggaol mayoritas beragama Kristen Protestan,ini disebabkan karena mayoritas suku di daerah ini Simalungun dan Toba. Dimanadiketahui bahwa umumnya suku yang bersuku Batak beragama Kristen, begitupula di Haranggaol ini.Agama Kristen ini kemudian dikategorikan lagi menjadiProtestan dan Katolik.Namun selain kedua agama ini terdapat pula Agama Islamyang di anut oleh suku Jawa. Untuk lebih jelasnya komposisipenduduk pada masyarakat kelurahan Haranggaol dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah Persentase

1 Kristen Protestan 615 70%

2 Katolik 246 28%

3 Islam 17 2%

4 Budha - -

5 Hindu - -

Sumber: Kantor Kelurahan Haranggaol 2016

(14)

lebih jelasnya persentase mata pencaharian di kelurahan Haranggaol ini dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

Tabel. 6

Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase

1 Pegawai Negeri Sipil 4 0.5%

2 Petani 474 54%

3 Supir 9 1%

4 Pedagang/wirausaha 53 6%

5 Pensiunan 4 0.5%

6 Usia Sekolah 325 37%

7 Lain-lain 9 1%

Jumlah 878 100%

Sumber: Kantor Kelurahan Haranggaol 2016

Masyarakat Kelurahan Haranggaol sebenarnya sudah sadar akan pentingnya pendidikan, hal ini ditandai dengan sudah banyaknya masyarakat yang telah lulus dari bangku SMA. Tetapi kebanyakan masyarakat Haranggaol hanya tamat SMA dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.Hal ini disebabkan oleh kurangnya minat pemuda-pemudi setempat dan keterbatasan ekonomi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

Tabel. 7

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tidak/Belum Sekolah 44

(15)

3 Tamat SLTP 138

4 Tamat SMA 354

5 Sedang duduk di bangku SD 105 6 Sedang duduk di bangku SLTP 53 7 Sedang duduk di bangku SMA 88 8 Perguruan tinggi/lulus perguruan tinggi 61

Jumlah 878

Sumber: Kantor Kelurahan Haranggaol 2016

Data ini menunjukan tingkat pendidikan masyarakat Haranggaol sudahtergolong masyarakat yang berpendidikan.Memang masih ada yang hanya tamat SD dan SMP, namun golongan ini adalah penduduk yang sudah lansia.Berkembangnya pendidikan di daerah ini tidak terlepas dari sarana sekolah yang ada di Kelurahan Haranggaol dan keinginan orangtua agar anaknya mendapat pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya sehingga dapat membangun Haranggaol.

2.2. Gambaran Umum Keramba Jaring Apung Haranggaol

(16)

dengan berbagai ukuran mata jaring dan berbagai ukuran benang, berfungsi sebagai wadah untuk pemeliharaan dan treatment ikan.

Pelampung terbuat dari drum plastik, drum besi bervolume 200 liter, Styrofoam/gabus yang dibungkus dengan kain terpal yang berfungsi untuk mempertahankan kantong jaring tetap mengapung di dekat permukaan air (Seputar Informasi Perikanan dan Kelautan, 2008). Rochdianto (2005)

menambahkan, keramba jaring apung ditempatkan dengan kedalaman perairan5-10 meter.

Keramba jaring apung merupakan sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat sekitar Haranggaol, namun demikian dinas setempat tidak memiliki data pasti mengenai luas danau yang digunakan untuk perikanan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya pengakuan pemerintah terhadap jenis matapencaharian ini.Masyarakat yang bermata pencaharian keramba jaring apung dimasukan kedalam mata pencaharian pertanian. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara, luas keramba jaring apung di perairan Danau Toba adalah 357.168 Ha, luas tersebut untuk seluruh daerah pinggiran Danau Toba yang memiliki keramba dengan lima titik lokasi, yakni di Desa Sebaganding, Desa Sirungkungan, Desa Silima, Desa Simanindo, dan Desa Haranggaol.

(17)

keramba,sehingga dapat di perhitungkan jumlah keramba yang terdapat di sekitar DesaHaranggaol adalah 10.010 lobang keramba jaring apung.Sementara masing-masingluas perpetaknya adalah 5×5 meter²/unitnya.Data tersebut tidak ditemukan di kantor kelurahan yang terdapat di Desa Haranggaol. Hal ini disebabkan oleh tidak tercantumnya jenis mata pencahariankeramba jaring apung di Haranggaol.Akan tetapi, data tersebut adalah data yangdiperoleh peneliti dari lapangan bersama informan. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel. 8

Jumlah Keramba Jaring Apung

Sumber: Pribadi

Banyaknya jumlah keramba jaring apung yang terdapat di Haranggaol inihampir menutupi seluruh danau. Berikut data yang diperhitungkan dari jumlahkeramba yang dimiliki masyarakat:

No Jumlah petani Jumlah unit Total unit Jumlah /lobang (Jumlah unit×2)

1 20 50 1.000 2.000

2 50 30 1.500 3.000

3 70 20 1.400 2.800

4 221 5 1.105 2.210

(18)

Tabel. 9

Luas danau untuk Keramba Jaring Apung

Sumber: Pribadi

2. 3. Keadaan Lingkungan

Haranggaol dengan luas 1.426,8 Ha di kelilingi oleh pegunungan yangmenjulang tinggi membuat udara sangat dingin.Ditambah dengan luasnyahamparan Danau Toba membuat pemandangan di desa ini seperti sebuah lukisanalam.Pada pagi hari udara di desa ini cukup dingin, sementara pada siang hariudaranya panas kemudian kembali dingin di malam hari.

Masyarakat di Haranggaol dianugerahi alam yang luar biasa dan dari alamini mereka diberikan kehidupan.Misalnya dari sekitar pegunungan, dahulumasyarakat menggantungkan hidup dengan mengolah tanah bebatuan dekatpegunungan.Mereka memanfaatnya untuk pertanian mangga, bawang merah danpisang. Sempat menjadi sentra pertanian bawang merah kejayaannyamemudar paskah terjadi serangan hama.

No No Luas /unit Jumlah unit Luas permukaan danau yang digunakan untuk keramba

1 5×5 meter 2.000 10.000 meter ²

2 5×5 meter 3.000 15.000 meter ² 3 5×5 meter 2.800 14.000 meter ² 4 5×5 meter 2.210 11.050 meter ²

(19)

Memang masih ada beberapa masyarakat yang masih mengolah tanah dengan memanam bawang merah.Namun nampaknya penghasilan dari bawang merah tidak mencukupi penghasilan untuk kehidupan sehari-hari.Sementara di danau keadaannya berbeda dengan mati surinya pertanian.Danau seperti rumah pertama bagi penduduk Haranggaol, disana merekamenghabiskan waktunya untuk memelihara ikan. Untuk pendatang yang barupertama kali berkunjung ke keramba jaring apung ini akan menghadapi bau yangkurang sedap. Bau ini berasal dari pakan yang bertumpuk di sopo maupun di gudang penyimpanan stok pakan ikan dan ikan-ikanyang mati dalam keramba memperburuk keadaan.

Gambar

Tabel. 2 Sarana Pendidikan di Kelurahan Haranggaol
Tabel. 4 Jumlah Penduduk
Tabel 5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel. 7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
+3

Referensi

Dokumen terkait

V and Jacobs, Hendry E.1993.Literature: An Introduction to Reading and Writing.New York: A Simon and Schuster Company.. Sykes J.B.1982.Oxford Dictionary.Great Britain:The

The round characters usually the main figure in a story, profits from experience and undergoes a change and alternation, which may be shown in (1) an action or

Secara garis besar proses penentuan sampel penelitian di bidang perumahan dan permukiman dapat digambar- kan dalam suatu diagram alur (Diagram 1) di mana beberapa tahap di

A fin de reducir el desperdicio y la aplicación ex- cesiva de agroquímicos, las fincas tienen proce- dimientos y equipo para mezclar los productos químicos y mantener

Penggalian arsitektur vernakular, diharapkan tidak hanya mendekatkan rumah tinggal yang akan dibangun kembali nantinya, sesuai dengan segala aktifitas dan budaya masyarakat

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas (Produk, Harga, Promosi dan Saluran Distribusi) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Keputusan

[r]

[r]