• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rasio Nilai Pasar dan EVA Economic Value

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rasio Nilai Pasar dan EVA Economic Value"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : RIFKI FIKASARI NIM : 13080694053 Kelas : S1 AK 13 A

Fakultas Ekonomi – Universitas Negeri Surabaya 2014

RASIO KEUANGAN

E. RASIO NILAI PASAR DAN EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) E.1 RASIO NILAI PASAR

Rasio nilai pasar merupakan rasio yang menunjukan sekolompok rasio yang berhubungan dengan harga saham perusahaan yang dibandingkan dengan laba perusahaan, nilai buku per lembar dan nilai pasar dibandingkan dengan nilai buku. Rasio ini menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal.

Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku berdasarkan pada sudut pandang investor. Yang biasanya digunakan investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Karena rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di Neraca. Jadi semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut.

Ada beberapa rasio pasar yaitu :

1. Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) yaitu merupakan rasio yang menunjukan beberapa besar keuntungan/laba yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. Yaitu dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan. Secara matematis dirumuskan sebagai beriut :

EPS=Laba Bersi h Setela h Pajak Jumla h Sa h am

(2)

2. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio/PER) yaitu rasio yang menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga per saham terhadap earning (keuntungan) perusahaan. Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh dan memiliki prospek baik mempunyai PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah dan akan memiliki PER yang rendah.

Secara matematis Price Earning Ratio (PER) dirumuskan sebagai berikut :

PER=Harga Per Sa h am EPS

3. Rasio Per Nilai Buku (Price to Book Value/PBV) yaitu rasio yang menggambarkan harga per nilai buku merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham. Semakin tinggi nilai Price Book Value (PBV), semakin tinggi pula harga pasar dari saham tersebut. Dan semakin tinggi tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Perusahaan yang kinerjanya baik biasanya nilai rsio PBV-nya diatas satu, hal ini menunjukan bahwa nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai bukunya. Secara matematis PBV dirumuskan sebagai berikut :

PBV=Harga Pasar Sa h am Nilai Buku Sa h am

4. Rasio Pembayaran Deviden (Dividend Payout Ratio/DPR) adalah rasio yang menggambarkan earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih per saham. Bagian lain yang yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

DPR=Dividen Per Sa h am Laba Per Sa h am

(3)

yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali, dan juga karena harga dividen yang tinggi (PER yang tinggi) yang mengakibatkan dividend yield akan menjadi kecil. Sebaliknya, peerusahaan yang mempunyai prospek

pertumbuhan yang rendah akan memberikan dividen yang tinggi dan dengan demikian mempunyai dividend yield yang tinggi pula. Secara matematis Dividend Yield dirumuskan sebagai berikut :

DYR= Dividen Per Sa h am Harga Pasar Sa h am

E.2 EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) 1) Pengertian EVA

Economic Value Added (EVA) merupakan suatu tolak ukur kinerja keuangan yang

memperhitungkan kepentingan pemilik modal dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal.

EVA tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam industri dan tidak pula membuat suatu analisa kecenderungan dengan tahun-tahun sebelumnya. Konsep ini lebih menekankan pada penentuan besarnya cost of capital (biaya modal). Diperhitungkannya biaya modal atas ekuitas merupakan

keunggulan pendekatan EVA dibanding pendekatan akuntansi tradisional dalam mengukur kinerja perusahaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian Economic Value Added (EVA) adalah keuntungan operasional setelah pajak, dikurangi biaya modal yang digunakan unntuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan – harapan para pemegang saham dan kreditur. Economic Value Added (EVA) merupakan perangkat finansial untuk mengukur keuntungan nyata perusahaan. Hal ini membuat perhitungan Economic Value Added (EVA) berbeda dengan perhitungan analisis rasio keuangan

(4)

pendekatan Economic Value Added (EVA) dilibatkannya biaya modal operasi setelah laba bersih, dimana hal tersebut tidak dilakukan dalam perhitungan konvensional.

Konsep ini tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam industri dan tidak perlu membuat analisis kecenderungan dengan tahun – tahun sebelumnya. Konsep ini lebih menekankan pada seberapa besar laba yang dihasilkan setelah dikurangi dengan biaya modal rata – rata tertimbang.

Metode Economic Value Added (EVA) sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan Konsep Economic Value Added (EVA) ini tidaklah dimaksudkan untuk mengganti laporan rugi laba yang telah ada. Namun pendekatan ini hanyalah alat analisis yang digunakan sebagai tambahan informasi keuangan yang sangat berguna bagi pihak kreditur dan penyedian dana dalam menentuakan hubungannya dengan perusahaan. Bagi eksekutif hasil pengukuran kinerja dengan metode Economic Value Added (EVA) seringkali digunakan untuk pengendalian serta sebagai alat yang sangat berguna didalam pengambilan keputusan – keputusan strategis.

Analisis Economic Value Added (EVA) ini mencoba melihat dari segi ekonomis dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan adil atas dasar konsep kepuasan stakeholder (seluruh anggota perusahaan), bentuknya adalah dengan mempertimbangkan harapan – harapan karyawan, pelanggan, dan pemberi modal (investor/pemegang saham). Derajat keadilannya adalah ditunjukkan oleh biaya modal rata – rata tertimbang dan berpedoman terhadap nilai pasar.

(5)

(NOPAT) yaitu laba operasi bersih sesudah pajak. Sedangkan biaya kapital adalah biaya bunga pinjaman dari biaya ekuitas yang digunakan untuk menghasilkan NOPAT yang dihitung secara rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital = WACC). EVA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value) bagi pemilik modal, konsisten dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif menandakan nilai perusahaan berkurang sebagai akibat tingkat pengembalian yang dituntut investor.

2) Manfaat EVA

Manfaat dari penerapan EVA antara lain :

a. Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation).

b. Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta nilai pemegang saham.

c. Dapat membuat para manajer berfikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.

d. EVA membuat para manajer agar memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria maksimum nilai perusahaan.

e. EVA sebagai motivator perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya.

(6)

3) Keunggulan dan Kelemahan EVA

Economic Value Added (EVA) sebagai alternatif pengukuran kinerja

perusahaan yang relatif baru, memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan (Utama, 1997: 10). Keunggulan yang dimiliki metode Economic Value Added (EVA) antara lain :

a. Konsep Economic Value Added (EVA) merupakan alat ukur yang dapat berdiri sendiri tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam satu industri, dan tidak perlu pula membuat suatu analisis kecenderungan dengan tahun – tahun sebelumnya.

b. Konsep Economic Value Added (EVA) adalah pengukur kinerja perusahaan yang melihat segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan harapan – harapan pada pemilik modal (kreditur dan pemegang saham) secara adil. Dimana derajat keadilannya dinyatakan dalam ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar, bukan nilai buku.

c. Konsep Economic Value Added (EVA) dapat dipakai sebagai tolok ukur dalam pemberian bonus bagi karyawan. Disamping itu Economic Value Added (EVA) juga merupakan tolok ukur yang tepat untuk memenuhi konsep kepuasan stakeholder yakni bentuk perhatian perusahaan kepada karyawan, pelanggan dan pemberi modal (kreditur dan investor).

(7)

Disamping keunggulan – keunggulan yang dimiliki oleh Economic Value Added (EVA) terdapat pula beberapa kelemahan EVA (Mirza, 1997 ; 68) :

a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.

b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham-saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan.

c. Konsep ini tergantung pada transparansi perhitungan EVA secara akurat, dalam kenyataanya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya.

4) Strategi Meningkatkan EVA

Ada beberapa strategi untuk meningkatkan EVA:

a. Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan (Profitable Growth), hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada

proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.

b. Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi dalam hal ini menaikkan keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal.

c. Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak menjanjikan (rationalize and exit unrewording business).

Hal ini berarti menarik modal yang tidak produktif dan menarik modal dari aktivitas yang menghasilkan tingkat pengembalian yang rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil.

(8)

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan EVA menurut :

a. Menghitung biaya modal utang (Cost of Debt) b. Menghitung biaya modal saham (Cost of Equity)

c. Menghitung struktur permodalan dari neraca. Struktur modal biasanya terdiri dari utang dan ekuitas, sehingga dicari:

Komposisi utang = rasio utang terhadap jumlah modal

Komposisi modal = rasio modal saham terhadap jumlah modal

d. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital/WACC)

e. Menghitung EVA

EVA = Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (NOPAT) – Biaya Modal

6) Tolok Ukur Penilaian Kinerja Keuangan dalam EVA

Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan :

a. Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, karena perusahaan bisa menambah nilai bisnis. Dalam hal ini, karyawan berhak mendapat bonus, kreditur tetap mendapat bunga dan pemilik saham bisa mendapatkan pengembalian yang sama atau lebih dari yang ditanam.

b. Jika EVA = 0, maka secara ekonomis “impas” karena semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham, sehingga karyawan tidak mendapat bonus hanya gaji.

(9)

tidak bisa mendapatkan bonus hanya saja kreditur tetap mendapat bunga dan pemilik saham tidak mendapat pengembalian yang sepadan dengan yang ditanam.

DAFTAR PUSTAKA

Brealy, Richard A. Myers, Stewart C dkk. 2007. Dasar-dasar Manjemen Keuangan Perusahaan Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Kinayungan, Dimas Ragil. 2007. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode Rasio Keuangan, Economic Value Added (EVA) Dan Market Value Added (MVA) (Studi Pada Perusahaan Semen Yang Go Public). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang

Kencana, Linda Dewi. 2009. Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar Terhadap Harga Saham (Suatu Study Pada Perusahaan Whole Sale and Retail Trade yang Terdaftar di BEI). Skripsi. Akuntansi Universitas Pasundan

Tinneke, Raden. 2007. Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Faktor-faktor Perusahaan Fundamental Lainnya Terhadap Return Saham. Tesis. Manajemen Universitas Diponegoro.

Shidiq, Niekie Arwiyanti. 2012. Pengaruh EVA, Rasio Profitabilitas dan EPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Akuntansi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Referensi

Dokumen terkait

Postur kerja operator dalam proses pemasangan stiker dengan menggunakan alat bantu pemasangan stiker seperti ditunjukkan pada tabel 4.11 sebagai berikut.. commit

- Tidak Dinyatakan Berbeda; Nch - Norma Chili; NO(A)EC - Tidak Ada Konsentrasi Efek (Negatif) yang Teramati; NO(A)EL - Tidak Ada Tingkat Efek (Negatif) yang

memaksimalkan pemberantasan penyalahgunaan narkotika di masyarakat yang semakin hari kian menunjukkan kekhawatiran, meskipun zat-zat tersebut diperbolehkan

Hasil data aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar/modul terintegrasi nilai-nilai keislaman selama dua pertemuan diperoleh hasil bahwa waktu yang

bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beban selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.. Dikarenakan berfungsi

koefisien determinsi diatas dapat dikatakan bahwa variabel independen yaitu (Iklan, Promosi Penjualan dan Citra Perusahaan) tidak memiliki kontribusi yang kuat

Sistem akuntansi pajak terhadap pembelian yang dilakukan sudah hampir sesuai dengan ketentuan yaitu membeli barang Panel Tower dan include PPN 10% dan transaksi dicatat dengan benar

So the hypothesis state, “ there is any significant difference between the ability of writing recount text of the eighth grade students of SMP1 Mejobo Kudus in the