• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Investasi dan Proses docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Definisi Investasi dan Proses docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Definisi Investasi dan Proses

Investasi

Posted on Oktober 24, 2010 by Putra

Definisi Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Sesuai dengan kebutuhannya untuk memenuhi kebutuhan hidup, maka sejak zaman dulu manusia selalu menggunakan berbagai cara agar kebutuhan hidupnya dapat dicapai, jika pada awalnya manusia cukup bekerja keras dan menabung, maka sesuai dengan perkembangan zaman manusia memerlukan investasi sebagai salah satu usaha tersebut. Khusus di dalam tulisan ini investasi yang dimaksud adalah investasi di pasar modal jangka panjang yang dilakukan oleh investor. Investor yang melakukan investasi di pasar modal haruslah mengambil keputusan yang paling tepat dalam proses investasinya agar terjadi optimalisasi dari nilai asetnya, keputusan ini meliputi jenis sekuritas apa yang akan dipilih dan berapa banyaknya investasi tersebut akan dilakukan, dan untuk mengambil keputusan yang tepat tersebut maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan kebijakan investasi.Disini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan;

2. Analisis Sekuritas. Salah satu tujuan kegiatan ini adalah untuk mendeteksi sekuritas mana yang nampaknya mispriced. Bisa dilakukan dengan analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga pada masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang. Analisis fundamental berupaya mengidentifikasi prospek perusahaan (lewat analisis terhadap faktor-faktor yang

(2)

4. Melakukan revisi portofolio. Tahap ini merupakan poengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud jika perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki;

5. Evaluasi kinerja portofolio. Pada tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) dar portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang ditanggung.

Sabtu, 12 Maret 2011

Proses dan Tahapan Investasi

23.00.00 Echopedia No comments

EchoPedia - Seorang investor harus melalui beberapa proses dan tahapan tertentu untuk mencapai keputusan investasi yang terbaik. Tahapan-tahapan tersebut

diantaranya adalah:

1. Menentukan kebijakan investasi

Kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investasi dan besar kekayaan yang akan diinvestasikan. Tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam tingkat keuntungan (return) maupun risiko. Jumlah dana yang diinvestasikan juga mempengaruhi return dan risiko yang ditanggung. Di samping itu dalam proses investasi perlu dipertimbangkan preferensi risiko pemodal. Hal ini mempengaruhi jenis sekuritas yang dipilih untuk alokasi dana yang ada sehingga dapat diperkirakan distribusi dana pada berbagai instrumen yang tersedia. Dengan menentukan tujuan investasi dapat ditentukan pilihan instrumen investasi yang dilakukan.

2. Melakukan analisis sekuritas

(3)

- Untuk sekuritas dengan harga wajar, pemilihan sekuritas didasarkan atas preferensi risiko para pemodal, pola kebutuhan kas, dan lain-lain.

3. Membentuk portofolio

Dari hasil evaluasi terhadap masing-masing sekuritas, dipilih aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio dan ditentukan proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tersebut. Ini dilakukan dengan harapan risiko yang harus ditanggung terkurangi dan portofolio yang menawarkan return maksimum dengan risiko tertentu atau minimum risiko dengan return tertentu dapat terbentuk.

4. Merevisi portofolio

Revisi atas portofolio berarti merubah portofolio dengan cara menambah atau mengurangi saham dalam portofolio yang dianggap menarik atau tidak lagi menarik. Jika diperlukan, langkah ini dilakukan melalui pengulangan tiga tahap di atas.

5. Evaluasi kinerja portofolio

Evaluasi kinerja portofolio membandingkan kinerja yang diukur baik dalam return yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung, terhadap portofolio benchmark atau pasar.

Posted in: Investasi,Keuangan,Portofolio

About these ads

BAB 2

BAB II

LANDASAN PEMIKIRAN TEORETIS

2.1 Kerangka Teoretis

2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance

Good Corporate Governance didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholders-nya. Dua hal yang menjadi perhatian konsep ini yaitu:

a. Pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat pada waktunya.

b. Kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat pada waktunya, dan transparan mengenai semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholders.

(4)

governance mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas informasi keuangan yang dipublikasikan perusahaan juga menyimpulkan bahwa penerapan prinsip corporate governance akan menjadi constrain manipulasi yang dilakukan manajemen. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Abbott et al. (2000) yang membuktikan adanya hubungan positif antara penerapan corporate governance dengan berkurangnya kecurangan (fraud) pada pelaporan keuangan (financial reporting) yang dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan.

Penelitian McKinsey, seperti dikutip oleh Luhukay dan Rafick (2002), membuktikan bahwa investor di negara-negara maju bersedia memberi premium yang cukup tinggi, mencapai sekitar 28%, kepada perusahaan yang menerapkan prinsip

corporate governance dengan konsisten. Sebagai tambahan ditemukan bukti bahwa saham perusahaan-perusahaan tersebut menikmati valuasi pasar sampai dengan 10%-12%. Sejalan dengan penelitian tersebut, survei yang dilakukan di enam emerging market menunjukkan kaitan yang erat antara penerapan corporate

governance dengan harga saham perusahaan-perusahaan public tersebut (Luhukay, 2002). Hal tersebut terjadi karena hampir 75% investor di pasar menganggap keterbukaan dan informasi mengenai penerapan corporate governance sama

pentingnya dengan informasi keuangan yang dipublikasikan oleh suatu perusahaan. Bahkan beberapa pihak menganggap keterbukaan dan informasi mengenai

corporate governance lebih penting daripada informasi keuangan (Lukuhay, 2002).

2.1.2 Pengertian Return

Perhitungan return sangat diperlukan bagi investor untuk menilai kinerja suatu investasi. Selain itu, perhitungan return juga mempengaruhi estimasi return yang akan diperoleh di masa depan. Return yang dimaksud di sini adalah realized return atau return sesungguhnya yang didapatkan investor (actual return).

Van Horne & Wachowicz, Jr (1998) menyatakan,

“Return can be defined as the income received on an investment plus any change in market price, usually expressed as a percent of the beginning market price of the investment.” (p.90).

Jones (2002) mengemukakan return dari suatu investasi terdiri dari dua komponen, yaitu:

1. Yield yaitu cash flow atau arus kas (pendapatan) yang dibayarkan secara

periodik, baik dalam bentuk bunga (untuk investasi dalam obligasi) ataupun dividen (untuk investasi dalam saham).

2. Capital gain atau capital loss yaitu perubahan (selisih) harga saham pada saat penjualan. Capital gain terjadi apabila harga saham pada akhir periode lebih tinggi dari harga awalnya. Sedangkan capital loss terjadi apabila harga saham pada akhir periode lebih rendah dari harga awalnya.

(5)

suatu periode waktu adalah

����=������+ (����− ����)����= ����+�������� Dimana:

������ = arus kas selama periode t

���� = harga di akhir periode atau harga penjualan ���� = harga di awal periode atau harga pembelian

���� = perubahan harga selama periode atau ����− ����

Tingkat pengembalian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tingkat pengembalian saham individu. Menurut Van Horne & Wachowicz, Jr (1998), tingkat pengembalian saham individu dapat dicari dengan rumus:

������=������− ������−��+ ������������−�� Dimana :

������ = return suatu saham i pada periode t ������ = harga suatu saham i pada periode t

������−�� = harga suatu saham i pada periode t – 1

������ = dividen tunai dari suatu saham i pada akhir periode ke t

Apabila komponen dividen tidak dimasukkan dalam mencari return suatu saham yang dikarenakan adanya perbedaan periode waktu, maka menurut Sharpe, Alexander, and Bailey (1999); rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: ������=������− ������−��������−��

Pengertian Expected Return

Expected return adalah perkiraan yang diharapkan akan diterima investor selama suatu periode waktu di masa depan (Jones, 2002). Return yang akan diperoleh di masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian karena return actual yang diterima biasanya berbeda dengan return yang diharapkan. Oleh karena itu, dalam mengestimasikan expected return, setiap hasil yang mungkin diperoleh harus dipertimbangkan dan kemungkinan (probabilita) terjadinya hasil tersebut harus diperkirakan.

Van Horne and Wachowicz, Jr (1998) menyatakan,

“Expected return is the weighted average of possible returns with the weights being the probabilities of occurence.”

E(R) = i=1nRi(Pi) Dimana:

E(R) = expected return dari suatu sekuritas Ri = return untuk kemungkinan ke i

Pi = kemungkinan (probabilita) Ri terjadi n = jumlah kemungkinan

(6)

statistik untuk mengestimasi return, yaitu:

1. Mean-adjusted return model atau constant-mean return model, yang

menganggap bahwa expected return bernilai konstan yang besarnya sama dengan rata-rata actual return sebelumnya di dalam periode estimasi.

2. Market model, yang menganggap bahwa expected return hanya tergantung pada resiko sistematis saham, yaitu β (beta). Model ini menggunakan periode estimasi untuk membentuk suatu model ekspektasi yang selanjutnya digunakan untuk mengestimasi return.

3. Market-adjusted return model, yang menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return suatu saham adalah return pasar pada saat tersebut sehingga E(������) = ������. Model ini digunakan jika tidak memungkinkan untuk menggunakan periode estimasi seperti pada peristiwa Initial Public Offering (IPO). Expected return juga dapat dihitung dengan menggunakan model equilibrium pasar modal seperti Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Model (APT). Dalam praktek, komposisi dari market portfolio dalam CAPM tidak dapat diketahui secara tepat karena market portfolio merupakan suatu portfolio yang terdiri dari semua investasi yang terdapat dalam suatu rata-rata ekonomi.

Bodie, Kane, and Markus (2002) juga menyatakan,

“We have said that the CAPM is a statement about ex ante or expected return, whereas in practice all anyone can observe directly are ex post or realized returns.” (p.326).

Hal ini menyebabkan penggunaan CAPM sebagai Asset Pricing Model dalam event study dirasakan kurang realistis.

(7)

Pengertian Abnormal Return

Efisiensi dalam pasar modal menunjukan secara tidak langsung bahwa seluruh informasi relevan yang tersedia tentang suatu sekuritas langsung tercermin dalam harganya. Dengan kata lain, sebuah pasar yang efisien adalah pasar dimana harga surat berharga saat ini memberikan estimasi terbaik tentang nilainya yang

sebenarnya. Jones (2002) menyatakan secara implisit bahwa dalam suatu pasar modal yang efisien, tidaklah mungkin untuk secara sistematis memperoleh atau kehilangan profit yang abnormal dari perdagangan berdasarkan informasi yang dipublikasikan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa abnormal return adalah tingkat keuntungan berlebih yang diperoleh oleh investor dengan cara

mengembangkan pedoman (trading rules) berdasarkan informasi yang diperoleh oleh investor tersebut. Husman dan Pujiastuti (1996) menyatakan, “tingkat keuntungan di atas normal diperoleh apabila tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari tingkat keuntungan equilibrium (yang diharapkan).” Jadi abnormal return ini merupakan selisih antara return yang sesungguhnya diterima (actual return) oleh investor dengan return yang diharapkan (expected return) oleh investor dan dinyatakan sebagai berikut:

��������= ������− ��(������) Dimana:

�������� = abnormal return saham ke i pada periode ke t

������ = return yang sesungguhnya yang terjadi untuk saham ke i pada periode ke t

��(������) = expected return saham ke i pada periode ke t

2.2 Model Penelitian

Untuk memudahkan penelitian ini maka peneliti membuat sebuah model penelitian yang dapat membantu selama penelitian berlangsung sesuai dengan kerangka teoritis yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya untuk mencari dan

menjelaskan bagaimana hubungan antara variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian.

Adapun penelitian ini akan menjelaskan mengenai pengaruh pengumuman Annual Report Award bagi perusahaan yang telah menerapkan prinsip Good Corporate Governance terhadap abnormal return yang diperoleh oleh investor.

(8)

Penelitian dalam skripsi ini dilakukan untuk mengetahui relevan atau tidaknya informasi pengumuman ARA yang digunakan sebagai pedoman (trading rules) bagi investor untuk membuat suatu keputusan investasi.

2.3 Hipotesis Konseptual

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Ho = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA tidak berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA

Ha = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA

Diposkan oleh albay di 02.49

Return investasi merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dalam investasi dapat dibagi menjadi:

1) Return Realisasi (realized return)

Merupakan return yang telah terjadi. Return dihitung berdasarkan data historis, return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa yang akan datang. Perhitungan return realisasi ini menggunakan return total. Return total merupakan keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu.

2) Return Ekspektasi (expected return)

Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Perhitungan return ekspektasi dapat dilakukan dengan dua analisis, yaitu:

Pertama, pendekatan Peramalan

Pendekatan ini menjelaskan bahwa perhitungan pendekatan peramalan menggunakan pemisahan untuk masa depan, yaitu kondisi yang diduga dan probabilitas.

Kedua, pendekatan Historis

(9)

Pasar Modal Indonesia Masih Tahan Sentimen Negatif

Selasa, 28 Mei 2013, 14:51 WIB

Komentar : 0

Andika Wahyu/Antara

Bursa Efek Indonesia

A+ | Reset |

A-REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Kresna Securities, Michael Steven menilai pasar modal Indonesia masih cukup kuat menahan sentimen negatif eksternal sehingga dana investor asing (capital inflow) masih deras.

"Investasi di pasar modal Indonesia cukup mudah dan paling kuat menahan sentimen," ujar Direktur Utama Kresna Securities, Michael Steven saat konferensi pers "Online Trading Academy (OTA)" di Jakarta, Selasa (28/5).

Menurut dia kondisi itu merupakan kesempatan bagi masyarakat Indonesia, jika tidak negara tetangga yang akan mengambil kesempatan itu. Dalam data Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat, beli bersih investor asing sepanjang tahun ini mencapai Rp 22,23 triliun. Sementara pada 2012 beli bersih asing hanya mencapai Rp 15,88 triliun.

(10)

Steven mengharapkan melalui OTA masyarakat dapat mengenal industri pasar modal lebih baik sehingga berdampak pada meningkatnya strata ekonominya. "Mempelajari teknik 'trading' saham yang benar dapat merubah status kehidupan seseorang," kata dia.

Instruktur OTA, Jeff Manson mengatakan investasi saham di pasar modal Indonesia memiliki potensi keuntungan yang cukup tinggi seiring ruang perkembangan industri masih cukup luas. "Saat kembali ke AS nanti, saya akan bercerita kepada teman-teman dan mendorong untuk berinvestasi di Indonesia," ucapnya.

Ia menambahkan dengan berinvestasi di pasar saham, masyarakat Indonesia juga dapat mendukung kinerja perusahaan tercatat untuk lebih berkembang dan menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh.

Jenis-jenis Risiko dalam Investasi Saham di Pasar Modal

Risiko yang dapat menyebabkan penyimpangan tingkat pengembalian investasidapat dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Systematic risk

Systematic risk disebut juga risiko pasar karena berkaitan dengan perubahaan yang terjadi di pasar secara keseluruhan, risiko ini terjadi karena kejadian diluar kegiatan perusahaan, seperti :

a.

 Risiko inflasi

Inflasi akan mengurangi daya beli uang sehingga tingkat pengembalian setelah disesuaikan dengan inflasi dapat menurunkan hasil dari investasi tersebut.

a.

 Risiko nilai tukar mata uang (kurs)

Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh nilai tukar mata uang asing menjadi risiko dalam investasi.

(11)

 Risiko tingkat suku bunga

Jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku bunga, misalnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) akan naik ini dapat menarik minat investor saham untuk memindahkan dana ke Sertifikat Bank Indonesia, sehingga banyak yang akan menjual saham dan harga saham akan turun oleh karena itu perubahan suku bunga akan mempengaruhi variabelitas return suatu investasi.

Systematic risk disebut juga undiversible risk karena risiko ini tidak dapat dihilangkan atau diperkecil melalui pembentukan portofolio.

a. Unsystematic risk

Unsystematic risk merupakan risiko spesifik perusahaan karena tergantung dari kondisi mikro perusahaan. Contoh unsystematic risk antara lain : risiko industri, operating laverage risk dan lain-lain. Risiko ini dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada banyak sekuritas dengan pembentukan portofolio, unsystematic risk disebut juga diversible risk.

Kata investasi tidak akan jauh dari kata risiko dan imbal hasil atau risk and return. Emang risiko sendiri apa si? Ada berapa macam jenis risiko dari sebuah investasi? Nah dalam artikel kali ini, Tim Finansialku akan membahas mengenai risiko atas sebuah investasi. Sebelumnya pasti ada yang bingung kayanya salah ketik kata Risiko. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penulisan kata yang tepat adalah risiko bukan resiko. Jadi ada baiknya Tim Finansialku menggunakan penulisan risiko. Kita mulai: definisi risiko kemudian dilanjutkan risiko – risiko dari investasi.

Sebelum berinvestasi ada baiknya pelajari terlebih dahulu produknya, berikut ini ada liputan mengenai investasi bodong.

Definisi Risiko

Definisi risiko banyak sekali, kami mencoba mendefinisikan berdasarkan referensi dari Gitman – Principles of Managerial Finances: Risiko adalah sebuah besaran atau ukuran dari sebuah ketidakpastian yang menggambarkan variansi (bukan varias, variansi adalah perbedaan besaran satu dengan rata-rata nilai) dari imbal hasil sebuah investasi.

(12)

sedangkan kata berisiko merujuk pada orang yang berinvestasi (baca: investor). Semakin seseorang mampu mengendalikan investasinya maka risikonya semakin berkurang.

Risiko dari Investasi

Risiko berikut adalah potensi risiko dari sebuah produk investasi. Ada beberapa jenis risiko yang umumnya melekat pada produk investasi: risiko likuiditas, risiko investai, risiko gagal bayar, risiko kredit, risiko pajak, risiko inflasi, risiko bunga, risiko mata uang dan risiko-risiko lainnya. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:

Risiko Likuiditas (Marketability or Liquidity)

Pernakah Anda memiliki sebuah investasi, (misal sebut saja rumah)kemudian Anda mengalami kesusahan dalam menjual kembali investasi tersebut? Kesulitan jual itulah yang dapat kita sebut rasio likuiditas. Definisi yang ilmiahnya dari Risiko likuiditas adalah risiko atas produk investasi yang tidak mudah diperdagangkan atau tidak laku untuk dijual kembali. Menurut teorinya, kemudahan menjual berbanding terbalik dengan imbal hasil dan rating (peringkat). Maksudnya apabila Anda berinvestasi pada sebuah saham, saham perusahaan yang menguntungkan biasanya lebih mudah diperjual belikan di bursa saham, dibanding saham perusahaaan yang sedang merugi.

Risiko Investasi (Investment risk)

Pernakah Anda merasa sudah berinvestasi di produk yang katanya high risk high return ternyata imbal hasil atau returnnya lebih kecil dari deposito? Nah itulah risiko investasi. Hubungannya adalah semakin besar kemungkinan investasi kita mendapatkan hasil yang rendah atau rugi, dapat dikatakan investasi kita berisiko.

Risiko Gagal Bayar/wanprestasi (default)

Nah kalau yang satu ini pasti pada tau kan, ada beberapa jenis investasi emas yang baru-baru ini mengalami risiko gagal bayar. Jadi investasi kita tidak dapat dikembalikan oleh penyedia investasi. Risiko gagal bayar adalah risiko yang disebabkan peminjam/penerbit produk investasi yang tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran sesuai dengan yang dijanjikan/disepakati pada waktunya.

Risiko Pajak (tax)

(13)

Risiko Inflasi (inflation)

Pasti Anda sudah tak asing dengan kata inflasi kan. Bagi yang belum mengenal kata inflasi dapat diartikan sebagai sebuah kenaikan harga. Risiko inflasi berkaitan dengan adanya potensi penurunan riil nilai pokok investasi dan hasil investasi di masa depan. Inflasi akan menggerogoti nilai uang kita, karena ‘bunga’ yang diberikan oleh produk investasi jangka pendek (seperti deposito) umumnya tidak cukup untuk menutupi kenaikan biaya hidup.

Risiko Bunga (interest rate)

Apakah Anda berinvestasi di beberapa produk perbankan seperti ORI, deposito? Bagi teman-teman yang tahu atau sering berinvestasi di produk-produk tersebut pasti sudah tidak asing dengan risiko bunga. Risiko bunga berhubungan dengan peningkatan atau penurunan suku bunga yang memiliki dampak pada hasil investasi kita. Di Indonesia suku bunga berkaitan erat dengan suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia atai BI rate dan suku bunga SBI. Misal saat sekarang suku bunga di Indonesia mengalami kenaikan, sehingga bunga tabungan, deposito dan termasuk bunga pinjaman mengalami kenaikan.

Risiko Mata Uang (currency)

Apakah Anda berinvestasi pada produk-produk investasi berbasis mata uang asing atau kerennya foreign exchange? Risiko mata uang adalah risiko investasi yang berkaitan dengan nilai mata uang negara lain dalam hubungannya dengan mata uang dalam negeri (Indonesia). Contohnya Anda berinvestasi pada perdagangan mata uang asing, tentu sangat rentan terkena risiko mata uang.

Artikel di atas menggambarkan beberapa jenis potensi risiko terhadap produk-produk investasi. Sebuah produk bisa jadi memiliki satu atau bahkan beberapa risiko sekaligus. Kenali risiko tapi jangan ditakuti. Risiko dapat Anda kendalikan, caranya tingkatkan pendidikan Anda mengenai investasi tersebut, tingkatkan pengalaman Anda dan tentunya siapkan dana untuk berjaga-jaga. Artikel mengenai risiko dari investasi di atas di ambil dari beberapa sumber, antara lain:

Gitman – Principles of Managerial Finances

Aidil A – Rich Game.

Robert T. Kiyosaki – Cashflow Quadrant A. Resiko

Resiko adalah kenyataan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam investasi oleh Prof Dr.Ir. Soemarno,M.S. resiko didefinisikan sebagai ”Suatu kondisi yang timbul karena

ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi disebut resiko”.

(14)

suatu investasi baik di pasar modal maupun di pasar uang selain memperhitungkan hasil yang didapat juga harus memperhitungkan resiko yang akan terjadi. Semua jenis investasi yang ada memiliki resiko baik kecil maupun besar.

Jadi, arti pentingnya memahami resiko dalam bisnis yaitu untuk menghindari atau mengantisipasi serta meminimalisir terjadinya kerugian dalam investasi.

B. Jenis- jenis resiko dalam pasar uang dan pasar modal 1. Resiko suku bunga

a. Pengertian

Resiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga yg terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh bagi pendapatan investasi.

b. Contoh

Pada tanggal 30 Januari 2009 pemerintah Indonesia mengeluarkan instrumen keuangan baru yang disebut sukuk Ritel. Sukuk ritel adalah obligasi syariah yang menganut prinsip syariah. Sukuk ritel ini kemudian menjadi masalah bagi penerbit obligasi lainya karena suku bunga yang ditawarkan yaitu 12 % jauh di atas rata-rata suku bunga obligasi pada umumnya yaitu 8-10%, sehingga investor lebih tertarik untuk membeli sukuk ritel tersebut. Hal ini didukung dengan resiko dalam investasi ini mendekati 0%. (http://www.scribd.com/fajrikal/d/51888841-MAKALAH)

c. Strategi

Yang bisa dilakukan oleh para penerbit obligasinya lainya adalah menaikan suku bunga lebih tinggi dari sukuk ritel. Selain itu, juga dibutuhkan peran pemerintah melalui kebijakan atau peraturan yang bisa menguntungkan semua penerbit obligasi.

2. Risiko pasar a. Pengertian

Resiko pasar adalah fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi, bahkan mengakibatkan investor mengalami capital loss. Perubahan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, isu, spekulasi maupun perubahan politik.

b. Contoh

Adanya fluktuasi nilai rupiah terhadap USD yang sangat besar mendukung naiknya kurs USD sehingga mencapai sekitar Rp.6.000/USD. Hal ini disebabkan karena adanya isu sekitar

kesehatan presiden pada bulan November/Desember 1997. (Valas untuk manajer, Hamdy Hadi) c. Strategi

Untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah terhadap USD pemerintah bisa melakukan intervensi melalui berbagai kebijaksanaan moneter dan fiskal, salah satunya melalui managed float system. 3. Risiko inflasi

a. Pengertian

Risiko inflasi adalah risiko potensi kerugian daya beli investasi karena terjadinya kenaikan rata-rata harga konsumsi.

b. Contoh

(15)

ada peluang naik, tapi inflasi di 7,1 persen. Dengan adanya rencana kenaikan bbm yang bisa menyebabkan inflasi, para investor pun enggan untuk berinvestasi.

(http://www.antaranews.com/berita/300506/bi-inflasi-2012-bisa-capai-71-persen) c. Startegi

Yang bisa dilakukan pemerintah yaitu melalui Kebijakan antara lain dengan mengoptimalkan bauran kebijakan dari suku bunga, nilai tukar, pengelolaan likuiditas dan kebijakan

makroprodensial. Dampak kebijakan subsidi BBM ke inflasi masih memungkinkan ditekan lebih rendah dengan menerapkan subsidi ke sektor transportasi dan komunikasi kebijakan yang baik untuk meminimalkan efek psikologis.

Sedangkan yang bisa dilakukan oleh investor sebagai alternatif investasi yaitu:

1. Menabung. Menabung di bank dapat mem-back up inflasi, karena bunga yang kita terima bisa mem-back up inflasi.

2. Investasi Emas. Dengan kita berinvestasi emas maka kita akan terhindar dari resiko inflasi yang akan menggerogoti nilai mata uang kita, karena apabila terjadi inflasi tinggi maka harga emas pun akan tinggi.

4. Risiko likuiditas a. Pengertian

Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa

diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka semakin likuid sekuritas tersebut. Resiko ini bisa juga didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau jatuh tempo dengan menggunakan aset yang ada.

b. Contoh

Krisis yang melanda Indonesia, mulai mengenai perbankan dengan timbulnya masalah

kekurangan likuiditas (liquidity mismatch), semula dialami oleh beberapa bank, tetapi kemudian menjadi sistemik. Krisis likuiditas secara sistemik, yang dialami perbankan dimulai sekitar pelaksanaan kebijakan pencabutan ijin usaha atau likuidasi 16 bank tanggal 1 November 1997. Kepercayaan terhadap Rupiah yang menurun sejak terjadinya gejolak moneter bulan Juli 1997 menjadi lebih buruk lagi setelah diterapkan sistim nilai tukar yang mengambang secara bebas pada pertengahan Agustus 1997. Pembelian mata uang dollar (USD) atau penjualan aset rupiah ramai dilakukan, dimulai oleh pelaku pasar asing, akan tetapi kemudian diikuti oleh pemain pasar dalam negeri dan pemilik dana dalam negeri.

c. Strategi

Pemerintah menghadapi perkembangan ini dengan melakukan pengetatan moneter, dengan menggunakan tindakan fiskal (melalui pengurangan pengeluaran rutin maupun pembangunan dari APBN), kebijakan moneter (langkah BI menghentikan pembelian SBPU bank-bank dan peningkatan suku bunga SBI sampai lebih dari dua kali lipat), dan tindakan adminsitratif (instruksi Menkeu ke pada berbagai Yayasan dan BUMN untuk mengalihkan deposito mereka menjadi SBI). (http://www.pacific.net.id/pakar/sj/000920.html)

5. Risiko nilai tukar mata uang (valas) a. Pengertian

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini juga dikenal dengan nama currency risk atau exchange rate risk. b. Contoh

(16)

menanamkan modalnya dengan US$ akan membuat rugi, karena Rupiah yang harus dikeluarkan semakin banyak.

c. Strategi

Perusahaan atau pihak yang bergerak di jenis investasi ini sebaiknya melakukan tindakan mengantisipasi atau meminimalisir resiko dengan melakukan hedging.Hedging adalah suatu kegiatan perlindungan terhadap nilai uang. Hedging bisa dilakukan melaui Contract forward dan forward rate yang memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang ingin membeli valas dengan harga tertentu di masa depan yang telah disepakati sekarang.

6. Risiko negara a. Pengertian

Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Resiko Politik ini juga berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang diinvestasikan. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, maka stabilitas ekonomi dan politik negara

bersangkutan akan sangat perlu diperhatikan guna menghindari risiko negara yang terlalu tinggi. b. Contoh

Libya sebagai negara pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika mengalami krisis akibat adanya protes yang dimulai pada tanggal 16 Februari 2011 untuk menurunkan presiden yang berkuasa pada saat itu, menyebabkan terganggunya pasokan minyak mentah, sebagai akibatnya harga minyak menjadi naik. Dengan melonjaknya harga minyak mentah menyebabkan terjadinya krisis pangan secara global akibat naiknya harga pangan. Hal ini dikarenakan Minyak dibutuhkan untuk peralatan pertanian yang digunakan untuk memproduksi pangan dan Transportasi untuk mengangkut pangan.

c. Strategi

Perlunya investasi jangka panjang di sektor pertanian di negara berkembang, mempersiapkan teknologi yang lebih baik utk bisa meningkatkan produktivitas pangan, Investasi di infrastruktur pedesaan serta pelatihan untuk petani kecil guna mendorong ke arah produksi yang lebih tinggi. Dengan mengatasi krisis pangan yang terjadi nantinya mampu menghemat pengeluaran negara untuk penyediaan pangan dan mencegah terjadinya inflasi akibat kenaikan harga pangan akibat berkurangnya produksi pangan.

7. Resiko Reinvestment. a. Pengertian

Resiko Reinvestment yaitu resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu aset keuangan yang harus di re-invest dalam aset yang berpendapatan rendah (resiko yang memaksa investor

menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga.

b. Contoh

Kondisi investasi tidak akan sama ketika pembelian pertama kali suatu obligasi khususnya pembelian obligasi untuk jangka panjang, karena perubahan ekonomi dan politik dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pada saat hendak menginvestasikan kembali kupon-kupon dari obligasi tersebut. Untuk obligasi yang berdenominasi mata uang asing (non-rupiah), gejolak fluktuasi nilai tukar valuta asing terhadap rupiah mengakibatkan kerugian akibat selisih kurs. c. Startegi

(17)

penerbit obligasi tersebut berhak untuk membeli kembali (buy back) obligasi pada harga tertentu (call price) sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan (1) Peningkatan learning community dapat dicermati dengan adanya (a) Komunikasi dua arah, antara guru model dan observer; (b)

Astra Zeneca Indonesia telah melakukan proses kualifikasi yang terdokumentasi untuk fasilitas, peralatan, dan sistem yang berpengaruh pada mutu produk, mendokumentasikan

relatif prima dengan ϕ (p). Dengan nilai kunci enkripsi ini makan selanjutnya dapat dilakukan proses enkripsi. Proses enkripsi merupakan proses dimana pesan yang sebelumnya berupa

membina dan melaksanakan kerjasama dengan lembaga-lembaga Pemerintah dan organisasi masyarakat yang dianggap perlu dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi B.P7..

Irawati, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pembangunan Nagari (Suatu Kajian Dalam Kebijakan Program Dana Alokasi Umum Nagari di

Buku praktik yang dikembangkan memiliki karakteristik: (1) dapat memberikan gambaran nyata tentang siklus akuntansi perusahaan dagang; (2) dapat digunakan sebagai media

Minat beli ulang adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespon postitif terhadap suatu produk atau jasadari suatu perusahaan dan berniat mengkonsumsi kembali

Adanya kecerdasan emosional dalam diri individu, menunjukan bahwa individu mampu memikirkan coping untuk menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung.Hasil