BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pembangunan Ekonomi
Pengertian dasar dari pembangunan adalah suatu usaha perubahan untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan kepada norma-norma tertentu. Perubahan-perubahan yang direncanakan dengan menggunakan pendayagunaan
potensi alam, manusia, dan sosial budaya ilmiah disebut pembangunan.
Pendayagunaan potensi alam dengan menggali, mengembangkan dan
memanfaatkan sebaik-baiknya seperti tanah, hutan, sumber air mineral dan sebagainya. Potensi manusia berupa penduduk yang besar jumlahnya harus ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu menggali,
mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam tersebut dengan semaksimal mungkin. Jadi pembangunan nasional suatu bangsa merupakan suatu usaha besar
dari bangsa itu untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin.
Pembangunan ekonomi selalu ditujukan untuk mempertinggi kesejahteraan dalam arti seluas-luasnya. Kegiatan pembangunan ekonomi selalu
dipandang sebagai bagian dari usaha pembangunan keseluruhan yang dijalankan oleh suatu masyarakat. Pembangunan eknomi hanya meliputi usaha suatu
masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi kegiatan masyarakat, sedangkan keseluruhan usaha pembangunan itu meliputi juga usaha pembangunan sosial, politik dan kebudayaan.
Prof. Meier (dalam Adisasmita, 2005:205) mendefinisikan bahwa pembangunan ekonomi adalah :
“ Sebagai proses kenaikan pendapatan rill perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang”.
Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya
peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang.
Menurut Schumpeter (dalam Suryana, 2000:5), pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan-perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus.
Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan
pendapatan perkapita dan pendapatan nasional. Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam
suatu perekonomian di dalam masa satu tahun.
Pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita dari masa ke
proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
Sementara itu pembangunan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets (dalam Jhingan, 2000:57), adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan
suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya
Menurut Sadono Sukirno, 1985, hal 13, pembanguan ekonomi adalah Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
Dari definisi diatas jelas bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting yaitu: suatu proses yang berarti adanya perubahan yang terjadi secara
terus menerus, dan usaha meningkatkan pendapatan perkapita serta menaikkan pendapatan perkapita berlangsung dalam jangka panjang.
Prof. Sumitro memberikan pengertian pembangunan ekonomi :
Suatu usaha untuk memperbesar pendapatan perkapita dan menaikkan produktivitas perkapita dengan jalan menambah peralatan modal dan menambah
keterampilan.(Prof. Sumitro, 1985, hal 39).
Bila kita perhatikan pendapat yang dikemukakan oleh Prof. Sumitro
Modal yang dimaksud disini adalah modal yang berupa sumber daya alam yang belum dirubah manusia, seperti hasil pertanian, hasil hutan dan sebagainya serta
modal yang merupakan hasil manusia itu sendiri seperti mesin, sedangkan skill adalah keahlian manusia seperti pendidikan, manajemen dan disiplin. Maka
dengan demikian dapatlah dimengerti bahwa pembangunan ekonomi adalah merupakan serangkaian usaha untuk meningkatkan pendapatan nyata dalam masyarakat yang berguna untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa. Rangkaian
usaha ini haruslah menjadi milik masyarakat bukan hanya milik sebagian kecil masyarakat saja, sehingga dapatlah dikatakan pembangunan ekonomi dapat
mencapai sasaran.
2.2. Pengertian Pendapatan dan Upah
2.2.1. Pengertian Pendapatan
Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat
pendapatannya. Pendapatan dapat menunjukkan seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi.
Dengan kata lain pendapatan juga diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja atau buruh, baik berupa fisik ataupun non fisik selama ia
melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan,instansi atau tempat ia bekerja. Setiap orang yang bekerja berusaha untuk memperoleh pendapatan dengan jumlah yang maksimal agar bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Maksud
mendapatkan pendapatan yang cukup baginya dan keluarganya. Dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan hidupnya ataupun rumah tangga nya, maka
kehidupan yang sejahtera akan tercapai.
Menurut kamus ekonomi, pendapatan adalah berhubungan dengan
pendapatan pemerintah dari pajak, bea impor dan sebagainya.
Dan istilah ini juga diterapkan terhadap pendapatan perusahaan dan pendapatan individu-individu.
Menurut Wahyu Adji (2004 : 3) mengatakan bahwa “ pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dari perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa,
bunga dan laba termasuk juga beragam tunjangan”. Sedangkan menurut Suyanto (2000: 8) mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:
Pendapatan adalah sejumlah dana yang diperoleh dari pemanfaatan faktor
produksi yang dimiliki. Sumber pendapatan tersebut meliputi:
1. Sewa kekayaan yang digunakan oleh orang lain, misalnya menyewakan
tanah, rumah dan lain-lain.
2. Upah atau gaji karena bekerja dengan orang lain ataupun menjadi pegawai negeri.
3. Bunga karena menanamkan modal di bank ataupun perusahaan, misalnya mendepositokan uang di bank dan membeli saham.
4. Hasil dari wiraswasta, misalnya berdagang, berternak, mendirikan perusahaan ataupun bertani.
Menurut T. Gilarso (1992: 63) berpendapat bahwa “ pendapatan keluarga
jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi”. Selain itu menurut Slameto ( 2010: 63) berpendapat bahwa :
“ Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan,
minum, pakaian, perlindunagan kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika orang tua mempunyai cukup
uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok kurang terpenuhi sehingga belajar anak terganggu. Akibat yang lain anak selalu
dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan anak yang lainnya, hal ini juga pasti akan menganggu belajar anak”.
Pada awal abad ke-20, gagasan yang berkenaan dengan pendapatan
diperkenalkan oleh Fisher dan Hicks.
Fisher menegaskan bahwa pendapatan adalah sebagai serangkaian
kejadian yang berkaitan dengan beberapa tahap yang berbeda yaitu : 1. Kenikmatan pendapatan psikis
2. Pendapatan rill
3. Pendapatan uang (Richard G.Schrooder,Levi’s D.MC.Cullers,1987,hal 74).
Pendapatan psikis adalah barang dan jasa yang sungguh-sungguh dikonsumsi oleh orang yang menciptakan kesenangan psikis dan kepuasan kebutuhan. Pendapatan psikis merupakan konsep psikologis yang tidak dapat
pendapatan rill adalah ekspansi kejadian yang menimbulkan kenikmatan psikis. Pendapatan ini diukur dengan biaya hidup. Dengan kata lain kepuasan
yang diciptakan oleh kenikmatan psikis dari keuntungan yang diukur dengan pengeluaran uang yang dilakukan untuk perolehan barang dan jasa sebelum dan
sesudah konsumsi. Jadi pendapatan psikis, pendapatan rill dan biaya hidup merupakan tiga tahap yang berbeda bagi pendapatan.
Dari pengertian pendapatan diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan
adalah uang yang diterima selama periode tertentu dari balas jasa dari perusahaan yang bisa berupa bentuk gaji, upah, tunjangan seperti kesehatan dan pensiun. Dan
pendapatan orang tua adalah seluruh pendapata yang diterima oleh seseorang baik yang berasal dari keterlibatan langsung dalam proses produksi atau tidak, yang dapat diukur dengan uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama
maupun perorangan pada suatu keluarga dalam satu bulan
2.3. Pengertian Upah
Upah merupakan harga yang dibayar untuk mereka yng menyelenggarakan jasa-jasa,biasanya dibayar perjam, perhari, minggu.(Winardi SE, Kamus Ekonomi, 1982). Dalam ilmu ekonomi semua jenis kompensasi untuk jasa-jasa
merupakan wages.
Sedangkan yang termasuk dengan upah adalah upah kotor yang berupa
uang termasuk tunjangan-tunjangan,upah tambahan atau premi untuk prestasi lebih, serta harga dari barang-barang yang diberikan pekerja, yang tidak termasuk dengan upah adalah upah lembur, non aktif selama istirahat atau sakit,
pemogokkan, rapel, kenaikan upah, pembayaran satu atau beberapa bulan dalam pemecatan, pembayaran lebaran.
Sedangkan pekerja yang tercatat dalam daftar pembayaran perkebunan pekerja rombongan yang umumnya dipekerjakan oleh seorang pemborong
(berdasarkan kontrak tidak dimasukkan).
Perhitungan rata-rata upah pekerja setiap hari didasarkan pada banyaknya upah yang diterima oleh pekerja dibagi dengan banyaknya hari bekerja dalam
periode waktu yang sama.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pada suatu
sektor adalah penggunaan faktor-faktor produksinya.
Secara khusus faktor-faktor produksi tersebut dikaitkan dengan usaha tani perkebunan.
Faktor produksi yang dikenal adalah tanah, modal, tenaga kerja dan enterpreneuship. Kemampuan petani mengkombinasikan faktor-faktor produksi
tersebut dengan baik maka akan meningkatkan pendapatan mereka dan sebaliknya. Hal ini dapat dilihat melalui tugas produksi yang menunjukkan hubungan antara output dan jumlah input sebagai berikut (Soekamto):
Y=fungsi(TK, K, N, E, T).
Fungsi diatas dapat diartikan output produksi nasional (Y) selama suatu periode
tergantung kepada aliran masukan tenaga kerja (TK), kapital (K), sumber daya alam (N), kewirausahaan (E) dan teknologi (T).
1. Tanah (Sumber Daya Alam)
hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dimana hasil produksi keluar (Mubyarto,1989,hal 75).
Apabila terjadi kelemahan dari pengolahan sumber daya alam atau tanah maka di negara-negara berkembang pertumbuhan ekonomi bekerja berdasarkan
dengan cara eksploitasi besar-besaran tanpa memperhatikan akibat sampingan. Sedangkan dari fungsi produksi tersebut, sumber daya alam bersama masukan lainnya menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi.
2. Kapital(Modal)
Modal merupakan faktor produksi kedua yang memberi sumbangan nilai
produksi pertanian setelah tanah.
Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja yang menghasilkan barang-barang baru dalam hal ini hasil pertanian.
3. Tenaga kerja
Faktor produksi ini mempunyai permasalahan yang kompleks. Ini ditandai
dengan masih banyaknya pengangguran yang dapat menimbulkan masalah kerawanan dalam masyarakat. Pada sektor usaha tani,pengangguran tersembunyi masih juga belum dapat teratasi. Dan ini mengakibatkan produktivitas rendah
pada sektor ini dan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. 4. Kewirausahaan (Enterpreneuship)
Kewirausahaan adalah kemampuan seseorang yang ada dalam hal melaksanakan produksi menanggung tanggung jawab organisasi, manajemen, serta resiko. Seseorang ini dinyatakan sebagai elemen aktif yang artinya dapat
kewirausahaan ini mencakup :
a.Pembuatan artikel baru dan perbaikan kualitas artikel yang ada
b.Digunakan suatu metode produksi baru c.Dibuka nya pasar penjualan baru
d.Mengusahakan dicapainya bahan-bahan dasar atau bahan-bahan pembantu
e.Menciptakan organisasi baru (misalnya menciptakan posisi
monopolistis). 5. Teknologi
Di zaman sekarang berkembang teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang dipercaya akan mampu menangani masalah semakin menipisnya sumber daya, sehingga kemajuan ekonomi dapat dicapai tanpa hentinya. Hal ini
disebabkan karena perkembangan teknologi yang akan selalu menyediakan pengganti terhadap sumber daya alam yang semakin langka. Teknologi
merupakan jawaban dari semakin menipisnya sumber daya alam yang tersedia. Adanya pengorbanan yang dikeluarkan tenaga kerja untuk perusahaan maka tenaga kerja berhak atas balas jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja
tersebut berupa upah.
Sadono Sukirno (2005: 350-351), membuat perbedaan diantara dua pengertian
upah :
1. Upah Nominal (upah uang) adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga mental dan fisik para pekerja
2. Upah Riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan para pekerja.
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian upah dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Malayu SP. Hasibuan (1997: 133), upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada para pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya.
2. Moekijat (2007: 6), menyatakan bahwa upah adalah pembayaran yang diberikan kepada karyawan produksi dengan dasar lamanya jam kerja.
3. Edwin B. Flippo (dalam As’ad, 2004: 92), “a wage a price for the service human being”, yang mana artinya adalah upah merupakan harga yang
diberikan oleh pemilik perusahaan kepada para karyawan atas dasar jasa yang
telah diberikan oleh karyawan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Simanjuntak (1996:12), menyatakan
bahwa upah merupakan imbalan yang diterima seseorang atas jasa yang diberikannya bagi pihak lain, diberikan seluruhnya dalam bentuk uang atau sebagian dalam bentuk uang dan sebagian dalam bentuk natural.Upah merupakan
faktor yang penting bagi pekerja, karena bagaimanapun juga upah bagi pekerja merupakan tempat bergantung bagi kelangsungan hidup pekerja beserta
keluarganya.
Adapun yang dimaksud dengan upah menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah hak pekerja / buruh yang diterima
kerja kepada pekerja/buruh, yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan jasa yang telah atau akan dilakukan.
Menurut Sadono Sukirno (2005), gaji adalah pembayaran kepada pekerja tetap dan tenaga kerja professional seperti pegawai pemerintah, dosen, guru, manajer, dan akuntan. Sedangkan upah adalah pembayaran kepada
pekerja-pekerja kasar seperti buruh, petani, tukang batu.
Sementara menurut Hadi Purwono (2003: 2), membedakan pengertian gaji
dan upah sebagai berikut: Gaji (salary) biasanya dikatakan upah (wages) yang dibayarkan kepada pimpinan, pengawas, dan tata usaha pegawai kantor atau manajer lainnya.
Gaji umumnya tingkatnya lebih tinggi dari pada pembayaran kepada pekerja upahan.
Sedangkan upah adalah pembayaran kepada karyawan atau pekerja yang dibayar menurut lamanya jam kerja dan diberikan kepada mereka yang biasanya tidak mempunyai jaminan untuk dipekerjakan secara terus-menerus.
Defenisi lain diungkapkan oleh Winarni dan Sugiyarso (2006), yang menyatakan bahwa istilah gaji biasa digunakan pada instansi – instansi
pemerintah dan pembayarannya ditetapkan secara bulanan,
sedangkan upah biasa digunakan pada perusahaan-perusahaan swasta dan diberikan pada pekerja yang lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik,
diselesaikan.
Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara gaji
dan upah terletak pada kuatnya ikatan kontrak kerja dan jangka waktu penerimaannya. Seseorang menerima gaji apabila ikatan kontrak kerjanya kuat
dan memiliki jabatan yang bersifat administratif. Sedangkan orang yang menerima upah, ikatan kontrak kerjanya kurang kuat dan biasanya diberikan kepada pekerja pelaksana (buruh). Untuk jangka waktu penerimaan, gaji pada
umumnya diberikan secara periodik biasanya setiap akhir bulan, sedangkan upah diberikan pada setiap hari atau mingguan.
2.3.1. Macam-Macam Upah dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Menurut Rivai (2004), upah dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Upah menurut waktu, yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja
menurut waktu kapasitas kerjanya.
2. Pembayaran upah tersebut bisa dilakukan secara harian, mingguan, dan
bulanan. Besarnya upah yang dibayarkan didasarkan kepada lamanya bekerja bukan dikaitkan dengan prestasi kerjanya.
Kebaikan upah menurut waktu adalah :
a. Tata usaha yang mengurus soal pembayaran upah dapat menyelenggarakan dengan mudah.
b. Perhitungan tidak menyukarkan. Keburukan upah menurut waktu adalah :
a. Upah pekerja yang rajin dan yang malas disamakan.
dan kemauan bekerja dari pekerja.
c. Buruh tidak mempunyai dorongan untuk bekerja keras demi perusahaan.
3. Upah menurut satuan hasil, yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja menurut prestasi yang dihasilkan oleh para pekerja tersebut. Artinya,
besarnya upah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram.
4. Besarnya upah yang diberikan selalu didasarkan kepada banyaknya hasil
yang dikerjakan bukan kepada lamanya waktu untuk mengerjakannya. Kebaikan upah menurut satuan hasil :
a. Pekerja yang rajin akan mendapatkan upah yang tinggi daripada pekerja yang malas.
b. Pekerja berusaha mendapatkan prestasi kerja, sehingga menguntungkan
perusahaan karena hasil produksi meningkat. Keburukan upah menurut satuan hasil :
a. Kualitas barang yang dihasilkan turun karena pegawai bekerja dengan tergesa-gesa.
b. Keinginan pegawai untuk mendapatkan upah yang besar menyebabkan
ia bekerja terus – menerus yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan bagi pekerja.
5. Upah menurut borongan, yaitu suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Penetapan besarnya balas jasa berdasarkan system
diperlukan untuk menyelesaikannya.
Buruh, pengusaha, Pemerintah, dan masyarakat pada umumnya
sama-sama mempunyai kepentingan atas sistem dan kebijaksanaan pengupahan. Buruh dan keluarganya sangat tergantung pada upah yang mereka terima untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan, perumahan, dan kebutuhan lainnya. Sehingga upah menjadi masalah krusial, karena selalu menjadi selisih pendapat antara pengusaha dengan buruh dalam menetapkan pengupahan.
Para buruh dan serikat buruh selalu mengharapkan upah yang lebih besar untuk meningkatkan taraf hidupnya. Di lain pihak, para pengusaha sering melihat
upah sebagai bagian dari biaya pengeluaran semata, sehingga banyak pengusaha yang sangat hati-hati untuk meningkatkan upah. Di kebanyakan perusahaan keputusan menentukan tingkat besar kecilnya upah dipengaruhi oleh banyak hal.
Winarni dan Sugiyarso (2006), menyatakan bahwa faktor – faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat upah antara lain :
1. Ketetapan Pemerintah
Dalam penentuan gaji dan upah yang perlu diingat adalah bahwa setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan, pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja.
Untuk menentukan tingkat upah di beberapa perusahaan digunakan
Minimum Sektoral Regional (UMSR). Namun ketentuan ini kebanyakan berlaku untuk jabatan tingkat pelaksana saja.
Maksudnya bahwa upah yang diberikan oleh perusahaan harus ditinjau kembali secara bertahap.
Hal ini penting karena adanya beberapa faktor yang terjadi pada upah yang diberikan, yaitu :
a. Perubahan tingkat penduduk.
b. Perubahan Undang-Undang/ Peraturan tentang besarnya gaji dan upah. c. Perubahan tingkat gaji dan upah yang diberikan perusahaan lain.
2.4. Pengertian dan Konsep Tenaga Kerja
2.4.1. Angkatan Kerja
Di dalam mengetahui angkatan kerja,penulis mengemukakan beberapa
pendapat yaitu: Penduduk yang berusia 10 tahun ke atas yang mempunyai pekerjaan tertentu dalam suatu kegiatan ekonomi dan mereka yang tidak bekerja
tetapi sedang mencari pekerjaan. ( Payaman Simanjuntak,1985,hal 3).
Pengertian Angkatan kerja menurut Mulyadi S, (2003) adalah bagian dari tenaga
kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produksi yaitu produksi barang dan jasa (Mulyadi S, 2003).
Pengertian Angkatan kerja menurut DR.Soeroto. MA, 1992, hal 12 didefenisikansebagai berikut:
“Sebagian dari jumlah penduduk dalam usia kerja yang mempunyai dan
mental secara yuridis tidak kehilangan kebebasannya untuk memilih dan melakukan pekerjaan tanpa ada unsur paksaan ”.
Untuk mempermudah ingatan terhadap pengertian angkatan kerja dapat dirumuskan sebagai berikut:
Angkatan kerja = (yang) Bekerja + Pengangguran
Golongan yang bekerja adalah angkatan kerja yang sudah aktif dalam menghasilkankan barang atau jasa. Kelompok ini terdiri dari orang yang bekerja
penuh dan setengah menganggur.
Yang termasuk golongan bekerja penuh adalah orang yang cukup dimanfaatkan
dalam bekerja dalam jumlah jam kerja produktivitas dan penghasilan yang diperoleh. Sedangkan golongan yang dimaksud setengah menganggur adalah orang yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja baik dilihat dari segi jam kerja
produktivitas kerja maupun segi penghasilan. Selanjutnya yang disebut dengan pengangguran adalah angkatan kerja yang siap untuk bekerja dan sedang
berusaha untuk mencari pekerjaan. 2.4.2. Tenaga Kerja
Pengertian tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang
bekerja,sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga (Payman Simanjuntak, 1985, hal 2).
Pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurutnya ditentukan oleh umur/usia. Mampu bekerja berarti mampu juga melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis yaitu, bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang
Secara singkat tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja. Pengertian tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja atau
sedang bersekolah atau mengurus rumah tangga. Tiga golongan yang disebut terakhir, walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan
sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Di Indonesia, semula dipilih batas umur minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan demikian tenaga kerja di Indonesia dimaksudkan sebagai penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih.
Dengan bertambahnya, kegiatan pendidikan maka jumlah penduduk dalam usia sekolah yang melakukan kegiatan ekonomi akan berkurang.Mulai tanggal 1
Oktober 1998, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk umur 15 tahun atau lebih.Ketentuan ini juga mengacu pada ketentuan Internasional dalam hal ini World Bank yang menyatakan batas usia kerja adalah 15-64 tahun. Jadi, tenaga
kerja adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (15 tahun keatas )yang berpotensial dapat memproduksi barang dan jasa.
Berdasarkan uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa tenaga kerja meliputi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, atau dapat disimpulkan sebagai berikut: Tenaga Kerja = Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja
2.5. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
No. Nama Peneliti
Judul
Penelitian Metode Variabel
3. Trya
Tanggungan(X4),
Curah Jam
2.6. Kerangka Konseptual
2.6.1. Hubungan Antara Variabel Usia dengan Pendapatan
Terdapat kesamaan persepsi tentang usia pekerja baik sektor formal
maupun informal. Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia. Tujuan dari pemilihan batasan umur tersebut adalah supaya definisi yang diberikan adalah
sedapat mungkin mengambarkan kenyataan yang sebenarnya (Simanjuntak, 1985). Hal ini sesuai dengan pengertian Tenaga Kerja menurut Badan Pusat Statistik (BPS,2009)adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun
Pendapat bahwa para pekerja muda pada umunya mempunyai tingkat harapan dan ambisi yang tinggi juga dikemukakan oleh Gellerman (1987)dimana
para pekerja yang berusia muda lebih mempunyai tantangan dalam pekerjaan dan menjadi bosan dengan tugas-tugas rutin. Mereka tidak puas dengan kedudukan
yang kurang berarti. Hal ini juga terjadi pada pekerja usua menengah, status menjadi sesuatu yang penting., sebaliknya, diusia lanjut, kompetisi biasa dielakkan karena menurunya stamina.
Melihat perspektif usia pekerja wanita, Wambraw (2007) mengemukaan bahwa dari sisi kelompok umur, diketahui bahwa tingkat partisipasi penduduk
wanita meningkat seiring dengan perkembangan umur.
Namun demikian pada umur tertentu tingkat partisipasinya mencapai titik optimal kemudian menurun hingga titik terendah, terutama pada kelompok umur
yang tergolong kurang lebih enam puluh tahun keatas.
Dari beberapa pengertian dan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
usia sangat mempengaruhi stamina dan produktifitas tenaga kerja dalam melakukan aktifitasnya (dalam hal ini bekerja yang memperoleh upah atau pendapatan).
2.6.2. Hubungan Antara Variabel Jumlah Tanggungan dengan Pendapatan
Ciri khusus yang dimiliki pekerja wanita dalam system yang bersifat
patriarkal adalah masih melekatnya area domestik rumah tangga pada pembagian dan peran kerjanya, oleh karena itu kehadiran dan pertumbuhan anak dalam suatu keluarga juga dilekatkan pada peran kerja ibunya yang cenderung mengurangi
dalam rumah tangga yang menciptakan suatu permintaan bagi semacam produksi rumah tangga yang dikenal sebagai perawatan anak. Lebih lanjut dapat dikatakan
bahwa perwatan anak merupakan suatu kegiatan produksi yang intensif.
Walaupun demikian terdapat barang-barang yang di hasilkan pasar serta
pelayanan, seperti pusat penitipan anak-anak, tempat perawatan anak-anak, dan pembatu rumah tangga sebagai penggati waktu seorang ibu dalam produksi perawatan anak, sehingga subtitusi semacam itu melepaskan waktu bersama
anak-anak dalam rumah tangga yang juga cenderung mengurangi partisipasi kerja wanita yang telah menikah (Rachmiar, 2002).
Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jumlah tanggungan memiliki hubungan degan pendapatan karena bagaimana rumah tangga mengatur siapa yang bersekolah, bekerja, dan mengurus rumah tangga bergantung pada
jumlah tanggungan keluarga yang bersangkutan. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka semakin tinggi pula probabilitas perempuan yang telah
menikah untuk bekerja.
2.6.3. Hubungan Antara Variabel Tingkat Pengalaman dengan Pendapatan
Pengalaman kerja proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan
tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 2005: 15).
Pendapat lain mengemukakan pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik (Ranupandojo,
Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilam seseorang dalam
pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya.
Pengalaman kerja merupakan kejadian-kejadian rill yang dialami oleh seseorang yang bekerja sehingga pengalaman kerja sangat mendukung keterampilan dan kecepatan para pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dimana semakin lama pengalaman kerja atau semakin terampil dan semakin cepat menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga pendapatan yang
diperoleh seorag pekerja akan semakin meningkat.
Dari uraian diatas maka dapat digambarkan mengenai Analisis Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Perkebunan Teh PTPN IV Kebun Bah Butong
Kecamatan Sidamanik adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian Usia pekerja
Jumlah tanggungan
Tingkat pengalaman
2.7. Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka konseptual penelitian dapat dirumuskan
dalam hipotesis penelitian :
1. Usia pekerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja
wanita, baik secara parsial maupun secara simultan.
2. Jumlah tanggungan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan tenaga kerja wanita, baik secara parsial maupun secara simultan.