• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Mineral Kalsium dan Besi pada Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kadar Mineral Kalsium dan Besi pada Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) secara Spektrofotometri Serapan Atom"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) atau ketela rambat “sweetpotato” diduga berasal dari Benua Amerika. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia terutama negara-negara beriklim tropik diperkirakan pada abad ke-16 (Gardjito, dkk., 2013). Sifat pertumbuhan ubi jalar yang lebih toleran terhadap penyakit, hama, dan kelembaban tinggi dari pada banyak tanaman lain yang tumbuh di daerah tropis serta dapat dipanen beberapa kali dalam setahun menyebabkan pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar mulai meluas hampir disemua provinsi di Indonesia (Islam, 2007).

Sasaran produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 2,6 juta ton dan meningkat menjadi 2,85 juta ton pada tahun 2019 (Permentan RI, 2015). Tingginya sasaran tingkat produksi ini memperlihatkan besarnya minat masyarakat dalam mengkonsumsi ubi jalar. Namun, selama ini masyarakat Indonesia kebanyakan hanya menggunakan umbi dari ubi jalar saja sebagai bahan pangan. Sedangkan bagian yang lainnya berakhir sebagai limbah. Limbah ubi jalar berupa daun dimanfaatkan untuk pakan ternak. Di Irian Jaya, limbah daun ubi jalar digunakan sebagai pakan ternak kelinci (Gardjito, dkk., 2013).

Penelitian memperlihatkan bahwa daun ubi jalar mengandung banyak vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya yang sebanding dengan bayam. Bahkan kandungan kalsium, besi, dan karoten pada daun ubi jalar lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran utama lainnya (Islam, 2007). Pada bagian pucuk

(2)

2

daun ubi jalar segar (mentah) mengandung sumber gizi yang cukup tinggi (Gardjito, dkk., 2013). Jumlah nutrisi yang terkandung pada daun ubi jalar pada tiap 100 g yakni protein total 29 g, β-karoten 2700 µg, kalsium 75-183 mg, besi

1,8-3,9 mg, riboflavin 0,35 mg, dan asam askorbat 32-136 mg (Motsa, dkk., 2015).

Kadar gizi tanaman pangan dapat berbeda-beda. Keragaman ini diakibatkan oleh banyaknya faktor yang saling bergantungan, terutama faktor genetik, sinar matahari, curah hujan, topografi, tanah, lokasi, musim, dan derajat kemasakkan (Harris dan Karmas, 1975).

Mineral terdapat di dalam tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium dan besi salah satu diantara mineral lainnya yang memegang peranan penting bagi fungsi tubuh (Almatsier, 2009).

Berdasarkan uraian diatas, penggunaan daun ubi jalar sebagai sayuran dan untuk pengolahan makanan harus didukung. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk meneliti kandungan kalsium dan besi yang terdapat pada daun ubi jalar berdasarkan perbedaan dari warna umbinya. Berdasarkan umbinya, ubi jalar memiliki empat macam warna umbi yang berbeda, yakni berumbi putih, kuning, jingga dan ungu. Penelitian ini dilakukan pada daun ubi jalar berumbi ungu, kuning dan putih. Tidak dilakukan penelitian daun ubi jalar berumbi jingga dikarenakan keterbatasan ketersediaan sampel di wilayah penelitian.

Dalam penelitian ini dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan sebagai uji pendahuluan dari mineral kalsium dan besi. Sedangkan untuk analisis kuantitatif menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Pemilihan metode ini didasarkan pada pelaksanaannya relatif

(3)

3

sederhana, interferensinya sedikit, serta metode ini cocok untuk analisis kelumit logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm) (Gandjar dan Rohman, 2012).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. berapa kadar kalsium dan besi yang terkandung pada daun ubi jalar berumbi ungu, kuning dan putih ?

b. apakah ada perbedaan antara kadar kalsium dan besi pada daun ubi jalar berumbi ungu, kuning dan putih ?

1.3 Hipotesis

a. kadar kalsium dan besi pada daun ubi jalar berumbi ungu, kuning, dan putih dalam jumlah tertentu.

b. ada perbedaan kadar kalsium dan besi pada daun ubi jalar berumbi ungu, kuning, dan putih dalam jumlah tertentu.

1.4 Tujuan Penelitian

a. untuk mengetahui kadar mineral kalsium dan besi pada daun ubi jalar berumbi ungu, kuning dan putih.

b. untuk mengetahui perbedaan jumlah kandungan mineral kalsium dan besi pada daun ubi jalar berumbi ungu, kuning dan putih.

(4)

4 1.5 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kandungan mineral kalsium dan besi yang terkandung pada daun ubi jalar berumbi ungu, kuning dan putih, sehingga daun ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif untuk dikonsumsi bagi masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Devi Afrianti 2015, judul skripsi: ORGANISASI PEREMPUAN (Studi Kasus Aisyiyah Di Kota Medan). Skripsi ini mendeskripsikan: “Organisasi Perempuan Aisyiyah di Kota Medan. Kajian

kebudayaan, pelayanan kesehatan, laboratorium, dan pelayanan umum. Bangunan gedung fungsi khusus meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan

Penataan desa meliputi pembentukan (mengadakan desa baru di luar desa yang ada), penghapusan (yang dapat dilakukan karena adanya bencana alam dan/atau kepentingan

Dalam pemikiran Islam, seperti yang dikemukakan oleh al-Ghazali, kelompok-kelompok atau pemeluk agama lain yang tidak terjangkau oleh dakwah Islam, akan tetapi berpegang

Dalam peristiwa tersebut, Muhammad bukan hanya diperkenankan berbicara langsung dengan Allah SWT seperti nabi Musa as, melainkan juga ia diperkenankan mengunjungi

Additionally, although our findings began to demonstrate the effectiveness of sending emotional social support messages within an online monitoring system to improve management

Sejarah berlangsungnya kegiatan pemahaman terhadap al- Qur’an , telah melewati berbagai periode dan berbagai peristiwa. Tradisi memahami kalam Ilahi dalam Islam ini,

Cara pengumpulan data yang dapat berupa bukti tertulis dari objek penelitian untuk memperkuat data yang diperoleh khususnya yang berkaitan dengan analisis peran