• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.Latar belakang Maksud dan Tujuan Rekording

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1.Latar belakang Maksud dan Tujuan Rekording"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1.Latar belakang

Recording yang baik adalah recording yang data-datanya dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dipercaya serta selalu aktual tiap hari. Recording akan mempermudah membuat keputusan yang tepat untuk program selanjutnya. Nah, sudah waktunya kita sedikit professional dalam mengelola usaha kita. Saran kami, tidak ada ruginya untuk menjalankan program ini. Recording adalah suatu usaha yang dikerjakan oleh peternak untuk mencatat gagal atau berhasilnya suatu usaha peternakan. Di bidang usaha peternakan program ini diterapkan hampir pada semua sektor usaha ternak mulai ternak unggas (layer, broiler, penetasan), ternak potong (sapi perah, sapi potong, kambing dan domba), dan aneka ternak seperti kelinci dan lainnyaBanyak faktor yang menentukan keberhasilan usaha peternakan. Faktor tersebut kalau dikelompokkan akan mengerucut menjadi tiga faktor utama yaitu faktor pakan, bibit dan manajemen pemeliharaan (lingkungan). Faktor bibit, pakan, dan manajemen pemeliharaan, semuanya saling terkait mendukung keberhasilan usaha sehingga tidak bisa mengabaikan salah satunya. Dan cukup menjadi salah satu cermin manajemen Apa saja yang perlu pencatatan? Dalam usaha peternakan banyak sekali komponen recording yang harusnya mendapat perhatian antara lain : jumlah populasi, jumlah pemberian pakan, jumlah produksi harian yang dihasilkan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tingkat kematian (mortalitas) ternak yang dipelihara, penyakit yang menyerang, riwayat kesehatan (medical record), obat yang dibutuhkan, vaksinasi yang dibutuhkan dan masih banyak lainnya. Intinya semakin banyak pencatatan yang dilakukan akan semakin baik manajemen usaha yang di jalankan

Maksud dan Tujuan Rekording

Mengetahui jumlah populasi akhir. Ini perlu karena bagaimanapun letak keuntungan ,Untuk bahan pertimbangan dalam penilaian tata laksana yang sedang dilaksanakan. (PBB), Feed Consumtion Rate (FCR), jumlah produksi.Sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan sehari-hari Sebagai langkah awal dalam menyusun rencana jangka panjang Bagi pemerintah berguna untuk penyusunan kebijakan dalam bidang peternakan seperti apakah diperlukan import untuk pemenuhan kebutuhan sehingga Mempermudah peternak melakukan evaluasi, mengontrol dan memprediksi tingkat

1. Di negara berkembang recording belum banyak di lakukan karena beberapa hal : 2. Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh peternak

3. Kurangnya perhatian peternak terhadap sistem recordingSedikitnya jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak

4. Belum menjalankan program pemuliaan ternak

Recording yang baik adalah recording yang data-datanya dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dipercaya serta selalu aktual tiap hari. Recording akan mempermudah membuat keputusan yang tepat untuk program selanjutnya.

Dengan adanya tahap-tahap pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia, usaha ternak sapi potong dan sapi kerja mempunyai prospek yang sangat cerah di Indonesia, lebih-lebih karena

(2)

b. Sebagian besar penduduk Indonesia (± 70%) bermatapencaharian di bidang pertanian yang tidak bisa terlepas dari usaha ternak sapi, khususnya sapi kerja.

c. Indonesia sangat potensial untuk usaha peternakan sapi, karena:

- Banyaknya packing rumput, khususnya di luar Jawa, yang dapat dijadikan lahan untuk persediaan makanan alami bagi ternak.

- Banyak daerah yang mempunyai iklim sangat cocok untuk peternakan sapi, balk untuk sapi lokal (tropis) maupun sapi impor dari luar negeri.

- Semakin meningkatnya hasil ikutan dari usaha pertanian, seperti: bungkil kelapa. bungkil kacang tanah, bungkil kedelai, katul, dan lain sebagainya.

1.2. Tatalaksana pemeliraan ternak

Selain recording yang ta sangat penting juga tata laksana pemeliraharaan seperti: a. sistem kerang ( ear notching )

yakni memberikan tanda pengenal dengan mengunakan silet atau pisau yang tanjam untuk mengerat telinga seperti dalam gambarcara adalah sebagai berikut : sebelum daun telinga dikerat terlebih dahulu bagian yang akan dikerat dibersihkan dengan spiritus atau alkohol. Setelah selesai pengertan,bagian yang beri obat mera.

b.sistem anting ( ear tagging )

sistem ini dilakukan dengan cara melubangi telinga agar bisa nomar dimasukan atau ditempeli antingan karet yang kuat bisa di beri no atau huruf.

c.sistem tattoo ( ear taatto )

sistem ini dilakukan dengan mengunakan alat khusus beruapa paku-paku tajam yang bentuk huruf atau nomor .cara adalah : telinga sapi yang akan diberikan tanda kita tusuk dengan alat tersebut kemudian tinta hitam.

d.sistem peneng

sistem ini banyak dipraktikan oleh para peternak tradisional di desa-desa .dengan cara yakni memberi kalung pada ternak dari rantai besi atau bahan lain ,di beri tanda huruf ,nomor atau tulisan

e. stempel pada tanduk dan badan

sistem ini biasanya dilakukan dengan cara memberiakan tulisan atau nomor pada pada tanduk, atau mengunakan besi berbentuk tulisan atau nomor tertentu pada tanduk, atau pun mengunakan besi .atau dipanas kemudian untuk menandai tubuah sapi pada pantat bagian atas.

f. sistem stempel ( merek ) pada kulit Arti Penting Recording

Banyak faktor yang menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam ras. Faktor bibit, pakan, kesehatan dan manajemen pemeliharaan, semuanya saling terkait mendukung keberhasilan itu. Manajemen yang baik tercermin pada recording yang tertib.

Produksi industri perunggasan faktor penentu keberhasilan sangatlah multi faktoral. Sudah jelas bahwa faktor manajemen pakan, manajemen kesehatan dan manajemen pemeliharaan paling menentukan berhasil-tidaknya usaha ini. Akan tetapi sebaik apa pun manajemen tersebut, bila tidak didukung data yang akurat tentunya akan membawa dampak yang mungkin saja akan mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu usaha, atau seburuk-buruknya menambah perbendaharaan faktor kegagalan.

(3)

Kira-kira komponen recording apakah yang perlu mendapat perhatian untuk menunjang keberhasilan pemograman? Dalam usaha peternakan unggas banyak sekali komponen recording yang harusnya mendapat perhatian antara lain:

1.Populasi.

Mengetahui jumlah total individu ternak yang dipelihara sangatlah penting. Mengetahui jumlah total populasi akan mempengaruhi 3 faktor manajemen. Pada praktiknya jumlah populasi akan berimbas pada pengobatan, pemberian pakan, vaksin dan vitamin. Jumlah populasi harus selalu di up to date, karena kesalahan populasi tentu saja merusak performan (bobot badan dan produksi telur), kesalahan pengobatan, pemberian pakan, vaksin dan vitamin (bisa kekurangan atau kelebihan) sehingga

memunculkan kerugian lain seperti resistensi penyakit hingga pertumbuhan yang tidak seragam.

2.Deplesi (penyusutan).

Jumlah individu yang mati, afkir atau hilang harus selalu dicatat, karena setiap ada penyusutan dalam jumlah tertentu maka peternak akan mengubah program pemberian pakan yang disesuaikan dengan jumlah populasi yang terakhir. Setiap jumlah deplesi juga akan menjadi kontrol kesehatan karena bisa jadi penyusutan yang terjadi karena serangan penyakit yang menyebabkan mortalitas ayam.

3.Berat badan.

Data berat badan penting untuk ditampilkan menginngat secara kontinyu berpengaruh terhadap performans ayam dan kualitas pakan.

4.Program dan jumlah pemberian pakan.

Data ini juga perlu mendapat tempat dalam recording. Data ini menjadi sarana untuk keberhasilan program pemberian pakan dan mengetahui jumlah pakan yang diberikan untuk menjaga ketersediaan stok di gudang pakan.

5.Water intake.

Jumlah air yang dikonsumsi sangat penting untuk mengevaluasi status kesehatan ayam dan suhu udara kandang. Data konsumsi air juga penting untuk mengetahui tingkat kebocoran pipa untuk mendistribusi air minum.

6.Produksi telur.

Untuk ayam yang telah bertelur, data mengenai jumlah telur yang diproduksi harian, maupun mingguan menjadi penting. Hal ini guna menjadi penentu keberhasilan manajemen pemeliharaan. Bila telur tersebut untuk ditetaskan lagi, perlu ditambah recording jumlah telur yang menetas, jumlah telur dead in shell – nya, jumlah telur kosong dan jumlah telur yang tidak layak untuk ditetaskan.

7.Riwayat ksehatan (medical record).

Mungkin seringkali banyak peternak lupa membuat recording ini. Padahal recording kesehatan justru yang vital karena diperlukan untuk melakukan dengan tepat kapan melakukan vaksinasi, pemberian obat, mengontrol sirkulasi obat, vaksin dan barang penunjang kesehatan yang lain.

8.Stok barang.

Stok barang bisa berarti adalah stok pakan. Vaksin, vitamin, obat atau bahan lainnya yang digunakan oleh peternak untuk menunjang produksi. Kontrol stok barang yang ketat akan meminimalkan “kebocoran” karena penyelewengan stok dan menjaga ketersediaan barang untuk kelangsungan pemeliharaan.

(4)

Dari semua komponen diatas, perlulah mendapat perhatian oleh para peternak untuk menjadikan data tersebut ke dalam sebuah recording yang terintegrasi. Recording yang akurat akan mempermudah peternak melakukan evaluasi, mengontrol dan memperdiksi tingkat keberhasilan usaha meski peternak jarang melihat langsung ke lapangan.

Recording yang baik adalah recording yang data-datanya dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dipercaya serta selalu aktual tiap hari. Jadi setiap dibutuhkan dapat menjadi dasar yang dipercaya dan dapat dipakai menjadi acuan yang tepat untuk program selanjutnya.

Contoh recording pada usaha peternakan 1.3. Rekording Pada Reproduksi

Rekording Breeding Harian

Bulan : ……….. REKORDING PENAMPILAN BULAN

Untuk Bulan : ……… Dari

Sampai

Jumlah kelahiran

Jumlah anak babi kelahirkan Rata–rata jumlah litter

Jumlah kematian litter waktu dilahirkan

Rata-rata jumlah kematian litter waktu dilahir Jumlah induk menyapi ( keriang )

Rata-rata jumlah disapih

Jumlah induk / dara dikawinkan

Ringkasan untuk bulan —————————- dari————sampai————– - Jumlah kelahiran :

- Jumlah anak babi dilahirankan : - Rata-rata jumlah litter : - Jumlah induk kering (menyapi) : - Jumlah anak disapih : - Rata-rata berat litter waktu disapih : - Jumlah induk /dara dikawinkan :

Penjatan Induk Tanggal Kawin

Cara Kawin

Perkawinan ke

Kebutingan Kelahiran Jumlah liter

Keterangan No.Pok Breed No.Pok Breed

(5)

Rekording Reproduksi Rekording Untuk Litter

Tgl. Rerkoding kawin lahir penyapihan Keterangan induk keterangan penjantan

Breed : No.Pok : Breed : No.Pok : Tgl.kelahiran : Tgl.kelahiran :

Dari induk : Dari induk : Dari penjantan : Dari penjantan :

Jumlah kelahiran yang hidup : Jantan …… Betina ………..tak diketahui Jumlah kelahiran yang mati : jantan …… Betina ……….. Jumlah kelahiran Jumlah genjik yang disapih : jantan …… Betina ……….. Jumlah yang disapih

Berat Hidup ( kg ) No.Babi

genjik

Sex Berat lahir Berat sapih Umur 3 bulan Umur 6 bulan Keterangan (kelahiran) Rekording Reproduksi

Rekording Penampilan Individual Induk

No.Induk ————-Breed ———– Tgl.lahir ————- Hari ———————

Pertama Kedua Ketiga Keemapat Kelima Keenam Tanggal perkawinan

No.Pok.penjantan Breed

Tanggal kelahiran Umur pada waktu lahir Lama bunting

Litter pada waktu lahir : Jumlah

Hidup Mati

Dekompose

Berat total (kg) yang hidup Berat rata-rata (kg)

Pada waktu penyapihan : Tanggal penyapihan Umur (hari)

Jumlah

Berat total (kg) Rata-rata berat (kg)

(6)

Rekording Produksi Konsumsi Dan Efisiensi Pakan Kandang No Ruangan No. Rata-rata berat Initial (kg) Rata-rata berat Akhir (kg Konsumsi Pakan (kg) Efiesiensi pakan Keterangan - buruk - sedang - baik Rekording Kesehatan Rekording Klinis No.Pok. klasifikasi Umur

Tanda-tanda

Tanggal Jenis penyakit

Perlakuan Hasil Kandang No.

Ruang No. Rekoding Kesehatan

Rekording Kematian

Tanggal No. Sex Berat Klasifikasi Lokasi Sebab Kematian

Tindak Keterangan 1.4. Rekording Kambing Perah

CATATAN INDIVIDUAL KAMBING PERAH Nama : ——————- Jenis Kelamin: ———– Tanggal Lahir : ———— No.Registrasi : ———————————— Ciri Khusus : ——————- Catatan Tertua : ———————- Kakek Penjantan ———————- ———————- Nenek Betina ———————- ———————- Kakek ———————- Nenek Perlakuan :

Tanggal : —– Perlakuan : —— Tanggal : —— Perlakuan : ————– Tanggal : —– Perlakuan : —— Tanggal : —— Perlakuan : ————– Tanggal : —– Perlakuan : —— Tanggal : —— Perlakuan : ————– Tanggal : —– Perlakuan : —— Tanggal : —— Perlakuan : ————– Tanggal : —– Perlakuan : —— Tanggal : —— Perlakuan : ————– Tanggal : —– Perlakuan : —— Tanggal : —— Perlakuan : ————– Catatan : ————————————————————————— —————————————————————————–

(7)

CATATAN PRODUKSI SUSU HARIAN Periode : ——————————- 2009 No. Nama Hari/Tanggal 1. Minggu : ——————– 2. Senen : ——————– 3. Selasa : ——————– 4. Rabu : ——————– 5. Kamis : ——————– 6. Jumat : ——————– 7. Sabtu : ——————– 8. Jumlah : ——————-

Gambar : Kambing Perah

CATATAN PRODUKSI PER MASA LAKTASI Nama : —————————————————–

Masa Laktasi Tanggal Melahirkan Tgl. Mulai Diperah Tgl. Kawin Kembali Tgl.Mulai Masa Kering Laktasi 1 Laktasi 2 Laktasi 3 Laktasi 4 Laktasi 5 Laktasi 6 Laktasi 7 Laktasi 8 Laktasi 9 Laktasi 10 Umur (bulan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 Beranak Masa Laktasi Kawin Setelah Beranak Bunting Setelah Beranak

1.5.. Rerkoding kambing potong (Kambing Unggul) Kartu Model A.1

(8)

KARTU KAMBING JANTAN Keterangan Individual : ——————————– Nomor Reg./Telinga/Kalung : ——————————– Rasa/Bangsa : ——————————–

Tanggal Lahir : tunggal/kembar-2/kembar-3/kembar-4*) Gambar Samping Kanan dan Kiri

Keterangan Orang Tua

Nomor Register Bapak : —————————————— Nomor Register Induk : —————————————— Keterangan Pengeluaran

Kambing ini dikeluarkan dari peternakan karena mati/diculing/*) ……… ……….. Pada tanggal ………. Catatan-catatn Penting

*) Coret yang tidak perlu KARTU MODEL A.1

KARTU KAMBING BETINA Keterangan Individuail Nomor Register/Telinga/kalung*) : ———————- Ras/Bangsa : ———————- Tanggal Lahir : ———————- Kelahiran : tunggal/kembar-2/kembar-3/kembar-4*) Ciri-ciri Istimewa : ———————–

Keterangan Orang Tua

Nomor register Bapak : ———- Ras/bangsa Bapak : ———- Nomor Register Induk : ———- Ras/Bangsa Induk : ———- Keterangan Pengeluaran

Kambing ini dikeluarkan dari peternakan karena mati/diculing/*) ———- ——————————— Pada tanggal ————————————— Catatan-catatan Pentingan

*)Coret yang tidak penting KARTU MODEL.B

(9)

KARTU CATATAN PERTUMBUHAN Nomor Register/Telinga/Kalung *)——————— Tanggal Menimbang Berat Kg Tanggal Menimbang Berat Kg Tanggal Menimbang Berat Kg Tanggal Menimbang Berat Kg Berat lahir Keterangan :

1.Berat Sapih (umur ———– )

2.Rata-rata Pertambangan Berat Badan per Hari (Average Daily Weight Gain) sampai Umur Disapi = ——— Kg

3. Berat sampai Dewasa Kelamin (Umur ——-) = ——— Kg 4. Rata-rata Pertambahan Berat Badan per Hari dari

Sampai Umur Dewasa Kelamin = ——— Kg 5.Rata-rata Pertambahan Berat badan per Hari dari Add.1

s/d Umur add.3 = ——— Kg 6. Berat sampai Dewasa Tubuh (Umur ———– ) = ——— Kg 7. Rata-rata Pertambahan Berat Badan per hari dari

Sampai Umur Dewasa Tubuh = ——— Kg 1. Rata-rata Pertambahan Berat Badan per Hari dari Add.3 s/d Umur add.6 = ——— Kg KARTU MODEL C.1

KARTU PERKAWINAN KAMBING JANTAN Nomor Register/Telinga/Kalung *) ————— Tanggal Kawin Nomor Induk Tanggal Kawin Nomor Induk Tanggal Kawin Nomor Induk Tanggal Kawin Nomor Induk

(10)

KARTU MODEL C.2

KARTU PERKWINAN KAMBING BETINA Nomor Register/Telinga/kalung *) ————- Tanggal Kawin Nomor Induk Tanggal Kawin Nomor Induk Tanggal Kawin Nomor Induk Tanggal Kawin Nomor Induk KARTU MODEL D

KARTU KELAHIRAN ANAK

Nomor Register/Telinga/Kalung *) ———- Tanggal Melahirkan Normal Tidak Normal Jumlah Tanggal Melahirkan Normal Tidak Normal Jumlah

Nomor Anak Nomor Anak

Jantan Betian Jantan Betina

(11)

*) Coret yang tidak perlu

**) Diisi Distochia atau lahir mat KARTU MODEL .G

KARTU PEMERIKSAAN

KEBUTINGAN/PENGOBATAN/VACCINASI Nomor Register/Telinga/Kalung *)————————

Tanggal Tanda-tanda Diagnosis Pengobatan

1.6. REKORDING SAPI POTONG

KARTU CATATAN PRODUKSI INDUK Nama Peternak : —————————————- Bangsa : ——- Tanggal : ——— Induk : ———- Bapak : ———– Bobot Bobot Bobot 1 Bobot 2 Bobot

Lahir : ——– Sapi : ——- Tahun : ——- Tahun : ——- Dewasa : ——– Data Perkawinan

(12)

IDENTIKASI SAPI POTONG Jenis Kelamin : —————————————— Bangsa : —————————————— Kemurnian : —————————————— Turunan Ke : —————————————— No. Register : —————————————— No. Telinga : —————————————— Nama Ternak : —————————————— Warna : —————————————— Tanggal Lahir : —————————————— Lokasi : —————————————— Daerah : —————————————— No.Pemilik : —————————————— Nama Pemilik : —————————————— Alamat Pemilik : —————————————— Asosisi (——————-) PEMILIK DAN LOKASI

Nama : —————————————————————– Alamat pemilik : —————————————————————–

Kode Lokasi : —————————————————————— Kode Kader : —————————————————————— Alamat Kader : —————————————————————— Dinas Peternakan Asosiasi ( ……….. ) (

………. )

Nama Sapi : ……… Reg :

Tattoo : ………. Gambar Sapi Individu

I DATA KEPEMILIKAN Nama Pemilik : ……… Alamat : ……… Nama Sapi : ……… Nomor Telinga : ………

(13)

Nomor Kode : ……… Nama Penjantan : ……… Nama induk : ………

II

JUMLAH MAKANAN

PENGELUARAN TAHUN PEMELIHARAAN

1 2 3 4 5 6 7

PAKAN Konsentrat

Hijauan

Susu untuk / Pedet

PAKAN Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Hijauan / Tahun Konsentrat / Tahun Susu / Tahun Tanggal Lahir Nomor

Anak Induk/Ibunya Ayahnya

Sex/Jenis

Kelamin Bobot

(14)

DATA KELAHIRAN ANAK SAPI Gambar pedet

DATA INDIVIDUAL TERNAK Data kelahiran tahun : ………. Jenis ternak : ………. Alamat : ………. Nama ternak : ………….. No.Reg : …………

Tanggal.kelahiran : ………..

1.7. Rekording Sapi Perah

CATATAN REPRODUKSI ( dikandang ) No ternak Tahun kelahiran Data ternak Hari umur sapih Bobot badan Pertambahan rata-rata bobot badan perhari Bobot sapi setelah 250 hari Rasio berat sapih Nilai tampak luar Tanggal Lahir Tanggal beranak terakhir

Laktasi Ke ( ) Retensio Plancenta ( )

Tanggal IB Penjantan Hasil PKB

(15)

CATATAN KELAHIRAN ANAK Tanggal lahir Kelahiran Aburtus

Normal Jenis Kelamin Bobot Lahir (kg) Tidak Normal Distokia Lahir Mati Aburtus Umur Janin sebab Petugas Memo

Tanggal lahir Kelahiran Aburtus Normal Jenis Kelamin Bobot Lahir (kg) Tidak Normal Distokia Lahir Mati Aburtus Umur Janin sebab Petugas Memo

CATATAN PRODUKSI SUSU

LAKTASI KE : …. Mulai di catatan tanggal : ……… Propduksi

Pengambilan bulan ke Produksi 305 Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Pemerahan pagi Pemerahan sore Jumlah susu / hari jumlahhari perah/ bulan Jumlah produksi 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Tanggal Beranak Berikutnya Keterangan

(16)

/bulan Perlakuan / kasus Memo

Propduksi

Pengambilan bulan ke Produksi 305 Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Pemerahan pagi Pemerahan sore Jumlah susu / hari jumlahhari perah/ bulan Jumlah produksi /bulan Perlakuan / kasus Memo

PELAYANAN INSEMINASI BUATAN PEMERIKSA KEBUTINGAN DAN KESEHATAN INSENMINASI

BUATAN PEMERIKSAAN KEBUTINGAN TERNAK

Tanggal

kode

(17)

Gambar

Gambar : Kambing Perah

Referensi

Dokumen terkait

Produksi susu dapat ditingkatkan dengan adanya manajemen yang baik dalam usaha peternakan sapi perah, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan pemberian

Tabel 1.4.1. Karyawan Kecamatan Karanganyar berdasarkan Golongan.. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kompleksitas permasalahan diwilayah kecamatan, maka pemenuhan

disebabkan oleh perlunya seseorang untuk mengatur suatu organisasi dalam melaksanakan administrasi usaha sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan. Suatu administrasi usaha akan

Total Nilai Produksi Hasil Peternakan (Rp) --- Komoditas Unggulan Berdasarkan Nilai Produksi --- Komoditas Unggulan Berdasarkan Populasi Ternak --- Komoditas Unggulan Berdasarkan

Berkaitan dengan pernyataan tersebut bahwa manajemen mutu terpadu adalah suatu usaha untuk meningkatkan mutu dari produk perusahaan maka salah satu aspek yang harus mendapat

Produksi susu dapat ditingkatkan dengan adanya manajemen yang baik dalam usaha peternakan sapi perah, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan pemberian

SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Realisasi Capaian (%) 3 Meningkatnya kualitas kerjasama bidang STRACAP 5 Persentase kerjasama di bidang STRACAP yang disepakati di

Biaya produksi terbesar yang dikeluarkan dalam usaha peternakan ayam ras pedaging yaitu biaya pakan maka dalam pemberian pakan peternak harus lebih hemat dari biasanya sehingga