• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO PADA MAYORA INDAH DI BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO PADA MAYORA INDAH DI BEI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO

PADA MAYORA INDAH DI BEI

Dian Rizky Nurul Islami Dianrizky27@gmail.com

Djawoto

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

main aims of this study is to find out how performance the company by analysis financial performance consists of liquidity ratio, activity, solvability, and profitability. Of the research results it can be conclude than liquidity ratio of PT. Mayora Indah, Tbk’s from 2008 to 2011 was less good since it was under the average of company’s financial ratio. The activity ratio in 2008,2011, and 2012 was less good since it was under the average of the company’s financial ratio. The solvability ratio from 2008 to 2010 was less good since it was under the average of company’s financial ratio. And the profitability ratio in 2008, 2011, and 2012 was less good since it was under the average of the company’s financial ratio. It can be conclude from the result of the research that PT. Mayora Indah, Tbk has quite good financial performance.

Keywords: Liquidity Ratio, Activity Ratio, Solvability Ratio, Profitability Ratio, Financial Performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan melalui analisis laporan keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan profitabilitas. Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas PT. Mayora Indah, Tbk pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 kurang baik karena berada dibawah rata– rata rasio keuangan perusahaan. Rasio aktivitas pada tahun 2008, 2011, dan 2012 kurang baik karena berada dibawah rata – rata rasio keuangan perusahaan. Rasio solvabilitas pada tahun 2008 sampai dengan 2010 kurang baik karena berada dibawah rata– rata rasio keuangan perusahaan. Dan rasio profitabilitas pada tahun 2008, 2011, dan 2012 kurang baik karena berada dibawah rata– rata perusahaan. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa PT. Mayora Indah, Tbk mempunyai kinerja keuangan yang cukup baik.

Kata Kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio profitabilitas, Kinerja Keuangan

PENDAHULUAN

Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang hidup dalam lingkungan dunia usaha yang berubah cepat dan dinamis. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang cukup pesat, menuntut perusahaan untuk melakukan pengelolaan usaha yang lebih baik. Hal itu dilakukan untuk menghadapi persaingan antar perusahaan. Suatu perusahaan apabila ingin mengetahui tentang kemajuan dan perkembangan dalam perusahaan, diperlukan suatu alat yang mampu memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, relevan dan singkat serta padat kepada pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan perusahaan.

Masing – masing perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efektif dan efisien khususnya untuk meningkatkan prestasi perusahaan dalam kinerja keuangannya, baik

(2)

untuk jangka pendek maupun jangka panjangnya. Dan untuk mengetahui atau menilai perkembangan usahanya, karena setiap kondisi keuangan perusahaan dapat dirangkum dan dituangkan kedalam laporan keuangan maka perusahaan perlu adanya laporan keuangan digunakan untuk mengetahui posisi keuangan yang sebenarnya.

Untuk itu demi tercapainya tujuan perusahaan, yang utama yaitu perusahaan harus mampu mengelola dan memanfaatkan posisi keuangannya secara efektif dan efisien. Posisi keuangan tersebut berfungsi sebagai tolak ukur kinerja keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kemajuan di dalam perusahaan. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, diperlukan suatu informasi yang relevan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan pada jangka waktu tertentu terhadap pihak – pihak yang berkepentingan.

Metode tersebut dapat membantu pihak manajemen dalam mengambil suatu keputusan sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan. Dimana keputusan tersebut sangat berguna untuk membuat perencanaan dan pengendalian. Sedangkan bagi pihak eksternal seperti investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat umum, penilaian kinerja perusahaan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk investasi, pemberian kredit, maupun mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya yang secara finansial ditunjukkan dalam laporan keuangan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan akan diketahui baik buruknya kinerja keuangan. Teknik analisis yang digunakan adalah rasio keuangan diantaranya meliputi beberapa aspek yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Hal ini dilakukan agar peusahaan memperoleh gambaran dan melihat prospek dan resiko perusahaan pada masa yang akan datang. Faktor prospek dalam rasio tersebut akan mempengaruhi harapan investor terhadap perusahaan pada masa – masa mendatang dan agar tidak terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan.

Suatu perusahaan apabila ingin mengetahui tentang kemajuan dan perkembangan dalam perusahaan, diperlukan suatu alat yang mampu memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, relevan dan singkat serta padat kepada pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan perusahaan. Dan untuk mengetahui atau menilai perkembangan usahanya, karena setiap kondisi keuangan perusahaan dapat dirangkum dan dituangkan kedalam laporan keuangan maka perusahaan perlu adanya laporan keuangan digunakan untuk mengetahui posisi keuangan yang sebenarnya.

Laporan keuangan sangat penting dilakukan, karena dengan adanya laporan keuangan selain dapat digunakan untuk menilai posisi keuangan, laporan keuangan juga memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak. Keputusan-keputusan tersebut mempunyai dampak terhadap profitabilitas jangka panjang perusahaan. Dengan laporan keuangan ini pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi dari waktu ke waktu yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi tentang data keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan.

Objek dari penelitian ini adalah PT. Mayora indah, Tbk yaitu perusahaan yang berinvestasi di bidang manufaktur yang produknya terdiri dari biskuit, permen, wafer, coklat, sereal, kopi, bubur, mie instant, serta minuman. Dimana produknya telah dikenal luas oleh masyarakat. Sebagian besar produknya yang dikonsumsi oleh masyarakat luas di hampir seluruh pelosok Indonesia.

Untuk menilai buruknya kinerja perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan. Salah satu cara untuk mengukur kinerja suatu perusahaan adalah dengan Analisis Rasio Keuangan. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan laporan

(3)

keuangan perusahaan masa lalu. Rasio keuangan yang digunakan adalah Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas perusahaan. Hal ini dilakukan agar diperoleh gambaran mengenai perkembangan perusahaan juga untuk menghindari hasil penelitian yang setengah-setengah yang akan mendorong terjadinya keputusan yang salah.

Analisis laporan keuangan akan lebih bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila laporan keuangan tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, maka dari hasil analisis dapat diketahui kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan.

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas bisa diketahui untuk menilai kinerja perusahaan pada kurun waktu tertentu, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut : “Bagaimana kinerja keuangan pada PT. Mayora Indah, Tbk ditinjau dengan analisis rasio pada laporan keuangan”.

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui, apakah dengan analisis rasio keuangan dapat memberikan suatu informasi tentang kinerja perusahaan PT. Mayora Indah, Tbk.

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

Pengertian Laporan Keuangan

Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari laporan keuangan, oleh karena itu perlu pembahasan singkat mengenai laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan didalam mengambil keputusan (Sutrisno, 2009:9)

Laporan keuangan merupakan obyek dari analisis terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusun dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri. Pemakaian laporan keuangan meliputi para investor dan calon investor, kreditor (pemberi pinjaman), pemasok, kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, pemerintah yang lembaga lainnya, karyawan dan masyarakat, dan shareholders para pemegang saham (Prastowo dan Juliaty, 2008:3).

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan (Munawir, 2002:2).

Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyajikan laporan kemajuan perusahaan secara periodik menurut (Munawir, 2002:8).

Tujuan laporan keuangan menurut (Prastowo dan Juliaty, 2005:5) yaitu untuk menyediakan informasi yang menyangkut :

a. Posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

(4)

b. Kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas serta untuk merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

c. Perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode pelaporan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen atau menggambarkan pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Unsur-unsur Laporan Keuangan

Menurut Prastowo dan Juliaty (2008:9) laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan. Unsur ini dapat diklasifikasikan menjadi unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan dan unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan berbagai perubahan dalam neraca. Didalam neraca dan laporan laba rugi, penyajian berbagai unsur tersebut memerlukan :

a. Unsur Posisi Keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas (yang disajikan pada laporan keuangan yang disebut neraca). Dalam menilai apakah suatu pos memenuhi definisi aktiva, kewajiban dan tidak disajikan sebagai bagian dari ekuitas.

b. Unsur Kinerja Perusahaan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja perusahaan disajikan pada laporan keuangan yang disebut laporan laba rugi. Penghsailan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya. Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan dan beban ini bergantung pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan.

Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan

Menurut Rahardjo (2005:52), bentuk dan isi laporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Laporan Neraca (Balance Sheet )

Neraca merupakan laporan mengenai keadaan harta kekayaan perusahaan atau keadaan posisi keuangan perusahaan. Neraca memberitahu kita seberapa kuat posisi keuangan perusahaan dan bagian yang dipinjam dari kreditur untuk suatu jangka waktu tertentu. b. Laporan Laba - Rugi ( Income Statement )

Adalah laporan yang menyajikan daftar pendapatan dan biaya perusahaan selama satu periode akutansi. Laporan laba – rugi disusun untuk mengukur seberapa jauh perkembangan perusahaan dalam melaksanakan operasinya. Dalam laporan laba – rugi menggambarkan pertambahan atau pengurangan aktiva yang disebabkan adanya transaksi barang - barang atau jasa.

c. Laporan Perubahan Modal ( Capital Statement )

Adalah laporan penambahan atau pengurangan modal perusahaan selama satu periode akutansi. Laporan perubahan modal merupakan informasi tentang perubahan modal pemilik.

(5)

d. Laporan Lain – lain

Laporan lain – lain yang merupakan pelengkap laporan keuangan antara lain : laporan sumber dan penggunaan dana, laporan aktiva, daftar laporan, daftar utang piutang, daftar analisis laporan keuangan

Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat 4 karakteristik kualitatif menurut IAI (2007:5) yaitu :

a. Dapat dipahami

Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dengan mudah dan segera dapat dipahami oleh pemakainya. Pemakai informasi diasumsikan mempunyai pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemampuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

b. Relevan

Informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai, yaitu dengan cara dapat berguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi bermanfaat dalam peramalan dan penegasan, yang keduanya berkaitan satu sama lain.

c. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, daan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d. Dapat Dibandingkan

Pemakaian harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengindentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

Menurut Djarwanto (2004:12) ada empat keterbatasan laporan keuangan antara lain : a. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara (interim report), bukan

merupakan laporan final, karena laba rugi rill (laba rugi final) hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidir.

b. Laporan keuangan ditujukan dalam jumlah rupiah yang nampaknya pasti. Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan standar lain (karena adanya lebih dari standar yang diperkenankan).

c. Neraca dan laporan laba-rugi mencerminkan transaksi – transaksi keuangan dari waktu ke waktu.

d. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan perusahaan.

Pemakai Laporan Keuangan

Menurut Prastowo dan Julianty (2008:3-4), para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda dan ada beberapa pengguna (baik intern maupun ekstern) yang berkepentingan

(6)

dengan data-data akutansi maupun sajian laporan keuangan perusahaan. Pemakai laporan keuangan adalah:

a. Pimpinan

Pimpinan perusahaan sangat bergantung dan paling banyak memerlukan informasi akuntansi, sebagai alat perencana informasi perusahaan dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai atas perusahaan yang dipimpin dan menjadi tanggung jawab.

b. Pemilik (owner)

Pemilik perusahaan berkepentingan atas dana yang telah digunakan untuk keperluan perusahaannya, ini akan mengharapkan keberhasilan atas hasil kinerja perusahaannya. c. Pemegang saham

Pemegang saham disebut shareholder atau investor melakukan penanaman modal dalam perusahaan dengan jalan memilki atau membeli saham perusahaan.

d. Kreditur

Adalah orang atau bank yang meminjamkan dana kepada perusahaan. Ia ingin mengetahui perkembangan perusahaan setelah pinjaman diberikan. Kreditur juga memberikan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan perusahaan mengembalikan piutang berserta bungannya pada saat jatuh tempo.

e. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai instansi yang terkaitnya seperti BPS, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), sangat berkepentingan dengan informasi akuntasi perusahaan. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) perlu laporan keuangan perusahaan untuk menentukan pajak dan peraturan-peraturan pajak yang mungkin perlu diperbaruharui.

f. Karyawan

Karyawan (employe) melalui serikat pekerjanya juga memerlukan informasi akuntansi. Mereka berkepentingan terhadap stabilitas dan profitabilitas perusahaan dimana karyawan menggantungkan hidup untuk keluarganya.

g. Masyarakat

Masyarakat sebagai warga Negara juga berminat terhadap informasi akuntansi secara individu. Mereka akan memperhatikan catatan-catatan atau laporan mutasi keuangan atau banknya, sebagai dasar pengembalian keputusan ekonominya.

h. Para professional

Para profesional seperti ahli hokum (lawyer), notaries (notary), insinyur (enginer), dokter (phisican) didalam melaksanakan profesinya juga memerlukan informasi akuntansi. Lawyer dan notary sebagai bukti sahnya suatu transaksi yang ada kaitannya dengan kontrak dan hak milik.

Analisis Laporan Keuangan

Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2004:190), Analisis Laporan Keuangan mengurai pos - pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

(7)

Analisis laporan keuangan adalah penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. (Djarwanto, 2004:59).

Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada didalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (Harahap, 2004:197).

a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan.

c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat yang tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik kaitannya dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitan dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.

f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh pengambil keputusan.

g. Dapat menentukan peningkatan perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

h. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Metode dan teknik analisis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu metode analisis horizontal dan metode analisis vertikal (Munawir, 2002:36-39).

a. Analisis Horizontal

Adalah analisis dengan mangadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.

b. Analisis Vertikal

Adalah analisis yang apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.

Sedangkan teknik analisa yang bisa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1)

Analisa Perbandingan Laporan Keuangan

metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.

2)

Analisa Trend

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, naik atau bahkan turun.

(8)

adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

4)

Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

5)

Analisis Ratio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos

tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

6)

Analisis Perubahan Laba Kotor

adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tertentu.

7)

Analisis Break Even

adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan.

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja perusahaan adalah hasil dari kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. (Darsono, 2007:47), kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu prestasi kerja yang dicapai perusahaan yang tercermin melalui informasi keuangan yang menggambarkan nilai suatu perusahaan pada akhir suatu periode dan kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.

Analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, yang mencakup pembanding kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industry yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu (Moeljadi, 2006:67). Dan teknik atau alat utama yang biasa digunakan untuk menganalisa laporan keuangan dalam upaya menilai dan mengevaluasi adalah dengan menggunakan rasio keuangan.

Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan

Secara umum, tujuan penilaian terhadap kinerja perusahaan adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek.

b. Untuk mengetahui tingkat aktivitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk mengetahui aktivitas perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam mengukur efektifitas sumber – sumber dananya.

c. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

d. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

(9)

Analisis Rasio Keuangan

Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2004:297), analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Analisis rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standart (Munawir, 2002:64 ).

Keterbatasan Analisis Rasio keuangan

Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Ada keterbatasan analisis rasio antara lain (Harahap, 2004:298-299)

a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai.

b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan yang menjadi keterbatasan teknik ini.

c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Kegunaan atau manfaat analisis rasio keuangan antara lain :

a. Bagi para banker berguna untuk mempertimbangkan pemberian kredit jangka pendek maupun jangka panjang kepada perusahaan untuk itu para banker lebih tertarik kepada rencana jangka pendek, likuiditas, kemampuan memperoleh laba, tingkat efisiensi operasional dan solvabilitas.

b. Bagi para kreditur jangka panjang lebih tertarik pada kemampuan memperoleh laba dan tingkat efisiensi operasional.

c. Bagi para penanam modal lebih tertarik pada kemampuan laba jangka panjang dan tingkat efisiensi perusahaan.

d. Bagi manajemen itu sendiri tentu saja sangat berkepentingan dengan semua aspek analisis rasio keuangan, karena itu harus mampu membayar hutang jangka pendek, mampu membayar hutang jangka panjang, mampu meningkatkan efisiensi perusahaan, mampu memaksimalkan nilai perusahaan dan mampu memperoleh laba untuk memaksimalkan pemegang saham. ( Yamid, 2000:4)

Metode Perbandingan Rasio Keuangan

Metode perbandingan rasio pada dasarnya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam membandingkan rasio financial perusahaan yaitu : (Syamsudin, 2007:39).

a.

Time series analysis.

Adalah suatu cara yang dilakukan dengan jalan membandingkan ratio-ratio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

(10)

b.

Cross sectional approach.

Adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan ratio-ratio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Analisis terhadap rasio merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan, jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan dalam menganalisis data-data yang berhubungan dengan alat untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu sebagai berikut (Harahap, 2004:301) :

a. Rasio Likuiditas.

Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo (Prastowo dan Juliaty, 2008:153). b. Rasio Aktivitas.

Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukan tingkat aktivitas atau efisiensi penggunaan dana yang tertanam pada pos-pos aktiva dalam neraca perusahaan (Rahardjo,2002:125).

c. Rasio Profitabilitas.

Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya (Rahardjo,2002:122).

d. Rasio Solvabilitas.

Solvabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang (Munawir, 2002:32).

Perumusan Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini tidak menggunakan hipotesis karena penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dan digunakan penulis adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang mengambarkan objek yang diteliti, dimana data dikumpulkan, dipelajari, diolah kemudian dianalisis. Sehingga penelitian ini tidak melakukan uji hipotesa, melainkan mendeskripsikan informasi, menganalisis dan mengintepretasikan sesuai dengan obyek yang diteliti.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel adalah segala sesuatu yang menjadi pengamatan dalam penelitian yang didasarkan atas sifat dalam penelitian atau hal-hal yang didapat didefinisikan, diamati dan diobservasikan.

1. Analisis Rasio keuangan

Merupakan salah satu alat untuk mengukur kinerja keuangan dalam periode tertentu untuk melihat kondisi keuangan perusahaan pada masa lalu saat ini maupun masa yang akan datang. Jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan untuk mengkur kinerja keuangan suatu perusahaan diantaranya:

(11)

a. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo (Prastowo dan Juliaty,2008:153) sedangkan menurut Munawir (2002:31) yang dimaksud likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

b. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukan tingkat aktivitas atau efisiensi penggunaan dana yang tertanam pada pos-pos aktiva dalam neraca perusahaan (Rahardjo,2002:125).

c. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas

Rasio rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya (Rahardjo,2002:122) sedangkan menurut Menurut Harahap (2004:304), rasio rentabilitas atau disebut rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang.

d. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang (Munawir,2002:32).

2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan merupakan faktor yang menentukan kemampuan atau potensi yang dicapai oleh perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis Time Series yaitu analisis rasio keuangan untuk beberapa periode sehingga akan terlihat prestasi perusahaan tersebut cenderung meningkat, menurun, atau cenderung konstan dalam beberapa periode.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

Merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangan yang segera harus dibayar dengan aktiva lancar.

Tabel 1

Pergerakan Current Ratio Tahun 2008 – 2012

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Current Ratio 218,87% 229,04% 258,08% 221,87% 251,20% Sumber Data : Indonesian Capital Market Directory

(12)

Berdasarkan dari data diatas menunjukkan bahwa current ratio dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 pada PT. Mayora Indah, Tbk cenderung mengalami kenaikan meskipun pada tahun 2011 mengalami penurunan. Dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 229,04 % disebabkan karena aktiva lancar mengalami kenaikan dan penurunan hutang lancar. Pada tahun 2010 juga naik sebesar 258,08% disebabkan aktiva lancer mengalami kenaikan lebih besar daripada hutang lancar. Pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 221,87 %, dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 251,20 %.

Rasio Aktivitas

a. Total Assets Turnover

Merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan perusahaan menggunakan sedikit asset sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan perusahaan terlalu banyak menempatkan dananya dalam bentuk asset dasar.

Tabel 2

Pergerakkan Total Assets Turnover Tahun 2008 – 2012

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Total Assets

Turnover 1,34 X 1,47 X 1,64 X 1,43 X 1,27 X

Sumber Data : Indonesian Capital Market Directory

Berdasarkan dari data di atas menunjukkan bahwa total assets turnover selama 5 tahun cenderung mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2008 tingkat total assets turnover sebesar 1,34 X, tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 1,47 X disebabkan kenaikan penjualan lebih besar dari kenaikan total aktiva. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 1,64 X , tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 1,43 X dikarenakan naiknya penjualan lebih besar daripada total aktiva. Pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1,27 X

b.

Inventory Turnover

Rasio ini menunjukkan bagaimana kinerja manajemen perusahaan dalam hal

pengelolaan persediaan untuk menciptakan penjualan dan laba. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun dan ini

menandakan efektifitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.

(13)

Pergerakan Inventory Turnover Tahun 2008 – 2012

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Inventory Turnover 5,90 X 7,94 X 11,07 X 5,83 X 5,45 X

Sumber Data : Indonesian Capital Market Directory

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa inventory turnover mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2008 tingkat inventory turnover sebesar 5,90 X. Pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 7,94 X dikarenakan adanya peningkatan harga pokok penjualan yang lebih besar dari persediaan. Tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 11,07 X. Pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 5,83 X dan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 5,45 X.

Rasio solvabilitas a. Debt to Total Assets

Rasio ini memperlihatkan perbandingan kewajiban yang dimiliki dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil. Semakin tinggi hasil presentasenya, cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditur maupun pemegang saham.

Tabel 4

Pergerakkan Debt to Total Assets Tahun 2008 – 2012

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Debt to Total Assets 0,56 X 0,50 X 0,54 X 0,63 X 0,63 X Sumber data : Indonesian Capital Market Directory

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa tingkat debt to total assets cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 tingkat prosentase sebesar 0,56 X , tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 0,50 X disebabkan penurunan total hutang. Pada tahun 2010 naik menjadi 0,54 X disebabkan penurunan total hutang lebih kecil daripada kenaikan total aktiva. Pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,63. Tahun 2012 nilainya tetap yaitu sebesar 0,63 X.

b. Debt to Equity Ratio

Merupakan rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total modal. Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang – hutang nya kepada pihak luar. semakin tinggi tingkat rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya. Semakin tinggi hasil prosentasenya, cenderung makin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham.

(14)

Pergerakan Debt to Equity Ratio Tahun 2008 – 2012

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Debt to Equity

1,32 X 1,03 X 1,18 X 1,72 X 1,72 X

Ratio

Sumber Data : Indonesian Capital Market Directory

Berdasarkan data yang ada diatas menunjukkan tingkat debt to equity ratio mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2008 tingkat debt to equity ratio sebesar 1,32 X. Pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 1,03 X disebabkan karena modal mengalami kenaikan dan total hutang mengalami penurunan. Tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 1,18 X. Pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 1,72 X disebabkan karena kenaikan total hutang lebih besar daripada kenaikan modal. Tahun 2012 tingkat debt to equity ratio sama yaitu 1,72 X.

Rasio Profitabilitas a. Gross Profit Margin

Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengatur tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume penjualan.

Tabel 6

Pergerakan Gross Profit Margin Tahun 2008 – 2012

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Gross Profit

19,29% 23,73% 23,62% 17,54% 21,56%

Margin

Sumber Data : Indonesian Capital Market Directory

Berdasarkan data diatas maka gross profit margin pada tahun 2008 sampai 2012 mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2008 tingkat gross profit margin sebesar 19,29 %, tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 23,73 % disebabkan peningkatan laba kotor lebih besar daripada penjualan. Pada tahun 2010 terjadi penurunan sebesar 23,62 %. Tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 17,54 % disebabkan adanya peningkatan penjualan lebih besar dibandingkan laba kotor, dan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 21,56 %.

b. Net Profit Margin

Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dijelaskan sebagai kemampuan perusahaaan menekan biaya – biaya. Semakin tinggi profit margin semakin baik operasi perusahaan.

(15)

Pergerakan Net Profit Margin Tahun 2008 – 2012

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Net Profit 5,02% 7,79% 6,70% 5,12% 6,72%

Margin

Sumber Data : Indonesian Capital Market Directory

Berdasarkan data di atas net profit margin selama 5 tahun mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2008 tingkat net profit margin sebesar 5,02 %, tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 7,79 % disebabkan adanya kenaikan laba lebih besar dibandingkan kenaikan penjualan. Pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 6,70 % . Tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 5,12 % disebabkan naiknya penjualan lebih besar daripada laba bersih. Dan pada tahun 2012 kembali mengalami kenaikan sebesar 6,72 % disebabkan adanya kenaikan laba bersih lebih besar daripada penjualan.

c. Return on Assets

Merupakan ukuran kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan.

Tabel 8

Pergerakan Return on Assets Tahun 2008 – 2012

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Return on Asset 9,38% 15,52% 14,97% 9,49% 8,64%

Sumber Data : Indonesian Capital Market Directory

Berdasarkan pada data diatas menunjukkan bahwa return on assets dari tahun 2008 sampai dengan 2012 mengalami penurunan. Pada tahun 2008 tingkat return on assets sebesar 9,38 %, tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 15,52 % disebabkan adanya kenaikan laba bersih lebih besar daripada total aktiva. Pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 14,97 % disebabkan kenaikan total aktiva lebih besar daripada kenaikan laba bersih. Tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 9,49. Pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 8,64 %.

d. Return on Equity

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.

Tabel 9

Pergerakan Return on Equity Tahun 2008 – 2012

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Return on Equity 22,01% 31,86% 33,06% 25,84% 23,48% Sumber Data : Indonesian Capital Market Directory

(16)

Berdasarkan data di atas return on equity selama 5 tahun mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2008 tingkat return on equity sebesar 22,01 %, tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 31,86 % karena adanya kenaikan laba bersih lebih besar daripada modal. Pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 33,06 % . Tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 25,84 % dikarenakan kenaikan modal lebih besar daripada kenaikan laba bersih. Pada tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 23,48 % .

Tabel 10

Rekapitulasi Rasio Keuangan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2008 – 2012

Rasio - rasio Tahun Rata- Rata

Rasio Keuangan Perusahaan Keuangan 2008 2009 2010 2011 2012 Rasio Likuiditas Current Ratio 218,87% 229,04% 258,08% 221,87% 251,20% 235,81% Rasio Aktivitas

Total Assets Turnover 1,34 X 1,47 X 1,64 X 1,43 X 1,27 X 1,43 X Inventory Turnover 5,90 X 7,94 X 11,07 X 5,83 X 5,45 X 7,23 X Rasio solvabilitas

Debt to Total Assets 0,56 X 0,50 X 0,54 X 0,63 X 0,63 X 0,57 X Debt to Equity Ratio 1,32 X 1,03 X 1,18 X 1,72 X 1,72 X 1,39 X Rasio Profitabilitas

Gross Profit Margin 19,29% 23,73% 23,62% 17,54% 21,56% 21,14%

Net Profit Margin 5,02% 7,79% 6,70% 5,12% 6,72% 6,27%

Return on Assets 9,38% 15,52% 14,97% 9,49% 8,64% 11,06%

Return on Equity 22,01% 31,86% 33,06% 25,84% 23,48% 27,25% Sumber Data : Indonesian Capital Market Directory

Berdasarkan hasil perhitungan dan interpretasi rasio keuangan berikut ini disajikan Tabel Rekapitulasi Rasio Keungan, sehingga dapat dilihat secara keseluruhan proporsi kenaikan dan penurunan rasio per tahun serta rata – rata tingkat rasio untuk periode 2008 sampai dengan 2012

1. Penilaian Kinerja Terhadap Rasio Likuiditas

Berdasarkan hasil dari rasio likuiditas diperoleh kesimpulan bahwa kinerja keuangan PT. Mayora Indah, Tbk untuk Current Ratio pada tahun 2010 dan 2012 baik karena berada diata rata – rata rasio keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan likuiditas yang baik sehingga perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Sedangkan untuk tahun 2008 sampai dengan 2011 kurang baik karena berada dibawah rata – rata rasio keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan likuiditas kurang baik sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.

(17)

Berdasarkan hasil dari rasio aktivitas diperoleh kesimpulan bahwa kinerja keuangan PT. Mayora Indah, Tbk untuk Total assets Turnover pada tahun 2008 dan tahun 2012 kurang baik karena berada dibawah rata – rata rasio keuangan perusahaan, sedangkan tahun 2009 sampai dengan 2011 baik karena berada diatas rata – rata rasio keuangan perusahaan

Untuk Inventory Turnover pada tahun 2008, 2011 dan tahun 2012 kurang baik karena berada dibawah rata – rata rasio keuangan perusahaan, hal ini menunjukkan kinerja perusahaan dalam menggunakan persediaan untuk menciptakan laba nkurang baik. Sedangkan untuk tahun 2009 dan 2010 berada diatas rata – rata rasio keuangan perusahaan, hal ini menunjukkan persediaan untuk menghasilkan laba sangat baik.

3. Penilaian Kinerja Terhadap Rasio Solvabilitas

Berdasarkan hasil dari hasil rasio solvabilitas diperoleh kesimpulan bahwa kinerja PT. Mayora Indah, Tbk untuk Debt to Total Assets tahun 2011 dan 2012 kurang baik karena berada diatas rata – rata rasio keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen perusahaan tidak mampu dalam mengelola hutang – hutangnya. Sedangkan pada tahun 2008 sampai dengan 2010 baik karena berada dibawah rata – rata, hal ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen perusahaan mampu dalam mengelola hutang – hutangnya.

Sedangkan untuk Debt to Equity Ratio pada tahun 2008 sampai dengan 2010 baik karena berada dibawah rata – rata rasio keuangan perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu dalam menjamin modal yang dimiliki untuk membayar hutang perusahaan. Sedangkan pada tahun 2001, dan 2012 kurang baik karena berada diatas rata – rata rasio keuangan perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu dalam menjamin modal yang dimiliki untuk membayar hutang perusahaan.

4. Penilaian Kinerja Terhadap Rasio Profitabilitas

Berdasarkan hasil dari rasio profitabilitas diperoleh kesimpulan bahwa PT. Mayora Indah, Tbk untuk Gross Profit Margin pada tahun 2008 dan 2011 mengalami penurunan menyebabkan perusahaan belum mampu menghasilkan laba operasi yang baik. Sedangkan pada tahun 2009, 2010, dan 2012 mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi semakin baik. Kinerja manajemen perusahaan yang efektif dalam peningkatan laba sehingga semakin baik

Net Profit Margin pada tahun 2008 dan 2011 mengalami penurunan disebabkan penjualan yang cukup besar sehingga tidak mampu menghasilkan rupiah dalam laba operasi. Sedangkan tahun 2009, 2010, dan 2012 mengalami kenaikan. Hal ini menggambarkan bahwa net profit margin yang mengalami kenaikan, menunjukkan bahwa laba operasi yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan cukup besar.

Return on Assets pada tahun 2008, 2011, 2012 menunjukkan angka yang kurang baik, karena berada dibawah nilai rata – rata perusahaan. Hal ini menunjukkan perusahaan dalam usahanya tidak secara efisien menggunakan aktivanya untuk menghasilkan laba. Sedangkan tahun 2009 dan 2010 baik karena berada diatas nilai rata – rata perusahaan. Ha ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam usahanya mampu melakukan efisiensi dalam menghasilkan laba.

Return on Equity pada tahun 2008, 2011, dan 2012 kurang baik karena berada dibawah rata – rata perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham kurang baik. Sedangkan untuk tahun 2009 dan 2010 baik karena berada diatas rata – rata perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham sangat baik.

(18)

SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas

Dari hasil penilaian kinerja keuangan terhadap Rasio Likuiditas, maka diperoleh hasil perhitungan analisis rasio dengan menggunakan Current Ratio menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang paling baik adalah pada tahun 2010 yaitu sebesar 258,08 %. Hal ini berarti PT. Mayora Indah, Tbk bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo dan kewajiban yang harus dibayar dengan aktiva yang lebih likuid.

2. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas perusahaan mempunyai pengaruh yang cukup baik, karena untuk Total Assets Turnover mengalami peningkatan karena perusahaan mampu menggunakan keseluruhan aktivanya untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Untuk Inventory Turnover kinerja perusahaan yang paling baik adalah pada tahun 2010 yaitu sebesar 11,07 X. hal ini menunjukkan kinerja manajemen perusahaan dalam menggunakan persediaan untuk menciptakan penjualan dan menghasilkan laba sangat baik.

3. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas berpengaruh terhadap terhadap kinerja perusahaan, dari hasil penelitian Debt to total Assets mengalami penurunan sehingga kinerja perusahaan cukup efisien. Semakin rendah Debt to total Assets maka kinerja perusahaan semakin baik, sedangkan untuk resiko yang dihadapi juga semakin rendah. Sedangkan untuk Debt to Equity Ratio Kinerja perusahaan cukup efisien karena perusahaan lebih mengutamakan hutang daripada modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat Debt to Equity Ratio maka semakin beresiko bagi perusahaan. 4. Rasio Profitabilitas

Dari hasil penelitian kinerja keuangan terhadap Rasio Profitabilitas , maka didapat hasil perhitungan Rasio profitabilitas dengan menggunakan Gross Profit Margin menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang paling baik adalah pada tahun 2009 yaitu sebesar 23,73 %. Harapannya, semakin tinggi tingkat Gross Profit Margin maka akan semakin baik. Untuk Net Profit Margin, kinerja yang paling baik adalah pada tahun 2009 yaitu sebesar 7,79 %. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen perusahaan dalam menghailkan laba bersih sangat baik. Untuk Return on Assets kinerja perusahaan yang baik adalah pada tahun 2009 yaitu sebesar 15,52 %. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam usahanya mampu melakukan efisiensi saham menggunakan aktivanya untuk menghasilkan laba. Sedangkan untuk Return on Equity kinerja perusahaan yang paling baik adalah pada tahun 2010 sebesar 33,06 %. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal sangat baik.

Keterbatasan

1. Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah Manajemen PT. Mayora Indah, Tbk sebaiknya dapat terus mempertahankan likuiditas perusahaan yang cukup baik dengan meningkatkan efektifitas pengelolaan utang lancar, yaitu mengurangi jumlah hutang lancar yang diimbangi dengan pengeluaran jumlah aktiva lancar dalam jumlah yang sama. Meningkatkan penerimaan kas, serta

(19)

mengurangi pengeluaran kas yang tidak perlu, agar perolehan rasio likiuiditas dapat terus efektif dan efisien.

2. Manajemen PT. Mayora Indah, Tbk sebaiknya tetap meningkatkan penjualan yang didapatkan dengan meningkatkan penggunaan aktiva tetap secara efektif, mengoptimalkan penggunaan total aktiva untuk meningkatkan penjualan dan laba, meningkatkan efektifitas penagihan piutang, meningkatkan kinerja manajemen persediaan

3. Manajemen PT. Mayora Indah, Tbk sebaiknya tetap memperhatikan penggunaan hutang dalam modal yang digunakan oleh perusahaan, agar resiko yang dihadapi perusahaan lebih kecil sehingga kreditor tetap memberikan pinjamannya.

4.

Manajemen PT. Mayora Indah, Tbk sebaiknya memperhatikan tingkat profitabilitas

dengan menambah jumlah penjualan guna memperoleh laba yang besar, mengurangi biaya operasi seoptimal mungkin, memperbesar tambahan profit margin dengan cara menambahkan sales harus lebih besar dari operating expense . Sehingga investor maupun calon investor dapat mempertimbangkan dalam melakukan investasi dan untuk kreditor laporan keuangan ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan sebelum mengambil keputusan yang berkaitan dengan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Darsono, P. 2007. Manajemen Keuangan. Jakarta : Penerbit Diadit Media

Djarwanto. 2004. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Jogjakarta.

Harahap, SS. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

IAI. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta : Salemba

Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. (jilid 1). Malang : Bayumedia Publising.

Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta : Penerbit Liberty. Prastowo, DD dan Juliaty, R. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep - konsep dan Aplikasi.

Edisi kedua. Yogyakarta : UPP AMK YKPN.

Rahardjo, B. 2002. Laporan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kedua. Yogyakarta : UGM.

Sutrisno. 2009. Manajemen keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Kesatu. Yogyakarta : Ekonosia.

Syamsudin, L. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi Dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Edisi kesembilan. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

Yamid, Z. 2000. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Ekonomis. ●●●

Referensi

Dokumen terkait

 Jika sebuah gelombang memiliki simetri ½ gelombang, maka sembarang integral untuk menghitung koefisien Fourier dari harmonisa gasal dihitung hanya lewat ½ siklus dan hasilnya

Bagi negara-negara yang tidak sependapat dengan ide pemasukan klausul sosial ke dalam kesepakatan internasional berpendapat bahwa ide memasukkan kalusul sosial

Bank adalah salah satu jenis usaha yang berhubungan dengan menabung, perputaran uang, deposito dan lainnya. Menurut Sigit dan Totok 2006;5 bank adalah lembaga

Dibutuhkan perangkat lunak Sistem Informasi Manajemen Pustaka yang dilengkapi dengan fasilitas untuk melakukan pengelolaan sumber pustaka berupa fisik dan digital,

Investments in the capital of banking, finan - cial and insurance entities that are outside the scope of regulatory consolidation, net of eligible short positions, where the bank

Tunjukkan cara kerja anda (jika perlu) dan lukiskan litar pada ruang yang disediakan serta nyatakan kos yang diperlukan (jika anda menggunakan litar penyahkod atau

2 Ustaz Othman bin Muda Ketua Jabatan Pengajian Umum Darul Quran, Jakim 3 Ustaz Abdul Jalal bin Abdul Manaf Ketua Jabatan Pengajian Usuluddin Darul Quran, Jakim 4 Ustaz Shamsul

Sikap tentang buah dan sayur terdiri dari 10 pernyataan, subjek yang merespon dengan positif (setuju) terdapat pada konsumsi buah dan sayur beraneka ragam tiap