FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL
(Studi Kasus Pada Industri Farmasi di Bursa Efek Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Risita Dwi Astuti
NIM: 022214054
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
P E R S E M B A H A N
Hidup kita seperti juga
j
am yang selalu berjalan dan akan berhenti
pada saatnya yang kita tidak tahu kapan akan berhenti
Baik buruk kita hanyalah untuk dapat dikenang
Baik buruk kita hanyalah pelajaran
Yang kita pikirkan adalah yang akan datang, berbuat apakah kita supaya kita
aman, tentram dan damai untuk melanjutkan hidup kita
Syukur dan terima kasih pada Bapa di Surga, Putera, dan Roh Kudus
serta Rosarioku
Orangtuaku tercinta dan tersayang banyak doa yang telah mereka
memberikan kepada saya untuk selalu berjuang
Suamiku Melsonsius Rohy Bunga dan Paulina Winarastuti Bunga
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL
Studi Kasus Pada Industri Farmasi di Bursa Efek Jakarta
Risita Dwi Astuti
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat stabilitas
penjualan, struktur aktiva,
leverage
operasi, pertumbuhan laba,
profitabilitas
terhadap
struktur modal perusahaan industri farmasi di Indonesia.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahun 2000
dan 2004 dari 10 perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Pengumpulan data data sekunder, yaitu data yang telah dipublikasikan. Teknis analisis
yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana, dan analisis regresi berganda.
ABSTRACT
THE FACTORS TO INFLUENCE TAKING OVER DECISION
CAPITAL STRUCTURE
Case Study at pharmacy Industry Listed at Jakarta Stock Exchange (JSX)
Risita Dwi Astuti
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007
The aims of the research was to identify influences of sales stability level, assets
structure, operating leverage, growth profit, profitability of capital structure pharmacy
industry in Indonesia.
The research are finansial statements from 2000 to 2004 from 10 pharmacy
industry that listed in Jakarta Stock Exchange (JSX) was collected for primary data. The
data collection used secondary data that published by Jakarta Stock Exchange (JSX). The
technique of data analysis was simple and multiple linier regression
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL “ studi kasus pada perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapa, Putra dan Roh Kudus Maria di surga telah melimpahkan rahmat Nya menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dra. Caecilia Wahyu E.R, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membimbing penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
4. A.Yudi Yunianto, SE, MBA selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membimbing penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
7. Orang Tua yang tercinta yang saya hormati telah banyak menuntun, memberikan semangat, doa, untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Mertua yang memberikan doanya selalu, Suamiku, anakku Ulin tercinta yang banyak memberikan dukungan serta semangat ketika menyusun skipsi ini. 9. Simbah putri atas doanya selalu, Mas Andi, Dik Iin yang bersedia mengantar
saya saat maju serta adikku yang ada di surga
10.Madam Sandy yang meminjamkan tasnya, Lusi makasih bantuannya minta ujian susulan ya, Fr. Ferdi mau ngantar cari tanda-tangan, Novi , Om Jun, Om Alex, Klg Bude Ita, Shrek, Arif KKP, Linda dan Nana tetap berjuang ya, Nyoman, Ima, Cicil ’02 , Dian cepat selesai ya, Mories, Mitro, dan sahabat-sahabatku yang banyak membantu.
11.Teman-teman yang belum tak dapat saya sebutkan disini sukses selalu kawan !!!
12.Semua yang teman seperjuangan, seangkatan ’02 selamat berjuang ya!!!
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. v
ABSTRAK……….. vi
ABSTRACT……… vii
KATA PENGANTAR……… viii
DAFTAR ISI………... ix
DAFTAR GAMBAR……….. x
DAFTAR TABEL……….. xi
BAB I PENDAHULUAN………... 1
A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Rumusan Masalah……… 4
C. Batasan Masalah……… 4
D. Tujuan Penelitian……… 4
E. Manfaat Penelitian………. 5
F. Sistematika Penelitian……… 6
BAB II LANDASAN TEORI……… 7
B. Laporan keuangan ………….………... 8
C. Pengertian Struktur Modal……….. 9
1. Pengertian Struktur Modal……….. 9
2. Struktur Modal Optimal……….. 10
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal...12
1. Stabilitas Penjualan... 12
2. Struktur Aktiva ...14
3. Leverage Operasi ... 16
4. Pertumbuhan Laba ... 17
5. Profitabilitas ... 17
E. Hipotesis………..……….. 18
BAB III METODE PENELITIAN……… 20
A. Jenis Penelitian……….. 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian……… 20
C. Subyek Penelitian……..……… 20
D. Obyek Penelitian …….………. 21
E. Variabel Penelitian ………...… 21
F. Metode Analisis Data ………... 24
1.Analisis Regresi Linier sederhana ... 24
2.Analisis Regresi Berganda ... 26
G. Pengujian Hipotesis ... 27
B. Langkah Go Publik………. 30
C. Sejarah Singkat Perusahaan Industri Farmasi ... 32
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN……….. 36
A. Analisis Data……….………... 36
B. Pembahasan……….. 56
C. Koefisien Determinasi ( R 2)……… 62
BAB VI KESIMPULAN KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN 63 A. Kesimpulan……… 63
B. Keterbatasan Penelitian………. 63
C. Saran……..……… 64
DAFTAR PUSTAKA……… 64
LAMPIRAN……….. 65 LAMPIRAN A……….………..
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel V.1 Hasil Perhitungan Struktur ModaL ... Industri Farmasi di BEJ 2000-2004 ... 35 Tabel V.2 Hasil Perhitungan Stabilitas Penjualan...
Industri Farmasi di BEJ 2000-2004... 37 Tabel V.3 Hasil Perhitungan Struktur Aktiva ...
Industri Farmasi di BEJ 2000-2004 ... 38 Tabel V.4 Hasil Perhitungan Leverage Operasi ...
Industri Farmasi di BEJ 2000-2004...39 Tabel V.5 Hasil Perhitungan Pertumbuhan Laba...
Industri Farmasi di BEJ 2000-2004 ...41 Tabel V.6 Hasil Perhitungan profitabilitas...
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Semua perusahaan memerlukan modal yang dapat berasal dari hutang maupun ekuitas. Hutang mempunyai dua keuntungan yaitu (Brigham dan Houston, 2001 : 5) :
1. Bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan mengurangi pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dari hutang.
2. Pemegang hutang (debtholder) mendapat pengembalian yang tetap, sehingga pemegang saham (stockholder) tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi prima.
Namun demikian hutang juga memiliki kelemahan yaitu (Brigham dan Houston,2001:5)
1. Semakin tinggi rasio hutang (debt rasio), semakin tinggi pula risiko perusahaan, sehingga suku bunganya mungkin lebih tinggi.
2. Apabila sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi tidak mencukupi untuk menutup beban bunga, maka pemegang saham harus menutup kekurangan, dan perusahaan akan bangkrut jika tidak sanggup.
maupun pemerintah, baik industri perdagangan, maupun jasa, semuanya mempunyai tujuan ekonomi yang sama yaitu mendapatkan laba atau keuntungan yang maksimum. Hal tersebut tergantung dari peran sistem manajemen yang sangat penting dalam menghadapi persaingan dunia luar. Pemilihan struktur modal yang tepat membantu untuk meningkatkan nilai perusahaan serta memperoleh keuntungan untuk bersaing. Hal tersebut tergantung cara seorang manajer keuangan mengelola aset-aset perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Penentuan struktur modal bukan merupakan ilmu pasti, karena itu meskipun perusahaan-perusahaan berada dalam industri yang sama, seringkali mempunyai struktur modal yang sangat berbeda. . Pembayaran bunga hutang akan mempengaruhi jumlah penghasilan kena pajak yang dapat mempengaruhi kas modal perusahaan dan nilai perusahaan.
Struktur modal suatu perusahaan, secara umum terdiri atas beberapa komponen yaitu ( Husnan, 1996 : 275-287)
1. Modal Sendiri (Equity)
2. Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang merupakan sumber dana yang mempunyai jangka waktu relatif lama. Jenis-jenis hutang tersebut yang di dalam hal ini adalah obligasi, hipotek, dan kredit investasi.
Kebangkitan Bursa Efek Jakarta memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mengatasi masalah yang dahulu paling sering dihadapi, yaitu struktur modal yang sangat timpang. Melalui Bursa Efek Jakarta perusahaan diharapkan dapat menata kembali struktur modal agar lebih baik. Sehingga perusahaan selalu berusaha mencari struktur modal optimal. Struktur modal optimal adalah struktur modal yang memaksimumkan nilai perusahaan serta dapat meminimalkan rata-rata dibobot biaya modal. Struktur modal perusahaan pada dasarnya adalah kombinasi dari penggunaan dana yang berbentuk hutang dan modal sendiri. Dengan semakin banyaknya alternatif sumber pembiayaan, maka perusahaan dapat memilih kombinasi yang optimal dari alternatif- alternatif yang ada.
sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Struktur Modal, Studi
Kasus pada Industri Farmasi di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Faktor-faktor apakah yang secara individual berpengaruh positif terhadap struktur modal pada industri Farmasi di Bursa Efek Jakarta ?
2. Faktor-faktor apakah yang secara serempak berpengaruh positif terhadap struktur modal pada industri Farmasi di Bursa Efek Jakarta ?
.
C. BATASAN MASALAH
1. Mengingat ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan tetapi hanya lima faktor yang diteliti faktor-faktor yang digunakan sebagai indikator yang mempengaruhi struktur modal yaitu stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan laba dan tingkat profitabilitas.
2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan industri Farmasi di BEJ yang telah menerbitkan Laporan Keuangan periode 1999-2004.
D.TUJUAN PENELITIAN
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang secara simultan berpengaruh positif terhadap struktur modal pada industri Farmasi Bursa Efek Jakarta.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan khususnya industri Farmasi dalam menentukan keputusan struktur modal. 2. Bagi Universitas Santa Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi perpustakaan Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta dan menjadi tambahan referensi bagi mereka yang berkeinginan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Penulis
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah yang ada tujuan serta manfaat dari penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai landasan teori-teori yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian serta rumusan hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini dibahas mengenai populasi, dan sampel data yang diperlukan, variabel penelitian dan metode analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Bab ini akan disajikan gambaran umum BEJ dan pasar modal yang terdaftar di Indonesia.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang analisis data berdasarkan teori-teori yang relevan dengan landasan teori dan pembahasannya serta pengujian terhadap hipotesis yang diajukan.
BAB VI PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan
Menurut Husnan dan Pujiastuti (1994 :4-5), manajemen keuangan
menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan.
Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut sering disebut manajer keuangan.
Banyak kegiatan yang harus dijalankan oleh manajer keuangan, dan
kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan-kegiatan utama, yaitu kegiatan-kegiatan
menggunakan dana dan mencari dana. Dua kegiatan fungsi utama disebut sebagai
fungsi keuangan.
B. Laporan keuangan
Laporan keuangan memegang peranan penting sebagai faktor internal
perusahan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana
laporan keuangan tersebut dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan mengenai data keuangan atau aktivitas
perusahaan yang telah dilakukan. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk
menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan yang selanjutnya dari
hasil analisis tersebut dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (1994:2) , pengertian istilah laporan
keuangan adalah sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara
seperti misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Menurut Weston dan Brigham ( 1998 : 279) laporan keuangan yang
disampaikan oleh perusahaan kepada pemegang saham, tak pelak lagi laporan
tahunan, ada dua jenis informasi yang disajikan dalam laporan ini. Pertama, bagian
uraian verbal, yang berupa kata pengantar dari presiden direktur, yang
menggambarkan hasil operasi perusahaan selama tahun lalu serta membahas
perkembangan baru yang mempengaruhi di masa datang. Kedua, laporan tahunan
terdiri dari empat laporan keuangan utama perhitungan rugi-laba, neraca, perhitungan
laba ditahan, dan laporan arus kas. Secara bersama-sama, laporan ini memberikan
suatu gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keuangan perusahaan.
C. Pengertian Struktur Modal
Adapun asal usul modal itu tentunya dari tabungan. Tabungan itu dapat
berupa tabungan negara, tabungan perusahaan, maupun tabungan orang perorangan.
Pemilik- pemilik tabungan inilah yang kemudian kita kenal sebagai sumber modal.
Mereka akan menyerahkan tabungannya untuk ditanam atau diinvestasikan ke dalam
berbagai usaha oleh para pengusaha. Struktur modal merupakan
perimbangan/perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri ( Bambang
Riyanto, 1995 : 22 ).
perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lain. Semua struktur modal
adalah baik, tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan
berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang
dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham, adalah struktur modal
yang terbaik.
Sedang struktur keuangan mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva
perusahaan dibelanjai, dengan demikian struktur keuangan tercermin pada
keseluruhan pasiva dalam neraca. Struktur keuangan mencerminkan pula
perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal
asing ( baik jangka panjang ) dengan jumlah modal sendiri. Apabila struktur
keuangan tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca, maka struktur modal
hanya tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana
kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau jangka panjang. Dengan
demikian maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur
keuangan.
Gambar 2.1
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Struktur modal yang optimal berarti struktur modal yang dapat
memaksimalkan nilai perusahaan dan meminimumkan biaya penggunaan modal.
Apabila struktur modal perusahaan tidak optimal sehingga dapat mengancam
perusahaan maka perusahaan perlu melakukan perbaikan struktur modal. Tujuan dari
perbaikan struktur modal adalah menyesuaikan struktur modal terhadap perubahan
dan perkembangan keadaan perusahaaan. Dengan optimalnya struktur modal maka
akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan meningkatnya nilai perusahaan
maka akan berpengaruh terhadap finansial perusahaan seperti perusahaan semakin
profit,
nilai saham naik, pendapatan stabil, cadangan modal bertambah.
Struktur
Modal
Modal
Sendiri ?
Hutang ?
Struktur
Modal
Optimal
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut
Houston dan Brigham (2001 : 39 ) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan sehubungan dengan struktur modal :
1.
Stabilitas Penjualan
(Sales Stability)
Penjualan di waktu yang akan datang merupakan ukuran sejauh mana
laba per saham biasa diperoleh dari pembiayaan permanen yang terdiri dari
hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.Semakin
stabil penjualan perusahaan berarti semakin besar kemampuan memenuhi
kewajiban tetapnya. Perusahaan yang memiliki pendapatan yang stabil dapat
membelanjai kegiatannya dengan proporsi hutang lebih besar.
Perusahaan dengan jumlah penjualan yang relatif stabil mungkin akan
lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak
stabil ( Brigham dan Houston, 2001:39). Tingkat keuntungan yang tinggi
belum tentu dapat memuaskan manajemen. Walaupun tingkat keuntungan
rata-rata tinggi, tetapi apabila tingkat penyimpangan yang terjadi disetiap
periodenya tinggi, maka kepastian mendapatkan keuntungan yang sangat
tinggi berarti risiko penyimpangan keuntungan dari semula diharapkan dapat
dikatakan besar.
penjualan untuk membayar pokok pinjaman, menanggung beban bunga setiap
periodenya, yang jumlahnya telah ditentukan saat kontrak sebagian
kontraprestasi kepada pihak kreditur. Mengingat penggunaan hutang (modal
asing) akan menambah beban tetap perusahaan, maka manajemen akan
berpikir dan berusaha keras untuk mendapatkan dana guna membayar
kewajiban keuangan tersebut, dengan kemungkinan penyimpangan yang
rendah atau tingkat kepastian tinggi.
Stabilitas penjualan yang akhirnya akan mempengaruhi kestabilan
keuntungan perlu diperhatikan baik oleh debitur sebelum mengambil
keputusan pemberian hutang kepada debitur. Tingkat penyimpangan
penjualan dapat diukur dengan deviasi standar.
.
1
...
2 2 2 2 1−
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛
−
+
+
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛
−
+
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛
−
=
− − −n
X
X
X
X
X
X
n xσ
keterangan :
σ
: deviasi standar
Xi : penjualan ke i
X : penjualan rata-rata
n : jumlah sampel
Semakin stabil penjualan, berarti semakin stabil pula keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan. Dengan demikian stabilitas penjualan berpengaruh
positif terhadap struktur modal perusahaan.
2.
Struktur Aktiva
(Asset Structure)
Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada
modalnya tertanam dalam aktiva tetap
( fixed asset)
, akan mengutamakan
pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri,
sedang modal asing sifatnya adalah sebagai pelengkap. Hal ini dapat
dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansiil konservatif yang
horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling
sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva yang lain yang sifatnya
permanen. Perusahaan yang sebagian besar aktivanya terdiri dari aktiva lancar
akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang jangka
pendek ( Bambang Riyanto,1995 :236 ).
penghasilan yang masih diterima, persedian barang, biaya yang harus dibayar
dimuka (
prepaid expenses
).
Sedangkan aktiva tetap adalah sumber sumber ekonomi yang
berwujud dan diperolehnya sudah dalam kondisi siap untuk dipakai yaitu
dengan wujud membangun terlebih dahulu. Aktiva tetap dapat dimanfaatkan
secara permanen atau dalam rentang waktu lebih dari satu tahun, yang
termasuk dalam aktiva tetap adalah tanah
(land)
, bangunan (
building)
,
mesin-mesin
(machinery)
, perabot dan peralatan kantor
(office furniture and
fixtures)
.
Struktur aktiva yang dimiliki perusahaan akan menentukan struktur
modal perusahaan. Pada perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa
aktiva tetap, penggunaan hutang akan lebih didominasi oleh hutang jangka
panjang. Struktur aktiva dalam penelitian ini digunakan untuk perbandingan
antara aktiva tetap dan total aktiva yang ada dalam perusahaan (AT/TA).
Perusahaan memiliki aktiva yang besar khususnya pada perusahaan akan
permintaan outputnya relatif stabil maka perusahaan tersebut mudah
mendapat pinjaman (hutang) untuk jangka panjang. Untuk menghitung
struktur aktiva digunakan rumus :
Struktur aktiva =
aktiva
total
tetap
aktiva
⋅
⋅
struktur aktiva pada perusahaan sehingga struktur modalnya akan meningkat.
Dengan demikian struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal
perusahaan.
3.
Leverage
Operasi
Leverage
operasi didefinisikan sebagai persentase perubahan dalam
laba operasi ( EBIT ) sebagai akibat perubahan penjualan.
Leverage
operasi
didefinisikan sebagai rasio antara persentase perubahan laba bersih sebelum
bunga dan pajak (Weston dan Copeland, 1997 :8). Untuk menghitung
besarnya
leverage
operasi dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Leverage
operasi =
penjualan
perubahan
EBIT
perubahan
.
.
0 0 0 0atau
Leverage
operasi =
(
(
)
)
1 1 1 1 / / − − − − − − t t t t t t penjualan penjulan penjualan EBIT EBIT EBIT
Keterangan :
EBITt = EBIT tahun t
EBIT
t-1= EBIT tahun
t-1terhadap struktur modal perusahaan, yang artinya jika
leverage
operasi
semakin meningkat maka struktur modal juga semakin baik.
4.
Tingkat Pertumbuhan Laba
Tingkat pertumbuhan laba ini menunjukan besarnya pertumbuhan laba
bersih yang diperoleh perusahaan dari tahun ke tahun. Untuk menghitung
besarnya pertumbuhan laba dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Pertumbuhan laba =
1 1
− − −
t t t
laba laba laba
Keterangan :
Laba t = Laba tahun t
Laba t-1 = Laba tahun t-1
Semakin besar pertumbuhan laba yang diperoleh akan mampu
meningkatkan struktur modal perusahaan, sehingga apabila pertumbuhan laba
semakin meningkat maka akan mampu memperbaiki struktur modal pada
perusahaan. Dengan demikian pertumbuhan laba mempunyai pengaruh positif
terhadap struktur modal.
5.
Profitabilitas
Profitabilitas
=
(
)
penjualan
EAT
Bersih
Laba
.
Dengan tingkat
profitabilitas
yang tinggi perusahaan mempunyai
kesempatan yang besar untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan berupa
hutang, karena salah satu faktor yang diperhatikan oleh para kreditur adalah
kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba. Jika perusahaan
semakin meningkatkan profitabilitas, perusahaan cenderung menggunakan
banyak hutang karena mempunyai dana yang cukup melalui laba ditahan
(Sartono, 1996: 65) Dengan demikian tingkat
profitabilitas
ini memiliki
pengaruh yang positif terhadap struktur modal perusahaan.
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan perumusan suatu preposisi atau kondisi maupun prinsip
yang dianggap benar untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat logis dengan cara
menguji kebenaran hipotesis tersebut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan data-data yang ada. Dalam penulisan skripsi ini penulis membuat
hipotesis untuk diuji kebenaranya adalah:
1.
Stabilitas penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal pada industri
farmas
i
di Bursa Efek Jakarta.
3.
Leverage
operasi berpengaruh positif terhadap struktur modal pada industri
farmasi
di Bursa Efek Jakarta.
4.
Tingkat pertumbuhan laba berpengaruh positif terhadap struktur modal pada
industri farmas
i
di Bursa Efek Jakarta.
5.
Tingkat
profitabilitas
berpengaruh positif terhadap struktur modal pada
industri farmasi
di Bursa Efek Jakarta.
6.
Stabilitas penjualan, struktur aktiva,
leverage
operasi , tingkat pertumbuhan
dan tingkat
profitabilitas
secara simultan berpengaruh positif terhadap
struktur modal pada industri farmasi
di Bursa Efek Jakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu
suatu penelitian yang terinci mengenai obyek tertentu selama kurun waktu tertentu,
termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya, dengan cukup mendalam dan
menyeluruh (H. Umar,1998 : 29). Hasil penelitian ini hanya berlaku pada obyek
yang diselidiki.
B.Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : Perusahaan industri farmasi yang telah terdaftar di Bursa Efek
Jakarta antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh data berkesinambungan.
Waktu Penelitian : Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan untuk tahun buku
2000, 2001, 2002, 2003, dan 2004.
C. Subyek Penelitian
farmasi yang telah menerbitkan laporan keuangan untuk tahun buku 2000 sampai
dengan 2004.
D. Obyek Penelitian
Adapun obyek penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan tentang struktur modal, yang meliputi stabilitas penjualan,
leverage
operasi, tingkat pertumbuhan laba, tingkat
profitabilitas.
Data yang dipakai
dalam penelitian ini adalah data sekunder dari industri farmasi yang telah terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Semua sumber data diperoleh di Bursa Efek Jakarta selama
periode 2000 sampai dengan tahun 2004 melalui Jakarta
Stock Exchange Monthy
dan
Indonesian Capital Market
Directory.
E. Variabel penelitian
Dalam penelitian ini variabel- variabel yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Struktur modal
(capital structure)
Struktur modal
(capital structure)
adalah perimbangan atau perbandingan antara
jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Untuk mengetahui struktur
modal
(capital structure)
dapat hitung dengan rumus :
2. Stabilitas Penjualan
(sales stability)
Penjualan atau penghasilan yaitu aktiva yang diterima atas penyerahan barang
dan jasa kepada pihak pembeli. Penyebab berfluktuasinya penjualan dikarenakan
faktor internal maupun eksternal perusahaan. Tingkat penyimpangan penjualan dapat
diukur dengan deviasi standar.
(
) (
)
(
)
1
...
22
2 2
1
−
−
+
+
−
+
−
=
n
X
X
X
X
X
X
nx
σ
keterangan :
σ
: Standar deviasi
X
i: Penjualan ke-i.
X : Penjualan rata-rata
n : Jumlah sampel
3. Struktur Aktiva
(asset structure)
Struktur aktiva dalam penelitian ini digunakan untuk perbandingan aktiva tetap
dan total aktiva yang ada dalam perusahaan (AT/TA). Perusahaan memiliki aktiva
yang besar khususnya pada perusahaan yang permintaan akan outputnya relatif stabil
maka perusahaan tersebut mudah mendapat pinjaman (hutang) untuk jangka panjang.
Untuk menghitung struktur aktiva digunakan rumus :
4.
Leverage
Operasi
Leverage
operasi menunjukan presentase perubahan EBIT sebagai akibat
perubahan penjualan. Untuk menghitung besarnya
leverage
operasi dapat digunakan
rumus sebagai berikut :
Leverage
operasi =
enjualan
perubahanp
BIT
perubahanE
0
0
0
0
atau
Leverage
operasi =
1 1 1 1 / ) ( / ) ( − − − − − − t t t t t t penjualan penjualan Penjualan EBIT EBIT EBIT
5. Tingkat Pertumbuhan Laba
Rasio ini menunjukan besarnya pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan
dari tahun ke tahun. Untuk menghitung besarnya pertumbuhan laba dapat digunakan
rumus sebagai berikut :
Pertumbuhan Laba =
1 1 − − − t t t laba laba laba
Keterangan :
Laba t = laba kotor (EBIT) tahun t
6.
Profitabilitas
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba, yang ditunjukkan oleh perbandingan antara laba bersih sesudah pajak (EAT)
dengan penjualan. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Profitabilitas
=
Penjualan
EAT
LabaBersih
(
)
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana dipakai untuk menjawab pertanyaan
dalam rumusan masalah 1 sampai dengan 5. Adapun rumus regresi linier
sederhana adalah sebagai berikut ( Mustafa, 1995:110 ):
Y= a + bX
a. Rumusan Masalah 1
Analisis regresi ini dipakai untuk menjawab pertanyaan apakah
stabilitas penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :
b. Rumusan masalah 2
Analisis regresi ini dipakai untuk menjawab pertanyaan apakah
struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
2c. Rumusan Masalah 3
Analisis regresi ini dipakai untuk menjawab pertanyaan apakah
leverage
operasi berpengaruh positif terhadap struktur modal. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
3d. Rumusan Masalah 4
Analisis regresi ini dipakai untuk menjawab pertanyaan apakah
stabilitas penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
4e. Rumusan Masalah 5
Analisis regresi ini dipakai untuk menjawab pertanyaan apakah
profitabilitas
berpengaruh positif terhadap struktur modal. Adapun rumusnya
adalah sebagai berikut :
Keterangan
:
Y
=
Struktur
Modal
a =
Konstanta
b
=
Koefisien
Regresi
X
1=
Stabilitas
penjualan
X2
= Struktur aktiva
X
3=
Leverage
operasi
X4
= Pertumbuhan laba
X5
=
Profitabilitas
2. Analisis Regresi Berganda
Analisis Regresi berganda dipakai untuk menjawab pertanyaan
dalam rumusan masalah yang ke 6 yaitu apakah stabilitas penjualan,
struktur aktiva,
leverage
operasi, tingkat pertumbuhan laba dan tingkat
profitabilitas
secara simultan berpengaruh positif terhadap struktur
modal. Adapun persamaan regresi berganda adalah ( Mustafa, 1995 : 128)
Y=
β
0+
β
1X
1+
β
2X
2+
β
3X
3+
β
4X
4+
β
5X
5+
U
Keterangan :
Y
=
Struktur
Modal
X3
=
Leverage
operasi
X
4= Pertumbuhan laba
X5
=
Profitabilitas
0
β
=
Konstanta
=
5 , 4 , 3 , 2 ,
1
β
β
β
β
β
Koefisien regresi
Ui
= Random error
G
.
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
digunakan uji t dan uji F.
a. Uji t ( pengujian Secara Individual)
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis 1 sampai dengan 5 yaitu
apakah masing-masing variabel-variabel yaitu stabilitas penjualan,
struktur aktiva,
leverage
operasi, tingkat pertumbuhan laba dan
profitabilitas
secara individual mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependen ( struktur modal).
H0 :
β
i≤
0
H
A:
β
i> 0
1.
Menentukan kriteria pengujian dengan satu sisi :
a. H
0diterima bila t
hitung≤
t
tabelatau sig >
α
b. H
0ditolak bila t
hitung> t
tabelatau sig <
α
2.
Menentukan tingkat signifikansi (
α
) sebasar 5%,
level of
confidence
= 95 % ,
degree of freedom
n-2.
b. Uji F ( Pengujian Secara Serempak)
Uji F dipergunakan untuk menguji apakah variabel-variabel
independen yaitu stabilitas penjualan, struktur aktiva,
leverage
operasi,
tingkat pertumbuhan laba dan
profitabilitas
secara serempak mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (struktur
modal).
Ho :
β
1,β
2,β
3,β
4,β
5≤
0
HA:
β
1,β
2,β
3,β
4,β
5〉
0
Adapun rumusnya untuk menghitung F hitung adalah (Mustafa,1995 : 15)
:F hitung =
)
/(
)
1
(
)
1
/(
2 2
k
n
R
k
R
−
−
−
1.
Menentukan kriteria pengujian satu sisi :
a. H
0diterima bila F
hitung≤
F
tabelb. H0 ditolak bila F hitung > F tabel
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta
Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan
peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan
ekonomi Nasional. Bursa Efek Jakarta berperan juga dalam upaya mengembangkan
pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang
stabil.
Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek di Indonesia pada
abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, Bursa Efek
pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintahan kolonial Belanda dan
dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama periode Perang Dunia Pertama dan
kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah kolonial juga
mengoperasikan Bursa Pararel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan bursa ini
dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada 1952,
tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan, Bursa Saham dibuka
lagi di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa Saham
kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada
tahun 1956.
Tidak sampai 1977, Bursa Saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan
Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai meningkat dan mencapai
puncaknya tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta.
Pada tanggal 13 juli 1992, bursa saham diswastanisasi PT Bursa Saham menjadi PT
BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM).
Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei 1995,
meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan
Saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair
dan transparan dibanding sistem perdagangan manual.
B. Langkah Go Publik
Perusahan yang beroperasi sebagai perusahaan publik, pada dasarnya harus siap
dengan konsekuensi dan permasalahanya, yaitu memenuhi ketentuan yang berlaku
dalam undang-undang serta aturan pelaksanaan yang mengikuti, seperti yang di
wajibakan dalam keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990, perusahaan
publik harus memenuhi beberapa kesanggupan, yaitu :
1. Keharusan untuk keterbukaan (fill disclosure)
Pasar modal yang sehat adalah transparansi atau keterbukaan. Sebagai perusahaan
publik yang sahamnya telah dimilki oleh masyarakat harus menyadari keterbukaan
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan (disclosure) dalam berbagai aspek sesuai
dengan kebutuhan pemegang saham dan masyarakat serta peraturan yang berlaku.
Setelah perusahaan go publik dan mencatat efeknya di bursa maka emiten sebagai
perusahaan publik wajib menyampaikan laporan secara rutin maupun laporan lain
kepada BAPEPAM dan Bursa Efek Jakarta. Laporan yang disampaikan oleh emiten
kepada bursa khususnya laporan adanya kejadian penting, secepatnya akan
dipublikasikan oleh bursa kepada masyarakat pemodal melalui pengumuman dilantai
bursa maupun lantai informasi. Masyarakat pemodal dapat memperoleh langsung
informasi tersebut ataupun melalui perusahaan pialang.
3. Perubahan hubungan dari informal ke formal
Sebelum go publik manajer tidak mempunyai kewajiban untuk menghasilkan
laporan apapun, tetapi sesudah go publik manajer mempunyai komunikasi dengan
pihak luar, misalnya BAPEPAM dan akuntan publik.
4. Kewajiban membayar dividen
Investor membeli saham karena mengharapkan adanya keuntungan, dalam hal ini
dividen yang dibagi setiap periodenya. Oleh karena itu manajer harus bekerja keras
untuk menyakinkan para investor yang selanjutnya berkewajiban membayar dividen
secara teratur dan konstan atau naik.
5. Berusaha meningkatkan pertumbuhan perusahaan
Selain berkewajiban membayar dividen, perusahaan harus menunjukkan
kemampuannya untuk bertahan dalam dunia persaingan, selanjutnya berusaha keras
untuk memenangkan persaingan.
Langkah go publik dan go internasional menyebabkan transformasi besar-besaran
struktur modal perusahaan-perusaaahaan Indonesia. Modal menjadi kuat sementara
perkembangan perusahaan selanjutnya yang kuat membuat perusahaan dapat
menambah hutang tanpa khawatir rasio hutang akan memburuk
Dengan bangkitnya Bursa Efek Jakarta, terbuka kesempatan bagi
perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk masalah struktur modal. Kalau dahulu hutang
perusahaan lebih besar dari modalnya, maka menjual sahamnya di pasar modal
sekarang banyak diantara perusahaan-perusahaan tersebut sudah memiliki modal yang
lebih tinggi dari hutang.
C. Sejarah Singkat Perusahaan Industri Farmasi
1. PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk.
PT Squibb Indonesia berdiri 19 maret 1971 ruang lingkup kegiatan perusahaan
adalah bergerak dalam bidang farmasi dan produk kesehatan seperti :
a. Menggunakan resep : Capoten, Corgard, Capozide, Kenacort, Kenacomb,
Mycostatin, Azatam, Velosef dan masih ada 36 jenis antibiotik lainnya.
b. Tanpa resep : Engran, Couterpain, Vi-grans, B-Complex
Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dan pabriknya berlokasi di Cilangkap, Bogor.
Pada tanggal 6 November 1991, perusahaan telah mengakuisisi 100% kepemilikan PT
Bristol-Myers Indonesia.
2. PT Dankos Laboratories Tbk.
PT Dankos Laboratories didirikan pada tahun 1882 perusahaan bergerak dibidang
farmasi. Suksesnya perusahaan melakukan negoisasi sehingga mendapat pinjaman dari
kreditur untuk merekturisasi perusahaan. Pemegang saham terbesar adalah PT Bintang
3. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk.
PT Darya-Varia didirikan pada tahun 1976 perusahaan bergerak dalam bidang
manufaktur, perdagangan, dan distribusi produk-produk farmasi, produk-produk kimia
yang berhubungan dengan farmasi, dan perawatan kesehatan. Pabrik dan kantor pusat
berlokasi di Bogor dan Jakarta.
4. PT Indofarma (Persero) Tbk.
PT Indonesia farma Tbk disingkat Indofarma didirikan pada 2 Januari 1996 .
Pada awalnya, perusahaan merupakan sebuah pabrik obat dengan nama Pabrik obat
Manggarai pada 1918. Pada tahun 1950 pabrik ini diambil alih oleh pemerintah
republik Indonesia dan dikelola oleh Departemen Kesehatan. Ruang lingkup kegiatan
perusahaan sebagai berikut :
a. Memproduksi bahan baku dan bahan penolong farmasi termasuk bahan kimia dan
agrokimia baik sendiri maupun atas dasar lisensi.
b. Memproduksi obat-obatan, produk makanan yang berhubungan dengan
pemeliharaan kesehatan, baik yang bersifat umum termasuk untuk hewan, dan alat
kesehatan. Baik pembuatan atas dasar sendiri maupun atas dasar lisensi.
c. Memproduksi pengemas maupun bahan pengemas, mesin dan peralatan sarana
pendukung yang berkaitan dengan industri farmasi.
d. Pemasaran, perdagangan dan distribusi hasil produk baik didalam maupun diluar
negara.
e. Jasa yang berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan maupun jasa
pemeliharaan kesehatan.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berlokasi di Jln. Tambak No 2, dengan
5. PT Kalbe Farma Tbk.
PT Kalbe Farma Tbk didirikan pada tanggal 10 September 1966. Ruang
lingkup kegiatan perusahaan meliputi usaha dalam bidang industri dan distribusi
produk farmasi bagi manusia dan hewan.
PT Kalbe Farma Tbk berlokasi di Jakarta kawasan Industri Delta Silikon, Jln. M. H.
Thamrin Blok A 3-1, Lippo Cikarang-Bekasi.
6. PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
PT Kimia Farma (Persero) Tbk disahkan pada 11 Oktober 1971, yang
sebelumnya adalah Perusahaan Negara Kimia Farma. Ruang lingkup kegiatannya
antara lain mengadakan, menghasilkan, mengolah bahan kimia farmasi, dan biologi
untuk pemeliharaan kesehatan.
PT Kimia Farma (Persero) Tbk saat ini berkedudukan di Jln. Veteran No 09, Jakarta.
7. PT Merck Tbk.
PT Merck Tbk didirikan pada 14 Oktober 1970. Alamat Jln. T.B. Simatupang
No 08, Pasar Rebo – Jakarta perusahaan berstatus PMA dari Eropa. Perusahaan
bergerak dibidang produk obat-obatan seperti sangobion, Neurobion yang dijual secara
bebas pasar dalam negeri. Tahun 1987 telah banyak melakukan export, sekarang
pemegang saham terbesar ada di tangan Merck Astra Holding AG.
8. PT Pyridam Farma Tbk.
PT Pyridam Farma Tbk didirikan pada 27 November 1976. Ruang lingkup
kegiatan usaha perusahaan meliputi industri obat - obatan, plastik, alat kesehatan dan
industri kimia. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Desa
9. PT Schering Plough Indonesia Tbk.
PT Schering Plough Indonesia Tbk didirikan pada 07 Maret 1972. Ruang
lingkup kegiatan perusahaan meliputi pembuatan dan pengembangan produk farmasi
untuk manusia dan hewan, produk kebersihan, kosmetik dan keperluan rumah tangga.
Perusahaan ini lebih banyak memproduksi obat antibiotik.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta, sedangkan pabriknya berlokasi di Pandaan, Jawa
Timur.
10. PT Tempo Scan Pacific Tbk.
PT Tempo Scan Pacific Tbk didirikan pada 20 Mei 1970. Ruang lingkup
kegiatan perusahaan bergerak dalam bidang usaha farmasi. Perusahaan berkedudukan
di Jakarta Jln. H. Rasuna Said Kapling 11, sedangkan lokasi pabriknya dan kantor
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Variabel Penelitian dan Hasilnya
---
Dalam penelitian ini digunakan sampel 10 (sepuluh) perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dari tahun 2000 - 2004 khususnya bidang
Farmasi. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal (capital structure) maka dalam
penelitian ini digunakan analisa regresi linier sederhana dan analisa regresi linier
berganda. Variabel yang diduga mempengaruhi struktur modal adalah stabilitas
penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, pertumbuhan laba dan profitabilitas.
Nama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dari tahun 2000-2004
sebagai berikut :
SQBB : PT. Bristol-Myers Squibb Tbk
DAKS : PT. Dankos Laboratories Tbk
DVLA : PT. Darya Varia laboratoria Tbk
INAF : PT. Indofarma (Persero) Tbk
KLBF : PT. Kalbe Farma Tbk
KAEF : PT. Kimia Farma Tbk
MERC : PT. Merck Tbk
PYFA : PT. Pyridam Farma Tbk
SCPI : PT. Schering Plough Indonesia Tbk
1. Struktur Modal (Capital Structure)
Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan antara
jumlah hutang jangka panjang dapat dihitung dengan rumus :
Struktur Modal =
ri ModalSendi
jang gJangkapan Hutan
Adapun besarnya struktur modal dari masing-masing sampel
perusahaan selama periode 2000 - 2004 dapat dilihat pada tabel V.1 berikut
ini :
Tabel V.1
Hasil perhitungan Struktur Modal pada Industri Farmasi Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 – 2004
Kode Tahun Rata-rata
2000 2001 2002 2003 2004
SOBB -0,8096 0,0936 0,0958 0,1314 0,1182 -0,0741
DAKS 1,2263 1,1559 0,7486 0,5930 0,0440 0,7536
DVLA 0,2950 0,0597 0,0646 0,1198 0,1295 0,1337
INAF 0,0087 0,0000 0,0994 0,1519 0,1071 0,0734
KLBF 5,4062 4,6693 0,4619 0,3180 0,6191 2,2949
KAEF 0,0144 0,0679 0,0684 0,0545 0,0408 0,0492
MERC 0,0087 0,0000 0,0022 0,0044 0,0187 0,0068
PYFA 0,1968 0,0844 0,0377 0,0041 0,0053 0,0656
SCPI 0,0000 0,0000 0,0000 2,3271 2,5689 0,9792
TSPC 0,0283 0,0109 0,0081 0,0091 0,0129 0,0139
Sumber Data : Sumber data sekunder dari BEJ diolah.
Tabel V.1 memperlihatkan perhitungan rasio struktur modal dilihat dari
rata-ratanya karena rata-rata mempertimbangkan semua nilai dan dapat
terpengaruh oleh nilai ekstrim. Struktur modal pada perusahaan Kalbe Farma
menunjukkan long term debt equity ratio lebih besar dibandingkan modal sendiri,
sedang struktur modal pada perusahaan Bristol Meyer Squibb menunjukkan adanya
upaya perusahaan untuk menekan jumlah penggunaan hutang jangka panjang dan
modal sendiri karena mungkin perusahaan sedang mengalami kerugian atau sedang
melakukan investasi. Struktur modal perusahaan haruslah memaksimumkan nilai
perusahaan dengan memaksimumkan profit bagi kepentingan modal sendiri, dan
keuntungan yang diperoleh haruslah lebih besar dari biaya modal yang dikeluarkan
sebagai akibat penggunaan struktur modal tertentu. Tetapi kalau kita menambahkan
adanya biaya kebangkrutan, maka akan ada suatu perbandingan antara hutang dan
modal sendiri yang optimal, sehingga ada struktur modal yang optimal.
2. Stabilitas Penjualan (Sales Stability)
Dalam mengukur stabilitas penjualan masing-masing digunakan ukuran
standar deviasi dari tingkat penjualan sampel perusahaam yang diteliti selama
periode penelitian .
1 ... 2 2 1 − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = − − − n X X X X X X n x σ Keterangan : :
σ Standar deviasi
Xi : Penjualan ke i
X : Penjualan rata-rata
Besarnya penjualan dan stabilitas penjualan dari sampel perusahaan yang
digunakan selama periode 2000 - 2004 dapat dilihat pada tabel V.2 berikut :
Tabel V.2
Hasil perhitungan Stabilitas Penjualan pada Industri Farmasi Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 - 2004
(Dalam Juta Rupiah)
Kode Tahun
2000 2001 2002 2003 2004
Stabilitas Penjualan
SQBB 138.526 175.173 205.623 197.493 221.595 32.175,36
DAKS 531.845 763.624 1.065.422 1.191.273 1.361.627 333.614,97
DVLA 430.701 509.618 549.020 390.436 426.796 65.532,35
INAF 493.371 615.426 687.984 498.206 689.522 97.052,95
Vvvv0KLBF 1.561.839 2.046.499 2.561.802 2.889.209 3.413.097 720.192,10
KAEF 1.517.153 1.442.761 1.538.712 1.816.384 1.925.990 210.249,41
MERC 183.810 224.074 220.918 296.320 373.341 75.478,22
PYFA 20.945 29.227 24.629 27.256 33.969 4.890,45
SCPI 89.004 101.558 109.925 117.435 112.005 11.077,22
TSPC 1.451.646 1.785.230 1.959.435 2.124.162 2.371.553 347.477,34
Sumber data : Data sekunder dari BEJ yang diolah
Tabel V.2
memperlihatkan stabilitas penjualan perusahaan di industri farmasi.
Semakin besar standar deviasi maka tingkat penyimpangan penjualan perusahaan
semakin besar (semakin tidak stabil penjualan) ini akan mempengaruhi stabilitas
keuntungan perusahaan. Perusahaan yang penjualannya tidak stabil ada pada
perusahaan Kalbe Farma dapat dilihat standar deviasi yang besar, maka tidak
standar deviasinya maka tingkat penyimpangan penjualan perusahaan semakin
kecil hal ini akan semakin stabil keuntungannya. Perusahaan yang stabil
penjualannya dilihat dari kecilnya standar deviasi pada perusahaan Pyridam maka
tingkat keuntungan perusahaan juga akan stabil.
3. Struktur Aktiva (Asset Stucture)
Struktur aktiva dalam penelitian ini digunakan untuk perbandingan aktiva
tetap dan total aktiva yang ada dalam perusahaan (AT/TA). Untuk menghitung
struktur aktiva digunakan rumus :
Struktur Aktiva =
a TotalAktiv
p AktivaTeta
Besarnya struktur aktiva masing-masing sampel perusahaan selama periode
2000-2004 dan rata-ratanya dapat dilihat pada tabel V.3 berikut :
. Tabel V.3
Hasil Perhitungan Struktur Aktiva pada Industri Farmasi Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2004
Kode Tahun Rata-rata
2000 2001 2002 2003 2004
SQBB 0,1923 0,2930 0,2480 0,1971 0,2057 0,2272
DAKS 0,1329 0,1434 0,1667 0,1924 0,1597 0,1590
DVLA 0,2534 0,2729 0,2785 0,2468 0,2324 0,2568
INAF 0,1657 0,1239 0,1506 0,1820 0,1916 0,1628
KLBF 0,2301 0,2310 0,2315 0,2125 0,1849 0,2180
KAEF 0,3011 0,2678 0,3378 0,3011 0,3518 0,3119
MERC 0,0955 0,0910 0,1710 0,2285 0,2443 0,1661
PYFA 0,7941 0,7191 0,8066 0,8249 0,8163 0,7922
SCPI 0,1988 0,2548 0,3091 0,3404 0,3497 0,2906
TSPC 0,1841 0,1696 0,1910 0,2050 0,2144 0,1928
Tabel V.3 memperlihatkan perhitungan struktur aktiva pada perusahaan
industri farmasi. Perusahaan dengan struktur aktiva besar pada perusahaan Pyridam
Farmasi memiliki aktiva tetap besar yang mungkin diikuti biaya cadangan
depresiasi tinggi pula. Sedang struktur aktiva yang rendah ada pada perusahaan
Dankos biasanya memiliki cadangan depresiasi rendah. Perusahaan yang memiliki
struktur aktiva besar bisa diserahkan sebagai jaminan pinjaman jika dalam struktur
modalnya cenderung menggunakan hutang.
4. Leverage Operasi
Leverage operasi menunjukkan prosentase perubahan EBIT sebagai akibat
perubahan penjualan. Untuk menghitung besarnya leverage operasi dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
Leverage Operasi =
enjualan PerubahanP BIT PerubahanE % % atau
Leverage Operasi =
1 1 1 1 / ) ( / ) ( − − − − − − t t t t t t Penjualan Penjualan Penjualan EBIT EBIT EBIT
Besarnya leverage operasi pada masing-masing sampel perusahaan selama
Tabel V.4
Hasil Perhitungan Leverage operasi pada Industri Farmasi Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 - 2004
Tahun Kode
2000 2001 2002 2003 2004
Rata-rata
SQBB 12,3258 -7,9362 6,0365 -9,9839 2,8649 0,6614
DAKS -0,2579 0,6282 1,3688 3,2336 3,7703 1,7486
DVLA -7,3756 -10,4421 105,0328 0,8797 0,2295 17,6649
INAF 0,2292 0,2383 -11,9463 -4,9111 -2,9976 -3,8775
KLBF -2,3536 11,6198 12,1401 1,7158 1,2222 4,8689
KAEF 1,7647 4,7694 -10,7294 2,4554 10,1812 1,6883
MERK 2,3951 0,6474 22,8371 0,9514 0,5493 5,4760
PYFA 1,6347 4,9517 5,5315 4,8781 2,2908 3,8574
SCPI -3,8654 6,5664 -11,5628 -183,3462 15,0965 -35,4223
TSPC 53,3907 -0,4261 0,7355 0,5018 0,0238 10,8451
Sumber Data : Data sekunder dari BEJ yang diolah
Tabel V.4 memperlihatkan jika sebagian besar dari total biaya perusahaan
adalah berupa biaya tetap, maka dikatakan bahwa leverage operasi perusahaan
tersebut tinggi bila tingkat leverage operasi suatu bisnis sangat tinggi, sementara
hal-hal lain konstan, ini menandakan bahwa perubahan yang relatif kecil dalam
penjualan akan memngakibatkan perubahan laba operasi yang relatif besar.
Sebaliknya jika dalam perusahaan leverage operasinya rendah apabila struktur
biaya tetap rendah dan biaya per unit tinggi. Dengan demikian operasi searah
dengan biaya tetap sehingga didefinisikan sebagai pengaruh tingkat biaya tetap
Leverage operasi tinggi pada perusahaan Darya Varia, titik impasnya
terletak pada tingkat penjualan yang relatif tinggi, dan dampak perubahan tingkat
penjualan terhadap laba makin besar. Semakin besar biaya operasi tetap, perubahan
pada penjualan akan mengakibatkan perubahan yang lebih besar pada EBIT
perusahaan. Leverage operasi rendah ada pada perusahaan Schering Plough
Indonesia (SCPI) bahwa mungkin beban tetapnya juga relatif kecil, yang biasanya
biaya variabel per unitnya cukup tinggi sehingga penerimaan setelah dikurangi
biaya variabel lebih kecil daripada biaya tetapnya.
5. Pertumbuhan Laba
Rasio ini menunjukkan besarnya pertumbuhan laba yang di peroleh
perusahaan dari tahun – ke tahun. Untuk menghitung besarnya pertumbuhan laba
dapat di gunakan rumus sebagai berikut :
Pertumbuhan Laba Kotor =
1 1
− −
−
t t t
Laba Laba Laba
Keterangan :
Laba t = Laba kotor tahun t
Laba t-1= Laba kotor tahun t-1
Besarnya pertumbuhan laba masing-masing sampel perusahaan selama
Tabel V.5
Hasil Perhitungan Pertumbuhan Laba pada Industri Farmasi Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 - 2004
Tahun
Rata-rata Kode
2000 2001 2002 2003 2004
SQBB 0,5352 0,3310 0,2896 0,0439 0,2481 0,2896
DAKS 0,4691 0,2778 0,5089 0,1873 0,2225 0,3331
DVLA 0,1953 0,1725 0,1539 -0,0220 0,0820 0,1164
INAF 0,4970 0,1147 0,5946 0,1110 0,5826 0,1421
KLBF 0,4475 0,1857 0,3761 0,1951 0,1997 0,2812
KAEF 0,5676 -0,0727 -0,1330 0,2191 0,1918 0,2077
MERC 0,5147 0,2528 -0,0254 0,3641 0,1734 0,2559
PYFA 0,5727 0,3795 -0,2250 0,1237 0,2201 0,2142
SCPI 0,2594 -0,1191 0,4197 0,1099 0,1946 0,2906
TSPC 0,1436 0,1941 0,0618 0,1142 0,1044 0,1928
Sumber Data : Data sekunder dari BEJ yang diolah
Berdasarkan tabel V.5 memperlihatkan rata-rata besarnya tingkat
pertumbuhan laba rata-rata pertahun. Pertumbuhan laba yang meningkatnya relatif
besar pada perusahaan Dankos. Perusahaan yang menghasilkan pertumbuhan laba
yang meningkat lebih mampu mendanai perusahaannya dengan laba ditahan lebih
mudah mendapatkan pinjaman. Perusahaan mampu meningkatkan pertumbuhan
laba dengan cepat mempunyai potensi yang lebih besar untuk mempertahankan
struktur modal pada modal sendiri melalui laba ditahan maupun menggunakan
hutang meski peningkatannya sangatlah kecil. Pertumbuhan laba penting untuk
dianalisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan, baik perubahan naik maupun
6. Profitabilitas
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba, yang ditunjukkan oleh perbandingan laba bersih sesudah pajak dengan
penjualan. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Profitabilitas =
Penjualan EAT
LabaBersih( )
Besarnya Profitabilitas dari masing-masing sampel perusahaan selama
periode penelitian 2000–2004 dan rata–ratanya dapat dilihat pada tabel V.6 berikut
Tabel V. 6
Hasil Perhitungan Profitabilitas pada Industri Farmasi Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 – 2004
Tahun
Rata-rata Kode
2000 2001 2002 2003 2004
SQBB -0,0875 0,0817 0,0968 0,1430 0,1821 0,0832
DAKS 0,0857 0,0773 0,0875 0,1054 0,1419 0,0995
DVLA -0,0374 -0,0036 0,1157 0,1246 0,1167 0,0632
INAF 0,2235 0,1991 -0,0870 -0,2621 0,0105 0,0168
KLBF -0,0182 0,0160 0,1042 0,1118 0,1091 0,0646
KAEF 0,1119 0,0917 0,0230 0,0236 0,0404 0,0581
MERC 0,2686 0,2517 0,1694 0,1707 0,1533 0,2027
PYFA 0,0691 0,1606 0,0177 0,0227 0,0422 0,0625
SCPI -0,0496 -0,0949 -0,0095 0,0204 -0,0030 -0,0273
TSPC 0,2396 0,0207 0,1614 0,1519 0,1368 0,1421
Sumber Data : Data sekunder dari BEJ yang diolah
Tabel V.6 menunjukkan profitabilitas perusahaan adalah kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan sejumlah modal tertentu.
setiap Rp1,00 penjualan menghasilkan laba bersih rata-rata 0,0728. Berdasarkan
hasil perhitungan profitabilitas diatas rata-rata industri pada perusahaan Merck
(paling tinggi) keadaan ini sangat baik bagi perusahaan karena dengan tingkat
margin laba bersih yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu
mengendalikan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Sedang profitabilitas
terrendah dibawah rata-rata industri adalah pada perusahaan Schering Plough. Hal
ini dapat diartikan bahwa kondisi perusahaan kurang baik karena margin laba
bersih yang rendah menunjukkan bahwa biaya serta beban usaha yang dikeluarkan
perusahaan terlalu besar.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah di lakukan dengan menggunakan
alat bantu statistika uji regresi dengan bantuan komputer program SPSS for
Windows Release 14.0 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel V.7
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Varibel A B T hitung Sig X1 -0,41 2,480E-06 3,203 0,013
X2 0,593 -0,588 -0,426 0,681
X3 0,439 -0,13 -0,710 0,498
X4 0,328 3,545 1,084 0,310
X5 0,682 -3,292 -0,824 0,434
Sumber : Hasil Pengolahan data lampiran 1-8
Selanjutnya untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen secara
individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen maka
digunakan uji t. Dalam pengujian secara individual ini digunakan taraf signifikan
sehingga di peroleh nilai t tabel sebesar 1,860 dan . Adapun kriteria pengujian yang
digunakan adalah :
¾ Ho diterima jika t hitung ≤ 1,860
¾ Ho ditolak jika t hitung > 1,860
a. Pengujian terhadap variabel stabilitas penjualan (X1)
Menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = -0,41 + 2,480-E06 X1
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis
Ho : β1 ≤ 0, artinya stabilitas penjualan tidak positif berpengaruh terhadap
struktur modal.
HA : β2 > 0, artinya stabilitas penjualan berpengaruh positif terhadap
struktur modal
2) Hasil perhitungan komputer diperoleh t hitung = 3,203
Daerah penolakan
HO
Daerah Penerimaan
HO
1,860
3,203
Gambar 5.1
3) Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan komputer tersebut maka dapat diketahui bahwa
nilai t hitung > t tabel ( 3,203 > 1,860 ) atau p-value (0,013<0,05) sehingga
hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (HA) diterima. Dengan
diterimanya HA berarti stabilitas penjualan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal, sehingga stabilitas dengan adanya kenaikan stabilitas
penjualan maka struktur modal juga akan mengalami peningkatan.
b. Pengujian struktur aktiva (X2)
Menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,593 – 0,588 X2
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis
Ho : β1 ≤ 0, artinya struktur aktiva tidak berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
HA : β2 > 0, artinya struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
2) Hasil perhitungan komputer diperoleh t hitung = -0,426
3) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan komputer tersebut maka dapat diketahui bahwa
nilai t hitung < t tabel ( -0,426 < 1,860 ) atau p-value (0,681>0,05) sehingga
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (HA) ditolak. Dengan
signifikan terhadap struktur modal, sehingga dengan adanya besarnya struktur
aktiva tidak pengaruh positif terhadap struktur modal.
c. Pengujian leverage operasi (X3)
Menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,439 – 0,13 X3
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis
Ho : β1 ≤ 0, artinya leverage operasi tidak berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
HA : β2 > 0, artinya leverage operasi berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
2) Hasil perhitungan komputer diperoleh t hitung = -0,710
3) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan komputer tersebut maka dapat diketahui bahwa
nilai t hitung < t tabel ( -0,710 < 1,860 ) atau p-value (0,498>0,05) sehingga
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (HA) ditolak. Dengan
ditolaknya HA berarti leverage operasi tidak berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap struktur modal, sehingga dengan adanya tingginya leverage
operasi tidak berpengaruh positif terhadap struktur modal.
d. Pengujian pertumbuhan laba (X4)
Menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis
Ho : β1 ≤ 0, artinya pertumbuhan laba tidak berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
HA : β2 > 0, artinya pertumbuhan laba berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
2) Hasil perhitungan komputer diperoleh t hitung = 1,084
3) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan komputer tersebut maka dapat diketahui bahwa
nilai t hitung < t tabel ( 1,084 < 1,860 ) atau p-value (0,310 > 0,05) sehingga
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (HA) ditolak. Dengan
ditolaknya HA berarti pertumbuhan laba tidak berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap struktur modal, sehingga dengan adanya meningkatnya
pertumbuhan laba tidak berpengaruh positif terhadap struktur modal.
e. Pengujian profitabilitas (X5)
Menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,682– 3,292X5
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis
Ho : β1 ≤ 0, artinya profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
HA : β2 > 0, artinya profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal.
3) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan komputer tersebut maka dapat diketahui bahwa
nilai t hitung < t tabel ( -0,824 < 1,860 ) atau p-value (0,434 > 0,05) sehingga
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (HA) ditolak. Dengan
ditolaknya HA berarti profitabilitas tidak berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap struktur modal, sehingga dengan adanya profitabilitas yang
tinggi tidak berpengaruh positif terhadap struktur modal.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam tahap analisis regresi berganda ini peneliti melakukan analisis
terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal yaitu variabel
stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, pertumbuhan laba dan
profitabilitas secara simultan. Adapun persamaannya sebagai berikut :
Y = β0 + β1X 1+β2X2 +β3X3 +β4X4 +β5X5 + U
X1 = Stabilitas Penjualan
X2 = Struktur aktiva
X3 = Leverage operasi
X4 = Pertumbuhan laba
X5 = Profitabilitas
β0 = Konstanta
β1,β2, β3,β4,β5 = Koefisien regresi
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan alat bantu
statistik uji regresi dengan program SPSS for Windows Release 14.0 diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel V.8
Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel Koefisien Regresi Standar Error T hitung Sig
X1 X2 X3 X4 X5 2,814E-06 0,327 -0,017 1,543 -2,768 0,00 0,933 0,016 2,429 3,644 3,360 0,350 -1,054 -0,6335 -0,760 0,028 0,744 0,351 0,56 0,490
Konstanta = -0,300