• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI LEARNING TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP PADA SISWA KELAS 3 MI MUHAMMADIYAH KEDUNG PADAS TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI LEARNING TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP PADA SISWA KELAS 3 MI MUHAMMADIYAH KEDUNG PADAS TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN STRATEGI

LEARNING TOURNAMENT

UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP PADA SISWA KELAS 3

MI MUHAMMADIYAH KEDUNG PADAS TAHUN

PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

PUJI LESTARI

11510083

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Puji Lestari

NIM : 11510083 Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENERAPAN STRATEGI LEARNING TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP PADA SISWA KELAS 3 MI MUHAMMADIYAH KEDUNG PADAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, Oktober 2014 Dosen Pembimbing

Peni Susapti, S. Si., M.Si,

NIP. 19970403 200003 2 003 KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706 Fax. 323433 Salatiga 50721

(3)

iii SKRIPSI

PENERAPAN STRATEGI LEARNING TOURNAMENT UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA

TENTANG MAKHLUK HIDUP PADA SISWA KELAS 3 MI

MUHAMMADIYAH KEDUNG PADAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DISUSUN OLEH

PUJI LESTARI

NIM : 11510083

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurursan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 26 November 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dra. Siti Zumrotun, M.Ag Sekretaris Penguji : Ilya Muhsin, M.Ag

Penguji I : Dra. Sri Suparwi, M.Si Penguji II : Suwardi, M.Pd.

Penguji III : Peni Susapti, M.Si.

Salatiga, Desember 2014 Ketua STAIN Salatiga

Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Puji Lestari Nim : 11510083

Progam Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga,

Yang Menyatakan

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Kecerdasan bukan penentu kesuksesan, tetapi kerja keraslah penentu kesuksesan.

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Ayahanda tercinta, Puryanto dan ibunda tersayang, Warsiti yang telah mendoakan, memberi dukungan dan motivasi sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

2. Kakakku ( Mbak Rismiyati dan Mas Rudi Hartono) yang telah mendoakanku dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Kekasih tercinta Pulung Sarifudin yang telah memberikan motivasi dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Tika, Sofi, Mbak Nia, Mbak Veri, Mbak Ticha dan kawan kawan HFC yang telah menemani dalam suka dan duka.

5. Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2010.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi yang menjadi suri teladan bagi seluruh umat Islam.

Penulisan skripsi ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih secara tulus kepada Bapak Dr.H. Rahmat Hariyadi, M, Pd, selaku Ketua Stain Salatiga, Ketua Jurusan Bapak Suwardi, M.Pd, dan Ibu Peni Susapti, S. Si., M.Si, selaku Ketua Progdi PGMI yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan kepada saya.

Rasa hormat, terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada kedua pembimbing, yaitu Ibu Peni Susapti, S. Si., M.Si, yang penuh kesabaran, kearifan, dan bijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tidak henti-hentinya di sela-sela kesibukannya.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Safril Munfadil, S.Pdi, selaku Kepala Sekolah, Bapak Asrosi, S.Pdi, selaku guru kelas III, Dewan Guru MI Muhammadiyah Kedung Padas, serta siswa-siswai kelas III MI Muhammadiyah Kedung Padas.

(7)

vii

Semoga atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dari pembaca selalu penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.

Salatiga, 2014

(8)

viii ABSTRAK

Lestari, Puji. 11510083. 2014. Penerapan Strategi Learning Tournament untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA tentang Makhluk Hidup pada Siswa Kelas 3 di MI Muhammadiyah Kedung Padas Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Peni Susapti, S. Si., M.Si,

Kata kunci: Strategi Learning Tournament, Prestasi Belajar, IPA

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan strategi Learning Tournament dapat meningkatkan prestasi belajar IPA tentang makhluk hidup pada siswa kelas 3 di MI Muhammadiyah Kedung Padas Tahun 2014/2015? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang makhluk hidup kelas 3 MI Muhammadiyah Kedung Padas.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan siklus penelitian. Rinciannya yaitu: siklus I, siklus II, dan siklus III. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Muhammadiyah Kedung Padas dengan jumlah 11 siswa. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif dan lembar observasi kegiatan pembelajaran.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………...i

HALAMANPERSETUJUAN PEMBIMBING ………...ii

HALAMAN PENGESAHAN ………...iii

HALAMAN PERNYATAAN ………...iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………v

KATA PENGANTAR ………...vi A. Latar Belakang Masalah ………..1

B. Rumusan Masalah ………...8

C. Tujuan Penelitian ……….8

D. Hipotesis Tindakan ………..9

E. Manfaat Penelitian ………...9

F. Definisi Operasional ………..10

G. Metode Penelitian ………..12

H. Sistematika Penulisan ………17

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Umum Strategi Pembelajaran ………..19

B. Strategi Pembelajaran Learning Tuornament ………….………..22

1. Pengertian Turnamen Belajar ………..22

2. Langkah-langkah Turnamen Belajar ………...23

3. Kelebihan dan Kekurangan Learning Tuornament ………………...……..…………...24

(10)

x

D. Pembelajaran Makhluk Hidup dengan Strategi Learning

Tournament ………...……….………27

E. Prestasi Belajar ………..27

1. Pengertian Belajar ………....27

2. Pengertian Prestasi Belajar ………..30

3. Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ………...31

F. Materi Pelajaran Makhluk Hidup ………..32

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian ………..38

B. Prosedur Penelitian ………38

C. Pelaksanaan Penelitian ………..39

1. Pra Siklus ………40

2. Rancangan Siklus I ……….………41

3. Rancangan Siklus II ………...45

4. Rancangan Siklus III ……….……….50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Persiklus ………56

1. Deskripsi Pra Siklus ………56

2. Deskripsi Siklus I ………58

3. Deskripsi Siklus II ………...62

4. Deskripsi Siklus III ………..66

(11)

xi

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

4.1 Hasil Prestasi Belajar Pra Siklus (KKM 60) ……….57

4.2 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I ………..58

4.3 Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I (KKM 60) ………...60

4.4 Rincian Nilai Rata-Rata pada Siklus I ………..61

4.5 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II ……….62

4.6 Prestasi Belajar Siswa pada Siklus II ………65

4.7 Rincian Nilai Rata-Rata pada Siklus II ……….65

4.8 Hsil Pengamatan Guru dan Siswa pada Siklus III ………67

4.9 Prestasi Belajar Siswa pada Siklus III ………...69

4.10 Rincian Nilai Rata-Rata pada Siklus III ………70

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Isi Gambar Halaman

1.1 : Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ………...14

4.2 : Grafik Peningkatan Prestasi Belajar ………...71

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pustaka

Lampiran 2. Soal Pre-Tes Lampiran 3. RPP Siklus I

Lampiran 4. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I Lampiran 5. Soal Tes Siklus I

Lampiran 6. RPP Siklus II

Lampiran 7. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II Lampiran 8. Soal Tes Siklus II

Lampiran 9. RPP Siklus III

Lampiran 10. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus III Lampiran 11. Soal Tes Siklus III

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia, pada hakikatnya adalah makhluk belajar. Ia terlahir tanpa memiliki pengetahuan, sikap, dan kecakapan apapun. Kemudian ia tumbuh dan berkambang menjadi mengetahui, mengenal, dan menguasai benyak hal. Itu terjadi karena ia belajar dengan menggunakan potensi dan kapasitas diri yang telah dianugerahkan Allah SWT kepadanya.

Orang yang tidak mau belajar dengan tidak memanfaatkan potensi dan kapasitasnya berarti menjauhi hakikatnya sebagai manusia. Derajat orang seperti itu digambarkan oleh Allah lebih rendah dibanding binatang. Hal ini sesuai dengan firman Allah berikut ini :

Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan

dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya

untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak

dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka

(15)

(ayat-2

ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat

lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. al-A‟raf, 7:179).

Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang sehingga menghasilkan suatu perubahan, baik sikap, pengetahuan, maupun ketrampilan. Belajar adalah perubahan relative permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Sriyanti, dkk, 2008:23).

Menurut Ahmadi dan Widodo (2004:127) menyebutkan bahwa belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar bukan sekedar pengalaman, tetapi suatu proses, dan bukan suatu hasil. Belajar berlangsung secara aktif dan intregatif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

(16)

3

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar, sehingga mereka dapat memeperoleh tujuan belajar sesuai apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak, karena merekalah yang belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing. Oleh karena itu, setiap guru mempunyai cara yang berbeda pula dalam melaksanakan suatu kegiatan dalam pembelajaran.

Ada kecenderungan di masa sekarang untuk melupakan bahwa hakikat pendidikan adalah belajarnya pelajar, bukan mengajarnya guru. Guru mendapat posisi yang istimewa dalam proses pendidikan, sementara keinginan dan kemampuan pelajar secara mandiri untuk menciptakan, menemukan dan belajar untuk dirinya sendiri diabaikan. Hal itu telah merendahkan peranan pelajar dalam proses pendidikan. Guru hendaknya memposisikan diri sebagai pembimbing dan pengarah yang harus mendorong pelajar untuk belajar mandiri, serta menjamin bahwa pelajar mampu menerima tanggung jawab untuk belajar dengan mengembangkan sikap dan antusiasmenya.

(17)

4

mempergunakan berbagai kesempatan melalui berbagai sumber dan media belajar. Hal ini berarti bahwa guru dapat mengembangkan cara dan kebiasaan belajar peserta didik dengan sebaik-baiknya. Sebagai seorang guru juga diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien.

Prestasi belajar yang dicapai oleh para pelajar menggambarkan hasil usaha yang dilakukan oleh guru dalam memfasilitasi dan menciptakan kondisi kegiatan belajar mereka. Dengan kata lain, tujuan usaha guru diukur dengan hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri mereka seperti, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, fisik dan psikis, serta kemampuan yang dimilikinya. Kedua, faktor yang datangnya dari luar dirinya, yaitu faktor lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran yang dikelola oleh guru (Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam, 2001:26).

(18)

5

siswa akan termotivasi untuk lebih giat belajar, bersemangat dalam belajar, aktif dalam setiap pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dari seluruh mata pelajaran yang ada.

Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip (Yasin, 1995:1). Ilmu pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai dengan Sekolah Menengah (SMP, SMA/SMK). Pendidikan IPA mengarahkan peserta didik untuk mencari tahu dan berbuat sendiri. Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah untuk memahami apa yang dilakukannya, sehingga dapat membantu dalam memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai alam sekitar. Setelah siswa memahami apa yang telah dipelajari, diharapkan peserta didik mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(19)

6

Proses pembelajaran yang seharusnya menarik dengan menggunakan strategi pembelajaran yang ada, tidak terlaksana pada pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kedung Padas. Ketika melakukan observasi, penulis melihat proses pembelajaran di Madrasah ini masih berjalan monoton dan masih menggunakan strategi yang sama yaitu ceramah. Proses pembelajaran yang seperti itu berlangsung hampir setiap hari. Siswa diminta mendengarkan penjelasan materi dari guru, kemudian siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi secara terus menerus pada setiap mata pelajaran. Sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk, dan sering bermain sendiri ketika pembelajaran berlangsung.

Madrasah ini juga jauh dari perkotaan yang mungkin menjadi salah satu alasan mereka tidak menggunakan berbagai strategi maupun metode yang sudah pernah didapat atau dipelajari sebelum menjadi pendidik di Madrasah tersebut. Meskipun para pendidik yang ada di Madrasah tersebut kebanyakan adalah lulusan Sarjana Pendidikan Agama Islam, namun mereka tidak menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang dapat menunjang prestasi peserta didiknya.

(20)

7

lingkungan sekitar, peserta didik sudah terbiasa dengan lingkungan luar. Karena setiap harinya mereka bermain disekitar lingkungan sekolah. Sehingga guru memutuskan untuk menggunakan strategi yang lebih mudah untuk dilaksanakan yaitu dengan ceramah.

Karakteristik siswa di Madrasah tersebut berbeda-beda, begitu juga dengan kemampuan yang dimiliki setiap siswa pasti juga berbeda-beda, ada siswa yang mudah menerima dan memahami pelajaran meskipun menggunakan metode ceramah dan ada siswa yang tidak dapat menerima pelajaran karena merasa bosan dengan metode yang digunakan oleh guru.

Ceramah memang termasuk strategi yang paling sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, akan tetapi apabila setiap proses pembelajaran hanya dilakukan dengan metode ceramah lama-kelamaan proses pembelajaran terasa membosankan dan membuat siswa jadi mengantuk apalagi ketika jam pelajarannya pada waktu siang hari. Para pengajar yang ada di Madrasah ini juga belum menemukan strategi yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran.

(21)

8

pelajaran IPA. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA di MI tersebut adalah 60, namun karena penggunaan strategi pembelajaran yang selalu monoton mengakibatkan siswa belum mencapai KKM yang sudah ditentukan.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis akan mencoba meneliti sejauh mana tingkat prestasi belajar siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran turnamen belajar khususnya pada mata pelajaran IPA tentang Makhluk Hidup pada siswa kelas 3 di MI Muhammadiyah Kedung Padas. Oleh karena itu, penulis mengambil judul penelitian “PENERAPAN STRATEGI LEARNING TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA

PELAJARAN IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP PADA SISWA

KELAS 3 MI MUHAMMADIYAH KEDUNG PADAS TAHUN

PELAJARAN 2014/2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah apakah strategi Learning Tournament dapat meningkatkan prestasi belajar IPA tentang makhluk hidup pada siswa kelas 3 di MI Muhammadiyah Kedung Padas Tahun 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

(22)

9

memahami mata pelajaran IPA tentang Makhluk Hidup. Secara lebih rinci tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan strategi Learning Tournament dalam pembelajaran IPA materi tentang makhluk hidup dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas 3 MI Muhammadiyah Kedung Padas Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63).

Berdasarkan definisi tersebut hipotesis tindakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut: “strategi Learning Tournament dapat meningkatkan

prestasi belajar IPA tentang makhluk hidup pada siswa kelas 3 MI Muhammadiyah Kedung Padas tahun 2014/2015”.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritik

(23)

10 2. Secara Praktis

a. Dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar

b. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi Learning Tournament

c. Dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran IPA

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai judul di atas, maka dijelaskan di bawah ini:

1. Penerapan

Penerapan diartikan sebagai pemasangan, penggunaan, perihal mempraktekan (Poerwadarminta, 2006:1258).

2. Strategi Learning Tournament (Turnamen Belajar)

(24)

11

Implementasi dari strategi ini adalah siswa dibagi menjadi beberapa tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab menjawab pertanyaan dari guru. Dalam tipe Turnamen Belajar ini, diawali dengan guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi ke dalam beberapa tim kelompok. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan jawaban untuk memahami mata pelajaran tersebut. Setelah selesai materi diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar siswa dalam kelompok atau tim, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.

3. Meningkatkan

Meningkatkan diartikan sebagai menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya); mempertinggi; memperhebat (produksi dan sebagainya) (Poerwadarminta, 2006:1280).

4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu. (Tirtonegoro, 1984:4).

5. Ilmu Pengetahuan Alam

(25)

12

termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Sedangkan menurut Bullock (dalam Budiman, 2002:11) menyebutkan bahwa IPA merupakan proses terbuka, IPA juga dipandang sebagai suatu studi yang banyak berhubungan dengan manusia dan masyarakat, yaitu suatu studi yang memerlukan imajinasi, perasaan, pengamatan, dan juga analisis.

6. Makhluk Hidup

Makhluk diartikan sebagai segala sesuatu yang dijadikan oleh Tuhan (seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan) (Poerwadarminta, 2006: 736). Hidup diartikan sebagai masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya (tentang manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan, dipakai juga tentang roh) (Poerwadarminta, 2006: 416).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

(26)

13 2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian

a. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 3 MI Muhammadiyah Kedung Padas, dengan jumlah 11 siswa, yang terdiri dari 1 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.

Dasar pertimbangan pemilihan subjek ini, pada mata pelajaran IPA kelas 3 terdapat materi tentang makhluk hidup.

b. Lokasi penelitian

Tempat penelitian dilakukan di MI Muhammadiyah Kedung Padas Kedung Pilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.

c. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester I (pertama) dengan beberapa siklus, setiap siklusnya 1 pertemuan dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan masing-masing siklus dilaksanakan bulan Agustus 2014 sampai dengan 11 September 2014.

3. Langkah-Langkah/Siklus Penelitian

(27)

14

Antara siklus satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Hubungan tersebut bila digambarkan seperti pada gambar berikut :

SKEMA DESAIN PENELITIAN

Gambar. 1.1

Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(Arikunto dalam Suyadi, 2013: 50)

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Sikluss II Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan Sikluss III

(28)

15 4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah:

a. Peneliti sendiri (participant observation), dengan membuat desain tindakan, merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengamati proses pembelajaran bersama kolabolator

b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi. Adapun jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah tindakan siklus I

c. Lembar observasi, alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian. Disamping itu observer mendokumentasikan dengan foto-foto serta mencatat proses pembelajaran sebagai bahan dalam melakukan perbaikan atau refleksi. 5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan dibantu oleh guru kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, data, dan observasi. Lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut:

(29)

16

:100). Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.

b. Tes, bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Teknik ini digunakan untuk mengukur efektivitas strategi turnamen belajar yang dikembangkan. Instrument yang digunakan berupa soal tes hasil belajar.

c. Dokumentasi, diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran berupa foto.

6. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi dan hasil prestasi belajar siswa. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama dengan kolabolator sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.

Penelitian ini juga mengguanakan analisis deskriptif berupa persentase yaitu sebagai berikut:

P

=

Ket:

P = Persentase

(30)

17 H. Sistematika Penulisan

Sistematika disini dimaksudkan sebagai gambaran umum yang akan dibahas dalam laporan penelitian ini yang terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut:

BAB I pendahuluan

Dari pendahuluan ini terdiri dari delapan sub pokok bahasan, yaitu latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II landasan teori

Dalam landasan teori mengkaji tentang pengertian umum strategi pembelajaran, strategi pembelajaran Learning Tournament, efektifitas strategi turnamen belajar, pembelajaran makhluk hidup dengan strategi Learning Tournament, prestasi belajar, dan materi pelajaran.

BAB III pelaksanaan penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian mengkaji tentang, subyek penelitian, prosedur penelitian, dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV hasil penelitian dan pembahasan

Dalam bab ini mengkaji tentang diskripsi persiklus, hasil penelitian, dan pembahasan.

BAB V penutup

(31)

18 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(32)

19 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Umum Strategi Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities dsigned to achieves a particular educational goal (David,

1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya 2008:186). Sementara itu, Kemp (Sanjaya, 2008:187) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

(33)

20 a. Uno (2008:45)

Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.

b. Suparman (1997:157)

Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

c. Dick dan Carey (dalam Sanjaya, 2008:187)

Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan konsep diatas maka jelas menentukan strategi pembelajaran pada hakikatnya adalah menyusun pengalaman belajar siswa. Pengembangan pengalaman belajar akan sangat ditentukan oleh pengemasan materi pelajaran. Pengemasan materi pelajaran secara individual, maka pengalaman belajar harus didesain secar individual juga, artinya pengalaman belajar yang dapat dilakukan oleh siswa secara mandiri. Demikian juga dengan pengemasan materi pelajaran secara kelompok, maka pengalaman belajar harus didesain untuk pembelajaran kelompok atau klasikal yang memerlukan bimbingan guru.

(34)

21

a. Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan menjadi sasaran setiap usaha pembelajaran.

b. Pertimbangan dan pemilihan strategi pembelajaran yang ampuh untuk mencapai sasaran. Berkaitan dengan penetapan metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan jenis materi pembalajaran. c. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal

sampai akhir. Berkaitan dengan penetapan prosedur dan kegiatan yang harus dilakukan baik oleh guru maupun siswa.

d. Pertimbangan dan penetapan tolok ukuran baku yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan. Berkaitan dengan penetapan alat evaluasi untuk mengumpulkan informasi tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan dan kompetensi pembelajaran.

Pencapaian sasaran atau tujuan yang ditentukan, akan sangan tergantung pada pengemasan bahan dan strategi pembelajaran yang digunakan. Ada tiga strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa, yaitu (1) Strategi pembelajaran ekspositori; (2) Strategi pembelajaran inkuiri; (3) Strategi pembelajaran kooperatif (Sanjaya, 2008:189).

(35)

22

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk.(QS. An Nahl; 125)

B. Strategi Pembelajaran Learning Tournament (Turnamen Belajar) 1. Pengertian Turnamen Belajar

Silberman (2004:181) Menyatakan bahwa: turnamen belajar adalah strategi belajar aktif yang merupakan suatu bentuk sederhana dari turnamen permainan tim dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya. Turnamen belajar juga menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetensi tim, dan dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran atas macam-macam fakta, konsep dan ketrampilan yang luas.

(36)

23

pokok bahasan, dengan lama pelaksanaan disesuaikan dengan kondisi yang ada.

2. Langkah-langkah Turnamen Belajar

Menurut Silberman (2009:159) langkah-langkah dalam pelaksanaan strategi belajar aktif tipe Learning Tournament (Turnamen Belajar) adalah sebagai berikut :

a) Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 hingga 8 orang siswa. Pastikan bahwa tim memiliki jumlah yang sama.

b) Berikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama.

c) Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan pengingatan materi pelajaran. Gunakan format yang memudahkan penilaian, misalnya pilihan ganda, benar/salah, atau definisi istilah. d) Berikan sebagaian pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai

ronde pertama dari turnamen belajar. Tiap tim harus menjawab pertanyaan secara perseorangan.

e) Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan perintahkan siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan yang dijawab dengan benar. Selanjutnya perintahkan mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim mereka untuk mendapat skor tim. Umumkan skor tiap tim.

(37)

24

ronde kedua. Perintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama. g) Lakukan beberapa ronde sesuai yang diinginkan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Learning Tournament Strategi ini memiiki kelebihan sebagai berikut:

a) Dengan strategi belajar aktif Learning Tournament guru bisa mengontrol urutan dan keleluasaan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasi bahan pelajaran yang.

b) Strategi belajar aktif Learning Tournament yang menekankan kepada aspek kognitif

.

c) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi siswa juga beraktivitas.

d) Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar. e) Meningkatkan kerja sama, kepekaan dan toleransi.

f) Siswa termotivasi untuk menyelesaikan masalah-masalah berdasarkan pengalaman sendiri.

g) Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif. h) Menambah motivasi dan percaya diri.

i) Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-teman sekelasnya.

j) Mudah diterapkan dan tidak mahal

(38)

25

a) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas.

b) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. c) Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya

menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam pembelajaran aktif tipe turnamen belajar bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok.

C. Efektifitas Strategi Pembelajaran Turnamen Belajar

Menurut Megawangi (2005:67) (dalam Khoirul Anwar, 2006:39) model

pembelajaran kooperatif dapat menjadi tempat:

1. Siswa berpartisipasi aktif.

2. Siswa menjadi guru bagi kawannya (saling berbagi kemampuan). 3. Penghargaan diberikan kepada setiap individu.

4. Tugas dan pertanyaan yang diberikan akan memacu minat untuk mengerjakannya.

5. Setiap kontribusi dihargai.

(39)

26 perbedaan pendapat atau konflik.

Model pembelajaran turnamen belajar mempunyai nilai strategis dan nilai efektifitas sebagai model pembelajaran.

a. Nilai strategis

Model pembelajaran turnamen belajar dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa untuk belajar sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara maksimal.

b. Nilai efektifitas

Model turnamen belajar dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan:

a) Pemberian materi di awal pelajaran secara klasikal dan lebih fokus, sehingga akan memudahkan menerima materi dari anggota kelompoknya dan memudahkan menyelesaikan tugas-tugas yang ada. b) Setiap kelompok ada yang ahli terhadap topik tertentu, sehingga

anggota kelompok dapat saling mengajar materi yang ada (menjadi guru bagi temannya), dengan demikian waktu yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif untuk menguasai materi yang ada.

c) Adanya follow up yang dilakukan diantara sesama anggota tim, sehingga siswa lebih mengetahui kekurangan sejak dini.

(40)

27

a) Model pembelajaran berpusat pada siswa

b) Model pembeajaran menghasilkan pembelajaran yang efektif, ditandai dengan daya serap (ketuntasan belajar) sesuai dengan tuntutan kurikulum.

D. Pembelajaran Makhluk Hidup dengan strategi Learning Tournament

Setelah mengikuti pembelajaran IPA tentang makhluk hidup dengan menggunakan strategi turnamen belajar, diharapkan peserta didik harus menguasai indikator yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut:

1. Membedakan antara makhluk hidup dengan benda mati 2. Menyebutkan kebutuhan yang diperlukan oleh makhluk hidup 3. Menggolongkan mahkluk hidup berdasarkan ciri-ciri tertentu

Ada tiga indikator yang harus dikuasai oleh setiap peserta didik dalam penelitian ini. Dengan berpedoman pada indikator diatas, maka guru harus menyiapkan rangkuman dari materi beserta pertanyaan atau pernyataan yang berkaitan dengan makhluk hidup. Untuk langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi turnamen belajar terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh peneliti. E. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

(41)

28

tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Sriyanti, dkk, 2008:23).

Belajar menurut Piaget, bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut. (i) sensorimotor (0-2 tahun), (ii) pra-operasional ((0-2-7 tahun), (iii) operasional konkret (7-11 tahun), (iv) operasional formal (11 ke atas).

Pada tahap sensorimotor anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan motorik, yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan dan menggerak-gerakkannya. Pada tahap pra-operasional, anak mengandalikan diri pada persepsi tentang realitas. Ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan. Pada tahap operasi konkret anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat mengikuti penalaran logis, walau kadang-kadang memecahkan masalah

secara “trial and error”. Pada tahap operasi formal anak dapat berpikir

(42)

29

pengalaman. Balajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan intregatif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan (Ahmadi dan Widodo, 2004:127).

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Tidak setiap perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu itu merupakan hasil perubahan dalam belajar. Seseorang dikatakan belajar apabila ia telah mengalami perubahan secara menyeluruh, berkelanjutan, dan besifat permanen.

(43)

30 2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu. (Tirtonegoro, 1984:4).

Menurut Djamarah, 1994:22 (dalam Syafrudin) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas belajar.

Pada prinsipnya, pengungkapan prestasi belajar idealnya meliputi segenap ranah psikologis, yaitu berdimensi cipta, rasa, dan karsa yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa (Syah, 2010:216).

(44)

31

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa perlu diadakan suatu evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah proses belajar dan pembelajaran itu berlangsung secara efektif. Efektifitas proses belajar tersebut akan tampak pada kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran.

3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Ahmadi dan Widodo (2004:138) menyatakan bahwa prestasi yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.

Menurut Syah (2010: 145) menyatakan secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

(45)

32

saling berkaitan satu dengan yang lainnya, sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, seperti muncul siswa yang memiliki prestasi tinggi, prestasi rendah, bahkan ada siswa yang mengalami kegagalan dalam belajar. Dalam hal ini seorang guru yang kompeten dan professional diharapkan mampu mengantisipasi adanya siswa yang menunjukkan kegagalan dalam belajar. Salah satu usaha yang dilakukan adalah berusaha mengetahui faktor yang menghambat proses belajar mereka serta mencari solusi yang terbaik untuk mencagah kegagalan belajar.

F. Materi Pelajaran Makhluk Hidup

1. Perbedaan Makhluk Hidup dengan Benda Mati

Makhluk hidup adalah sesuatu yang memiliki ciri-ciri hidup, sedangkan benda mati adalah sesuatu yang tidak memiliki ciri-ciri hidup. Manusia, hewan, dan tumbuhan adalah makhluk hidup (Priyono dan Sayekti, 2008:1). Ciri-ciri yang dimiliki makhluk hidup, yaitu sebagai berikut:

a. Makhluk hidup dapat bergerak b. Makhluk hidup bernafas

c. Makhluk hidup membutuhkan makanan d. Makhluk hidup tumbuh

e. Makhluk hidup berkembang biak

(46)

33 2. Kebutuhan Makhluk Hidup

Makhluk hidup memerlukan berbagai macam kebutuhan agar dapat bertahan hidup. Kebutuhan makhluk hidup tersebut antara lain: makanan, air, udara, cahaya matahari, dan tempat tinggal. Bahan makanan yang diperlukan tumbuhan diambil dari tanah berupa mineral atau disebut zat hara (Setia, dkk, 2008: 15).

3. Penggolongan Makhluk Hidup a) Penggolongan Hewan

Menurut Amin dan Priyono (2009:13) hewan dapat digolongkan

menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya

a. Hewan pemakan tumbuhan (Herbivora). Contoh: sapi dan kambing. Ada herbivora yang makan biji-bijian, contohnya: burung merpati dan parkit. Dan herbivora yang makan buah-buahan, contohnya: burung beo dan burung jalak.

b. Hewan pemakan daging (Karnivora). Contohnya: harimau, cecak, dan hiu.

c. Hewan pemakan segala (Omnivora). Contohnya: ayam makan jagung, padi, dan juga cacing.

2. Penggolongan hewan berdasarkan tempat hidupnya

a. Hewan yang hidup di darat

Hewan darat tinggal di berbagai tempat. Ada yang tinggal di

(47)

34

hewan yang tinggal di dalam tanah. Contohnya semut, cacing,

dan tikus. Ada juga hewan yang tinggal dekat air. Contohnya

kuda nil, buaya, dan kura-kura.

b. Hewan yang hidup di air

Ada hewan air tawar. Contohnya ikan mas, arwana, koi, dan

sepat. Ada hewan air laut. Contohnya lumba-lumba, ikan paus,

ikan hiu, dan anjing laut. Dan ada hewan air payau (campuran

air tawar dan air laut). Contohnya ikan bandeng

c. Hewan yang hidup di udara

Contoh burung dan serangga. Misalnya, elang, merpati,

kupu-kupu, capung, dan lalat.

3. Penggolongan hewan berdasarkan cara berkembang biaknya

a. Hewan melahirkan. Contoh: kambing, kucing, dan harimau. b. Hewan bertelur. Contoh: ayam, burung, bebek, dan kura-kura.

4. Penggolongan hewan berdasarkan cara bergeraknya

a. Hewan berjalan. Contoh: ayam dan unta

b. Hewan melompat. Contoh: katak, kanguru, dan kelinci.

c. Hewan terbang. Contoh: kelelawar, kupu-kupu, dan lebah.

d. Hewan berenang. Contoh: ikan dan anjing laut.

5. Penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya

a. Hewan berambut. Contoh: kucing, kelinci, sapi, dan kerbau. b. Hewan berbulu. Contoh: burung dan ayam.

(48)

35

d. Hewan bercangkang. Contoh: bekicot dan siput. b) Penggolongan Tumbuhan

1. Penggolongan tumbuhan berdasarkan tempat hidupnya Tumbuhan

darat ada yang tumbuh di atas tanah (mangga). Ada yang tumbuh

di atas batu (lumut). Ada tumbuhan yang menumpang pada pohon

inangnya (anggrek dan benalu). Ada tumbuhan yang hidup di air.

Akar, batang, dan daunnya berada di air (teratai, eceng gondok,

dan bakau). Tumbuhan yang hidup di gurun (kaktus).

2. Penggolongan tumbuhan berdasarkan jenis biji

a) Monokotil (berkeping satu). Contoh: padi, jagung, dan kelapa. b) Dikotil (berkeping dua). Contoh: mangga, rambutan, dan

kacang tanah.

3. Penggolongan tumbuhan berdasarkan bentuk batang

a) Batang berkayu, cirinya keras, berukuran besar. Contoh: jati mangga, dan rambutan.

b) Batang basah, cirinya lunak, mudah patah, dan mengandung air (basah). Contoh: bayam dan sawi.

c) Batang rumput, biasanya berongga, memiliki ruas yang terlihat nyata. Contoh: padi, jagung, dan tebu.

4. Penggolongan tumbuhan berdasarkan bentuk daunnya

(49)

36

b) Sejajar, tulang daun seperti garis-garis lurus yang sejajar. Contoh: tebu, padi, dan rumput-rumputan.

c) Melengkung, bentuknya menyerupai garis-garis lengkung yang ujung-ujungnya terlihat menyatu. Contoh: genjer dan gadung. d) Menjari, tulang daun menjari seperti susunan jari-jari tangan.

Contoh: papaya, singkong, dan jarak. 5. Penggolongan tumbuhan berdasarkan akarnya

a) Berakar serabut, memiliki akar yang menyerupai serabut. Contoh: jagung, kelapa, dan salak.

b) Berakar tunggang, yang terdiri atas satu akar pokok dan akar kecil yang merupakan percabangan dari akar pokok. Contoh: mangga.

Bagi guru usaha peningkatan prestasi belajar siswa merupakan suatu kewajiban dan wujud keprofesionalan seorang guru. Guru harus selalu tanggap dan peka terhadap apa yang terjadi baik di lingkungannya maupun di luar lingkungannya. Selain itu, guru juga harus menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak menyulitkan siswa dalam menerima materi yang disampaikan. Demikian juga dijelaskan dalam hadits berikut ini:

اْوُرِّفَنُت َلََو اْوُرِّشَبَو اْوُرِّسَعُت َلََو اْوُرِّسَي

Mudahkanlah dan janganlah kamu mempersulit. Gembirakanlah dan

(50)

37

Pembelajaran kooperatif model Learning Tournament merupakan pembelajaran kelompok dimana kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan mempertimbangkan keheterogenannya baik prestasi, ras, dan status sosial. Kelompok yang satu dengan yang lainnya memiliki bobot yang sama, hal ini terjadi karena dalam pembagian kelompok berdasarkan ranking. Dengan demikian dalam satu kelompok bisa terdiri dari siswa yang prestasinya tinggi, sedang, dan rendah.

(51)

38 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subyek penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Muhammadiyah yang terletak di Kedung Padas Kedung Pilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Saat ini sekolah tersebut dipimpin oleh seorang kepala sekolah, yakni Safril Munfandhil. S. Pdi, yang membawahi 10 tenaga pengajar (guru kelas dan guru mapel). Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru termasuk ruang kepala sekolah, dan 1 kamar mandi. Di sekolah ini juga terdapat koperasi, ruang UKS, mushola yang masih manual, dan perpustakaan juga masih manual. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 3 MI Muhammadiyah Kedung Padas, dengan jumlah 11 siswa, yang terdiri dari 1 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.

B. Prosedur Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tahap Pengenalan Masalah

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahapp ini adalah: a) Mengidentifikasi masalah

b) Mengidentifikasi tindakan yang relevan b. Tahap Persiapan Tindakan

(52)

39 a) Penyusunan jadwal penelitian b) Penyusunan rencana pembelajaran c) Penyusunan soal evaluasi

c. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan disusun dalam beberapa siklus, yaitu I, II, dan seterusnya. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

d. Tahap Implementasi Tindakan

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III MI Muhammadiyah Kedung Padas pada mata pelajaran IPA tentang makhluk hidup dengan menerapkan strategi Learning Tournament. Tahap ini dimaksudkan untuk menguji kebenaran hipotesis melalui tindakan yang telah direncanakan. e. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar di bawah bimbingan guru.

f. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian.

C. Pelaksanaan Penelitian

(53)

40

makhluk hidup. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam 2 siklus.

1. Pra Siklus

Pada bagian bab awal dipaparkan gambaran kondisi awal pembelajaran makhluk hidup pada mata pelajaran IPA kelas III Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kedung Padas Kedung Pilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Proses pembelajaran IPA dilaksanakan dengan pola konvensional seperti berikut : pertama, guru menyuruh siswa untuk membaca materi yang ada dalam buku; kedua, guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal yang ada dalam buku sedangkan guru berada di ruang guru; ketiga, guru mencocokan hasil pekerjaan siswa dengan memutar hasil pekerjaan siswa untuk dikoreksi teman dan meminta siswa membacakan soal serta menjawabnya.

Sebagian besar siswa menjawab pertanyaan dengan benar, namun mereka belum paham terhadap materi yang telah dipelajarai karena ketika mereka menjawab soal mereka hanya membaca hasil pekerjaan temannya bukan hasil jawabannya sendiri. Selain itu, mereka hanya membaca dan mengerjakan soal berdasarkan materi yang tersedia tidak ada tambahan dari guru untuk menjelaskan materi secara mendalam lagi.

(54)

41

ketika mengerjakan soal mereka sering menyontek teman yang sudah mengerjakan.

2. Rancangan Siklus I

Penelitian siklus petama dilaksanakan pada minggu terakhir bulan Agustus 2014, dengan pokok bahasan materi IPA tentang makhluk hidup. Tahapan dan langkah-langkah siklus I yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun:

1. Menyusun rencana pembelajaran pokok bahasan tentang materi makhluk hidup.

2. Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran materi makhluk hidup.

3. Mempersiapakan alat peraga/media yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran berkaitan dengan materi pembelajaran tentang makhluk hidup.

(55)

42

5. Melakukan koordinasi dengan tim pengamat dan penjelasan cara pengisian lembar pengamatan.

6. Adapun untuk evaluasi berupa soal tes menjawab pertanyaan. b) Tahap Pelaksanaan

Dilakukan dengan melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak tindakan yang telah dilakukan. Pelaksanaan siklus I ini, peneliti menggunakan strategi Learning Tournament dalam proses pembelajaran. Berikut ini rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan:

1. Guru mengucapkan salam. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru memberikan apersepsi.

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari 4. Guru melakukan pre test untuk menentukan ranking. 5. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.

6. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan ranking.

7. Guru memberikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama. 8. Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk maju kedepan

(56)

43

9. Guru memberikan sebagian pertanyaan kepada tim. Setiap anggota dalam kelompok harus menjawab pertanyaan secara perseorangan sebagai ronde I.

10.Guru meminta siswa untuk mencocokan jawaban yang telah disediakan oleh guru dan perintahkan siswa untuk menghitung jumlah jawaban yang benar.

11.Guru meminta siswa untuk menyatukan skor pada setiap anggota. 12.Guru meminta siswa mengulangi kegiatan pada ronde I.

13.Guru mengumumkan kelompok yang memiliki nilai tertinggi. 14.Pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan salam.

c) Tahap Pengamatan

(57)

44

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa ketika Learning Tournament berlangsung ada beberapa anak yang belum

berani bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami, hanya diam ketika belajar dalam kelompok, dan masih banyak anak yang bermain dan berbicara sendiri selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran ini masih perlu dilakukan perbaikan.

d) Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I terhadap proses pembelajaran di kelas, belum mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Dalam penggunaan strategi Learning Tournament, masih banyak siswa yang belum mengikuti dengan baik. Terbukti masih banyak siswa yang belum berani bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami, hanya diam ketika belajar dalam kelompok, dan masih banyak siswa yang berbicara dan bermain sendiri. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar siswa kurang maksimal serta masih banyak siswa yang nilainya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60.

(58)

45

mengkondisikan kelas dan siswa akan lebih mudah diarahkan selama proses pembelajaran.

Berdasarkan pemasalahan yang ada pada siklus I, selanjutnya pada siklus II peneliti akan mencoba menggunakan strategi Learning Tournament kembali yang dibantu dengan media pembelajaran berupa

benda konkrit (rumput, tanaman mangga, rambutan, salak, daun jambu, dan daun mangga) sebagai upaya dalam meningkatkan presatasi belajar IPA pada materi makhluk hidup. Selain itu peneliti juga harus memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, bersemangat dalam proses pembelajaran, memotivasi siswa agar tidak takut untuk bertanya, lebih fokus dan konsentrasi, serta untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran baik ketika belajar dalam kelompok maupun belajar secara individu.

3. Rancangan Siklus II

Siklus II pada penelitian ini dilaksanakan pada Minggu pertama bulan September 2014, dengan pokok bahasan yang sama pada siklus I. langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan

(59)

46

2. Menyusun rencana pembelajaran pokok bahasan tentang materi makhluk hidup.

3. Mempersiapkan instrument pengamatan (observasi) aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran materi makhluk hidup.

4. Mempersiapakan alat peraga/media yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran berkaitan dengan materi pembelajaran tentang makhluk hidup.

5. Melakukan koordinasi dengan tim pengamat dan penjelasan cara pengisian lembar pengamatan.

6. Adapun untuk evaluasi berupa soal tes menjawab pertanyaan. b) Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan padansiklus II, peneliti menggunakan strategi yang sama yaitu Learning Tournament, namun peneliti mencoba menambahkan media pembelajaran dengan menunjukkan benda konkrit yang sesuai dengan materi sebagai upaya agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran serta lebih mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

Pembelajaran pada siklus II disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(60)

47

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran

d. Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari 4. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.

5. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan kelompok pada siklus I.

6. Guru memberikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama. 7. Guru memberikan sebagian pertanyaan kepada tim. Setiap anggota

dalam kelompok harus menjawab pertanyaan secara perseorangan sebagai ronde I.

8. Guru meminta siswa untuk mencocokan jawaban yang telah disediakan oleh guru dan perintahkan siswa untuk menghitung jumlah jawaban yang benar.

9. Guru meminta siswa untuk menyatukan skor pada setiap anggota. 10.Guru meminta siswa untuk kembali mempelajari materi secara

berkelompok.

11.Guru menunjukkan media berupa benda konkrit yang berkaitan dengan materi kepada siswa.

1) Setelah siswa selesai belajar dalam kelompok guru menjelaskan kembali materi secara garis besar dengan bantuan benda konkrit.

(61)

48

3) Guru menunjukkan contoh penggolongan tumbuhan berdasarkan akarnya, bentuk batangnya, dan penggolongan tumbuhan lainnya.

12.Guru memberikan soal atau pertanyaan untuk dikerjakan siswa sebagai ronde II.

13.Guru meminta siswa untuk mencocokan jawaban yang telah disediakan oleh guru dan perintahkan siswa untuk menghitung jumlah jawaban yang benar.

14. Guru meminta siswa untuk menyatukan skor pada setiap anggota. 15. Guru mengumumkan kelompok yang memiliki nilai tertinggi. 16. Pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan salam.

c) Pengamatan

(62)

49

Learning Tournament dengan media pembelajaran berupa benda

konkrit.

Berdasarkan pengamatan pada siklus II, dapat diketahui bahwa dengan bantuan media pembelajaran berupa benda konkrit dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaranda prestasi belajar siswa juga meningkat. Sehingga pada saat Learning Tournament berlangsung siswa aktif dalam proses pembelajaran dan

mulai berani bertanya kepada guru. Namun masih ada beberapa siswa yang masih bermain sendiri selama proses pembelajaran.

d) Refleksi

(63)

50

telah ditetapkan, karena masih ada siswa yang berbicara dan bermain sendiri. Sehingga masih perlu diadakan siklus ketiga.

Dengan adanya peningkatan proses pembelajaran pada siklus II, maka penting diadakan perbaikan untuk mengetahui keberhasilan yang diraih dalam siklus berikutnya. Pembelajaran pada siklus berikutnya menggunakan strategi Learning Tournament kembali yang dibantu dengan media pembelajaran berupa kalender bergambar sebagai upaya dalam meningkatkan presatasi belajar IPA pada materi makhluk hidup. Selain itu peneliti juga harus memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, bersemangat dalam proses pembelajaran, serta untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran baik ketika belajar dalam kelompok maupun belajar secara individu. Diharapkan pada siklus berikutnya memperoleh hasil yang lebih memuaskan dengan memperbaiki permasalahan yang muncul pada siklus II.

4. Rancangan Siklus III

Penelitian siklus ketiga dilaksanakan pada Minggu kedua bulan September 2014, dengan pokok bahasan yang sama pada siklus I dan siklus II. langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan

(64)

51

2. Menyusun rencana pembelajaran pokok bahasan tentang materi makhluk hidup.

3. Mempersiapkan instrument pengamatan (observasi) aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran materi makhluk hidup.

4. Mempersiapakan alat peraga/media yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran berkaitan dengan materi pembelajaran tentang makhluk hidup.

5. Melakukan koordinasi dengan tim pengamat dan penjelasan cara pengisian lembar pengamatan.

6. Adapun untuk evaluasi berupa soal tes menjawab pertanyaan.

b) Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pada siklus III, peneliti menggunakan strategi yang sama yaitu strategi Learning Tournament dengan bantuan media pembelajaran berupa kalender bergambar. Pada siklus III peneliti juga memberikan kuis untuk menguji pemahaman siswa serta pemberian penghargaan bagi siswa yang mendapatkan nilai paling baik. Pembelajaran siklus III disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah sebagai berikut:

(65)

52

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari 4. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.

5. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan kelompok pada siklus II.

6. Guru memberikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama. 7. Guru memberikan sebagian pertanyaan kepada tim. Setiap anggota

dalam kelompok harus menjawab pertanyaan secara perseorangan sebagai ronde I.

8. Guru meminta siswa untuk mencocokan jawaban yang telah disediakan oleh guru dan perintahkan siswa untuk menghitung jumlah jawaban yang benar.

9. Guru meminta siswa untuk menyatukan skor pada setiap anggota. 10.Guru menjelaskan kembali materi dengan menggunakan media

kalender bergambar. Sedangkan posisi duduk siswa tetap berada dalam kelompok.

11.Guru meminta setiap untuk menempel bagian tulisan atau gambar yang kosong. Kemudian menjelaskan hasil pekerjaannya kepada kelompok lain. Begitu juga dengan kelompok lainnya.

(66)

53

13. Guru meminta siswa untuk mencocokan jawaban yang telah disediakan oleh guru dan perintahkan siswa untuk menghitung jumlah jawaban yang benar.

14. Guru meminta siswa untuk menyatukan skor pada setiap anggota. 15. Guru mengumumkan kelompok yang memiliki nilai tertinggi. 16.Guru mengumumkan siswa yang memiliki nilai paling tinggi serta

memberikan penghargaan.

17. Pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan salam. c) Pengamatan

Dilakukan dengan mengamati aktivitas dalam menerapkan strategi Learning Tournament pada proses pembelajaran IPA tentang makhluk hidup maupun pada hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mendapatakan data tentang kekurangan dan kelebihan pada tindakan yang telah dilakukan. Peneliti bekerja sama dengan guru kelas III yaitu Bapak Asrori, S.Pd.I dalam melakukan pengamatan terhadap siswa dan proses pembelajaran yang berlangsung dikelas. Hasil pengamatan dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung dengan menggunakan strategi Learning Tournament dengan media kalender bergambar.

(67)

54

siswa atau peserta didik yang memang mempunyai kemampuan sangat rendah. Selain itu, siswa juga lebih aktif dan lebih bersemangat belajar dalam mata pelajaran IPA tentang makhluk hidup.

d) Refleksi

Hasil dari siklus III dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi Learning Tournament dengan bantuan media pembelajaran berupa kalender bergambar dapat mencapai keberhasilan serta meningkatkan prestasi belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang sebagian besar siswa menunjukkan peningkatan serta telah mencapai di atas KKM. Keberhasilan siswa mencapai 81,81%, dengan demikian siklus dihentikan.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus III, peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Selama proses pembelajaran guru telah malaksanakan

pembelajaran dengan baik, meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi peningkatan prestasi secara persentase sudah cukup meningkat.

2. Guru berhasil dalam upaya memperkenalkan strategi baru yaitu Learning Tournament serta mampu meningkatkan pemahaman dan

(68)

55

yang baru dan tidak memerlukan biaya yang mahal yaitu kalender bergambar.

3. Siswa lebih memperhatikan pelajaran, lebih aktif, bersemangat, serta merespon materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran.

4. Kekurangan pada siklus sebelumnya mengalami perubahan dan peningkatan menjadi lebih baik.

(69)

56 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Persiklus

Hasil penelitian ini menguraikan tentang peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang makhluk hidup pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Kedung Padas tahun pelajaran 2013/2014 dapat diketahui dengan melihat peningkatan prestasi belajar yang dialami peserta didik setelah melakukan pembelajaran dengan strategi Learning Tournament selama tiga siklus pertemuan. Hal itu dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi belajar peserta didik yang mengalami peningkatan pada setiap siklus pertemuan. Selain itu ada beberapa aspek yang diamati baik dari kegiatan guru, kegiatan siswa, dan kegiatan selama proses pembelajaran. Uraian selengkapnya dapat dilihat pada deskripsi siklus berikut ini.

1. Deskripsi Pra Siklus

a. Hasil pra siklus

(70)

57

untuk pembagian kelompok. Adapun nilai pre-test dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan KKM 60

No. Nama Nilai Keterangan

1 Abdul Hakim 20 Belum Tuntas

2 Aknaf Zaki 10 Belum Tuntas

3 Ananta Yuda Widodo 30 Belum Tuntas

4 Muhammad Dhesta A.A 50 Belum Tuntas

5 Danang Nur Iksan 50 Belum Tuntas

6 Gilang Ariyanto 35 Belum Tuntas

7 Masrukin 25 Belum Tuntas

8 Diyan Aziz 30 Belum Tuntas

9 Syaiful Munir 25 Belum Tuntas

10 Silvy Amelia Ananta 15 Belum Tuntas

11 M. Nova Candra Pratama 30 Belum Tuntas

Jumlah 320

Rata-rata 29,09

Gambar

TABEL
Gambar. 1.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

The strengths are the Public Relations officer of Solo Radio has a good discipline and high responsibility in handling her job, the brand image of Solo Radio as

Dari hasil analisa yang dulakukan pada proyek perpustakaan kampus H Universitas Gunadarma Kelapa Dua Depok, pada segmen pertama didapatkan factor keamanan sebesar 2.63 lebih besar

BAB II PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTUR PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA A.. Pengertian Multikultur

Pelaksanaan pekerjaan bekisting merupakan salah satu item pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk menunjang pekerjaan selanjutnya, bekisting merupakan proses dimana suatu

Rasional tentang pentingnya pendidikan multikultur, karena strategi pendidikan ini dipandang memiliki keutamaan, keutamaan, terutama dalam (1) memberikan terobosan

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, dan syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan anugerah-Nya yang telah memberi ilmu, kekuatan dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan karakteristik soal uji mandiri ditinjau dari segi analisis kuantitatif dan kualitatif serta persentase butir

Karena nilai p-value lebih kecil dari 0,05 maka keputusan uji adalah H 0 ditolak, sehingga disimpulkan terdapat hubungan konsumsi junk food dengan usia menarche dini pada