• Tidak ada hasil yang ditemukan

PE N IN G K A T A N P R E S T A S IB E L A J A R A L -Q U R ’A N H A D IT S D E N G A N M E T O D E R E S IT A S IP A D A S ISW A K E L A S III M I Y A K T I G IR IR E JO T E G A L R E JO M A G E L A N G T A H U N PE L A JA R A N 2008 2009 S K R IP S I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PE N IN G K A T A N P R E S T A S IB E L A J A R A L -Q U R ’A N H A D IT S D E N G A N M E T O D E R E S IT A S IP A D A S ISW A K E L A S III M I Y A K T I G IR IR E JO T E G A L R E JO M A G E L A N G T A H U N PE L A JA R A N 2008 2009 S K R IP S I"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PE N IN G K A T A N P R E S T A S IB E L A J A R A L -Q U R ’A N H A D IT S D E N G A N M E T O D E R E S IT A S IP A D A S ISW A K E L A S III

M I Y A K T I G IR IR E JO T E G A L R E JO M A G E L A N G T A H U N PE L A JA R A N 2008 / 2009

S K R IP S I

Disusun Oleh : SITIM UZAYANAH

NIM. 11407134

SEKOLAH TINGGIAGAM A ISLAM NEGERI ( S T A I N )

(2)
(3)

PE N IN G K A T A N P R E S T A S IB E L A J A R A L -Q U R ’A N H A D IT S D E N G A N M E T O D E R E SIT A SI PA D A S ISW A K E L A S III

M I Y A K T I G IR IR E JO T E G A L R E JO M A G E L A N G T A H U N PE L A JA R A N 2008 / 2009

S K R IP S I

Disusun Oleh : SITIM UZAYANAH

NIM. 1140.7134

SEKOLAH TINGGIAGAM A ISLAM NEGERI ( S T A I N )

(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara :

Narna : Siti Muzayanah, A.Ma

NIM : 11407134

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL

QUR’AN HADITS DENGAN METODE RESITASI PADA SISWA KELAS III MI YAKTI GIRIREJO TEGALREJO MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 8Agustus2009 Pembimbing

(5)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

JL Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga ______http//www.salatiga.ac.id e-mail: akademik@stainsalatiga. ac. id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudara Siti Muzayanah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11407134 yang beijudul Peningkatan Prestasi Belajar A1 Qur’an Hadits dengan Metode Resitasi pada Siswa Kelas III MI Yakti Girirejo Tegalrejo Magelang Tahun Ajaran 2008/2009, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan PAI Ekstensi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 29 Agustus 2009 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

9 Ramadhan 1430 H Salatiga, ---29 Agustus 2009 M

Panitia Ujian

Drs. H.M. Zulfa. M.Ag Drs. Taufiqul Mu’in, M.Ag

N IP .195204301977031001 NIP. 196312051992031001

NIP. 197208142003121001

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah in i:

Naina : Siti Muzayanah

NIM : 11407134

Jurusan Program Studi

: Tarbiyah

: Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Magelang,

Yang Menyatakan,

(7)

MOTTO

“Ketahuilah sesungguhnya tiap-tiap kamu adalah pemimpin,

dan masing-masing kamu dimintai pertanggungjawabannya

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Ayah dan ibu tercinta

2. Suamiku tercinta 3. Saudara-saudaraku

4. Orang-orang yang terdekat yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa suatu halangan apapun.

memperoleh saijana pendidikan Islam (S.Pd.I) dalam ilmu Tarbiyah STAIN Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Imam Santoso, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak M. Ghufron, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing.

3. Bapak Drs. Djoko Sutopo, MM selaku Ketua Program Ekstensi.

4. Bapak Kepala Madrasah Ibtidaiyah Girirejo Kecamatan Tegabejo Kabupaten Magelang beserta guru.

5. Semua Bapak dan Ibu Dosen Pengampu dari fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga. 6. Suamiku tercinta yang telah memberi motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 7. Segenap keluarga dan sahabat yang telah memberikan bantuan serta senantiasa

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhimya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk

Magelang, 7 Agustus 2009

Siti Muzayanah

(10)

ABSTRAK

Skripsi ini menipakan skripsi penelitian tindakan kelas yang bersifat kualitatif, dengan judul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL QUR’AN HADITS DENGAN METODE RESITASI PADA SISWA KELAS III MI YAKTI GIRIREJO TEGALREJO, MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009.

A1 Qur’an Hadits merupakan bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, membimbing, mengarahkan pemahaman mengembangkan kemampuan dasar dan menghayati isi yang terkandung dalam A1 Qur’an dan Hadits yang diharapkan dapat diwujudkan dalam perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada Allah SWT sesuai dengan ketentuan A1 Qur’an dan Hadits.

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu tentang metode resitasi. Apakah dapat meningkatkan keaktifan, perhatian, prestasi belajar dan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mata pelajaran A1 Qur’an Hadits, terutama materi hafalan surat A1 Fatihah.

Adapun tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bahwa penerapan metode resitasi dapat meningkatkan keaktifan, perhatian siswa, prestasi belajar siswa dan motivasi belajar siswa dalam materi pelajaran A1 Qur’an Hadits.

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, orang tua, dan sekolah sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran A1 Qur’an Hadits di MI Yakti Girirejo Tegalrejo Magelang.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan prestasi belajar A1 Qur’an Hadits dengan metode resitasi pada siswa kelas III MI Yakti Girirejo, Tegalrejo, Magelang dapat meningkat dengan baik.

(11)

DAFTARISI

HALAMANJUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK... viii

DAFTAR I S I ... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Masalah... 1

C. Rumusan Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian... 3

E. Manfaat Penelitian... 4

F. Definisi Istilah... 5

G. Metode Penelitian... 7

(12)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar... 14

1. Pengertian Prestasi Belajar... 14

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 16

B. Pembahasan A1 Qur’an H adits... 18

1. Pengertian A1 Qur’an H adits... 18

2. Fungsi A1 Qur’an Hadits... 18

3. Tujuan A1 Qur’an Hadits... 19

4. Ruang Lingkup A1 Qur’an H adits... 19

C. Pembahasan Tentang Metode Resitasi... 20

1. Pengertian Metode... 20

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode... 22

3. Prinsip-Prinsip Penggunaan M etode... 23

4. Jenis-Jenis Metode... 24

5. Pengertian Metode Resitasi... 25

6. Langkah-langkah Penerapan Metode Resitasi... 27

7. Teknik Pemberian Tugas (Resitasi)... 28

8. Pelaksanaan Metode Resitasi v... 30

9. Kebaikan dan Kelemahan Metode Resitasi... 30

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Profil MI Yakti Girirejo ... 35

1. Tinjauan Sejarah... 35

(13)

3. Visi dan Misi Madrasah 36

4. Struktur Organisasi Madrasah... 37

5. Data Guru dan Data Siswa... 38

B. Pelaksanaan Penelitian... 39

C. Diskripsi Awal ... 40

D. Diskripsi Siklus 1... 40

E. Diskripsi Siklus I I ... 44

F. Diskripsi Siklus III... 47

BAB IY HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus... 51

B. Pembahasan Per Siklus... 55

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran... 62

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan tentang Penelitian dari STAIN Salatiga. 2. Surat Keterangan tentang Penelitian dan MI Yakti Girirejo 3. Silabus

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

5. Ringkasan Materi Mata Pelajaran A1 Qur’an Hadits (Surat Al-Fatihah) 6. Naskah Soal Tertulis

7. Naskah Soal Test Lisan 8. Naskah Soal Test Acak 9. Lembar Konsultasi

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab, imtuk mencapai tujuan tersebut. Maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah adalah pendidikan agama Islam yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, fiqih dan SKI. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasamya saling terkait dan saling melengkapi. Mata pelajaran Qur’an Hadits merupakan bagian dari mata pelajaran pendidikan Agama Islam pada madrasah ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, membimbing, mengarahkan, pemahaman, mengembangkan kemampuan dasar dan menghayati isi yang terkandung dalam A1 Qur’an dan Hadits yang diharapkan dapat diwujudkan dalam perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada Allah SWT sesuai dengan ketentuan A1 Qur’an dan Hadits.

(16)

Keberhasilan pembelajaran dapat berhasil dengan baik jika didukung oleh faktor keluarga dan lingkungan, siswa tersebut tinggal seperti halnya kurangnya perhatian orang tua dalam pendidikan. Khususnya pendidikan agama dalam membaca A1 Qur’an dan menghafal A1 Qur’an dan Hadits. Selain itu alokasi waktu pembelajaran mata pelajaran A1 Qur’an hadits di sekolah sangat kurang, serta kurangnya tenaga pendidik yang profesional, artinya para guru yang ada di MI Yakti Girirejo belum bisa menguasai dan melaksanakan berbagai metode. Dalam mengajar hanya menggunakan metode ceramah saja sehingga anak tidak tertarik terhadap metode tersebut, yang akhimya anak tidak paham terhadap materi yang diajarkannya. Oleh sebab itu penulis ingin menguji dan meneliti penggunaan metode resitasi untuk meningkatkan prestasi belajar A1 Qur’an Hadits. Metode resitasi yang dimaksud adalah metode pemberian tugas di luar jam pelajaran.

Kesiapan siswa sangat menentukan keberhasilan metode ini, oleh karena di sekolah waktu yang tersedia sangat terbatas maka keluargalah yang haras menyiapkan anak agar mengenal tulis baca huraf A1 Qur’an baik dari segi makhroj ataupun tajwidnya. Sekarang ini daya dukung pelestarian baca A1 Qur’an terkondisi oleh prioritas mengenalkan A1 Qur’an yang menyangga kultur masyarakat kini secara perlahan mulai pudar tergilas lajunya modemitas dan kompleksitas tantangan zaman, hanya keluargalah yang paling mampu mengatasinya.

(17)

kemampuan baca dan tulis A1 Qur’an ini maka sasaran berikutnya adalah hadits. Dari modal dapat membaca tulis huruf arab, diharapkan anak mampu membaca, menulis dan menghafal surat-surat pendek dan hadits.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin membuktikan sejauhmana kegunaan metode resitasi dengan mengambil judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS DENGAN METODE RESITASI PADA SISWA KELAS III MI YAKTI GIRIREJO TEGALREJO, MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah penerapan metode resitasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III pada mata pelajaran A1 Qur’an Hadits ?

2. Apakah penerapan metode resitasi dapat meningkatkan keaktifan dan perhatian siswa dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas III MI Yakti Girirejo ?

3. Apakah penerapan metode resitasi dapat mepingkatkan prestasi belajar siswa kelas III pada mata pelajaran A1 Qur’an Hadits ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan kondisi siswa kelas III MIS Yakti Girirejo, Tegalrejo, Magelang selama ini belum memenuhi kriteria

(18)

yang diharapkan, sebab dalam proses belajar mengajar siswa kelas III, anak sambil bersenda gurau, bermain sendiri, tidak memperhatikan pelajaran dari guru. Selain itu faktor keluarga yang tidak memperhatikan pelajaran anak saat di rumah. Serta faktor guru dalam mengajarkan yang selalu menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi, sehingga anak kurang menguasai dan kurang berkonsentrasi. Maka dari itu kami akan mengadakan penelitian tindakan kelas pada MIS Yakti Girirejo kelas III, dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bahwa penerapan metode resitasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III pada pelajaran A1 Qur’an Hadits.

2. Untuk mengetahui bahwa penerapan metode resitasi dapat meningkatkan keaktifan dan perhatian siswa dalam pembelajaran mata pelajaran A1 Qur’an Hadits

3. Untuk mengetahui bahwa penerapan metode resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III pada pelajaran A1 Qur’an Hadits.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, orang tua dan sekolah:

1. Bagi siswa

- Siswa dapat terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran - Membantu siswa dalam memahami mata pelajaran

(19)

2. Bagi guru

- Dapat menerapkan metode resitasi yang tepat untuk mata pelajaran Qur’an Hadits pada kelas III MI Yakti Girirejo

- Meningkatkan kemainpuan guru dalam metode resitasi

- Mewujudkan guru profesional dalam pelaksanaan belajar mengajar 3. Bagiorangtua

- Dapat membantu anaknya belajar - Memotivasi anaknya belajar

- Membantu madrasah meningkatkan hasil belajar - Membantu madrasah melengkapi fasilitas belajar 4. Bagi sekolah

- Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan efektif

- Untuk meningkatkan kualitas sekolah pada pembelajaran Qur’an hadits khususnya membaca dan menghafal

- Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam rangka pembinaan untuk meningkatkan kualitas sekolah

E. Definisi Istilah

Sebelum penulis membahas skripsi ini, perlu dikemukakan penegasan istilah dengan maksud agar judul skripsi ini mudah dipahami dan dimengerti. Sehingga tidak teijadi kesalahpahaman mengenai maksud judul skripsi : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS DENGAN METODE RESITASI PADA S1SWA KELAS III MI YAKTI GIRIREJO, TEGALREJO MAGELANG,

(20)

TAHUN 2008 / 2009. Untuk ruaxig lingkup yang penulis bahas, maka perlu dijelaskan pengertian judul skripsi sebagai berikut:

1. Peningkatan

Proses, cara perbuatan meningkatkan usaha kegiatan dan sebagainya.1 2. Prestasi

Hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan.2 3. Belajar

Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.3

4. A1 Qur’an Hadits

Bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi membimbing, mengarahkan, pemahaman, mengembangkan kemampuan dasar dan menghayati isi yang terkandung dalam Qur’an dan hadits yang diharapkan dapat diwujudkan dalam perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada Allah SWT sesuai dengan ketentuan A1 Qur’an dan hadits.4 5

5. Metode Resitasi (Penugasan)

“Cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan sejumlah tugas terhadap murid-muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggungjawabkannya.3

1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta : Balai Pustaka, 1997, him. 1.060. 2 Ibid, him 787

3 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2003, him. 84 4 Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam (Pedoman Khusus A1 Qur’an & Hadits), Jakarta 2004, him 2

(21)

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 3 siklus dalam pembelajaran pada semester II tahun ajaran 2007 / 2008. Adapun setiap siklus dilakukan dengan urutan berikut:

a. Perencanaan

Dalam perencanaan tindakan meliputi: 1. Membuat rencana pembelajaran

2. Mempersiapkan sarana dari fasilitas yang diperlukan

3. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas

4. Membuat alat evaluasi

5. Melakukan stimulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji

b. Pelaksanaan (Action)

Pelaksanaan (Action) dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun sebagaimana yang tertuang dalam rencana pembelajaran, langkah-langkah yang dilakukan yaitu :

1. Menciptakan suasana yang menyenangkan

2. Guru mengadakan observasi untuk mengetahui hasil belajar anak didik 3. Guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode

yang sesuai dan menarik perhatian anak didik.

(22)

c. Pengamatan (Observation)

Selama pelaksanaan berlangsung guru mengamati hasil proses belajar mengajar yang dilakukan siswa, guru peneliti dan mendata hasil kegiatan belajar dengan menggunakan lembar observasi dan mencatat akan tercapainya tindakan serta dampak yang teijadi setelah dilakukan tindakan.

d. Refleksi

Hasil pengamatan (observasi) didiskusikan untuk memperoleh gambaran tentang perubahan perilaku guru peneliti maupun siswa dengan menggunakan metode yang direncanakan. Refleksi ini berfungsi untuk memperoleh ketercapaian tujuan, apabila ditemukan kekurangan / ketidakberhasilan maka perlu direncanakan perbaikan pada siklus berikutnya. Apabila sudah berhasil perlu ditingkatkan lagi dan dibina diberitahukan kepada teman yang lain untuk mengikutinya.

2. Subyek Penelitian a. Siswa

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru kelas III MIS Yakti Girirejo Tegalrejo dengan jumlah siswa 12 anak yang terdiri dari 5 laki- laki dan 7 perempuan tahun ajaran 2008 / 2009.

b. Peneliti

(23)

c. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan oleh guru kelas III MIS Yakti Girirejo, Tegalrejo, pada semester II tahun ajaran 2008 / 2009.

d. Pengamat

Penelitian tindakan kelas diamati oleh kepala sekolah dan dewan guru di MI Yakti Girirejo.

e. Orang tua

Penelitian tindakan kelas ini juga melibatkan orang tua sebagai fasilitator anak di rumah dalam kegiatan belajar. Khususnya A1 Qur’an Hadits menghafal A1 Fatihah dan teijemahannya.

3. Langkah-langkah penelitian

Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal-hal yang disebutkan dalam rencana tindakan yang dipilih peneliti adalah :

a. Khusus spesifik, tidak terlalu luas b. Mudah dilakukan, tidak sulit / berbelit

c. Dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan

d. Tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi dirinya dan subyek yang dikenai tindakan

e. Tindakan tersebut sudah tertentu jangka waktunya yaitu kapan dapat dilihat hasilnya. Batasan waktu ini penting agar guru mengetahui betul hasil yang diberikan kepada siswa dan lain kali kalau diulang rencana pelaksanaannya sudah jelas6

6 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara, hal. 9

(24)

4. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang disiapkan diantaranya berupa : a. Silabus

b. Soal tes (kegiatan siswa)

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) d. Lembar Observasi

e. Program Semester

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai siswa kelas III berupa catatan, buku, foto dan sebagainya.

b. Metode Tes

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, penulis menggunakan tes lisan berupa hafalan dan pertanyaan sebagai tes awal

(post test) dan tes tertulis di akhir pada setiap pertemuan (tiap siklus),

dengan tujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individual.

(25)

sehingga dapat dilihat kelemahannya, khususnya pada bagian penelitian tindakan kelas yang belum dicapai untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka digunakan metode yang dilakukan guru untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

c. Metode Observasi (Pengamatan)

Metode observasi (pengamatan) dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan belajar mengajar pada setiap siklus melalui lembar pengamatan.

6. Analisis Data

Analisis data yaitu proses penyederhanaan menyeleksi dan mengabstraksikan data secara sistematis dan rasional untuk menonjolkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar pada siswa sekolah, guru menerapkan metode resitasi mated Qur’an Hadits kelas III MIS Yakti Girirejo, Tegalrejo, Magelang. Hal ini terbukti dad data hasil observasi di kelas yaitu sikap semangat dan aktif untuk mengikuti jalannya proses belajar mengajar di kelas.

G. Sistematika Penulisan

Rangkaian laporan penelitian disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

(26)

Bab I

Bab II

Bab III :

Bab IV :

Bab V

Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan metode penelitian serta sistematika penulisan.

Kajian pustaka yang berisi pengertian prestasi belajar, Al-Qur’an Hadits, metode resitasi.

Pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum, madrasah ibtidaiyah, deskripsi kondisi awal, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II dan deskripsi siklus III.

Hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari diskripsi bersiklus dan pembahasan per siklus.

Penutup

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua gabungan kata, yaitu kata prestasi dan belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie dalam bahasa Indonesia prestatie menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Adapun yang dimaksud prestasi disini adalah kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.7

a. Menurut Drs. H. Abu Ahmadi mengemukakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barn secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.8

b. Ngalim Purwanto MP mengutip ulang dari pendapat Gagne menyatakan bahwa : “Belajar teijadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

{performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu

ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”9

c. Menurut W.S. Winkel, bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

7 Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, him. 3 8 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta, PT. Rineka Cipta, him. 128

(28)

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai, perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.10

d. Secara umum belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.11 12

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikemukakan adanya elemen yang penting dan berciri pengertian tentang belajar itu :

“Belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes aktual maupun potensial), perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kecakapan baru dan perubahan terjadi karena usaha.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar mempunyai fungsi utama, antara lain :

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

10 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta, PT. Gramedia, 1996, him. 53

11 Drs. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosdakarya, him. 91

(29)

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstem dari suatu institusi pendidikan

5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.lj

Berdasarkan pengertian di atas, maka prestasi belajar dapat mempunyai arti suatu gambaran nyata dari hasil pengalaman belajar siswa dalam suatu bidang studi yang dilambangkan dengan lambang tertentu (angka) setelah melalui proses pemilihan atau evaluasi.

Prestasi belajar mempunyai kedudukan yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar, sebab dengan nilai yang diperoleh siswa, prestasi itu dapat dijadikan tolak ukur dari berhasil atau tidaknya usaha pendidikan yang telah atau sedang dilaksanakan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil belajar setiap perbuatan belajar yang menghasilkan perubahan. Dapat dikatakan bahwa orang belajar dari tidak dapat menjadi dapat, dan dari yang belum mengerti menjadi mengerti. Dalam pendidikan yang dimaksud dengan prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai sebagaimana dinyatakan dengan nilai-nilai raportnya.

Menurut Drs. H. Abu Ahmadi “Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor ekstemal) individu. 13 13 Zaenal Arifm, op.cit, him. 3

(30)

Yang tergolong faktor internal adalah :

1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur, tubuh dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas :

a. Faktor intelektif

- Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

- Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor ekstemal, ialah : a. Faktor sosial

1. Lingkungan keluarga 2. Lingkungan sekolah 3. Lingkungan masyarakat 4. Lingkungan kelompok b. Faktor budaya

(31)

4. Kesenian

c. Faktor lingkungan fisik - Fasilitas rumah - Fasilitas belajar

Iklim

4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.14

B. Pembahasan A1 Qur’an Hadits

1. Pengertian A1 Qur’an Hadits

A1 Qur’an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam pada madrasah ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, membimbing, mengarahkan pemahaman, mengembangkan kemampuan dasar dan menghayati isi yang terkandung dalam A1 Qur’an dan Hadits yang diharapkan dapat diwujudkan dalam perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, sesuai dengan ketentuan A1 Qur’an dan Hadits.

2. Fungsi A1 Qur’an Hadits

Mata pelajaran Qur’an Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah berfungsi:

1. Menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis A1 Qur’an Hadits

14 Drs. H. Abu Ahmadi, Op.Cit, him. 138

(32)

2. Mendorong, membimbing dan membina kegemaran dan kemauan untuk membaca A1 Qur’an dan Hadits.

3. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat-ayat A1 Qur’an dan Hadits dalam perilaku peserta didik sehari-hari.

4. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih tinggi.

3. Tujuan A1 Qur’an Hadits

Tujuan pembelajaran A1 Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari membaca A1 Qur’an dan Hadits serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat A1 Qur’an dan Hadits, bertujuan untuk mendorong, membina, dan membimbing akhlak dan perilaku peserta didik dengan berpedoman kepada isi kandungan ayat-ayat A1 Qur’an dan Hadits.15

4. Ruang Lingkup

Secara garis besar bahwa pengajaran Qur’an Hadits kelas III semester II pada Madrasah Ibtidaiyah Yakti Girirejo meliputi:

a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis surat A1 Fatihah, A1 Ikhlas , dan Hadits persaudaraan.

(33)

b. Hafalan surat A1 Fatihah, A1 Ikhlas dan Hadits persaudaraan secara kasih dan benar

c. Pemahaman kandungan Surah A1 Fatihah dan A1 Iklas d. Hafalan hadits tentang persaudaraan

C. Pembahasan tentang Metode Resitasi

Dalam proses pembelajaran pendidikan agama, khususnya pelajaran A1 Qur’an Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah memerlukan pendekatan pengajaran yang berbeda dari pendekatan subyek pelajaran lain, karena disamping mencapai penguasaan juga menanamkan komitmen, maka metode yang digunakan dalam pengajaran pendidikan agama harus mendapat perhatian yang seksama dari pendidik agama karena memiliki pengaruh yang sangat berarti atas keberhasilannya.

Seorang pendidik dalam proses pendidikan berharap agar dalam melaksanakan proses pembelajaran dapat beijalan secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya sebagai konsekwensinya seorang pendidik tidak hanya dituntut untuk menguasai materi yang akan disampaikan, melainkan dituntut untuk menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian materi yang tepat dalam proses belajar mengajar, baik tepat dengan materi yang diajarkan, maupun dengan peserta didiknya.

1. Pengertian Metode R.esitasi

Untuk lebih paham dan lebih jelas pengertian metode resitasi, terlebih dahulu mengetahui pengertian dari metode.

(34)

a. Pengertian metode

Kata metode berarti cara keija yang bersistem untuk memudahkan pelaksana kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Selain itu metode juga mengandung arti adanya urutan keija yang terencana, sistematis dan merupakan hasil eksperimen ilmiah guna mencapai tujuan yang telah direncanakan.16 17

Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag mengatakan bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategis adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar

1) Pentingnya pemilihan dan penentuan metode

Titik sentral yang hams dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Gum tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didikpun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan menanti perintah gum. Unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Gum sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang hams gum lakukan

(35)

adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran.

Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari masing-masing metode pengajaran.

Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan teijadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari masing-masing metode pengajaran.

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode

Faktor-faktor penentuan metode harus mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, guru juga harus mengenal, memahaminya dan mempedomaninya ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan metode.

Setiap metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenal kebaikan-kebaikannya maupun menetapkan mengenai kelemahan- kelemahannya. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode. Winamo Surakhmad (1990 : 97) mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

a. Anak didik

b. Tujuan yang hendak dicapai c. Situasi kegiatan belajar mengajar

(36)

d. Fasilitas e. Guru18

Beberapa faktor tersebut harus dijadikan dasar pertimbangan untuk menentukan metode yang akurat untuk menyampaikan bahan atau materi pelajaran, sehingga proses belajar yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3) Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Pendidikan Islam

Prinsip-prinsip pelaksanaan metode pendidikan Islam menurut Omar Muhammad A1 Toumy A1 Saibany adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didiknya

2. Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum pelaksanaan pendidikan

3. Mengetahui tahap kematangan, perkembangan serta perubahan anak didik

4. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu di dalam anak didik 5. Memperhatikan kepahaman dan kelanjutannya, keaslian,

pembaharuan dan kebebasan berfikir

6. Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik

7. Menegakkan uswah kasanah

(37)

Sementara fungsi dan kegunaan metode pendidikan islam adalah untuk menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan islam tercapai dan berjalan dengan lancar atau dengan kata lain untuk mempermudah guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) agama islam sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.

4) Jenis-jenis Metode

Dalam proses belajar mengajar (PBM) bisa dikatakan tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak menggunakan metode, karena metode menempati posisi terpenting setelah tujuan pembelajaran, dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa macam metode, diantaranya : Metode pembiasaan, metode keteladanan, metode pemberian ganjaran, metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, metode pemberian tugas dan sebagainya.

Menurut Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan mengaplikasikan sebuah metode pengajaran :

1. Tujuan yang hendak dicapai 2. Kemampuan guru

3. Anak didik

4. Situasi dan kondisi pengajaran dimana berlangsung 5. Fasilitas yang tersedia

(38)

6. Waktu yang tersedia

7. Kebaikan dan kekurangan sebuah metode19

Menurut uraian di atas tentang macam-macam metode pengajaran yang banyak sekali macamnya, salah satu diantaranya adalah metode resitasi yang dalam pembahasan ini akan penulis kaitkan penggunaannya sebagai salah satu metode pengajaran dalam proses belajar mengajar pada bidang studi Qur’an Hadits.

5. Pengertian Metode Resitasi

Untuk mempeijelas pengertian metode resitasi atau yang lebih dikenal dengan istilah metode pemberian tugas. Ini perlu penulis kemukakan beberapa definisi yang telah dirumuskan oleh para ahli pendidikan yaitu :

1. Menurut Ismail SM, M.Ag

“Metode resitasi adalah suatu cara dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengeijakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru”20

2. Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag

Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan yang mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.21

19 Ibid, him 109

(39)

3. Menurut Drs. M. Basyiruddin Usman, M. Pd

“Metode resitasi biasa disebut metode pekerjaan rumah karena siswa

^ 22

diberi tugas-tugas khusus di luar jam pelajam” 4. Menurut Dr. Armai Arief

Metode resitasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan sejumlah tugas terhadap murid-muridnya untuk mempelajari

23

sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggungj awabkannya Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode resitasi adalah suatu cara mengajar dimana guru memberi tugas kepada murid-murid untuk melakukan kegiatan belajar di luar jam pelajaran yang kemudian dipertanggungjawabkan kepada guru.

Dalam pelaksanaan metode ini, guru dapat memberikan tugas-tugas kepada siswa yang berupa test-test tertulis dan hafalan surat A1 Fatihah & beserta artinya, yang kemudian sebagai pertanggungjawabannya siswa dinilai dari hafalan kefasihan dan penulisan surat A1 Fatihah.

Dengan metode seperti itu dapat ditanamkan pada diri siswa yaitu dengan memberikan tugas kepada mereka untuk dikeijakan di luar jam pelajaran. Dengan adanya tugas-tugas tersebut akan mengarahkan siswa untuk menggunakan waktu yang sebaik-baiknya untuk belajar secara aktif dan rajin serta melibatkan orang tua untuk selalu membantu kegiatan belajar di rumah, 22 23

22 Drs. M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta 2002, Ciputat Pers, him 47

23 Armai Arief, Op.Cit, him 164

(40)

sehingga dapat membawa mereka ke arah kemajuan dalam mencapai hasil pelajarannya.

6. Langkah-langkah Penerapan Metode Resitasi

a. Menurut Drs. Syaiful Bahri menyatakan Metode Resitasi Ada 3 fase diantaranya:

1. Fase pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan : - Tujuan yang akan dicapai

- Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan

- Sesuai dengan kemampuan siswa

- Ada petunjuk / sumber yang dapat membantu pekeijaan siswa Sediakan waktu yang cukup untuk mengeijakan tugas tersebut 2. Fase Pelaksanaan Tugas

- Diberikan bimbingan / pengawasan oleh guru - Diberikan dorongan sehingga anak mau bekeija

Diusahakan / dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain

(41)

3. Fase mempertanggungj awabkan tugas

Laporan siswa baik lisan / tertulis dari apa yang telah dikerjakannya

Adatanyajawab / diskusi kelas

- Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya24

b. Menurut Drs. Annai Arief menyebutkan langkah-langkah pemberian metode tugas (resitasi) ialah :

a. Merumuskan tujuan secara operasional / spesifik tentang target yang akan dicapai

b. Memperkirakan apakah tujuan itu dapat dicapai dalam batas-batas waktu tertentu

c. Tenaga serta sarana yang tersedia

d. Dapat mendorong siswa secara aktif dan kreatif untuk mempelajari dan mempraktekkan pelajaran yang telah diberikan, agar siswa mempunyai pengetahuan25

7. Teknik Pemberian Tugas (Resitasi)

Kegiatan interaksi belajar mengajar harus selalu ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya, dalam usaha meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran. Maka sangat menyita waktu siswa untuk

24 Drs. Syaiful Bahri, Op.Cit, him 86 25 Armai Arief, Op.Cit, him 166

(42)

melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran. Sebagai selingan untuk variasi teknik penyajian ataupun dapat berupa pekeijaan rumah.

Tugas yang diberikan pada siswa kelas III, khususnya mata pelajaran Qur’an Hadits adalah menghafal surat A1 Fatihah, teijemahannya. Setelah siswa diberi tugas menghafalnya, maka di hari berikutnya siswa dicek / ditanya tentang tugas itu. Kemudian perlu dievaluasi, karena akan memberi motivasi belajar siswa.

Teknik pemberian tugas ini bertujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Dengan kegiatan melaksanakan tugas siswa aktif belajar dapat merangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab.

Dalam pelaksanaan teknik pemberian tugas dan resitasi perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan.

2. Pertimbangkan betul-betul apakah pemilihan teknik resitasi dapat mencapai tujuan yang dirumuskan

3. Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti26

(43)

8. Pelaksanaan Metode Pemberian Tugas (Resitasi)

Tugas dapat dilaksanakan dalam berbagai kegiatan belajar baik perorangan atau kelompok. Adapun pelaksanaan yang ditempuh dalam metode ini pada kelas III, mata pelajaran Qur’an Hadits antara lain :

a. Pendahuluan

Pada langkah ini guru mempersiapkan materi yang telah disiapkan dengan memberikan penjelasan tentang materi Qur’an Hadist yaitu penjelasan isi kandungan surat A1 Fatihah.

b. Pelajaran Inti

Guru memberikan tugas yaitu menulis surat A1 Fatihah dan terjemahannya, guru menyuruh siswa untuk melaporkan / mempertanggungj awabkanny a dengan menghafal dan guru mengoreksi hafalan siswa tersebut.

c. Penutup

Pada langkah penutup murid bersama guru menghafal bersama dan mengecek kebenarannya, setelah itu murid disuruh mengulangi tugas itu jika belum berhasil.

9. Kebaikan dan kelemahan metode resitasi

Setiap metode yang digunakan dalam pengajaran hampir dapat dipastikan mempunyai kelebihan-kelebihan dan kelemahannya. Demikian juga metode resitasi memiliki beberapa kebaikan dan kelemahan,

diantaranya:

(44)

a. Kelebihan dan kelemahan menurut Dr. Armai Arief

1. Pengetahuan yang diperoleh murid baik dari hasil belajar, hasil eksperimen atau penyelidikan banyak berhubungan dengan minat dan berguna untuk hidup mereka dan akan lebih lama diingat. 2. Dapat dilaksanakan dalam berbagai bidang studi

3. Apabila tugas tersebut dalam bentuk kelompok maka murid dapat saling kerjasama dan saling membantu

4. Murid berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian berkreatif, berinisiatif, bertanggungjawab dan berdiri sendiri. b. Kekurangan / kelemahannya

1. Tugas rumah sering dikeijakan oleh orang lain sehingga murid tidak tahu apa yang harus dikerjakan

2. Tugas yang sukar dapat mempengaruhi ketenangan mental murid 3. Sukar memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individual

dan murid suka menyalin pekeijaan teman27

Menurut Drs. Syaiful Bahri kelebihan dan kelemahan metode resitasi adalah:

a. Kelebihannya:

- Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok

- Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru

(45)

- Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa - Dapat mengembangkan kreativitas siswa

b. Kekurangannya

- Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengeijakan tugas ataukah orang lain

- Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik

- Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa

- Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa28

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

a. Sedapat mungkin diusahakan agar tugas yang telah diberikan harus dikerjakan, dibaca dan ditulis sendiri oleh siswa, serta harus dipertanggungjawabkan sendiri-sendiri kepada guru. Dalam hal ini guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan tugas-tugas tersebut kepada siswa yang bersangkutan. b. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya tetap

berpihak pada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan kurikuium. 28 Syaiful Bahri, Op.Cit. 87

(46)

tujuan instruksional umum maupun tujuan instruksional khusus sehingga dengan demikian perbedaan individu anak dapat teratasi. c. Dalam memberikan tugas-tugas kepada siswa sedapat mungkin

disesuaikan dengan kemampuan anak untuk mengeijakannya.

c. Pentingnya penerapan metode resitasi dalam pengajaran A1 Qur’an Hadits

Dalam proses kependidikan, faktor metode merupakan faktor urgen. Resitasi sebagai metode pengajaran A1 Qur’an Hadits dalam pelaksanaannya guru dapat memberikan beberapa tugas dalam kelas, tugas-tugas tersebut untuk dikeijakan di luar kelas. Dalam bidang studi A1 Qur’an Hadits, tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa menteijemahkan ayat, mengeijakan soal-soal, menyalin, menghafal, yang kemudian hasil pekeijaan siswa tersebut harus dipertanggungjawabkan kepada guru. Dalam langkah ini siswa harus dapat mengerjakan atau mempertanggungj awabkan hasil pekeijaannya dengan baik kepada guru A1 Qur’an Hadits yang mengajarkannya.

(47)

1. Guru mengharapkan agar siswa semua dapat menerima pengetahuan yang telah diterima anak lengkap.

2. Untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri dan mencoba sendiri atau mempraktekkan pengetahuannya.

3. Metode ini mendorong / merangsang siswa untuk aktif dan raj in. Dengan menggunakan metode resitasi sebagai metode pengajaran A1 Qur’an Hadits, yakin dengan memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh anak dan harus dipertanggungjawabkan kepada guru, dan akan mendorong kemauan belajar anak dan melatih mereka untuk senantiasa belajar secara efektif dan raj in, sehingga anak-anak akan dapat mencapai hasil (prestasi) belajar yang lebih baik dan memuaskan.

(48)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Profll Madrasah Ibtidaiyah Yakti Girirejo

1. Tinjauan Sejarah

Madrasah Ibtidaiyah Yakti Girirejo didirikan pada tanggal 1 Januari 1969 di bawah naungan lembaga pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Magelang. Dengan semangat para ulama NU, tokoh masyarakat, dan seperangkat desa serta upaya untuk mencerdaskan warga masyarakat, maka timbullah suatu pemikiran untuk mendirikan lembaga pendidikan Islam. Setelah melalui pengkajian, pendekatan dan proses musyawarah, maka sepakat untuk mendirikan madrasah ibtidaiyah yang terletak di Dusun Geger, Desa Girirejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang. Disamping pemikiran di atas, pendirian Madrasah Ibtidaiyah tersebut dilatarbelakangi oleh rasa keprihatinan terhadap anak-anak usia sekolah yang tidak mampu dalam hal pembiayaan sekolah.

Adapun para pendiri Madrasah Ibtidaiyah Yakti Girirejo tersebut antara lain :

a. Simbah Kyai Muchsin b. Bp. Kyai Turmudi (Guru) c. Badarudin (Kepala Desa) d. Muhibin (Guru)

(49)

2. Identitas Madrasah

Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Yakti

Alamat : Dusun Geger, Desa Girirejo, Kec. Tegalrejo, Magelang

f. Muchtasor (Kepala Madrasah)

Nomor Statistik Madrasah Status / Terakreditasi Berdiri

Status Tanah / Luas Nama Yayasan

3. Visi dan Misi Madrasah

Visi : Mempersiapkan siswa berprestasi dalam mengembangkan kepribadian, berbudi luhur, mandiri, serta dapat menguasai

Misi

IMTAQ dan IPTEK

1. Disiplin waktu dan administrasi

2. Meningkatkan KBM melalui pendekatan ketrampilan 3. Mengembangkan motivasi dan rasa senang belaj ar 4. Mengoptimalkan kegiatan ekstra kurikuler

5. Memantapkan siswa dalam ketaqwaan terhadap Allah SWT

(50)
(51)

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Subyek Penelitian

a. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Yakti Girirejo Tegalrejo Magelang mulai tanggal 29 April 2009 sampai dengan 3 Juni 2009.

b. Mata Pelajaran

Mata pelajaran yang menjadi obyek penelitian adalah A1 Qur’an Hadits dengan kompetensi dasar melafalkan surat A1 Fatihah dengan baik, dengan standar kompetensi sebagai berikut:

“Mampu memahami arti surat tertentu dalam Juz Amma”. c. Karakteristik Siswa

Jumlah siswa dalam kelas III MI Yakti Girirejo yang dijadikan subyek penelitian adalah 12 orang, terdiri atas 4 laki-laki dan 8 perempuan. Karakteristik siswa kelas III dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Usia siswa rata-rata 9 tahun

2. Latar belakang keluarga (orang tua), mayoritas berpendidikan SD dan berprofesi sebagai buruh dan petani.

3. Tingkat kemampuan siswa, berdasarkan pengamatan selama peneliti mengajar adalah bervariasi. Kemampuan siswa membaca surat A1 Fatihah mayoritas bisa semua, akan tetapi pemahaman arti surat A1 Fatihah belum mengerti dan belum faham serta hafal.

(52)

C. Diskripsi Awal

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Kemampuan belajar materi A1 Qur’an Hadits pada semester I. Hal ini disebabkan karena penerapan metode pada semester I dalam proses belajar mengajar kurang bervariasi. Guru banyak menggunakan metode ceramah saja, sehingga suasana proses belajar mengajar kurang menyenangkan, siswa kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan. Ada yang berbicara sendiri, ada yang bersenda gurau dan ada yang bermain, sehingga prestasi belajar yang diperoleh siswa di bawah ketuntasan minimal (KKM) yaitu 6,0.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas pada kelas III semester II dengan mata pelajaran A1 Qur’an Hadits materi hafalan dan pemahaman surat A1 Fatihah agar siswa marnpu meningkatkan prestasi belajamya dengan menerapkan metode resitasi yang dilaksanakan melalui tiga siklus.

D. Diskripsi Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri d ari:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran pada materi pembelajaran surat A1 Fatihah ini terdiri atas :

(53)

d. Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

e. Metode Pembelajaran : Metode ceramah, demonstrasi, resitasi f. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan A w al:

- Guru bertanya kepada siswa tentang surat Al-Fatihah

Misalnya : ada berapa ayatkah surat A1 Fatihah yang kamu ketahui ?

Guru mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan tentang cara melafalkan surat A1 Fatihah dengan baik, dan lancar, serta dapat menghafalnya.

2. Kegiatan Inti

- Siswa membaca A1 Qur’an surat A1 Fatihah Siswa menghafal surat A1 Fatihah

- Siswa mempraktekkan cara melafalkan kata dalam surat A1 Fatihah

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

- Guru memberikan tugas agar menghafalkan kata / kalimat surat A1 Fatihah beserta artinya

3. Tahap Observasi / Pengamatan

Guru sebagai peneliti menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui tanda tercapainya suatu tindakan serta dampak yang terjadi setelah diadakan tindakan. Hal yang diamati oleh peneliti adalah kelancaran /

(54)

E. Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan pada siklus II sebagai tindak lanjut dari kekurangan dan kegagalan siklus I yang meliputi:

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada materi pembelajaran tentang surat A1 Fatihah dengan indikator yang ingin dicapai yaitu menghafalkan surat A1 Fatihah dengan lancar.

b. Mempersiapkan fasilitas sarana pendukung yang diperlukan 1. Tulisan surat A1 Fatihah tanpa harokat

2. Potongan ayat-ayat A1 Fatihah c. Membuat Alat Evaluasi

Materi pembelajaran A1 Qur’an Hadits yaitu surat A1 Fatihah, maka test yang digunakan adalah test lisan dan menyusim ayat-ayat yang diacak oleh guru.

1. Siswa dibagikan kertas yang ditulisi ayat-ayat, kemudian siswa yang mendapatkan kertas, maju ke depan dengan meletakkan kertas tersebut sesuai dengan nomer dari ayatnya (sesuai urutannya)

(55)

3. Kegiatan Penutup

Guru menyimpulkan materi surat A1 Fatihah

Guru memberikan tugas agar membiasakan mengulang-ulang car a melafalkan surat Al-Fatihah sampai lancar.

e. Tahap Observasi / Pengamatan

Guru mengamati dan mengambil nilai secara langsung dalam menghafalkan surat A1 Fatihah, sedangkan aspek penilaiannya adalah aspek hafalannya lancar atau tidak, kefasehan dan penulisan surat A1 Fatihah.

Tabel Lembar Pengamatan II

No Nama Hafalan Kefasihan Penulisan Jumlah Rata-rata

1. Abdullah Bayu Hermawan 60 60 50 170 57

2. Asri Muyasaroh 80 75 70 225 75

3. Eka Pumama 50 60 50 150 53

4. Emawati 65 65 50 180 60

5. Fajar Kurniawati 65 65 65 195 65

6. Inamakhlak Asyafillah 60 65 50 175 58

7. Laelatul Fitriyah 60 60 60 180 60

8. M. Rifqi Syaifuzidani 60 60 50 170 57

9. Nine Nurmaulida 80 80 70 225 75

10. Umi Mu’awanah 60 65 65 190 63

11. Umriyati Sa’adah 60 60 50 170 57

(56)

Dari hasil pengamatan siklus II ini, terdapat perubahan dan perbaikan siswa dalam kegiatan belajar, mereka sangat senang dan bersemangat. Dengan metode resitasi ini, siswa teijadi komunikasi atau interaksi dengan orang tua, dan orang tua senang dapat membantu anaknya belajar di rumah. Hal ini dapat dilihat melalui hasil belajar (nilai pada siklus II), akan tetapi peneliti merasakan perlu melakukan siklus II, supaya hasil siswa benar-benar maksimal nilainya, terlebih lagi mengenai penulisan surat A1 Fatihah (tulisan Arabnya).

F. Deskripsilll

Pada siklus III ini, dilaksanakan oleh peneliti sebagai tindak lanjut dari siklus II, agar hasil belajar siswa bisa maksimal dan anak lebih fasih, bisa menulis Arab dengan baik dan dapat memahami Surat Al-Fatihah dengan baik juga. Pada siklus III ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan seperangkat pembelajaran yang terdiri d a ri:

a. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III ini, materinya tetap yaitu surat A1 Fatihah. Dengan kompetensi dasar melafalkan surat Al- Fatihah dengan baik dan dengan indikator hafalan surat A1 Fatihah dengan baik dan lancar.

(57)

b. Mempersiapkan sarana pendukung

Alat yang diperlukan dalam pembelajaran adalah : 1. JuzAmma

c. Membuat Alat Evaluasi

Sesuai dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan adalah hafalan surat A1 Fatihah maka tes yang digunakan adalah tes lesan, hafalan dan menulis A1 Fatihah.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pada siklus III dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2009 di MIS Girirejo, dengan jumlah 12 anak, 8 perempuan dan 4 laki-laki. Peneliti sebagai pengajar kelas III di MI tersebut. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Materi pokok : teijemahan surat A1 Fatihah

b. Kompetensi dasar : menghafalkan surat A1 Fatihah dengan baik c. Alokasi waktu : 2 x 35 menit

d. Metode yang digunakan : Metode resitasi e. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Siswa dibeii pertanyaan tentang arti dari kata / kalimat dari surat A1 Fatihah

M isal: Apa artinya

(58)

■ b. Guru menyuruh siswa mempertanggung jawabkan tugas yang diberikan sebelumnya

2. Kegiatan Inti

i a. Siswa secara bergantian diberikan pertanyaan secara lisan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa tentang surat A1 Fatihah

b. Siswa secara bergantian menghafal surat A1 Fatihah beserta terjemahannya di depan kelas

3. Kegiatan Akhir / Penutup

Siswa mengeijakan soal-soal tes yang diberikan guru tentang surat A1 Fatihah sebagai evaluasi akhir.

Tabel Lembar Pengamatan Siklus III

No Nama Hafalan Kefasihan Penulisan Jumlah Rata-rata

1. Abdullah Bayu Hermawan 70 75 65 210 70

2. Asri Muyasaroh 90 90 80 260 87

3. Eka Pumama 70 70 60 200 67

4. Emawati 72 70 60 202 67

5. Fajar Kumiawati 77 70 70 217 72

6. Inamakhlak Asyafillah 70 70 65 205 68

7. Laelatul Fitriyah 70 70 70 210 70

8. M. Rifqi Syaifuzidani 70 70 70 219 73

9. Nine Nurmaulida 90 90 80 250 87

10. Umi Mu’awanah 70 70 80 220 73

11. Umriyati Sa’adah 70 70 65 205 68

(59)

Pada siklus III ini dapat diketahui hasilnya bahwa siswa sudah hafal teijemahan, fasih melafalkan dan dapat menulis surat A1 Fatihah dengan baik dan benar dan siswa dapat memahami isi kandungan ayat yang terdapat dalam surat A1 Fatihah bahkan dapat mengartikan per kata dalam potongan surat A1 Fatihah.

3. Tahap Refleksi

(60)

BABIY

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus

Materi pelajaran A1 Qur’an Hadits kelas III di MIS Girirejo, pada semester II tahun 2008 / 2009 adalah Surat A1 Fatihah, dengan standar kompetensi : “Mampu memahami arti surat tertentu dalam Juz Amma dan dengan kompetensi dasar “melafalkan surat A1 Fatihah dengan baik. Adapun tujuan pembelajaran setelah selesai mengikuti pembeljaran Surat A1 Fatihah adalah siswa dapat menghafalkan surat A1 Fatihah dengan baik, benar dan lancar serta menghafalnya. Sedangkan kemampuan materi AI Qur’an hadits siswa kelas III MIS Yakti Girirejo selama ini belum dapat mencapai ketuntasan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran Al Qur’an Hadits dalam kegiatan belajar mengajar cenderung menggunakan metode ceramah saja, tanpa divariasikan dengan metode yang lain dan biasanya guru hanya melihat hasil ketuntasan siswa dengan hafalan suratnya saja tanpa hafalan teijemahannya. Selain itu isi kandungan tidak dijelaskan secara mendetail (luas). Hal ini dikarenakan sedikitnya alokasi waktu yang hanya 2 jam dalam seminggu dengan alokasi waktu 6 x 35 menit (1 s.d 4 kali pertemuan).

(61)

1. Deskripsi Siklus I

Penelitian tindakan kelas pada siklus I dengan hasil belajar melalui test lisan dan hafalan pada siswa kelas III yang terdiri dari 12 anak (8 perempuan dan 4 laki-laki) dapat diketahui dengan hasil nilai rata-rata A1 Qur’an Hadits siklus I sebagai berikut:

Tabel Analisis Siklus I

No Skor Keterangan Frekuensi Persentasi

1. 0 - 2 0 Jelek -

-2. 21 - 4 0 Kurang -

-3. 4 1 - 6 0 Cukup 10 83%

4. 6 1 - 8 0 Baik 2 16%

5. 8 1 - 1 0 0 Sangat baik -

-Jumlah 12

Berdasarkan tabel di atas dari jumlah 12 anak, yang mendapatkan nilai baik hanya 2 anak dan anak yang mendapatkan nilai cukup 10 anak, presentase 83 % dalam proses pembelajaran. Kebanyakan siswa belum hafal terjemahan surat A1 Fatihah, mereka hanya fasih dalam hafalan Arabnya saja, karena sejak usia dini mereka hanya diajari tentang lafal A1 Fatihahnya saja tanpa terjemahan. Sehingga pada siklus I ini, anak merasa asing dengan teijemahan A1 Fatihah, apalagi penulisan surat al Fatihah. Sejak kelas I dan kelas 2 anak belum pemah dilatih memahami penulisan surat Al Fatihah secara acak. Mereka hanya dikenalkan surat Al Fatihah secara urut sesuai dengan nomer ayatnya, setidaknya di kelas III ini anak berlatih menulis

(62)

basmalah tanpa melihat buku, pengenalan terhadap surat A1 Fatihah dari lafal, teijemah, isi kandungan ayat serta penulisannya sebaiknya diajarkan sejak dini dan kebanyakan dari siswa yang mendapatkan nilai jelek sekali banyak bergurau, malas dan kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi.

2. Deskripsi Siklus II

Penelitian pada siklus II didapatkan dari hasil tindakan tes lisan dan hafalan di depan kelas seperti halnya pada siklus I karena hasil yang diperoleh dalam siklus II belum sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun hasil yang diperoleh adalah :

Analisis Hasil Pengamatan pada Siklus II

No Skor Keterangan Frekuensi Persentasi

1

.

0 - 2 0 Jelek

-

-2. 2 1 - 4 0 Kurang

-

-3, 4 1 - 6 0 Cukup 8 67%

4. 6 1 - 8 0 Baik 4 33%

5. 8 1 - 1 0 0 Sangat baik

-

-Jumlah 12

(63)

menunjukkan perubahan dengan motivasi dan semangat untuk mendapatkan nilai baik. Walaupun 67 % anak masih mendapatkan nilai cukup. Selain itu pada siklus II ini peserta didik 4 anak presentasi 53 % mendapat nilai baik, dan belum ada yang mendapatkan nilai sangat baik.

3. Deskripsi Siklus III

Pada siklus III ini, hasil pengamatan yang diteliti sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh guru dan sudah ada perbaikan. Hasil penelitian didapat dari hasil test lisan, yang berupa hafalan (hafal teijemahan), kefasihan (melafalkan surat A1 Fatihah) dan penulisan (test tertulis) dengan hasil yang memuaskan dan dengan nilai yang baik. Hasil yang diperoleh adalah :

Tabel Analisis Siklus III

No Skor Keterangan Frekuensi Persentasi

1

.

0 - 2 0 Jelek

-

-2. 2 1 - 4 0 Kurang

-

-3. 4 1 - 6 0 Cukup

-

-4. 6 1 - 8 0 Baik 10 83%

5. 8 1 - 1 0 0 Sangat baik 2 16%

Jumlah 12

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil penelitian yang diperoleh dari hafalan surat A1 Fatihah sudah meningkat dengan baik. Hal ini dilihat dari perolehan nilai baik 83 % dan sangat baik 16 %. Sedangkan kategori cukup, kurang dan jelek tidak ada atau kosong (0%).

(64)

Hasil pengamatan tindakan kelas pada siklus III banyak perubahan dan 1; perbaikan terhadap nilai kemampuan pelajaran A1 Qur’an Hadist pada materi

hafalan surat A1 Fatihah, baik dari aspek membaca, hafalan teijemah, dan penulisan surat A1 Fatihah, walaupun penulisannya masih perlu bimbingan dari guru akan tetapi siswa akan lebih memahami makna dari surat A1 Fatihah melalui hafalan perkata atau kalimat.

B. Pembahasan Per Siklus

Berdasar hasil penelitian tindakan kelas tentang surat A1 Fatihah dengan kompetensi dasar melafalkan Surat A1 Fatihah dengan baik, yang dilakukan dalam 3 siklus, didapatkan hasil pengamatan setiap siklus adalah sebagai berikut:

1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I

Pada penelitian tindakan kelas siklus I, siswa melaksanakan pembelajaran tentang melafalkan surat A1 Fatihah dengan baik yang memusatkan pada cara anak membaca surat A1 Fatihah beserta teijemahannya. Kemudian anak menghafalkan arti kata-kata surat A1 Fatihah.

(65)

Kategori nilai cukup pada siklus I ada 10 anak dengan presentase 83 %. Nilai cukup disini sangatlah bervariasi sebab skor disini nilainya antara (41- 60). Jadi nilai cukup disini dikatakan masih perlu perbaikan. Sebab anak yang mendapatkan nilai cukup masih belum memperhatikan penjelasan guru atau masih ada yang tidak memahami makna surat A1 Fatihah. Mereka belum hafal betul teijemahan Surat A1 Fatihah serta belum dapat menulis surat A1 Fatihah dengan baik. Kebanyakan dari mereka hanya meniru sebangkunya.

Secara garis besar sikap siswa dalam kegiatan belajar di kelas pada siklus II menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

a. Sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan guru

b. Peserta didik kurang bersungguh-sungguh dalam pembelajaran, mereka masih ada yang bersenda gurau

c. Siswa merasakan hal yang baru apa yang dilakukan guru

d. Siswa dalam menghafalkan arti kata-kata dalam surat A1 Fatihah masih perlu bimbingan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I, masih terdapat kekurangan atau ketidakpuasan nilai, sehingga masih perlu adanya perbaikan untuk melakukan siklus selanjutnya.

Perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru sebagai peneliti antara lain : a. Guru harus terampil memotivasi siswa agar siswa menjadi aktif

b. Guru harus kreatif dalam membimbing dan mengarahkan siswa sehingga siswa merasa diperhatikan

(66)

c. Guru harus bersemangat dal am penyampaian informasi kepada siswa dalam setiap kegiatan

d. Dengan metode resitasi, guru harus ada komunikasi dengan wali murid melalui penugasan. Anak dalam mengeijakan (menghafalkan surat A1 Fatihah dan terjemahannya) di suruh meminta bimbingan langsung dari orang tua (wali murid) sehingga wali murid pun ikut aktif membantu proses pembelajaran di rumah.

2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II

Dalam penelitian siklus II ini, siswa melaksanakan pembelajaran A1 Qur’an Hadits dengan materi hafalan surat A1 Fatihah dan mempraktekkan cara menghafalkan arti kata-kata dalam surat A1 Fatihah. Mereka secara bergantian menghafalkan surat A1 Fatihah dan arti kata-katanya di depan kelas sebagai pertanggung jawaban dari penugasan yang diberikan guru pada siklus I.

(67)

r

memperhatikan pelajaran yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam pembelajaran siklus II ini anak merasakan senang sebab guru sebagai peneliti membuat strategi pembelajaran yang menyenangkan yaitu menghafalkan surat A1 Fatihah dengan mengacak kata / kalimat yang ditulis dalam lembaran-lembaran kertas, kemudian siswa menggabungkan atau menyusun kata / kalimat menjadi surat A1 Fatihah. Jadi dalam pembelajaran siswa menjadi lebih aktif, akan tetapi peneliti masih perlu melanjutkan siklus III agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian siklus II, dapat dilihat perubahan-perubahan sikap dalam proses pembelajaran, diantaranya :

a. Siswa mulai aktif dan memperhatikan penjelasan dari guru dalam pembelajaran, tetapi saat melakukan kegiatan masih ada anak yang bersenda gurau.

b. Masih terdapat beberapa siswa yang kurang bersemangat.

Dalam setiap penelitian per siklus, masih terdapat kekurangan- kekurangan dalam kegiatan belajar mengajar. Maka perlu adanya perbaikan- perbaikan pada siklus III. Adapun perbaikan itu antara lain :

a. Guru harus lebih sabar dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa dalam melaksanakan tugas.

b. Guru harus selalu mempunyai strategi dalam kegiatan belajar mengajar untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.

c. Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga siswa tidak merasa takut dan merasa senang saat pembelajaran.

Gambar

Tabel Lembar Pengamatan II
Tabel Lembar Pengamatan Siklus III
Tabel Analisis Siklus I
Tabel Analisis Siklus III

Referensi

Dokumen terkait

(2014) dilakukan di Departemen Fisioterapi ISIC (Institute of Rehabilitation Science), dengan subyek penelitian berjenis kelamin laki-laki 18-22 tahun berjumlah 50 orang,

KUHP Pasal 286 KUHP Pasal 286 : Persetubuhan dengan : Persetubuhan dengan seorang perempuan dalam keadaan pingsan seorang perempuan dalam keadaan pingsan atau tak berdaya.. atau

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), rasionalization (rasionalisasi), capability

Diantara pemikirannya adalah mengenai konsep falah, hayyah thayyibah, dan tantangan ekonomi umat Islam, kebijakan moneter, lembaga keuangan syariah yang lebih ditekankan kepada

Hal ini juga membuktikan bahwa potensi Pajak Reklame yang dapat diraih kota Bandung sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih belum optimal karena masih banyak

Menurut Darminto (2010) kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat.. Kinerja

Khususnya pada DAS Siak di Perawang melalui analisis parameter mikrobiologi meliputi: total bakteri, angka lempeng total jamur, Coliform, serta ada tidaknya kontaminasi

Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air yang selanjutnya disebut biaya jasa, adalah iuran pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan prasarana pengairan yang dipungut dari