• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ),

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ),"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel penelitian a. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X1), Kepemilikan Institusional (X2) Kebijakan Dividen (X3), Kebijakan Utang (X4) dan Kualitas Laba (X5).

b. Variabel Dependen

adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel independen ). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah: Nilai Perusahaan (Y).

3.1.1 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang akan digunakan pada penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut :

3.1.1.1 Nilai Perusahaan

Pada penelitian ini, nilai perusahaan diproksikan dengan

price book value (PBV). PBV merupakan hasil perbandingan

antara harga saham dengan nilai buku saham.

Price book value (PBV) dapat dirumuskan (Jogiyanto, 2007) sebagai berikut :

(2)

Ps merupakan harga pasar saham dan BVS merupakan nilai buku per lembar saham (book value per share). BVS digunakan untuk mengukur nilai shareholders’ equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung dengan membagi total shareholder’ equity dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding share).

3.1.1.2 Kepemilikan Manajerial

Adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. Kepemilikan manajerial dihitung dengan menggunakan persentase saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan yang secara aktif ikut serta dalam pengambilan keputusan perusahaan (komisaris dan direksi). Kepemilikan manajerial dirumuskan dengan sebagai berikut (Putri, 2009):

Keterangan:

INSDRit : Kepemilikan manajerial i pada tahun t PBV = PS

BVS

D & C SHRSit INSDRit =

(3)

D&C SHRSit : Kepemilikan saham oleh manajer, direksi dan dewan komisaris perusahaan pada tahun t

Total SHRSit : Jumlah total dari saham biasa perusahaan yang beredar

3.1.1.3 Kepemilikan Institusional

Yaitu proporsi kepemilikan saham yang dimiliki institusional pada akhir tahun yang diukur dalam persentase saham yang dimiliki oleh investor institusional dalam suatu perusahaan. Kepemilikan institusional dirumuskan dengan sebagai berikut (Putri, 2009):

3.1.1.4 Kebijakan Dividen

Rasio pembayaran dividen, atau sering diseebut (payout ratio) merupakan rasio yang mengukur perbandingan dividen terhadap laba perusahaan Pakpahan (2010).

Kebijakan dividen ini dapat dihitung dengan rumus : DPR = Deviden per saham

EPS

Jumlah saham yang dimiliki institusi INST =

(4)

3.1.1.5 Kebijakan Utang

Debt to Total Assets Ratio, mengukur presentase total dana yang dipenuhi atau dibiayai dengan utang.

a. Debt to Total Assets Ratio yang rendah, berarti

menunjukkan adanya perlindungan bagi kreditur terhadap kemungkinan likuidasi.

b. Pemilik mungkin akan mencari (menentukan) suatu leverage yang tinggi untuk menaikkan tingkat keuntungan atau karena penambahan modal sendiri berarti akan mengurangi tingkat pengendalian perusahaan (Sartono 2000). Leverage ratio (debt to total asset/ DTA) dapat dirumuskan seperti di bawah ini :

3.1.1.6 Kualitas Laba

Menurut Chandrarin (2003) dalam Widjaja (2011) laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang mempunyai sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsian di dalamnya dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Menurut Hayn (1995) dalam Widjaja (2011) gangguan persepsian dalam laba akuntansi dapat disebabkan oleh peristiwa transitory atau penerapan konsep

Total Utang DTA =

(5)

akrual dalam akuntansi. Salah satu ciri yang menentukan kualitas laba adalah hubungan antara laba akuntansi dengan arus kas. Makin tinggi korelasi antara laba akuntansi dengan arus kas maka makin tinggi kualitas laba. Hal ini disebabkan karena makin banyak transaksi pendapatan dan biaya yang merupakan transaksi kas dan bukan merupakan akrual, maka makin obyektif pengakuan pendapatan dan biaya dalam laporan laba-rugi. Oleh karena itu kualitas laba yang tinggi dapat direalisasikan kedalam kas. Model yang digunakan untuk menghitung kualitas laba adalah sebagai berikut :

Rasio Quality of Income menunjukkan varians antara arus kas dengan laba bersih, maka makin tinggi rasio maka makin tinggi kualitas laba karena makin besar bagian laba operasi yang direalisasikan dalam bentuk kas.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data laporan tahunan perusahaan periode tahun 2007-2011. Data yang digunakan merupakan data yang dapat diperoleh dari annual report yang didapat melalui pojok Bursa Efek Indonesia (BEI). Data penelitian ini meliputi data

Arus Kas Operasi QualityofIncome =

Laba Bersih

(6)

perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia sejak 2007 sampai periode 2011 yang dipandang cukup mewakili kondisi-kondisi perusahaan di Indonesia. Alasan menggunakan data dari Bursa Efek Indonesia adalah karena bursa tersebut terbesar dan dapat mempresentasikan kondisi bisnis di Indonesia.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) untuk tahun 2007-2011. Sedangkan pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang terdaftar di BEI khususnya pada perusahaan Manufaktur sesuai dengan pengklasifikasian Indonesian Capital Market Directory.

2. Menerbitkan laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan lengkap selama tahun 2007-2011.

3. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu yang memiliki struktur kepemilikan, kebijakan dividen, kebijakan utang dan kualitas laba selama tahun 2007-2011.

4. Perusahaan Manufaktur yang memiliki nilai perubahan aktiva yang positif pada periode penelitian dari tahun 2007-2011.

(7)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara membuat suatu daftar (checklist) pengungkapan sosial. Selain itu juga dengan melakukan studi dokumentasi yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dari Pojok BEI.

3.5. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui metode berikut ini. 3.5.1 Editing

Editing yaitu mengoreksi kemungkinan terjadinya kesalahan terhadap data yang telah diperoleh berdasarkan hasil penelitian . Setelah data berhasil dikumpulkan maka proses selanjutnya mengadakan koreksi terhadap data tersebut untuk menghindari terjadinya kemungkinan dari kesalahan.

3.5.2 Tabulating

Tabulating yaitu memasukkan data yang telah diklasifikasikan ke dalam table yang telah disediakan. Setelah data selesai di edit maka selanjutnya data akan ditabulasi sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dalam bentuk penyajian data.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2011. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan,

(8)

kebijakan dividen, kebijakan utang, kualitas laba, terhadap nilai perusahaan maka penelitian ini menggunakan model analisis regresi multiple dengan menggunakan program aplikasi SPSS. Menurut Dianae (2008) model regresi multiple adalah model di mana variabel dependen (Y) tergantung pada dua atau lebih variabel yang menjelaskan (X) dengan kata lain dalam regresi multiple ada lebih dari satu variabel yang menjelaskan.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil analisis data yang memenuhi syarat pengujian, maka pengujian ini menggunakan pengujian asumsi klasik. Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS). Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Test statistik yang digunakan salah satunya adalah Kolmogorov‐Smirnov test (Mega, 2010).

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi variabel bebas. Pengujian multikolinearitas dilakaukan dengan mengamati VIF (Varian

(9)

Inflating Factor) dan Tolerance yang terdapat pada kolom Collinearity Statistics pada analisis regresi linier berganda, dengan ketentuan mempunyai angka tolerance mendekati 1 dan nilai VIF di sekitar angka 1 (kurang dari 10) ( Mega, 2010).

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi untuk menguji apakah dalam satuan model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu periode sebelumnya (t-1). Pendeteksian gejala autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson Test, caranya yaitu dengan melihat nilai Durbin Watson (DW). Petunjuk dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah seagai berikut:

Jika angka Durbin Watson lebih besar dari Du dan lebih kecil dari 4-Du (Du < Dw < 4-Du) maka dapat dikatakan tidak terjadi autokolerasi pada data tersebut.

4. Uji Heterokedastisitas

Pengujian heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain dengan dasar pengambilan keputusan, jika tidak ada pola yang pasti artinya titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

(10)

3.6.2 Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan didalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah teknik statistik melalui koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian terhadap hipotesis baik secara parsial maupun simultan, dilakukan setelah model regresi yang digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik. Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Dimana : Y = Nilai Perusahaan b1…b5 = Koefisien Regresi X1 = Kepemilikan Manajerial X2 = Kepemilikan Institusional X3 = Kebijakan Dividen X4 = Kebijakan Utang X5 = Kualitas Laba a = konstanta e = error term

(11)

3.6.3 Pengujian Hipotesis a. Uji F

F-test untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat (Y), langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Membuat formula hipotesis

a. Ho : βi = 0 (hipotesis nihil) Yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antar variabel bebas (Xi) secara simultan, dengan variable terikat (Y).

b. Ho : βi ≠ 0 (hipotesis alternatif) Yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (Xi)secara simultan, dengan variabel terikat (Y).

2. Menentukan nilai F-tabel yang menggunakan level of significant sebesar 5%. Uji signifikansi bersama – sama menggunakan uji F dapat ditulis dengan rumus :

Keterangan :

R2 = koefisien determinasi K = jumlah variabel n = banyaknya data 3. Pengambilan keputusan

a. Jika P-value < α = 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. R2 /k

F =

(12)

Hal ini berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat.

b. Jika P-value > α = 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat

b. Uji t- Statistik

Pengujian hipotesis dilakukan melalui regresi yang menggunakan program SPSS dengan membandingkan tingkat signifikasi (Sig t) masing – masing variable independen dengan taraf sig α = 0,05. Apabila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih kecil daripada α = 0,05, maka hipotesisnya diterima yang artinya variable independent tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependennya. Sebaliknya bila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih besar daripada α = 0,05, maka hipotesisnya tidak diterima yang artinya variable independen tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Jika dinyatakan secara statistik adalah sebagai berikut :

Ho = βi = 0 Hi = βi = 0

T hitung dicari dengan persamaan sebagai berikut : t- hitung = Koefisien Regresi (bi)

(13)

Jika t- hitung > dari t- tabel (α. df) maka Ho ditolak, dan Jika t- hitung < dari t- tabel (α. df) maka Ho diterima

3.6.4 Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antar nol sampai satu (0<R²<1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem informasi adalah berupa suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan data transaksi harian yang mendukung operasi yang

Bila dilihat keseluruhan, hasil studi memperlihatkan bahwa budget partisipatif secara tidak langsung mempengaruhi kinerja bawahan lewat ambiguitas peran, komitmen

Hasil penelitian menunjukkan Untuk dapat berkompetensi dalam berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi Pemberlakuan

Dengan Lampu Led Sebagai Perintah Suara Pengujian koneksi Bluetooth dilakukan untuk mengetahui jarak transmisi antara Bluetooth yang terdapat pada smartphone Android

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara disiplin kerja

Regresi linier berganda adalah analisa regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen atau variabel tak bebas dengan dua atau lebih variabel independen

Regresi adalah studi bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi

Cara pengukuran ialah dengan memberikan skala tipe kepribadian hardiness dan skala stres kerja pada sekelompok subjek yang memiliki sifat yang sama dengan subjek