• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA I"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA I

DISUSUN OLEH :

WAHYU

1043050031

ENRICO RENIBAN

10430500

ZULFIQAR SUTA NUGRAHA 1043050061

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

JAKARTA

(2)

I. Judul : Skrining Kayu Secang

II. Tujuan :

Mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam Kayu Secang

Untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia berdasarkan kepolarannya

III. Monografi Umum :

Klasifikasi :

- Kingdom : Plantae (tumbuhan)

- Divisi : Magnoliophyta - Subdivisi : Angiosparmae - Kelas : Magnoliopsida - Ordo : Fabales - Family : Caesalpiniaceae - Genus : Caesalpinia

- Spesies : Caesalpinia sappan lignum

IV. Pemerian :

Tidak berbau, rasa agak kelat

Makroskopik :

Kayu berbentuk potongan-potongan atau kepingan dengan ukuran sangat bervariasi atau berupa serutan-serutan ; keras dan padat ; warna merah jingga atau kuning.

V. Kandungan :

Asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, brasilein, d-alfa phellandrene, oscimene, minyak atsiri

VI. Penggunaan

Diare, disentri, batu darah (TBC), sifilis, muntah darah, malaria, tetanus

VII. Identifikasi

Kocok 100 mg serbuk kayu dengan 5 ml metanol p selama 5 menit bila perlu dipanaskan, saring, filtrat berwarna kuning kejinggaan.

- Pada 3 tetes filtrat tambahkan 1 tetes H2SO4 terjadi warna ungu

- Pada 3 tetes filtrat tambahkan 1 tetes HCl p terjadi warna ungu

- Pada 3 tetes filtrat tambahkan 1 tetes KOH 5% b/v terjadi warna ungu

- Pada 3 tetes filtrat tambahkan 1 tetes NaOH 5% b/v terjadi warna ungu

- Pada 3 tetes filtrat tambahkan 1 tetes (CH3COO)2Pb 5% b/v terjadi warna ungu

- Pada 3 tetes filtrat tambahkan 1 tetes FeCl3 5% b/v terjadi warna ungu

(3)

Bagan ekstraksi bertingkat

IX. Alat dan Bahan :

Alat : - Erlenmeyer - Tabung reaksi - Penangas air - Pipet tetes - Penjepit - Cawan uap - Corong Bahan :

- Kayu secang - Mayer

- Heksan - Dragendrof - Metanol - FeCl3 - Etil asetat - HCl 2% - Etanol - Anhidrida asetat

Simplisia kering dan halus (timbang 25 g)

Sari hekan (diuapkan) Sari kloroform (diuapkan) Sari metanol Sari metanol (identifikasi)

Ekstraksi dengan heksan

Ekstraksi dengan kloroform

Ekstraksi dengan metanol

Ampas (dikeringkan) Ampas (dikeringkan) Ampas Hidrolisa + HCl 2N + etil asetat Etil asetat Sari air yang

(4)

X. HASIL

A. Skrining h eksan

Kesimpulan :

Ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan lignum) positif mengandung minyak atsiri dan lemak

No Identifikasi Cara Kerja Teori Pengamatan Hasil

1 Minyak atsiri Sari heksan diuapkan kering /

kental + alkohol

Bau aromatis Cawan uap +

2 Lemak Sari heksan diuapkan kering

+ KOH 10% (penyabunan)

Tetes minyak Kertas saring +

3 Sterol dan

triterpenoid

-Sari heksan diuapkan kering

/kental + asam asetat + CHCl3 +

H2SO4p

-Ekstrak dalam plat tetes + H2SO4p + asam asetat anhidrat

-Sterol cincin hijau/biru Terpenoid cincin hijau/merah -Sterol hijau/biru Terpenoid ungu,merah,coklat Tabung reaksi Plat tetes

-4 Alkaloid Sari heksan diuapkan kental + HCl

2N ambil lapisan asam. Bagi 3 tabung : + Mayer + Dragendrof + Bouchardat putih coklat merah coklat Tabung reaksi

-5 Kumarin Sari heksan diuapkan kering /

kental + air panas dinginkan. Bagi 2 tabung : + NH4OH 10% + Pembanding Fluorosensi kuning kehijauan Tabung reaksi di UV

(5)

-B. Skrining etil asetat

Kesimpulan :

Ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan lignum) positif mengandung tanin

C. S krining ekstrak methanol

No Identifikasi Cara Kerja Teori Pengamatan Hasil

1 Tanin Sari etil asetat + 3 tetes FeCl3 Biru kehijauan/hijau

tua

Tabung reaksi +

2 Gula pereduksi Sari etil asetat + 2 tetes Fehling

A + 2 tetes Fehling B, dipanaskan

Merah bata Tabung reaksi +

3 Sterol dan

triterpenoid

-Sari etil astet diuapkan

kering /kental + asam asetat + CHCl3 + H2SO4p

-Ekstrak dalam plat tetes + H2SO4p + asam asetat anhidrat

-Sterol cincin hijau/biru Terpenoid cincin hijau/merah -Sterol hijau/biru Terpenoid ungu,merah,coklat Tabung reaksi Plat tetes

-4 Alkaloid Sari heksan diuapkan kental + HCl

2N ambil lapisan asam. Bagi 3 tabung : + Mayer + Dragendrof + Bouchardat putih coklat merah coklat Tabung reaksi

-5 Kumarin Sari heksan diuapkan kering /

kental + air panas dinginkan. Bagi 2 tabung : + NH4OH 10% + Pembanding Fluorosensi kuning kehijauan Tabung reaksi di UV

-6 Emodol Sari etil astetat diuapkan pekat,

dinginkan + NH4OH 25%

kocok

Merah Tabung reaksi

-7 Flavonoid Sari etil asetat + HCl p + logam

Mg, dinginkan + amil alkohol

Merah naik ke atas (flavonoid)

Merah tetap di bawah

(tanin&flavonoid)

Tabung reaksi

-No Identifikasi Cara Kerja Teori Pengamatan Hasil

1 Tanin Sari etil asetat + 3 tetes FeCl3 Biru kehijauan/hijau

tua

Tabung reaksi

-2 Gula pereduksi Sari etil asetat + 2 tetes Fehling

A + 2 tetes Fehling B, dipanaskan

Merah bata Tabung reaksi

-3 Sterol dan

triterpenoid

-Sari etil astet diuapkan

kering /kental + asam asetat + CHCl3 + H2SO4p

-Ekstrak dalam plat tetes + H2SO4p + asam asetat anhidrat

-Sterol cincin hijau/biru Terpenoid cincin hijau/merah -Sterol hijau/biru Terpenoid ungu,merah,coklat Tabung reaksi Plat tetes

-4 Alkaloid Sari heksan diuapkan kental + HCl

2N ambil lapisan asam. Bagi 3 tabung : + Mayer + Dragendrof + Bouchardat putih coklat merah coklat Tabung reaksi

-5 Kumarin Sari heksan diuapkan kering /

kental + air panas dinginkan. Bagi 2 tabung : + NH4OH 10% + Pembanding Fluorosensi kuning kehijauan Tabung reaksi di UV

-6 Emodol Sari etil astetat diuapkan pekat,

dinginkan + NH4OH 25%

kocok

Merah Tabung reaksi +

7 Flavonoid Sari etil asetat + HCl p + logam

Mg, dinginkan + amil alkohol

Merah naik ke atas (flavonoid)

Merah tetap di bawah

(tanin&flavonoid)

(6)

-Kesimpulan :

Ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan ligum) positif mengandung emodol

(7)

D. Skrining hidrolisa

Sari methanol + HCl 2N sama banyak, direfluks selama 1 jam dinginkan disari dengan eter, dikocok lalu diambil lapisan atas. Hasil hidrolisa dilakukan pemeriksaan seperti yang di bawah ini

Kesimpulan :

Ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan ligum) negatif terhadap semua uji

No Identifikasi Cara Kerja Teori Pengamatan Hasil

1 Tanin Sari etil asetat + 3 tetes FeCl3 Biru kehijauan/hijau

tua

Tabung reaksi

-2 Gula pereduksi Sari etil asetat + 2 tetes Fehling

A + 2 tetes Fehling B, dipanaskan

Merah bata Tabung reaksi

-3 Sterol dan

triterpenoid

-Sari etil astet diuapkan

kering /kental + asam asetat + CHCl3 + H2SO4p

-Ekstrak dalam plat tetes + H2SO4p + asam asetat anhidrat

-Sterol cincin hijau/biru Terpenoid cincin hijau/merah -Sterol hijau/biru Terpenoid ungu,merah,coklat Tabung reaksi Plat tetes

-4 Alkaloid Sari heksan diuapkan kental + HCl

2N ambil lapisan asam. Bagi 3 tabung : + Mayer + Dragendrof + Bouchardat putih coklat merah coklat Tabung reaksi

-5 Kumarin Sari heksan diuapkan kering /

kental + air panas dinginkan. Bagi 2 tabung : + NH4OH 10% + Pembanding Fluorosensi kuning kehijauan Tabung reaksi di UV

-6 Emodol Sari etil astetat diuapkan pekat,

dinginkan + NH4OH 25%

kocok

Merah Tabung reaksi

-7 Flavonoid Sari etil asetat + HCl p + logam

Mg, dinginkan + amil alkohol

Merah naik ke atas (flavonoid)

Merah tetap di bawah

(tanin&flavonoid)

(8)

-Kromatografi Lapis Tipis

I. Tujuan:

• Pemisahan senyawa dari suatu kelompok senyawa

• Identifikasi zat yang terkandung dalam senyawa

• Mencari eluen yang cocok

• Identifikasi senyawa

II. Teori:

Kromatografi lapis-tipis merupakan salah satu kromatografi yang berdasarkan adsorpsi, tahapan analisis dengan kromatografi lapis tipis sama seperti pada kromatografi kertas. Kelebihan kromatografi laspis tipis dibandingkan dengan kromatografi kertas adalah waktu elusi yang relative lebih pendek dan dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Deteksi noda pada kromatografi lapis tipis tekadang lebih mudah dari pada kromatografi kertas karena noda tidak berwarna atau tidak berpendar jika dikenai sinar UV(ultraviolet) dan dapat ditampakkan dengan cara papan pengembang uap iod akan bereaksi dengan komponen. Komponen sample baik secara kimia atau berdasarkan kelarutan membentuk warna-warna tertentu. Kelebihan kromatografi tipis yang lain adalah pemakaian pelarut dan cuplikan yang jumlahnya sedikit, kemungkinan penotolan cuplikan berganda dan tersedianya berbagai metode seperti KCP, KCC dan kromatografi ekslusi. Kromatografi lapis tipis menunjukkan berbagai gerakan pelarut, pelarut mengalir keatas melalui lapisan, menguap dari lapisan sebelah bawah garis pelarut dan terserap oleh lapisan disebelah atas garis depan. Sampel yang biasanya berupa campuran senyawa organic diteteskan didekat salah satu lempengan dalam bentuk larutan dengan jumlah kecil, biasanya beberapa mikroliter berisi sejumlah microgram senyawa. Sebuah suntikan hipodemik atau sebuah pipet gelas kecil dapat digunakan. Noda sample dikeringkan kemudian sisi lempengan tersebut dicelupkan kedalam fase bergerak yang sesuai. Pelarut organic naik disepanjang lapisan tipis zat padat diatas lempengan dan bersamaan dengan pergerakan pelarut tersebut zat terlarut sample dibawa dengan laju yang tergantung pada kelarutan zat terlarut tersebut dalam fasa bergerak dan interaksinya dengan zat padat. Setelah garis depan pelarut bergerak sekitar 10cm, lempengan dikeringkan dan noda-noda zat terlarutnya diperiksa seperti pada kromatografi kertas. Pemisahan dapat dikerok dari lempengan dengan menggunakan spatula. Zat terlarutnya akan terelusi dari bahan padat bersama-sama pelarutnya dan konsentrasi dari larutan ditentukan dengan suatu teknik seperti spektrofotometri.

Sifat umum dari penyerap-penyerap untuk kromatografi lapis tipis adalah mirip dengan sifat-sifat penyerap untuk kromatografi kolom. Dua sifat-sifat yang penting untuk penyerap adalah besar partikel dan homogenitasnya karena adhesi terhadap penyokong sangat bergantung kepada mereka. Contoh penyerap yang digunakan untuk pemisahan-pemisahan dalam kromatografi lapis tipis ialah misalkan silica atau alumina. Silica gel kebanyakan digunakan dengan diberi pengkilat (binder) yang dimaksud untuk memberikan kekuatan pada lapisan dan menambah adhesi pada gelas penyokong. Pengikat yang digunakan kebanyakan adalah kalsium sulfat, tetapi biasanya dalam perdagangan silica gel telah diberi pengikat. Silica ini digunakan untuk memisahkan asam

(9)

amino, alkaloid, gula, asam, lemak, lipida, minyak essensial, anion dan kation organic, sterol dan terpenoid. Selain silica ada juga penyerap lainnya seperti alumina, bubuk selulosa, pati, dan sphadex.

Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal. Rf = jarak titik tengah noda dari titik awal / jarak tepi muka pelarut dari titik awal. Ada beberapa factor yang menentukan harga Rf yaitu pelarut, suhu, ukuran dari bejana, kertas dan sifat dari campuran. Yang menyebabkab warna dari senyawa-senyawa pada kromatografi lapis-tipis adalah perbedaan tingkat kepolaran warna dari senyawa-senyawa yang sejauh mana tingkat kepolaran itu mempengaruhi perbedaan atau pemisahan yang ditandai dengan tebentuknya spot-spot senyawa dalam kromatografi lapis-tipis itu tergantung dari migrasi pelarut (fase mobil/fase gerak) terhadap fasa diamnya, yaitu kromatografi lapis-tipis tersebut.

III. Alat dan bahan :

Alat: Bahan:

- Tabung reaksi - Ekstrak heksan kayu secang

- Chamber - Ekstrak etil asetat kayu secang

- Pipa kapiler - Ekstrak metanol kayu secang

- Pipet tetes - Ekstrak hidrolisa kayu secang

- Kompor listrik

- Panci

- Beaker glass

- Silica (KLT)

IV. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Membuat eluen hexan:etil asetat dengan perbandingan 7:3 dan butanol:etil asetat:aquadest dengan perbandingan 4:1:5 (masing-masing eluen dibuat 100 ml),eluen dikocok selama 1 jam

3. Menandai dengan pensil batas bawah 1 cm dan batas atas 0,5 cm dan membagi dalam 4 untuk masing-masing ekstrak pada lempeng KLT

4. Menotolkan masing-masing ekstrak dengan menggunakan pipa kapiler

5. Mengisi chamber dengan masing-masing eluen, kemudian menjenuhkan eluen dengan cara menambahkan kertas saring ke dalam chamber sampai terbasahi semua kertas saringnya

6. Memasukkan lempeng KLT ke dalam chamber dan menunggu sampai batas tanda atas 7. Mengamati noda yang terbentuk secara visual di bawah sinar UV

(10)

V. Perhitungan Rf

a. Eluen

heksan : etil asetat (7 : 3)

Jarak spot yang bergerak (cm) Jarak yang ditempuh eluen (cm) Rf HRf Ekstrak heksan 4,3 5 86%

Ekstrak etil asetat 4,7 5 94%

Ekstrak metanol 4 5 80%

Ekstrak hidrolisa - - -

-b. Eluen

butanol : etil asetat : aquadest (4 : 1 : 5)

Jarak spot yang bergerak (cm) Jarak yang ditempuh eluen (cm) Rf HRf Ekstrak heksan 5,1 5,5 92,7%

Ekstrak etil asetat 5,1 5,5 92,7%

Ekstrak metanol 5 5,5 90,91%

Ekstrak hidrolisa 5 5,5 90,91%

PEMBAHASAN

Penapisan fitokimia dilakukan terhadap keempat jenis ekstrak yang telah diperoleh yaitu ekstrrak n-heksan, etil asetat, metanol dan hidrolisa. Hal ini dilakukan guna mengetahui kandungan

(11)

metabolit sekunder yang terdapat di dalam masing-masing ekstrak tersebut. Penapisan yang dilakukan menggunakan pereaksi kimia dimana digunakan standar pembanding positif. Berdasarkan pengamatan diketahui ekstrak n-heksan mengandung minyak atsiri dan lemak. Ekstrak etil asetat terhadap zat uji.

Pada pengujian KLT dilakukan dengan mengelusi lempeng menggunakan dua macam eluen, yaitu eluen heksan : etil asetat (7:3) dan eluen butanol : asam asetat : air dimana bercak terpisah dengan baik. Hasil yang didapat dari KLT dengan menggunakan eluen heksan : etil asetat adalah terbentuk tiga spot berasal dari ekstrak heksan, ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol dan Rf yang terbentuk yaitu : ekstrak heksan= 0,86 ; ekstrak etil asetat=0,94 ; dan ekstrak metanol= 0,80. Hasil yang didapat dari KLT dengan menggunakan eluen butanol : asam asetat : air adalah terbentuk empat spot berasal dari ekstrak hexan, ekstrak etil asetat, ekstrak metanol, dan ekstrak hidrolisa dan Rf yang terbentuk yaitu ekstrak hexan = 0,927 ; ekstrak etil asetat = 0,927 ; ekstrak metanol = 0,9091 ; dan ekstrak hidrolisa = 0,9091.

Kandungan senyawa yang terdapat pada kayu secang berdasarkan literatur adalah asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, brasitein, felandren, ascimene, dan minyak atsiri.

KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil pengujian identifikasi kandungan Caesalpinia sappan diperoleh golongan senyawa minyak atsiri, lemak, tanin, gula pereduksi, dan emodol.

DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, Intan. 2011. Teknologi Ekstraksi Dengan Metode Maserasi Dalam Etanol 70% pada

Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus).

Referensi

Dokumen terkait

Pada percobaan ini, dilakukan pemisahan dan identifikasi asam amino pada suatu larutan sampel dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis.. Dari percobaan yang

Hasil uji fitokimia dan anlisis kromatografi lapis tipis terhadap ekstrak metanol, menunjukkan bahwa biji mangga Arum manis mengandung senyawa fenolik, flavonoid dan

Pada pengujian reaksi warna dan kromatografi lapis tipis, daun waru yang di dapat di Kawasan Brebes, Tegal dan Pemalang positif mengandung saponin, flavonoid,

Skrining fitokimia dan analisa senyawa kimia dalam ekstrak metanol dan n-heksan dari biji Durian ( Durio zibethinus ) dengan kromatografi lapis tipis (KLT) telah dilakukan.. Ekstraksi

Pada pengujian reaksi warna dan kromatografi lapis tipis, daun waru yang di dapat di Kawasan Brebes, Tegal dan Pemalang positif mengandung saponin, flavonoid,

Berbedadebgan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, padakromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform)

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa telah dilakukan isolasi beserta identifikasi dengan kromatografi lapis tipis pada minyak atsiri dari daun sereh

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip partisi dan adsorpsi antara fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen)