• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINERGISITAS PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI DALAM RENCANA TATA RUANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SINERGISITAS PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI DALAM RENCANA TATA RUANG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

SINERGISITAS PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI

DALAM RENCANA TATA RUANG

Disampaikan Pada Acara:

“Workshop Prospek Pengembangan Kawasan Ekonomi Prov.Sulsel dalam Mendukung Tata Ruang dan MP3EI”

(2)

OUTLINE

I.

Sinergisitas Konsep Pengembangan Kawasan dalam Arah Kebijakan Nasional

II. Kebutuhan Infrastruktur (RPI2JM) dalam Membangun Sinergisitas Kawasan

III. Dasar Hukum terkait

Sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan

Sinergisitas

IV. Konsep RPI2JM (Bid.PU) dalam upaya Implementasi RTR Kawasan

a. Metodelogi Perencanaan dan Sinkronisasi Program (RPI2JM)

b. Proses Sinergisitas Program dalam (RPI2JM)

c. Tahapan Program Prioritas (RPI2JM) terkait Rencana Tata Ruang

(study kasus KAPET )

d. Ilustrasi Kebijakan Pengembangan KSN

e. Terkaitan RTR Pulau Sulawesi – MP3EI – KAPET Parepare

V. RTR terkait Rencana Program Pembangunan berbasis Kawasan

(3)

LATAR BELAKANG

a. Pembangunan infrastruktur mempunyai peran vital dalam rangka

pengembangan wilayah, serta merupakan kunci konektivitas bagi

perkembangan ekonomi dan peningkatan daya saing di dunia internasional.

b. Penyelenggaraan infrastruktur saat ini masih menghadapi permasalahan,

terutama akibat

belum fokusnya sasaran kewilayahan yang akan didorong,

belum sinergisnya program pembangunan infrastruktur, serta

belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan infrastruktur.

c. Bagaimana penjabaran arahan kebijakan spasial (KSN) dalam rangka

implementasi terkait program K/L dan pemerintah provinsi, kabupaten dan

kota

Pencapaian Sinergisitas pengembangan kawasan salah satunya dengan

penyediaan infrastruktur kawasan yang terintegrasi antar wilayah dan

terkait proses transformasi dari kegiatan ekonomi wilayah.

(4)

SINERGISITAS KONSEP ANTAR PENGEMBANGAN KAWASAN

Mendorong pembangunan kawasan strategis sebagai pusat

pertumbuhan ekonomi

yang memiliki skala ekonomi yang berorientasi

daya saing nasional dan internasional sehingga dapat menjadi motor

penggerak

percepatan pembangunan

daerah tertinggal dan

sekitarnya

dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi

yang terpadu dan sinergis,

melalui keterkaitan mata-rantai proses

produksi dan distribusi

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS

KAPET

KEK

KORIDOR EKONOMI

RM

RPJMN 2010-2014 (PERPRES NO. 5 TAHUN 2010)

KSCT

Kawasan Lain: Agropolitan

(5)

DASAR HUKUM

Ps.96 (3) PP 15/2010 Penyelenggaraan Penataan Ruang mengamanatkan untuk dilakukan penyusunan sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan di pusat maupun secara di daerah secara terpadu.

Selanjutnya dituangkan dalam dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

RPI2JM sebagai

rencana dan program pembangunan

infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahunan yang mensinkronkan kegiatan

pembangunan

infrastruktur baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha ASPEK :  Indikasi sasaran kewilayahan yang akan didorong pembangunan infrastrukturnya  Indikasi program prioritas pembangunan infrastruktur  Indikasi sistem penganggaran pembangunan infrastruktur

(6)

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH

KEBIJAKAN KERUANGAN PENGEMBANGAN WILAYAH:

KEBIJAKAN SEKTORAL PENGEMBANGAN WILAYAH

RTRWN

RTR PULAU/KEPULAUAN RTR KSN

RTRW PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

UU RI 39/2009 (KAWASAN EKONOMI KHUSUS) MP3EI (PERPRES 32/2011)

PERMENDAGRI NO 29/2008 (KSCT) KEP MEN KKP NOMOR KEP.39/MEN/2011 (KAWASAN MINAPOLITAN)

PERMENTAN NO 50/2012 (KAWASAN PERTANIAN)

PP 2/1999 (PENYELENGGARAAN

TRANSMIGRASI): KOTA TERPADU MANDIRI

PRIORITAS KAWASAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DUKUNGAN INFRASTRUKTUR UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH HARD/PHYSICAL INFRASTRUCTURE SOFT INFRASTRUCTURE INFRASTRUKTUR CK UNTUK MENDUKUNG FUNGSI KAWASAN INFRASTRUKTUR SDA UNTUK MENDUKUNG FUNGSI KAWASAN INFRASTRUKTUR BM UNTUK MENDUKUNG FUNGSI KAWASAN BISNISPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN PENGUATAN INSTRUMEN PERIJINAN PEMANFAATAN RUANG PENGUATAN MEKANISME KOORDINASI & KERJASAMA PENGEMBANGAN WILAYAH

DRAFT RPI2JM BIDANG PU PEMANTAPAN DAN PENYEPAKATAN

DRAFT RPI2JM

DISKUSI PENYAMAAN VISI PENGEMBANGAN WILAYAH

DENGAN STAKEHOLDER TERKAIT DISKUSI, KLARIFIKASI DAN

PENAJAMAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR DISKUSI, PEMANTAPANI DAN PENYEPAKATAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR RENSTRA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PADA PULAU/KSN PROGRAM PENGELOLAAN

SUMBER DAYA AIR PADA PULAU/KSN PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN PADA PULAU/KSN PENGUATAN INSTRUMEN PENDUKUNG PEMANFAATAN RUANG UNTUK MENDUKUNG INVESTASI PENGEMBANGAN KAWASAN PUSAT PERTUMBUHAN YANG MEMILIKI MULTIPLIER EKONOMI IMPLE M EN TA SI P EM B A N G UN A N W ILAY A H

FAKTOR EKSTERNAL BERPENGARUH KONDISI MAKRO EKONOMI INDONESIA DINAMIKA POLITIK (ASPIRASI POLITIK LEGISLATIF)

KESIAPAN PEMANGKU KEPENTINGAN

(7)

PROSES SINERGISITAS PROGRAM DALAM RPI2JM

ARAHAN SPASIAL

1

Output : Arahan spasial pengembangan wilayah dalam kurun waktu tertentu (dalam 5 tahun), scenario pertahun, serta arahan pengemangan infrastruktur

Input : RTRWN, RTR Pulau, RTR KAPET, RTRW Prov/Kab/Kota

Proses : Integrasi fungsi & peran wilayah, wilayah yang didorong, arah pengembangan infrastruktur

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

2

Output : program prioritas infrastruktur yang sinergis mulai dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota

Input : RPJP nas/daerah, RPJMN Nas/daerah

Proses : inventarisasi focus program prioritas pembangunan infrastruktur dan target pelayanannya di provinsi dan/atau kabupaten/kota dengan sintesa program prioritas terhadap isu actual wilayah atau isu yang berkembang di masyarakat.

SINERGISITAS PROGRAM

Output : Program investasi pembangunan infrastruktur tahunan (dalam rentang waktu 5 tahun) yang sinkron, baik dari aspek fungsi, lokasi, waktu pelaksanaan, maupun

anggarannya

Input : rencana terpadu, skenario tahunan

Proses : penyeserasian program, sinkronisasi antarsektor PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN 4 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN 5 3

(8)

TEMA PEMBANGUNAN DI KORIDOR EKONOMI

Koridor

Sumatera

Koridor Kalimantan

Koridor Sulawesi

Koridor Jawa

Koridor Bali -

Nusa Tenggara

Koridor Papua –

Kep. Maluku

"Pendorong

Industri dan Jasa

Nasional"

''Pintu Gerbang

Pariwisata dan Pendukung

Pangan Nasional''

''Pusat Produksi dan

Pengolahan Hasil

Pertanian,

Perkebunan, dan

Perikanan serta

Pertambangan Nikel

Nasional''

"Sentra Produksi

dan Pengolahan

Hasil Bumi dan

Lumbung Energi

Nasional"

"Pusat Produksi

dan Pengolahan

Hasil Tambang &

Lumbung Energi

Nasional"

“Pusat

Pengembangan

Pangan,

Perikanan, Energi

dan

Pertambangan

Nasional”

(9)

ILUSTRASI PENGEMBANGAN KAWASAN (KSN)

Sidrap Enrekang Pinrang Barru Parepare KAPET Parepare KAPET Palapas KAPET Manado Bitung KAPET Bangsejahtera KAPET Parepare Mamminasata Pulau Sulawesi

RPJPN

RPJMN

RENSTRA K/L RENSTRA Prov, Kab/kota RKP RKT

tema pembangunan Pulau Sulawesi

: pusat pengembangan ekonomi kelautan, lumbung pangan padi & jagung, pusat perkebunan kakao berbasis bisnis, Migas dan Pertambangan Nasional;, industri pengolahan dan industri jasa hasil sumber daya alam

tema pembangunan KAPET Parepare : komoditas unggulan (padi, kopi, kakao, udang, dan sapi,) & komoditas pendukung (jagung, sayuran, ubi kayu, jambu mete, ikan laut, dan rumput)

- RDTR Kawasan - Perijinan

- Penetapan alinemen jalan

Kawasan Tanaman Pangan Patampanua Kawasan Minapolitan Suppa 1 2 2 1

(10)

sdasdasd

TAHAPAN PROGRAM PRIORITAS (RPI2JM) TERKAIT RTR (KAPET)

Dukungan program bidang ke-PU-an Penyelenggaraan

Jalan Pengelolaan Sumber Daya Air

pusat pelayanan kegiatan sentra produksi bahan baku,

kegiatan sentra industri pengolahan, kegiatan

penelitian, kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan jasa, dan kegitan

distribusi

Sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi

sistem jaringan prasarana utama yang melayani sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi dan konektivitas sentra-sentra produksi bahan baku demi peningkatan kuantitas, kualitas, dan pemasaran komoditas unggulan dan komoditas pendukung wilayah

sistem jaringan prasarana lainnya berupa sistem jaringan teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional, sistem jaringan sumber daya air, sistem jaringan energi, dan sistem jaringan pengelolaan limbah yang mendukung pengembangan komoditas unggulan dan komoditas pendukung

Sistem Jaringan Prasarana Kawasan

sentra produksi kawasan ekonomi nasional berbasis sumber daya lokal dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan

setempat

Kawasan Budi daya (Lokasi)

Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

 Pengembangan kawasan-kawasan potensial di perdesaan

 Penataan kawasan di daerah tertinggal, perbatasan, dan pulau-pulau kecil terluar

 Peningkatan pelayanan air minum terhadap MBR Perdesaan/perkotaan

 Pemberdayaan masyarakat mandiri dan sejahtera

 Penataan bangunan pada kawasan strategis, tradisional, bersejarah, dan ruang terbuka hijau

 Peningkatan pelayanan infrastruktur drainase/sampah/limbah

Penyelenggaraan Penataan Ruang

Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional

 Penyediaan dan pengelolaan air baku

 Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya

 Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi dan Pengamanan Pantai

 Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya

 Fasilitasi implementasi RTR (K/L, Provinsi, kabupaten/kota)

 Rencana terpadu jangka menengah pengembangan infrastruktur sistem nasional

 Pengembangan kapasitas pengelolaan KSN

 Fasilitasi koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah

 Program pengembangan kawasan perdesaan berkelanjutan (P2KPB)

Pengembangan Kawasan Ekonomi (KAPET)

(11)

SINERGISITAS PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN

Komoditas Unggulan KAPET

Padi, Kopi, kakao, udang, & sapi

Kawasan Strategi Provinsi

- Lumbung beras & jagung - Agropolitan

- perkebunan

Kawasan Strategi Kab/kota

- Agropolitan - Minapolitan - Agrowisata - perkebunan

Koridor Ekonomi Sulawesi

Kegiatan ekonomi utama : simpul pertanian tanaman pangan, perkebunan kakao

Jalur penghubung pusat ekonomi

Kawasan Minapolitan (KM KKP 39/2011)

Kab. Barru & Kab. Pinrang

Calon Kawasan Lokasi Komoditas Perkebunan

Kab. Enrekang (Kakao, kopi arabika), Kab. Pinrang (Kelapa, kakao), dan Kab. Sidenreng Rappang (Kakao)

Pengembangan kawasan hortikultura

Kab. Barru, Kab. Sidrap, Kab. Enrengkang dan Kab. Pinrang

Arah Pengembangan Sulawesi

(RPJMN 2010-2014)

sentra produksi pertanian dan perikanan serta lumbung pangan nasional

Arah Pengembangan Sulawesi

(RKP 2014)

Lumbung pangan nasional

Peningkatan produktivitas dan nilai tambah pertanian tanaman pangan, perkebunan dan perikanan

KAWASAN PRIORITAS

Pulau Sulawesi

Tanaman pangan berkelanjutan, Minapolitan, Peternakan, Perkebunan

(12)

SINERGISITAS INFRASTRUKTUR

Pengembangan kawasan minapolitan berbasis

masyarakat kegiatan perikanan budi daya (udang, rumput laut) Pemertahanan dan

pengembangan kawasan peruntukan pertanian pangan berkelanjutan

Pengembangan kawasan peruntukan perkebunan

Pengembangan sentra industri pengolahan pertanian tanaman pangan padi dan jagung, perkebunan kakao yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan

Pengembangan simpul distribusi Garongkong sebagai simpul distribusi hasil olahan industri turunan perkebunan, pertanian, dan perikanan

1. penyediaan air baku,

2. peningkatan pelayanan jaringan irigasi,

3. peningkatan infrastruktur perdesaan

1. peningkatan infrastruktur perdesaan 2. penyediaan air baku

1. infrastruktur perdesaan 2. Penyediaan air baku

Pengembangan kawasan peruntukan peternakan berbasis agrobisnis dan breeding center

1. peningkatan aksesbilitas jalan nasional 2. Peningkatan infrastruktur permukiman

1. peningkatan aksesbilitas jalan nasional 2. Peningkatan Infrastruktur permukiman 1. peningkatan pelayanan jaringan

tambak,

2. sistem pengendalian banjir dan pengaman pantai,

(13)

No.

Perpres No.88/2011

RTR P.Sulawesi

FUNGSI KAWASAN

KAWASAN

I. Pusat Pengembangan Ekonomi Kelautan • Kawasan Minapolitan

• Pusat industri pengolahan hasil perikanan orientasi ekspor

• Pusat industri pengolahan hasil perikanan • Outlet ekspor • Selat Makassar • PKN Kawasan Perkotaan Mamminasata • PKW Pangkajene, PKW Jeneponto, PKW Watampone, PKW Barru, PKW Bulukumba • Pelabuhan Makassar II. Lumbung Padi dan Jagung Nasional • Pengembangan Sentra Produksi

Padi

• Pengembangan Sentra Produksi Jagung

• Mendorong Pusat Pengembangan Ekonomi Pertanian Pangan Padi dan Jagung

• KA Mamminasata

KA Parepare

• KA Mamminasata

• KA Bulukumba-Watampone

• Pusat penelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan padi di PKW Parepare

III. Pusat Pengembangan Perkebunan Kakao berbasis Bisnis

• Pengembangan Sentra perkebunan kakao

• Mendorong Pusat Pengembangan ekonomi perkebunan kakao

KA Mamuju dsk., KA Palopo dsk PKW Mamuju, PKW Palopo, PKW Majene

IV. Pusat Pengembangan Mineral, Minyak Bumu, Aspal dan Gas

V. Pusat Pengembangan wisata bahari, Ekowisata, MICE

• Pengembangan Kws Destinasi Pariwisata

• Mendorong Pusat Ekonomi Pariwisata

Kapoposang dsk., KAL Takabonerate dsk

PKN Kaw Perkotaan Mamminasata, PKW Mamuju, , PKW Bulukumba

(14)

No. Perpres No.32/2011

MP3EI (2011-2025)

Tema Pembangunan

Koridor Ekonomi Sulawesi

Kegiatan Ekonomi

Utama

Kebutuhan

Infrastruktur

Investasi

Infrastruktur

I. Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian

Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu

• Aksesbilitas Jalan

• Jaringan Irigasi

• Kapasitas Gudang

1. Peningkatan Jalan dari Siwa- Parepare-Barru-Maros-Makasar (293 km) 2. Pembangunan Fasilitas Laut Garongkong 3. Pembangunan PLTM, PLTU, PLTG 4. Jaringan Transmisi 5. Pembangunan Gardu Induk

II. Perkebunan Kakao • Kapasitas Pelabuhan

• Aksesbilitas Jalan

• Kapasitas Infrastruktur (listrik,Air,

Telekomunikasi)

III. Perikanan Perikanan • Balai Benih

• Pelabuhan Perikanan

• Unit Pengolahan Ikan

• Kapasitas Pelabuhan

• Aksebilitas Jalan

• Fasilitas Penyimpanan hasil Laut

IV. Migas dan Pertambangan Nasional

Nikel, Minyak dan Gas Bumi

(15)

RTR KSN KAPET

No. RTR KSN KAPET

Kota/Kab

Indikasi Program

Infrastruktur (Umum)

I. Pelayanan Jasa dan Perdagangan serta pusat Kawasan Industri

Kota Parepare

• Peningkatan Jalan Alteri Primer

• Peningkatan Jalan Kolektor Primer

• Jaringan Trans KA

• Pelabuhan Laut

• Sistem Jaringan Energi

• Sistem Jaringan SDA

• Sistem Jaringan Telekomunikasi

Kebutuhan Sektor (D):

• Penyiapan Masterplan

• RDTR Koridor Garongkong II. Pengembangan Kawasan Pelabuhan Garongkong Kab.Barru

III. Kawasan Minapolitasn dan Pengembangan Sektor Perikanan Tambak

Kab.Pinrang IV. Kawasan Minapolitan dan Penyediaan Sektor

Tanaman Pangan, Ternak

Kab.Sidrap V. Kawasan Pengembangan Hortikultura dan Kopi Kab.Enrekang

KAPET diorientasikan menjadi klaster industri hulu yang

mendukung KEK dan/atau pusat ekonomi MP3EI

(16)

RTR TERKAIT RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN

RKA

K/L-SKPD

RENCANA AKSI NASIONAL-DAERAH

TAHUNAN

ROAD MAP KAPET

NASIONAL-DAERAH

Kebijakan, Strategi, Sasaran, Target

Outcome, Agenda Program,

Rencana Kebutuhan Anggaran

RPJMN/D

2015-2019

RKP/D

TAHUNAN

RPJP/D

2005-2025

GRAND DESIGN PENGELOLAAN

KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

RTRWN RTR KSN KAPET

Renstra K/L -

SKPD

2015-2019

Renja

K/L-SKPD

Jk panjang Jk menengah Tahunan 16

CATATAN: Road Map dan Masterplan sebagai instrumen keterpaduan secara menyeluruh RPI2JM (KSN )

MUSRENBANG DA/NAS

(17)
(18)
(19)

RPJP Nasional RPJM Nasional RPJP Provinsi RPJM Propinsi RTRW Nasional RTRW Provinsi RPJP Kabupaten/Kota RPJM Kabupaten/Kota RTRW Kabupaten RTRW Kota RTR Pulau

RTR Kawasan Strategis Nasional

RTR Kawasan Strategis Provinsi

RTR Kabupaten RTR Kawasan Strategis

Kabupaten

RTR Kota

RTR Kawasan Strategis Kota

Rencana Umum Rencana Rinci

Undang undang No.26/2007

Penataan Ruang

Peraturan Pemerintah No.26/2008

RTRWN

(20)

INTEGRASI KAPET DALAM MP3EI

Hampir seluruh KAPET berada di 6 koridor ekonomi Indonesia dalam MP3EI (Perpres

32/2011)

Momentum yang harus dimanfaatkan agar pengembangan ke-13 KAPET bersinergi

dengan kebijakan MP3EI:

Sinergisitas dengan MP3EI terkait kebutuhan ruang untuk rencana sentra produksi,

sentra kegiatan industri, dan sentra distribusi yang didukung oleh infrastruktur

kawasan.

Konsep RTR KAPET diarahkan untuk mendorong (sub) sektor unggulan masing-masing

koridor MP3EI.

BAD Khatulistiwa DAS Kakab Batulicin Sasamba

Parepare Bank Sejahtera Palapas Manado-Bitung Seram Biak Bima Mbay KAPET

(21)

Argentina Indonesia Philippines

Sri

Lanka Korea China Vietnam Thailand Malaysia Infrastructure 86

78

98 62 9 48 95 46 32 Roads 106

90

87 48 17 54 120 39 27 Railroad 103

51

94 37 10 22 68 65 17 Port 101

104

120 45 20 59 113 56 21 Air Transport 115

89

112 57 26 70 94 33 24 Electricity 108

93

98 54 32 59 113 44 35 Telephone 50

78

104 74 4 58 86 95 85

Peringkat Daya Saing Infrastruktur Indonesia Tahun 2012

Global Competitiveness Report,

2012 – 2013 (144 negara)

Pada tahun 1996, peringkat daya saing infrastruktur Indonesia berada diatas negara China, Thailand, Taiwan, dan Srilanka. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini mengalami kemunduran

Sumber: The Global Competitiveness Report, 2012-2013

(22)

Pola sebaran infrastruktur di Indonesia saat ini pada dasarnya mengikuti pola sebaran

penduduk

Tantangan pembangunan infrastruktur

timpangnya sebaran penduduk, perbedaan

luas wilayah dan keberagaman kondisi topografi

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% Wilayah P ro p o rs i W ila ya h , % % Luas 20.6% 7.2% 4.1% 32.3% 10.8% 25.0% % Pddk 21.2% 58.6% 5.3% 5.6% 7.3% 2.0% % rigasi 19.6% 65.1% 6.2% 4.4% 4.5% 0.2% % Jalan 28.4% 27.3% 13.7% 14.9% 11.2% 4.5% % A ir minum 24.6% 58.4% 3.3% 5.8% 6.4% 1.5%

Sumat era Jawa B ali & NT Kalimant an Sulawesi M aluku & Papua

Pulau Jawa-Bali dengan luas wilayah 7,5% dari luas wilayah Indonesia dihuni oleh 61%

penduduk dari total penduduk Indonesia.

Sekitar 70-90 % infrastruktur berada di Pulau Sumatera, Jawa dan Bali. Sisanya sekitar 10-30

% infrastruktur tersebar di pulau lainnya yang luasnya 70 persen dari keseluruhan wilayah

Indonesia.

Gambar

ILUSTRASI PENGEMBANGAN KAWASAN (KSN)  Sidrap  Enrekang  Pinrang  Barru Parepare KAPET Parepare KAPET Palapas  KAPET   Manado Bitung KAPET   Bangsejahtera KAPET   Parepare Mamminasata  Pulau Sulawesi RPJPN RPJMN  RENSTRA K/L  RENSTRA Prov,  Kab/kota  RKP  RKT

Referensi

Dokumen terkait

Harahap (2008 : 190) menjelaskan pengertian analisis laporan sebagai berikut: “Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat

Data atau materi yang diperoleh hasil dari Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI ) untuk kemudian dilakukan pengamatan atas program acara Democrazy periode Maret 2009

terutama untuk pembangkit tenaga listrik sudah selayaknya lebih mendapat perhati- an dan di prioritaskan apalagi dengan ada- nya kenaikan harga BBM yang cukup tinggi

Letak interaksi antara bahan bakar dengan gasyfaying agent akan mempengaruhi letak tahapan proses dalam gasifier dan berpengaruh terhadap efisiensi thermal,

Kelompok ini pada bulan Januari 2017 mengalami deflasi sebesar 0,58 persen dengan andil inflasi sebesar -0,04 persen atau terjadi penurunan indeks dari 119,33 pada bulan Desember

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 04 tentang gaya gravitasi dan cara mengatasinya dengan pembelajaran remidiasi

pengelolaan masjid Agung Darul Muttaqin yang dapat menganggu keberadaan dan keberlanjutan dalam mengelola masjid Agung Darul Muttaqin Batang. Diantara ancaman yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keterlaksanaan RPP, keterlaksanaan LKS, aktivitas siswa saat diterapkan pembelajaran, hasil belajar siswa dan respons