SINERGISITAS PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI
DALAM RENCANA TATA RUANG
Disampaikan Pada Acara:
“Workshop Prospek Pengembangan Kawasan Ekonomi Prov.Sulsel dalam Mendukung Tata Ruang dan MP3EI”
OUTLINE
I.
Sinergisitas Konsep Pengembangan Kawasan dalam Arah Kebijakan Nasional
II. Kebutuhan Infrastruktur (RPI2JM) dalam Membangun Sinergisitas Kawasan
III. Dasar Hukum terkait
Sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan
Sinergisitas
IV. Konsep RPI2JM (Bid.PU) dalam upaya Implementasi RTR Kawasan
a. Metodelogi Perencanaan dan Sinkronisasi Program (RPI2JM)
b. Proses Sinergisitas Program dalam (RPI2JM)
c. Tahapan Program Prioritas (RPI2JM) terkait Rencana Tata Ruang
(study kasus KAPET )
d. Ilustrasi Kebijakan Pengembangan KSN
e. Terkaitan RTR Pulau Sulawesi – MP3EI – KAPET Parepare
V. RTR terkait Rencana Program Pembangunan berbasis Kawasan
LATAR BELAKANG
a. Pembangunan infrastruktur mempunyai peran vital dalam rangka
pengembangan wilayah, serta merupakan kunci konektivitas bagi
perkembangan ekonomi dan peningkatan daya saing di dunia internasional.
b. Penyelenggaraan infrastruktur saat ini masih menghadapi permasalahan,
terutama akibat
belum fokusnya sasaran kewilayahan yang akan didorong,
belum sinergisnya program pembangunan infrastruktur, serta
belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan infrastruktur.
c. Bagaimana penjabaran arahan kebijakan spasial (KSN) dalam rangka
implementasi terkait program K/L dan pemerintah provinsi, kabupaten dan
kota
Pencapaian Sinergisitas pengembangan kawasan salah satunya dengan
penyediaan infrastruktur kawasan yang terintegrasi antar wilayah dan
terkait proses transformasi dari kegiatan ekonomi wilayah.
SINERGISITAS KONSEP ANTAR PENGEMBANGAN KAWASAN
Mendorong pembangunan kawasan strategis sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi
yang memiliki skala ekonomi yang berorientasi
daya saing nasional dan internasional sehingga dapat menjadi motor
penggerak
percepatan pembangunan
daerah tertinggal dan
sekitarnya
dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi
yang terpadu dan sinergis,
melalui keterkaitan mata-rantai proses
produksi dan distribusi
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS
KAPET
KEK
KORIDOR EKONOMI
RM
RPJMN 2010-2014 (PERPRES NO. 5 TAHUN 2010)
KSCT
Kawasan Lain: • AgropolitanDASAR HUKUM
Ps.96 (3) PP 15/2010 Penyelenggaraan Penataan Ruang mengamanatkan untuk dilakukan penyusunan sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan di pusat maupun secara di daerah secara terpadu.Selanjutnya dituangkan dalam dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
RPI2JM sebagai
rencana dan program pembangunan
infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahunan yang mensinkronkan kegiatan
pembangunan
infrastruktur baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha ASPEK : Indikasi sasaran kewilayahan yang akan didorong pembangunan infrastrukturnya Indikasi program prioritas pembangunan infrastruktur Indikasi sistem penganggaran pembangunan infrastruktur
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH
KEBIJAKAN KERUANGAN PENGEMBANGAN WILAYAH:
KEBIJAKAN SEKTORAL PENGEMBANGAN WILAYAH
RTRWN
RTR PULAU/KEPULAUAN RTR KSN
RTRW PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
UU RI 39/2009 (KAWASAN EKONOMI KHUSUS) MP3EI (PERPRES 32/2011)
PERMENDAGRI NO 29/2008 (KSCT) KEP MEN KKP NOMOR KEP.39/MEN/2011 (KAWASAN MINAPOLITAN)
PERMENTAN NO 50/2012 (KAWASAN PERTANIAN)
PP 2/1999 (PENYELENGGARAAN
TRANSMIGRASI): KOTA TERPADU MANDIRI
PRIORITAS KAWASAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DUKUNGAN INFRASTRUKTUR UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH HARD/PHYSICAL INFRASTRUCTURE SOFT INFRASTRUCTURE INFRASTRUKTUR CK UNTUK MENDUKUNG FUNGSI KAWASAN INFRASTRUKTUR SDA UNTUK MENDUKUNG FUNGSI KAWASAN INFRASTRUKTUR BM UNTUK MENDUKUNG FUNGSI KAWASAN BISNISPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN PENGUATAN INSTRUMEN PERIJINAN PEMANFAATAN RUANG PENGUATAN MEKANISME KOORDINASI & KERJASAMA PENGEMBANGAN WILAYAH
DRAFT RPI2JM BIDANG PU PEMANTAPAN DAN PENYEPAKATAN
DRAFT RPI2JM
DISKUSI PENYAMAAN VISI PENGEMBANGAN WILAYAH
DENGAN STAKEHOLDER TERKAIT DISKUSI, KLARIFIKASI DAN
PENAJAMAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR DISKUSI, PEMANTAPANI DAN PENYEPAKATAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR RENSTRA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PADA PULAU/KSN PROGRAM PENGELOLAAN
SUMBER DAYA AIR PADA PULAU/KSN PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN PADA PULAU/KSN PENGUATAN INSTRUMEN PENDUKUNG PEMANFAATAN RUANG UNTUK MENDUKUNG INVESTASI PENGEMBANGAN KAWASAN PUSAT PERTUMBUHAN YANG MEMILIKI MULTIPLIER EKONOMI IMPLE M EN TA SI P EM B A N G UN A N W ILAY A H
FAKTOR EKSTERNAL BERPENGARUH KONDISI MAKRO EKONOMI INDONESIA DINAMIKA POLITIK (ASPIRASI POLITIK LEGISLATIF)
KESIAPAN PEMANGKU KEPENTINGAN
PROSES SINERGISITAS PROGRAM DALAM RPI2JM
ARAHAN SPASIAL
1
Output : Arahan spasial pengembangan wilayah dalam kurun waktu tertentu (dalam 5 tahun), scenario pertahun, serta arahan pengemangan infrastruktur
Input : RTRWN, RTR Pulau, RTR KAPET, RTRW Prov/Kab/Kota
Proses : Integrasi fungsi & peran wilayah, wilayah yang didorong, arah pengembangan infrastruktur
PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
2
Output : program prioritas infrastruktur yang sinergis mulai dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota
Input : RPJP nas/daerah, RPJMN Nas/daerah
Proses : inventarisasi focus program prioritas pembangunan infrastruktur dan target pelayanannya di provinsi dan/atau kabupaten/kota dengan sintesa program prioritas terhadap isu actual wilayah atau isu yang berkembang di masyarakat.
SINERGISITAS PROGRAM
Output : Program investasi pembangunan infrastruktur tahunan (dalam rentang waktu 5 tahun) yang sinkron, baik dari aspek fungsi, lokasi, waktu pelaksanaan, maupun
anggarannya
Input : rencana terpadu, skenario tahunan
Proses : penyeserasian program, sinkronisasi antarsektor PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN 4 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN 5 3
TEMA PEMBANGUNAN DI KORIDOR EKONOMI
Koridor
Sumatera
Koridor Kalimantan
Koridor Sulawesi
Koridor Jawa
Koridor Bali -
Nusa Tenggara
Koridor Papua –
Kep. Maluku
"Pendorong
Industri dan Jasa
Nasional"
''Pintu Gerbang
Pariwisata dan Pendukung
Pangan Nasional''
''Pusat Produksi dan
Pengolahan Hasil
Pertanian,
Perkebunan, dan
Perikanan serta
Pertambangan Nikel
Nasional''
"Sentra Produksi
dan Pengolahan
Hasil Bumi dan
Lumbung Energi
Nasional"
"Pusat Produksi
dan Pengolahan
Hasil Tambang &
Lumbung Energi
Nasional"
“Pusat
Pengembangan
Pangan,
Perikanan, Energi
dan
Pertambangan
Nasional”
ILUSTRASI PENGEMBANGAN KAWASAN (KSN)
Sidrap Enrekang Pinrang Barru Parepare KAPET Parepare KAPET Palapas KAPET Manado Bitung KAPET Bangsejahtera KAPET Parepare Mamminasata Pulau SulawesiRPJPN
RPJMN
RENSTRA K/L RENSTRA Prov, Kab/kota RKP RKTtema pembangunan Pulau Sulawesi
: pusat pengembangan ekonomi kelautan, lumbung pangan padi & jagung, pusat perkebunan kakao berbasis bisnis, Migas dan Pertambangan Nasional;, industri pengolahan dan industri jasa hasil sumber daya alam
tema pembangunan KAPET Parepare : komoditas unggulan (padi, kopi, kakao, udang, dan sapi,) & komoditas pendukung (jagung, sayuran, ubi kayu, jambu mete, ikan laut, dan rumput)
- RDTR Kawasan - Perijinan
- Penetapan alinemen jalan
Kawasan Tanaman Pangan Patampanua Kawasan Minapolitan Suppa 1 2 2 1
sdasdasd
TAHAPAN PROGRAM PRIORITAS (RPI2JM) TERKAIT RTR (KAPET)
Dukungan program bidang ke-PU-an Penyelenggaraan
Jalan Pengelolaan Sumber Daya Air
pusat pelayanan kegiatan sentra produksi bahan baku,
kegiatan sentra industri pengolahan, kegiatan
penelitian, kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan jasa, dan kegitan
distribusi
Sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi
sistem jaringan prasarana utama yang melayani sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi dan konektivitas sentra-sentra produksi bahan baku demi peningkatan kuantitas, kualitas, dan pemasaran komoditas unggulan dan komoditas pendukung wilayah
sistem jaringan prasarana lainnya berupa sistem jaringan teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional, sistem jaringan sumber daya air, sistem jaringan energi, dan sistem jaringan pengelolaan limbah yang mendukung pengembangan komoditas unggulan dan komoditas pendukung
Sistem Jaringan Prasarana Kawasan
sentra produksi kawasan ekonomi nasional berbasis sumber daya lokal dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan
setempat
Kawasan Budi daya (Lokasi)
Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Pengembangan kawasan-kawasan potensial di perdesaan
Penataan kawasan di daerah tertinggal, perbatasan, dan pulau-pulau kecil terluar
Peningkatan pelayanan air minum terhadap MBR Perdesaan/perkotaan
Pemberdayaan masyarakat mandiri dan sejahtera
Penataan bangunan pada kawasan strategis, tradisional, bersejarah, dan ruang terbuka hijau
Peningkatan pelayanan infrastruktur drainase/sampah/limbah
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional
Penyediaan dan pengelolaan air baku
Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya
Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi dan Pengamanan Pantai
Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya
Fasilitasi implementasi RTR (K/L, Provinsi, kabupaten/kota)
Rencana terpadu jangka menengah pengembangan infrastruktur sistem nasional
Pengembangan kapasitas pengelolaan KSN
Fasilitasi koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah
Program pengembangan kawasan perdesaan berkelanjutan (P2KPB)
Pengembangan Kawasan Ekonomi (KAPET)
SINERGISITAS PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN
Komoditas Unggulan KAPET
Padi, Kopi, kakao, udang, & sapi
Kawasan Strategi Provinsi
- Lumbung beras & jagung - Agropolitan
- perkebunan
Kawasan Strategi Kab/kota
- Agropolitan - Minapolitan - Agrowisata - perkebunan
Koridor Ekonomi Sulawesi
Kegiatan ekonomi utama : simpul pertanian tanaman pangan, perkebunan kakao
Jalur penghubung pusat ekonomi
Kawasan Minapolitan (KM KKP 39/2011)
Kab. Barru & Kab. Pinrang
Calon Kawasan Lokasi Komoditas Perkebunan
Kab. Enrekang (Kakao, kopi arabika), Kab. Pinrang (Kelapa, kakao), dan Kab. Sidenreng Rappang (Kakao)
Pengembangan kawasan hortikultura
Kab. Barru, Kab. Sidrap, Kab. Enrengkang dan Kab. Pinrang
Arah Pengembangan Sulawesi
(RPJMN 2010-2014)
sentra produksi pertanian dan perikanan serta lumbung pangan nasional
Arah Pengembangan Sulawesi
(RKP 2014)
Lumbung pangan nasional
Peningkatan produktivitas dan nilai tambah pertanian tanaman pangan, perkebunan dan perikanan
KAWASAN PRIORITAS
Pulau Sulawesi
Tanaman pangan berkelanjutan, Minapolitan, Peternakan, Perkebunan
SINERGISITAS INFRASTRUKTUR
Pengembangan kawasan minapolitan berbasis
masyarakat kegiatan perikanan budi daya (udang, rumput laut) Pemertahanan dan
pengembangan kawasan peruntukan pertanian pangan berkelanjutan
Pengembangan kawasan peruntukan perkebunan
Pengembangan sentra industri pengolahan pertanian tanaman pangan padi dan jagung, perkebunan kakao yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan
Pengembangan simpul distribusi Garongkong sebagai simpul distribusi hasil olahan industri turunan perkebunan, pertanian, dan perikanan
1. penyediaan air baku,
2. peningkatan pelayanan jaringan irigasi,
3. peningkatan infrastruktur perdesaan
1. peningkatan infrastruktur perdesaan 2. penyediaan air baku
1. infrastruktur perdesaan 2. Penyediaan air baku
Pengembangan kawasan peruntukan peternakan berbasis agrobisnis dan breeding center
1. peningkatan aksesbilitas jalan nasional 2. Peningkatan infrastruktur permukiman
1. peningkatan aksesbilitas jalan nasional 2. Peningkatan Infrastruktur permukiman 1. peningkatan pelayanan jaringan
tambak,
2. sistem pengendalian banjir dan pengaman pantai,
No.
Perpres No.88/2011
RTR P.Sulawesi
FUNGSI KAWASAN
KAWASAN
I. Pusat Pengembangan Ekonomi Kelautan • Kawasan Minapolitan
• Pusat industri pengolahan hasil perikanan orientasi ekspor
• Pusat industri pengolahan hasil perikanan • Outlet ekspor • Selat Makassar • PKN Kawasan Perkotaan Mamminasata • PKW Pangkajene, PKW Jeneponto, PKW Watampone, PKW Barru, PKW Bulukumba • Pelabuhan Makassar II. Lumbung Padi dan Jagung Nasional • Pengembangan Sentra Produksi
Padi
• Pengembangan Sentra Produksi Jagung
• Mendorong Pusat Pengembangan Ekonomi Pertanian Pangan Padi dan Jagung
• KA Mamminasata
• KA Parepare
• KA Mamminasata
• KA Bulukumba-Watampone
• Pusat penelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan padi di PKW Parepare
III. Pusat Pengembangan Perkebunan Kakao berbasis Bisnis
• Pengembangan Sentra perkebunan kakao
• Mendorong Pusat Pengembangan ekonomi perkebunan kakao
KA Mamuju dsk., KA Palopo dsk PKW Mamuju, PKW Palopo, PKW Majene
IV. Pusat Pengembangan Mineral, Minyak Bumu, Aspal dan Gas
V. Pusat Pengembangan wisata bahari, Ekowisata, MICE
• Pengembangan Kws Destinasi Pariwisata
• Mendorong Pusat Ekonomi Pariwisata
Kapoposang dsk., KAL Takabonerate dsk
PKN Kaw Perkotaan Mamminasata, PKW Mamuju, , PKW Bulukumba
No. Perpres No.32/2011
MP3EI (2011-2025)
Tema Pembangunan
Koridor Ekonomi SulawesiKegiatan Ekonomi
Utama
Kebutuhan
Infrastruktur
Investasi
Infrastruktur
I. Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian
Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu
• Aksesbilitas Jalan
• Jaringan Irigasi
• Kapasitas Gudang
1. Peningkatan Jalan dari Siwa- Parepare-Barru-Maros-Makasar (293 km) 2. Pembangunan Fasilitas Laut Garongkong 3. Pembangunan PLTM, PLTU, PLTG 4. Jaringan Transmisi 5. Pembangunan Gardu Induk
II. Perkebunan Kakao • Kapasitas Pelabuhan
• Aksesbilitas Jalan
• Kapasitas Infrastruktur (listrik,Air,
Telekomunikasi)
III. Perikanan Perikanan • Balai Benih
• Pelabuhan Perikanan
• Unit Pengolahan Ikan
• Kapasitas Pelabuhan
• Aksebilitas Jalan
• Fasilitas Penyimpanan hasil Laut
IV. Migas dan Pertambangan Nasional
Nikel, Minyak dan Gas Bumi
RTR KSN KAPET
No. RTR KSN KAPET
Kota/Kab
Indikasi Program
Infrastruktur (Umum)
I. Pelayanan Jasa dan Perdagangan serta pusat Kawasan Industri
Kota Parepare
• Peningkatan Jalan Alteri Primer
• Peningkatan Jalan Kolektor Primer
• Jaringan Trans KA
• Pelabuhan Laut
• Sistem Jaringan Energi
• Sistem Jaringan SDA
• Sistem Jaringan Telekomunikasi
Kebutuhan Sektor (D):
• Penyiapan Masterplan
• RDTR Koridor Garongkong II. Pengembangan Kawasan Pelabuhan Garongkong Kab.Barru
III. Kawasan Minapolitasn dan Pengembangan Sektor Perikanan Tambak
Kab.Pinrang IV. Kawasan Minapolitan dan Penyediaan Sektor
Tanaman Pangan, Ternak
Kab.Sidrap V. Kawasan Pengembangan Hortikultura dan Kopi Kab.Enrekang
KAPET diorientasikan menjadi klaster industri hulu yang
mendukung KEK dan/atau pusat ekonomi MP3EI
RTR TERKAIT RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN
RKA
K/L-SKPD
RENCANA AKSI NASIONAL-DAERAH
TAHUNAN
ROAD MAP KAPET
NASIONAL-DAERAH
Kebijakan, Strategi, Sasaran, Target
Outcome, Agenda Program,
Rencana Kebutuhan Anggaran
RPJMN/D
2015-2019
RKP/D
TAHUNAN
RPJP/D
2005-2025
GRAND DESIGN PENGELOLAAN
KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
RTRWN RTR KSN KAPET
Renstra K/L -
SKPD
2015-2019
Renja
K/L-SKPD
Jk panjang Jk menengah Tahunan 16CATATAN: Road Map dan Masterplan sebagai instrumen keterpaduan secara menyeluruh RPI2JM (KSN )
•
MUSRENBANG DA/NAS
RPJP Nasional RPJM Nasional RPJP Provinsi RPJM Propinsi RTRW Nasional RTRW Provinsi RPJP Kabupaten/Kota RPJM Kabupaten/Kota RTRW Kabupaten RTRW Kota RTR Pulau
RTR Kawasan Strategis Nasional
RTR Kawasan Strategis Provinsi
RTR Kabupaten RTR Kawasan Strategis
Kabupaten
RTR Kota
RTR Kawasan Strategis Kota
Rencana Umum Rencana Rinci
Undang undang No.26/2007
Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No.26/2008
RTRWN
INTEGRASI KAPET DALAM MP3EI
Hampir seluruh KAPET berada di 6 koridor ekonomi Indonesia dalam MP3EI (Perpres
32/2011)
Momentum yang harus dimanfaatkan agar pengembangan ke-13 KAPET bersinergi
dengan kebijakan MP3EI:
Sinergisitas dengan MP3EI terkait kebutuhan ruang untuk rencana sentra produksi,
sentra kegiatan industri, dan sentra distribusi yang didukung oleh infrastruktur
kawasan.
Konsep RTR KAPET diarahkan untuk mendorong (sub) sektor unggulan masing-masing
koridor MP3EI.
BAD Khatulistiwa DAS Kakab Batulicin SasambaParepare Bank Sejahtera Palapas Manado-Bitung Seram Biak Bima Mbay KAPET
Argentina Indonesia Philippines
Sri
Lanka Korea China Vietnam Thailand Malaysia Infrastructure 86
78
98 62 9 48 95 46 32 Roads 10690
87 48 17 54 120 39 27 Railroad 10351
94 37 10 22 68 65 17 Port 101104
120 45 20 59 113 56 21 Air Transport 11589
112 57 26 70 94 33 24 Electricity 10893
98 54 32 59 113 44 35 Telephone 5078
104 74 4 58 86 95 85Peringkat Daya Saing Infrastruktur Indonesia Tahun 2012
Global Competitiveness Report,
2012 – 2013 (144 negara)
Pada tahun 1996, peringkat daya saing infrastruktur Indonesia berada diatas negara China, Thailand, Taiwan, dan Srilanka. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini mengalami kemunduran
Sumber: The Global Competitiveness Report, 2012-2013
Pola sebaran infrastruktur di Indonesia saat ini pada dasarnya mengikuti pola sebaran
penduduk
Tantangan pembangunan infrastruktur
timpangnya sebaran penduduk, perbedaan
luas wilayah dan keberagaman kondisi topografi
0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% Wilayah P ro p o rs i W ila ya h , % % Luas 20.6% 7.2% 4.1% 32.3% 10.8% 25.0% % Pddk 21.2% 58.6% 5.3% 5.6% 7.3% 2.0% % rigasi 19.6% 65.1% 6.2% 4.4% 4.5% 0.2% % Jalan 28.4% 27.3% 13.7% 14.9% 11.2% 4.5% % A ir minum 24.6% 58.4% 3.3% 5.8% 6.4% 1.5%
Sumat era Jawa B ali & NT Kalimant an Sulawesi M aluku & Papua