• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemantau ketinggian BBM generator otomatis pada suatu BTS menggunakan layanan SMS - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pemantau ketinggian BBM generator otomatis pada suatu BTS menggunakan layanan SMS - USD Repository"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

i

TUGAS AKHIR

PEMANTAU

KETINGGIAN BBM GENERATOR OTOMATIS PADA

SUATU BTS MENGGUNAKAN LAYANAN SMS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Oleh:

ALBERTUS DATU SETYOWIDI NIM : 055114021

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

FINAL PROJECT

AUTOMATIC BTS GENERATOR FUEL LEVEL MONITORING

USING SMS SERVICE

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree

In Electrical Engineering Study Program

By :

ALBERTUS DATU SETYOWIDI NIM : 055114021

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 September 2010

(6)

vi

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Albertus Datu Setyowidi

Nomor Mahasiswa : 055114021

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PEMANTAU KETINGGIAN BBM GENERATOR OTOMATIS PADA SUATU BTS MENGGUNAKAN LAYANAN SMS

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 20 September 2010

(8)

viii

INTISARI

Base Transceiver Station (BTS) merupakan salah satu komponen penting dalam suatu sistem telekomunikasi bergerak. BTS merupakan transceiver yang mendefinisikan sebuah sel dan menangani hubungan link radio dengan Mobile Station (MS). BTS menggunakan generator sebagai sumber tenaga listrik cadangan kedua setelah baterai. Pasokan BBM ke generator menjadi sangat penting dan harus diawasi. Pengawasan BBM generator ini biasanya dilakukan secara berkala dan dilakukan sendiri oleh teknisi. Pada kasus BTS yang berada pada daerah terpencil hal ini cenderung tidak efisien. Penelitian ini memberikan solusi pemantauan jarak jauh dalam rangka untuk memudahkan teknisi dalam memantau BBM pada BTS.

Sistem pemantau ketinggian BBM pada BTS ini terdiri dari SMS pada jaringan GSM, minimum sistem dan PC. SMS digunakan sebagai media pengiriman pesan yang berisi format untuk memantau ketinggian BBM. Minimum sistem dan PC berfungsi untuk melakukan proses pemantauan saat ada SMS masuk.

Sistem pemantau ketinggian BBM pada BTS menggunakan layanan SMS sudah berhasil dibuat dan dapat bekerja dengan baik. Proses pemantauan dengan mengirimkan SMS dapat bekerja dengan baik. SMS yang masuk diolah dengan baik oleh minimum sistem, sehingga tingkat keakurasian perintah yang dikirimkan dengan keadaan yang terjadi pada tangki BBM sudah sesuai.

(9)

ix

ABSTRACT

Base Transceiver Station (BTS) are important component in mobile telecommunications system. BTS is a transceiver that defines a cell and handles the radio link connection with the Mobile Station (MS). BTS using a generator as a source of electrical power reserves after the batteries. Generator fuel supply are very important and should be monitored. Generator fuel monitoring usually done on a regular schedule and done by their own technicians. In case of base stations located in remote areas that way of monitoring is inefficient. This study provides remote monitoring solutions in order to facilitate the technicians in monitoring fuel at BTS.

Fuel level monitoring system at BTS consists of SMS in GSM networks, the minimum system and PC. SMS messaging is used as a medium that contains a format for monitoring the of fuel level. Minimum system and PC serves to conduct the monitoring process when incoming SMS are accepted.

Fuel level monitoring system in BTS using SMS service has been successfully created and can work well. Monitoring process by sending an SMS can work as well. Incoming SMS processed properly by the minimum system, so the accuracy level commands sent to the circumstances that occurred at the fuel tank was appropriate.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia-Nya sehingga tugas akhir dengan judul “Pemantau Ketinggian BBM Otomatis Pada Suatu BTS Menggunakan Layanan SMS” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penelitian yang berupa tugas akhir ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa Program Studi Teknik Elektro untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan, gagasan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Damar Wijaya, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengetahuan, diskusi, arahan, kritik dan saran kepada peneliti sehingga penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Pius Yozy Merucahyo, M.T. dan Ibu Wiwien Widyastuti, S.T., M.T. selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan semangat, pengetahuan dan bimbingan kepada peneliti selama kuliah.

5. Bapak dan ibu tercinta, adikku Yustina Dayu Damarjati dan Monica Jatu Triatmawati, serta semua keluarga yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

6. Teman-teman seperjuangan: Agustinus M. Agni, Vicimus Bonafide, S.T., Stefanus Pandu Kuncahyo, Roy Kurniawan, S.T. atas kebersamaan selama ini; Christian Novianto, S.T., Johfines Wijaya atas diskusi selama ini; dan teman-teman angkatan 2005 untuk kebersamaan dan dukungannya.

(11)

xi

Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan. Semoga tugas akhir ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti lain sehingga tulisan ini dapat lebih bermanfaat bagi perkembangan Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Yogyakarta, 20 September 2010 Peneliti,

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 1

1.3.Batasan Masalah ... 2

1.4.Metodologi Penelitian ... 2

1.5.Sistematika Penulisan ... 3

BAB II: DASAR TEORI 2.1. Jaringan GSM ... 5

2.1.1. Mobile Station ... 5

2.1.2. Base Transceiver Station ... 6

2.1.3. Billing System ... 6

2.1.4. Network Switching Subsystem ... 6

2.1.5.Operation Support Subsystem ... 7

2.1.6. Other Network ...7

2.1.7. Value Added Service ...8

(13)

xiii

2.2.1. Short Message Service Center ...8

2.3. Telepon Seluler Siemens C35 ... 9

2.4. Gelombang Ultrasonik ……… 10

2.4.1.Pengertian Gelombang Ultrasonik ... 10

2.4.2. Sensor Ultrasonik………10

2.5. Mikrokontroler ATMega 8535 ... 13

2.5.1. Arsitektur dan Konfigurasi Pin ATMEGA8535 ... 13

2.5.2. Fitur ATMEGA8535 ... 14

2.5.3. Sistem Timer ATMEGA8535 ... 14

2.6. Komunikasi Data Serial ... 15

2.6.1. IC MAX 232 dan RS 232 ... 15

2.6.2. Konfigurasi Port Serial DB 9 ... 16

2.7. Liquid Crystal Display ... 18

2.8. SMS Gateway ... 19

2.8.1. Gammu……… 19

2.8.2. XAMPP………... 20

2.9. Database ... 21

BAB III: RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Umum ... 22

3.2. Perancangan Subsistem Hardware ... 23

3.2.1. Sensor Ketinggian ... 23

3.2.2. Model Tangki dan Penempatan Sensor Ultrasonik ... 25

3.2.3. Perancangan Interface PC dengan Mikrokontroler ... 26

3.2.4. Perancangan Minimum System Mikrokontroler ... 26

3.2.4. Penggunaan PC Sebagai Pengelola Data di BTS... 27

3.3. Perancangan Subsistem Software ... 28

3.3.1. Diagram Alir dan Algoritma Utama Sistem ... 28

3.3.2. Sub-Routine Pemeriksaan SMS masuk ... 29

3.3.3. Subroutine Pengukuran Ketinggian BBM ... 30

3.3.4. Sub-Routine Pencuplikan dan Kirim Data ke PC ... 30

3.3.5. Sub-Routine Kirim Data via SMS……….………... 31

(14)

xiv

3.3.7. Sub-Routine Kirim Pesan……….………... 32

3.3.8. Sub-Routine Database User dan Database BTS……….………... 35

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Bentuk Fisik Alat ... 37

4.2. Pengujian SMS Pemantauan Ketinggian BBM ... 39

4.2.1. Pengujian SMS Pemantauan Otomatis ... 39

4.2.2. Pengujian SMS Pemantauan Berdasarkan Permintaan user... 40

4.3. Pengujian Rangkaian Serial (MAX 232) ... 42

4.4. Pengujian Sensor Ultrasonik ... 44

4.4.1. Pengujian Akurasi Pengukuran Jarak ... 44

4.5. Program PC ... 45

4.5.1. Program PC pada Alat pemantau Ketinggian BBM ... 45

4.5.1.1. Menu Utama ... 46

4.5.1.2. Menu Database ... 51

4.5.2. Program PC pada Maintenance Center (PC OMC) ... 51

4.5.2.1. Menu Utama ... 52

4.5.1.2. Menu BTS Dbase ... 54

4.6. Program Mikrokontroler ... 55

4.6.1. Program Pengukur Ketinggian BBM ... 55

4.5.1. Program Pencuplikan Data BBM ... 56

4.7. Pengujian Pola Pancaran Ultrasonik (Beam Pattern) ... 57

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 60

5.2. Saran ... 60

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Gambar Rancangan Infrastruktur Dasar Alat ... 3

Gambar 2.1. Arsitektur Umum GSM ... 5

Gambar 2.2. Diagram Blok Cara Kerja SMS ... 9

Gambar 2.3. Siemens C35 ... 9

(a) Bentuk Fisik ... 9

(b) Pin Konektor Eksternal ... 9

Gambar 2.4. Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik ... 11

Gambar 2.5. Sensor Ultrasonik SRF 05 ... 11

Gambar 2.6. Beam Pattern Sensor SRF 05 ... 11

Gambar 2.7. Timing Diagram Sensor Ultrasonik SRF 05 Mode 1 ... 12

Gambar 2.8. Konfigurasi pin ATMega8535 ... 14

Gambar 2.9. Level tegangan RS-232 pada pengiriman huruf ‘A’ ... 15

Gambar 2.10. Konfigurasi Pin IC MAX 232 ... 16

Gambar 2.11. Konfigurasi Pin RS232 (DB9) ... 16

Gambar 2.12. Display LCD 2x16 Karakter... 18

Gambar 2.13. SMS Gateway ... 19

Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem ... 22

Gambar 3.2. Tingkatan Isi BBM pada Tangki Berdasarkan Jarak ke Sensor ... 24

Gambar 3.3. Model Tangki BBM dan Penempatan Sensor Ultrasonik dalam Tangki. .. 25

Gambar 3.4. Rangkaian Interface PC dengan Mikrokontroler ... 26

Gambar 3.5. Rangkaian Minimum System Mikrokontroler ... 27

Gambar 3.6. Diagram Alir Utama Sistem ... 28

(a) Diagram Alir Utama Sistem Pemantau Ketinggian………... 28

(b) Diagram Alir Utama Sistem Monitoring (PC OMC)…...……… 28

Gambar 3.7. Diagram Alir Sub-routine Pemeriksaan SMS Masuk ... 32

Gambar 3.8. Diagram Alir Sub-routine Pengukuran Ketinggian BBM ... 32

Gambar 3.9. Diagram Alir Sub-routine Pencuplikan Data dan Kirim Data ke PC ... 33

Gambar 3.10. Diagram Alir Sub-routine Kirim data via SMS ... 34

Gambar 3.11. Diagram Alir Sub-routine Baca Pesan ... 34

(16)

xvi

Gambar 3.13. Diagram Alir Sub-routine Database User ... 35

Gambar 3.14. Diagram Alir Sub-routine Database BTS ... 35

Gambar 4.1. Bentuk Fisik Alat ... 37

Gambar 4.2. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ... 38

Gambar 4.3. Rangkaian MAX 232 ... 38

Gambar 4.4. Rangkaian LCD ... 38

Gambar 4.5. Sensor Ultrasonik SRF05 ... 38

Gambar 4.6. Model Tabung BBM ... 38

Gambar 4.7. Balasan Permintaan Pemantauan untuk User ... 41

(a) Nomor Terdaftar di Database dan Format yang Benar... 41

(b) Nomor Terdaftar di Database tapi Format Salah ... 41

(c) Nomor Tidak Terdaftar di Database. ... 41

Gambar 4.8. Pengujian Rangkaian Serial Menggunakan Hyperterminal ... 43

Gambar 4.9. Pengujian Sensor Ultrasonik SRF05………44

Gambar 4.10. Form Menu Utama……… ... 46

Gambar 4.11. Tampilan Form Main Saat Nomor Tidak Terdaftar ... 47

Gambar 4.12. Tampilan Form Main Saat Format Salah ... 47

Gambar 4.13. Tampilan Form Main Saat Nomor Terdaftar dan Format benar ... 48

Gambar 4.14. Subrutin Buka Port Serial ... 48

Gambar 4.15. Subrutin Untuk Mengambil Data Variabel dari Mikrokontroler ... 49

Gambar 4.16. Subrutin Kirim Informasi BBM ke user (Berdasarkan Permintaan) ... 50

Gambar 4.17. Subrutin Kirim Informasi BBM ke OMC (Otomatis)………. 50

Gambar 4.18. Tampilan Form Dbase ... 51

Gambar 4.19. Form Menu Utama PC OMC……….. ... 53

Gambar 4.20. Tampilan Form Main PC OMC Saat Nomor Tidak Terdaftar……… 53

Gambar 4.21. Tampilan Form Main PC OMC Saat Format Salah…………...…………..53

Gambar 4.22. Tampilan Form Main Saat Nomor BTS Terdaftar dan Format Benar ... 54

Gambar 4.23. Tampilan Form Menu BTS Dbase………... 54

Gambar 4.24. Listing Program Pengukur Ketinggian BBM………. ... 56

Gambar 4.25. Listing Program Pencuplikan Data BBM……….57

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Keterangan Susunan Pin Konektor Eksternal Siemens C35……….……..9

Tabel 2.2. Tabel Spesifikasi Sensor Ultrasonik SRF 05………..12

Tabel 3.1. Penggunaan Port pada Mikrokontroler ATMEGA8535 ... 26

Tabel 3.2. Konversi level BBM menjadi variabel 1 karakter ... 32

Tabel 3.3. Penggunaan Port pada Mikrokontroler ATMEGA8535 ... 26

Tabel 4.1. Hasil Pengujian SMS Pemantauan BBM Otomatis ... …………...38

Tabel 4.2. Hasil Pengujian SMS Otomatis Pemantauan Berdasarkan Permintaan User…..40

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Rangkaian Serial ... 41

Tabel 4.4. Hasil Pengujian Akurasi Sensor SRF05 ... 42

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Base Transceiver Station (BTS) merupakan salah satu komponen penting dalam suatu sistem telekomunikasi bergerak. BTS merupakan transceiver yang mendefinisikan sebuah sel dan menangani hubungan link radio dengan Mobile Station (MS) . BTS terdiri dari perangkat pemancar dan penerima, seperti antena dan pemroses sinyal untuk sebuah interface. Di BTS inilah terdapat antena yang mentransmisikan gelombang analog yang dimodulasi digital. BTS terdiri dari beberapa Transceiver dan Receiver (TRx) [1].

BTS menggunakan listrik dari jala-jala sebagai pemasok tenaga listrik utama dan baterai sebagai cadangan, namun di beberapa BTS juga terdapat generator sebagai sumber tenaga listrik cadangan kedua setelah baterai. Generator memberikan manfaat yang sangat besar khususnya pada saat BTS membutuhkan tenaga listrik saat penyalur tenaga listrik utama dari PLN mati, dan baterai sudah tidak dapat lagi memberikan suplai tegangan. Generator membutuhkan bahan bakar minyak (BBM) untuk dapat beroperasi. Oleh sebab itu, pasokan BBM ke generator menjadi sangat penting dan harus diawasi.

Pengawasan BBM generator ini hanya dilakukan secara berkala dan dilakukan sendiri oleh teknisi. Hal ini menyulitkan teknisi pada kasus BTS yang berada pada daerah terpencil dan cenderung tidak efisien. Karena itu, dalam tugas akhir ini penulis akan membuat pemantau ketinggian BBM generator otomatis pada suatu BTS yang pengiriman datanya berbasis SMS. BTS yang hampir kehabisan BBM dapat disuplai kembali tanpa harus bolak-balik.

1.2 Tujuan dan Manfaat

(19)

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Sensor pengukur ketinggian BBM dalam tangki bahan bakar menggunakan sensor ultrasonic Devantech SRF05.

b. Ukuran tangki BBM genset dimodelkan dengan pipa paralon dengan diameter 10 cm dan tinggi 120 cm.

c. Hasil pemantauan yang dikirim adalah 10 tingkatan ketinggian BBM di dalam tangki. d. Menggunakan mikrokontroler AVR ATMEGA8535

e. Menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic pada interface Personal Computer (PC).

f. Menggunakan telepon seluler (ponsel) sebagai pengirim dan penerima data dengan fitur Short Message Service (SMS).

g. Menggunakan PC sebagai interface, penerima dan penampil data.

h. Menggunakan Global System for Mobile Communication (GSM) sebagai layanan jaringan.

i. Menggunakan komunikasi serial RS232 dan MAX232 sebagai driver untuk koneksi antara PC dengan mikrokontroler.

1.4 Metodologi Penelitian

Penulisan skripsi ini menggunakan metode :

a. Studi pustaka, menggunakan buku – buku referensi dan jurnal – jurnal tentang AVR ATMEGA8535, SMS Gateway , dan gelombang ultrasonik.

b. Pra penelitian, perhitungan dan analisa kepekaan sensor ultrasonik berdasarkan program dan pengukuran, serta pengelolaan SMS gateway. Menyiapkan interface dari piranti ke PC dengan bahasa Visual basic.

c. Perancangan alat yang didasari oleh dasar teori. Perancangan sistem ditunjukkan pada Gambar 1.1, perancangan PCB, perancangan program mikrokontroler, dan perancangan program interface PC.

(20)

e. Pengujian alat dan pengambilan data hasil pengujian dilakukan dengan cara membuka lubang pembuangan saat alat ON, jumlah cairan pada tangki dikurangi sesuai dengan tingkatan yang ditentukan agar alat bekerja.

Gambar 1.1 Gambar Rancangan Infrastruktur Dasar Alat

f. Analisis data yang didapat dari pengujian alat dilakukan dengan membandingkan hasil yang diukur oleh sensor dengan keadaan real pada tabung tangki untuk dibahas dan memeriksa ulang apakah teori yang dipelajari telah terkonfirmasi.

g. Menarik kesimpulan dari hasil analisis untuk menentukan apakah alat sudah bekerja dengan baik atau tidak.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang mendukung kerja sistem dan teori yang digunakan dalam perancangan perangkat keras serta perangkat lunak.

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

(21)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan program, hasil pengujian alat yang dibuat, dan pembahasan data yang diperoleh.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(22)

5

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Jaringan GSM

Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital [1]. GSM adalah nama dari sebuah grup standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar bersama telepon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900 MHz. GSM saat ini banyak digunakan di negara-negara di dunia. Jaringan GSM terbagi dalam beberapa bagian, yaitu : Mobile Station (MS), Value Added Service (VAS), Billing System, Base Station Subsystem (BSS), Network Switching Subsystem (NSS), Operating Support Subsystem (OSS), dan Other Network. Gambar 2.1 merupakan arsitektur umum dari GSM

Gambar 2.1 Arsitektur Umum GSM [1]

2.1.1

Mobile Station

Mobile Station (MS) merupakan terminal yang dipakai oleh pelanggan untuk melakukan proses komunikasi yang terdiri dari Mobile equipment (ME) dan Subscriber Identity Module (SIM) card [1]. Nama lain dari MS adalah telepon seluler (ponsel).

Com

3

PC

M

CIA

56K INSE RT THIS END

SD

(23)

2.1.2

Base Station Subsystem

Base Station Subsystem (BSS) bertanggung jawab untuk pembangunan dan pemeliharaan hubungan ke MS [1]. BSS mengalokasikan kanal radio untuk suara dan pesan data, membangun hubungan radio, dan melayani sebagai relay station antara MS dan MSC. BSS terdiri dari :

a. Base Transceiver Station

Base Transceiver Station (BTS) merupakan transceiver yang membentuk sebuah sel dan menangani hubungan link radio dengan MS. BTS terdiri dari perangkat pemancar dan penerima, seperti antena dan pemroses sinyal untuk sebuah interface. Di BTS inilah terdapat antena yang mentransmisikan gelombang analog yang dimodulasi digital dipancarkan ke udara. BTS terdiri dari beberapa Transceiver dan Receiver (TRx).

b. Base Station Controller

Base Station Controller (BSC) mengatur sumber radio untuk sebuah BTS atau lebih dan menangani radio - channel setup, frequency hopping, handover intern BSC , dan lain-lain. c. Transcoder Controller

Transcoder Controller (TC) digunakan untuk mengontrol dan mengawasi sumber daya transducer yang digunakan BSC.

2.1.3

Billing System

Billing System yang digunakan pada umumnya meliputi sistem prabayar dan pascabayar. Prabayar biasanya menggunakan Intelligent Network (IN) untuk charging baik content (SMS, GPRS, download /non traffic) maupun non content [1].

2.1.4

Network Switching Subsystem

Adapun bagian – bagian dari NSS yaitu [1]: a. Mobile Switching Center
(24)

b. Visitor Location Register

Visitor Location Register (VLR) berisi database sementara dari pelanggan yang diperlukan oleh MSC untuk melayani pelanggan yang berkunjung dari area lain. VLR selalu berintegrasi dengan MSC. Setiap MSC terhubung dengan sebuah VLR, tetapi satu VLR dapat terhubung dengan beberapa MSC.

c. Home Location Register

Home Location Register (HLR) adalah database permanen pelanggan yang digunakan untuk menyimpan data dan profile pelanggan. HLR dapat disatukan dengan MSC / VLR atau sebagai HLR yang berdiri sendiri.

d. Authentication Center

Authentication Center (AuC) menyediakan parameter authentikasi pelanggan (seperti Ki, algorithma A3 atau A8) untuk mengakses jaringan GSM dan encryption yang memeriksa identitas pemakai dan memastikan kemantapan dari setiap call.

e. Equipment Identity Register

Equipment Identity Register (EIR) merupakan register penyimpan data seluruh MS dan mencegahnya dari pencurian, ketidakamanan, atau ketidakfungsian MS. EIR ini belum diterapkan di Indonesia.

Pada bagian NSS ini, MSC berpasangan dengan VLR. Sedangkan HLR berpasangan dengan AuC dan EIR.

2.1.5 Operation Support Subsystem

Operation Support Subsystem (OSS) menghubungkan jalur dari pendukung operasi pusat, regional, dan lokal, serta aktifitas yang diinginkan oleh jaringan selular [1]. OSS merupakan satu kesatuan fungsi dari jaringan monitor operator dan pengontrolan sistem.

OSS dapat dimonitor melalui 2 level fungsi pengontrolan. Pusat kontrol jaringan melalui instalasi dari Network Management Center (NMC), dengan subordinat Operation and Maintenance Center (OMC). OSS didesain untuk menghubungkan sistem pengontrolan yang mendukung beberapa elemen jaringan.

(25)

a. Public Line Mobile Network (PLMN), merupakan jaringan untuk operator seluler. Contoh PLMN adalah : Indosat, Telkomsel, XL, Mobile-8, dan lain lain.

b. Public Service Telephone Network (PSTN), merupakan jaringan pelayanan telepon. Contoh PSTN adalah: PT. Telkom.

2.1.7 Value Added Service

Value Added Service (VAS) merupakan layanan tambahan pada GSM yakni : a. Circuit Switched Data (CSD)

b. Voice Mail Service (VMS) c. Short Message Service (SMS)

d. Short Message Service Center (SMSC) e. Ring Back Tones (RBT)

2.2

Short Message Service

Short Message Service (SMS) adalah salah satu fitur yang disediakan dalam komunikasi seluler berupa pesan pendek yang ditetapkan oleh standar European Telecommunication Standard Institute (ETSI) pada dokumentasi GSM 3.40 dan GSM 3.38 [2]. SMS adalah data tipe asynchoronous message. Pengiriman data SMS dilakukan dengan mekanisme protokol store and forward. Hal ini berarti bahwa pengirim dan penerima SMS tidak harus berada dalam status terhubung (connected / online) satu sama lain ketika akan saling bertukar pesan SMS. Suatu SMS Center (SMSC) bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan tersebut (forward) ke nomor telepon tujuan.

Keuntungan mekanisme store and forward pada SMS adalah, penerima tidak perlu dalam status online ketika pengiriman pesan dilakukan. Keterbatasan SMS adalah pada ukuran pesan yang dapat dikirim yaitu maksimal 160 byte. SMS dikirimkan menggunakan signalling frame pada kanal frekuensi atau time slot frame GSM yang biasanya digunakan untuk kontrol dan sinyal setup panggilan telepon.

2.2.1 Short Message Service Center

(26)

SMSC akan langsung mengirimkan pesan SMS tersebut ke ponsel yang dituju oleh pengirim.

Pesan SMS yang terkirim atau gagal terkirim dapat diketahui karena peralatan SMSC tersebut. Pesan SMS tersebut akan terkirim apabila ponsel yang dituju dalam keadaan aktif, dan ponsel tersebut akan memberikan konfirmasi kepada SMSC yang menyatakan bahwa pesan SMS tersebut telah diterima. Pesan SMS tersebut akan disimpan pada SMSC sampai validity period tertentu jika ponsel penerima dalam keadaan tidak aktif. Diagram blok cara kerja SMS ditunjukkan oleh Gambar 2.2

Gambar 2.2 Diagram Blok Cara Kerja SMS [3]

2.3

Ponsel

Siemens C35

Ponsel Siemens C35 merupakan ponsel yang memiliki bentuk kecil, ramping, dan pengoperasian yang tidak terlalu rumit [4]. Gambar ponsel Siemens C35 ditunjukkan pada Gambar 2.3 (a). Siemens C35 juga memiliki pin konektor eksternal yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian telepon selular dari luar dengan piranti bantu mikrokontroler ataupun PC seperti terlihat pada Gambar 2.5(b). Keterangan susunan pin eksternal Siemens C35 ditunjukkan Tabel 2.1

(27)

Tabel 2.1. Keterangan Susunan Pin Konektor Eksternal Siemens C35 [5].

2.4 Gelombang Ultrasonik

2.4.1 Pengertian Gelombang Ultrasonik

Gelombang ultrasonik merupakan gelombang longitudinal dengan frekuensi di atas 20 kHz yang dapat merambat dalam medium padat, cair, dan gas. Hal ini disebabkan karena gelombang ultrasonik merupakan rambatan energi dan momentum mekanik [5]. Karakteristik gelombang ultrasonik yang melalui medium mengakibatkan partikel medium membentuk rapatan (strain) dan tegangan (stress). Proses kontinu yang menyebabkan terjadinya rapatan dan regangan di dalam medium disebabkan oleh getaran partikel selama gelombang ultrasonik melalui medium tersebut.

2.4.2 Sensor Ultrasonik

(28)

seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4. Sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkap pantulannya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaan. Perbedaan waktu antara gelombang suara yang dipancarkan dan yang diterima kembali adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera oleh sensor ini adalah padat, cair, dan butiran. Beam Pattern Sensor SRF 05 ditunjukkan pada Gambar 2.6, bentuk fisik sensor ultrasonik SRF 05 ditunjukkan pada Gambar 2.5, dan spesifikasi dari sensor ultrasonik SRF 05 ditunjukkan Tabel 2.2

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik [6]

Gambar 2.5 Sensor Ultrasonik SRF 05 [7]

(29)

Gambar 2.7 Timing Diagram Sensor Ultrasonik SRF 05 Mode 1 [6]

Tabel 2.2 Tabel Spesifikasi Sensor Ultrasonik SRF 05 [6]

Berdasarkan Timing diagram pada Gambar 2.7, terlihat bahwa sensor ultrasonik hanya akan mengirimkan suara ultrasonik ketika ada pulsa trigger (pulsa logika high selama 10uS). Suara ultrasonik 8 cycle burst dengan frekuensi sebesar 40KHz akan dipancarkan selama 200uS. Suara ini akan merambat di udara dengan kecepatan 344.424m/detik, mengenai objek, dan terpantul kembali ke sensor ultrasonik. Selama menunggu pantulan, sensor ultrasonik akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berhenti (logika low) ketika suara pantulan terdeteksi oleh sensor ultrasonik. Lebar pulsa tersebut merepresentasikan jarak antara sensor ultrasonik dengan objek. Selanjutnya untuk mengukur jarak dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut [6]

L = 1/2 . TOF . c

(30)

dengan L adalah jarak ke objek, TOF adalah waktu pengukuran yang diperoleh, dan c adalah cepat rambat suara (344.424 m/s). Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sensor ultrasonik tidak dapat mengukur objek yang permukaannya dapat menyerap suara, seperti busa atau sound damper lainnya. Pengukuran jarak juga akan kacau jika permukaan objek bergerigi dengan sudut tajam (meruncing).

2.5

Mikrokontroler AVR

Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing), 8 bit. Semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock [7]. Secara umum, AVR dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya, yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya.

2.5.1

Arsitektur dan Konfigurasi

Pin

ATMega8535

Dalam penelitian ini, mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega8535. Mikrokontroler ini dipilih karena spesifikasi dan fitur yang lengkap [7]. Konfigurasi lengkap dari pin ATMega8535 dapat dilihat pada Gambar 2.8. Konfigurasi pin dan arsitektur yang digunakan adalah:

a. Pin 10, merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya / VCC. b. Pin 11 dan 31, merupakan pin yang berfungsi sebagai ground.

c. Port D.0 (RXD) dan port D.1 (TXD), merupakan port Universal Asyncronous Receiver/ Transmitter (USART) yang difungsikan untuk komunikasi serial.

d. Port D (PD0..PD7) dan port A (PA0..PA1), sebagai pin I/O dua arah. e. Port B.0 dan port B.1, port ini merupakan port I/O dua arah.

f. Pin 9, sebagai pin reset mikrokontroler.

2.5.2

Fitur ATMega8535

Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut [7]

(31)

b. Kapabilitas memori Flash Programmable Read Only c. ADC internal dengan fideli d. Portal komunikasi serial (U e. Enam pilihan mode sleep m

Gambar

2.5.3

Sistem Timer ATM

Timer/Counter pada AT Timer/Counter1 (16 bit), dan fungsi yang sama sama dengan

2.6 Komunikasi Serial

Komunikasi serial ial macam cara pengiriman (tra dipakai dalam pengiriman dat clock dikirimkan besama-sama

sh 8 Kb, SRAM sebesar 512 byte, dan Electrica ly Memory (EEPROM) sebesar 512 byte.

elity 10 bit sebanyak 8 channel.

(USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. menghemat penggunaan daya listrik.

ar 2.8. Konfigurasi pin ATMega8535 [7]

Mega8535

T Mega 8535 terdiri dari 3 buah. Yaitu Timer/Cou n Timer/Counter2 (8 bit). Timer/Counter0 memi an Timer/Counter2 [7].

ialah pengiriman data yang dilakukan per bit transmisi) data secara serial berdasarkan sinya

atanya. Transmisi data serial secara sinkron terja ma dengan data serial. Sedangkan dalam transmi

ically Erasable

s.

ounter0 (8 bit), miliki fitur dan

(32)

secara asinkron, sinyal clock tidak dikirim bersama data serial, rangkaian penerima data harus membangkitkan sendiri clock pengiriman data serialnya. Piranti yang menggunakan komunikasi serial dibagi menjadi dua yaitu, Data Terminal Equipment (DTE) berupa PC dan Data Communication Equipment (DCE) berupa hardware eksternal. [9]

2.6.1 IC MAX 232 dan RS 232

RS-232 merupakan suatu interface yang digunakan untuk menghubungkan antara terminal data dari suatu device dengan peralatan komunikasi data yang menjalankan pertukaran data biner secara serial. Serial port RS 232 digunakan sebagai interface dari PC ke perangkat luar (level TTL), atau sebaliknya. Spesifikasi elektronik dari serial port RS 232 merujuk pada Electronic Industry Association (EIA) [8]:

a. “Space” (logika 0) ialah tegangan antara + 3 hingga +25V. b. “Mark” (logika 1) ialah tegangan antara –3 hingga –25V.

c. Daerah antara + 3V hingga –3V tidak didefinisikan /tidak terpakai. d. Tegangan open circuit tidak boleh melebihi 25V.

e. Arus hubungan singkat tidak boleh melebihi 500mA.

Peralatan yang digunakan menggunakan logika TTL maka sinyal serial port harus dikonversikan terlebih dahulu ke pulsa TTL sebelum digunakan, dan sebaliknya, sinyal dari peralatan harus dikonversikan ke logika RS-232 sebelum menjadi input ke serial port. Konverter yang paling mudah digunakan adalah MAX-232. Di dalam IC ini terdapat Charge Pump yang akan membangkitkan +10 Volt dan -10 Volt dari sumber +5 Volt tunggal.

Gambar 2.9 berikut ini adalah contoh level tegangan RS-232 pada pengiriman huruf ‘A’ dalam format ASCII tanpa bit paritas.

(33)

IC MAX 232 mempunyai 16 pin dengan supply tegangan sebesar 5 volt. pin ke-16 digunakan sebagai input tegangan (Vcc), pin ke-15 sebagai Ground (GND). Pin 8 dan 13 digunakan sebagai input RS-232, sedangkan pin 7 dan 14 sebagai output RS-232. Gambar 2.10. menunjukan konfigurasi pin IC MAX 232

Gambar 2.10. Konfigurasi Pin IC MAX 232 [10]

2.6.2 Konfigurasi Port Serial DB9

Standar konektor komunikasi serial RS 232 pada PC adalah konektor 9 pin (konektor DB9). Konfigurasi pin dari RS232 (DB9) dapat dilihat pada Gambar 2.11. Deskripsi dari pin DB-9 dijelaskan sebagai berikut :

a. Signal Ground (SG) Pin 5 (DB9), SG digunakan sebagai sinyal ground bersama (common signal ground), dan perlu disambungkan pada setiap masa.

b. Transmit Data (TX) Pin 3 (DB9), TX digunakan sebagai pengirim data dari DTE ke DCE.

(34)

c. Receive Data (RX) Pin 2 (DB9), RX digunakan sebagai penghantar data dari DCE ke DTE.

d. Data Terminal Ready (DTR) Pin 4 (DB9), DTR digunakan oleh DTE memberi sinyal kepada DCE bahwa ia telah bersedia. DTR perlu diaturkan pada logika tinggi pada waktu berkomunikasi dengan modem/piranti lain.

e. Data Set Ready Pin (DSR) 6 (DB9), DSR digunakan oleh DCE untuk memberi sinyal kepada DTE bahwa ia telah bersedia untuk berkomunikasi.

f. Request to Send Pin (RTS) 7 (DB9), RTS dikeluarkan oleh DTE untuk memohon kebenaran mengirim data. RTS dikawal oleh DTE dan dibaca oleh DCE.

g. Dupleks penuh - sinyal ini dikeluarkan secara terus. Dupleks separuh - sinyal

dikeluarkan hanya apabila ada data untuk dikirim.

h. Clear to Send (CTS) Pin 8 (DB9), CTS digunakan untuk mengeluarkan jawaban kepada sinyal RTS bila modem/device lain bersedia untuk menerima data. CTS dikawal oleh DCE dan dibaca oleh DTE.

i. Data Carrier Detect (DCD) Pin 1 (DB9), DCD digunakan oleh DCE untuk

memberitahu DTE supaya bersedia untuk menerima data sewaktu-waktu.

j. Ring Indicator Pin (RI) 9 (DB9), DCE mengeluarkan sinyal kepada RI (ring indicator) untuk memberitahu DTE bahwa ada pihak luar yang hendak berkomunikasi.

Umumnya tersedia dua port serial pada CPU yaitu COM1 dan COM2. Base Address COM1 biasanya adalah 1016 (3F8h) dan COM2 biasanya 760 (2F8h) [9].

2.7

. Liquid Crystal Display

Liquid Crystal Display (LCD) merupakan suatu alat yang dapat menampilkan karakter ASCII ataupun karakter lain ke layar dari alat ini. Pada perancangan ini akan menggunakan LCD 2 x 16 karakter seperti terlihat pada gambar 2.12 yang terdiri dari 16 kolom dan 2 baris karakter. Sehingga jumlah karakter yang dapat ditampilkan secara bersamaan adalah sebanyak 32 karakter [11].

LCD menggunakan pengiriman data 8-bit dan dibutuhkan 10 jalur data untuk berhubungan dengan sistem mikrokontroler. Deskripsi pin dari LCD 2 x 16 :

(35)

Gambar 2.12. Display LCD 2x16 Karakter [11]

b. Register Select (RS), merupakan pin yang dipakai untuk membedakan jenis data yang dikirim ke LCD. Jika RS berlogika ‘0’, maka data yang dikirim adalah perintah untuk mengatur kerja LCD. Jika RS berlogika ‘1’, maka data yang dikirimkan adalah kode ASCII yang ditampilkan.

c. Read/Write (R/W), merupakan pin yang digunakan untuk mengaktifkan pengiriman dan pengembalian data ke dan dari LCD. Jika R/W berlogika ‘1’, maka akan diadakan pengambilan data dari LCD. Jika R/W berlogika ‘0’, maka akan diadakan pengiriman data ke LCD.

d. Enable (E), merupakan sinyal sinkronisasi. Saat E berubah dari logika ‘1’ ke ‘0’, maka data di DB0 s/d DB7 akan diterima atau diambil dari port mikrokontroler.

e. Anoda (A) dan Katoda (K), merupakan pin yang digunakan untuk menyalakan Back Plane Light (BPL) dari layar LCD.

2.8. SMS Gateway

SMS Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang menggunakan bantuan komputer dan memanfaatkan ponsel [12]. Gambar 2.13 menunjukkan aplikasi teknologi yang menunjang SMS Gateway agar dapat berfungsi.

Fungsi komputer dan ponsel adalah untuk mengintegrasikan dan mendistribusikan pesan-pesan yang disatukan melalui sistem informasi yaitu media SMS yang diatasi oleh jaringan seluler. Secara khusus, sistem ini akan memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Message Management dan Delivery

(36)

2. Korelasi

Berfungsi untuk melakukan korelasi data dengan database lain. SMS Gateway banyak digunakan dalam berbagai proses bisnis dan usaha.

Gambar 2.13 SMS Gateway [12]

2.8.1 Gammu

Gammu merupakan sebuah perangkat lunak yang berfungsi memberikan akses dari PC ke berbagai macam fungsi perangkat selular yang terkoneksi [13]. Fungsi-fungsi tersebut adalah mengirim atau menerima SMS, menerima MMS, menyalin atau menulis phonebook, dan sebagainya.

Beberapa contoh perintah gammu yang digunakan untuk memanggil data – data jaringan dari cellphone adalah :

1. --identify

Menunjukkan informasi penting data cellphone. 2. --getdisplaystatus

3. --monitor [times]

Menerima status telepon dan menuliskannya secara berkala dalam bentuk standar 4. --getsecuritystatus

Menunjukkan telepon ketika membutuhkan kode keamanan untuk aktif (seperti PIN, PUK, dan lainnya).

5. --nokiasecuritycode

(37)

7. --listnetworks

Menunjukkan nama atau kode jaringan GSM yang dikenal 8. --getgprspoint start [stop]

9. --networkinfo 10.--siemenssatnetmon 11.--siemensnetmonact 12.--siemensnetmonitor test 13.--nokiagetoperatorname 14.--nokiasetoperatorname

2.8.2.

XAMPP

XAMPP adalah perangkat lunak bebas yang mendukung banyak sistem operasi dan merupakan sebuah kompilasi fitur dari beberapa program [14]. XAMPP juga berfungsi sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl.

Nama XAMPP merupakan singkatan dari:

• X yang artinya Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi, seperti Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris.

• A yaitu Apache, merupakan aplikasi web server. Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web. jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang dituliskan,maka dapat saja suatu database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk mendukung halaman web yang dihasilkan.

• M yaitu MySQL, merupakan aplikasi database server. Perkembangannya disebut SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang digunakan untuk mengolah database. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengelola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQL untuk menambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada dalam database.

(38)

data yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQl. Namun PHP juga mendukung sistem manajemen database Oracle, Microsoft Access, Interbase, d-base, PostgreSQL, dan sebagainya.

• P yaitu Perl, bahasa pemrograman.

Bagian-bagian XAMPP yang biasa digunakan pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. htdoc adalah folder tempat meletakkan berkas-berkas yang akan dijalankan, seperti berkas PHP, HTML dan skrip lain.

2. phpMyAdmin merupakan bagian untuk mengelola basis data MySQL yang ada dikomputer.

3. Kontrol panel yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP. Seperti

menghentikan (stop) layanan, ataupun memulai (start).

2.9.

Database

(39)

22

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1 UMUM

Perancangan sistem monitoring ketinggian solar dalam tangki akan dibahas di bab ini. Gambar 3.1 merupakan diagram blok sistem :

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Secara singkat kerja dari alat ini adalah:

(40)

merepresentasikan ketinggian BBM di dalam tangki generator yang berada di BTS dan mengirimkannya ke mikrokontroler.

b. Mikrokontroler akan mengolah keluaran dari sensor, pada setiap perubahan tingkatan ketinggian BBM tertentu (ada 10 tingkatan yang sudah di tentukan dalam program), mikroprosesor akan memberikan perintah kepada PC untuk mengirimkan SMS yang berisi data ketinggian BBM ke user (PC Operating and Maintenance Center, OMC, dan ponsel teknisi) melalui jaringan GSM.

c. Data diterima oleh ponsel OMC dan diuraikan oleh PC untuk diolah kembali menjadi laporan berupa informasi BTS, dan ketinggian BBM di dalam tangki. Data yang diterima ponsel teknisi hanya berupa ketinggian BBM.

d. Jika OMC dan teknisi ingin mengetahui ketinggian BBM sewaktu-waktu, maka dapat mengirimkan SMS ke ponsel di BTS yang dituju dengan format yang telah ditentukan. SMS tersebut akan menjadi perintah untuk mengukur ketinggian BBM pada saat itu juga. Proses selanjutnya akan sama dengan proses yang telah disebutkan di atas.

Sistem ini terdiri dari dua subsistem, yaitu subsistem hardware (sensor ultrasonik, mikrokontroler, ponsel GSM tipe Siemens M35, dan C35, kabel RS232) dan subsistem sofware (PC). Mikrokontroler ATMEGA8535 berfungsi sebagai komponen kontrol semua sistem kecuali pada sisi PC OMC. Sensor pendeteksi ketinggian solar berupa sensor ultrasonik SRF-05. Koneksi antara ponsel dengan PC menggunakan kabel komunikasi serial RS232 dan IC driver MAX 232. Sistem minimum PC yang digunakan: prosesor Intel Pentium 4 2.6 GHZ, RAM 512 MB, VGA 32 MB, 2 port serial, dan OS Windows XP.

3.2 Perancangan Subsistem

Hardware

3.2.1 Sensor Ketinggian

Sensor ketinggian pada perancangan ini mengunakan sensor ultrasonik SRF 05. SRF 05 adalah range finder sensor yang biasa digunakan untuk mengukur jarak. Pada perancangan ini, sensor digunakan untuk mengukur ketinggian BBM dengan cara mengukur jarak antara sensor dengan permukaan BBM. Semakin jauh jarak permukaan BBM dengan sensor, tingkat ketinggian BBM semakin rendah. Persamaan untuk menghitung jarak sensor terhadap BBM ada pada persamaan (2.1)

(41)

L = ½ . (TOF . c)

L (m) = ½ . (TOF . 344,424 m/s)

Dengan L adalah jarak antara sensor dengan BBM. sedangkan persamaan untuk menghitung ketinggian BBM berdasarkan jarak adalah seperti berikut:

Ketinggian BBM (cm) = Tinggi Tabung – Jarak Ukur Sensor (cm)

dengan tinggi tabung sebesar 120 cm. Sedangkan untuk mengubah ketinggian menjadi level BBM dalam persen adalah sebagai berikut:

Level BBM (%) = x 100%

Sensor SRF 05 membutuhkan catu daya sebesar 5V, arus rata-rata 30 mA, dengan echo ouput level pulsa Transistor Transistor Logic (TTL) yang langsung dapat di proses tanpa Analog to Digital Converter (ADC). Input yang digunakan untuk trigger minimal selama 10 uS dalam level pulsa TTL dan speaker ultrasonik memancarkan gelombang burst selama 700 uS dengan frekuensi 40 kHz untuk mengukur jarak terhadap objek di depannya. Gambar 3.2 menunjukkan tingkatan ketinggian BBM berdasarkan jarak terhadap sensor.

Gambar 3.2 Tingkatan Isi BBM pada Tangki Berdasarkan Jarak ke Sensor (3.1)

(42)

Pemilihan penggunakan sensor ini dipengaruhi oleh pertimbangan sebagai berikut:

a. Sensor ultrasonik aman digunakan untuk mengukur tingkatan ketinggian BBM. Karena BBM sangat mudah terpicu api, jika menggunakan sensor jaringan syaraf yang bersentuhan langsung dengan BBM akan beresiko.

b. Bentuk fisik dari sensor yang kecil sehingga dapat dipasang pada tutup tangki.

c. Output dari sensor SRF 05 sudah berupa pulsa digital, sehingga tidak diperlukan lagi Analog to Digital Converter (ADC) untuk mengkonversi keluaran sensor ini.

d. Range minimal yang pendek (3 cm), hal ini menunjukkan bahwa sensor mempunyai respon yang cepat dalam memproses pantulan gelombang.

3.2.2

Model Tangki dan Penempatan Sensor Ultrasonik

Model tangki dan penempatan sensor ultrasonik dalam tangki dapat dilihat pada Gambar 3.3. Sensor ultrasonik diletakan pada tutup tangki supaya sensor tidak mengganggu saat proses pengisian BBM karena mudah dilepas. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari kemungkinan sensor terkena BBM yang bisa merusak sensor.

(43)

3.2.3 Perancangan

Interface

PC dengan Mikrokontroler

Level tegangan TTL (Transistor-Transistor Logic) dari mikrokontroler harus diubah ke level tegangan RS232 pada PC. Oleh karena itu, rangkaian komunikasi serial digunakan seperti pada Gambar 3.3. C1,C2,C3, dan C4 sebesar 1 uF sesuai dengan datasheet

MAX232 [11].

Gambar 3.4 Rangkaian Interface PC dengan Mikrokontroler

3.2.4

Perancangan

Minimum System

Mikrokontroler

Mikrokontroler ATMEGA 8535 digunakan sebagai pengolah data dari sensor

ketinggian. Fungsi utamanya adalah membandingkan output sensor dengan database pada mikrokontroler dan mengirimkan perintah SMS ke ponsel. Fungsi port yang digunakan dalam perancangan dapat dilihat pada tabel 3.1. Gambar 3.6 menunjukkan koneksi antara mikrokontroler dengan sensor ultrasonik SRF05 dan ponsel C35/M35.

Tabel 3.1. Penggunaan Port pada Mikrokontroler ATMEGA8535

No Port Keterangan

1 Port A.7 Output trigger dan Input echo sensor ultrasonik

2 Port D.0 Input data serial dari PC

3 Port D.1 Output data serial ke PC

4 Port C.0 Outputsetting RS LCD

5 Port C.1 Outputsetting E LCD

(44)

Gambar 3.6. Rangkaian Minimum System Mikrokontroler

3.2.5

Penggunaan PC Sebagai Pengelola Data di BTS

(45)

digunakan sebagai pembaca ketinggian BBM saja, semua proses pembacaan SMS, pengiriman SMS, dan penyimpanan log data akan dikerjakan oleh PC. Penggunaan PC memang memiliki kekurangan yaitu tidak sederhana, karena harus menempatkan PC pada setiap BTS serta penggunaan daya yang besar. Namun hal ini sepadan dengan apa yang dapat dilakukan PC pada BTS tersebut.

3.3. Perancangan Subsistem

Software

3.3.1.

Diagram Alir dan Algoritma Utama Sistem

Prinsip kerja dasar dari pemantau ketinggian BBM otomatis ini dibagi menjadi 2 sistem utama yaitu :

(a) (b)

(46)

a. Sistem Alat Pemantau Ketinggian

Sistem alat pemantau ketinggian adalah sistem pemantau ketinggian BBM yang berada pada BTS, terdiri dari sensor ketinggian, mikrokontroler, PC dan ponsel sebagai media pengiriman data. Pada awal program, mikrokontroler akan melakukan inisialisasi terhadap port mikrokontroler dan dilanjutkan dengan pemeriksaan SMS yang masuk. Langkah program selanjutnya adalah melakukan reset variabel pengukuran sebelumnya, mengukur ketinggian BBM dalam tangki, lalu melakukan pencuplikan data.

Pencuplikan data adalah membandingkan hasil pengukuran dengan setpoint ketinggian yang ada pada program. Jika sama, maka sistem akan mengirimkan perintah kepada PC untuk mengirimkan SMS yang berisi informasi ketinggian BBM ke sistem PC OMC. Algoritma dari sistem pemantau ketinggian ditunjukkan Gambar 3.6 (a).

b. Sistem Monitoring (PC OMC)

Sistem monitoring bertugas untuk menampilkan informasi ketinggian BBM pada BTS, volume BBM, nama BTS dan letak BTS tersebut berdasarkan SMS yang dikirim sistem mikrokontroler. Informasi yang dikirimkan oleh sistem pemantau ketinggian hanya berupa ketinggian BBM, tidak ada informasi berapa volume BBM sesungguhnya, tidak ada informasi nama dan letak BTS, karena itu informasi dari sistem pemantau ketinggian tersebut harus dicocokkan dengan informasi BTS yang ada di database PC sehingga informasi yang ditampilkan lebih lengkap dan akurat. Fungsi lain dari sistem monitoring adalah mengirimkan SMS perintah pengukuran ketinggian BBM kepada sistem pemantau ketinggian. Algoritma sistem monitoring ditunjukkan Gambar 3.6. (b).

3.3.2

Sub-Routine

Pemeriksaan SMS Masuk

(47)

Tahap kedua dari Sub-routine ini adalah pemeriksaan nomor pengirim, nomor tersebut dibandingkan dengan nomor yang tercatat pada database. Jika nomor tersebut tidak ada dalam daftar, maka program akan mengirimkan pemberitahuan bahwa nomor tersebut tidak diijinkan untuk mengakses sistem. Namun jika nomor ada dalam daftar maka akan dilanjutkan pemeriksaan format pesan yang diterima. Format pesan untuk perintah ukur BBM adalah “CHK01”. Jika pesan yang diterima sesuai format tersebut, maka sistem akan mencatat bahwa ada SMS permintaan, sistem akan mengirimkan variabel “a” ke mikrokontroler sebagai tanda ada permintaan pemantauan dan meneruskannya ke Sub-routine selanjutnya. Namun jika format yang dikirimkan tidak sesuai, maka sistem akan mengirimkan SMS berisi pemberitahuan bahwa format yang dikirimkan salah kepada pengirim pesan. Pada keadaan ini, walaupun ada SMS permintaan dari user, sistem tidak akan mencatat adanya permintaan SMS, sistem tidak mengirimkan variabel ke mikrokontroler karena format yang dikirimkan user salah.

3.3.3

Sub-Routine

Pengukuran Ketinggian BBM

Sub-routine pengukuran ketinggian BBM dimulai dengan memberikan pulsa trigger 10 uS dari mikrokontroler, kemudian menunggu hingga input pantulan (echo) dari sensor ultrasonik datang (berlogika 1/high). Saat echo sudah datang dimulailah penghitungan (counting) panjang durasi waktu selama pulsa echo berlogika 1/high. Penghitungan berhenti saat echo dalam logika 0/low.

Jarak dari BBM ke sensor diukur dengan panjang durasi pulsa echo dikalikan dengan konstanta satuan waktu/siklus mikrokontroler, kemudian hasilnya dibagi 2 berasal dari Persamaan 2.1. Gambar 3.8 menunjukkan diagram alir Sub-routine pengukuran ketinggian BBM di dalam tangki.

3.3.4

Sub-Routine

Pencuplikan Data dan Kirim Data ke PC

(48)

Tabel 3.2 Konversi level BBM menjadi variabel 1 karakter

No Level BBM (%) Variabel yang dikirim ke PC Arti Variabel 1 > 95 q Level BBM =100%

2 90 - 94 w Level BBM =90%

3 80 - 89 e Level BBM =80%

4 70 - 79 r Level BBM =70%

5 60 - 69 t Level BBM =60%

6 50 - 59 y Level BBM =50%

7 40 - 49 u Level BBM =40%

8 30 - 39 i Level BBM =30%

9 20 - 29 o Level BBM =20%

10 < 19 p Level BBM =10%

3.3.5

Sub-Routine

Kirim Data

via

SMS

Sub-routine kirim data via SMS bertugas untuk mengirimkan informasi ketinggian BBM ke PC OMC maupun ponsel user. Program dimulai dengan mengambil variabel yang diterima oleh PC dan mengkonversi ulang variabel tersebut menjadi data ketinggian. Data ketinggian tersebut akan ditampilkan di layar monitor dan dikirimkan ke pihak user/ PC monitoring di OMC. Sistem pemantauan otomatis akan mengirimkan SMS informasi ketinggian BBM hanya kepada PC monitoring di OMC. SMS tersebut akan dikirim jika belum pernah dikirim sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari flooding data pada sisi penerima.

Jika ada variabel SMS request yang masuk, sistem akan menyisipkan nomor user yang tercatat ke outbox. Sehingga SMS akan dikirim langsung kepada user. Gambar 3.10 menunjukkan diagram alir Sub-routine kirim data via SMS.

3.3.6

Sub-Routine

Baca Pesan

Sub-routine baca pesan bertugas untuk membaca SMS yang masuk, menguraikannya, mencocokannya dengan database BTS dan mengirimkannya ke layar monitor PC. Gambar 3.11 menunjukkan diagram alir Sub-routine baca pesan.

(49)

Sub-routine baca pesan bertugas untuk mengirimkan SMS perintah pengukuran ketinggian BBM ke sistem mikrokontroler. Input dari Sub-routine ini berupa nomor ponsel BTS tujuan dilakukan pengukuran ketinggian BBM ini. Format “CHKXX” akan dikirimkan ke BTS yang ingin dipantau, “XX” adalah nomor ID BTS. Gambar 3.11 menunjukkan diagram alir Sub-routine kirim pesan.

(50)
(51)

Gambar 3.10. Diagram Alir Sub-routine Gambar 3.11. Diagram Alir Sub-routine Kirim data via SMS Baca Pesan

(52)

Sistem ini membutuhkan database untuk menyimpan data user, data BTS, menyimpan SMS yang diterima, dan mengirimkan SMS. Database akan dibuat menggunakan software Microsoft Access dan software MySQL Server untuk manajemen database. Gambar 3.13. menunjukkan diagram alir database user pada PC yang berada di BTS. Gambar 3.14 menunjukkan Diagram alir database BTS yang berada di PC OMC.

(53)

Untuk menyimpan data user pada sistem pemantau yang berada di BTS, membutuhkan database tabel nomor user. Tabel nomor user mempunyai field nouser untuk menyimpan nomor ponsel user yang berhak untuk mengakses sistem pemantauan. Sedangkan pada sistem PC OMC memerlukan database untuk menyimpan data BTS yang dipantau. Database di PC OMC berupa tabel BTS, terdiri dari 4 field yakni:

BTS ID yang berisi ID BTS yang dipantau.

BTS Number berisi nomor ponsel BTS yang dipantau. BTS Location berisi alamat BTS yang dipantau.

BTS Capacity berisi kapasitas tangki BTS yang dipantau.

(54)

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang gambar fisik alat yang dibuat, pengujian rangkaian, pengambilan data, pembahasan tentang data yang diperoleh, dan program yang digunakan, baik program di PC atau program di mikrokontroler. Data yang diambil ada dua macam yaitu data utama dan data pendukung. Data utama menunjukkan akurasi SMS yang dikirim oleh alat yang dibandingkan dengan kejadian yang terjadi pada tabung BBM, sedangkan data pendukung berisi hasil test sensor ultrasonic.

4.1. Bentuk Fisik Alat

Alat ini terdiri dari sistem minimum mikrokontroler, regulator tegangan, dan Rangkaian MAX 232. Bentuk fisik alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar rangkaian secara detail dapat dilihat pada Gambar 4.2. sampai Gambar 4.5.

Gambar 4.1. Bentuk Fisik Alat

Keterangan:

1. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler 2. Sensor Ultrasonik SRF 05 3. Rangkaian Regulator Tegangan 4. Rangkaian MAX 232

5. Trafo 1A 6. Konektor DB9

(55)

Gambar 4.2. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler

Gambar 4.3. Rangkaian MAX 232

Gambar 4.4 Rangkaian LCD Gambar 4.5 Sensor Ultrasonik SRF05

(56)

4.2.

Pengujian SMS Pemantauan Ketinggian BBM

Pengujian terhadap SMS pemantauan ketinggian BBM dilakukan untuk mengetahui apakah alat sudah bekerja dengan baik. Terdiri dari pengujian apakah alat mengirimkan SMS pada setiap level ketinggian dan pengujian apakah alat bisa mengirimkan SMS setiap kali ada SMS masuk dari pihak user.

4.2.1 Pengujian SMS Pemantauan Otomatis

Sistem SMS pemantauan otomatis akan bekerja saat hasil proses pembacaan ketinggian BBM sama dengan setpoint yang telah ditentukan dalam program. Setpoint program ini terdiri dari 10 level ketinggian BBM yaitu level 10% sampai 100%. Alat hanya akan mengirim 1 SMS informasi per setpoint ketinggian BBM kepada sistem PC OMC. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya flooding data pada sistem PC OMC, sehingga tombol reset dibutuhkan untuk membuat variabel SMS yang sudah dikirim menjadi 0 pada saat mengisi ulang BBM.

Jika ketinggian yang diukur sensor adalah 5 cm (96% dari total tinggi tabung), kemudian data ketinggian BBM tersebut akan dicuplik dan dikirim ke PC. PC akan mengirimkan SMS keterangan ketinggian BBM kepada sistem PC OMC dengan format “BTS01,Fuel Level 100%”.

Kemudian SMS tersebut diterima oleh sistem PC OMC dan dicocokkan dengan database BTS yang ada pada PC OMC, sehingga dapat ditampilkan informasi tambahan tentang BTS yang dipantau. Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengujian SMS pemantauan ketinggian BBM otomatis dengan pengambilan data sebanyak 15x.

Tabel 4.1. Hasil Pengujian SMS Pemantauan BBM Otomatis

No. Ketinggian BBM Ukur Manual (cm) Rerata Pembacaan Jarak Sensor ke BBM (cm) Ketinggian BBM Ukur Sensor (cm) Level BBM Pada LCD

Layout keterangan FUEL

(SMS yang dikirim ke user)

SMS dikirim ke OMC

1 115 5,04 114,96 95,80% BTS01, Fuel Level at 100% 100

(57)

Tabel 4.1. (lanjutan) Hasil Pengujian SMS Pemantauan BBM Otomatis No. Ketinggian BBM Ukur Manual (cm) Rerata Pembacaan Jarak Sensor ke BBM (cm) Ketinggian BBM Ukur Sensor (cm) Level BBM Pada LCD

Layout keterangan FUEL

(SMS yang dikirim ke user)

SMS dikirim ke OMC

3 98 21,89 98,11 81,75% BTS01, Fuel Level at 80% 80

4 90 30,22 89,78 74,81% BTS01, Fuel Level at 70% 70

5 75 44,73 75,27 62,72% BTS01, Fuel Level at 60% 60

6 65 54,49 65,51 54,59% BTS01, Fuel Level at 50% 50

7 55 65,04 54,96 45,80% BTS01, Fuel Level at 40% 40

8 40 79,99 40,01 33,34% BTS01, Fuel Level at 30% 30

9 30 90,12 29,88 24,90% BTS01, Fuel Level at 20%,

Fuel LOW, Please Refill 20

10 20 100,16 19,84 16,53% BTS01, Fuel Level at 10%,

Fuel LOW,Resupply NOW! 10

Hasil dari data yang diambil menunjukkan keakurasian antara SMS yang dikirim dengan proses yang terjadi. Saat ketinggian BBM sama dengan setpoint, alat akan mengirimkan data ketinggian BBM sesuai dengan keadaan saat itu. Tabel 4.1. menunjukkan bahwa perancangan alat sudah sesuai dengan tujuan, batasan masalah, dan perancangan.

4.2.2 Pengujian SMS Pemantauan Berdasarkan Permintaan

User

(58)

alat adalah “CHK01”. Jika tidak sesuai maka SMS pemberitahuan bahwa format salah akan dikirimkan kepada user.

Jika format yang diterima benar, secara otomatis program yang berada pada PC di BTS akan mengirimkan karakter “a“ ke port serial mikrokontroler. Input “a” dari PC menjadi interupsi yang menghentikan sementara proses yang dikerjakan mikroko ntroler dan memprioritaskan menjalankan proses pembacaan ketinggian BBM. Data ketinggian BBM dicuplik, kemudian akan dikirim ke PC untuk mengirimkan informasi ketinggian BBM melalui SMS kepada user tersebut. Gambar 4.7 menunjukkan balasan permintaan pemantauan untuk user. Tabel 4.2 menunjukkan hasil pengujian SMS pemantauan berdasarkan permintaan user.

Dari Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa alat mengirimkan informasi ketinggian BBM hanya jika nomor dari user tersebut terdaftar di database dan format SMS sesuai dengan database. Hal ini menunjukkan bahwa perancangan alat sudah sesuai dengan tujuan, batasan masalah, dan perancangan.

(a) (b) (c)

Gambar 4.7 Balasan Permintaan Pemantauan untuk User dengan : (a). Nomor Terdaftar di Database dan Format yang Benar. (b). Nomor Terdaftar di Database tapi Format Salah. (c). Nomor

(59)

Tabel 4.2. Hasil Pengujian SMS Otomatis Pemantauan Berdasarkan Permintaan User

No. Format

SMS

Nomor Terdaftar

di Database

Respon Cek Nomor

Respon Cek

Format Balasan ke User

1 “CHK01” Ya ACCESS

GRANTED

ACCESS GRANTED

“BTS01, Fuel Level at xxx%”

Tidak ACCESS

DENIED

“Access Denied, Unauthorized

Number” 2 Selain

“CHK01” Ya

ACCESS GRANTED ACCESS DENIED “Access Denied, Wrong Format”

Tidak ACCESS

DENIED

“Access Denied,Non Authorized Number”

Keterangan:

xxx = level ketinggian BBM sesuai keadaan pada saat itu.

4.3.

Pengujian Rangkaian Serial (MAX232)

Komunikasi serial digunakan untuk pertukaran data intruksi dari program PC di BTS ke rangkaian sistem minimum dan sebaliknya. Pengujian koneksi komunikasi serial menggunakan hyperterminal.

Program yang ada pada mikrokontroler adalah program pembaca ketinggian BBM. Proses pencuplikan dan pemberian variabel terhadap data dilakukan sebelum informasi BBM dikirim ke PC, supaya memudahkan proses pengiriman. Misalnya, ketika ketinggian BBM = 80%, mikrokontroler akan mengirimkan informasi ini dengan variabel “e” kepada PC. Di dalam program PC sudah diatur jika keluaran dari serial mikrokontroler adalah “e”, maka program akan mengirimkan SMS informasi ketinggian BBM = 80%. Sedangkan saat ada SMS permintaan dari user, PC akan mengirimkan variabel “a” yang berarti ada SMS masuk ke mikrokontroler.

(60)

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Rangkaian Serial No Jarak Penghalang dari

Sensor (cm) Input ke PC (Hyperterminal) Keterangan

1 < 5 q Level BBM 100%

2 6 - 12 w Level BBM 90%

3 13 – 24 e Level BBM 80%

4 25 - 36 r Level BBM 70 %

5 37 - 48 t Level BBM 60%

6 49 - 60 y Level BBM 50%

7 61 - 72 u Level BBM 40%

8 73 - 84 i Level BBM 30%

9 85 - 96 o Level BBM 20%

10 > 97 p Level BBM 10%

(61)

4.4.

Pengujian Sensor Ultrasonik

Pengujian dibagi menjadi 2 tahap yakni pengujian akurasi pengukuran jarak dan pengujian pola pancaran gelombang ultrasonik sensor (beam pattern) sebagai tambahan pada akhir bab ini.

4.4.1 Pengujian Akurasi Pengukuran Jarak

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keakurasian sensor ultrasonik SRF05 dalam mendeteksi BBM yang berada dalam tabung. Jika tidak akurat, maka dapat dilakukan kalibrasi dengan mengubah konversi satuan waktu pada program mikrokontroler sampai informasi ketinggian BBM yang dihasilkan oleh sensor ini memang benar-benar akurat. Pengujian ini dilakukan dengan cara memasang sensor pada tabung yang berisi air sebagai representasi BBM. Ketinggian BBM (ukur) diperoleh dari :

Ketinggian BBM (ukur) = Tinggi Tabung (120 cm) – Rerata Jarak Sensor terhadap BBM Gambar 4.9. menunjukkan contoh pengujian akurasi pengukuran jarak. Pengukuran sebenarnya menggunakan tabung dan dilakukan tegak lurus terhadap penghalang (sudut 0°). Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.4

Gambar 4.9 Pengujian Sensor Ultrasonik SRF05

Tabel 4.4. Hasil Pengujian Akurasi Sensor SRF05

No Ketinggian BBM Ukur Manual (cm)

Rerata Jarak sensor terhadap BBM (cm)

Ketinggian BBM Ukur Sensor (cm)

Rerata Error (%)

1 115 5,04 114,96 0,0347

(62)

Tabel 4.4.( lanjutan) Hasil Pengujian Akurasi Sensor SRF05

No Ketinggian BBM Ukur Manual (cm)

Rerata Jarak sensor terhadap BBM (cm)

Ketinggian BBM Ukur Sensor (cm)

Rerata Error (%)

3 98 21,89 98,11 0,11224

4 90 30,22 89,78 0,244444

5 75

44,73 75,27 0,36

6 65

54,49 65,51 0,78462

7 55

65,04 54,96 0,072727

8 40

79,99 40,01 0,025

9 30

90,12 29,88 0,4

10 20

100,16 19,84 0,8

Rerata dari error pengukuran yang terjadi dalam pengujian adalah sebagai berikut:

Rerata Error Pengukuran (%) = = = 0,0370 %

Dari tabel 4.4. didapat rerata error pada pengujian sebesar = 0,0370 %, hal ini menunjukkan bahwa sensor ultrasonik SRF05 dapat bekerja sesuai dengan program dan memiliki akurasi yang baik.

4.5.

Program PC

Program PC yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yakni program PC pada sisi alat pemantau ketinggian BBM yang berada di BTS dan Program PC pada sisi OMC. Sub-bab ini akan memberikan penjelasan dari program PC yang dibuat.

4.5.1 Program PC pada Alat Pemantau Ketinggian BBM

(63)

4.5.1.1.

Menu

Utama

Form Main akan muncul ketika pertama kali program dijalankan. Form ini merupakan menu utama yang terdiri dari jumlah inbox yang masuk, nomor pengirim, isi SMS, kesalahan yang terjadi (kesalahan nomor/format SMS), dan keterangan serta indikator ketinggian BBM. Tampilan form Main dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Saat tombol Start ditekan, jika ada SMS masuk, maka textbox INBOX akan bernilai sesuai dengan jumlah SMS yang ada pada ponsel. Karena ada SMS masuk, nomor pengirim ditampilkan pada textbox SENDER dan isi SMS akan ditampilkan pada textbox TEXT pada menu utama. Jika nomor pengirim atau isi SMS tidak sesuai database, maka akan muncul keterangan ACCESS DENIED di sebelah kanan textbox SENDER dan textbox TEXT. Keterangan mengenai kesalahan nomor atau kesalahan f

Gambar

Gambar 2.3 Siemens C35. (a) Bentuk Fisik, (b) Pin Konektor Eksternal [4]
Tabel 2.1. Keterangan Susunan Pin Konektor Eksternal Siemens C35 [5].
Gambar 2.14. Konfigurasi Pin RS232 (DB9) [10]
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan metode klasifikasi data penginderaan jauh untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat semakin pesat. Salah satu metode klasifikasi data yang

Pada Gambar 15.a merupakan hasil pembangkitan frekuensi 20 MHz, Gambar 15.b memperlihatkan nilai frekuensi yang diukur menggunakan osiloskop diperoleh hasil sebesar 20 MHz

5. Menggambar bangun ruang tabung dari sifat-sifatnya 6. Menggambar bangun ruang kerucut dari sifat-sifatnya IV. Melalui pengamatan dan percobaan terhadap benda berbentuk

Di tingkat analisis, peserta didik akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil

Judul : Valuasi Saham Perusahaan-Perusahaan Industri Semen Indonesia dengan Menggunakan Metode Free Cash Flow to Equity dan P/E Multiplier Model. Tesis ini

Dasar alasan pembubaran partai politik yang terdapat dalam Pasal 2 huruf a dan b PMK Nomor 12/PMK/2008 dirasa kurang jelas, karena hanya menyata- kan, partai politik

Yaitu kesalahan yang terjadi jika siswa sudah mampu membaca semua kata dalam soal, akan tetapi tidak menguasai secara menyeluruh pe- ngertian kata-kata tersebut,

Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan dapat diambil sebuah kesimpulan mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, yaitu: Untuk mengetahui perbandingan