• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Mandiri (PKLM) - Prosedur dan Peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Asahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Mandiri (PKLM) - Prosedur dan Peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Asahan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Mandiri (PKLM)

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang merupakan salah satu negara yang memiliki luas wilayah yang amat besar dengan tingkat pembangunan yang cukup besar pula. Terlebih lagi dalam kehidupan modern saat ini berbagai pembangunan yang dapat menunjang kehidupan manusia khususnya bangunan gedung seperti bangunan perumahan, gedung fasilitas pendidikan, gedung fasilitas kesehatan, serta fasilitas lainnya telah menjadi tuntutan yang harus dipenuhi. Dengan adanya pembangunan-pembangunan gedung tersebut akan memberikan dampak positif yang kemudian diharapkan dapat membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

(2)

meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya di daerah Kabupaten Asahan.

Pembangunan harus ditunjang oleh anggaran yang digunakan negara atau daerah setiap tahunnya. Hal ini tercermin dalam susunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), anggaran tersebut dikelompokkan menjadi Biaya Rutin dan Biaya Pembangunan. Salah satu cara pemerintah terutama pemerintah daerah unutk menghimpun dana bagi pembangunan adalah melalui pajak dan retribusi. Pajak dan retribusi mempunyai kontribusi yang sangat besar terutama dalam penerimaan daerah.

Karena Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah (BUMD), Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

(3)

Retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 .

Sesuai dengan program Pemerintah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2005 tentang Pendidikan Nasional menetapkan bahwa tujuan pendidikan adalah menghasilkan mahasiswa yang mampu sebagai tenaga terampil yang layak dalam berbagai sektor pembangunan. Dengan sistem pendidikan yang baik dan bermutu serta berlandaskan tata nilai yang berlaku, diharapkan dihasilkan manusia-manusia yang memiliki kecakapan untuk melaksanakan pembangunan sesuai dengan bakat, kemampuan serta bidang keahlian yang diperoleh dari proses pendidikan. Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara akan menjembatani dua aktivitas belajar yakni antara belajar teori dengan kondisi nyata yang ada dilapangan kerja sesungguhnya.

Berdasarkan kondisi tersebut penulis akan melakukan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dengan judul” Prosedur Dan Peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli

(4)

Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun tujuan dari pelaksanaan PKLM adalah:

1.1 Untuk mengetahui proses pengurusan pengajuan penerbitan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

1.2 Untuk mengetahui peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Asahan.

1.3 Untuk mengetahui tata cara pengenaan dan prosedur pembayaran Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik kerja Lapangan Mandiri tentunya sangat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya adalah:

(5)

a. Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang perpajakan .

b. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar pada suatu instansi pemerintah.

c. Menerapkan teori yang diperoleh di perkuliahan terhadap masalah yang nyata dalam dunia kerja dan pemecahan masalahnya .

d. Meningkatkan produktivitas dan memperluas wawasan mahasiswa.

e. Guna menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan yang akan dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

2.2 Bagi Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal

Kabupaten Asahan.

a. Untuk meningkatkan mutu dengan Praktek Kerja Lapangan jangka pendek.

b. Memperoleh ide-ide dan upaya untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dan retribusi daerah khususnya penerimaan dibidang Izin Mendirikan Bangunan (IMB). c. Meningkatkan hubungan baik dengan Universitas Sumatera

(6)

2.3 Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP

USU

a. Mempererat hubungan kerja sama dengan instansi-instansi pemerintah dalam hal ini Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

b. Memberikan uji nyata atas ilmu yang disampaikan selama perkuliahan.

c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah. d. Meningkatkan kurikulum sehingga mampu mencapai

standar mutu pendidikan.

e. Guna mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dengan bidang keahliannya.

C. Uraian Teoritis

(7)

Dari pengertian pajak diatas, maka terdapat dua fungsi pajak yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi regularend (pengatur). Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan. Pajak mempunyai fungsi regularend artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan. (Resmi, 2008 : 3).

Pajak dapat ditinjau dari berbagai aspek diantaranya aspek ekonomi, aspek hukum, aspek keuangan, dan aspek sosiologi. Dari aspek ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Dari aspek hukum merupakan dasar yang digunakan pemerintah untuk mengatur masalah keuangan negara yaitu Pasal 23A Amandemen UUD 1945 (Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang). Aspek keuangan pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara. Aspek sosiologi ini bahwa pajak ditinjau dari segi masyarakat yaitu yang menyangkut akibat atau dampak terhadap masyarakat atas pungutan dan hasil yang dapat disampaikan kepada masyarakat. (Waluyo, 2007:3-6).

(8)

dana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pinjaman daerah, dan pendapatan daerah lainnya yang sah. Selanjutnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari pajak daerah dan retribusi daerah, keuntungan perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah. (Darwin, 2010:67).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

Pada tahun 2009, diundangkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mencabut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 dan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. Jenis- jenis pajak dan retribusi daerah antara lain :

1. Pajak Provinsi yaitu pajak daerah yang dipungut oleh daerah provinsi, terdiri dari:

a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;

(9)

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan air Permukaan.

2. Pajak Kabupaten/ Kota yaitu pajak yang dipungut oleh daerah Kabupaten / Kota, terdiri dari :

a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Pengambilan bahan Galian golongan C, dan; g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan;

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Banguna;

Sedangkan dari pembagian Retribusi menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Retribusi terbagi atas 3 (tiga) golongan yaitu:

1. Jenis Retribusi Jasa Umum adalah. a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;

(10)

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

f. Retribusi Pelayanan Pasar;

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus; k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair;

l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang; m. Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan

n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.Jasa Usaha 2. Jenis Retribusi Jasa Usaha adalah:

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan; c. Retribusi Tempat Pelelangan;

d. Retribusi Terminal;

e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;

f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa; g. Retribusi Rumah Potong Hewan;

(11)

k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

3. Jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah: a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; c. Retribusi Izin Gangguan;

d. Retribusi Izin Trayek; dan e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan. Pemberian izin adalah meliputi kegiatan peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang, dengan tetap memperhatikan koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien luas bangunan (KLB), koefisien ketinggian bangunan (KKB), dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut. Tidak termasuk objek Retribusi adalah pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

(12)

penerimaan daerah maka penulis akan membahas yang menjadi ruang lingkup dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah

a. Prosedur Pemungutan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan pada Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

b. Objek dan Subjek Retribusi Izin Mendirikan Bangunan pada Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

c. Tata cara untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan. d. Tata cara perhitungan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

e. Tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan untuk meningkatkan penerimaan pendapatan daerah.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi sesuai dengan metode yang digunakan maka tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

(13)

2. Studi Literatur

Dalam tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber pustaka seperti undang-undang, buku-buku, majalah maupun literatur lain yang berkaitan dengan pengenaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan observasi lapangan di Kantor Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan, mengenai Prosedur dan Peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Dalam observasi ini penulis memberikan suatu pengaturan untuk melaksanakan praktek kerja lapangan dan melakukan pengamatan data yang akan diminta pada Kantor Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini dilakukan melalui dua cara yaitu:

(14)

- Data sekunder yaitu data yang bersumber dari buku – buku tentang Perpajakan, Undang – Undang Perpajakan maupun Peraturan lain yang berkaitan dengan sistem pengenaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

5. Analisis data dan Evaluasi

Setelah data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka penulis melakukan analisis data evaluasi terhadap data atau keterangan mengenai prosedur dan peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Daftar Wawancara (Interview Guide)

Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab langsung kepada para pegawai mengenai permasalahan yang dihadapi penulis dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini.

2) Daftar Observasi (observation Guide)

Dalam metode ini penulis secara langsung mengamati dan meneliti hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas Retribusi Izin Mendirikan Bangunan di Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

(15)

Dalam metode ini penulis mempelajari buku dan/atau literatur, hasil-hasil penelitian, dokumen atau data-data pendukung yang dibutuhkan dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM)

Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan Proposal tugas akhir ini adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menyajikan latar belakang yang mendasar menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan tujuan dan manfaat, ruang lingkup , metode praktik, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.

BAB II :GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi PKLM, sejarah, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi dan gambaran umum mengenai pegawai pada Kantor Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

(16)

Dalam bab ini berisikan ketentuan dalam pengenanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dalam peraturan perundang-undangan, objek dan subjek pajak, tarif retribusi dan lain-lain.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh dilapangan, yaitu sistem pengenaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan pada Kantor Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini disimpulkan uraian-uraian dalam bab-bab sebelumnya serta saran dari penulis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti menemukan semua dimensi nilai religi pada novel Assalamualaikum Beijing karya Asama Nadia yaitu: keyakinan Bergama merupakan dimensi yang berkaitan dengan

Temuan ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwianty dan Sugiarto (2013) yang menyatakan bahwa kapasitas fiscal berpengaruh negatif dan signifikan

Melihat realita di negara Indonesia, bahwa terkadang ormas-ormas Islam pernah berselisih (berbeda pendapat) dengan pemerintah ataupun sesama ormas Islam yang lain

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik dari kualitas dan kuantitas yang dicapai pegawai persatuan periode waktu

[r]

Kemudahan proses komunikasi dengan pihak pelayanan pelanggan Dalam hal ini perusahaan harus dapat merespon semua informasi yang ingin diketahui oleh pelanggan mulai

Pitiriasis sika , atau ketombe, adalah jenis ringan DS yang paling sering diderita.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif berdasarkan jumlah kasus,

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar biaya yang dikeluarkan petani untuk usahatani bunga potong krisan dengan menghitung semua biaya yang dikeluarkan