• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KERAGAMAN PRODUK, DAN SUASANA TOKO TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN Penelitian pada Konsumen Carrefour di Ambarukmo Plaza Jalan Laksda Adisucipto Km.6 Yogyakarta SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KERAGAMAN PRODUK, DAN SUASANA TOKO TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN Penelitian pada Konsumen Carrefour di Ambarukmo Plaza Jalan Laksda Adisucipto Km.6 Yogyakarta SKRIPSI"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian pada Konsumen Carrefour

di Ambarukmo Plaza Jalan Laksda Adisucipto Km.6 Yogyakarta SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

BRITHA OKNI PAMUDHAR NIM: 062214064

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

Penelitian pada Konsumen Carrefour

di Ambarukmo Plaza Jalan Laksda Adisucipto Km.6 Yogyakarta SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

BRITHA OKNI PAMUDHAR NIM: 062214064

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Nilai tertinggi dari seseorang manusia bukanlah di mana ia

berpijak pada saat-saat aman dan menyenangkan, tetapi di mana ia

berpijak pada saat-saat mendapat tantangan dan pertentangan.

Keberhasilan bukan diukur dari hasil, tetapi seberapa besar usaha

yang kita lakukan untuk mencapainya.

Ada harga yang harus dibayar untuk tumbuh. Bayarannya adalah

komitmen.

Skripsi ini kupersembahkan bagi:

Papa dan Mama tercinta

Adik – adikku

(Gingga&Britho)

(6)

v

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Britha Okni Pamudhar

Nomor Mahasiswa : 062214064

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KERAGAMAN PRODUK, DAN SUASANA TOKO TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

Penelitian pada Konsumen Carrefour

di Ambarukmo Plaza Jalan Laksda Adisucipto Km.6 Yogyakarta beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Di buat di Yogyakarta

Pada tanggal : 31 Januari 2011 Yang menyatakan

(7)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, November 2010 Penulis

(8)

vii Britha Okni P. Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan, keragaman produk dan suasana toko secara simultan dan parsial terhadap kepuasan konsumen. Jenis penelitian adalah survei yang dilaksanakan di Hypermarket Carrefour di Jalan Laksda Adisucipto Km.6 Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang berbelanja di Hypermarket Carrefour. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang dipakai penulis adalah accidental sampling. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner dan wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai pengaruh kualitas layanan, keragaman produk dan suasana toko secara simultan dan parsial terhadap kepuasan konsumen. Dalam menganalisis data yang telah diperoleh penulis menggunakan analisis regresi berganda. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan digunakan uji F, dan untuk mengetahui pengaruh secara parsial digunakan uji t. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa secara simultan maupun parsial kualitas layanan, keragaman produk dan suasana toko berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

(9)

viii

AND STORE ATMOSPHERE ON CONSUMER SATISFACTION

A Survey on Carrefour Hypermart in Laksda Adisucipto Street Km.6 Yogyakarta

Britha Okni Pamudar Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This research aimed at finding out whether service quality, product assortment and store atmosphere simultaneously and partially influence consumer satisfaction. The type of the research was a survey which was conducted in Carrefour Hypermart in Laksda Adisucipto Street Yogyakarta. The population of this research was all consumers of Carrefour Hypermart in Laksda Adisucipto Street Yogyakarta. The number of the sample was 100 people. The sampling technique used in this research was accidental sampling. The techniques used in data collecting ware questionnaire and interview. Documentation was also conducted to collect data about Carrefour. In analyzing the data, the research used Multiple Regression. To identify the simultaneous influence, the research used F test, and to identify the partial influence, the research used t test. The research found that service quality, product assortment and store atmosphere influence consumer satisfaction both partially and simultaneously.

(10)

ix

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Layanan, Keragaman Produk, dan Suasana Toko Terhadap Kepuasan Konsumen” Penelitian pada Carrefour Ambarukmo Plaza di Jalan Laksda Adisucipto KM. 6 Yogyakarta. Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukan semata-mata merupakan usaha penulis sendiri, namun juga dikarenakan adanya bantuan, dorongan, bimbingan, serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. P. Wiryono P.S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(11)

x

5. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Kedua orangtuaku, Babe ndut dan Mama, yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang, bimbingan serta dukungan yang sangat berharga buatku.

7. Adik-adikku (Gingga & Britho), terima kasih buat dukungan kalian.

8. My Popow Ricardo Theodore yang telah memberikan kasih sayang, semangat, dan dukungan dengan tulus, even when I got the hardest day, it’s make me stronger and better. I Love you…

9. Keluarga Besar Eyang Iman Sumitro yang telah memberi semangat dan cinta untuk ku.

10.Eyang kakung dan eyang putri Badran, terima kasih untuk doa dan dukungannya.

11.Sahabat-sahabat serta teman seperjuanganku (Ikhe, Vita, Shinta ,Tantri, Lida). Terima kasih atas persahabatan yang kalian berikan.

12.Mba Mien yang selalu ada dan dengan sabar mendengar curhatku, thanks alot for share and listening.

13.Teman-teman KKP (Ino, Veni, Pa ketua), Terima kasih atas kerjasama dan persaudaraan yang telah kalian berikan.

(12)

xi

16.Teman-teman kost SWA tercinta. Terima kasih telah menemani hari-hariku saat di kost.

17.Teman-teman ex bagian penjualan butik Popperca (Neni, Nunung, Mitha, Fajrin, Bayu). Ayo ngumpul bareng lagi donk..

18.Almamater Manajemen 2006.

19.My Lovely Honda Beat ‘si putih’ yang senantiasa menemani perjalananku. 20.Dan semua pihak-pihak lain yang telah banyak membantu, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Tuhan Maha Kasih akan membalas segala budi baik dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis.

Yogyakarta, November 2010 Penulis

(13)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 7

1. Pengertian Pemasaran ... 7

2. Konsep Pemasaran ... 8

3. Riset Pemasaran ... 10

(14)

xiii

7. Pengelompokan Bisnis Ritel ... 14

8. Pengertian Kualitas Jasa ... 15

9. Peranan Pelayanan ... 17

10.Dimensi Kualitas Pelayanan ... 18

11.Pengertian Keragaman Produk ... 19

12.Pengertian Suasana Toko ... 20

13.Pengertian Kepuasan Konsumen ... 21

14.Prinsip-prinsip Dasar Kepuasan Konsumen ... 29

15.Pengukuran Kepuasan Konsumen ... 30

16.Proses Pengambilan Keputusan Membeli ... 32

B. Penelitian Sebelumnya ... 34

1. Jurnal ... 34

2. Skripsi ……… 36

3. Kerangka Konsep Penelitian ... 37

4. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 41

1. Subyek Penelitian ... 41

2. Obyek Penelitian ... 41

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 41

1. Waktu Penelitian ... 41

2. Lokasi Penelitian ... 42

D. Variabel Penelitian ... 42

(15)

xiv

E. Populasi dan Sampel ... 44

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 45

G. Sumber Data ... 45

H. Teknik Pengumpulan Data ... 46

I. Uji Kualitas Instrumen ... 47

J. Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 49

BAB IV GAMBARAN UMUM CARREFOUR A. Latar Belakang PT. Carrefour Indonesia ... 56

B. Carrefour di Indonesia ... 57

C. Nilai-nilai Carrefour ... 61

D. Produk Private Label Carrefour ... 62

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen ... 65

1. Uji Validitas ... 65

2. Uji Reliabilitas ... 66

B. Karakteristik Responden ... 67

C. Analisis Data ... 72

1. Analisis Regresi Linear Berganda ... 72

2. Uji Asumsi Klasik ... 73

3. Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 77

4. Uji Hipotesis Parsial (Uji t) ... 79

5. Koefisien Determinasi (R2) ... 81

D. Pembahasan ... 82

(16)

xv

DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN ... 92

(17)

xvi

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ... 65

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 67

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

Tabel 4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ... 68

Tabel 4.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 70

Tabel 4.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 70

Tabel 4.7 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan ... 71

Tabel 4.8 Estimasi Regresi Linier Berganda ... 72

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ... 75

Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 77

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t) ... 79

(18)

xvii

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen ... 11

Gambar 2.2 Format Ritel ... 15

Gambar 2.3 Konsep Kepuasan Pelanggan ... 23

Gambar 2.4 Tahap-Tahap Proses Pembelian ... 31

Gambar 2.5 Model Penelitian ... 36

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 73

(19)

xviii

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan ... 93

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban 100 Responden ... 99

Lampiran 3 Karakteristik Responden ... 105

Lampiran 4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 109

Lampiran 5 Output Olah Data ... 115 Lampiran 6 Tabel Korelasi Pearson Product Moment pada α 5%

(20)

1

A. Latar Belakang Masalah

Dampak globalisasi telah berpengaruh di seluruh bidang terutama di

sektor dunia usaha. Sejalan dengan hal tersebut banyak bemunculan

perusahaan dagang yang bergerak pada bidang perdagangan eceran (retailing)

yang berbentuk toko, mini market, departement store (toserba), pasar

swalayan (supermarket), hypermart dan lain-lain. Perkembangan bisnis ritel

terlihat semakin pesat dan fenomena tersebut mendorong berkembangnya

pusat-pusat perbelanjaan baik yang bertaraf internasional maupun lokal. Hal

tersebut akan menimbulkan persaingan diantara perusahaan-perusahaan

tersebut dan meningkatnya tuntutan konsumen. Agar perusahaan dapat

memenangkan persaingan tersebut mereka memanfaatkan peluang-peluang

bisnis yang ada dan berusaha untuk menerapkan strategi pemasaran yang tepat

dalam rangka untuk menguasai pasar.

Persaingan yang semakin ketat untuk bisnis ritel, dimana banyak

produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginaan

konsumen, menyebabkan setiap perusahaan ritel harus menempatkan orientasi

kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama dan diyakini sebagai kunci utama

untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan

kepada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa dengan harga

(21)

Pelanggan memang harus dipuaskan, sebab kalau mereka tidak puas

akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing (Supranto,

2001:2). Kepuasan pelanggan merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu

usaha, hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen, perusahaan dapat

meningkatkan tingkat keuntungan dan dapat memperoleh pangsa pasar yang

lebih luas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa

manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi

harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya

loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut

(word-of-mount) yang menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono, 2000:68).

Selain itu, di dalam bisnis perdangangan eceran, kepuasan pelanggan juga

menjadi salah satu alat yang dijadikan sebagai kriteria penilaian atas suatu

usaha perdagangan eceran, baik sebagai suatu perusahaan atau hanya sebuah

toko atau gerai (Ma’ruf, 2006:262).

Carrefour ialah sebuah kelompok supermarket internasional, berkantor

pusat di Perancis. Carrefour adalah kelompok ritel kedua terbesar setelah

Wal-Mart. Kelompok Carrefour memperkenalkan konsep hypermarket untuk

pertama kalinya, sebuah supermarket besar yang mengombinasikan toko

serba ada (department store) dan mengaplikasikan konsep one stop shopping,

yaitu suatu tempat berbelanja yang memenuhi semua kebutuhan individu dan

keluarga. Di Indonesia, Carrefour tumbuh pesat dalam kurun waktu dari

(22)

kota-kota besar di Indonesia. Tercatat sampai dengan tahun 2009 telah berdiri

53 buah gerai Carrefour di seluruh Indonesia.

Salah satu unsur kunci dalam persaingan diantara bisnis eceran adalah

ragam produk yang disediakan oleh pengecer. Oleh karena itu, pengecer

harus membuat keputusan yang tepat mengenai keragaman produk yang

dijual, karena dengan adanya macam-macam produk dalam arti produk yang

lengkap mulai dari merk, ukuran, kualitas dan ketersediaan produk setiap

saat. Dengan hal tersebut maka akan memudahkan konsumen dalam memilih

dan membeli berbagai macam produk sesuai dengan keinginan mereka,

sehingga diharapkan konsumen dapat merasa puas.

Disamping memperhatikan keragaman produk, perusahaan yang

bergerak dibidang retail harus juga berupaya untuk memberikan pelayanan

yang baik, sebab pelayanan yang berkualitas merupakan salah satu cara untuk

menarik dan mempertahankan konsumen. Pelayanan harus diperhatikan

karena dalam memilih suatu produk atau jasa konsumen selalu berupaya

untuk memaksimalkan nilai yang dirasakan. Apabila konsumen merasa nilai

yang dirasakan lebih tinggi dari pada yang diharapkan maka konsumen akan

merasa puas dan cenderung akan loyal.

Suasana (atmosphere) toko merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam bauran pemasaran ritel (retail marketing mix). Menurut Ma’ruf

(2006:201), atmosphere toko berperan penting memikat pembeli, membuat

nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka

(23)

keperluan rumah tangga. Toko atau gerai yang tertata rapi dan menarik akan

lebih mengundang pembeli dibandingkan gerai yang diatur biasa saja.

Sementara, gerai yang diatur biasa saja tapi bersih lebih menarik daripada

gerai yang tidak diatur sama sekali dan tampak kotor. Pengelolaan

atmosphere toko yang menarik bertujuan meningkatkan kunjungan

pelanggan, menambah kepuasan konsumen, dan citra positif terbangun.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian terhadap konsumen pada Carrefour dengan judul “Pengaruh

Kualitas Layanan, Keragaman Produk dan Suasana Toko terhadap Kepuasan Konsumen.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah kualitas layanan, keragaman produk, dan suasana toko secara

simultan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Carrefour?

2. Apakah kualitas layanan, keragaman produk, dan suasana toko secara

(24)

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi batasan-batasan terhadap

permasalahan yang telah di kemukakan diatas sebagai berikut :

1. Respoden yang diteliti adalah mereka yang pernah melakukan pembelian di

Carrefour cabang Yogyakarta yang berlokasi di Ambarukmo Plaza Jalan

Laksda Adisucipto Km.6 Yogyakarta.

2. Atribut yang digunakan untuk membantu penelitian ini adalah kualitas

layanan, keragaman produk, dan suasana toko.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui karakteristik konsumen yang melakukan pembelian di Super

Market Carrefour Ambarukmo Plaza Yogyakarta

2. Mengetahui apa saja alasan konsumen dalam melakukan pembelian di

Super Market Carrefour Ambarukmo Plaza Yogyakarta

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Memberikan wawasan bagi perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasar.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan dan

(25)

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan teori-teori yang telah

dipelajari ke dalam praktek sehingga dapat menambah wawasan dan

(26)

7

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan yang

mempengaruhi pola hidup suatu masyarakat. Dasar pemikiran pemasaran

dimulai dari adanya keinginan dan kebutuhan, kemudian dari hal tersebut

muncullah permintaan. Bagi pemasar, pemasaran merupakan salah satu

unit terdepan yang akan menentukan masa depan kelangsungan dan

keberhasilan usahanya.

Karena pemasaran merupakan faktor yang penting bagi pemasar,

maka aktifitas pemasaran suatu perusahaan harus benar-benar diarahkan

untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga konsumen

tidak merasa dirugikan dan bahkan menjadi puas. Hal tersebut diperlukan

agar terbentuk kesetiaan konsumen pada perusahaan atau produk sehingga

konsumen memberikan apresiasi yang baik terhadap perusahaan. Indikasi

sederhana dari apresiasi yang baik tersebut adalah pembelian kembali oleh

konsumen dan rekomendasi pada konsumen atau calon konsumen lainnya

untuk mengkonsumsi produk dari perusahaan terkait.

Kotler (1997:242) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial

dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

(27)

dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran

adalah suatu sistem secara keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan

pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.

2. Konsep Pemasaran

Perusahaan yang sudah memahami bahwa pemasaran merupakan

faktor yang penting untuk keberhasilan usahanya, akan mengetahui adanya

cara dan falsafah baru yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini

sering disebut sebagai konsep pemasaran yang berstandar pada faktor

dasar, antara lain: fokus pada konsumen atau pasar, volume penjualan

yang menguntungkan, serta adanya koordinasi dan integrasi dalam

perusahaan.

Menurut Kotler (1997:251) konsep pemasaran menyatakan bahwa

kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada

para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan

memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Selain itu

Dharmmesta dan Irawan (1997:34) mendefinisikan pengertian konsep

pemasaran sebagai falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan

kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi

(28)

Dharmmesta dan Irawan (1997:47) menyatakan ada tiga unsur

pokok yang terkandung dalam konsep pemasaran, yaitu:

a. Orientasi kepada konsumen

Dalam upaya memperhatikan konsumen, perusahaan harus melakukan

hal-hal sebagai berikut, yaitu: menentukan kebutuhan pokok konsumen

yang akan dilayani, menentukan kelompok konsumen yang akan

dijadikan sebagai sasaran penjualan, menentukan produk dan program

pemasarannya, mengadakan penelitian kepada konsumen untuk

menaksir, menilai dan menafsirkan keinginan konsumen, serta

menentukan dan melaksanakan strategi yang tepat, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model

yang menarik.

b. Menyusun kegiatan pemasaran secara integral

Meliputi koordinasi setiap personal dan setiap bagian dalam

perusahaan beserta segenap unsur marketing-nya, agar dapat

memberikan kepuasan kepada konsumen yang menjadi sasaran

perusahaan sehingga tujuan perusahaan tercapai.

c. Kepuasan konsumen

Perusahaan mendapatkan keuntungan dengan cara berusaha

memberikan kepuasan kepada konsumen. Adanya perubahan

lingkungan mengharuskan perusahaan untuk menyesuaikan konsep

pemasaran pada kondisi tertentu, sehingga perusahaan tidak hanya

(29)

masyarakat. Artinya konsep pemasaran harus mempertimbangkan

faktor lingkungan secara keseluruhan.

3. Riset Pemasaran

Riset pemasaran digunakan untuk memudahkan manajemen dalam

proses pengambilan keputusan. Hasil dari suatu riset pemasaran dapat

dijadikan bahan masukan bagi seorang pimpinan untuk pengambilan

keputusan mengenai permasalahan yang dihadapi.

Kotler (1997:162) mendefinisikan riset pemasaran sebagai

perancangan, pengumpulan, analisa dan pelaporan data yang sistematis

serta relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan.

4. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen harus dipahami dengan baik, khususnya oleh

pemasar agar dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya.

American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen

sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan

kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran

dalam hidup mereka.

Menurut Dharmmesta dan Irawan (1997:75) perilaku konsumen

adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

(30)

didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan

kegiatan.

Ada dua elemen penting yang terkait dengan pengertian perilaku

konsumen diatas, yaitu: proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik,

yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan

mempergunakan barang maupun jasa ekonomis. Sedangkan model

perilaku konsumen, secara sederhana dapat dilihat pada gambar 2.1.

Rangsangan Dari Luar Kotak Hitam Pembeli Tanggapan Pembeli Pemasaran Lingkungan Ciri Pembeli Proses Keputusan Beli Pilihan Produk

Pilihan Merek Pilihan Penjual Jumlah Pembelian Waktu Pembelian Produk Harga Promosi Distribusi Ekonomi Teknologi Politik Budaya Budaya Sosial Kepribadian Psikologis Pengenalan Masalah Mencari Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian

Perilaku Purna Beli

Sumber: Kotler (1997:153)

Gambar 2.1

Model Perilaku Konsumen

Gambar diatas menunjukkan rangsangan pemasaran yang terdiri

dari 4 P: product (produk), price (harga), promotion (promosi) dan place

(distribusi/lokasi). Sedangkan untuk produk jasa ditambahkan dengan

(31)

(pelayanan). Rangsangan lainnya mencakup kekuatan dan peristiwa besar

dalam lingkungan konsumen: ekonomi, teknologi, politik dan budaya.

Seluruh masukan ini kemudian memasuki kotak hitam pembeli, lalu di

sana diubah menjadi satu susunan tanggapan pembeli yang dapat

diselidiki: pilihan produk, pilihan merek, pilihan dealer, waktu membeli

dan jumlah pembelian. Proses perubahan rangsangan menjadi tanggapan di

dalam kotak hitam pembeli terdiri dari dua bagian, yaitu: Pertama,

karakteristik pembeli, yang mempengaruhi bagaimana seorang pembeli

bersikap dan bereaksi terhadap rangsangan. Kedua, proses keputusan

pembeli itu sendiri yang mempengaruhi perilaku pembelian.

5. Pengertian Pengecer (Retailer)

Untuk mengetahui pengertian pengecer, ada beberapa klasifikasi

atau pengertian yang dapat digunakan, menurut Winardi (1996:162)

pengecer adalah seorang pedagang atau kadang-kadang ia seorang agen

yang pekerjaan pokoknya adalah menjual pada konsumen.

Menurut Tjiptono (2004:191) pengertian pengecer yang lain adalah

perusahaan yang fungsi utamanya menjual produk pada konsumen akhir

untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga. Kegiatan retail atau eceran

mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Menyediakan barang yang dibutuhkan konsumen akhir.

b. Menjual dengan harga yang pantas.

(32)

d. Meyakinkan konsumen bahwa barang yang dijual mampu memenuhi

kebutuhan mereka.

Menurut pengertian diatas pengecer merupakan pedagang yang

menjual produk kepada konsumen akhir yang mana produk tersebut akan

digunakan sendiri. Kegiatan pengecer akan berhubungan langsung dengan

konsumen akhir, maka dapat dikatakan sebagai ujung tombak dari

rangkaian pendistribusian barang.

6. Karakteristik Dasar Ritel

Menurut Utami (2006:57) karakteristik dasar ritel dapat digunakan

sebagai dasar dalam mengelompokkan jenis ritel. Terdapat tiga

karakteristik dasar yaitu:

a. Pengelompokan berdasarkan unsur-unsur yang digunakan ritel untuk

memuaskan kebutuhan konsumen. Merupakan bauran berbagai unsur

yang digunakan oleh ritel untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan

konsumen. Terdapat empat unsur yang digunakan ritel untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan yang berguna untuk

menggolongkan ritel yaitu:

1) Jenis barang yang dijual, contoh: ritel yang menjual produk

olahraga biasanya toko peralatan olahraga. Jenis ritel ini

selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi toko peralatan olahraga

(33)

2) Perbedaan dan keanekaragaman barang yang dijual, contoh: grosir

(wholesale store), toko diskon, dan toko mainan.

3) Tingkat layanan konsumen, contoh: toko sepeda menawarkan

bantuan dalam memilihkan sepeda, menyesuaikan spesifikasi

sesuai keinginan pembeli, dan memperbaiki sepeda.

4) Harga barang , contoh: departement store dan toko diskon.

b. Pengelompokan berdasarkan sarana atau media yang digunakan

Pada bisnis ritel terdapat dua buah bentuk utama dalam

penggunaan sarana atau media yang digunakan, yaitu:

1) Penjualan melalui toko, yaitu pada ritel yang menggunakan toko

untuk memasarkan produk terdapat pendistribusian produk dari

produsen kepada konsumen melalui peritel dan pedagang grosir.

2) Penjualan tidak melalui toko, jenisnya antara lain: ritel elektronik,

katalog dan pemasaran surat langsung, penjaualan langsung,

television home shopping, vending machine retailing.

c. Pengelompokan berdasarkan kepemilikan

Klasifikasi utama dari kepemilikan ritel antara lain:

1) Pendirian toko tunggal atau mandiri

2) Jaringan perusahaan

(34)

7. Pengelompokan Bisnis Ritel

Sumber: Utami (2005:18)

Gambar 2.2 Bagan Format Ritel

8. Pengertian Kualitas Jasa atau Pelayanan

Pengertian kualitas jasa menurut Wyckov (dalam Tjiptono, 2004:59)

adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Jadi ada dua

faktor utama yaitu: expected service dan perceied service. Store

Ritel Barang Dagangan Umum - Specialty Store

- Variety Store

- Department

Store

- Off Price Store

- Factory Outlet

Ritel Berorientasi makanan - Convenience Store - Supermarket - Supercenter - Grosir - Hypermarket Non store - Katalog

- Penjualan elektronik

- Penjualan melalui

surat

- Mesin penjual

(Vending Machine)

- Penjualan langsung

- Penjualan melalui

telepon

- Penjualan maya/

(35)

Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceied service) sesuai

dengan yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan

memuaskan. Jika melebihi apa yang diharapkan oleh pelanggan maka

disebut ideal.

Berdasarkan komponen-komponen di atas dapat disimpulkan bahwa

output jasa dan cara penyampaiannya merupakan faktor-faktor yang

dipergunakan dalam menilai kualitas jasa.

Menurut Lytle (1996:117) pelayanan merupakan sarana untuk

mengidentifikasi dan memenuhi superior need. Atau dengan kata lain

layanan konsumen dapat menjadi pusat keuntungan perusahaan.

Menurut Tim Pusat Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, pelayanan adalah kemudahan yang diberikan

sehubungan dengan jual-beli barang atau jasa.

Dari pengertian-pengertian dia atas dapat disimpulkan bahwa

pelayanan merupakan proses pemberian bantuan yang mana diberikan

seseorang kepada orang lain dalam jual beli barang atau jasa. Untuk

memberikan pelayanan yang baik dibutuhkan kesungguhan yang

mengandung unsur kecepatan, keramahan, kenyamanan yang terintegrasi

sehingga manfaat yang besar akan diperoleh, terutama kepusan dan loyalitas

(36)

9. Peranan Pelayanan

Menurut Lupiyoadi (2001:194) secara garis besar peranan dari

pelayanan terdiri dari beberapa yaitu:

a) Menciptakan perhatian calon pembeli.

b) Menggugah minat calon pembeli.

c) Menanamkan keyakinan calon pembeli.

d) Memperlakukan calon pembeli adalah raja yang harus dihormati,

dilayani dan dipuaskan.

Kualitas pelayanan yang baik sering dikatakan sebagai salah satu faktor

yang sangat penting dalam keberhasilan suatu bisnis, maka tentu saja

kulaitas pelayanan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya yaitu

menciptakan loyalitas konsumen dan kepusan konsumen.

Standar kualitas pelayanan menurut Lupiyoadi (2001:196) antara lain

adalah:

a) Tingkat keaktifan penjual atau pedagang dalam melayani calon

pembeli.

b) Tingkat keramahan penjual dalam menghadapi calon pembeli.

c) Tingkat penjelasan produk yang ditawarkan oleh pedagang kepada

calon pembeli.

d) Tingkat demonstrasi yang diajukan oleh penjual terhadap calon

(37)

10. Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut Parasuraman dan kawan-kawan (dalam Zeithaml dan

Bitner, 1996:118) di dalam salah satu studi mengenai dimensi kualitas

pelayanan mengidentifikasikan lima faktor utama yang dipergunakan

konsumen di dalam menilai atau menentukan kualitas pelayanan. Lima

faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a) Keandalan (reliability)

Yakni kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

b) Berwujud (tangible)

Yakni merupakan bukti fisik dari layanan, bisa berupa fasilitas fisik,

perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan dan sarana

komunikasi.

c) Daya tanggap (responsiveness)

Yakni keinginan untuk membantu para konsumen dan memberikan

pelayanan dengan cepat, tepat dan informasi yang jelas.

d) Jaminan (assurance)

Mencangkup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat yang

dapat dipercaya, bebas dari resiko bahaya dan keragu-raguan.

e) Empati (empathy)

Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang

(38)

11. Pengertian Keragaman Produk (Product Assortment)

Keragaman produk adalah kelengkapan produk yang menyangkut

kedalaman, luas dan kualitas produk yang ditawarkan juga ketersediaan

produk tersebut setiap saat di toko (Engels, 1995:258).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keragaman

produk adalah macam-macam produk dalam artian kelengkapan produk

mulai dari merk, ukuran, dan kualitas serta ketersediaan produk tersebut

setiap saat di toko.

Keragaman produk menurut Ma’ruf (2006:144) terdiri atas dua

hal:

a. Wide atau lebar, yaitu banyaknya variasi kategori produk yang dijual.

- Lebar: banyak ragam kategori produk

- Sempit: sedikit ragam kategori produk

b. Deep atau dalam, yaitu banyakya item pilihaan dalam masing-masing

kategori produk.

- Dalam: banyaknya pilihan (warna, ukuran, bahan, dan lain-lain)

dalam kategori produk.

- Dangkal: sedikit pilihan dalam setiap kategori produk.

12. Pengertian Suasana Toko (store atmosphere)

Menurut Ma’ruf (204:2006) suasana toko (store atmosphere)

(39)

pelanggan yang ditimbulkan dari penggunaan unsur-unsur desain interior,

pengaturan cahaya, tata suara, sistem pengaturan udara, dan pelayanan.

Penataan interior dapat mempengaruhi konsumen secara visual,

sensual, dan mental sekaligus. Semakin bagus dan menarik penataan

interior suatu gerai atau toko semakin tinggi daya tarik pada panca indra

pelanggan yaitu, penglihatan, pendengaran, aroma, rasa, sentuhan, konsep.

Suasana toko dapat tercipta melalui aspek-aspek berikut:

a) Visual, yang berkaitan dengan pandangan: warna, brightness (terang

tidaknya), ukuran, bentuk.

b) Tactile, yang berkaitan dengan sentuhan tangan atau kulit: softness,

smoothness, temperatur.

c) Olfactory, yang berkaitan dengan bebauan atau aroma: scent, freshness.

d) Aural, yang berkaitan dengan suara: volume, pitch, tempo.

Sutisna (2001:164) menyatakan bahwa suasana toko meliputi

hal-hal yang bersifat luas seperti hal-halnya tersedia pengaturan udara (AC), tata

ruang toko, penggunaan warna cat, penggunaan jenis karpet, bahan-bahan

rak penyimpanan barang, bentuk rak dan lain-lain yang dapat menciptakan

kenyamanan bagi pelanggan.

13. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Pengertian kepuasan pelanggan menurut Day and Wilton (dalam

Tjiptono, 2004:27) adalah respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian

(40)

kerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan mencakup

perbedaan antara harapan dengan kinerja atau hasil yang dirasakan.

Pandangan lain yang dikemukakan oleh Peter dan Olson

(2000:158) bahwa kepuasan dilihat dari paradigm ketidakcocokan.

Menurut pendekatan ini memandang ketidakpuasan terhadap suatu produk

dan merk sebagai hasil dari dua variabel kognitif lainnya, harapan pra

pembelian (pre purchase expectation) adalah kepercayaan tentang kinerja

suatu produk yang diperkirakan akan muncul. Ketidakcocokan

(disconfirmation) adalah perbedaaan antara harapan pra pembelian dan

persepsi pasca pembelian.

Harapan pra pembelian dapat dipenuhi ketika kinerja produk

sesuai dengan apa yang diharapkan dan tidak cocok ketika yang terjadi

adalah yang sebaliknya. Ada dua jenis ketidakcocokan yaitu:

a) Ketidakcocokan negatif, terjadi ketika kinerja produk kurang dari apa

yang diharapkan.

b) Ketidakcocokan positif terjadi ketika kinerja produk ternyata lebih

baik dari apa yang diharapkan

Menurut Rangkuti (2006:30) kepuasan adalah respon pelanggan

terhadap ketidaksesuai antara tingkat kpentingan sebelumnya dan kinerja

actual yang dirasakan setelah pemakaian.

Menurut.Kotler (1997:311) kepuasan adalah perasaan senang atau

kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi

(41)

harapan-harapannya. Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan

antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah

harapan, maka konsumen akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan

harapan, konsumen akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan,

konsumen akan sangat puas.

Konsumen yang melakukan pembelian ulang atas produk dan jasa

yang dihasilkan perusahaan adalah konsumen dalam arti yang sebenarnya.

Untuk menciptakan pembelian ulang salah satu barang, tentu perusahaan

harus memberikan kepuasan kepada konsumen.

Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan konsumen merupakan faktor

penting bagi konsumen dalam melakukan pembelian ulang. Memberikan

kepuasan kepada konsumen hanya diperoleh jika perusahaan

memperhatikan apa yang diinginkan konsumen.

Kepuasan konsumen menjadi salah satu pilar dalam upaya

manajemen kualitas total (Total Quality Management). Kenyataan ini

membuat banyak perusahaan mengembangkan program pengukuran di

mana konsumen mengevaluasi kualitas produk dan jasa yang

direalisasikan perusahaan. Kualitas layanan, kualitas hubungan, dan

kepuasan secara keseluruhan ini dianggap mampu meningkatkan niat

(42)

Kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor penting dari

semua aktifitas pemasaran pada perusahaan yang berorientasi pasar.

Alasan utama perusahaan untuk memuaskan konsumen adalah untuk

memperluas bisnis, mendapatkan pangsa pasar yang lebih tinggi yang

semuanya mengarah pada peningkatan keuntungan perusahaan.

Pencapaian kepuasan dapat merupakan proses yang sederhana, maupun

kompleks dan rumit. Untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan konsumen

secara lebih baik, maka perlu dipahami sebab-sebab kepuasan (Tjiptono,

2000:25).

Untuk mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan,

organisasi jasa harus melakukan empat hal. Pertama, mengidentifikasi

siapa pelanggannya. Kedua, memahami tingkat harapan pelanggan atas

kualitas. Ketiga, memahami strategi kualitas layanan pelanggan. Dan

keempat, memahami siklus pengukuran dan umpan balik dari kepuasan

pelanggan (Tjiptono, 2000:30).

Perusahaan perlu mengidentifikasi pelanggan-pelanggan internal

atau pelanggan eksternal, pelanggan bisnis atau konsumen akhir.

Sementara itu, kepuasan pelanggan tercapai bila kebutuhan, keinginan dan

(43)

Konsep kepuasan pelanggan dapat dijelaskan pada gambar di

bawah ini:

Gambar 2.3 Konsep Kepuasan Pelanggan Sumber: Tjiptono (2000:32)

Pada prinsipnya, strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para

pesaing harus berusaha keras dan memerlukan biaya tinggi dalam

usahanya merebut pelanggan suatu perusahaan. Satu hal yang perlu

diperhatikan adalah bahwa kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka

panjang yang membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana maupun

sumber daya manusia (Schaars dalam Tjiptono, 2000:36).

Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan

meningkatkan kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2000:42): Tujuan

Perusahaan

Produk

Nilai Produk Bagi Pelanggan

Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Harapan Pelanggan Terhadap Produk

(44)

a. Strategi pemasaran berupa relationship marketing yaitu strategi

dimana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan,

tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu

kemitraan dengan pelanggan secara terus menerus yang pada akhirnya

akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan

(repeat business). Agar relationship marketing dapat

diimplementasikan, perlu dibentuk customer database, yaitu daftar

nama pelanggan yang oleh perusahaan dianggap perlu dibina

hubungan jangka panjang dengan mereka. Database tersebut tidak

sekedar berisi nama pelanggan, tetapi juga mencakup hal-hal penting

lainnya, misalnya frekuensi dan jumlah pembelian, preferensi,

saat-saat pembelian, dan lain sebagainya. Dengan tersedianya informasi

seperti itu, maka diharapkan perusahaan dapat memuaskan

pelanggannya secara lebih baik, yang pada gilirannya dapat

menumbuhkan loyalitas pelanggan sehingga terjadi pembelian ulang.

Selain itu, informasi tersebut memungkinkan perusahaan untuk

merancang produk khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan dan

keinginan pelanggan tertentu. Supaya bisa memberikan hasil yang

lebih efektif, hubungan yang baik tidak hanya dibina dengan

pelanggan akhir, tetapi juga dengan pemasok, bahkan dengan

perusahaan pesaing. Akan tetapi, perlu diingat bahwa dampak

kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan pembelian ulang

(45)

tentu mereka puas. Sebaliknya pelanggan yang puas cenderung untuk

menjadi pelanggan loyal.

b. Strategi superior customer service yaitu menawarkan pelayanan yang

lebih baik daripada pesaing. Hal ini membutuhkan dana yang besar,

kemampuan sumber daya manusia, dan usaha gigih agar dapat tercipta

suatu pelayanan yang superior. Oleh karena itu, seringkali (tetapi tidak

harus) perusahaan yang menawarkan layanan pelanggan superior akan

membebankan harga yang lebih tinggi pada produk-produknya. Akan

tetapi, biasanya mereka memperoleh manfaat besar dari pelayanan

superior tersebut, yaitu berupa tingkat pertumbuhan yang cepat dan

besarnya laba yang diperoleh. Contoh layanan superior yang dapat

diberikan layanan distributor komputer memberikan layanan konsultasi

gratis seputar permasalahan komputer, surat kabar yang memberikan

jasa pelayanan gratis dalam menentukan format iklan dan sebagainya.

c. Strategi unconditional service guarantees

Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada

pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme

penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan. Selain

itu juga akan meningkatkan motivasi para karyawan untuk mencapai

tingkat kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Garansi atau

jaminan istimewa atau mutlak ini dirancang untuk meringankan resiko

atau kerugian pelanggan tidak puas dengan suatu produk atau jasa

(46)

dan kepuasan pelanggan. Fungsi utama garansi adalah untuk

mengurangi resiko pelanggan sebelum dan sesudah pembelian barang

atau jasa, sekaligus memaksa perusahaan bersangkutan untuk

memberikan yang terbaik dan meraih loyalitas pelanggan. Garansi ini

dapat diberikan dalam dua bentuk, yaitu:

1) Garansi internal, yaitu janji yang dibuat oleh suatu departemen atau

divisi kepada pelanggan internalnya, yakni pemproses lebih lanjut

dan setiap orang dalam perusahaan yang sama yang memanfaatkan

hasil atau jasa departemen tersebut. Contohnya adalah jaminan dari

divisi transportasi untuk mengantarkan atau mengambil barang

secara tepat waktu bagi divisi lainnya.

2) Garansi eksternal, yaitu jaminan yang dibuat oleh perusahaan

kepada para pelanggan eksternalnya, yakni mereka yang membeli

dan menggunakan produk perusahaan. Garansi menyangkut servis

yang unggul dan produk yang handal serta berkualitas tinggi.

Perusahaan harus benar-benar berusaha menepatinya, karena

apabila tidak ditepati malah akan menjadi boomerang. Contohnya

adalah janji mengantarkan produk secara tepat waktu, garansi

bahwa produk berkualitas tinggi, jaminan potongan harga bila

melakukan pembelian ulang di perusahaan yang sama dan lain-lain.

d. Strategi penanganan keluhan yang efisien

Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah pelanggan

(47)

bahkan menjadi pelanggan abadi). Proses penanganan keluhan dari

identifikasi dan penentuan sumber masalah yang menyebabkan

pelanggan tidak puas dan mengeluh.

Ada empat aspek penanganan keluhan yang penting, yaitu:

1) Empati terhadap pelanggan yang marah

Agar situasi tidak bertambah runyam maka perusahaan harus

meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan mereka dan

berusaha memahami situasi yang dirasakan oleh pelanggan

tersebut.

2) Kecepatan dalam penanganan keluhan

Apabila keluhan pelanggan tidak segera ditanggapi, maka rasa

tidak puas terhadap perusahaan akan menjadi permanen dan tidak

dapat dirubah lagi. Sedangkan apabila keluhan dapat ditangani

dengan cepat, maka ada kemungkinan pelanggan itu menjadi puas

dan besar kemungkinan ia akan menjadi pelanggan perusahaan

kembali.

3) Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau

keluhan

Perusahaan harus memperhatikan aspek kewajaran dalam hal biaya

dan kinerja jangka panjang.

4) Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan

Hal ini sangat penting bagi konsumen untuk menyampaikan

(48)

Perusahaan dapat menyediakan jalur atau saluran telepon khusus

(hotline service) untuk menampung keluhan pelanggan.

e. Strategi peningkatan kinerja perusahaan.

Meliputi berbagai upaya seperti melakukan pemantauan dan

pengukuran kepuasan pelanggan secara berkesinambungan,

memberikan pendidikan dan pelatihan menyangkut komunikasi,

salesmanship, dan public relations kepada pihak manajemen dan

karyawan, dan memasukkan unsur kemampuan untuk memuaskan

pelanggan ke dalam sistem penilaian prestasi karyawan.

f. Pelanggan

Hal ini dilakukan dengan melibatkan pelanggan dalam proses

pengembangan produk sedini mungkin. Hal tersebut memungkinkan

suatu perusahaan untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan,

menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut, dan

memperbaiki proses hingga tercapai efektifitas maksimum.

14. Prinsip-Prinsip Dasar Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan harapan

pelanggan. Sebuah perusahaan perlu mengetahui beberapa faktor yang

mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan

pelanggan terhadap produksi air minum di antaranya adalah sebagai

(49)

a) Kebutuhan dan keinginan, yaitu berkaitan dengan hal-hal yang

dirasakan oleh pelanggan saat pelanggan sedang mencoba melakukan

transaksi dengan perusahaan.

b) Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dan

layanan, baik dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya.

c) Pengalaman teman-teman, cerita teman pelanggan tentang kualitas

produk dan layanan perusahaan yang akan didapat oleh pelanggan.

d) Komunikasi melalui iklan dan pemasaran atau persepsi yang timbul

dari image periklanan dan pemasaran yang akan dilakukan oleh

perusahaan.

15. Pengukuran Kepuasan Konsumen

Pengukuran kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan berbagai

cara, diantaranya (Tjiptono, 2000:46):

a. Directly reported satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan dengan

skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas.

b. Derived dissatisfaction

Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni besarnya

harapan konsumen terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang

mereka rasakan.

(50)

Konsumen yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan

dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi

berkaitan dengan penawaran dari perusahaan. Kedua, saran-saran

untuk melakukan perbaikan.

d. Importance-performance analysis

Dalam teknik ini, responden diminta untuk merangking berbagai

elemen atau atribut dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya

setiap elemen itu. Selain itu, responden juga diminta merangking

seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen atau

atribut tersebut.

e. Ghost shopping

Metode ini dilakukan dengan cara mempekerjakan beberapa orang

(ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau

pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper

tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan

kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman

mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu, para

ghost shopper juga dapat mengamati atau menilai cara perusahaan dan

pesaingnnya menjawab pertanyaan pelanggan dan menangani setiap

keluhan.

f. Lost customer analysis

Metode ini sedikit unik. Perusahaan berusaha menghubungi para

(51)

Yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi penyebab

terjadinya hal tersebut. Informasi ini sangat bermanfaat bagi

perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka

meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Penelitian ini menggunakan metode directly reported

satisfaction yaitu pengukuran dilakukan secara langsung melalui

pertanyaan dengan skala: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas,

sangat puas.

16. Proses Pengambilan Keputusan Membeli

Pengambilan keputusan sebagai inti dari perilaku konsumen

dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal dari

konsumen. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan

keputusan dalam pembelian.

Menurut Kotler (1997:168) proses tersebut merupakan sebuah

pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari lima tahap yang secara

keseluruhan dapat dijelaskan seperti dalam gambar 2.4 berikut:

Sumber: Kotler (1997:170)

Gambar 2.4

Tahap-tahap Proses Pembelian

Pengenal an

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusa n

(52)

Sehingga dapat diketahui bahwa susunan proses pengambilan

keputusan pembelian adalah terdiri dari lima tahap, yaitu:

a. Pengenalan Masalah

Proses ini diawali dengan kesadaran konsumen akan adanya kebutuhan

dan keinginan yang belum terpusatkan. Bila keinginan tersebut telah

diketahui maka konsumen akan berusaha untuk dapat memenuhinya.

Dengan mengenali kebutuhan konsumen, maka pemasar dapat

memprediksi perilaku yang akan diambil oleh konsumen, karena

konsumen senantiasa memerlukan produk yang dapat memuaskannya.

b. Pencarian Informasi

Dalam proses ini, konsumen dapat menemukan informasi melalui

sumber eksternal maupun internal. Faktor yang besar pengaruhnya

dalam tahap ini antara lain faktor situasi, produk serta konsumen.

Kepercayaan dan sikap konsumen berperan besar dalam proses ini, jika

konsumen mempunyai pendukung akan pertimbangannya maka akan

mencari informasi yang lebih banyak. Pertimbangannya adalah biaya

dan manfaat yang mungkin didapat oleh konsumen.

c. Evaluasi Alternatif

Inti dari proses ini adalah konsumen memiliki informasi produk

diantara berbagai pilihan yang dapat memuaskan kebutuhannya.

Konsumen akan melihat setiap produk merupakan suatu himpunan dan

ciri dari sifat tertentu yang dimilikinya. Oleh sebab itu, dalam

(53)

d. Keputusan Pembelian

Pada proses sebelumnya, konsumen membentuk preferensi terhadap

produk atau merek yang menjadi pilihannya. Namun demikian apakah

konsumen nantinya memutuskan untuk membeli atau tidak,

dipengaruhi oleh orang lain dan faktor keadaan yang tidak terduga.

Dalam tahapan ini biasanya konsumen mengambil keputusan membeli

produk yang paling disukai. Ditengah komplektifitas pilihan keputusan

diatas, setiap perusahaan harus berusaha untuk menyederhanakan

pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh konsumennya

melalui penawaran kualitas serta nilai yang lebih baik dari pesaing.

Sehingga diperlukan strategi pemasaran yang tepat dan terpadu guna

memenuhinya.

e. Perilaku Purna Pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami suatu

kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan merupakan fungsi, dekatnya

harapan dari pembeli terhadap produk dengan kemampuan dari produk

tersebut, dan jika sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen akan

puas.

B. Penelitian Sebelumnya

1. Jurnal

I Gusti Nyoman Kaler Suputra dan I Wayan Wardita. 2008. Analisis

(54)

Pelanggan Pemilik Member Card Pada Pasar Swalayan Tiara Dewata

Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penentu

kualitas layanan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan pemilik member

card pada swalayan Tiara Dewata serta untuk mengetahui faktor kualitas

pelayanan yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan

pemilik member card pada swalayan Tiara Dewata. Populasi dalam

penelitian yaitu keseluruhan konsumen dari swalayan Tiara Dewata yang

memiliki member card.

Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 86 orang yang menggunakan

metode accidental sampling. Alat pengambilan data yang digunakan

adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas serta

wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis faktor.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Dari 12 faktor yang diidentifikasi sebagai penentu kualitas pelayanan

yang mempengaruhi kepuasan pelanggan hanya ada tiga faktor yang

dianggap valid yaitu, (1) faktor 1 adalah: saluran komunikasi,

karyawan bertindak cepat dan tepat, pengetahuan karyawan dalam

bidangnya, kemampuan karyawan membina hubungan dengan

pelanggan. (2) faktor 2 adalah kemampuan karyawan memberikan

informasi, kemampua melayani pelanggan secar cepat dan tepat,

(55)

2. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan

adalah variabel lokasi swalayan Tiara Dewata yang stategis dengan

korelasi 0,828 yang termasuk faktor 3.

2. Skripsi

Prastyo Edy. 2007. Pengaruh Keragaman Produk dan Kualitas

Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Swalayan Assgros Sartika

Gemolong di Kabupatean Sragen. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh parsial keragaman produk dan kualitas pelayanan

terhadap loyalitas konsumen swalayan Assgros Sartika Gemolong; dan

untuk mengetahui pengaruh simultan keragaman produk dan kualitas

pelayanan terhadap loyalitas konsumen swalayan Assgros Sartika

Gemolong. Jumlah sampel yang digunakan adalah 115 konsumen

swalayan Assgros Sartika. Alat pengambilan sampel menggunakan metode

accidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah

kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi

linier berganda, uji F, dan uji t. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa

terdapat pengaruh antara keragaman produk dan pelayanan dengan

loyalitas konsumen pada swalayan Assgros Sartika Gemolong baik secara

(56)

3. Kerangka Konseptual Penelitian

Untuk memudahkan membaca penelitian ini, penulis membuat

kerangka pemikiran sebagai berikut:

Keterangan :

: pengaruh simultan

: pengaruh parsial

Kualitas Jasa (X1)

- kehandalan

- keresponsifan

- keyakinan

- empati

- berwujud/bukti

Keragaman Produk (X2)

- kelengkapan produk

- variasi ukuran - variasi merek - variasi kualitas

Suasana Toko (X3)

- visual

- tactile

- olfactory

- aural

(57)

4. Hipotesis Penelitian

Kepuasan konsumen akan suatu kinerja produk mempengaruhi

konsumen untuk melakukan pemakian ulang. Perusahaan yang respon

terhadap kepuasan pelanggan adalah perusahaan yang tahu keinginan

konsumennya. Kepuasan konsumen telah menjadi konsep sentral dalam

teori dan praktik pemasaran, serta merupakan salah satu tujuan esensial

bagi aktifitas bisnis.

Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial,

seperti terciptanya loyalitas pelanggan, meningkatnya reputasi perusahaan,

berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya biaya transaksi masa depan

serta meningkatnya efisiensi dan produktifitas karyawan.

Kotler (2005:220-225), mengemukakan bahwa keputusan terpenting

pengecer yang berhubungan langsung dengan tingkat kepuasan konsumen

adalah :

a. Keragaman produk

b. Layanan

c. Atmosfer toko

d. Keputusan harga

e. Keputusan promosi

f. Keputusan tempat (lokasi)

Kualitas pelayanan merupakan penilaian konsumen Carrefour

terhadap pelayanan yang diberikan oleh karyawan. Pelayanan merupakan

(58)

suatu toko swalayan. Dengan pelayanan yang memuaskan maka konsumen

akan mempunyai rasa diperhatikan. Pelayanan tersebut melingkupi unsur

ketepatan, kecepatan, keramahan dan kenyamanan.

Keragaman produk merupakan kelengkapan produk yang

menyangkut kedalaman, luas dan kualitas produk yang ditawarkan juga

ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko. Keragaman produk sangat

mempengaruhi keputusan konsumen dalam membelanjakan sejumlah

uangnya untuk melakukan pembelian ulang pada toko yang sama.

Tingkat keragaman produk yang bervariasi baik ukuran, jenis, mutu

oleh konsumen akan membuat konsumen lebih puas serta senang dan lebih

leluasa di dalam memilih barang yang dibutuhkannya.

Suasana toko merupakan suasana dalam toko yang menciptakan

perasaan tertentu dalam diri pelanggan yang ditimbulkan dari penggunaan

unsur-unsur desain interior, pengaturan cahaya, tata suara, sistem

pengaturan udara, dan pelayanan. Suasana toko adalah suasana dalam toko

diciptakan untuk melayani target market (yaitu, kelompok masyarakat

yang menjadi sasaran pemasaran) guna menyentuh emosi mereka dan

memberi pengalaman berbelanja yang berujung pada tercapainya sasaran

dengan segera (penjualan) dan sasaran jangka panjang berupa citra positif

dan rekomendasi untuk teman dan keluarga.

Pengelolaan suasana (atmosphere) dalam toko yang sedemikian

(59)

kepuasan konsumen, penjualan bertambah, dan citra positif terbangun

(Ma’ruf, 2006:206).

Dari pokok permasalahan, keaslian penelitian, dan kajian teori

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Kualitas layanan, keragaman produk dan suasana toko secara simultan

berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

H2 : Kualitas layanan, keragaman produk dan suasana toko secara parsial

(60)

41

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah

data dari populasi yang ada, sehingga ditentukan kejadian-kejadian relatif,

distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun

psikologis (Sugiyono, 2005:5).

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja produk

(barang dan atau jasa) dari supermarket Carrefour Ambarukmo Plaza di

Jalan Adisucipto KM 6 Yogyakarta.

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah kualitas layanan, keragaman produk

dan suasana toko terhadap kepuasan konsumen.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

(61)

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di supermarket Carrefour Ambarukmo Plaza

di Jalan Adisucipto KM 6 Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.

Variabel merupakan atribut dari sekelompok orang atau obyek yang

mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu

(Sugiyono, 2005:2).

1. Identifikasi Variabel:

a. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen adalah variabel respon, output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat dari variabel bebas (Sugiyono, 2005:3). Dari definisi

tersebut maka variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan

konsumen (Y).

b. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah sebagai variabel stimulus, input, dan

prediktor. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya

atau berubahnya variabel terikat (Sugiyono, 2005:3). Dari definisi

tersebut maka variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai

(62)

1) Kualitas Layanan(X1)

2) Keragaman Produk (X2)

3) Suasana Toko (X3)

2. Definisi Operasional Variabel

a. Kualitas Layanan (X1)

Kualitas Layanan adalah penilaian konsumen terhadap pelayanan yang

diberikan. Aspek penelitian yang akan diteliti meliputi kehandalan,

keresponsifan, keyakinan, empati dan bukti langsung.

b. Keragaman Produk (X2)

Keragaman produk adalah kelengkapan produk yang menyangkut

kedalaman, luas dan kualitas produk yang ditawarkan juga ketersediaan

produk tersebut setiap saaat ditoko. Indikator dari keragaman produk

antara lain: keragaman produk kelengkapan produk yang ditawarkan,

keragaman produk merk produk yang di tawarkan, keragaman produk

variasi ukuran produk yang ditawarkan, keragaman produk variasi

kualitas produk yang di tawarkan.

c. Suasana Toko

Suasana toko adalah suasana dalam toko yang menciptakan perasaan

tertentu dalam diri pelanggan.

Dalam penelitian ini indikator-indikator dari atmosfer toko adalah

tampilan tata letak (lay out) toko, penataan produk yang dipajang

(display) dan suasana internal toko.

(63)

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja

(hasil) suatu produk dan harapan-harapannya.

3. Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2005:60), skala likert adalah skala yang digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut

dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan. Pemberian skornya adalah sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Netral (N) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

(64)

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja produk

(barang dan atau jasa) dari supermarket Carrefour di Ambarukmo Plaza di

Jalan Adisucipto KM. 6 Yogyakarta.

2. Sampel yaitu sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2005:56). Sampel dalam penelitian ini

sebanyak 100 responden.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah suatu cara atau langkah yang digunakan untuk memilih

sampel yang terdapat pada populasi. Metode pengambilan sampel yang

digunakan adalah metode accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau incidental

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang

orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiono,

2005:122).

G. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer

Data primer yaitu data aktual yang diperoleh secara langsung dari obyek

penelitian yang dikumpulkan dan diolah oleh peneliti. Data primer berupa

(65)

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa data yang sudah diolah dan biasanya sudah berupa

arsip, buku, literatur, bahan bacaan lain yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti.

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat

berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet

(Sugiyono, 2005:135). Dalam hal ini, kuesioner akan diberikan langsung

kepada responden

2. Wawancara

Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk

teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian

deskriptif kualitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam

pertemuan tatap muka secara individual. Wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

(66)

I. Uji Kualitas Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauhmana alat pengukur itu mengukur

apa yang akan diukur. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukur. Untuk

mengetahui validitas, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode korelasi Product Moment Pearson. Teknik ini dilakukan

dengan cara mengkorelasikan masing-masing item pernyataan dengan skor

total atau keseluruhan. Hasil korelasi harus signifikan berdasarkan ukuran

statistik tertentu. Kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan valid apabila

rhitung lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi (α) = 5%. Rumus

korelasi Product Moment Pearson (Sugiyono, 2005:109) adalah sebagai

berikut.

rxy =

Y)²} ( Y² {N X)²} ( X² {N Y) ( X) ( XY N Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ dimana:

rxy = koefisien korelasi product moment (r hitung)

X = nilai dari tiap butir

Y = nilai total butir

(67)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukkan sejauhmana

stabilitas dan konsistensi dari alat ukur yang digunakan, yang mampu

memberi hasil yang relatif konsisten jika pengukuran tersebut diulangi.

Dalam penelitian ini uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s

Alpha. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:61), suatu alat ukur disebut

reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha sama dengan atau lebih

besar dari 0,6. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau dan skala

bertingkat (rating scale).

Rumus Alpha (Arikunto, 2002:89):

r11 =

(

)

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ Σ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − 2 1 2 b 1 1 k k σ σ Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = jumlah varians butir

(68)

J. Analisis Data dan Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan alat analisis Regresi Berganda dengan

menggunakan SPSS Versi 16. Analisis ini

Gambar

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen ......................................................
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen
Gambar 2.2
Gambar 2.3  Konsep Kepuasan Pelanggan  Sumber: Tjiptono (2000:32)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Johnston (dalam Auliawati, 2011), tahap-tahap dalam Learning Cycle 6E antara lain (1) elicit (mendatangkan), dimana pada tahap ini guru berupaya

berhijab mereka adalah menggunakan hijab adalah suatu kebutuhan fisiologis, agar dirinya terasa aman baik, motivasi dalam kebutuhan sosial seperti tuntutan kerja

Crackers adalah jenis produk makanan kering yang dibuat dari adonan keras dengan penambahan bahan pengembang, melalui proses fermentasi atau pemeraman, berbentuk

Kewajiban pebelajar; bersih hati, hendaklah tujuan belajar itu mendekatkan diri dengan Tuhan, tabah dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan supaya merantau, menghormati guru.. Pelajaran

1. Untuk mengetahui hubungan etika birokrat dengan pelayanan pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Aceh Besar. Untuk mengetahui seberapa erat hubungan etika birokrat

Dari hasil perhitungan dan penempatan berbagai stasiun keIja maka dihasilkan dua layout restoran, yang pertama tata ruang restoran yang tidal< menggunakan layout awal

Selain itu, dengan menggunakan teknologi komputer online (internet) mendapatkan banyak keuntungan dalam hal promosi, sehingga akan menarik banyak konsumen dan akan mendapatkan laba

Percobaan ini dilakukan dengan membuat terlebih dahulu larutan amilum iodide dan kemudian ditetesi oleh larutan yang mengandung vitamin C sampai warna larutan