BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI 1. Diare
a. Definisi
Diare adalah kondisi yang ditandai dengan hilangnya cairan
dan elektrolit secara berlebihan melalui feses. Diare merupakan
keadaan dimana BAB terjadi tidak seperti biasanya dengan ferkuensi
>3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses lunak atau cair.10
Diare berdasarkan waktu berlangsungnya terdiri dari diare
akut yang merupakan diare dengan waktu berlangsungnya berkisar
kurang dari 14 hari, sedangkan diare kronik merupakan diare yang
berlangsung lebih dari 14 hari.11
Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya;
virus (Rotavirus sebanyak 40-60% dan Adenovirus), bakteri
(Escherichia Coli sebanyak 20-30%, Shigella sp. Sebanyak 1-2%,
Vibrio cholera, dan lain- lain), parasit (Entamoeba Histolytica
sebanyak <1%, Giardia Lamblia, Cryptosporidium sebanyak
4-11%), keracunan makanan, malabsorpsi (karbohidrat, lemak, dan
protein), alergi (makanan atau susu sapi), Imunodefisiensi seperti
AIDS.12
diare dengan gastroenteritis akut, demam biasanya terjadi diawal
atau diakhir diare, dehidrasi dapat terjadi dengan gejala seperti mata
cekung, penurunan ketegangan kulit, terlihat apatis sampai terjadi
gelisah. Gejala lain seperti gejala spesifik pada diare Vibrio cholera
ditandai dengan intensitas BAB tinggi, feses berwarna putih seperti
air cucian berasdengan aroma amis. Diare jenis
Disenteriformmemiliki gejala spesifik berupa feses berlendir disertai
darah.12
b. Patofisiologi
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh lebih dari
satu patofisiologi diantaranya adalah diare sekretorik. Diare
sekretorik dapat terjadi karena peningkatan sekresi air dan elektrolit
di usus, sedangkan proses absorpsi menurun. Ciri khas pada diare
tersebut adalah volume tinja yang tinggi, meskipun telah dilakukan
puasa namun diare tetap berlangsung.13
Proses terjadinya diare osmotik diawali dengan peningkatan
tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang dapat disebabkan
oleh obat-obatan atau zat kimia yang bersifat hiperosmotik (MgSO4,
Mg(OH)2), malabsorpsi umum dan adanya defek pada absorpsi
mukosa usus seperti defisiensi enzimdisakaridase, malabsorpsi
glukosa atau galaktosa.13
Gangguan pada motilitas usus karena peningkatan gerakan
melakukan penyerapan. Penurunan gerakan peristaltik dapat
menimbulkan peningkatan perkembangbiakan bakteri, sehingga
penyerapan atau absorpsi terganggu dan mengakibatkan terjadinya
diare.13
Berdasarkan waktu terjadinya diare dibedakan menjadi
diare akut dan diare kronik. Diare akut diawali dengan masuknya
jasad renik ke dalam usus halus dalam keadaan hidup yang
sebelumnya mampu melewati keasaman lambung. Jasad renik
tersebut dapat tumbuh dengan baik di dalam usus halus sehingga
mudahmengadakan multiplikasi. Jasad renik dapat mengeluarkan
racun (toksin diaregenik), yang menimbulkan hipersekresi sehingga
mengakibatkan diare. Diare kronik memiliki prosesyang lebih
kompleks dan pencetusnya dapat berupa infeksi bakteri, parasit,
malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.13
c. Penatalaksanaan
Diare memiliki 5 prinsip dasar penatalaksanaan yaitu
LINTAS (Lima Langkah Tuntaskan Diare) yang dilaksanakan
olehIkatan Dokter Indonesia dengan rekomendasi dari WHO,
diantaranya rehidrasi yang bertujuan mencegah timbulnya dehidrasi.
Rehidrasi dapat diberi sejak awal, berupa oralit osmolaritas rendah,
dan jika tidak ada dapat di berikan cairan rumah tangga antara lain
air tajin, air sayur, dan air matang. Cairan oralit salah satu cairan
Sedangkan jika penderita tidak mampu untuk minum maka segera
dibawa ke fasilitas kesehatan untuk diberikan cairan melalui infus.14
Pemberian oralit dapat dibedakan berdasarkan tingkat
dehidrasi; diare tanpa dehidrasi pada umur <1 tahun diberikan ¼ - ½
gelas setiap kali anak BAB cair, umur 1–4 tahun: ½-1 gelas setiap
kali anak BAB cair, serta bila umur diatas 5 tahun: 1–1½ gelas setiap
kali anak mencret. Diare dengan dehidrasi ringan-sedang dalam 3
jam pertama 75 ml/kgBB diberikan dengan dosis tersebut setiap 3
jam dan berikutnya diteruskan dengan diberikan oralit sama dengan
diare tanpa dehidrasi. Pada diare dengan dehidrasi berat yaitu
penderita yang tidak mampu lagi untuk minum segera di bawa ke
puskesmas untuk dilakukan pemasangan infus.14
Langkah kedua adalah pemberian Zink selama 10 hari
berturut-turut. Zink adalah salah satu mikronutrien yang penting di
dalam tubuh. Zink mampu menghambat enzim INOS (Inducible
Nitric Oxide Synthase), yang meningkat selama diare dan berperan
pada epitelisasi dinding usus sehingga tidak terjadikerusakan
morfologi dan fungsi selama kejadian diare. Zink yang diberikan
selama diare terbukti dapat mengurangi lama dan derajat keparahan
diare, mengurangi jumlah buang air besar, mengurangi banyak feses
yang dikeluarkan, dan mengurangi diare berulang pada 3 bulan
selanjutnya. Dosis yang diberikan pada balita disesuaikan dengan
sedangkan pada umur lebih dari 6 bulan 1 tablet (20 mg)/hari
meskipun diare sudah berhenti.14
Pemberian makanan selama diare berlangsung bertujuan
agar selama periode sakit gizi anak. Tetap terpenuhi, terutama agar
berat badan tidak mengalami penurunan dan anak tetap kuat. Pada
anak yang masih mengkonsumsi ASI ataupun susu formula
pemberiannya ditingkatkan. Pada anak umur 6 bulan atau lebih yang
sudah memperoleh makanan padat, diberikan makanan yang mudah
dicerna dengan frekuensi lebih sering. Saat diare telah berhenti
makanan tambahan tetap diberikan selama 2 minggu agar dapat
terwujudnya berat badan yang sesuai.14
Antibiotik hanya diberikan pada anak diare yang disertai
darah(disentriform), suspek kolera. Penggunaan obat-obatan anti
diare pada anak tidak dianjurkan karena tidak memiliki manfaat.
Obat anti muntah pada anak hanya diberikan terkecuali bila terjadi
muntah hebat. Obat-obatan tersebut tidak mencegah terjadinya
dehidrasi ataupun mengakibatkan terjadinya peningkatan status gizi,
namun dapat menimbulkan dampak yang berbahaya sehingga dapat
bersifat fatal pada anak. Obat anti protozoa dapat digunakan ketika
telah terbukti pasti bahwa penyebab diare adalah parasit (amoeba,
Giardia).14
Langkah kelima adalah edukasi. Tenaga medis wajib
anak harus dibawa ke tempat pelayanan kesehatan. Apabila terjadi
peningkatan intensitas diare, muntah berulang, anak merasa sangat
haus, makan/minum sedikit, timbul demam, tinja berdarah dan tidak
membaik dalam 3 hari, orang tua wajib segera memeriksakan.14
d. Kelainan penyerta
Malnutrisi atau gizi buruk merupakan faktor penyebab atau
bentuk komplikasi dari diare. Infeksi yang berkepanjangan seperti
halnya diare memiliki dampak tertentu diantaranya penurunan
asupan nutrisi, gangguan fungsi absorbsi usus, dan perlindungan
terhadap pertahanan mukosa usus. Dampak tersebut dapat
menimbulkan peningkatan infeksi enteral sehingga dapat
mempengaruhi lama rawat inap.15
Anemia defisiensi besi yaitu anemia yang terjadi akibat
kurangnya zat besi yang digunakan untuk sintesis hemoglobin (Hb).
Zat besi dan Hb yang mengalami penurunan dalam pembentukannya
dapat menyebabkan gangguan fungsi imun pada anak sehingga dapat
memperlambat dalam penyembuhan diare. Di sisi lain anemia
defisiensi besi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya diare
persisten.16,17
Kelainan kongenital pada saluran cerna terdiri dari
beberapa kelainan diantaranya malrotasi yaitu kelainan bawaan yang
berada di usus halus dan usus besar. Gejala yang sering timbul salah
dimana penanganannya yaitu dengan pembedahan. Sehingga,
penatalaksanaan dan penyembuhannya berbeda dengan diare akut.18
2. Probiotik
a. Definisi
Probiotik yaitu bakteri hidup yang bermanfaat untuk
saluran cerna dengan cara menyeimbangkan mikroflora di usus.
Definisi lain menjelaskan bahwa probiotik merupakan bakteri yang
mempertahankan keadaan sehat manusia. Bakteri ini digolongkan
sebagai mikroba asam laktat,dan bekerja dengan mempertahankan
kesehatan inang. Bakteri asam laktat ini terdiri dari tiga genus yaitu
Lactobacillus, Bifidobacterium, dan Streptococcus.Selain bakteri
tersebut jenis lain yangsering digunakan adalah enterococus dan
lactococcus. Lactobacilus memiliki 10 spesies dan Bifidobacterium
memiliki lebih dari 6 spesies. Streptococcus
Thermophilusmerupakan probiotik yang sering digunakan sebagai
bahan makanan19,20,21
b. Fungsi
Probiotik berfungsi sebagai proteksi dan menjaga saluran
cerna diantaranya lapisan mukus, lapisan epitel, peristaltik, sekresi
IgA dan deskuamasi epitel, yang memiliki pengaruh penting dalam
perlekatan kuman patogen. Probiotik memberikan kontribusi pada
saluran cerna secara optimal, dengan cara mensintesa asam amino,
SCFA butyric acids adalahsintesa dari karbohidrat yang mengalami
fermentasi dan merupakan bahan yang penting digunakan untuk
kolonisasi di usus besar. Selain itu, spesies lactobacillusdapat
mencegah membusuknya makanan, memproduksi antioksidan,
beberapa vitamin, dapat menghilangkan efek toksik pada makanan,
serta mencegah terjadinya efek Enterobacteriaceae, S.Aureus, dan
Enterococci yang sangat sering ditemui di makanan fermentasi.
Probiotik selain memiliki kemampuan memperbaiki flora normal di
saluran cerna, dapat juga memperbaiki sistem imun. Lactobacillus
dapatmeningkatkan kemampuan imunitas seluler serta humoral.
Kuman ini dapat mendorong sistem imun diantaranya meningkatkan
neutrofil, monosit, natural killer cell, serta fagositosis
makrofag.Lactobacillus GG dapat memacu sekresi IgM setelah
dilakukan vaksinasi rotavirus dan mendorong sekresi IgA dengan
tujuan hasil akhir dapat meningkatnya produksi immunoglobulin.21,22
Probiotik meningkatkan sistem imun,baik lokal ataupun
sistemik. Fungsi imunitas pada saluran cerna sangat penting,
diantaranya sebagai proteksi/supresi, mencegah terjadinya respon
imun terhadap protein, serta menghindari hipersensitivitas dan
merangsang respon imun yang spesifik dengan cara sekresi IgA pada
lumen saluran cerna sehingga mencegah kolonisasi bakteri
Kedua peran di atas penting dalam mencegah terjadinya
reaksi hipersensitivitas pada makanan yang dikonsumsi pada usia
anak dua tahun pertama. Beberapa jenis spesies mikroflora dapat
meningkatkan sekresi IgA yang spesifik terhadap rota virus pada
bayi. Beberapa penelitian dalam biomolekuler tentang probiotik
memperlihatkan kemampuan probiotik yang merangsang produksi
sitokin IL-12, IL-18, serta IFN-γ pada sel-sel mononuklear di darah
manusia bagian perifer. Sitokin dari hasil produksi tersebut adalah
sitokin berasal dari TH1. Selain itu, probiotik juga dapat merangsang
populasi dari limfosit T agar dapat memproduksi sitokin IL-10.
Probiotik telah terbukti bahwa dapat mencegah terjadinya reaksi
alergi pada susu sapi pada mencit dengan cara merangsang toleransi
oral terhadap laktoglobulin. Hal terjadi karena probiotik memiliki
aktivitas enzim laktase, dimana enzim ini akan melakukan konversi
karbohidrat yang menjadi glukosa serta laktosa, setelah itu laktosa
akan dirombak menjadi glukosa dan galaktosa.21,22
c. Mekanisme
Probiotik akan mengaktifkan makrofag lokal untuk
mempresentasikan antigen kepada sel T, kemudian sel T merilis
sitokin untuk mengaktifkan limfosit B, dan akhirnya limfosit B
mensintesis immunoglobulin, yaitu IgA. Jadi, probiotik secara tidak
langsung meningkatkan IgA. Selain efek tersebut, probiotik juga
sitokin dan menginduksi hiposensitivitas tehadap antigen
makanan.21,22
Probiotik merupakan kelompok bakteri yang memproduksi
asam laktat dari karbohidrat, sehingga pH dalam lingkungan saluran
cerna menurun. Dalam suasana asam bakteri probiotik dapat tumbuh
dengan subur, sedangkan bakteri patogen tak dapat hidup. Selain itu,
probiotik juga memproduksi bakteriosin untuk menghambat patogen,
merangsang produksi musin epitel usus MUC2 dan MUC3 (adanya
peningkatan produksi musin ini akan menghambat perlekatan kuman
patogen pada mukosa saluran cerna), serta meningkatkan fungsi
barriersintestinal (fungsi pertahanan usus).21,22,23
3. Hubungan probiotik terhadap lama diare
Beberapa strain spesifik probiotik seperti Lactobacillus GG, L.
Reuteri, Saccharomyces boulardii,spesiesBifidobacteriatelah diketahui
secara signifikan berperan penting dalam mengatasi masalah diare akut
pada anak, terutama menurunkan durasi dan keparahan diare. Secara
invivo, dibuktikan bahwa suplementasi susu dengan probiotik jenis
Lactobacillus casei strain DN-114 001 secara signifikan dapat
menurunkan gejala klinis diare. Secara histopatologi, probiotik mampu
menurunkan perubahan histopatologi yang disebabkan karena rotavirus.
Padaanak tampaknya probiotik mempunyai peran yang lebih spesifik
terhadap kasus diare yang disebabkan karena infeksi virus. Hal ini
probiotik untuk mencegah penyebaran virus di dalam usus sebagai
dampak efek imunitas probiotik. Meskipun adanya perbedaan strain
probiotik, dosis,serta populasi di dalam banyak penelitian, namun
tampaknya probiotik mempunyai peranpenting di dalam
penatalaksanaan gangguan saluran cerna.21,24
Diare pada anak sebagian besar disebabkan oleh rotavirus.Virus
masuk melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi. Pada sel-sel
epitel usus virus menyebabkan infeksi dan merusak sel epitel sehingga
vili-vlli usus halus tidak dapat menyerap cairan dan makanan dengan
baik. Cairan dan makanan tersebut akan terkumpul di usus halus dan
dapat meningkatkan tekanan osmotik usus. Kondisi tersebut
menyebabkan banyak cairan ditarik ke dalam lumen usus sehingga
mengakibatkan hiperperistaltik usus. Cairan dan makanan yang tidak
terserap akan didorong keluar melalui anus sehingga terjadi diare.25
Probiotik memiliki manfaat sebagai terapi diare akut dengan
mempersingkat waktu diare akut pada anak. Probiotik dapat
meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran
cerna, sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri
probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, sehingga tidak terdapat
tempat lagi untuk bakteri patogen untuk melekatkan diri pada sel epitel
usus dan akhirnya kolonisasi bakteri patogen tidak terjadi sehingga
B. KERANGKA TEORI
Pemberian Probiotik
Diare Imunodefisiensi
Alergi
Keracunan makanan
Malabsorpsi
Infeksi :
• Bakteri
• Virus
• Parasit
Penatalaksanaan
Edukasi orang tua Antibiotik selektif Diet (ASI tetap)
Pemberian zink Rehidrasi cairan
Kelainan penyerta
Anemia defisiensi besi Malnutrisi
Kelainan konginetal
C. KERANGKA KONSEP
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Ada hubungan pemberian probiotik dengan lama diare akut pada anak di
RSUD Tugurejo Semarang.
Pemberian Probiotik Lama Diare
• Diare dengan malnutrisi
• Diare dengan anemia