• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan Sarapan Dengan Status Gizi Dan Indeks Prestasi Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan Sarapan Dengan Status Gizi Dan Indeks Prestasi Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2009"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN SIBOLANGIT TAHUN 2009

SKRIPSI

Oleh:

SISKA RISTIANA M

061000233

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN INDEKS PRESTASI ANAK SEKOLAH DASAR

DI SD NEGERI NO.101835 BINGKAWAN KECAMATAN SIBOLANGIT

TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:

SISKA RISTIANA M 061000233

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN INDEKS PRESTASI ANAK SEKOLAH DASAR

DI SD NEGERI NO.101835 BINGKAWAN KECAMATAN SIBOLANGIT TAHUN 2009

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:

Pada Hari Rabu, Tanggal 14 Januari 2009 Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

(

SISKA RISTIANA M NIM. 061000233

Telah Diuji dan dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi

Dr. Ir. Evawany Y Aritonang,MSi) (Ernawati Nasution,SKM,MKes) NIP: 132 049 788 NIP. 132 126 844

Penguji II Penguji III

(Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi) (dr. Mhd. Arifin Siregar, MS) NIP.132 049 786 NIP. 131 695 307

Medan, Januari 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

ABSTRAK

Keadaan status gizi dan kemampuan dalam menerima pelajaran (indeks prestasi) merupakan gambaran dari apa yang dikonsumsi anak sekolah dasar dalam jangka waktu yang lama. Perlu disadari bahwa keadaan ini sangat dipengaruhi oleh perilaku makan anak sekolah dasar khususnya kebiasaan sarapan pagi. Untuk itu diadakan penelitian tentang hubungan pengetahuan, sikap, tindakan sarapan, dengan status gizi dan indeks prestasi anak Sekolah Dasar di SD Negeri No.101835 Kecamatan Sibolangit.

Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross-sectional, yang dilakukan di sekolah SD Negeri No. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit. Jumlah sampel adalah 89 orang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan status gizi diukur dengan indeks BB/U dan TB/U terhadap standar WHO-NCHS. Data sekunder diperoleh dari dokumen sekolah dan data indeks prestasi anak sekolah dasar yang diperoleh dari nilai rata-rata ujian bulanan kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik Uji Chi-Square.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan, sikap dan tindakan seluruh murid tergolong baik. Presentase status gizi menurut indikator TB/U paling besar bertubuh pendek (79,8%) sedangkan menurut indikator BB/U paling besar dengan status gizi baik (94,4%). Untuk indeks prestasi paling besar adalah indeks prestasi cukup (75,3%).Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan sarapan dengan tindakan sarapan, tindakan sarapan dan status gizi menurut indeks TB/U dengan indeks prestasi, dan antara tindakan sarapan dengan status gizi menurut indeks TB/U dan BB/U, status gizi BB/U dengan indeks prestasi.

Sebagai rekomendasi dalam penelitian ini diharapkan para orangtua lebih memperhatikan dan meningkatkan kebutuhan akan zat-zat gizi khususnya kualitas sarapan, dan perlunya peningkatan perilaku sarapan pagi pada anak sekolah.

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siska Ristiana M

Tempat/tanggal lahir : Medan, 10 Juni 1983

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Menikah

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang bersaudara

Alamat Rumah : Jln. Menteng VII No. 71 Medan

Riwayat Pendidikan : 1. 1989 – 1995 SD ST. ANTONIUS V/VI Medan

2. 1995 – 1998 SMP TRISAKTI Medan

3. 1998 – 2001 SMU Negeri 14 Medan

4. 2001 – 2004 AKBID NUSANTARA 2000 Medan

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan

Penyayang atas berkat dan kasih-Nya yang melimpah sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul : HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP,

TINDAKAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN INDEKS PRESTASI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI NO.101835 BINGKAWAN KECAMATAN SIBOLANGIT TAHUN 2009.

Selama proses penyusunan skripsi ini, mulai dari proposal, penelitian dan

pembuatan laporan penelitian (skripsi), saya mendapatkan banyak bimbingan dan

arahan dari dosen pembimbing. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang tulus kepada Ibu Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, MSi, selaku dosen

pembimbing I, dan Ibu Ernawati Nasution, SKM, MKes, selaku dosen pembimbing

II, yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan motivasi yang sangat

berharga bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini, saya juga berterima kasih kepada berbagai pihak atas

bantuannya dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih saya yang tulus, saya

tujukan kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, MSi, selaku Penasehat Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan nasehat selama penulis menjadi mahasiswa

bimbingan beliau.

3. Ibu Dra. Jumirah, Apt, MKes, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan

Masyarakat, FKM Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Almida Victioria Tarigan, selaku Kepala Sekolah SD Negeri No.

(7)

5. Semua dosen dan pegawai adiministrasi di lingkup FKM USU, khususnya

pada Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada kedua orang tuaku M. Manurung dan K. Sitorus yang telah

memberikan semangat dan dorongan baik moril maupun materil serta doa

yang tak henti-hentinya menyertaiku dalam melanjutkan pendidikan sarjana di

Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

7. Kepada adik-adikku Hendra SKed, Dina AMKeb, Indra yang telah

mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Terima kasih buat teman-temanku tersayang Juli, Endang, Yuni, Uli, Duma

dan Enike “ teman seperjuangan” yang telah memberikan dukungan kepada

penulis serta kebersamaan selama ini.

Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa melimpahkan

karunia-Nya kepada kita semua dan saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

kita semua.

Medan, Januari 2009

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Riwayat Hidup ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Konsep Perilaku ... 6

2.1.1.Tingkat Pengetahuan Gizi Anak Sekolah Dasar ... 6

2.1.2. Sikap Gizi Anak Sekolah Dasar ... 7

2.1.3. Tindakan Gizi Anak Sekolah Dasar ... 8

2.2. Perilaku Konsumsi Sarapan Pagi Anak SD ... 8

2.3. Kebiasaan Sarapan Pagi dan Indeks Prestasi ... 9

2.4. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah ... 11

2.5. Kebutuhan Gizi pada anak Usia Sekolah Dasar ... 12

2.6. Kebiasaan Sarapan, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak SD ... 14

2.7. Penilaian Status Gizi Anak Sekolah ... 15

2.8. Kerangka Konsep Penelitian... 16

2.9. Hipotesa Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 18

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

3.3. Populasi dan Sampel ... 18

3.3.1. Populasi ... 18

3.3.2. Sampel ... 19

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 19

(9)

3.5. Instrumen Penelitian ... 20

3.6. Definisi Operasional... 20

3.7. Aspek Pengukuran ... 21

3.8. Teknik Analisa Data ... 23

3.8.1. Pengolahan Data ... 23

3.8.2. Analisa Data ... 23

BAB IV HASIL ... 24

4.1. Gambaran Umum Sekolah Dasar... 24

4.2. Karakteristik Responden ... 25

4.3. Distribusi Responden berdasarkan Perilaku Sarapan ... 26

4.4. Hubungan antara Dua Variabel... 32

4.4.1. Hubungan antara Tindakan Sarapan dengan Status Gizi ... 34

4.4.2. Hubungan antara Tindakan Sarapan dengan Indeks Prestasi ... 35

4.4.3. Hubungan antara Status Gizi dengan Indeks Prestasi ... 36

BAB V PEMBAHASAN ... 38

5.1. Hubungan Pengetahuan Sarapan dengan Sikap tentang Sarapan ... 38

5.2. Hubungan Pengetahuan Sarapan dengan Tindakan Sarapan ... 39

5.3. Hubungan Sikap Tentang Sarapan dengan Tindakan Sarapan ... 40

5.4. Hubungan Tindakan Sarapan dengan Status Gizi ... 41

5.5. Hubungan Tindakan Sarapan dengan Indeks Prestasi ... 42

5.6. Hubungan Status Gizi dengan Indeks Prestasi ... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

6.1. Kesimpulan ... 46

6.2. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN:

Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Selesai Pengumpulan Data dari Instansi terkait Lampiran 2. Kuesioner

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.5. Daftar Kecukupan Gizi (Energi dan Protein) yang dianjurkan bagi anak usia Sekolah Dasar di Indonesia ... ... 13

Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Murid Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008 ... ... 25

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... ... 25

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 26

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Sarapan di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 26

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ... 27

(11)

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan tentang Sarapan Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008 ... 29

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan tentang Sarapan ... 30

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Menurut TB/U di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 31

Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Menurut BB/U di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 31

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Prestasi di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 31

Tabel 4.13. Distribusi Tingkat Pengetahuan tentang Sarapan Responden Berdasarkan Tindakan Sarapan di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 32

Tabel 4.14. Distribusi Tingkat Pengetahuan tentang Sarapan Responden Berdasarkan Sikap Sarapan di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 33

Tabel 4.15. Distribusi Sikap tentang Sarapan Responden Berdasarkan Tindakan Sarapan di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 33

Tabel 4.16. Distribusi Tindakan tentang Sarapan Responden Berdasarkan Status Gizi Menurut Indeks TB/U di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 34

Tabel 4.17. Distribusi Tindakan tentang Sarapan Responden Berdasarkan Status Gizi Menurut Indeks BB/U di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 34

(12)

Tabel 4.19. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks TB/U Responden Berdasarkan Indeks Prestasi di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 35

Tabel 4.20. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks BB/U Responden Berdasarkan Indeks Prestasi di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 36

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Visi Indonesia Sehat 2010 bertujuan untuk pembangunan kesehatan yang pada

dasarnya lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan tanpa

mengabaikan pelayanan penyembuhan dan rehabilitasi serta meningkatkan

pemberdayaan sumber daya kesehatan dalam menentukan kualitas hidup dan

produktivitas kerja yang berakibat langsung maupun tidak langsung dari kekurangan

gizi (Hamurwono, 2001).

Salah satu upaya kesehatan adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah

khususnya pada usia 7-12 tahun. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi

seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh

(13)

pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara

umum pada tingkat setinggi mungkin(Almatsier, 2001).

Berbagai masalah kesehatan banyak dijumpai dikalangan anak sekolah

diantaranya adalah kurangnya pertumbuhan fisik secara optimal. Salah satu faktor

yang menentukan adalah faktor gizi. Asupan gizi anak-anak sekolah dasar atau SD di

beberapa wilayah Indonesia sangat memprihatinkan. Padahal, asupan gizi yang baik

setiap harinya dibutuhkan supaya anak-anak ini memiliki pertumbuhan, kesehatan,

dan kemampuan intelektual yang baik sehingga menjadi generasi penerus bangsa

yang unggul (Santoso, 2004).

Untuk itu, perhatian terhadap anak termasuk anak usia Sekolah Dasar (SD)

semakin ditingkatkan, terutama berkaitan dengan masalah gizi. Perhatian terhadap

kelompok ini perlu, karena kenyataannya golongan ini merupakan sumber daya

manusia yang sangat potensial dan perlu diberikan perhatian, pembinaan dan

pengawasan sedini mungkin agar menghasilkan kualitas yang baik. Pertumbuhan

anak yang baik dalam lingkungan yang sehat penting untuk menciptakan generasi

penerus yang berkualitas dan berpotensi (Santoso, 1999).

Keadaan status gizi dan kemampuan dalam menerima pelajaran (indeks

prestasi) merupakan gambaran apa yang dikonsumsi anak sekolah dasar dalam jangka

waktu yang lama, dapat berupa gizi kurang maupun gizi lebih. Peranan zat-zat gizi

seperti energi, protein, maupun zat gizi lainnya khususnya zat besi, dalam

metabolisme tubuh berperan pada proses berpikir atau proses penalaran serta daya

(14)

ini sangat dipengaruhi oleh perilaku makan anak sekolah dasar khususnya kebiasaan

tidak sarapan pagi (Karyadi, 1996).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sibuea di sebuah SD Negeri di Medan,

bahwa ada sekitar 57,50 % anak Indonesia tidak sarapan sebelum berangkat ke

sekolah. Dan hal itu menjadi perhatian penuh, sebab sarapan akan memberikan

kontribusi penting akan pemenuhan beberapa zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh

seperti energi, protein, vitamin, lemak dan mineral. Ketersediaan sarapan yang

bermutu mampu meningkatkan kapasitas belajar sehingga lebih mudah menerima

pelajaran.

Selain itu, hal ini juga berpengaruh pada status gizi, ternyata dari SD yang

diteliti diketahui prevalensi anak SD yang mengalami status gizi kurang kalori (50%),

kurang protein( 55%), dan kurang Vitamain A (40%). Sementara itu, status gizi

kurang yang dihitung berdasarkan berat badan, prevalensinya lebih tinggi lagi sekitar

62,5% (Anonim,2002).

Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosalynn (2001) di SD

Negeri No.060925 Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Denai menemukan bahwa

sebanyak 40,91 % anak yang tidak sarapan pagi dan jika dihubungkan dengan indeks

prestasi pada umumnya terdapat 57,6% dengan indeks prestasi sedang, 21,2 %

dengan indeks prestasi kurang sedangkan untuk indeks prestasi baik terdapat 21,2 %.

Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri No.101835 Bingkawan

(15)

dengan indeks prestasi terdapat (10%) indeks prestasi kurang, (60%) indeks prestasi

sedang dan (30%) indeks prestasi baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

terhadap murid SD Negeri No.101835 Bingkawan guna mengetahui hubungan

pengetahuan, sikap, tindakan sarapan dengan status gizi dan indeks prestasi anak

Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukan di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian :” Bagaimana hubungan pengetahuan, sikap, tindakan Sarapan,

dengan status gizi dan indeks prestasi anak Sekolah Dasar di SD Negeri No.101835

Kecamatan Sibolangit”.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, tindakan sarapan dengan

status gizi dan indeks prestasi anak Sekolah Dasar di SD Negeri No.101835

Kecamatan Sibolangit

(16)

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang sarapan dengan sikap

tentang sarapan anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

2. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang sarapan, dengan tindakan

tentang sarapan anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

3. Untuk mengetahui hubungan sikap tentang sarapan dengan tindakan tentang

sarapan anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

4. Untuk mengetahui hubungan tindakan tentang sarapan dengan status gizi anak

Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

5. Untuk mengetahui hubungan tindakan tentang sarapan dengan indeks prestasi

anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

6. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan indeks prestasi anak

Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang pentingnya manfaat sarapan pagi terhadap

status gizi dan peningkatan indeks prestasi anak Sekolah Dasar kepada

orangtua murid dalam hal penyediaan makanan.

2. Meningkatkan kesadaran murid SD Negeri No.101835 tentang manfaat dan

(17)
(18)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku

Perilaku merupakan hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia

dengan lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.

Perilaku seseorang terdiri dari 3 bagian penting yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

Kognitif dapat diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap, tanggapan dan psikomotor

diukur melalui tindakan yang dilakukan (Notoadtmodjo, 1993).

2.1.1. Tingkat Pengetahuan Gizi Anak Sekolah Dasar.

Pengetahuan adalah pemahaman seseorang akan suatu hal yang didapat baik

secara formal maupun informal, dan merupakan hal yang sangat penting bagi

terjadinya proses perilaku. Anak-anak relatif lebih mudah dididik pada usia sekolah

dibandingkan pada usia sebelum dan sesudahnya. Karena itu, sangat tepat jika pada

anak sekolah dasar ditanamkan dasar-dasar pengetahuan gizi dan kebiasaan makan

yang baik (Sadli, 1990).

Husaini (1995) mengemukakan bahwa kurang pengetahuan gizi, masa bodoh

dan curiga terhadap makanan tertentu dapat menimbulkan kurang gizi walaupun

bahan makanan cukup tersedia. Berbeda bila ia mempunyai pengetahuan yang cukup,

maka seseorang dapat berubah sikap dan perilakunya.

Berdasarkan hasil penelitian Agusri (2001) tentang pengetahuan gizi, murid

yang baik akan berusaha mendapatkan makanan yang sehat dan memenuhi

(19)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang menanyakan

sesuatu yang ingin diukur tentang pengetahuan dari subjek penelitian atau responden

( Notoatmodjo, 1997). Untuk mengukur pengetahuan anak SD tentang sarapan maka

perlu dipertanyakan tentang manfaat sarapan bagi kesehatan responden.

2.1.2. Sikap Gizi Anak Sekolah Dasar.

Sikap adalah juga renspon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.

Notoatmodjo menjelaskan bahwa sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:

1. Kepercayaan atau kenyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek .

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen tersebut di atas secara bersama-sama membentuk sikap

yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini pengetahuan,

pikiran, kenyakinan dan emosi memegang peranan penting.

Seperti yang telah disebutkan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk

bertindak praktik). Namun sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab

terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana

(20)

2.1.3. Tindakan Gizi Anak Sekolah Dasar.

Tindakan adalah aturan yang dilakukan, melakukan/mengadakan

aturan-aturan untuk mengatasi sesuatu atau perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara

sikap dan pengetahuan merupakan kecenderungan untuk bertindak. Tindakan nampak

menjadi lebih konsisten serasi, sesuai dengan sikap bila sikap individu sama dengan

sikap kelompok dimana ia adalah bagiannya atau anggotanya (Purwanto,1999).

2.2. Perilaku Konsumsi Sarapan Pagi Anak SD.

Permasalahan makan pada anak biasanya adalah sulit makan atau tidak mau

makan. Apabila hal tersebut tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan anak

kekurangan gizi sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.

Selain itu, anak-anak sekolah umumnya sering tidak mau makan pagi( sarapan)

karena berbagai alasan, misalnya tidak terbiasa sarapan, takut terlambat sampai ke

sekolah sehingga tergesa-gesa berangkat ke sekolah, atau malas makan dll. Kebiasaan

tidak sarapan pada anak-anak akan menyebabkan lambung kosong dan kadar gula

darah berkurang (keadaan hipoglikemia) sehingga menyebabkan badan lemas,

mengantuk, sulit menerima pelajaran, serta turunya gairah belajar dan kemampuan

merespons (Irianto, 2006).

Membiasakan sarapan pada anak memang terasa sulit. Adanya citra sarapan

sebagai suatu kegiatan yang dirasakan menjelaskan perlu diubah menjadi suatu

(21)

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengubah citra tersebut adalah

sebagai berikut:

- Anak-anak perlu dibiasakan bangun lebih pagi, agar tersedia waktu yang

cukup untuk makan pagi.

- Para orangtua hendaknya memberi contoh yang baik, yaitu membiasakan

sarapan.

- Pada saat sarapan, sebaiknya anak ditemani oleh salah seorang anggota

keluarga.

- Orangtua atau guru hendaknya tidak bosan untuk mengingatkan anak selalu

makan pagi, dan memberi penjelasan mengenai manfaat sarapan.

- Bagi anak yang tidak sempat sarapan, sebaiknya makanan dibawa ke sekolah.

- Untuk membiasakan anak yang belum biasa sarapan dengan takaran (porsi)

yang sedikit. Kemudian secara bertahap, porsi makanan ditambah sesuai

dengan anjuran (Depkes RI, 1996).

2.3. Kebiasaan Sarapan dan Indeks Prestasi.

Prestasi belajar murid SD dapat diartikan sebagai hasil belajar yang diperoleh

setelah mengikuti program pengajaran, dalam hal mata pelajaran tertentu. Prestasi

belajar diperoleh setelah terjadi interaksi belajar mengajar (Nasution, 1993).

Selanjutnya Bloom (1994) mengemukakan Indeks Prestasi (hasil belajar)

dapat dikategorikan ke dalam aspek, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil

(22)

kemampuan intelektual. Hasil belajar afektif meliputi perubahan dalam hal minat,

sikap dan nilai.

Menurut Moehji (2003), manusia membutuhkan sarapan pagi, karena dalam

sarapan pagi diharapkan memenuhi kecukupan energi yang diperlukan untuk jam

pertama dalam melakukan aktivitas. Jika tidak sarapan, maka tubuh akan tidak

mempunyai energi yang cukup terutama pada proses belajar mengajar.

Konsumsi sarapan memang tidak perlu selengkap dan sebanyak porsi makan

siang. Artinya sarapan bukan hanya mengenyangkan, tapi juga bergizi lengkap dan

seimbang. Menu sarapan, sebaiknya mengandung zat tenaga, protein atau zat

pembangun, vitamin dan mineral, misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan.

Karbohidrat juga sangat penting, karena kandungannya akan merangsang glukosa dan

mikro nutrient dalam otak. Nutrien berfungsi untuk menghasilkan energi dan

memacu otak. Dari dua jenis karbohidrat, simpleks dan kompleks, karbohidrat

kompleks lebih bermanfaat bagi kecerdasan otak karena mengandung serat dan

vitamin yang bisa dicerna dan diserap perlahan-lahan, sehingga kadar gula darah

dalam tubuh naik secara perlahan-lahan. Karbohidrat kompleks banyak dijumpai pada

nasi, roti, jagung, bubur, mi. dan kentang (Anonim, 2008).

Menurut para ilmuwan, sarapan pagi merupakan makanan khusus untuk otak.

Bahkan dalam sebuah penelitian, menunjukkan bahwa sarapan berhubungan erat

dengan kecerdasan mental. Sehingga memberikan nilai positif terhadap aktivitas otak,

menjadi lebih cerdas, peka dan mudah konsentrasi. Dari sebuah survei, anak- anak

(23)

lebih, mampu mencurahkan perhatian pada pelajaran, ceria, kooperatif, gampang

berteman (Anonim, 2008).

Hasil penelitian terbaru dari Divisi Kedokteran Pencegahan Fakultas

Kedokteran Universitas Massachusetts membuktikan bahwa orang yang rutin sarapan

tiap hari resiko menderita obesitas lebih kecil. Para peneliti juga menemukan bahwa

kebutuhan energi cenderung meningkat ketika sarapan dilewatkan (Anonim, 2006).

Dengan kata lain sarapan yang rutin bagi anak sekolah akan memacu

pertumbuhan yang tepat dan memaksimalkan kemampuan di sekolah, meningkatkan

konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar

menjadi lebih baik.

2.4. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah

Pertmbuhan merupakan parameter kesehatan dan gizi yang cukup peka untuk

menilai kesehatan anak. Para ahli membedakan antara pertumbuhan dan

perkembangan dimana pertumbuhan adalah bertambahnya materi/ukuran tubuh

sedangkan perkembangan adalah kemajuan fungsi atau kapasitas fisiologis organ

tubuh. Parameter yang digunakan untuk mengukur kemajuan pertumbuhan yang

paling sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan (Sediaoetama, A. 1991).

Pada usia anak Sekolah Dasar (7-12 tahun) merupakan puncak pertumbuhan

tertinggi kedua setelah usia 0-3 tahun. Dalam periode ini pertumbuhan berjalan terus

dengan mantap walaupun tidak secepat seperti bayi. Anak dari golongan umur ini

(24)

prasekolah terkecuali porsinya harus lebih besar oleh sebab kebutuhannya lebih

banyak mengingat bertambahnya berat badan dan aktivitasnya.

Periode Adolensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt)

baik tinggi maupun beratnya. Kebutuhan zat gizi berhubungan sangat dengan

besarnya tubuh, hingga kebutuhan yang tinggi terdapat pada periode pertumbuhan

yang cepat. Growth Spurt pada anak perempuan sudah dimulai pada umur 10-12

tahun, sedangkan pada anak laki-laki pada umur 12-14 tahun, hingga pada periode

tertentu tinggi badan anak perempuan melebihi tinggi badan anak laki-laki. Namun

perlu diketahui bahwa permulaan Growth Spurt pada anak tidak selalu pada umur

yang sama melainkan terdapat perbedaan secara individual (Pudjiadi, 1990).

Pada dasarnya tidak ada suatu bahan makanan yang lengkap mengandung

semua zat gizi alam jumlah yang mencukupi untuk tumbuh, oleh karena itu perlu

berbagai bahan makanan untuk menjamin agar semua zat gizi yang diperlukan tubuh

dapat dipenuhi dalam jumlah yang mencukupi ( Sayoga, 1995).

2.5. Kebutuhan gizi pada anak Usia Sekolah Dasar.

Tubuh manusia memerlukan berbagai macam zat gizi yang berguna untuk

kelangsungan hidup, untuk itu diperlukan zat-zat gizi yang cukup/ sempurna dalam

makanan sehari-hari agar dapat hidup dengan normal, sehat dan cerdas. Kebutuhan

gizi anak usia Sekolah Dasar sesuai dengan kecukupan gizi yang dianjurkan menurut

kelompok umur dan jenis kelamin sebagai berikut:

(25)

Pada kelompok umur 7-9 tahun kecukupan energi yang dibutuhkan sebesar

1900 kalori ( 80 kal/kg bb/ hari) dan untuk kelompok umur 10-12 tahun

kecukupan energi antara laki-laki dan perempuan dimana untuk laki-laki

sebesar 2000 kalori (66 kal/kg bb/hari) dan untuk wanita sebesar 1900 kalori

(55 kal/kg bb/hari). Perbedaan ini didasarkan pada ukuran tubuh, aktivitas dan

angka percepatan pertumbuhan.

- Kebutuhan Protein

Protein diperlukan untuk pertumbuhan otot dan pembentukan darah beserta

komponen-komponennya bersama zat besi.

Kebutuhan protein yang dianjurkan adalah 10-15 % dari total kalori yang

dibutuhkan, berdasarkan Pola Pangan Harapan sekitar setengah dari 10-15%

tersebut berasal dari pangan hewani. Konsumsi protein dapat dipenuhi bila

bahan makanan yang diberikan beraneka ragam termasuk protein dari bahan

makanan yang diberikan beraneka ragam termasuk protein dari bahan

makanan sumber karbohidrat. Sumber protein yang baik adalah susu, daging,

ikan , telur dan kacang- kacangan.

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (per orang per hari)

dinyatakan bahwa kebutuhan energi dan protein bagi usia anak Sekolah Dasar

menurut umur dan jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 2.5.Daftar Kecukupan Gizi (Energi dan Protein) yang dianjurkan bagi anak Usia Sekolah Dasar di Indonesia.

Gol. Umur ( tahun) BB(Kg) TB(cm) Energi(kalori) Protein(gram)

Laki-laki

(26)

Perempuan

Sumber: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi V. LIPI. Jakarta, 1998.

2.6. Kebiasaan Sarapan, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak SD

Usia anak sekolah merupakan masa pertumbuhan yang cepat, sehingga tubuh

memerlukan macam dan jumlah zat gizi dalam jumlah yang cukup tinggi, kebutuhan

energi anak tergantung dari fase pertambahan umur, tinggi badan, jenis kelamin, dan

tingkat aktivitasnya.

Kekurangan energi yang berasal dari makanan, menyebabkan seseorang

kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja dan melakukan aktivitas bekerja, orang

menjadi malas, merasa lemah, produktifitas kerja dan konsentrasi belajar menurun.

Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental,

dengan demikian kemampuan berpikir menurun (Almatsier, 2003).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Soemantri (1985) dan Almatsier (1989)

menunjukkan ada hubungan antara pemberian zat besi terhadap peningkatan prestasi

belajar. Beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi dalam darah meningkat

selama pertambahan hingga remaja. Defisiensi besi berpengaruh negatif terhadap

fungsi otak, terutama terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi sistem

neurotransmitter (pengantar saraf). Akibatnya, kepekaan reseptor saraf dopamin

berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut dan dapat

mengakibatkan daya konsentrasi, daya ingat dan kemampuan belajar terganggu

(27)

2.7. Penilaian Status Gizi Pada Anak Sekolah.

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel

tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik buruknya

penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk

mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, membantu pertumbuhan bagi

anak (Irianto, 2006).

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu:

1. Antropometri.

2. Pemeriksaan Klinis

3. Biokimia

4. Biofisik.

Cara pengukuran yang paling sering digunakan dalam masyarakat adalah

antropometri gizi. Beberapa indikator antropometri yang umum dikenal dalam

penilaian status gizi yaitu: Berat Badan menurut umur (BB/U), Tinggi Badan menurut

umur (TB/U).

a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa

(28)

misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau

menurunnya makanan yang dimakan. Mengingat karakteristik berat badan yang labil,

maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini.

b. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U).

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan

pertumbuhan skeletal/tulang/rangka. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh

seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat

badan, relative kurang sensitive terhadap masalah gizi dalam waktu yang pendek.

Pengaruh defisiensi zat besi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu lama.

Berdasarkan karakteristik tersebut di atas, maka indeks ini menggambarkan status

gizi masa lalu.

(29)

Keterangan: Berdasarkan skema di atas dijelaskan bahwa tingkat pengetahuan, sikap

dan tindakan anak Sekolah Dasar terhadap konsumsi sarapan pagi akan

mempengaruhi status gizi dan indeks prestasi.

2.9. Hipotesa Penelitian

- Ada hubungan antara pengetahuan sarapan dengan sikap sarapan anak sekolah

dasar.

- Tidak ada hubungan antara pengetahuan sarapan dengan sikap sarapan anak

sekolah dasar.

- Ada hubungan antara pengetahuan sarapan dengan tindakan sarapan anak

sekolah dasar.

- Tidak ada hubungan antara pengetahuan sarapan dengan tindakan sarapan

anak sekolah dasar.

- Ada hubungan antara sikap sarapan dengan tindakan sarapan anak sekolah

dasar.

- Tidak ada ada hubungan antara sikap sarapan dengan tindakan sarapan anak

sekolah dasar.

- Ada hubungan antara tindakan sarapan dengan status gizi anak sekolah dasar.

- Tidak ada hubungan antara tindakan sarapan dengan status gizi anak sekolah

(30)

- Ada hubungan antara tindakan sarapan dengan indeks prestasi anak sekolah

dasar.

- Tidak ada hubungan antara tindakan sarapan dengan indeks prestasi anak

sekolah dasar.

- Ada hubungan antara status gizi dengan indeks prestasi anak sekolah dasar.

- Tidak ada hubungan antara status gizi dengan indeks prestasi anak sekolah

(31)

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan crosssectional

yaitu ingin mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, tindakan sarapan dengan status

gizi dan indeks prestasi anak Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri No.101835

Kecamatan Sibolangit.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Bingkawan Kecamatan Sibolangit dari bulan

Maret sampai Januari 2009. Adapun alasan penulis memilih lokasi ini karena:

1. Dari hasil survei pendahuluan diketahui sebagian besar murid bertubuh pendek.

2. Jika dilihat indeks prestasinya secara umum dari nilai raport anak SD terdapat

(10%) indeks prestasi kurang, (60%) indeks prestasi sedang dan (30%) indeks

prestasi baik.

Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap,

tindakan sarapan, dengan status gizi dan indeks prestasi anak sekolah dasar di SD

Bingkawan.

3.3.Populasi dan Sampel 3.3.1.Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah murid sekolah dasar (SD)

(32)

sebanyak 89 murid. Adapun alasan karena penulis menganggap bahwa murid pada

kelas tersebut cukup mengerti diwawancarai untuk memperoleh informasi.

3.3.2.Sampel

Semua jumlah siswa SD Negeri No.101835 Kelas IV, V dan VI pada saat

penelitian. Dalam hal ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara Total Sampling.

3.4.Metode Pengumpulan Data 3.4.1.Data Primer

Data primer mencakup data:

1. Perilaku makan berdasarkan pengetahuan, sikap, dan tindakan diukur dengan

menggunakan kuesioner.

2. Karekteristik responden (nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin) dengan

wawancara langsung menggunakan kuesioner.

3. Status gizi diukur melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan yang

kemudian diukur berdasarkan baku WHO-NCHS.

3.4.2.Data Sekunder

Data sekunder meliputi gambaran umum sekolah yang diperoleh dari

dokumen sekolah dan data indeks prestasi anak sekolah dasar yang diperoleh dari

nilai ujian responden yang dilakukan pada bulan Oktober meliputi mata pelajaran

Bahasa Indonesia, PPKN, Matematika, IPA dan IPS yang kemudian rata-rata dari

seluruh mata pelajaran tersebut diklasifikasikan berdasarkan Hasil Rapat Komite

Sekolah dan Orangtua Murid SD Negeri NO.101835 Bingkawan. Adapun alasan

(33)

3.5. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Penelitian

2. Timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg

3. Microtoise dengan ketelitian 0,1 cm

3.6. Definisi Operasional

1. Sarapan pagi adalah makanan ataupun minuman yang dikonsumsi pada pagi

hari.

2. Pengetahuan tentang sarapan adalah segala sesuatu yang diketahui anak usia

sekolah dasar tentang sarapan .

3. Sikap tentang sarapan adalah tanggapan anak usia sekolah dasar terhadap

sarapan .

4. Tindakan sarapan adalah bentuk nyata perbuatan anak usia sekolah dasar

terhadap sarapan .

5. Status gizi adalah keadaan kesehatan anak sekolah yang diukur secara

antropometri dengan indeks BB/U, TB/U.

6. Indeks prestasi adalah kemampuan anak sekolah dasar untuk menerima atau

menyerap pelajaran di sekolah yang dilihat dari nilai rata-rata ujian bulanan

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKN dan Matematika.

7. Anak Sekolah Dasar adalah seluruh murid sekolah dasar (SD) kelas IV, V

dan VI yang bersekolah di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan

(34)

3.7. Aspek Pengukuran

1. a. Pengetahuan anak sekolah dasar tentang sarapan pagi diukur melalui 10

pertanyaan yang digunakan kepada responden dengan memilih jawaban yang

disediakan.Jawaban paling benar diberi nilai 3 dan paling rendah diberi nilai1.

Pengukuran tingkat pengetahuan tentang sarapan pagi dibedakan atas 3

kategori menurut Pratomo (1990):

- Baik, jika jawaban responden yang benar > 75 % dengan skor >23

- Sedang,jika jawaban responden yang benar 40%-75% dengan skor 12-23

- Kurang, jika jawaban responden yang benar < 40% dengan skor < 12

b. Sikap anak sekolah dasar tentang sarapan pagi diukur diukur melalui 10

pertanyaan yang digunakan kepada responden dengan memilih jawaban

dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Pada jawaban setuju untuk pertanyaan 1,2,3,4,5, ,7, dan 9 diberi nilai 3

tetapi untuk pertanyaan 8 dan 10 diberi nilai 1.

2. Pada jawaban kurang setuju untuk pertanyaan 1,2,3,4,5,7,8,9,10 diberi

nilai 2.

3. Pada jawaban tidak setuju untuk pertanyaan 1,2,3,4,5, ,7, dan 9 diberi

nilai 1 tetapi untuk pertanyaan 8 dan 10 diberi nilai 3.

4. Tetapi pertanyaan 6 untuk jawaban paling benar diberi nilai 3 dan paling

rendah diberi nilai 1.

(35)

- Baik, jika jawaban responden yang benar > 75% dengan skor > 23

- Sedang, jika jawaban responden yang benar 40%-75% dengan skor 12-23.

- Kurang, jika jawaban responden yang benar < 40% dengan skor < 12

c. Tindakan anak sekolah dasar dalam mengkomsumsi sarapan pagi diukur

diukur melalui 8 pertanyaan yang digunakan kepada responden dengan

memilih jawaban yang disediakan. Jawaban paling benar diberi nilai 3 dan

paling rendah diberi nilai 1. Pengukuran tingkat pengetahuan tentang sarapan

pagi dibedakan atas 3 kategori menurut Pratomo (1990):

- Baik, jika jawaban responden yang benar > 75% dengan skor > 18

9. Sedang, jika jawaban responden yang benar 40%-75% dengan skor 10-18

10.Kurang, jika jawaban responden yang benar < 40% dengan skor <10

2. Status gizi dinilai dengan cara pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi

Badan (TB) kemudian dihitung nilai Z-Score dengan rumus:

Z-Score= Nilai Individu Subjek- Nilai Median Baku Rujukan Nilai Simpangan Baku Rujukan

Kategori status gizi menurut ukuran BB/U berdasarkan baku WHO NCHS

- Gizi lebih > + 2,0 SD

- Gizi baik > - 2,0 SD s/d < + 2,0 SD

- Gizi kurang > - 3,0 SD s/d < - 2,0 SD

- Gizi buruk < - 3,0 SD

(36)

- Pendek < - 2,0 SD

3. Indeks prestasi dinilai dengan cara melihat nilai ujian bulanan mata ujian

Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika dan PPKN kemudian dibandingkan

dengan klasifikasi berdasarkan Hasil Rapat Komite Sekolah dan Orangtua

Murid SD Negeri NO.101835 Bingkawan .

- Baik = 7,5-10

- Cukup = 6,0-7,4

- Kurang = < 5,9

3.8. Teknik Analisa Data 3.8.1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dan komputer dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing, yaitu melihat dan memeriksa apakah pertanyan sudah diteliti ada proses

pengolahan data.

2. Koding, yaitu memberi kode atau angka-angka tertentu pada kuesioner.

3. Entri data.

3.8.2. Analisa Data

Untuk melihat ada tidaknya hubungan secara bermakna diantara variabel yang

diteliti maka digunakan statistik Uji Chi-Square pada program SPSS for Windows

(37)

Data yang telah dikumpulkan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

(38)

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Sekolah Dasar

Sekolah Dasar Negeri NO.101835 Bingkawan merupakan salah satu sekolah

yang berlokasi di desa Bingkawan Kecamatan Sibolangit. Luas areal sekolah ini

adalah 1628 m . Sarana gedung yang dimiliki oleh SD Negeri NO.101835 adalah

sebagai berikut:

- Ruang belajar : 6 buah

- Kantor : 2 buah

Sekolah dasar ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh 10

orang guru. Jumlah murid sekolah dasar kelas I, II, III, IV, V, VI sebanyak 187 orang

yang terdiri dari 40 orang kelas I, 33 orang kelas II, 25 orang kelas III, 32 orang kelas

IV, 26 orang kelas V, dan 31 orang kelas VI.

Dari 187 orang murid tersebut, 85 orang laki-laki dan 102 orang perempuan.

Untuk lebih jelasnya distribusi banyak murid sekolah Dasar Negeri NO.101835

(39)

Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Murid Sekolah Dasar Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008

Dari tabel 4.2 terlihat bahwa dari 187 orang murid SD Negeri NO. 101835

Bingkawan terdapat 85 orang (45,45%) murid berjenis kelamin laki-laki dan 102

orang murid (54,55%) berjenis kelamin perempuan.

4.2. Karakteristik Responden

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

Jenis

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa dari 89 orang responden SD Negeri NO.

101835 Bingkawan terdapat 43 orang (48,3%) responden berjenis kelamin laki-laki

(40)

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Menurut Umur Tahun 2008

No Umur Jumlah %

1 8-10 52 58,43

2 11-13 36 40,45

3 14-16 1 1,12

Jumlah 89 100,00

Dari tabel 4.3 terlihat bahwa dari 89 orang responden SD Negeri NO 101835

Bingkawan terdapat 52 orang ( 58,43%) responden berumur 8-10 tahun, 36 orang

(40,45%) yang berumur 11-13 tahun dan 1 orang (1,12%) responden yang berumur

14-16 tahun.

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku tentang Sarapan

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No Pengetahuan n %

1. Baik 54 60,70

2. Sedang 35 39,32

89 100,00

Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang sarapan

pagi pada SD Negeri NO. 101835 Bingkawan dikategorikan baik sebesar 54 orang

(41)

Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Responden tentang sarapan

No Pengetahuan Responden n %

1. Sarapan pagi

a. Makanan yang dikonsumsi pada pagi hari di

rumah.

b. Makanan yang dikonsumsi jika lapar pada pagi hari.

c. Makanan yang dimakan sebelum berangkat di sekolah.

2. Manfaat sarapan pagi

a. Menambah energi dan agar lebih mudah menerima pelajaran .

b. Agar sehat dan tidak sakit. c. Tidak lapar di pagi hari.

45

3. Kerugian jika tidak sarapan pagi a. Lemas dan cepat mengantuk b. Sakit

4. Akibat bila tubuh kekurangan energi a. lemas, kurus dan lambat berpikir. b. Lemas dan kurus

5. Makanan yang cocok saat sarapan a. menu utama

6. Kapan sebaiknya sarapan

a. Setelah bangun pagi dan sebelum berangkat pulang sekolah.

b. Saat di sekolah

c. Setelah pulang dari sekolah

(42)

Dari tabel 4.5 terlihat bahwa dari 89 murid Sekolah Dasar Negeri NO.101835

Bingkawan terdapat 47 orang (52,81%) responden menyatakan bahwa sarapan pagi

adalah makanan yang dimakan sebelum berangkat ke sekolah, 45 orang (50,56%)

responden menyatakan bahwa manfaat sarapan pagi adalah menambah energi dan

agar lebih mudah menerima pelajaran, 39 orang (43,82%) responden menyatakan

bahwa kerugian jika tidak sarapan pagi adalah sakit, 75 orang (84,27%) responden

menyatakan bahwa akibat bila tubuh kekurangan energi adalah lemas, kurus dan

lambat berpikir, 51 orang (57,30 %) responden menyatakan bahwa makanan yang

cocok untuk sarapan adalah kue atau roti dan 78 orang (87,64%) responden

menyatakan bahwa kapan sebaiknya sarapan adalah setelah bangun pagi dan sebelum

berangkat ke sekolah.

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tentang sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No Sikap n %

1. Baik 68 76,40

2. Sedang 21 23,60

Total 89 100,00

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sikap responden tentang sarapan pagi

pada SD Negeri NO. 101835 Bingkawan dikategorikan baik sebesar 68 orang

(43)

Tabel 4.7. Distribusi Sikap Responden tentang sarapan

No Sikap S KS TS

n % n % n %

1. Sarapan setiap pagi. 87 97,75 2 2,25 0 0

2. Sarapan membuat kamu lebih mudah menerima pelajaran.

43 48,32 42 47,19 4 4,49

3. Sarapan dapat memberi tenaga dan tidak cepat mengantuk.

45 50,56 43 48,32 1 1,10

4. Sarapan pagi mempengaruhi kegiatan belajar.

69 77,53 10 11,24 10 11,23

5. Minum teh manis atau minum susu cukup sebagai pengganti sarapan.

15 16,85 21 23,60 53 59,55

6. Sarapan memberi energi sehingga tidak lemas saat di sekolah.

72 80,90 9 10,11 8 8,99

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 89 murid Sekolah Dasar Negeri

NO.101835 Bingkawan terdapat 87 orang (97,75%) responden menyatakan setuju

terhadap sarapan setiap pagi, karena jika sarapan dapat membuat lebih mudah

menerima pelajaran sebesar 43 orang (48,32%), selain itu agar dapat memberi tenaga

dan tidak cepat mengantuk sebesar 45 orang (50,56%), sarapan pagi mempengaruhi

kegiatan belajar sebesar 69 orang (77,53%) dan sebagian besar responden setuju

sarapan dapat memberi energi sehingga tidak lemas saat di sekolah sebesar 72 orang

(80,9%). Tetapi terdapat 53 responden (59,55%) menyatakan tidak setuju minum teh

manis atau minum susu cukup sebagai pengganti sarapan.

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No Tindakan n %

1. Baik 64 71,90

2. Sedang 23 25,90

3. Kurang 2 2,20

(44)

Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa tindakan responden tentang sarapan

pagi pada SD Negeri NO. 101835 Bingkawan dikategorikan baik sebesar 64 orang

(71,9%), 23 orang dikategorikan sedang (25,9%) dan dikategorikan kurang sebesar 2

orang (2,2%).

Tabel 4.9. Distribusi Tindakan Responden sarapan

No Tindakan Jumlah

n %

1. Sarapan setiap hari

a. Selalu (5-7x seminggu)

b. Kadang-kadang (3-4x seminggu)

c. Tidak pernah dilakukan (1-2x seminggu)

49

2. Pada saat kapan kamu sarapan

a. setiap pagi dan makan bersama anggota keluarga b. setiap mau pergi sekolah

c. kalau lapar pagi-pagi

46

3. Jam berapa kamu sarapan a. jam 6-7 pagi

b. saat istirahat sekolah ( jam 9.30) c. Pulang sekolah

4. Apabila tidak sempat sarapan kamu bawa bekal dan tidak jajan di sekolah

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah dilakukan

38

Dari tabel 4.9 dapat terlihat bahwa dari 89 orang murid SD Negeri

NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit terdapat 49 orang (55,06%)

menyatakan selalu (5-7x seminggu) sarapan setiap hari, 46 orang (51,68%)

responden menyatakan setiap pagi sarapan dan makan bersama anggota keluarga, 45

(45)

(42,7%) responden menyatakan apabila tidak sempat sarapan selalu bawa bekal dan

tidak jajan di sekolah.

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Menurut TB/U di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No. Status Gizi n %

1. Normal 18 20,20

2. Pendek 71 79,80

Jumlah 89 100,00

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari 89 orang anak SD Negeri

No.101835 Bingkawan terdapat 71 orang (79,8%) responden berstatus gizi pendek

dan 18 orang (20,2%) responden berstatus gizi normal.

Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Menurut BB/U di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 89 orang anak SD Negeri

No.101835 Bingkawan terdapat 84 orang (94,4%) responden berstatus gizi baik dan

18 orang (94,4%), 1 orang (1,1%) responden berstatus gizi buruk .

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Prestasi di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No. Indeks Prestasi n %

1. Baik 10 11,2

2. Cukup 67 75,3

3. Kurang 12 13,5

(46)

Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa dari 89 orang anak SD Negeri

No.101835 Bingkawan terdapat 67 orang (75,3%) responden dengan indeks prestsi

cukup dan 12 orang (13,5%) dengan indeks prestasi kurang, 10 orang (11,2%)

responden dengan indeks prestasi baik.

4.4. Hubungan Antara Dua Variabel

Hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, tindakan sarapan dengan status

gizi dan indeks prestasi pada anak SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan

Sibolangit Tahun 2008 dapat dilihat pada tabel-tabel distribusi berikut:

Tabel 4.13. Distribusi Pengetahuan Tentang Sarapan Responden Berdasarkan Tindakan Sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No Pengetahuan Tindakan Total

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

1 Baik 45 83,33 7 12,96 2 3,71 54 100,0

2 Sedang 19 54,29 16 45,71 0 0 35 100,0

3 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0

Dari tabel silang 4.13 ternyata ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan tentang sarapan dengan tindakan sarapan diketahui bahwa, murid yang

mempunyai pengetahuan baik sebagian besar tindakan sarapannya baik sebesar 45

murid (83,33%). Sedangkan murid yang mempunyai pengetahuan sedang memiliki

tindakan sarapan yang baik sebesar 19 murid (54,29%). Dan dari hasil analisa

statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,002 (p<0,05), yang

artinya ada hubungan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan

(47)

Tabel 4.14. Distribusi Pengetahuan Tentang Sarapan Berdasarkan Sikap Tentang Sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

Dari tabel silang antara pengetahuan tentang sarapan dengan sikap tentang

sarapan diketahui bahwa murid yang mempunyai tingkat pengetahuan baik pada

umumnya bersikap baik tentang sarapan (79,6%) dan murid yang mempunyai tingkat

pengetahuan sedang sebahagian besar bersikap baik (71,4%). Dan dari hasil analisa

statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,373 (p>0,05), yang

artinya tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan sarapan dengan sikap murid

tentang sarapan.

Tabel 4.15. Distribusi Sikap Tentang Sarapan Responden Berdasarkan Tindakan Sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No. Sikap Tindakan Total

Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa dari 89 orang murid SD Negeri NO.

101835 Bingkawan terdapat 49 orang (72,1%) responden yang sikapnya baik

sebagian besar memiliki tindakan yang baik tentang sarapan pagi dan 15 orang

(48)

dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,705 (p>0,05), yang artinya tidak

ada menunjukkan hubungan yang bermakna antara sikap tentang sarapan dengan

tindakan sarapan pagi.

4.4.1. Hubungan antara Tindakan Sarapan dengan Status Gizi.

Tabel 4.16. Distrbusi Tindakan Tentang Sarapan Berdasarkan Status Gizi Menurut Indeks TB/U di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008.

No. Tindakan Status Gizi Total

Dari tabel silang 4.16 dapat dilihat antara tindakan sarapan berdasarkan status

gizi menurut indeks TB/U bahwa dari 64 murid dengan tindakan yang baik tentang

sarapan terdapat 50 murid (78,12%) dengan status gizi pendek. Jika dilihat dari hasil

analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,694 (p>0,05),

yang artinya tidak ada menunjukkan hubungan yang bermakna antara tindakan

tentang sarapan dengan status gizi menurut indeks TB/U.

Tabel 4.17. Distribusi Tindakan Tentang Sarapan Berdasarkan Status Gizi Menurut Indeks BB/U di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008.

(49)

Dari tabel silang 4.17 antara tindakan tentang sarapan berdasarkan status gizi

menurut indeks BB/U bahwa dari 64 murid dengan tindakan yang baik terdapat 60

murid (93,75%) dengan status gizi normal. Dari hasil analisa statistik dengan

menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,936 (p>0,05), yang artinya tidak ada

menunjukkan hubungan yang bermakna antara tindakan tentang sarapan dengan

status gizi menurut indeks BB/U.

4.4.2. Hubungan antara Tindakan Sarapan dengan Indeks Prestasi.

Tabel 4.18. Distibusi Tindakan Tentang Sarapan Berdasarkan Indeks Prestasi di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008.

No. Tindakan Indeks Prestasi Total

Baik Cukup Baik

n % N % n % n %

1. Baik 10 15,63 49 76,56 5 7,81 64 100,00

2. Sedang 0 0 17 73,91 6 26,09 23 100,00

3. Kurang 0 0 1 50,00 1 50,00 2 100,00

Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa dari 64 murid SD Negeri NO. 101835

Bingkawan terdapat 49 murid (76,56%) yang tindakannya baik tentang sarapan

sebagian besar memiliki indeks prestasi cukup dan 17 orang (73,91%) murid yang

tindakannya sedang tentang sarapan sebagian besar memiliki indeks prestasi cukup.

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,036

(p<0,05), yang artinya menunjukkan hubungan yang bermakna antara tindakan

(50)

4.4.3. Hubungan antara Status Gizi dengan Indeks Prestasi

Hubungan antara status gizi dengan indeks prestasi pada anak SD Negeri

NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit dapat dilihat pada tabel distribusi

berikut:

Tabel 4.19. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks TB/U Responden Berdasarkan Indeks Prestasi Tentang Sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No Status Gizi

Indeks Prestasi Total

Baik Sedang Kurang

n % N % n % n %

1. Normal 3 16,67 10 55,55 5 27,78 18 100,0

2. Pendek 7 9,86 57 80,28 7 9,86 71 100,0

Pada tabel 4.19 dapat diketahui bahwa murid SD Negeri NO. 101835

Bingkawan terdapat 71 murid dengan status gizi pendek menurut indeks TB/U

sebagian besar memiliki indeks prestasi sedang sebanyak 57 murid (80,28%).

Sedangkan pada status gizi normal menurut indeks TB/U sebagian murid memiliki

indeks prestasi sedang sebesar 10 orang (55,55%). Dari hasil analisa statistik dengan

menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,075 (p<0,05), artinya ada hubungan

yang bermakna antara status gizi menurut indeks TB/U dengan indeks prestasi.

Tabel 4.20. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks BB/U Responden Berdasarkan Indeks Prestasi Tentang Sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No Status Gizi

Indeks Prestasi Total

(51)

Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa murid SD Negeri NO. 101835

Bingkawan terdapat 84 orang responden dengan status gizi baik menurut indeks

BB/U pada umumnya memiliki indeks prestasi sedang sebesar (75%) dan 2 orang

(100,00%) responden dengan status gizi lebih memiliki indeks prestasi sedang. Dari

hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,655

(p>0,05), yang artinya tidak ada menunjukkan hubungan yang bermakna antara

(52)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengetahuan, sikap,

tindakan sarapan terhadap status gizi dan indeks prestasi serta hubungan antara

variabel tersebut pada anak Sekolah Dasar Negeri NO. 101835 Bingkawan , maka

dapat dijelaskan sebagai berikut:

5.1. Hubungan Pengetahuan tentang sarapan dengan Sikap tentang Sarapan

Sarapan merupakan suatu kegiatan yang penting khususnya bagi anak sekolah

dasar sebelum melakukan aktivitas fisik, proses belajar mengajar. Paling tidak murid

harus mengetahui manfaat sarapan bagi dirinya sendiri. Secara umum pengetahuan

anak sekolah di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan umumnya sudah baik. Dari hasil

penelitian yang dilakukan para murid sudah mengerti manfaat maupun kerugian

sarapan itu bagi dirinya. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan

sebagian besar para murid mengerti kapan waktu sarapan yaitu sarapan dilakukan

pagi hari dan sebelum berangkat ke sekolah karena mereka mengetahui bahwa

dengan sarapan mereka akan memperoleh energi sehingga membuat mereka lebih

mudah menerima pelajaran.

Dari pernyataan di atas penulis berasumsi bahwa selain dari pendidikan

formal yang didapat di sekolah responden mungkin mendapatkkan pengetahuan

tentang sarapan melalui media cetak ataupun elektronik seperti buku-buku pustaka,

televisi, majalah,dll ataupun dari keluarga khususnya orangtua.

(53)

merupakan hal yang sangat penting bagi terjadinya proses perilaku. Anak-anak relatif

lebih mudah dididik pada usia sekolah dibandingkan pada usia sebelum dan

sesudahnya. Karena itu, sangat tepat jika pada anak sekolah dasar ditanamkan

dasar-dasar pengetahuan gizi dan kebiasaan makan khususnya sarapan yang baik.

Begitu juga dengan sikap responden tentang sarapan di SD Negeri

No.101835 Bingkawan dapat dikategorikan cukup baik. Hal ini dapat ditunjukkan

bahwa sebahagian besar responden setuju terhadap pernyataan untuk sarapan setiap

hari, sarapan membuat kamu lebih mudah menerima pelajaran, selain itu sarapan pagi

dapat memberi tenaga dan tidak cepat mengantuk, dan sarapan mempengaruhi

kegiatan belajar, dan tidak setuju minum teh manis atau minum susu cukup sebagai

pengganti sarapan pagi tetapi setuju terhadap pernyataan sarapan memberi energi

sehingga tidak lemas saat di sekolah.

Berdasarkan hasil uji Chi Square test, dimana (p>0,05) didapatkan

kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

sarapan dengan sikap murid tentang sarapan.

Dari wawancara terbuka didapat salah satu penyebab para orangtua jarang

atau tidak sempat dalam menyediakan sarapan setiap paginya. Walaupun responden

mengerti manfaat sarapan dan setuju dengan sarapan tetapi semuanya tidak terwujud

(54)

5.2. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan tentang Sarapan

Berdasarkan hasil penelitian, tindakan responden tentang sarapan dapat

dikategorikan baik. Hal ini dapat dilihat sarapan selalu dilakukan responden sebelum

berangkat ke sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian Agusri (2001), pengetahuan gizi yang didapat

para murid membuat mereka berusaha untuk mendapatkan makanan yang sehat dan

memenuhi kecukupan gizinya setiap hari khususnya untuk sarapan setiap hari.

Peran keluarga sangat berperan penting dalam hal ini khususnya dalam

menyediakaan sarapan di rumah. Tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan ada

sebagian kecil responden yang jarang sarapan bahkan ada beberapa responden yang

tidak pernah sarapan. Hal ini disebabkan ada sebagian orangtua yang tidak sempat

menyediakan sarapan karena harus bekerja di ladang. Tetapi ada juga responden

beralasan tidak sempat sarapan karena terburu-buru, bangun kesiangan, jarak sekolah

yang terlalu jauh dan malas harus sarapan. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut

tidak jarang para orangtua memberikan bekal untuk dibawa ke sekolah atau malah

memberikan uang jajan.

Berdasarkan hasil uji Chi Square test dimana p=0,002 (p<0,05) didapatkan

kesimpulan bahwa ternyata ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang

sarapan dan tindakan sarapan pagi.

Berdasarkan hasil penelitian wawancara dengan responden didapat 44,9%

(55)

tidak pernah sarapan karena sudah menjadi kebiasaan. Hal ini berarti walaupun

tingkat pengetahuan tentang sarapan sudah baik tidak menjamin tindakan responden

terhadap sarapan baik.

5.3. Hubungan Sikap dengan Tindakan tentang Sarapan

Begitu juga hubungan antara sikap sarapan berdasarkan tindakan tentang

sarapan. Bila dilihat dari hasil statistik dengan menggunakan Chi Square ternyata

tidak ada hubungan yang bermakna p=0,705 (p>0,05). Hal ini berarti meskipun

responden memiliki sikap yang baik tentang sarapan tetapi tidak selamanya

berpengaruh pada tindakan mereka untuk melakukan sarapan pagi.

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak praktik. Namun sikap belum

tentu terwujud dalam tindakan yang nyata, sebab terwujudnya tindakan perlu faktor

lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoatmodjo,2005).

5.4. Hubungan Tindakan Sarapan Dengan Status Gizi

Pada responden yang tindakan sarapannya dikategorikan baik didapatkan

kebanyakan berstatus gizi pendek (78,12%) menurut indeks TB/U sedangkan jika

pada status gizi menurut indeks BB/U terdapat responden yang tindakan sarapannya

dikategorikan baik (93,75%) dengan status gizi normal.

Dari hasil penelitian tentang hubungan tindakan sarapan dengan status gizi

dilakukan uji Chi Square test dimana (p>0,05) sehingga didapatkan kesimpulan

(56)

baik menurut indeks TB/U dan BB/U pada anak sekolah di SD Negeri NO. 101835

Bingkawan.

Dari pernyataan di atas berarti sarapan hanya memenuhi kebutuhan zat-zat

gizi pada pagi hari saja, sarapan hanya memiliki asupan gizi 25% dari kebutuhan

sehari-hari dan merupakan salah satu faktor pendukung dalam pemenuhan kebutuhan

akan zat-zat gizi untuk sehari tetapi tidak menjadi penyebab utama mempengaruhi

status gizi seseorang. Faktor lain adalah dimana sarapan anak kurang bervariasi

karena ketersediaan bahan makanan dalam keluarga yang tidak mencukupi gizi

anggota keluarga baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dari hasil wawancara

didapat sebahagian responden memilih makanan jajanan untuk mengganti sarapan

seperti indomie, kue-kue atau minuman teh gelas. Kemungkinan lain disebabkan

tingkat ekonomi keluarga masih rendah, sehingga makanan yng disediakan

disesuaikan dengan ekonomi keluarga.

Menurut Sediaoetama (1999) kualitas dan kuantitas menunjukkan adanya

zat-zat gizi dan jumlah masing-masing zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, dan tingkat

konsumsi seseorang dapat mempengaruhi status gizi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwita (1999) di SD

Negeri NO. 064992 Kecamatan Amplas Kodya Medan bahwa tidak ada hubungan

yang bermakna antara tindakan makan dengan status gizi menurut indeks BB/U

ternyata murid yang memiliki tindakan sarapan baik pada umumnya berstatus gizi

(57)

5.5. Hubungan Tindakan Sarapan Dengan Indeks Prestasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat antara tindakan tentang sarapan

dengan indeks prestasi bahwa pada umumnya murid dengan tindakan sarapan yang

baik memiliki indeks prestasi cukup. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan

uji Chi Square diperoleh p=0,036 (p<0,05), yang artinya menunjukkan ada

hubungan yang bermakna antara tindakan sarapan dengan indeks prestasi murid SD.

Penulis berasumsi bahwa adanya tindakan sarapan yang dilakukan responden setiap

hari secara teratur dapat menunjang indeks prestasi yang baik dalam belajar.

Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan sarapan pagi memenuhi

kecukupan energi yang diperlukan untuk jam pertama dalam melakukan aktivitas.

Jika tidak sarapan, maka tubuh akan tidak mempunyai energi yang cukup terutama

pada proses belajar mengajar (Khomsan, 2003).

5.6. Hubungan Status Gizi dengan Indeks Prestasi

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebagian besar status gizi menurut indeks

TB/U responden di SD Negeri No.101835 Bingkawan dikategorikan berstatus gizi

pendek (79,8%).

Hal ini mungkin disebabkan defisiensi zat-zat gizi pada saat yang cukup lama,

(58)

Sedangkan status gizi responden menurut indeks BB/U terdapat (94,4%)

responden berstatus gizi baik. Ini berarti status gizi responden sekarang ini baik,

tetapi masih ada di antara responden dengan status gizi kurang dan buruk.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tergolong

dalam indeks prestasi cukup. Hasil ini dilihat berdasarkan nilai ujian bulanan

responden yang dilakukan setiap bulan meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia,

PPKN, Matematika, IPA dan IPS yang kemudian rata-rata dari seluruh mata pelajaran

tersebut diklasifikasikan berdasarkan Hasil Rapat Komite Sekolah dan Orangtua

Murid SD Negeri NO.101835 Bingkawan. Adapun alasan Sekolah Dasar tersebut

tidak menggunakan klasifikasi dari Dirjen Pendidikan disebabkan karena para guru

menganggap bahwa jika mereka menggunakan klasifikasi yang ada maka persentasi

Indeks Prestasi dari seluruh murid tidak akan tercapai atau jauh dari yang

diharapkan. Hasil ini tidak jauh berbeda dari data nilai raport akhir semester yang

diambil saat survei pendahuluan terdapat (10%) indeks prestasi cukup (60%) indeks

prestasi sedang dan (30%) indeks prestasi baik. Hal ini disebabkan karena para guru

tidak hanya melihat dari prestasi para murid pada saat ujian tetapi dilihat dari

keterampilan maupun kemampuan murid dalam berinteraksi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap hubungan status gizi menurut

indikator TB/U terhadap Indeks Prestasi di SD Negeri No. 101835 Bingkawan,

diketahui bahwa sebagian besar anak SD yang berstatus gizi pendek memiliki indeks

prestasi sedang. Dari wawancara terbuka yang dilakukan peneliti bahwa nafsu makan

Gambar

Tabel 2.5.
Tabel 4.20.
Tabel 4.1.
Tabel 4.4.  Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang sarapan di SD Negeri NO
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memperluas cakupan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan kelas III di rumah sakit bagi masyarakat miskin dengan peningkatan cakupan 5% per tahunnya sesuai dengan sasaran

7ntuk menjadi wirausaha yang sukses, pertama-tama harus memiliki ide atau visi bisnis !business vision&#34; yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko,

Pemesana n bar ang UMKM User merupakan aplikasi untuk customer dimana customer dapat melakukan pemesanan barang lewat aplikasi ini.. Kata kunci : Android, pemesanan

Kesimpulan yang dapat diambil, melalui penelitian ini telah dapat dilakukan perancangan dan pembuatan aplikasi mobile internet pada ponsel yang memiliki kemampuan untuk

Ketua Program D3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta jajaranya.. Selaku Dosen Pembimbing

Bab ini berisi tentang landasan teori yang meliputi Manajemen Keuangan, Pasar Modal, Return Saham, Pengaruh Variabel Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham, Penelitian

2) Pada tataran akomodasi mahasiswa meyakini nilai-nilai yang terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yang bermartabat.

Untuk itu, artikel ini berupaya mengkaji gagasan tentang epistemologi Psikologi Islam yang dibentuk berdasarkan pandangan wahyu tentang kemungkinan manusia memiliki