• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selengkapnya dapat diakses di bit.ly/kajiansisilaincovid 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Selengkapnya dapat diakses di bit.ly/kajiansisilaincovid 2"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Policy Brief

Kebijakan UKT Semester Gasal 2020/2021 Pendahuluan

Covid-19 telah membawa dampak sosial ekonomi yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini didasari oleh banyaknya tuntutan dari pemerintah untuk dapat merubah pola kebiasaan dalam bekerja menjadi work from home dan pengurangan intensitas aktivitas di luar rumah dengan gerakan #DiRumahAja. Secara substansial, gerakan-gerakan tersebut memang sesuai dengan anjuran dari WHO dalam rangka mencegah perluasan Covid-19. Namun di sisi lain, adanya gerakan seperti ini banyak mengalami perbedaan sikap di tengah masyarakat.1

Perbedaan sikap tersebut dapat dilihat dari banyak golongan masyarakat yang dengan mudah melakukan work from home. Namun, terdapat juga golongan dalam masyarakat yang memang tidak bisa melakukan work from home sampai tidak bisa mengurangi intensitas aktivitas di luar rumah.

Kenyataan itu diperparah dengan meluasnya dampak covid-19, tidak hanya kepada kelas bawah namun mulai merambah ke kelas menengah. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, mengalami pengurangan pendapatan, sampai kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hal tersebut kini menimbulkan kekhawatiran baru tentang kelangsungan perkuliahan mahasiswa—khususnya mahasiswa Unpad—yang dalam hal ini memunculkan kekhawatiran akan kesulitan untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Oleh karenanya, BEM Kema Unpad berinisiatif untuk mengadakan survei serentar pada tanggal 9 Mei-12 Mei 2020 untuk mengetahui pengaruh Covid-19 terhadap kemampuan pembayaran UKT mahasiswa.

Survei ini ditujukan untuk Keluagra Mahasiswa Unpad dalam jenjang sarjana dan vokasi di 3 kampus, yaitu Kampus Jatinangor, Kampus Garut dan Kampus Pangandaran. Lalu, survei ini menggunakan metode convenience sampling, dimana Santoso dan Tjiptono mengatakan convenience sampling adalah prosedur sampling yang memilik sampel dari orang atau unit yang paling mudah didapatkan atau ditemui.2 Sehingga, BEM Kema Unpad

1 Selengkapnya dapat diakses di bit.ly/KajianSisiLainCovid

2 Santoso S. dan Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran: Konsep dalam Aplikasi SPSS. Jakarta: Elex Media Computindo., hlm. 89

(3)

menggunakan google form yang disebar ke media sosial yang paling banyak digunakan mahaiswa Unpad agar mudah mendapatkan sampel.

Dari data yang telah dikumpulkan, BEM Kema Unpad menganalisis fenomena Covid-19 terhadap mahasiswa dan memberikan beberapa rekomendasi kepada Rektorat Universitas Padjadjaran terkait dengan kebijakan UKT di semester depan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa Unpad secara general tanpa mengesampingkan variabel kondisi internal Unpad, proyeksi keuangan Unpad dan aspek – aspek lainya dari Unpad.

Unpad sebagai PTN Badan Hukum

Pembentukan Badan Hukum Pendidikan dalam lembaga universitas atau dulu dikenal sebagai PTN BHMN telah menjadi diskursus yang menarik sejak Indonesia memasuki era reformasi. PTN BHMN merupakan perguruan tinggi yang didirikan pemerintah yang berstatus sebagai badan hukum publik yang otonom. Artinya, PTN-BH memiliki otonomi penuh dalam mengatur anggaran rumah tangga dan keuangan perguruan tinggi itu sendiri. Saat itu, Presiden B. J Habibie mengeluarkan PP No. 61 Tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Badan Hukum. Setelah dikeluarkannya PP ini, maka secara berangsur-angsur perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia berubah menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PTBHMN). Hal ini menimbulkan goncangan dalam masyarakat, dimana pembiayaan pendidikan tinggi menjadi mahal, mengingat ketika itu Indonesia sedang berada dalam transisi pasca krisis ekonomi besar-besaran. Pro dan kontra turut mewarnai pembentukan PTNBHMN, salah satunya dengan pembentukan PTNBHMN ini mendukung gerakan demokratisasi terhadap lembaga-lembaga pendidikan dengan cara mengurangi campur tangan pemerintah dalam hal ke-rumah tanggaan lembaga pendidikan tersebut. Namun, banyak yang menilai pelimpahan wewenang untuk mengurus rumah tangga dari negara terhadap ptn yang bersangkutan itu tersendiri secara implisit tersirat bahwa negara dianggap angkat tangan dalam membiayai kebutuhan pendidikan tinggi, artinya pendidikan tidak lagi dijadikan sebagai hak dasar warga yang wajib dipenuhi oleh negara tetapi menjadi barang komoditas yang diperjual belikan.3

(4)

Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 1999 kemudian disusul dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 153, 152, 154, 155 Tahun 2000 yang menetapkan UI, UGM, IPB dan ITB menjadi PTNBHMN. Yang menjadi perhatian, pemberian otonomi hanya sebatas pada pencairan dana dan pengelolaan keuangan saja. Pemerintah terus mendorong agar ptn bertransformasi menjadi PTNBHMN dengan mengeluarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mana dalam pasal 53 UU SPN mengamanatkan pembentukan badan hukum pada semua lembaga pendidikan. Untuk memperjelas implementasi badan hukum pendidikan, pemerintah bersama DPR mengesahkan UU No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan pada 17 Desember 2008 dan mengeluarkan PP No. 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan.4

Banyak masyarakat mengganggap bahwa pembentukan Badan Hukum Pendidikan merupakan praktik privatisasi dan liberalisasi pendidikan yang tidak sesuai dengan amanat UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Praktik privatisasi dikatakan sebagai proses gradual untuk mentransformasikan metode pengelolaan BUMN dan kekayaan publik lainnya agara dapat secara sehat berkompetisi dengan pihak swasta. Mentranformasikan berarti menyerahkan pengelolaan BUMN yang semula dipegang oleh negara kepada pihak perseorangan.5 Sementara proses liberalisasi menunjuk pada penyelenggaraan pendidikan sudah merujuk pada sistem pasar bebas, artinya pendidikan tidak dikatakan sebagai hak yang wajib dipenuhi oleh Pemerintah Negara namun menjadi barang komoditas yang diperjual belikan. Hal ini sangat gamblang terlihat ketika pemerintah mengeluarkan UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang kemudian disusul oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 76 dan 77 tahun 2007 yang menyatakan bahwa pendidikan termasuk sektor yang terbuka bagi penanaman modal asing maksimal sampai 49%.6 Masyarakat pun beramai-ramai mengajukan permohonan uji materiil UU No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan kepada Mahkamah Konstitusi dikarenakan dianggap tidak sesuai dengan amanat UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mahkamah Konstitusi pun mengabulkan permohonan tersebut dan menyatakan bahwa UU tersebut batal demi hukum.

4 Ibid.,

5 Ibid., 6 Ibid.,

(5)

Pasca dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, Pemerintah membentuk UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang secara substansif tidak jauh berbeda dengan UU BHP. Juga menyusul PP No. 58 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Badan Hukum yang kemudian disempurnakan oleh PP Nomor 26 Tahun 2015. Hal ini menyiratkan bahwa PTNBHMN hanya ganti baju menjadi PTN-BH, hal ini juga yang menyebabkan masih adanya PTN yang berlabel Badan Hukum artinya dikatakan sebagai subjek hukum mandiri yang dapat melakukan perbuatan hukum secara bertanggung jawab.

Dalam hal ini, sebagai subjek hukum yang mandiri, PTN BH disanjung memiliki kelebihan dalam hal otonomi dibandingkan PTN Satker maupun PTN BLU. Otonomi yang dimaksud menurut UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi terbagi menjadi dua, yaitu otonomi bidang akademik dan bidang nonakademik. Dalam bidang akademik meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan Tri Dharma dan bidang nonakademik meliputi pelaksanaan organisasi, keuangan, kemahasiswaan, ketenagaan dan sarana prasarana. PTN-BH dikatakan memiliki jangkauan yang lebih luas sebagai penyelenggara pendidikan tinggi, karena menurut pasal 65 ayat (3) UU No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, PTN Badan Hukum memiliki

a. Kekayaan awal berupa kekayaan negara yang dipisahkan kecuali tanah; b. Tata kelola dan pengambilan keputusan secara mandiri;

c. Unit yang melaksanakan fungsi akuntabilitas dan transparansi; d. Hak mengelola dana secara mandiri, transparan dan akuntabel;

e. Wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan sendiri Dosen dan tenaga kependidikan;

f. Wewenang mendirikan badan usaha dan mengembangkan dana abadi dan; g. Wewenang untuk membuka, menyelenggarakan dan menutup program studi.

Sejak tahun 2014, Unpad telah menerima mandat dari Pemerintah Pusat untuk diperbaharui statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum atau PTN-BH melalui surat Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 298/E.E1/OT/2014, perubahan status ini ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2014 Penetapan Universitas Padjadjaran sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum. Setahun kemudian, untuk mengatur hal-hal yang

(6)

diamanatkan oleh PP No. 80 Tahun 2014 maka Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Padjadjaran

Sebagaimana yang telah dijelaskan, maka Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus sebagai PTN BH memiliki otoritas penuh atas pengelolaan organisasinya, seperti aspek keuangan dan juga sumber daya, termasuk dosen dan juga tenaga pendidik. Dengan status sebagai PTN BH, maka sudah barang tentu Unpad juga memiliki otonomi tersebut.

Dengan otonomi tersebut, PTN BH memiliki kewenangan penuh untuk menentukan arah kebijakan strategis kampus, baik yang berkaitan dengan sarana prasarana pendidikan hingga kebijakan yang berkaitan dengan mahasiswa, seperti UKT dan lain – lain. Namun tentunya kebijakan yang disusun oleh PTN BH harus memperhatikan aturan – aturan lain yang lebih tinggi terkait dengan pelaksanaan pendidikan tinggi. Hal ini tentu sangat berbeda dengan Perguruan tinggi yang bersifat sebagai Badan Layanan Umum (BLU), dimana kebijakan – kebijakan yang disusun harus sesuai dengan arahan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan kebijakan yang disusun oleh PTN BH sesuai dengan kebijakan strategis kampus dan juga kondisi internal dari kampus itu sendiri, baik dari segi finansial maupun non finansial. Sehingga kerap kali terjadi perbedaan kebijakan yang diambil oleh beberapa Kampus yang berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum atau PTN - BH.

Untuk sumber pembiayaan, Perguruan Tinggi Negeri dengan status badan hukum memiliki beberapa sumber pembiayaan sebagaimana disebutkan pada Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruaan Tinggi Badan Hukum sebagai berikut :

1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

2) Selain anggaran dan pendapatan dan belanja negara

Seperti yang sudah disebutkan diatas, salah satu sumber pembiayaan Perguruan Tinggi Negeri dengan Status Berbadan Hukum adalah Alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Sumber pembiayaan ini dapat berupa gaji dan insentif pegawai yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), hibah, dan beberapa bentuk lainya. Sumber pembiayaan lain dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum adalah Selain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Bentuk – bentuk sumber pembiayaan ini diantaranya adalah Biaya Pendidikan, dana masyarakat, unit usaha, kerja sama Tri Dharma Perguruan Tinggi dan beberapa bentuk sumber pembiayaan lainya.

(7)

Untuk sumber pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, besaran yang didapatkan oleh tiap – tiap PTN BH akan disesuaikan dengan aturan terkait dan kondisi dari PTN BH tersebut. Sedangkan untuk sumber pembiayaan yang berasal dari selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, besaran yang didapatkan dari setiap Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan dari Perguruan Tinggi Negeri Itu sendiri. Besaran Biaya Pendidikan tentunya dipengaruhi oleh seberapa banyak mahasiswa dari kampus tersebut, sumber dari unit usaha akan sangat bergantung pada kemampuan unit usaha dalam mencetak laba dan beberapa sumber pembiayaan lainya. Variabel – variabel inilah yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan dan kondisi keuangan dari Perguruan Tinggi Negeri – Badan Hukum.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwasanya PTN BH merupakan subyek hukum dan memiliki otonom dalam mengola organisasinya. Dengan adanya otonomi ini, Perguruan Tinggi Negeri badan hukum memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan – kebijakan strategis kampus mereka masing – masing. Tentu kebijakan – kebijakan yang disusun dan akan diambil ini akan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal kampus. Kemampuan dan kondisi keuangan kampus merupakan salah satu kondisi internal kampus yang cukup subtansial. Perbedaan kemampuan dan kondisi keuangan kampus sering kali mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh PTN BH. Sehingga tidak jarang, Kebijakan – kebijakan yang diambil oleh PTN BH sering kali berbeda – beda. Tentu hal ini tidak terlepas dari kemampuan dan kondisi keuangan dari masing – masing PTN BH yang bersangkutan.

Melihat Postur Keuangan Unpad 3 Tahun Terakhir

Unpad sebagai PTN BH, memiliki dua sumber pembiayaan, yaitu Anggaran dan pendapatan belanja Negara serta sumber pembiayaan yang berasal selain dari anggaran dan Pendapatan dan belanja negara. Sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja negara diantaranya berupa Gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil serta beberapa bentuk sumber pembiayaan. Adapun sumber keuangan selain dari Anggaran penerimaan dan belanja negara diantaranya berupa Dana Masyarakat, Biaya Pendidikan dan beberapa bentuk sumber pembiayaan lainya.

(8)

Berikut adalah tabel sumber pembiyaan untuk periode 2017, 2018 dan target tahun 2019 :7

Mengingat sumber yang berasal dari APBN sebagian besar sudah ditujukan untuk pos – pos tertentu, seperti Gaji dan Insentif Pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil, maka untuk menganalisis lebih jauh, kami akan lebih berfokus pada analisis postur keuangan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari selain APBN. Dari data diatas, terlihat bahwa Biaya Pendidikan masih menjadi salah satu penyumbang utama sumber pembiayaan Unpad yang berasal dari selain APBN. Pada tahun 2017, Biaya Pendidikan menyumbang sebesar 55,78% dari total sumber pembiayaan selain APBN. Untuk tahun 2018, Biaya pendidikan menyumbang sebesar 57% dari total Sumber pembiayaan selain APBN dan untuk terget tahun 2019, Biaya pendidikan berdasarkan nominal ditargetkan untuk menyumbang sebesar 43,08% dari total pendapatan selain APBN.

7 RKAT Unpad 2019

Realisasi 2017 Realisasi 2018 Target 2019 406.990.713.664

Rp Rp 457.709.887.347 Rp 466.169.510.000 A. Gaji dan Tujangan PNS Rp 311.195.046.644 Rp 312.974.887.347 Rp 345.936.210.000 B. BPPTNBH Setjen Rp 95.795.667.000 Rp 116.589.000.000 Rp 120.233.300.000 C. Alokasi Pendanaan Selain

Setjen Rp 28.146.000.000 Rp 35.000.000.000 D. Pinjaman 701.781.025.514 Rp Rp 654.939.840.921 Rp 907.351.498.634 A. Dana Masyarakat Rp 18.868.537.405 Rp 21.965.003.685 Rp 18.500.000.000 B. Biaya Pendidikan Rp 391.444.351.101 Rp 373.333.783.362 Rp 390.872.000.000 1. Vokasi Rp 17.470.900.000 Rp 17.212.100.000 Rp 19.068.000.000 2. Sarjana (UKT) Rp 225.105.966.100 Rp 219.491.603.000 Rp 218.670.000.000 3. Sarjana (Non UKT) Rp - Rp - Rp 4. Megister (S2) Rp 57.996.450.000 Rp 56.485.550.000 Rp 62.119.000.000 5. Doktoral (S3) Rp 34.172.750.000 Rp 38.874.492.862 Rp 40.469.000.000 6. Profesi Rp 18.020.875.000 Rp 19.121.412.500 Rp 17.937.000.000 7. Spesialis Rp 38.677.410.001 Rp 22.148.625.000 Rp 32.609.000.000

C. Pengelolaan Dana Abadi Rp 50.000.000.000

D. Usaha PTN BH Rp 43.629.243.277 Rp 1.421.463.932 Rp 35.000.000.000 E. Kerja sama Tridharma

Perguruan Tinggi Rp 90.980.807.248 Rp 109.235.376.357 Rp 310.000.000.000 F. Pengelolaan kekayaan PTNBH Rp 9.209.238.633 Rp 8.403.579.331 Rp 12.000.000.000 G. APBD Rp 79.558.317.025 Rp 88.400.000.000 Rp 66.076.731.900 H. Pinjaman I. Saldo Kas 1.108.771.739.178 Rp Rp 1.112.649.728.268 Rp 1.373.521.008.634 Sumber Pembiayaan APBN Selain APBN Total

(9)

Dalam periode tahun 2017, 2018 dan target 2019, besarnya porsi biaya pendidikan terhadap keuangan Unpad mengindikasikan bahwa masih sangat bergantungnya keuangan Unpad terhadap biaya pendidikan yang diperoleh dari Mahasiswa. Lebih jauh lagi, besarnya porsi biaya pendidikan Unpad terhadap Sumber Pembiayaan Selain APBN mengindikasikan besarnya porsi Biaya Pendidikan terhadap pembiayaan operasional yang dibiayai bukan dari APBN, pembiayaan Biaya Dosen Non – PNS, Biaya tenaga kependidikan Non – PNS, Investasi, Biaya pengembangan dan Biaya Numerasi.

Mengingat besarnya porsi biaya pendidikan terhadap sumber pembiayaan selain APBN, maka jelas setiap kebijakan yang akan dilakukan terkait dengan biaya pendidikan harus dilakukan dengan secermat mungkin. Namun, kami tetap menekankan bahwa besaran

biaya pendidikan yang dibebankan untuk tiap – tiap mahasiswa harus tetap memperhatikan kemampuan Ekonomi dari mahasiswa secara aktual, bukan sebatas pada mengacu data kemampuan ekonomi dari mahasiswa yang di isi pada saat melakukan pendaftaran ulang masuk Unpad.

Pengaruh Uang Kuliah Tunggal di Unpad dalam 3 Tahun Terakhir

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2013 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal Pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, disebutkan bahwa Biaya Kuliah Tunggal yang selanjutnya disingkat BKT adalah keseluruhan biaya operasional mahasiswa per semester pada program studi di PTN. BKT digunakan sebagai dasar penetapan biaya yang dibebankan kepada masyarakat dan Pemerintah. Sedangkan Uang Kuliah Tunggal yang selanjutnya disingkat UKT adalah sebagian BKT yang ditanggung setiap mahasiswa. UKT terdiri atas beberapa kelompok yang ditentukan berdasarkan kemampuan ekonomi mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayainya. Berdasarkan hasil survey gabungan yang dilakukan di Kampus Jatinangor, Kampus Garut, dan Kampus Pangandaran, rata-rata penggolongan UKT dapat dilihat sebagai berikut:8

Tempat Golongan UKT

Bidikmisi Gol 1 Gol 2 Gol 3 Gol 4 Gol 5

Jatinangor 49 197 214 330 475 984

(10)

Garut 10 4 0 1 1 70

Pangandaran 39 0 0 0 0 234

Rata-rata(%) 3,76 7,71 8,2 12,69 18,25 49,39

Sehingga Pengelompokan UKT mahasiswa/I Universitas Padjadjaran untuk tahun 2019 dapat dikelompokkan sebagai berikut:9

1) UKT kelompok I diterapkan kepada mahasiswa paling sedikit 7% dari jumlah mahasiswa yang diterima dengan biaya sebesar Rp 500,000,00

2) UKT kelompok II diterapkan kepada mahasiswa paling sedikit 8% dari jumlah mahasiswa yang diterima dengan biaya sebesar Rp 1,000,000,00

3) UKT kelompok III diterapkan kepada mahasiswa paling sedikit 12% dari jumlah mahasiswa yang diterima dengan biaya sebesar Rp 2,500,000,00

4) UKT kelompok IV diterapkan kepada mahasiswa paling sedikit 18% dari jumlah mahasiswa yang diterima dengan biaya sebesar Rp 3,500,000,00 – Rp 9,000,000,00 5) UKT kelompok V diterapkan kepada mahasiswa paling sedikit 49% dari jumlah

mahasiswa yang diterima dengan biaya sebesar Rp 6,000,000,00 – Rp 17,000,000,00 6) Sisanya ditangguhkan oleh bidikmisi dengan biaya sebesar Rp 2,000,000,00

Kebijakan Uang Kuliah Tunggal bertujuan menyediakan layanan pendidikan bagi mahasiswa dengan berbasis subsidi silang bagi mahasiswa yang bergolongan ekonomi mampu dengan ekonomi kurang mampu untuk memberikan kesempatan pada mahasiswa sehingga dapat memperoleh pendidikan jenjang perguruan tinggi. Maka dari itu untuk memenuhi tujuan dalam meningkatkan kemajuan mutu pendidikan ini, diperlukan pertanggungjawaban atas dana yang digunakan.

Universitas Padjadjaran sebagai PTN-BH memiliki wewenang dalam mengelola dana secara mandiri, transparan, dan akuntabel. Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan PTNBH, Uang Kuliah Tunggal merupakan bagian dari pemasukkan dana selain APBN. Dalam usulan Rencana Kerja dan

9 Kelompok UKT merujuk pada Peraturan Rektor Nomor 19 Tahun 2018 tentang Penetapan Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal Mahasiswa Baru Program Sarjana (S1) Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2018/2019

(11)

Anggaran (RKAT) Universitas Padjadjaran tahun 2020, telah disediakan data biaya selain APBN sebagai berikut10

Dengan data, dapat dihitung bahwa 56,5% biaya untuk tahun 2017 ditanggung oleh realisasi dana Uang Kuliah Tunggal dan untuk tahun 2018, realisasi Uang Kuliah Tunggal menanggung sebesar 52,4% biaya. Untuk tahun 2019, dengan menggunakan proyeksi dana Uang Kuliah Tunggal, biaya yang ditanggung adalah sebesar 44,3% tetapi dengan adanya penambahan jumlah kursi mandiri dan hal lainnya yang membantu pemasukkan Universitas Padjadjaran, dana Uang Kuliah Tunggal mampu menanggung 50,8% biaya selain APBN yang dikeluarkan. Dengan melihat data yang ada untuk tahun 2017, 2018, 2019. Maka, rentang pengaruh dana Uang Kuliah Tunggal 2020 terhadap biaya selain APBN yang dikeluarkan berada diantara 47,2% hingga 59%.

Status Quo Bantuan UKT di Unpad

Sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa selama 3 tahun terakhir, tingkat ketergantungan Unpad terhadao UKT sangat tinggi. Bahkan untuk tahun 2019 saja, UKT mampu menanggung 50,8% biaya selain APBN yang dikeluarkan. Namun, realisasi UKT dari tahun ke tahun selalu mengalami kesenjangan antara target dengan realisasinya.11 Hal ini

10 RKAT Unpad 2019

11 Vide sub bab Melihat Postur Keuangan Unpad 3 Tahun Terakhir

2017 2018 2019

E.1.3. BIAYA (SELAIN APBN) 693,.068,000,000 712,815,160,000 882,448,731,900

1 OPERASIONAL 282,583,397,000 300,090,160,000 507,261,191,900

2 BIAYA DOSEN NON PNS - - -

3 BIAYA TENAGA

KEPENDIDIKAN NON PNS - - -

4 INVESTASI 104,147,903,000 133,100,000,000 73,828,220,000 5 PENGEMBANGAN 6,336,700,000 4,625,000,000 26,359,320,000 6 REMUNERASI 300,000,000,000 275,000,000,000 275,000,000,000

(12)

dipengaruhi oleh salah satu faktor terdapat beberapa mahasiswa yang belum mampu membayar UKT sehingga mengajukan permintaan bantuan UKT ke Unpad.

Selama 3 tahun terakhir, terdapat setidaknya 2 kebijakan yang disediakan Unpad dalam hal pemberian bantuan UKT bagi mahasiswa; (1) Mengalihkan ke beasiswa KS dan TM; dan (2) mengajukan penangguhan pembayaran UKT. Namun, terdapat beberapa catatan sebagaimana yang dikumpulkan oleh Departemen Advokasi dan Pelayanan Mahasiswa BEM Kema Unpad.

Pertama, kebijakan Beasiswa KS dan TM merupakan jenis beasiswa yang diberikan Unpad kepada mahasiswa berdasarkan Peraturan Rektor Nomor 27 Tahun 2016 tentang Beasiswa Mahasiswa. Beasiswa KS atau Keberlanjutan Studi adalah beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa yang termasuk kategori UKT tinggi sampai dengan tertinggi, tetapi mengalami kesulitan ekonomi untuk tetap membayar besaran UKT pada masa belajarnya. Sementara Beasiswa TM atau Tidak Mampu merupakan beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa yang kondisi ekonomi yang kurang memadai, tetapi memiliki prestasi akademik tinggi dengan catatan (1) memiliki SKTM dari desa/kelurahan tempat domisilinya dan (2) bukan penerima beasiswa bidikmisi.

Terdapat beberapa keluhan mengenai beasiswa KS dan TM sebagaimana dicatat oleh Departemen Advokasi dan Pelayanan Mahasiswa, (1) Teknis yang tidak seragam antara fakultas satu dan fakultas yang lain, fakultas menginterpretasikan sendiri mekanisme untuk memilih siapa yang dapat memperoleh beasiswa tersebut, sehingga berpengaruh pada perbedaan kuantitas jumlah penerima di fakultas yang satu dengan fakultas yang lain; (2) pengumuman yang tidak tepat waktu sehingga menyebabkan mahasiswa bingung berapa jumlah nominal yang dicover oleh beasiswa KS/TM dan (3) Perbedaan sistem antara kampus utama dengan Kampus Garut dan PSDKU. Dalam hal ini terdapat perbedaan bentuk beasiswa KS dan TM, dimana di Jatinangor berbentuk beasiswa sementara di Kampus Garut dan PSDKU berbentuk bantuan. Dalam hal ini, pemberian KS dan TM di kampus Garut dan PSDKU lebih banyak terkendala masalah administratif sehingga beasiswa tersebut tidak dapat dinikmati oleh mahasiswa yang mengajukan.

Kedua, kebijakan penangguhan pembayaran UKT. Dalam hal ini, kebijakan penangguhan UKT merupakan mekanisme dimana mahasiswa bisa menangguhkan pembayaran UKT hingga batas waktu yang telah ditentukan. Kebijakan ini berbentuk kolom

(13)

pengajuan penangguhan ketika membuka informasi tagihan pada PAuS ID. Setelah itu, mahasiswa akan mengisi alasan pengajuan penangguhan dan surat pernyataan pengajuan penangguhan yang selanjutnya akan diverifikasi oleh pihak fakultas.

Beberapa keluhan yang dicatat oleh Departemen Advokasi dan Pelayanan Mahasiswa mengenai kebijakan ini adalah (1) Perbedaan dokumen persyaratan di tiap-tiap fakultas dimana terdapat fakultas yang dokumennya mudah dan terdapat pula yang rumit; (2) Keluhan mengenai efektivitas sistem pembukaan kembali nomor tagihan.

Dampak Covid -19 terhadap Keuangan Unpad

Mewabahanya Covid – 19 juga berdampak terhadap keuangan dari Universitas Padjadjaran. Dampak yang dibawa secara bersamaan mempengaruhi besaran pendapatan dan juga biaya yang harus dikeluarkan oleh Unpad. Besaran pendapatan diperkirakan akan menurun karena adanya penurunan pendapatan dari sumber pembiayaan selain APBN. Adapun besaran biaya yang harus dikeluarkan oleh Unpad diperkirakan akan mengalami penurunan karena diberlakukanya metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Dalam bagian sumber pembiayaan untuk Unpad, penulis telah sedikit memaparkan tentang postur sumber pembiayaan Unpad. Terlihat bahwa Biaya pendidikan yang berasal dari Vokasi, Sarjana (S1) hingga spesialis menyumbangkan 55,78% pada tahun 2017 terhadap total pendapatan selain dari Anggaran dan Pendapatan Negara, 57% untuk tahun 2018 terhadap total pendapatan selain dari Anggara dan Pendapatan Negara, serta berdasarkan target postur sumber pembiayaan yang tercantum dalam RKAT 2019, biaya pendidikan menyumbang 43,7% dari total sumber pembiayaan selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Selain dari biaya Pendidikan, Sumber pembiayaan selain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara beberapa diantaranya adalah berasal dari unit usaha serta kerja sama tridharma yang dilakukan Universitas Padjadjaran.

Dengan dilaksanakanya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), penulis juga memperhatikan adanya potensi penghematan Biaya yang dikeluarkan oleh Unpad. Hal ini mengingat tidak digunakanya beberapa fasilitas penunjang pembelajaran dan juga fasilitas kampus lainya. Disini, penulis menggunakan skenario proyeksi dengan berdasarkan pada potensi penghematan biaya yang dirilis oleh University of Nothingham.

(14)

Dengan menggunakan proyeksi yang rilis dari University of Nothingham, berikut adalah hasil perhitungan terhadap potensi penghemetan biaya Unpad akibat adanya PJJ secara khusus dan juga akibat adanya Covid – 19 secara umum.

*Berdasarkan RKAT Unpad 2019

**Setelah disesuaikan dengan Inflasi Bulan April 2020 sebesar 2,67% (y-to-y)

Dari analisis kami, dengan mengacu kepada RKAT 2019, 3 komponen biaya diatas – yaitu pendidikan, manajemen dan pengabdian kepada masyarakat- adalah komponen – komponen biaya yang berpotensi mengalami penghemetan selama Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau secara lebih luas akibat adanya Covid – 19. Beberapa komponen biaya lain yang terdapat pada RKAT 2019 bersifat biaya tetap – seperti gaji tenaga pendidik, dan beberapa komponen biaya tetap lainya- serta biaya – biaya yang bersifat tidak rutin – seperti biaya pengadaan irigasi dan jaringan, biaya pengadaan aset tidak berwujud dan biaya – biaya yang digunakan untuk pengadaan aset lainya.

Komponen biaya pendidikan ditujukan untuk membiayai Peningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan kualitas kegiatan kemahasiswaan, dan juga wisuda. Komponen biaya manajemen ditujukan untuk membiayai monitoring dan validasi data, updating dan pengolahan data, serta beberapa sub komponen biaya lainya.

Selanjutnya, dengan menggunakan dasar proyeksi penghemetan keuangan universitas yang dirilis oleh University of Notthingham Inggris, berikut adalah potensi penghemetan yang dapat dilakukan oleh Unpad :

Komponen Biaya

Proyeksi 2019*

Proyeksi 2020**

Pendidikan

Rp

90.233.500.000

Rp

92.642.734.450,00

Manajemen

Rp

85.284.191.900

Rp

87.561.279.823,73

Pengabdian kepada Masyarakat

Rp

6.000.000.000

Rp

6.160.200.000,00

Komponen Biaya

Proyeksi 2020

Potensi Penghemetan

Selama PJJ (15%)

Pendidikan

Rp

92.642.734.450,00

Rp

13.896.410.167,50

Manajemen

Rp

87.561.279.823,73

Rp

13.134.191.973,56

Pengabdian Kepada Masyarakat

Rp

6.160.200.000,00

Rp

924.030.000,00

27.954.632.141,06

Rp

(15)

Berdasarkan Pada proyeksi penghematan dari University Of Notthingham, proyeksi penghematan yang dapat dilakukan oleh Unpad adalah sebesar Rp 27.954.632.141,06 dengan rincian pendidikan dapat menghemat sebesar Rp 13.896.410.167,50 dari komponen biaya pendidikan, Rp 13.134.191.973,56 dari komponen biaya manajemen dan sebesar Rp 924.030.000,00 dari komponen biaya pengabdian kepada masyarakat.

Pengaruh Mewabahnya Covid – 19 terhadap Kesejahteraan Mahasiswa

BEM Kema Unpad berinisiatif untuk melakukan survey terkait dengan pengaruh mewabahnya Covid – 19 terhadap kesejahteraan mahasiswa. Implikasi dari terpengaruhnya kesejahteraan mahasiswa akibat mewabahnya Covid – 19 ini adalah pengaruh perubahaan keadaan ekonomi mahasiswa terhadap kemampuan mahasiswa dalam membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT), khususnya UKT untuk semester ganjil tahun Ajaran 2020/2021. Tujuan akhir dari diadakan survey ini adalah ditujukan untuk menyusun risalah kebijakan terkait dengan kebijakan UKT untuk mahasiswa Unpad, khususnya mahasiswa Unpad Vokasi dan Strata 1 (S1).

Survey ini dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2020 hingga 12 Mei 2020 dan dilakukan serentak di Kampus Jatinangor, Kampus Garut, dan Kampus Pangandaran dengan jumlah pengisi 2608 responden. Rinciannya adalah sebagai berikut

Tempat Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

Jatinangor 760 1489

Garut 10 76

Pangandaran 76 197

Rata-rata (%) 32,40% 67,60%

Responden dari survey kumulatif di 3 kampus yang telah dilakukan jika dilihat dari dari tahun angkatan adalah

(16)

Angkatan Kampus

Jatinangor Garut Pangandaran

2014 10 - - 2015 26 2 - 2016 289 - 25 2017 572 34 61 2018 680 29 103 2019 671 21 84 Missing 1 - - Total 2608

Persebaran golongan Uang Kuliah Tunggal pada 2608 mahasiswa Unpad adalah sebagai berikut

Tempat Golongan UKT

Bidikmisi Gol 1 Gol 2 Gol 3 Gol 4 Gol 5

Jatinangor 49 197 214 330 475 984

Garut 10 4 0 1 1 70

Pangandaran 39 0 0 0 0 234

Rata-rata(%) 3,76 7,71 8,2 12,69 18,25 49,39

Dalam survey ini, kami juga menganalisis perihal sumber pembiayaan kuliah dari mahasiswa Unpad. Dalam hal ini, dari 2608 mahasiswa yang mengisi survei, 90,90% responden menjawab dari orang tua/wali, 3,80% dari beasiswa, 3% dari sendiri, dan 2,30% menjawal lain-lainnya.

(17)

Dengan rincian sebagai berikut

Tempat Sumber Pembiayaan Kuliah

Orang tua Beasiswa Sendiri Lain-lain

Jatinangor 2069 94 29 57

Garut12 0 0 0 0

Pangandaran 224 3 46 -

Rata-rata(%) 90,90 3,80 3 2,26

Lesunya pertumbuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19 memberi inisiatif BEM Kema UNPAD untuk melihat bagaimana besar pengaruh Covid-19 terhadap kemampuan ekonomi keluarga mahasiswa/I Universitas Padjadjaran saat ini. Dalam range 1 sampai 4, responden akan memilih salah satu angka, dimana semakin tinggi angka, semakin besar pengaruh Covid-19 terhadap perekonomiannya. Dapat dilihat data survey sebagai berikut

12 Kuisioner di garut tidak menyertakan pertanyaan mengenai sumber pembiayaan kuliah 90,90%

3,80% 3% 2,30%

Sumber Biaya Kuliah

orang tua/wali beasiswa sendiri lain-lain

(18)

Terdapat 65% responden menyatakan bahwa pandemi Covid-19 ini secara finansial sangat berpengaruh terhadap kemampuan ekonomi keluarga. Kemudian terdapat 25% responden menyatakan bahwa kemampuan ekonomi mereka cukup terpengaruh. Dengan ini dapat dinyatakan bahwa pandemi Covid-19 memberi pengaruh terhadap lebih dari 85% mahasiswa/I Universitas Padjadjaran terhadap kemampuan perekonomiannya.

Dari hasil analisis kami, hipotesis yang kami ajukan terhadap hal ini adalah karena diterapkanya Phsycal Distancing dan selanjutnya penerapan PSBB yang mengakibatkan penurunan secara signifikan beberapa sektor – sektor ekonomi. Hipotesis yang kami ajukan didasarkan pada akibat diberlakukanya kedua kebijakan tersebut,implikasinya terhadap penghasilan orang tua dari responden mengalami penurunan akibat adanya penurunan pendapatan, penurunan take home pay, dirumahkan akibat Phsyical distancing dan PSBB.

Implikasi dari penurunan kemampuan ekonomi keluarga dari responden salah satunya adalah kemampuan mahasiswa Unpad untuk membayar uang kuliah tunggal semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Kami mengajukan pertanyaan terkait tingkat kesulitan untuk membayar Uang Kuliah Tunggal, khususnya untuk 2020/2021. Jawaban yang kami sediakan berupa range angka 1 – 4 yang mana semakin rendah mencerminkan tingkat kesulitan yang semakin kecil.

65,00% 25,00%

8,00% 2,00%

Pengaruh Covid-19 terhadap kemampuan

Ekonomi

4 3 2 1

(19)

Berdasarkan data sampel yang diamati, terdapat 45% responden yang menyatakan bahwa mereka sangat kesulitan untuk membayar UKT dan 34,4% responden menyatakan bahwa mereka cukup kesulitan dalam membayar UKT. 15,3% responden menyatakan sedikit kesulitan membayar dan sisanya dikatakan mampu membayar untuk pendidikan di periode selanjutnya.

Tingkat kesulitan membayar UKT yang dipilih oleh responden didominasi dengan alasan pendapatan orang tua/wali yaitu sebanyak 61,7% dan sisanya terbagi menjadi beberapa alasan, diantaranya masalah finansial pribadi, masih cukupnya pendapatan, hingga tidak mengalami kesulitan selama pandemi Covid-19.

(20)

Dengan itu, BEM Kema Unpad mengamati data sampel untuk melihat rencana responden untuk membiayai pembiayaan kuliah di periode selanjutnya

Rencana pembiayaan kuliah didominasi oleh pendapatan keluarga yang selanjutnya diikuti oleh tabungan keluarga. Sisanya tergolong ke sumber lainnya, dimana beberapa bahkan belum terfikirkan dalam mencari cara untuk membayar UKT.

Untuk menyikapi hal tersebut, kami juga mengajukan pertanyaan terkait dengan harapan responden terkait UKT semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 Dari hasil survey yang telah dilakukan, berikut rinciannya

61,70%

38,30%

Alasan Memilih Kesulitan

gaji orang tua/wali selainnya

51,80%

33,40% 14,80%

Rencana Pembayaran Kuliah

Pendapatan orang tua Tabungan keluarga Lainnya

(21)

Dari hasil penelitian yang telah kami paparkan diatas, mewabahnya Covid – 19 membawa dampak kepada perekonomian para orang tua mahasiswa. Mengingat sebagian besar besar sumber pembayaran biaya kuliah berasal dari orang tua (90,90%) maka hal ini tentunya hal ini akan sangat mempengaruhi kemampuan dan tingkat kesulitan dalam memenuhi pembayaran biaya kuliah semester ganjil 2020/2021, tentu dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Oleh karena itu, maka kami mendorong Unpad untuk mempertimbangkan mekanisme terkait dengan Pembayaran Uang Kuliah Tunggal, khususnya semestar gasal 2020/2021. Hal ini juga mengingat Unpad belum mengambil kebijakan apapun yang bersifat finansial dalam rangka meringankan beban mahasiswa selama pembelajaran jarak Jauh.

Pada halaman berikutnya, kami mencoba mengajukan beberapa risalah kebijakan yang

telah disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa Unpad secara general tanpa mengesampingkan variabel kondisi internal Unpad, proyeksi keuangan Unpad dan aspek – aspek lainya dari Unpad.

72,10% 7,50% 10,80% 0,90% 4,30% 4,40%

Harapan

Peringanan atau penurunan UKT Penyesuaian ulang

UKT gratis dan beasiswa Kelonggaran batas waktu pembayaran UKT Kebijakan yang membantu

(22)

Risalah Anjuran Kebijakan

Dengan merujuk pada kajian terkait dengan Keuangan Unpad sebagai PTN Badan Hukum, pengaruh Covid – 19 terhadap keuangan Unpad, potensi penghematan yang dapat dilakukan oleh Unpad serta dengan mempertimbangkan fakta bahwa Mewabahnya Covid - 19 sangat mempengaruhi kondisi ekonomi sebagian besar mahasiswa yang mana berdampak pada kemampuan untuk membayar Uang Kuliah Tunggal, maka sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, berikut adalah alternatif kebijakan yang kami rasa probable untuk diterapkan oleh Unpad :

1. Memberikan tambahan 1 (satu) semester pada semester ganjil tahun 2020/2021 untuk mahasiswa yang sudah di ujung masa studi tanpa harus membayar Uang Kuliah Tunggal karena tergganggunya proses pengerjaan Skripsi atau Tugas Akhir karena Mewabahnya Covid – 19.

Adapun yang kami maksud sebagai mahasiswa yang sudah diujung masa studi disini adalah Mahasiswa yang saat ini menempuh semester 14. Unpad Melalui SE Nomor 823/UN.6WR1/TU/2020 telah mengeluarkan kebijakan untuk hal tersebut. Namun, pelaksanaannya harus tetap diawasi sehingga kebijakan ini bisa diimplementasikan dengan baik dan tidak ada mahasiswa yang mengalami kerugian karena kesalahan informasi antara rektorat dengan fakultas.

2. Menggratiskan Uang Kuliah Tunggal mahasiswa tingkat akhir yang kelulusannya tertunda karena mewabahnya Covid – 19.

Yang dimaksud mahasiswa tingkat akhir disini adalah mahasiswa yang kewajiban akademik di Unpad menyisakan skripsi (S1) atau Tugas akhir (Vokasi). Kelulusan yang tertunda disini dapat diakibatkan karena kesulitan untuk mencari data selama covid – 19, harus merubah skripsi atau tugas akhir yang secara langsung ataupun tidak langsung diakibatkan oleh Covid – 19. Adapun anjuran dokumen – dokumen yang dapat digunakan sebagai validasi atas keadaan tersebut yang dapat digunakan sebagai pertimbangan adalah :

 Surat keterangan Dosen Pembimbing bahwa benar penyusunan skripsi terganggu karena adanya Covid – 19

(23)

 Surat keterangan Kepala Prodi Bahwa benar kelulusan mahasiswa yang bersangkutan tertunda karena adanya Covid – 19

Unpad melalui SE Nomor 823/UN.6WR1/TU/2020 telah mengeluarkan kebijakan pembebasan UKT bagi mahasiswa yang mengalami keterlambatan penelesaian studi akibat Covid-19. Namun, sasaran kebijakan disini adalah mahasiswa tingkat akhir dalam arti mahasiswa semester 14.

Dalam hal ini kami mengajukan penafsiran ekstensif terhadap mahasiswa tingkat akhir tidak hanya mahasiswa semester 14 saja, tetapi juga mahasiswa semester 7 ke atas yang sedang mengerjakan skripsi tanpa mengambil mata kuliah lagi.

3. Mengingat terjadinya penurunan kemampuan ekonomi mahasiswa Unpad yang salah satu implikasinya adalah kesulitan dalam pembayaran UKT semester gasal 2020/2021, maka

1) Kami mendorong rektorat untuk memberikan potongan UKT semester gasal sebesar 20% kepada seluruh mahasiswa sarjana dan vokasi, kecuali mahasiswa yang sudah diberikan kebijakan pembebasan UKT (mahasiswa di pengujung studi)

A. APBN

466.169.510.000

466.169.510.000

B. Selain APBN

1. Dana Masyarakat

18.500.000.000

15.725.000.000

2. Biaya Pendidikan

390.872.000.000

367.098.200.000(a)

3. Pengelolaan Dana Abadi

50.000.000.000

42.500.000.000

4. Usaha PTN - BH

35.000.000.000

29.750.000.000

5. Kerja Sama Tridharma

Perguruan Tinggi

310.000.000.000

263.500.000.000

6. Pengelolaan Kekayaan PTNBH

12.000.000.000

10.200.000.000

7. APBD

66.076.731.900

56.165.222.115

Total

1.348.618.241.900

1.251.107.932.115

Pengeluaran*

1.348.618.241.900

1.216.250.932.115

Surplus (Defisit)

0

34.857.000.000

Sumber Pembiayaan

Target 2019

(Dalam Rupiah)

Proyeksi 2020

(Dalam Rupiah)

(24)

Kami memperhitungkan skema apabila menetapkan untuk memberikan potongan UKT Sebesar 20% kepada seluruh Golongan UKT. Asumsi yang kami gunakan adalah (1) tidak terdapatnya penurunan pada pendapatan yang berasal dari APBN, (2) sumber pembiayaan yang berasal dari selain APBN mengalami penurunan sebesar 15%, kecuali Biaya Pendidikan, dan (3) Pengeluaran yang pembiayaanya berasal dari sumber pembiayaan selain APBN mengalami penurunan sebesar 15%. Dari asumsi – asumsi yang kami gunakan diatas, maka memungkinkan untuk memberikan diskon sebesar 20% kepada seluruh mahasiswa jenjang Sarjana (S1) dan Vokasi.

2) Memberikan potongan UKT sebesar Rp. 600.000, kecuali mahasiswa yang sudah diberikan kebijakan pembebasan UKT (mahasiswa di pengujung studi)

Dengan berdasarkan pada proyeksi penghematan keuangan Kampus sebesar 15% yang dirilis oleh University of Notthingham, maka perhitungan proyeksi penghemetan yang dapat dilakukan Unpad adalah sebagai berikut :

Berdasarkan perhitungan diatas, potensi penghematan selama penerapan Pembelajaran Jarak Jauh adalah sebesar Rp 27.954.632.141,06. Potensi penghemetan ini dapat dialokasikan untuk memberikan potongan sebesar Rp 660.000 kepada mahasiswa dengan golongan UKT 1 – 5, kecuali untuk mahasiswa yang termasuk pada kategori mahasiswa tingkat akhir berdasarkan kriteria yang disebutkan pada poin nomor 1.

Komponen Biaya

Proyeksi 2020

Potensi Penghemetan

Selama PJJ (15%)

Pendidikan

Rp

92.642.734.450,00

Rp

13.896.410.167,50

Manajemen

Rp

87.561.279.823,73

Rp

13.134.191.973,56

Pengabdian Kepada Masyarakat

Rp

6.160.200.000,00

Rp

924.030.000,00

27.954.632.141,06

Rp

(25)

Perhitungan diatas menggunakan data mahasiswa yang tercantum pada RKAT Unpad 2019. Total besaran potongan untuk semua mahasiswa adalah sebesar Rp 17.380.800.000,00. Jumlah ini belum dikoreksi potongan untuk mahasiswa yang masuk pada kriteria yang telah disebutkan pada poin nomor 1.

Jadi, dengan potensi penghemetan sebesar Rp 27.954.632.141,00 dan total perhitungan diatas sebesar Rp 17.380.800.000,00, serta asumsi tidak terjadi perubahan signifikan pada total mahasiswa Unpad, maka dalam pandangan kami sangat probable untuk menjalankan kebijakan ini dengan cara mengalokasikan penghemetan ini kepada pemotongan Uang Kuliah Tunggal Mahasiswa.

4. Merealokasi pengeluaran untuk komponen investasi kepada pengeluaran yang ditujukan untuk potongan Uang Kuliah Tunggal

Usulan kebijakan ini kami ajukan dengan dasar “jika terdapat” pada rencana pengeluaran Unpad tahun 2020. Hal ini mengingat belum tersedianya RKAT Unpad 2020 pada Website Unpad.

Untuk realokasi ini, pengeluaran untuk investasi harus digolongkan menjadi beberapa golongan sebagai berikut :

 Investasi pada aset yang bersifat fungsional dan mendesak. Aset – aset yang dimaksud disini adalah aset – aset yang menunjang proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung dan pengadaanya bersifat mendesak.

 Investasi pada aset yang bersifat fungsional, tapi tidak mendesak. aset – aset ini menunjang proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, namun pengadaanya belum begitu mendesak.

Jumlah

Mahasiswa

Besaran

Potongan

Total Potongan

Vokasi

1550

Rp

600.000,00

Rp

930.000.000,00

Sarjana

27418

Rp

600.000,00

Rp

16.450.800.000,00

17.380.800.000,00

Rp

(26)

 Investasi pada aset yang tidak bersifat fungsional dan juga tidak mendesak. aset – aset ini tidak menunjang proses pembelajaran dan juga pengadaanya tidak mendesak.

Dari penggolongan Investasi pada pengadaan aset ini, kami mendorong Rektorat untuk mempertimbangkan ulang dan merealokasi investasi pada aset yang tidak fungsional dan juga tidak mendesak secara menyeluruh kepada pos – pos pembiayaan yang dapat mengurangi beban pembayaran Uang Kuliah Tunggal Mahasiswa untuk semester Gasal.

5. Menyediakan skema pembayaran dengan cara mengangsur kepada seluruh mahasiswa dalam membayar UKT

Skema yang kami ajukan dan managable untuk dijalankan adalah skema 20%,30% dan 50%. Misalkan X mewakili Uang Kuliah Tunggal mahasiswa untuk semester Gasal dan seperti yang kami sebutkan diatas, kami juga mendorong untuk memberikan potongan sebesar Rp 600.000 kepada seluruh Mahasiswa kecuali mahasiswa yang masuk kedalam kriteria yang telah kami ajukan di Poin 1. Dengan X mewakili Uang Kuliah Tunggal dan Mendapatkan Potongan Rp 600.000, maka hasil pengurangan Rp 600.000 dari X diwakilkan dengan Y. Maka pembayaran UKT bulan pertama sebesar 20% dari Y, Pembayaran UKT bulan kedua sebesar 30% dari Y, dan Pembayaran UKT 50% dari Y.

Adapun untuk bulan pertama, bulan kedua dan bulan ketiga kami ajukan mulai dari Bulan Agustus (dimulai dari pembukaan waktu pembayaran UKT dengan tenggat tanggal terakhir di Bulan Agustus), lalu Bulan September (dengan tenggat waktu tanggal 30 september) dan Bulan Oktober (dengan tenggat waktu tanggal 30 oktober).

6. Memberikan kelonggaran waktu untuk pembayaran UKT Semester Gasal Tahun Ajaran 2020/2021

Dalam hal ini, ajuan dari kami adalah memberikan kelonggaran waktu pada masa pembiayaan kuliah. Biasanya, Unpad memberikan waktu selama 30 hari untuk durasi waktu pembayaran UKT, namun mengingat kondisi pasca pandemi yang memiliki dampak sosial ekonomi yang besar, Unpad dapat memberikan kelonggaran

(27)

durasi pembayaran UKT dengan memperpanjang durasi yang biasanya 30 hari menjadi 90 hari.

7. Memberikan tindakan afirmatif kepada mahasiswa yang membutuhkan bantuan keringanan pembayaran UKT

Tindakan afirmatif merupakan salah satu bentuk fast track policies, yang dalam konteks ini merupakan kebijakan keringanan UKT terhadap mahasiswa yang membutuhkan di semester depan. Unpad sendiri melalui Peraturan Rektor Nomor 27 Tahun 2016 tentang Mekanisme Beasiswa Mahasiswa telah memiliki kebijakan beasiswa KS dan TM bagi mahasiswa yang kesulitan membayar UKT.

Selain dengan keluhan yang dijelaskan dalam sub bab status quo bantuan UKT di Unpad, hal yang perlu diperhatikan dengan melihat potensi penghematan anggaran, bila Unpad bersikeras menggunakan kebijakan ini adalah adanya alokasi anggaran lebih kepada pos beasiswa KS dan TM sehingga memperbanyak jumlah penerima kebijakan tersebut.13 Juga Unpad harus memastikan untuk mempermudah syarat dan mekanisme pengajuan atas dasar pertimbangan adanya Covid-19.

Penutup

Dalam kaitannya dengan good university governance, perguruan tinggi harus dapat menerapkan prinsip keterbukaan di bidang keuangan, prosedur dan sistem penerimaan mahasiswa baru, sistem akuntansi dan laporan keuangan, rekrutmen dosen dan karyawan, pemilihan jabatan struktural, pemilihan anggota senat, dan informasi-informasi penting lainnya kepada pemangku kepentingan secara memadai, akurat dan tepat waktu.14

Mahasiswa pada dasarnya adalah salah satu pemangku kepentingan dalam governance di Universitas. Mahasiswa bukan objek kebijakan belaka, tetapi juga harus dianggap sebagai salah satu subjek kebijakan. Dalam konteks permasalahan ini, prinsip good university governance dalam hal pembentukan kebijakan lebih mengarah pada pembentukan kebijakan yang partisipatif.

13 Satu catatan kebijakan beasiswa KS dan TM dari BEM Kema Unpad adalah tidak adanya transparansi mengenai alokasi anggaran yang ditujukan pada beasiswa KS dan TM

14 Amilin. 2016. Dampak Penerapan Good University Governance Terhadap Kinerja Manajerial Melalui

(28)

Dalam hal ini, UKT merupakan salah satu kebijakan penganggaran Unpad. Positifnya adalah, dengan status Unpad sebagai PTN BH dapat memaksimalkan partisipasi mahasiswa dalam hal pembentukan kebijakan UKT. Partisipasi mahasiswa sebagaimana yang dimaksud merupakan tahapan penting dalam hal proses perumusan kebijakan. Bilamana mengadopsi tahapan dari Ripley, bahwa input yang diberikan dalam hal ini berusaha mendudukan urgensitas dan rekomendasi UKT menjadi salah satu agenda setting yang dimaksudkan agar ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang.

Walaupun demikian, tim penulis menyadari bahwa pembentukan kajian ini jauh dari kata sempurna karena adanya keterbatasan dalam hal data. Terutama berkaitan dengan laporan keuangan 2019 dan rencana kegiatan dan anggaran tahun 2020 yang belum diunggah dalam website Unpad. Padahal, dokumen tersebut merupakan dokumen yang boleh dikonsumsi publik dan akan sangat berkaitan dengan prinsip akuntabilitas public Unpad sebagaimana tercantum dalam Statuta Unpad. Hal ini juga sesuai dengan komitmen prinsip transparansi dalam pakta integritas calon rektor Unpad 2019-2024 yang akan menjamin pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Namun, menjadi pertanyaan karena laporan keuangan pun belum diunggah hingga saat ini.

Terakhir, mengingat Covid-19 telah membawa dampak sosial-ekonomi yang sangat besar. Maka dengan ini kami menuntut Rektor segera bertindak dalam memberikan keringanan dalam pembayaran UKT semester depan. Hal ini akan sangat membantu mahasiswa dalam menjalani perkulian di Unpad agar tidak terkendala masalah dana. Hal ini sebagaimana janji Prof. Rina sebagai calon rektor yang ditandatangani dalam pakta integritas bersama mahasiswa bahwasannya tidak akan ada mahasiswa yang terhambat kuliah karena masalah finansial.

(29)

Daftar Pustaka Dokumen Hukum

UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

PP Nomor 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruaan Tinggi Badan Hukum

PP Nomor 51 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Padjadjaran

Permendukbud Nomor 55 Tahun 2013 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal Pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Peraturan Rektor Nomor 27 Tahun 2016 tentang Beasiswa Mahasiswa

Peraturan Rektor Nomor 19 Tahun 2018 tentang Penetapan Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal Mahasiswa Baru Program Sarjana (S1) Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2018/2019

Dokumen Lainnya

Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan Universitas Padjadjaran Tahun 2019

Karya Tulis

Amilin. 2016. Dampak Penerapan Good University Governance Terhadap Kinerja

Manajerial Melalui Implementasi Anggaran Berbasis Partisipatif. Jurnal Akuntansi Vol. 20, No. 03, September 2016

Darmaningtyas dkk. 2014. Melawan Liberalisme Pendidikan. Malang: Madani

Santoso S. dan Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran: Konsep dalam Aplikasi SPSS. Jakarta: Elex Media Computindo

Referensi

Dokumen terkait

Premis 2 : Jika harga bahan pokok naik, maka semua orang tidak senang Kesimpulan dari dua pernyataan di atas adalah …. Harga BBM

[r]

Pengaruh Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi Pokok Himpunan pada Peserta Didik Semester Dua Kelas VII

Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengalami kecenderungan pola asuh orang tua otoriter, demokratis, dan

Hat itu dilakukan m€ngingat potensi produksi totu di Eovotal vano moncapai 28 ton per hari bisa tenmbds isu'tani dungan molam,n pada t€lur yang belalangan inr

Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai- nilai dan

Hal ini disebabkan bakteri B.s amyloliquefaciens yang ada di usus halus menghasilkan beberapa enzim untuk membantu pencernaan zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

Sel.rin itu, kapal laut diki.im petrng nanti denSan me'nbawa alal-alat ber.r milik deprnemen pekerj an uDum.. Namw, tidak ada pclLrgas pe-