• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN

INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

Oleh

N.D. Prananda, D.Sungkawa*), B.Waluya**)

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Email:

bimmabarata@gmail.com, bagjawaluya_a@yahoo.co.id ABSTRAK

Pertumbuhan industri di Cianjur terus meningkat dari tahun ke tahun, untuk memfasilitasi keberadaan industri di Kabupaten Cianjur, pemerintah telah menyiapkan lokasi yang dikembangkan menjadi zona industri, yaitu di sekitar Kecamatan Sukaluyu. Perkembangan industri ini telah menimbulkan dampak, baik dampak lingkungan alam maupun sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan kawasan industri Sukaluyu, mengidentifikasi dampak kawasan industri Sukaluyu terhadap lingkungan alam dan kondisi sosial masyarakat, serta mengidentifikasi perkembangan kawasan industri Sukaluyu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, angket, studi kepustakaan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan kawasan industri Sukaluyu adalah tenaga kerja, pemasaran dan kebijakan pemerintah. Dampak keberadaan industri Sukaluyu terhadap lingkungan menimbulkan adanya pencemaran udara, pencemaran suara, penurunan kualitas dan kuantitas air sumur penduduk dan terjadinya alih fungsi lahan pertanian. Sedangkan terhadap kondisi sosial masyarakat kawasan industri Sukaluyu menyebabkan terjadinya perubahan mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian ke sektor industri serta membuka peluang usaha lain yang berkaitan dengan kegiatan industri. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah pihak industri sebaiknya mempertimbangkan untuk lebih banyak menggunakan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri Sukaluyu. Pemerintah harus memberikan pengawasan yang ketat terhadap pembuangan limbah dan penggunaan lahan pertanian untuk industri.

Kata Kunci: Dampak kawasan industri, lingkungan alam, kondisi sosial *) Penulis Penanggung Jawab

(2)

ABSTRACT

Cianjur industrial growth continue to incrase. To facilitate industrial presence in Cianjur Regency, so the goverment has set up a site that was developed into an industrial area, which is around district Sukaluyu. This development has cause the impact, both an impact on the natural environment and socially. This research aims to determine the dominant factor affecting the development of Sukaluyu industrial area, identifying the industrial area Sukaluyu impact on the natural environment and the conditions of social in society, as well as the development of industrial area Sukaluyu. The method used in this research which is descriptive, with data collection teqniques are observations, interviews, questionarries, literature study and documentation. The result showed that the dominant factor affecting the development of industrial area Sukaluyu which is labor, marketing and goverment policy. On the environment, the industry in Sukaluyu cause air pollution, sound pollution, declining water quality and quantity of community wells and the conversion of agriculture land. Whereas on the social condition, Sukaluyu industrial area leads to changes in the livelihood of agriculture sector to the industrial sector as well as other business opportunities related to industrial activity. Recomendation from this research is that the industry should consider more use of labor from the community living in and around the industrial area Sukaluyu. The goverment should provide strict controls on waste dispose and the use of agricultural land for industry

(3)

PENDAHULUAN

Penempatan lokasi industri pada umumnya didasarkan atas pertimbangan bahwa lokasi tersebut mendukung kegiatan usahanya. Seperti ; ketersediaan bahan mentah dan bahan baku, sarana dan prasarana transportasi, infrastruktur, tenaga kerja, sumber energi, serta kebijakanpemerintah.Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bintarto (1977, hlm. 8) bahwa, ”Munculnya industri di suatu wilayah didukung oleh tersedianya bahan mentah/dasar, tersedia tenaga kerja, tersedia modal, lalu lintas yang baik, organisasi, keinsafan dan kejujuran masyarakat”.

RTRW Kabupaten Cianjur tahun 2013 mencatat bahwa Kabupaten Cianjur, adalah salah satu wilayah di Propinsi Jawa Barat yang saat ini menjadi incaran para investor untuk dijadikan tempat pengembangan industrinya. Sebab Cianjur merupakan daerah dengan berbagai potensi yang dapat mendukung perkembangan industri.Untuk memfasilitasi investor yang akan menanamkan modalnya di Kabupaten Cianjur maka pemerintah

telah menyiapkan lokasi yang akan dikembangkan untuk menjadi zona industri. Lokasi yang dipilih oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur adalah di sekitar Kecamatan Sukaluyu dan Ciranjang. Pemilihan

lokasi ini dengan

mempertimbangkan kemudahan aksesibilitas, sebab wilayah ini rencananya dijadikan interchange pembangunan jaringan jalan tol antara Sukabumi-Padalarang. Sehingga diharapkan dengan kemudahan aksesibilitas tersebut, akan memperlancar kegiatan industri, meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan serta mampu meningkatkan daya saing kawasan dengan kawasan industri lainnya yang berada di luar Kabupaten Cianjur.

Di kawasan Sukaluyu saat ini terdapat industri garmen, tekstil, sepatu, air mineral, konstruksi, perbaikan tabung gas dan pengisian tabung gas. Dengan investor yang berasal dari China, Korea dan Jepang, hal tersebut berdasarkan data dari BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu) Kabupaten Cianjur tahun 2014.

(4)

Dengan di latar belakangi hal-hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di kawasan industri Sukaluyu terutama yang berkaitan dengan permasalahan: faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan kawasan industri Sukaluyu, dampak kawasan industri Sukaluyu terhadap lingkungan alam dan sosial masyarakat serta perkembangan kawasan industri Sukaluyu.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jumlah populasi penelitian sebanyak 70.082 jiwa dan sampel sebanyak 100 responden, dan tersebar di empat desa yang berada di kawasan industri Sukaluyu, yaitu Desa Selajambe, Desa Hegarmanah, Desa Sindangraja, dan Desa Sukasirna Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, angket, studi kepustakaan dan dokumentasi.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan persentase yaitu menghitung besarnya proporsi

setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden, sehingga kecenderungan jawaban responden dan fenomena lapangan dapat diketahui.

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Kawasan Industri Sukaluyu

Perkembangan kawasan industri Sukaluyu tidak dapat dilepaskan dari sejarah dijadikannya Sukaluyu sebagai pemusatan industri di Kabupaten Cianjur. Kawasan industri Sukaluyu beroperasi secara resmi sejak tahun 2012. Industri yang pertama kali berdiri adalah PT Aurora yang berada di Desa Selajambe. PT Aurora merupakan industri yang memproduksi boneka, dengan investor dari Korea. Industri ini tergolong besar karena mempekerjakan kurang lebih 3.500 orang. Selanjutnya disusul dengan berdirinya PT FASIC yang bergerak di bidang garmen. Terakhir adalah Tahun 2014 berdiri perusahaan elektronik Korea yaitu PT. Hanyoung Nux.

Keberadaan industri di kawasan Sukaluyu selain meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun, jenis

(5)

industrinya pun semakin beragam Saat ini di kawasan industri Sukaluyu terdapat 15 industri, belum termasuk industri rumah tangga dan industri yang sedang dalam proses perizinan maupun pembangunan. Jenis industri yang ada di Kawasan Industri Sukaluyu ditampilkan pada tabel 1.

Tabel 1

Jenis Industri di Kawasan Industri Sukaluyu

Sumber: hasil penelitian 2015

Berdasarkan jumlah tenaga kerjanya, kawasan industri Sukaluyu merupakan industri besar karena memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan bahwa penggolongan

sektor industri semata-mata hanya didasarkan kepada banyaknya tenaga kerja yang bekerja di perusahaan industri tersebut, dengan tanpa memperhatikan apakah perusahaan itu menggunakan tenaga mesin atau tidak. Pengelompokan industri menurut BPS (1990) adalah :

a. Industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih,

b. Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20–99 orang,

c. Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5– 19 orang,

d. Industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1–4 orang

Klasifikasi industri yang digunakan BPS adalah klasifikasi yang berdasar kepada International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dengan nama Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2009.

No Jenis Industri Jumlah Industri (%) 1 Garmen dan tekstil 3 20 2 Sepatu dan boneka 2 13,34

3 Elektronik 2 13,34

4 Air minum kemasan 1 6,66 5 Konstruksi dan suku

cadang 2 13,34

6 Pengisian gas dan

perbaikan tabung 3 20

7 Pengolahan karet 1 6,66 8 Pengolahan batu split 1 6,66

(6)

Industri-industri besar ini umumnya bergerak di bidang garmen, tekstil, pabrik sepatu, dan pengolahan air minum dalam kemasan. Sedangkan yang termasuk industri sedang adalah industri yang bergerak di bidang pengolahan karet, konstruksi, pengisian gas dan perbaikan tabung gas. Industri-industri besar yang terdapat di Sukaluyu tersebut dimiliki oleh investor asing, sedangkan industri kecil dan sedang merupakan milik pribumi.

Faktor Dominan Yang

Mempengaruhi Perkembangan

Industri Sukaluyu

Faktor dominan ini dibagi menjadi lima faktor yaitu bahan baku, tenaga kerja, Transportasi, pemasaran dan kebijakan pemerintah. Hal ini didukung dengan pernyataan Djojodipuro (1992, hlm.30), berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penempatan lokasi industri adalah Faktor Endowment, Pasar dan Harga , Bahan Baku dan Energi, Keterkaitan antar industri dan

penghematan ekstern, Kebijaksanaan Pemerintah

Dari kelima faktor yang sangat berpengaruh terhadap kawasan industri adalah tenaga kerja karena industri yang berada di kawasan industri Sukaluyu bersifat padat karya yang banyak menggunakan tenaga manusia dibandingkan mesin. Industri padat karya merupakan industri yang ini lebih mengutamakan jumlah pekerja dibandingkan ketrampilan atau tingkat pendidikan pekerja. Artinya pada jenis industri ini tidak banyak mensyaratkan tingkat pendidikan yang tinggi bagi tenaga kerjanya.

Selain tenaga kerja, pemasaran juga berpengaruh karena sebagian besar industry yang ada di kawasan industry Sukaluyu memproduksi kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar seperti PT. Bumi Mineral Nusantara yang memproduksi air minum dalam kemasan, PT. Risma Jaya yang mengolah batu split, PT. Dwi Putra Makmur Gasindo, PT. Sari Alam dan PT. Bumi Zaidan di bidang pengisian gas elpiji. Perusahaan-perusahaan ini

(7)

menghasilkan barang dalam skala kecil dan hasilnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar Sukaluyu, Cianjur dan daerah-daerah di sekitarnya. Selanjutnya kebijakan pemerintah juga berperan penting dalam perkembangan kawasan industri yaitu kebijakan penentuan lokasi industri, pemberian izin pendirian industri dan penentuan Upah Minimum Regional (UMR). Kebijakan pendirian industri di Kabupaten Cianjur di atur dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).

Dampak Kawasan Industri

Sukaluyu Terhadap Lingkungan Alam

Dijadikannya Kecamatan Sukaluyu menjadi kawasan industri berdampak terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 800m2 sampai 3.500m2 lahan

pertanian penduduk telah beralih fungsi menjadi kawasan industri. Besarnya alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri Sukaluyu dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kawasan Industri Sukaluyu N o Desa Luas area (ha) (%) 1 Selajambe 14 12,84 2 Hegarmanah 10 9,18 3 Sindangraja 70 64,22 4 Sukasirna 15 13,76 Jumlah 109 hektar 100,00

Sumber: hasil penelitian 2015

Alih fungsi lahan pertanian ini telah menyebabkan terjadinya penurunan hasil pertanian terutama padi. Penurunan ini terutama dirasakan oleh masyarakat yang lahannya digunakan untuk industri. Sebanyak 23% responden menyatakan terjadi penurunan hasil pertanian akibat adanya industri di wilayah mereka. Sisanya 77% responden tidak merasakan adanya penurunan hasil pertanian karena umumnya merupakan buruh tani dan pekerja industri ataupun responden yang lahannya tidak digunakan untuk industri. Oleh karena itu perlu kebijakan dari pemerintah untuk membatasi alih fungsi lahan pertanian ini menjadi kawasan industri agar dampak negatif yang ditimbulkan dapat dikurangi. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Jayadinata (1986, hlm.135), mengungkapkan bahwa:

(8)

“Industri dianggap lebih mampu membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga yang menganggur, mendorong pertumbuhan teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia, menumbuhkan berbagai kegiatan yang saling berkaitan dalam jaringan industri sehingga mampu berfungsi sebagai pendorong pembangunan”

Keberadaan kawasan industri Sukaluyu selain memberikan pengaruh positif, juga menimbulkan dampak negatif. Didukung oleh pernyataan Djamari (1975, hlm.56-57). Masalah-masalah yang timbul dari suatu kegiatan industri antara lain; Industri besar/industri berat sering menimbulkan hal-hal yang mengganggu keadaan setempat, misalkan asap yang merusak pemandangan dan menyesakkan nafas dan lain-lain; Menimbulkan polusi (pencemaran lingkungan).

Hasil penelitian di empat desa yang dijadikan pemusatan kawasan industri Sukaluyu menunjukkan bahwa 72% responden merasa terganggu dengan adanya industri ini, terutama dari segi kebisingan,

asap, serta lalu lalang kendaraan bermotor dari dan ke kawasan industri, sebanyak 45% responden menyatakan bahwa mereka terganggu dengan suara bising dari pabrik dan kendaraan, dan 43% responden merasa terganggu dengan lalu lalang kendaraan yang melintas dari dan menuju kawasan industri, 42% terganggu adanya asap dan debu serta 28% responden terganggu oleh limbah dan sampah. Selain gangguan berupa pencemaran keberadaan industri di Sukaluyu juga telah mengubah kualitas dan kuantitas air sumur penduduk, terutama saat musim kemarau. Kondisi air berkurang dan menjadi kotor. Pencemaran lingkungan yang disebabkan adanya industri di kawasan Sukaluyu menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang dirasakan warga masyarakat di sekitar kawasan industri Sukaluyu. Gangguan kesehatan tersebut umumnya disebabkan oleh kondisi udara yang kotor serta air yang tercemar. Gangguan ini menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti saluran pernafasan,

(9)

saluran pencernaan, gangguan penglihatan dan penyakit kulit, seperti ditampilkan pada Gambar 1.

Sumber: Data hasil penelitian 2015 Gambar 1. Gangguan Kesehatan yang di Alami Masyarakatdi Sekitar kawasan Industri Sukaluyu

Dampak Perkembangan

Kawasan Industri Sukaluyu Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kawasan industri Sukaluyu secara nyata telah membuka kesempatan kerja di bidang industri. Penduduk yang awalnya bekerja di sektor pertanian atau pengangguran menjadi pekerja industri. Keterserapan penduduk untuk bekerja di kawasan industri berdampak pada berkurangnya tingkat pengangguran, urbanisasi dan migrasi ke luar negeri untuk menjadi TKI. Pada umumnya status pekerja di kawasan industri Sukaluyu

merupakan pekerja tidak tetap atau pekerja kontrak.

Kawasan industri Sukaluyu juga telah menciptakan peluang mata pencaharian lain selain sektor industri, seperti perdagangan dan jasa. Banyak penduduk yang akhirnya membuka usaha warung yang menyediakan kebutuhan pekerja, seperti warung nasi, warung kelontong dan warung sembako. Usaha jasa yang juga berkembang diantaranya bengkel motor, jasa pencucian kendaraan dan jasa sewa rumah. Jasa rumah sewa menjadi usaha yang paling banyak diminati masyarakat di sekitar kawasan industri, terutama oleh penduduk yang memiliki cukup modal dan lahan untuk pembangunan rumah sewa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Menurut Parker (1990, hlm.93) bahwa “Munculnya industri-industri baru dalam suatu wilayah akan memberikan pengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja”.

Berkembangnya industri memberikan peluang pekerjaan dan usaha bagi masyarakat di sekitarnya. Dengan adanya pekerjaan dan usaha

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%

(10)

yang dilakukan maka berdampak positif terhadap pendapatan masyarakat. Rata-rata pendapatan responden yang tinggal di sekitar kawasan industri Sukaluyu adalah Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 3.000.000 per bulan. Pendapatan tersebut diperoleh dari pendapatan utama dan pendapatan tambahan setelah adanya industri di kawasan Sukaluyu. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pada dasarnya tingkat pendapatan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri Sukaluyu mengalami peningkatan. Peningkatan ini dirasakan penduduk setelah adanya industri di wilayahnya. Sebab industri telah memberikan peluang bagi masyarakat untuk bekerja serta membuka kesempatan usaha lain.

Kemampuan penduduk secara ekonomi akan mendukung kehidupannya secara layak. Kehidupan yang layak merupakan suatu kondisi di mana seseorang mampu memenuhi kebutuhan pokoknya serta memiliki barang-barang penunjang kehidupannya. Barang-barang penunjang kehidupan

inilah yang dinamakan fasilitas hidup masyarakat. Fasilitas hidup yang paling utama dari manusia adalah tempat tinggal. Lebih dari 57% penduduk di sekitar kawasan industri Sukaluyu memiliki rumah sendiri. Tempat tinggal penduduk ini umumnya merupakan bangunan permanen yang dilengkapi fasilitas rumah tangga, seperti barang elektronik, mesin cuci, dan barang-barang lain yang membantu pekerjaan rumah tangga dan kendaraan bermotor. Kepemilikan fasilitas hidup ini sebagai indikator telah terjadi peningkatan pendapatan pada masyarakat sekitar kawasan industri Sukaluyu.

Dewasa ini pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia, karena pada dasarnya kualitas manusia tidak lepas dari tingkat pendidikannya. Pendidikan berkorelasi dengan dengan pendapatan masyarakat. Kemampuan masyarakat memberikan pendidikan kepada anggota keluarganya sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan yang diperoleh dari hasil

(11)

pekerjaannya. lebih dari 50% masyarakat di sekitar kawasan industri Sukaluyu telah menyelesaikan pendidikannya sampai SMP dan SMA bahkan 9% telah sampai ke perguruan tinggi. Peningkatan pendidikan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri Sukaluyu tidak terlepas dari adanya peningkatan kondisi ekonomi, dan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi kehidupan. Perubahan secara ekonomi telah mengubah pola pikir masyarakat untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anggota keluarganya.Keadaan ini juga tidak terlepas dari keberadaan kawasan industri Sukaluyu yang telah memberikan peluang dan kesempatan kepada masyarakat untuk bekerja dan meningkatkan penghasilannya. Selain itu persyaratan bekerja di industri yang mengharuskan berpendidikan minimal SMP juga telah mengubah pola pikir masyarakat untuk memberikan pendidikan layak bagi anggota keluarganya agar dapat diterima bekerja di industri.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kawasan industri Sukaluyu saat ini telah berkembang dengan amat pesat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah dan jenis industri yang terus bertambah. Faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan kawasan industri Sukaluyu adalah tenaga kerja, pemasaran, dan kebijakan pemerintah. Dampak Terhadap lingkungan dengan adanya industri di Sukaluyu menyebabkan timbulnya pencemaran udara, pencemaran suara, penurunan kualitas dan kuantitas air sumur penduduk dan terjadinya alih fungsi lahan pertanian. Sedangkan terhadap kondisi sosial masyarakat kawasan industri Sukaluyu menyebabkan terjadinya perubahan mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian ke sektor industri serta membuka peluang usaha lain yang berkaitan dengan kegiatan industri. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah, pemerintah agar tidak terlalu mudah untuk memberikan izin pendirian industri demi mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian yang semakin luas, sebab

(12)

akan berpengaruh terhadap penurunan hasil pertanian dan mematikan mata pencaharian petani sekitar kawasan industri.

Pihak industri sebaiknya mempertimbangkan untuk lebih banyak menggunakan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri Sukaluyu. Pemerintah harus memberikan pengawasan yang ketat terhadap pembuangan limbah dan penggunaan lahan pertanian untuk industri.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(1990).BPS Tahun 1984 tentang Perindustrian. Jakarta: Nuansa Mulia

Anonim. (2013). Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2013 tentang Perindustrian. Cianjur

Bintarto. (1977). Geografi Sosial. Yogyakarta: UpSpring

Daldjoeni. (1998). Geografi Kota dan Desa. Bandung: Alumni Djamari. (1975). Beberapa Aspek

Geografi dan Industri. Bandung: IKIP Bandung

Djojodipuro. (1992). Peranan Industri Dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor

Jayadinata,Johara T. (1986). Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, Dan Wilayah. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Sugiyono.(2010).MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta

Surakhmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Alumni

Tika, M.P. (2005).

MetodePenelitian.Geografi.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

• Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,.

Foundation steel Φ ≥ 10 mm in grid pattern Foundation beam has a minimum size of 20 x 20 cm, 4 steel bars Φ ≥ 12 mm Foundation depth ≥ foundation

Berdasarkan fenomena bahwa praktek akuntansi pada UKM masih rendah padahal sebenarnya informasi akuntansi dapat menjadi dasar bagi pengambilan keputusan bisnis

Aria Duta Panel, perusahaan melakukan perhitungan penyusutan aset tetapnya dari 2007-2013 terjadi kesalahan cara perhitungan dari estimasi masa manfaat aset tetap

Refleksi : guru meminta salah satu atau dua siswa untuk menyampaikan perasaan dan pengalaman belajar yang dialami dan sekaligus harapan untuk pembelajaran

Disamping itu hasil praktek yang dilakukan oleh Oemajoedi (2003:156) selama rentang waktu lima tahun sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 2002 membuktikan

Organisasi yang dilakukan di sekolah dari SD sampai Perguruan Tinggi adalah ……A. Pembina Pramuka tertinggi di

Kesimpulan penelitian terkait penerimaan diri remaja awal berdasarkan perbedaan jenis kelamin dan capaian prestasi akademik peserta didik Kelas VI SD Laboratorium Percontohan