HOW TO LEAD AND STILL HAVE A LIFE DELAPAN PRINSIP KEPEMIMPINAN LESS IS MORE
Oleh: H. Dale Burke Diterbitkan oleh
LITERATUR SAAT
Jalan Anggrek Merpati 12, Malang 65141 Telp. (0341) 490750, Fax. (0341) 494129
website: www.literatursaat.org
Penulis : H. Dale Burke
Alih Bahasa : Timotius Lo Penyunting : Chilianha Jusuf Penata Letak : Yusak P. Palulungan Gambar Sampul : Lie Ivan Abimanyu
Edisi terjemahan telah mendapat izin dari penerbit buku asli. Cetakan Pertama : 2014
Dilarang memproduksi sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
How to Lead and Still Have a Life–Delapan Prinsip Kepemimpinan Less Is More / Dale Burke––Alih bahasa, Timotius Lo––Cet. 1––Malang : Literatur SAAT, 2014.
283 hlm. ; 21 cm
ISBN 978-602-7788-10-7
HOW TO LEAD AND STILL HAVE A LIFE Formerly titled Less Is More Leadership Copyright ©2004 by H. Dale Burke Published by Harvest House Publishers Eugene, Oregon 97402, USA
Dilema Setiap Pemimpin 11 1. Sepuluh Fakta yang Tak Terbantahkan
bagi Para Pemimpin Masa Kini 25 Lingkaran Dalam––Inti Sang Pemimpin 2. Spiritualitas––Kekuatan dari Keyakinan 57
3. Humilitas––Kekuatan dari Kepemimpinan Model Hamba 83 Lingkaran Tengah––Inti dari Kepemimpinan
4. Imajinasi––Kekuatan dari Visi 119 5. Mobilisasi––Kekuatan dari Pelepasan 145 6. Spesialisasi––Kekuatan dari Kapabilitas Optimal 167
7. Inovasi––Kekuatan dari Kreativitas 191 Lingkaran Luar––Inti dari Eksekusi 8. Konsentrasi––Kekuatan dari Fokus 227 9. Determinasi––Kekuatan dari Pengharapan 253
Kita Tidak Pernah Berhenti Belajar 275 Catatan 279
Sepuluh Fakta yang Tak Terbantahkan
bagi Para Pemimpin Masa Kini
M
enjadi seorang pemimpin saat ini bukan perkara mudah. Para pemimpin masa kini menghadapi banyak kesulitan yang dapat membingungkan para veteran dan mengagetkan para pemula. Masa kini seolah-olah seperti, kita baru saja mempelajari permainannya, seseorang telah mengubah aturannya. Ekspektasi-ekspektasi dan tuntutan-tuntutan telah mencapai puncaknya. Bagi kebanyakan orang, ini adalah masa untuk dapat melakukan sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin. Bagi kelompok lain, apa yang berlaku di zaman dulu kini tidak berlaku lagi. Pada kenyataannya, semua pemimpin merasa sibuk, teng-gelam, dan tertinggal dengan sebuah daftar pekerjaan yang harus disele-saikan namun waktu yang dimiliki terasa begitu singkat.Peter Drucker, seorang “guru” bisnis ternama yang mengamati perubahan dalam kehidupan sosial, menulis,
Setiap beberapa ratus tahun dalam sejarah dunia Barat, terjadi sebuah transformasi yang tajam . . . Dalam beberapa dekade yang singkat, masyarakat menata ulang dirinya––sudut pandangnya, konsep nilai dasarnya, struktur sosial dan politik, seni, institusi kuncinya. Lima puluh tahun kemudian, lahirlah sebuah dunia baru, dan orang-orang yang lahir pada masa itu bahkan tidak dapat membayangkan dunia kakek dan nenek mereka dan masa di mana orang tua mereka dilahirkan. Kita menjalankan kehidupan yang menerobos transformasi sejenis ini.1
Di masa lalu, kesuksesan kemarin menyediakan hikmat bagi para pemimpin besok. Apa yang berhasil di masa lampau disalin, dicetak, disebarluaskan, dan diterapkan pada masa kini. Kesuksesan diwariskan sementara para manajer, mentor, dan pendahulu meneruskan metode dan teknik mereka kepada generasi berikutnya. Namun, seiring perja-lanan waktu, para pemimpin mulai menyadari bahwa pendekatan-pendekatan lama tidak selalu memberikan hasil yang sama. Tanpa disadari, berbagai hal telah berubah secara misterius. Para pemimpin merespons dengan bekerja lebih keras, lebih lama, dan bahkan sambil memanjatkan doa-doa. Mereka menjadi lebih sibuk, lebih tenggelam, dan lebih tertinggal. Mereka bekerja lebih keras dari sebelumnya, dengan hasil yang lebih sedikit. Cara demikian berhasil di masa lalu, tetapi mengapa sekarang tidak? Renungkan bersama saya sebuah perumpa-maan berikut ini:
Pada zaman dahulu ada sebuah danau yang besar. Danau itu dalam dan luas dan menjadi sumber sukacita bagi banyak orang yang bertumbuh dewasa di pantai danau tersebut dan mengeksplorasi airnya dengan menggunakan sampan. Para penduduk setempat menikmati kegembiraan bersampan atau berenang di airnya yang sejuk. Sesekali, ada orang baru atau orang yang tidak bisa berenang tenggelam, namun penduduk setempat berusaha agar setiap orang di sekitarnya minimal bisa berenang hingga ke pantai. Kehidupan di sana boleh dikatakan cukup baik.
Suatu hari, bendungan yang menampung air danau buatan tersebut mengalami kebocoran. Kebocoran tersebut secara pelan tapi pasti mengeringkan air danau itu. Akhirnya, penduduk setempat men-dapati bahwa danau itu sudah berubah menjadi sebuah sungai. Sebenarnya sungai tersebut telah lama ada di sana, namun mereka tidak melihatnya. Sungai itulah sumber air yang mengairi danau tersebut.
Sungai tersebut mengalirkan volume air yang sama sejuknya. Namun, hilangnya bendungan tersebut membuat segalanya ber-ubah. Ketika orang-orang mencoba mengayuh sampan, mereka kaget dengan arusnya yang kuat dan aneh. Bahkan para ahli sam-pan pun harus berjuang agar bisa mencapai tujuannya. Danau yang dulu dapat ditaklukkan dengan mudah, tetapi sungai tersebut
berbeda. Para perenang yang hebat segera menyadari bahwa berenang di arus sungai ini akan berakibat fatal. Dan mereka yang melompat ke dalam sungai tersebut akan menghadapi konseku-ensi yang tragis. Beberapa waktu kemudian, kebanyakan orang yang dulu menikmati air dalam danau kini memilih tinggal di pantai yang aman. Mereka menghindari air yang berbahaya––dan dengan demikian, mereka juga kehilangan kesempatan untuk menikmati sukacita bermain air.
Tantangan yang dihadapi para pemimpin masa kini jauh lebih besar dibandingkan mereka yang hidup beberapa dekade lalu. Apakah Anda sedang berusaha memimpin sebuah gereja atau sebuah perusahaan, masa kini terasa jauh lebih sulit. Setiap pemimpin mengetahui hal ini, namun hanya sedikit yang tahu bagaimana menghadapinya. Sudah waktunya kita membuat perencanaan yang baru untuk menaklukkan sungai ter-sebut. Para pemimpin abad XXI harus mengucapkan selamat tinggal kepada hari-hari yang menyenangkan di masa lampau ketika menikmati air dalam danau dan kini harus memimpin melewati arus-arus yang kuat. Pantai yang tampak aman bahkan bukan merupakan pilihan yang baik bagi kebanyakan orang; pilihannya adalah tenggelam atau berenang. Namun para pemimpin Kristen tidak perlu berputus asa melihat arus sungai yang liar atau tantangan yang belum diketahui di masa depan. Sama seperti kegiatan berakit di sungai, di dalamnya terdapat ancaman maupun janji yang besar. Pada saat yang sama, juga menawarkan bahaya maupun kenikmatan, memberikan tantangan maupun kesempatan.
Perangkat tepercaya milik para pemimpin sudah tidak mampu lagi menjadi penuntun untuk menaklukkan danau, karena danaunya sudah hilang. Untuk perjalanan baru tersebut, sang pemimpin membutuhkan sebuah kompas dan sebuah sekstan, atau
dalam dunia hari ini, sebuah perangkat GPS! Seorang pemimpin harus menge-tahui bagaimana menunjukkan sebuah lokasi secara persis dan memiliki kete-rampilan untuk menyusun langkah-langkah selanjutnya.
“Sejumlah pemimpin memiliki 20 tahun pengalaman, namun yang lainnya memiliki satu tahun pengalaman yang berulang 20 kali!”
Tanpa arah yang jelas, sejumlah pemimpin hanya akan memboroskan energinya. Seperti seorang perenang yang sedang panik karena terlempar dari kapal, mereka bergumul dalam air dan segera kelelahan tanpa mencapai kemajuan berarti. Mereka memang lebih sibuk daripada biasanya, namun akhirnya menyadari dirinya berputar-putar tanpa arah. Mereka hanya mengulang masa lalunya dan menganggapnya sebagai sebuah kemajuan. Dr. Howard Hendricks, seorang sahabat dan men-tor yang sudah berpengalaman, pernah berkata kepada saya, “Sejumlah pemimpin memiliki 20 tahun pengalaman, namun yang lainnya hanya memiliki satu tahun pengalaman yang berulang 20 kali!”
Delapan prinsip dari How to Lead and Still Have a Life dirancang untuk membantu Anda. Namun sebelum kita mempelajari prinsip-prinsip tersebut, kita terlebih dahulu harus menjawab dua pertanyaan kunci: Mengapa kita begitu sibuk, tenggelam, dan tertinggal? Dan mengapa formula-formula kesuksesan dari masa lalu tidak lagi berlaku di masa kini?
Sepuluh Fakta Kehidupan dari Para Pemimpin Abad XXI
1. Aturan-aturan Telah Berubah
Peter Drucker dengan tepat mengatakan bahwa kita sedang meng-alami masa transisi. Masyarakat masa kini berpikir dengan paradigma yang berbeda dan menerima sejumlah asumsi yang berbeda secara radikal
Sepuluh Fakta Kehidupan dari Para Pemimpin Abad XXI
1. Aturan-aturan Telah Berubah 2. Kehidupan Bergerak Lebih Cepat 3. Perubahan Sedang Dipercepat
4. Ekspektasi-ekspektasi Sekarang Lebih Tinggi 5. Budaya Sedang Mengalami Kebusukan Moral 6. Kepemimpinan Model Hamba Menguras Tenaga 7. Anda adalah Sumber yang Memiliki Keterbatasan 8. Kepemimpinan Merupakan Sebuah Pengalaman yang
Melelahkan
9. Lebih Banyak Bukanlah Jawabannya 10. Masih Ada Harapan
tentang diri mereka sendiri, kehidupan, moralitas, dan terutama spiri-tualitas mereka. Mengabaikan semua perubahan tersebut dan tetap memimpin seolah-olah masih berada dalam masa paruh pertama abad XX merupakan sebuah kesalahan fatal. Sebenarnya tindakan tersebut sama dengan usaha mengarungi arus-arus sungai yang deras dengan menggunakan sebuah rakit yang dirancang untuk sebuah danau yang tenang. Begitu banyak perubahan-perubahan yang terjadi sehingga kalau dikumpulkan dapat menjadi sebuah buku.
Pergeseran Pandangan Dunia
z Pandangan dunia Kristen, yang pernah mendominasi budaya
pemikiran Amerika, meyakini bahwa umat manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Budaya masa kini, secara kontras, percaya bahwa kita adalah salah satu mata rantai dari proses evolusi yang panjang dalam peristiwa-peristiwa kosmik.
z Pandangan dunia Kristen percaya akan adanya kehidupan
setelah kematian dan bahwa setiap orang akan dimintai per-tanggungjawaban atas pilihannya dalam dunia ini. Budaya kita percaya bahwa kita hanya memiliki satu kesempatan hidup sehingga harus meraih segala sesuatu yang dapat kita raih, atau bahwa kekekalan merupakan suatu kebahagiaan bagi seluruh umat manusia, tidak peduli apa yang telah kita lakukan dalam dunia ini.
z Pandangan dunia Kristen percaya bahwa moral adalah
abso-lut, benar atau salah, eksis untuk membantu melindungi kita. Budaya kita percaya bahwa semua moralitas adalah sifatnya relatif dan benar atau salah berdasarkan pandangan pribadi. Amanat Agung dari pascamodern adalah “apa pun juga.”
z Pandangan dunia Kristen percaya akan adanya kebenaran
yang layak dicari dan diperoleh. Budaya kita percaya bahwa kebenaran tidak eksis atau tidak mungkin diketahui karena kebenaran selalu merupakan akibat dari lingkungan pribadi masing-masing.
Lingkungan, tempat kita memimpin telah berubah secara radikal. Sudahkah Anda melihat bagaimana sebuah danau berubah menjadi sebuah sungai? Hanya beberapa dekade yang lalu, konsep nilai dan pandangan dunia Yudeo-Kristen mendominasi pemikiran bangsa Amerika, apa pun keyakinan iman mereka masing-masing. Menjadi seorang pemimpin dalam dunia seperti itu merupakan sebuah tantangan, namun risikonya tidak sebesar sekarang. Bagi kita, berusaha memimpin seolah-olah dunia ini tidak berubah adalah ibarat mengarungi arus terbesar dari Sungai Colorado dengan menggunakan sebuah kano yang terbuat dari tusuk gigi!
2. Kehidupan Bergerak Lebih Cepat
Laju kehidupan yang sedang kita jalani sekarang ini amat cepat. Sangat sulit mengikuti irama yang ada, dan ketika kita memilih untuk berlari mengikuti massa, akhirnya hanya akan membunuh diri kita. Seberapa cepatkah itu? Saya membaca kisah yang dilaporkan dalam majalah Newsweek tentang kota Ridgewood, New Jersey.2 Kota itu ditampilkan karena penduduk di sana memutuskan untuk menyediakan satu hari bagi setiap orang untuk beristirahat dan menghabiskan waktu hanya bersama keluarganya. Tanpa sepak bola, tanpa bisbol, tanpa pertemuan sekolah, tanpa pekerjaan rumah. Hanya dengan sebuah cerita
z Pandangan dunia Kristen percaya bahwa Allah itu nyata,
berkepribadian, mengasihi, dan yang paling penting, ingin membangun relasi dengan umat manusia seperti Anda dan saya. Oleh sebab itu, sang Ilahi tidak berdiam diri, namun telah berbicara. Budaya kita percaya bahwa Allah mungkin eksis, namun bersifat sangat misterius, diam, dan tidak dikenal.
z Pandangan dunia Kristen percaya bahwa Allah itu kekal, tidak
berubah, dan bahwa Ia telah menciptakan umat manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Dalam budaya masa kini, setiap orang membayangkan “allah” masing-masing. Bagi kaum skeptis dari abad XXI, Allah––jika Ia memang eksis–– “diciptakan menurut gambar dan rupa kita” untuk menjadi sesuatu yang kita inginkan.
tentang satu hari istirahat berhasil mengangkat kota tersebut ke dalam sebuah majalah nasional! Anda lihat, mereka tidak menyediakan satu hari dalam satu minggu, mereka hanya menyediakan satu hari. Bahkan satu hari pun dapat membantu mereka menyeimbangkan kehidupan yang penuh kesibukan. Sering kali kita berusaha mempertahankan irama kehidupan yang begitu cepat namun hal tersebut tidak memberikan hasil yang sebanding dengan usaha kita sebagai seorang pemimpin. Hal ini berlaku bagi Anda yang berada di tempat pelayanan maupun tempat usaha. Kehidupan bergerak lebih cepat, dan para pemimpin seharusnya tidak mengabaikannya. Namun, kota kecil tersebut menemukan bahwa berkurang dapat saja berarti lebih banyak, dan kita perlu menemukan hal yang sama.
3. Perubahan Sedang Dipercepat
Perubahan-perubahan yang cepat sedang terjadi baik dalam dunia usaha maupun dunia pelayanan. Dulu kalau ada sesuatu yang bisa bertahan selama “X” tahun, kini dengan berbagai alasan, daya tahannya telah jauh berkurang dibandingkan “X” tahun tersebut. Inilah realitas dari dunia yang sedang kita hadapi, dan hal ini memberikan tekanan tambahan kepada para pemimpin yang terus berjuang untuk menjadi yang utama.
Realitas ini dihadapi oleh setiap penemu, pengusaha, kaum profe-sional maupun gembala gereja. Produk dan jasa harus terus berubah kalau tidak ingin hilang dari peredaran. Gereja-gereja harus terus menye-suaikan diri, atau gembalanya hanya akan berkhotbah di depan seke-lompok kaum beruban tanpa generasi muda bagi masa depan. Namun, bagaimana kita dapat bertahan di tengah-tengah perubahan tanpa kehilangan identitas diri? Kita akan mengupas ketegangan ini dan solusi-nya, nanti dalam prinsip-prinsip LESS IS MORE dalam menata perubahan.
4. Ekspektasi-ekspektasi Sekarang Lebih Tinggi
Orang-orang kini memiliki ekspektasi yang lebih tinggi daripada sebelumnya––baik dalam dunia bisnis maupun gereja. Hal ini mencakup segala sesuatu: tempat bermain yang mereka tuntut dari gereja, yang mereka inginkan dari kebaktian-kebaktian, bagaimana pelayanan kaum muda menghadapi dunia anak muda yang terus bergolak.
Ekspektasi-ekspektasi tersebut pasti terus meningkat dalam setiap gereja yang ingin tetap bertahan, apalagi yang ingin berkembang.
Perbedaan antara dunia pelayanan dan dunia usaha tidaklah sebesar yang Anda bayangkan. Inti dari kedua dunia tersebut adalah melayani agar tetap bertahan hidup––menyenangkan hati orang yang dilayani atau tersingkir. Saya memiliki pelanggan, demikian juga Anda. Dan jika para pelanggan saya tidak menyukai produk yang saya tawarkan, masih banyak tempat lain yang dapat mereka kunjungi untuk memperoleh produk yang sama. Dan mereka cukup cepat menemukan sebuah tempat rohani yang baru untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Hal ini terbukti dari hasil berbagai studi tentang kesetiaan denomi-nasional yang dilakukan akhir-akhir ini. Dulu, kalau orang pindah kota maka orang dari gereja Metodist akan pergi ke gereja Metodist di kota yang baru, seorang Presbiterian akan ke gereja Presbiterian, seorang Katolik akan ke gereja Katolik, dan seterusnya. Anda selalu akan mengun-jungi gereja yang sama sesuai dengan latar belakang Anda. Kalau gereja yang dikunjungi tidak terlalu baik, juga tidak menjadi masalah.
Namun, segala sesuatu sudah berubah. Sekarang, orang-orang memilih mengunjungi gereja yang
memiliki kemampuan dan cara ter-baik untuk memenuhi segala kebu-tuhan keluarga mereka. Dan mereka akan pergi ke gereja-gereja yang paling cocok dengan mereka tanpa memedulikan afiliasi denominasi-nya. Hal yang sama juga berlaku dalam dunia bisnis. Orang hanya akan berlaku loyal selama kebu-tuhan-kebutuhan mereka terpenuhi. Ekspektasi-ekspektasi yang ada kini lebih tinggi, dan hal tersebut meme-ngaruhi setiap kita yang berusaha menjadi pemimpin yang efektif.
“Tidak peduli apa yang telah Anda lakukan minggu lalu untuk menjustifikasi pekerjaan Anda; ‘apa yang telah Anda lakukan bagiku akhir-akhir ini?’ merupakan pertanyaan yang terus menerus diajukan dalam sebuah lingkungan dunia kerja yang kompetitif. Kapitalisme sungguh merupakan aksi nyata dari sebuah seleksi alamiah.”
JEFF KEY, analisis keuangan
5. Budaya Sedang Mengalami Kebusukan Moral
Kebusukan moral tidak hanya memengaruhi para pemimpin gereja, dampaknya juga dirasakan oleh para pemimpin dalam setiap segmen masyarakat––khususnya dalam dunia bisnis. Kita semua sedang ber-bicara tentang para pekerja dan pelanggan, partner dan rekan yang keluar dari sebuah budaya yang membingungkan dan mengalami pembusukan. Peraturan-peraturan telah ditetapkan dan peraturan nomor satu adalah tidak ada peraturan. Kecuali, mungkin, yang satu ini: Jangan tertangkap! “Etika bisnis” telah menjadi sebuah istilah dalam gaya bahasa oksimoron, yakni gaya bahasa yang menyatukan dua kata yang memiliki makna yang saling bertentangan ke dalam satu istilah. Skandal-skandal berjemaah yang terjadi dalam dekade terakhir ini telah menyingkapkan rendahnya integritas dan kejujuran yang pada dekade lalu atau sebelumnya dijunjung tinggi dan merupakan ciri khas dari dunia politik dan agama.
Pembusukan demikian membawa pengaruh kepada setiap pemimpin karena inti dari setiap gereja, bisnis, atau kelompok adalah umat manusia. Umat manusia adalah unsur dasar dari terbentuknya sebuah organisasi. Seperti bagian-bagian dari sebuah mesin, komponen-komponen yang berkualitas rendah akan menghasilkan mesin berkualitas rendah pula. Biaya pemeliharaan akan membengkak, produktivitas menurun. Inilah sebuah fakta dari kehidupan. Hal yang sama juga terjadi dalam urusan memimpin umat manusia. Namun, inilah dunia yang sedang Anda hadapi, dan orang-orang seperti inilah yang Anda pimpin. Allah telah memanggil Anda untuk melayani dan memimpin mereka.
Sekarang kita memimpin dalam sebuah dunia yang mengalami kebi-ngungan dan sedang mencari jawaban. Kebangkrutan dan kecanduan menjadi pemandangan yang begitu umum sehingga sudah dianggap sebagai norma. Setiap kali ketika seorang anggota gereja atau perusahaan Anda mengalami perceraian, bergumul dengan anaknya yang kecanduan obat bius, berselingkuh, terserang penyakit berat, mengalami depresi secara klinis, atau hanya sekadar menyatakan bahwa berbohong adalah perbuatan yang dapat diterima, Anda sebagai pemimpin akan terkena dampaknya.
Model kepemimpinan LESS IS MORE, sebagaimana akan Anda baca dalam bab berikutnya, berseru kepada para pemimpin untuk meyakinkan diri bahwa mereka sendiri harus memiliki kestabilan sehingga mampu
memimpin dan menjalankan kehidupan dengan baik dalam dunia yang memiliki moral yang tidak stabil ini.
6. Kepemimpinan Model Hamba Menguras Tenaga
Kebanyakan orang Kristen masa kini mengafirmasi sebuah kerinduan untuk mengikuti tantangan yang Yesus berikan untuk menjadi seorang “pemimpin model hamba.” Bahkan komunitas bisnis pun mengakui manfaat dari gaya kepemimpinan-model-hamba. Buku terlaris karya Jim Collin tentang kepemimpinan perusahaan, Good to Great,3 menam-pilkan sebuah sudut pandang berdasarkan hasil riset dunia sekuler bahwa memiliki semangat kerendahan hati atau pendekatan dengan model pemimpin yang melayani dalam memimpin sebuah bisnis sebenarnya membantu Anda mencapai kesuksesan. Kita akan mempelajari penye-babnya waktu kita membahas kuasa dari kerendahan hati dalam buku ini.
Sementara menjadi seorang pemimpin model hamba adalah sesuatu yang agung, tindakan ini sebenarnya juga sangat menguras tenaga. Ia menuntut fokus ganda dari seorang pemimpin untuk menciptakan apa yang saya sebut sebagai ketegangan pemimpin model hamba. Dalam pemahaman umum, ketegangan yang dirasakan dalam pelayanan berbeda dengan ketegangan yang ditemukan dalam dunia usaha. Namun pada intinya, kedua ketegangan tersebut adalah sama. Saya akan jelaskan, pertama-tama dengan berbagi dari pengalaman saya sebagai seorang gembala.
Ketika Yesus memilih para pengikut-Nya, Ia sebenarnya memilih satu kelompok pemimpin yang akan memulai gereja. Kelompok kecil yang terdiri dari laki-laki dan perempuan ini akan menjadi pemimpin perintis gereja, bukan hanya secara lokal, tetapi juga secara global. Jangkauan dan pertumbuhan global pada saat itu, dan saat ini juga, merupakan salah satu unsur kunci dari misi dan mandat dari sebuah gereja. Namun gaya kepemimpinan mereka berbeda dengan gaya kepemimpinan yang dapat kita jumpai dalam budaya sekuler. Seberapa berbeda? Dengarkan presentasi dari pelatihan kepemimpinan-Nya:
“Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu.
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat. 20:25-26).
Menurut Yesus Kristus, pemimpin besar adalah pemimpin-model-hamba. Ia cukup mengasihi sesama sehingga mampu merendahkan diri dan berbaur dengan orang-orang yang dipimpinnya. Ia tidak memimpin dari atas sebuah menara; ia turun ke tengah-tengah mereka. Ia melayani dan memberdayakan mereka. Ia menggunakan pengaruh dan sumber kekuatan untuk menghancurkan semua penghalang, melenyapkan rin-tangan, dan memberi kekuatan kepada mereka yang dipimpinnya. Itulah kepemimpinan model hamba.
Dan kemudian Yesus menantang para pemimpin kunci-Nya dengan mengatakan, “Inilah misi kalian.” Dengarkan amanat yang harus mereka kerjakan bersama:
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:19).
Sekarang, dapatkah Anda bayangkan untuk memulai sebuah peru-sahaan atau misi berskala global dari satu kalimat singkat dengan selusin “kepala cabang” yang dianggap potensial? Dan para pemimpin masa depan tersebut bahkan belum memiliki gereja untuk dipimpin. Gereja belum berdiri! Mandat yang jelas bukan untuk memelihara dan mem-pertahankan sesuatu yang sudah ada, namun adalah sebuah misi––untuk membangun dan mengembangkan kerajaan Allah.
Jadi, di satu pihak mereka harus menjadi hamba, namun di pihak lain mereka bertugas mengelola dan membangun perusahaan, mengem-bangkan organisasi, memperluas operasi. Yesus memerintahkan mereka untuk membuka kantor-kantor cabang di setiap bangsa di dunia ini. Ia tidak mengatakan bahwa mereka memiliki waktu 3000 tahun untuk membangun pekerjaan-Nya secara global. Ia tidak memberikan batasan waktu kepada mereka. Ia hanya memaparkan misi-Nya dan mengatakan, “Saya ingin kalian mengusahakannya.”
Jika Anda hanya melakukan hal berkaitan yang ada di depan mata, maka akhirnya Anda akan mati.
Apakah Anda melihat ketegangan yang diciptakan Yesus dari dua perintah tersebut? Perintah pertama menyuruh kita untuk menjadi hamba, memperhatikan sesama. Perintah yang satu ini dengan gampang akan menguras seluruh waktu dan energi kita. Bahkan pada gereja per-tama yang saya gembalakan, yang saat itu memiliki 50 hingga 60 anggota, ada cukup banyak kebutuhan pribadi dalam kehidupan jemaat sehingga saya bisa saja menghabiskan seluruh waktu hanya untuk memperhatikan, mendisiplinkan, memperlengkapi, dan membantu mereka menemukan bagaimana menjalankan sebuah kehidupan, memiliki sebuah pernikahan yang baik, membesarkan anak-anak, mencintai, melayani, dan beribadah kepada Allah mereka. Hanya melayani sesama, menjadi seorang hamba, sudah merupakan sebuah pekerjaan purnawaktu.
Di saat yang sama, saya dapat dengan gampang memberikan seluruh waktu, energi, dan perhatian saya kepada usaha memenuhi perintah kedua Yesus––pergi, menjangkau lebih banyak orang, dan menumbuhkan gereja. Jadi pada kenyataannya, Yesus telah memberikan kepada setiap pemimpin gereja dua pekerjaan purnawaktu: 1) memperhatikan kawanan domba, dan 2) pergi mencari jiwa baru bagi kerajaan Allah. Bagaimanakah saya bisa menyeimbangkan diri di antara dua pekerjaan tersebut? Bagai-manakah saya bisa menjadi seorang hamba yang memperhatikan jemaat dan di saat yang sama juga menjadi seorang pemimpin yang menggerak-kan pertumbuhan, dan pada akhirnya tetap memiliki sebuah kehidupan? Itulah esensi dari tantangan yang dihadapi oleh setiap pemimpin jika ia memimpin sesama. Berikut ini ada sebuah kutipan, bukan dari Alkitab, tetapi dari “kitab sucinya bisnis,” majalah Harvard Business Review. Topik yang dibahas dalam edisi Desember 2001 seluruhnya berkaitan dengan kepemimpinan. Dalam edisi tersebut, Review menyusun dan mencetak ulang artikel-artikel tentang kepemimpinan yang paling banyak diminati ––yang terbaik dari yang terbaik. Salah satu artikel bagus dari sebuah majalah berbicara tentang kepemimpinan dan para pengikut:
Para pengikut menginginkan kenyamanan, stabilitas, dan solusi dari para pemimpin mereka, namun itu sebenarnya adalah pemanjaan yang tidak mendidik. Pemimpin sejati mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit dan mengeluarkan orang-orang dari zona nyaman mereka dan kemudian menangani kesulitan yang diakibatkannya.4
Kutipan di atas bukan dari Alkitab, tetapi dari Harvard Business Review. Ia tidak ditulis dari perspektif Kristen, tetapi secara akurat telah mengekspresikan ketegangan yang dihadapi oleh setiap pemimpin. Para pengikut Anda––siapa pun mereka, apakah klien atau pelanggan, atau para pekerja dalam organisasi Anda––menuntut tiga hal dari pemim-pinnya: kenyamanan, stabilitas, dan solusi. Itulah yang diinginkan orang-orang dari Anda sebagai seorang pemimpin. Mereka ingin Anda menyelesaikan permasalahan mereka, menghibur mereka, dan menye-diakan stabilitas bagi mereka. Dan tidak salah jika para pemimpin ber-usaha memenuhi ketiga ekspektasi tersebut. Pemimpin yang mengabai-kan kebutuhan-kebutuhan universal tersebut amengabai-kan segera mendapati dirinya ditinggalkan sendirian, tidak ada seorang pun yang akan berada di belakangnya untuk mendukungnya.
Namun, kalau hanya itu yang Anda lakukan, sebagaimana yang dikatakan artikel Harvard Business Review, Anda sedang mengasuh, bukan memimpin mereka. Anda mungkin saja menjadi hamba kelas dunia, namun Anda gagal menjadi seorang pemimpin model hamba karena Anda telah melupakan misi dari sebuah kepemimpinan. Sebagaimana yang diungkapkan dalam artikel tersebut, “Pemimpin sejati . . . mengeluarkan orang-orang dari zona nyaman mereka dan kemudian menangani kesu-litan yang diakibatkannya.”
Ketika kita berusaha berorientasi baik kepada aspek hamba maupun aspek pertumbuhan, saat itulah kita merasakan terkurasnya energi kita. Fokus ganda ini menuntut sang pemimpin untuk menyeimbangkan perhatiannya terhadap kondisi kekinian dan berusaha mengejar apa yang ada di depan. Setiap pemimpin memiliki pelanggan, pekerja, dan struktur yang perlu segera diperhatikan dan dijaga kestabilannya. Namun jika semua yang Anda lakukan hanya yang berkaitan dengan yang ada di depan mata, pada akhirnya Anda akan mati. Untuk dapat bertahan hidup dan bertumbuh, Anda juga harus memiliki mimpi-mimpi bagi masa depan dan tujuan-tujuan baru untuk dikejar. Namun berhati-hatilah, karena jika Anda hanya berfokus pada visi-visi Anda dan mengabaikan kepedu-lian kepada orang-orang dan keadaan yang ada di depan mata, Anda akan mengalami kekacauan dalam kepemimpinan yang sedang dijalan-kan. Kedua aspek tersebut harus dipertahankan keseimbangannya. Kepemimpinan model LESS IS MORE tidak akan mampu meredakan
ketegangan ini; ia akan selalu ada di dalamnya. Namun demikian, kita akan melihat bahwa sebuah keseimbangan yang sehat dapat dicapai. Anda dapat melakukan tugas sebagai pemerhati dan terus mengejar misi Anda dan di saat yang sama tetap mampu memiliki sebuah kehidupan.
7. Anda Adalah Sebuah Sumber yang Memiliki Keterbatasan
Sebagai pemimpin, wajar bila Anda mengaku, “Saya memiliki keter-batasan.” Anda hanya memiliki sejumlah waktu, energi, bakat, sumber-sumber, dan uang dalam jumlah tertentu. Anda hanya memiliki sumber sebanyak itu untuk diberikan, dan kalau sudah habis, selesailah semuanya. Sebagai orang Kristen, kita memiliki Allah yang maha-segalanya. Ia dapat melakukan semuanya. Tidak ada hal yang terlalu sulit bagi-Nya. Sebaliknya, kita tidak maha-segalanya. Sebenarnya, kita maha-tidak memiliki apa pun. Dibandingkan dengan Allah, kita tidak ada apa-apanya. Memang benar kita memiliki Roh Allah yang hidup dalam diri kita dan kita memiliki Allah yang mahakuasa yang menjadi partner kehidupan kita, namun kita tetap merupakan sumber yang terbatas. Dan sebagai sebuah sumber yang memiliki keterbatasan, kita perlu mene-mukan sebuah metode yang mampu membantu kita keluar dari kondisi yang sangat memberatkan yang kita hadapi sebagai seorang pemimpin. Kita mungkin saja memiliki segala jenis kesempatan yang terpampang di hadapan kita, namun karena keterbatasan yang ada, kita tidak mampu mengejar dan meraih semua kesempatan tersebut. Jadi bagaimana kita dapat dengan cara terbaik memanfaatkan waktu, energi, dan sumber terbatas yang kita miliki? How to Lead and Still Have a Life akan menunjukkan kepada Anda bahwa para pemimpin, sebagai sumber-sumber yang memiliki keterbatasan, harus belajar untuk menyeder-hanakan, mengurangi, dan bahkan “bekerja lebih sedikit” agar dapat meraih “pencapaian yang lebih banyak.”
8. Kepemimpinan Merupakan Sebuah Pengalaman yang Melelahkan
Kepemimpinan kadang-kadang memang mampu menumbuhkan energi, namun ia juga dapat melelahkan. Di dalamnya mencakup mem-berikan diri bagi orang lain, menginvestasikan “sumber terbatas” tersebut dalam sebuah kejadian, misi, bisnis, atau tugas. Dan ketika Anda meli-batkan diri, Anda akan merasakan lelahnya. Anda pulang ke rumah
pada malam hari dan saat itu Anda merasa tidak sesegar saat Anda berangkat kerja di pagi hari. Jadi, Anda bukan hanya merupakan sebuah sumber yang memiliki keterbatasan, kenyataan menunjukkan bahwa tuntutan-tuntutan kepemimpinan dapat menyebabkan Anda kelelahan karena semua tenaga sudah terkuras.
Ketika kita melihat kehidupan tipikal dari seorang gembala gereja, secara gampang kita akan memahami mengapa kepemimpinan dapat menciptakan kelelahan yang besar. Jika seorang gembala ingin menjadi seorang pemimpin pelayanan yang baik, ia membutuhkan waktu untuk berdoa, menjadi seorang duta masyarakat, dan mempersiapkan khotbah-khotbahnya. Ia harus menjadi seorang gembala yang mengasihi dan mempertahankan kehidupan pernikahan yang sehat jika ia ingin menjadi sebuah teladan. Ia juga harus membesarkan anak-anaknya sendiri. Ia harus menjalankan tugas administrasi; tuntutan-tuntutan administratif sering kali tidak disadari orang lain. Ia harus mampu merancang dan mematuhi daftar anggaran yang dibuat––bukan hanya di gereja, di kelu-arganya juga. Ia harus menjadi orang yang memuridkan. Ia tidak dapat hanya memenangkan jiwa-jiwa baru; ia juga perlu mendidik mereka bertumbuh dalam iman. Ia harus menghadapi berbagai krisis yang tidak terduga yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari sebuah pelayanan. Selalu ada krisis yang terus hadir dalam setiap gereja. Kemudian, ia juga harus merancang ibadah gereja. Ia harus memastikan bahwa ibadah dapat berjalan dengan baik. Ia harus memiliki sebuah visi dan membuat perencanaan bagi masa depan. Ia harus menjadi pemimpin misi karena gereja harus memedulikan dunia. Ia harus selalu mengikuti perkem-bangan tentang isu-isu moral yang terjadi dalam budayanya dan memim-pin gereja merespons kebusukan moral yang sedang terjadi pada zaman ini. Dan kemudian, kadang-kadang, ia harus siap menjadi “tukang dadakan” dan menyiapkan waktu untuk mengunduh antivirus terbaru untuk komputer gereja!
Itulah kehidupan seorang gembala dari rata-rata gereja yang ada. Dan sebenarnya, rata-rata gereja memiliki sekitar 125 anggota dan hanya memiliki seorang gembala, dan benar, ia juga harus mengganti toner mesin fotokopi milik gereja. Sejumlah gereja yang lebih besar dan memi-liki sejumlah gembala atau pegawai lain untuk membantu menanggung beban bersama, namun hal ini tidak berarti bahwa kehidupan di gereja
yang lebih besar itu lebih gampang. Ingat, gereja yang lebih besar memi-liki anggota yang lebih banyak, program yang lebih banyak, manajemen pegawai yang lebih rumit, dan lebih banyak masalah untuk diselesaikan! Jawabannya, sebagaimana akan kita lihat dalam paradigma LESS IS MORE, adalah melakukan penyederhanaan dan fokus sehingga Anda dapat lebih banyak memimpin dan lebih sedikit menjadi pengelola.
Kegiatan Mingguan Pemimpin Pelayanan . . .
––Berdoa ––Studi
––Duta masyarakat ––Mengajar
––Gembala yang mengasihi ––Konseling ––Keluarga teladan ––Tugas administrasi ––Keluarga sempurna ––Anggaran ––Pemuridan ––Krisis ––Perancang ibadah ––Visi ––Pemimpin misi ––Ahli isu-isu moral ––Mengganti toner!
Ketika saya mulai mengajarkan prinsip-prinsip kepemimpinan ini kepada para pemimpin bisnis, seorang teman mengiterupsi saya, “Baik-lah Dale, itu ada“Baik-lah dunia kamu, saya bukan seorang gembala atau pemimpin pelayanan. Saya sedang berada dalam dunia nyata.” Mungkin pekerjaan Anda adalah melatih sebuah tim, memimpin sebuah sekolah, atau menjalankan kegiatan kantor. Namun, mari kita perhatikan kehi-dupan Anda, laki-laki dan perempuan Kristen yang mencoba memimpin namun tetap menjalankan kehidupan dengan baik.
Pertama, Anda memiliki pekerjaan. Hanya ini––ditambah waktu Anda melakukan perjalanan––sudah menghabiskan lebih dari 40, 50, atau bahkan 60 jam-per-minggu. Kemudian, selain semua tuntutan di atas, jika Anda seorang Kristen, Anda perlu mempelajari Firman Allah. Anda juga membutuhkan waktu untuk berdoa agar dapat bertahan hidup! Anda butuh waktu untuk berkomunikasi dengan Allah. Jika Anda sudah menikah, lebih baik Anda tidak lupa menghabiskan waktu bersama
Kegiatan Mingguan Pemimpin Dunia Usaha
––Bekerja ––Belajar Firman ––Berdoa
––Mengajar bagi anak-anak ––Berdoa bagi anak-anak ––Mendidik anak-anak ––Waktu dengan pasangan ––Menyiapkan anggaran ––Memperbaiki barang-barang rusak ––Merevisi anggaran ––Kelompok kecil ––Krisis di tempat ––Beribadah ––Melayani gereja ––Mendukung pelayanan misi ––Mengonfrontasi isu-isu moral ––Mengunduh program tambahan Windows!
pasangan Anda. Dan jika Anda sudah memiliki anak, Anda perlu mengajar anak-anak Anda dan terlibat dalam kegiatan di sekolahnya. Anda juga harus berdoa bagi anak-anak Anda karena Anda tahu bahwa memberikan pengajaran kepada mereka tidak akan menyelesaikan segala masalah yang ada. Dan ketika mereka tidak taat kepada Anda, Anda perlu meng-habiskan waktu untuk mengoreksi mereka dan menyelesaikan masalah-masalah mereka. Kemudian, Anda masih perlu memperhatikan diri sendiri, misalnya perlu waktu untuk berolah raga dan tetap menjaga kesehatan.
Anda juga harus menjaga anggaran keluarga Anda dan tetap memper-tahankan angka-angka yang ada karena uang tidak bisa bertumbuh sendiri dan selalu tidak mencukupi. Anda perlu memperbaiki barang-barang yang rusak, karena jika Anda memiliki sesuatu, khususnya di rumah, barang itu akan rusak. Saya tidak pernah yakin apakah saya memiliki suatu barang, atau apakah barang memiliki saya! Selalu saja ada yang perlu diperbaiki, dibersihkan, atau diganti. Dan rumah bukanlah satu-satunya tempat yang memungkinkan timbulnya krisis. Masalah-masalah dapat juga muncul di tempat kerja. Artinya dituntut jam-jam tambahan, sering kali tanpa uang lembur. Kemudian masih ada surat-surat––surat yang tidak berguna, e-mail, dan voicemail. Semua itu menuntut waktu
dan perhatian. Bukankah daftarnya akan terus berlanjut dan tidak pernah habis?
Anda juga harus memastikan bahwa Anda telah menyediakan waktu untuk pergi ke gereja dan beribadah. Itu merupakan sebuah prioritas. Tambahan lagi, sebagai bagian dari tubuh Kristus, Anda perlu melayani atau membantu salah satu pelayanan. Dan Anda juga dibutuhkan untuk membantu pelayanan misi di gereja dan terlibat dalam usaha mengatasi kelaparan dunia dan mengonfrontasi isu-isu moral di negara Anda. Dan demi pertumbuhan kerohanian Anda, Anda ingin terlibat dalam kelom-pok kecil pemahaman Alkitab.
Dan, seperti yang dikatakan seorang pebisnis dalam salah satu semi-nar yang saya pimpin, “Dan jangan lupa mengunduh program tambahan telah menjadi piranti-piranti lunak!” Program tambahan dan virus komputer telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masa kini. Tidak mengherankan kalau kita menggambarkan diri sendiri sebagai orang yang sibuk, tenggelam, dan tertinggal!
Apakah itu menggambarkan kehidupan Anda? Jika ya, tidak meng-herankan Anda merasa begitu lelah sebagai seorang pemimpin. Terlalu banyak hal yang sedang terjadi. Dan Anda dapat dengan gampang menambahkan selusin tugas ke dalam daftar yang saya buat di atas. Semua tanggung jawab kecil di atas adalah nyata dan tidak boleh diabaikan. Tanggung jawab itu dengan cepat akan bertambah dan meme-nuhi kehidupan kita sehingga kita tidak mampu melakukan satu hal lain lagi.
9. Lebih Banyak Bukanlah Jawabannya
Banyak di antara kita yang percaya bahwa lebih banyak merupa-kan jawabannya. Kita meyakinmerupa-kan diri sendiri bahwa sebagai pemimpin kita dapat bertumbuh sedikit lebih banyak, menghasilkan sedikit lebih banyak, mempekerjakan satu orang tambahan, kemudian kehidupan kita akan menjadi lebih wajar. Bukan demikian. Saya tidak pernah mene-mukan adanya pertumbuhan yang mampu menyingkirkan perasaan kesibukan dan ketertinggalan yang Kesuksesan dan pertumbuhan
yang dihasilkan sebenarnya dapat membuat situasi menjadi lebih buruk kecuali Anda memahami bagaimana mengelolanya dengan benar.
berlebihan. Sebenarnya, pertumbuhan akan menghasilkan sejumlah masalah baru yang mengandung tuntutan yang lebih banyak. Dalam keseluruhan waktu kepemimpinan saya di gereja yang memiliki rentang anggota dari 28 hingga lebih dari 6000 orang, kami selalu membutuhkan satu asisten gembala tambahan dan beberapa ribu dolar tambahan. Dalam dunia bisnis, setiap pemimpin yang sibuk merasa membutuhkan sumber-sumber yang lebih banyak.
Jadi, apa yang akan terjadi kalau Anda sudah mendapatkan lebih banyak uang dan lebih banyak pegawai? Apa yang akan timbul dari pegawai yang lebih banyak? Tuntutan. Masalah. Kerumitan. Mana-jemen. Anda paham sekarang, pertumbuhan itu sendiri tidak mampu menyelesaikan tantangan-tantangan kepemimpinan yang Anda hadapi ––kecuali Anda tahu bagaimana merespons tantangan-tantangan terse-but di tengah-tengah pertumbuhan yang ada.
Mengapa pertumbuhan itu sendiri tidak secara otomatis mengem-balikan keseimbangan kehidupan seorang pemimpin yang sibuk? Karena pertumbuhan menghasilkan lebih banyak pekerjaan. Ketika gereja-gereja tempat saya melayani bertumbuh, setiap anggota baru membawa serta
1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345 Berdoa Lebih Keras ... Bekerja Lebih Keras ... Bekerja Lembur ... “Isu-isu Kesehatan” Tumbuhdengan Sehat Pertumbuhan Masa Lalu
Pertumbuhan
Masa Depan
“Tugas-tugas
Utama”
©Dale Burke Leadership, 2003
sejumlah kebutuhan yang baru. Anggaran-anggaran yang lebih besar berarti lebih banyak uang untuk dikelola, dipakai, dan dipertanggung-jawabkan. Jemaat yang lebih besar menuntut lebih banyak kelas, lebih banyak guru, dan lebih banyak pelayanan kepedulian.
Bagaimana dengan para pemimpin dunia bisnis? Dalam setiap transaksi yang Anda buat ada sebuah relasi baru yang harus Anda per-tahankan, sejumlah tugas tindak lanjut yang harus dikerjakan. Dalam setiap produk yang Anda jual ada seorang pelanggan baru yang harus
Zona “Kelebihan Beban:” Sebuah Respons yang Tipikal z Kesehatan akan mengarahkan kita menuju kesuksesan. z Kesuksesan memproduksi lebih banyak “masalah.” z Masalah menuntut lebih banyak pengelolaan.
z Sang pemimpin dialihkan pikirannya dari “hal
utama”-nya. Sang pemimpin mencapai zona kelebihan bebanutama”-nya.
z Pertumbuhan melambat atau berhenti. z Isu-isu kesehatan berkembang.
z Lemahnya kesehatan menyebabkan krisis.
z Pemimpin menjadi lebih terkuras dan teralihkan
pikiran-nya.
z Penurunan atau kematian organisasional segera
menyu-sul.
Ilustrasi di atas memetakan respons tipikal yang telah saya amati selama bertahun-tahun dalam kehidupan para pemimpin Kristen yang kelebihan beban. Sering kali mereka merespons dengan berdoa lebih kuat, bekerja lebih keras, dan bekerja lebih lama. Namun hal tersebut jarang mengembalikan kondisi kesehatan dari sang pemimpin atau organisasi itu sendiri. Pada akhirnya, jika sang pemimpin tidak menyesuaikan metode kepemim-pinannya, isu-isu kesehatan akan menempatkan gereja atau organisasi dalam posisi perawatan tingkat tinggi, kemudian mengalami krisis, dan selanjutnya mengalami kemerosotan.
dilayani. Dalam setiap langkah baru yang Anda ambil untuk menca-pai mimpi ada lebih banyak hal yang perlu dikerjakan. Kesuksesan dan pertumbuhan yang dihasilkan sebenarnya dapat membuat situasi men-jadi lebih buruk kecuali Anda memahami cara yang tepat untuk menge-lolanya.
Prinsip-prinsip LESS IS MORE kami akan menawarkan kepada Anda sebuah respons alternatif dari tumpukan “masalah” yang terjadi tanpa disadari ini. Jawabannya bukanlah lebih banyak, namun lebih sedikit. Prinsip-prinsip kepemimpinan yang dicontohkan Yesus Kristus dan gereja mula-mula selalu meningkatkan kuasa dan potensi dari sang pemimpin sambil menjaga kualitas kehidupannya. Yesus menghargai kepemimpinan yang efektif maupun sebuah kehidupan yang berkelimpahan dan penuh sukacita. Setiap organisasi dapat bertumbuh tanpa perlu menghancurkan kehidupan pemimpinnya.
Kedelapan rahasia vital dari How to Lead and Still Have a Life akan memampukan Anda untuk melakukan terobosan terhadap “masalah-masalah” Anda, berfokus kembali pada “tugas-tugas utama” Anda, dan kembali kepada sebuah pertumbuhan yang sehat dengan sebuah kehi-dupan yang seimbang. Itulah sasaran dari kedelapan bab yang berikut ini. Anda bisa memimpin dan tetap memiliki sebuah kehidupan!
Sejauh ini kita telah membahas sembilan fakta kehidupan dari seorang pemimpin di abad XXI. Dan dalam setiap pembahasan, kita secara sederhana membahas bagian permukaannya. Dengan begitu banyak tugas yang dibebankan kepada kita, tidak mengherankan kalau kita merasakan adanya beban yang berlebihan. Namun bersama fakta kesepuluh dan terakhir tentang kehidupan dari para pemimpin ini akan datang sejumlah kabar baik!
10. Masih Ada Harapan
Fakta kesepuluh tentang kehidupan dari para pemimpin mengantar kita mencapai garis akhir dengan sebuah catatan positif: Masih ada harapan. Mengapa saya yakin masih ada harapan? Karena saya percaya Allah menghendaki kita untuk memiliki petualangan-petualangan yang sehat dan mengalami pertumbuhan, di dalam pelayanan atau dunia usaha. Saya tidak mengatakan bahwa setiap bisnis atau gereja kini harus mengharapkan adanya pertumbuhan yang dramatis sepanjang waktu.