• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PRODUK RUSAK PADA CV. HUTOMO PUTRA NGANJUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PRODUK RUSAK PADA CV. HUTOMO PUTRA NGANJUK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP

PRODUK RUSAK PADA

CV. HUTOMO PUTRA NGANJUK

JURNAL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh : NITA SURYA DEWI

NIM : 1112052

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NGANJUK ( STIE ) NGANJUK

(2)

PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP

PRODUK RUSAK PADA

CV. HUTOMO PUTRA NGANJUK

Oleh :

Nita Surya Dewi Akuntansi

Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) Nganjuk e-mail : soerya_nietha@yahoo.com

ABSTRAK

Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif, perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Salah satu usaha yang dilakukan perusahaan agar dapat bersaing adalah meningkatkan kualitas hasil produksinya. Jika kualitas produk meningkat maka akan mengurangi terjadinya produk rusak sehingga mengakibatkan biaya-biaya yang terus menurun dan pada akhirnya meningkatkan laba. Biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas disebut biaya kualitas.

Menurut Hansen dan Mowen biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian mempunyai pengaruh negatif terhadap produk rusak, sedangkan Feigenbaum menyatakan kenaikan dalam biaya pencegahan mengakibatkan turunnya kecacatan, yang pada gilirannya mempunyai efek positif pada biaya penilaian karena turunnya kecacatan berarti menurunnya kebutuhan akan aktivitas-aktivitas pemeriksaan dan pengujian yang rutin.

CV. Hutomo Putra Nganjuk telah melakukan progam perbaikan kualitas namun belum melakukan pengelompokan dan pelaporan biaya kualitas, sehingga pihak manajemen tidak dapat mengontrol pengeluran biaya kualitas secara optimal. Mengacu dari uraian di atas, maka pokok permasalahan adalah seberapa besar pengaruh biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian terhadap produk rusak baik secara simultan maupun parsial pada CV. Hutomo Putra Nganjuk.

Objek penelitian ini adalah CV. Hutomo Putra Nganjuk. Variabel yang diteliti adalah biaya kualitas (biaya pencegahan dan biaya penilaian) dan produk rusak. Data diambil dengan metode dokumentasi dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan inferensial

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan biaya pencegahan dan biaya penilaian berpengaruh signifikan terhadap produk rusak pada CV. Hutomo Putra Nganjuk, dengan nilai F hitung 4,834 dan nilai signifikan 0,014 pada tingkat signifikan 0,05 serta koefisien determinasi sebesar 0,718 yang berarti biaya pencegahan dan biaya penilaian memberi pengaruh secara simultan terhadap produk rusak sebesar 71,8% sedangkan sisanya sebesar 28,2% produk rusak

(3)

dipengaruhi oleh faktor lain. Secara parsial biaya pencegahan dan biaya penilaian juga berpengaruh signifikan terhadap produk rusak. Biaya pencegahan berpengaruh negatif terhadap produk rusak dan biaya penilaian berpengaruh positif terhadap produk rusak.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa biaya pencegahan, biaya penilaian dan produk rusak mengalami fluktuasi dalam batas kewajaran, tetapi ada beberapa yang melampaui batas kewajaran sehingga perlu perhatian dari manajemen. Maka disarankan kepada CV. Hutomo Putra Nganjuk memperhatikan biaya pencegahan dan biaya penilaian, karena berdasarkan penelitian biaya pencegahan bila dinaikkan dapat mengurangi jumlah produk rusak, sedangkan biaya penilaian bila diturunkan dapat mengurangi jumlah produk rusak.

Kata Kunci : Biaya kualitas, produk rusak.

ABSTRACT

In the era of industrialization increasingly competitive, companies are required to participate in the competition. One attempt by the company to be competitive is to improve the quality of their products. If the quality of the product increases, will reduce the occurrence of defective products resulting costs continue to decline and ultimately increase profits. Costs incurred to improve the quality of the so-called cost of quality.

According to Hansen and Mowen quality costs consist of the costs of prevention and appraisal costs have a negative effect on defective products, while Feigenbaum said the increase in costs resulting decline in the prevention of disability, which in turn has a positive effect on costs due to lower disability ratings mean lower demand for aktivitas- inspection and testing activities are routine.

CV. Hutomo Putra Nganjuk has done quality improvement program but has yet to do grouping and reporting the cost of quality, so that the management can not control the expenditure cost of optimal quality. Referring to the above description, the issue of concern is how much influence the quality costs consist of the costs of prevention and appraisal costs against defective products either simultaneously or partially on the CV. Hutomo Putra Nganjuk.

Object of this study is the CV. Hutomo Son Nganjuk. The variables studied were the cost of quality (prevention costs and appraisal costs) and defective products. Data taken with the method of documentation and interviews. Data were analyzed by descriptive and inferential.

The results showed that the simultaneous prevention costs and appraisal costs significantly influence the defective product at CV. Hutomo Putra Nganjuk, the calculated F value significant value 4.834 and 0.014 at the significant level of 0.05 and determination coefficient of 0.718, which means the cost of prevention and appraisal costs simultaneously influence the defective product at 71.8%, while the remaining 28.2% defective products is influenced by other factors. Partial cost of prevention and appraisal costs are also significantly influence the defective product. Prevention costs negatively affect the defective product and the cost assessment positive effect on defective products.

(4)

Based on the results of the study concluded that the costs of prevention, appraisal costs and damaged products fluctuating within reasonable limits, but there are some that go beyond reasonable limits that need the attention of management . It is therefore advised to CV. Hutomo Putra Nganjuk account of costs of prevention and appraisal costs, because the cost of research based prevention can reduce the amount raised if the product is defective, while the assessment fee when unloaded can reduce the number of defective products.

(5)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di era globalisasi yang semakin modern dan semakin maju, banyak negara di dunia yang perekonomiannya bertumpu pada industri. Banyak pabrik-pabrik didirikan untuk memejukan sistem perekonomian negara tersebut. Dan dalam era industrialiasi yang semakin kompetitif seperti sekarang, perusahaan dituntut untuk ikut serta dan mampu bersaing dalam dunia usaha. Salah satu usaha yang dilakukan perusahhaan agar dapat bersaing yaitu dengan meningkatkan kualitas hasil produksinya. Dengan, hasil produksi yang berkualitas, maka diharapkan para pelanggan / konsumen akan tertarik dan membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

Meskipun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, pada kenyataannya seringkali masih ditemukan ketidaksesuaian antara produk yang dihasilkan dengan yang diharapkan, dimana kualitas produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar, atau dengan kata lain produk yang dihasilkan mengalami kerusakan/ cacat produk. Hal tersebut disebabkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari berbagai faktor, baik yang berasal dari bahan baku, tenaga kerja maupun kinerja dari fasilitas-fasilitas mesin yang digunakan dalam proses produksi tersebut.

Untuk mencapai produk yang berkualitas, perusahaan harus selalu melakukan pengawasan dan peningkatan kualitas produknya, sehingga akan diperoleh hasil akhir yang yang optimal. Kualitas yang meningkat akan mengurangi terjadinya produk rusak sehingga mengakibatkan biaya-biaya yang terus menurun dan pada akhirnya akan meningkatkan laba. Biaya yang dikeluarkan dalam kaitannya dengan usaha peningkatan kualitas produk disebut Biaya Kualitas.

Menurut Feigenbaum (1992: 104) kenaikan dalam biaya pencegahan mengakibatkan turunnya kecacatan, yang pada gilirannya mempunyai efek positif pada biaya penilaian karena turunnya kecacatan berarti menurunnya kebutuhan akan aktivitas-aktivitas pemeriksaan dan pengujian yang rutin. Dari pendapat Feigenbaum dapat dipahami bahwa biaya pencegahan berpengaruh negatif terhadap produk rusak sedangkan biaya penilaian berpengaruh positif terhadap produk rusak. Hal ini dikarenakan biaya pencegahan dan biaya penilaian dikeluarkan sebelum terjadinya produk rusak sehingga dapat mempengaruhi besarnya jumlah produk rusak.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui besarnya pengaruh biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian terhadap produk rusak pada CV. Hutomo Putra Nganjuk secara Simultan maupun Parsial.

(6)

Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesa yang diajukan untuk penelitian ini adalah :

Ho : Biaya Kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian tidak berpengaruh terhadap produk rusak pada CV. Hutomo Putra Nganjuk

Ha : Biaya Kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian berpengaruh terhadap produk rusak pada CV. Hutomo Putra Nganjuk

TINJAUAN PUSTAKA Biaya

1. Menurut Mulyadi (2011: 8) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan telah terjadi untuk tujuan tertentu. Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut, yaitu :

a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi b. Diukur dalam satuan uang

c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu

2. Menurut Hansen dan Mowen (2009 : 40)“Biaya adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi”.

Kualitas

M. N. Nasution (2005:2-3) menjelaskan pengertian kualitas menurut beberapa ahli yang lain antara lain: Menurut Crosby dalam buku pertamanya “Quality is Free” yang mendapatkan perhatian sangat besar pada waktu itu (1979:58) menyatakan, bahwa kualitas adalah “conformance to requirement”, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.

Menurut Hansen dan Mowen (2009:5-6) Produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam delapan dimensi berikut :

1. Kinerja (performance) 2. Estetika (aesthetics)

3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability) 4. Fitur (features)

5. Keandalan (reliability) 6. Tahan lama (durability)

(7)

7. Kualitas kesesuaian (quality of conformance) 8. Kecocokan penggunaan (fitnes for use) Biaya Kualitas

Menurut Blocher dkk (2000 : 220) Biaya Kualitas adalah biaya yang berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian / penilaian, perbaikan dan pencegahan kerusakan, sebagai berikut :

1. Biaya pencegahan adalah pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya Produk Rusak. Biaya pencegahan ini terdiri dari:

a. Biaya Pelatihan Kualitas b. Biaya Perencanaan Kualitas c. Biaya pemeliharaan Peralatan d. Biaya Penjamin Suplier

2. Biaya penilaian (deteksi) dikeluarkan dalam rangka pengukuran dan analisis data untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan spesifikasinya. Biaya-biaya ini terjadi setelah produksi tetapi sebelum penjualan. Biaya penilaian ini terdiri dari:

a. Biaya Pengujian dan Inspeksi b. Peralatan pengujian

c. Audit Kualitas d. Pengujian Laborat

e. Pengujian dan Evaluasi Lapangan f. Biaya Informasi

3. Biaya kegagalan internal adalah biaya yang dikeluarkan karena rendahnya kualitas yang ditemukan sejak penilaian awal sampai dengan pengiriman kepada pelanggan. Biaya kegagalan internal ini terdiri dari : a. Biaya tindakan koreksi

b. Biaya pengerjaan kembali (rework) dan biaya sisa produksi. c. Biaya proses

d. Biaya Ekspedisi

e. Biaya Inspeksi dan Pengujian ulang

4. Biaya kegagalan eksternal. Biaya kegagalan eksternal terdiri dari : a. Biaya untuk menangani keluhan dan pengembalian dari pelanggan b. Biaya penarikan kembali dan pertanggungjawaban produk.

c. Penjualan yang hilang karena produk yang tidak memuaskan. Produk Rusak

Mulyadi, (2011: 324) berpendapat bahwa, produk rusak yang terjadi selama proses produksi mengacu pada produk yang tidak dapat diterima oleh konsumen dan tidak dapat dikerjakan ulang. Produk rusak adalah produk yang tidak sesuai standar mutu yang telah ditetapkan secara ekonomis tidak dapat diperbaharui menjadi produk yang baik.

(8)

Perbandingan penelitiian dengan penelitian terdahulu

Dalam Jurnal Kiki Adelina Wahyuningtyas (2013), Universitas Sam Ratulangi Manado, yang mengambil judul penelitian Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Produk Rusak Pada CV. Eke Abadi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya kualitas terhadap produk rusak pada sebuah perusahaan manufaktur. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang sama ambil yaitu Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk Rusak Pada CV. Hutomo Putra Nganjuk, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya kualitas terhadap produk rusak pada pabrik pupuk organik. Jika pada pada CV. Eke Abadi tidak terbadat pengaruh antara biaya kualitas terhadap produk rusak maka sebaliknya pada CV. Hutomo Putra Nganjuk terdapat pengaruh biaya kualitas terhadap produk rusak baik secara simultan maupun parsial.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan studi kasus pada CV. Hutomo Putra. Data penelitian terdiri dari data mengenai biaya Perencanaan, biaya penilaian dan jumlah produk rusak serta produk jadi pada perusahaan selama 3 tahun yaitu tahun 2011-2013 yang disajikan dalam bentuk tahunan.

Penelitian ini dilakukan di Pabrik Pupuk CV. Hutomo Putra yang beralamat di Desa Balonggebang Kec. Gondang, kabupaten Nganjuk. Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 bulan terhitung mulai awal bulan Juni sampai dengan akhir bulan Juni 2014.

Jenis Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yaitu pada pabrik pupuk CV. Hutomo Putra di Desa Balonggebang Kec. Gondang, kabupaten Nganjuk. Dalam hal ini yang termasuk data primer adalah wawancara, dan dokumentasi.

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang memilki keterkaitan dengan perusahaan dalam penelitian ini antara lain dari profil dari CV. Hutomo Putra Nganjuk, meliputi sejarah pabrik, struktur organisasi.

(9)

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Dokumentasi yaitu data yang diperoleh dengan memanfaatkan laporan laporan maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. 2. Wawancara (Interview) yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada

pimpinan dan karyawan perusahaan guna mendapatkan keterangan dan data yang diperlukan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analiisi inferensial mengggunakan alat Uji Regresi Berganda yang terdiri dari uji Asumsi Klasik( Uji Autokolerasi, Uji Heterokedasitas, Uji Multikolinier, Uji Normalitas) dan Uji Hipotesa (Uji F, Uji t, Koefisien Determinasi /R2)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

CV. Hutomo Putra Nganjuk sendiri sudah berdiri sejak tahun 2006, namun dikelola secara optimal pada awal 2007. CV. Hutomo Putra Nganjuk beralamat di Ds. Balonggebang Kec. Gondang, Nganjuk.

Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kualitas barang produksi disebut dengan biaya kualitas. Biaya kualitas digolongkan menjadi empat, yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal (Tjiptono dan Diana, 2003: 36). Dari kegiatan penggolongan biaya kualitas, biaya yang mempengaruhi produk rusak adalah biaya pencegahan dan biaya penilaian. Hal ini dikarenakan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk biaya pencegahan dan biaya penilaian akan mengakibatkan penurunan pada produk rusak (Hansen dan Mowen, 2005: 13)

CV. Hutomo Putra Nganjuk telah mengeluarkan biaya-biaya yang berkaitan dengan usaha peningkatan kualitas. Adapun biaya kualitas yang dikeluarkan oleh CV. Hutomo Putra Nganjuk terkait dengan usaha untuk mencegah dan mengurangi produk rusak adalah biaya pencegahan dan biaya penilaian. Biaya pencegahan terdiri dari biaya perencanaan produk dan biaya pemeliharaan mesin, sedangkan biaya penilaian terdiri dari biaya inspeksi dan biaya pemeriksaan distribusi produk.

(10)

Data hasil ringkasan SPSS 16.00 for windows : Perhitungan Nilai Persamaan Regresi Y = a + b 1X1 + b2X2 a 147,170 b 1 -0,395 b 2 0,209

Fhitung / Nilai Signifikan 4,834 / 0,014

R2 0,718

thitung biaya pencegahan / Nilai signifikan -2,549 / 0,016 Thitung biaya penilaian / Nilai signifikan 1,346 / 0,008

Durbin Watson 1,950

Dari hasil uji regresi yang dilakukan penulis, dapat diketahui bahwa biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produk rusak baik itu secara simultan atau secara parsial. Pada perhitungan SPSS (tabel 4.8), diperoleh persamaan regresi Y = 147,170 – 0,395X

1 + 0,209 X2 yang berarti bahwa biaya pencegahan (X

1)mempunyai pengaruh negatif terhadap produk rusak (Y), jika biaya pencegahan (X

1) naik maka produk rusak (Y) akan mengalami penurunan dan sebaliknya jika biaya pencegahan (X

1) turun maka produk rusak (Y) akan mengalami kenaikan.. Sedangkan biaya penilaian (X

2) mempunyai pengaruh positif terhadap produk rusak (Y), jika biaya penilaian (X

2) naik maka produk rusak (Y) akan mengalami kenaikan dan sebaliknya jika biaya penilaian (X

2) turun maka produk rusak (Y) akan mengalami penurunan.

Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Feigenbaum (1992: 104) kenaikan dalam biaya pencegahan mengakibatkan turunnya kecacatan, yang pada gilirannya mempunyai efek positif pada biaya penilaian karena turunnya kecacatan berarti menurunnya kebutuhan akan aktivitas-aktivitas pemeriksaan dan pengujian yang rutin. Dari pendapat Feigenbaum dapat dipahami bahwa biaya pencegahan berpengaruh negatif terhadap produk rusak sedangkan biaya penilaian berpengaruh positif terhadap produk rusak.

Secara simultan, biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produk rusak. Hal ini dikarenakan hasil uji F menunjukkan probabilitas (0,00)<α(0,05)

(11)

maka (Ho) ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan antara biaya pencegahan dan biaya penilaian terhadap produk rusak. Kemudian besarnya nilai koefisien determinasi sebesar 0,718 mengandung arti bahwa pengaruh yang diberikan oleh biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian sebesar 71,8%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 28,2 % merupakan pengaruh dari variabel lain di luar biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa dalam analisis statistik desktiptif diketahui biaya kualitas (biaya pencegahan dan biaya penilaian) dan produk rusak mengalami fluktuasi. 1. Berdasarkan analisis regresi, biaya kualitas (biaya pencegahan dan

biaya penilaian) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produk rusak baik itu secara simultan maupun parsial.

2. Berdasarkan analisis regresi, apabila biaya pencegahan dinaikkan maka dapat mengurangi jumlah produk rusak.

3. Berdasarkan analisis regresi, apabila biaya penilain diturunkan maka dapat mengurangi jumlah produk rusak.

Saran

1. CV. Hutomo Putra Nganjuk diharapkan memberi perhatian terhadap biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian, karena kedua biaya tersebut mempunyai pengaruh signifikan dalam mencegah terjadinya produk rusak.

2. CV. Hutomo Puttra Nganjuk diharapkan memberi perhatian terhadap biaya pencegahan karena berdasarkan penelitian, biaya pencegahan bila dinaikkan maka dapat mengurangi jumlah produk rusak.

3. CV. Hutomo Putra Nganjuk diharapkan memberi perhatian terhadap biaya penilaian karena berdasarkan penelitian, biaya penilaian bila diturunkan maka dapat mengurangi jumlah produk rusak.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Muhammad Akhyar. 2000. Akuntansi Mutu Terpadu. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Algifari. 2000. Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Blocher, Edward J., Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin. 2000. Manajemen Biaya dengan Tekanan Stratejik. Terjemahan A. Susty Ambarriani. Jakarta : Salemba Empat.

Feigenbaum, A.V. 1992. Kendali Mutu Terpadu. Jakarta : Erlangga.

Gasperz, Vincent. 2005. Total Quality Management. PT Gramedia pustaka Utama. Jakarta

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit UNDIP

Gujarati, Damodar. 2000. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain.Jakarta : Erlangga.

Hadiguna, Rika Ampuh. 2009. Manajemen Pabrik. Jakarta : Bumi Aksara. Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajemen Jilid 2. Salemba Empat. Jakarta.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajemen. Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta : Salemba Empat. http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/teknik-analisis-data-dalampenelitian/ http://sainsmatika.blogspot.com/2012/02/pengertian-statistik-dan-statistika.html Institut Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

M. Bukhori, Khuzwarizmi. 2012. Analisis hubungan Biaya Kualitas dengan Kecacatan produk PT. Sport Glove Indonesia. Jurnal jurusan Teknik Indusrti Fakultas Sain dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. YKPN. Yogyakarta. Mulyadi. 2011. Akuntansi Biaya. YKPN. Yogyakarta.

(13)

Nasution, M. N.. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia. Prawirosentono, Suyadi .2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 “ Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta, Bumi Aksara.

Suardi, Rudi. 2003. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000. Jakarta : PPM. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsito.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta: Bandung.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management Edisi Revisi. Yogyakarta : Andi.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management. Edisi5. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Referensi

Dokumen terkait

Halim Shoes Manufaktur sebaiknya menggunakan metode-metode pengendalian persediaan bahan baku yang tepat agar jumlah bahan baku yang diperlukan untuk kesinambungan proses

Packet marking digunakan untuk menemukan jalur serangan dari paket yang diterima.. PPM dikonfigurasi manual pada masing- masing router , sehingga paket yang

Tujuan dari Skripsi penciptaan yang berjudul “Perancangan Tokoh dalam Animasi Dua Dimensi “Rancak!” dengan Unsur Budaya Minangkabau” adalah untuk menerapkan elemen etnis

mengerjakan/menyelesaikan dengan bekerjasama dalam kelompok, 11) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi, 12) guru mengontrol, dan apabila ada

Analisis untuk melihat keregangan rongga atau cavity stretch dari PAMAM generasi 4 dilakukan pada tahap production dimana untuk pengukuran cavity stretch struktur

Berdasarkan pemaparan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh pola asuh orang tua dimoderasi regulasi diri terhadap

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa kurikulum adalah merupakan sejumlah mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa di sekolah dari mulai memasuki

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa transparansi dan tanggung jawab ( responsibility ) berpengaruh terhadap kepatuhan membayar zakat di Lembaga Amil Zakat