• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Survei pada BPR di Kota Tasikmalaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Survei pada BPR di Kota Tasikmalaya)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP GOOD

CORPORATE GOVERNANCE

(Survei pada BPR di Kota Tasikmalaya)

ARTIKEL

Oleh :

FUZI PURNAMASARI RAHAYU NPM.113403005

(Alumni Jurusan Akuntansi FE Universitas Siliwangi) Iman Pirman Hidayat, SE., M.Si., Ak., CA

R.Neneng Rina A SE., M.M., Ak., CA

(Staf Pengajar Jurusan Akuntansi FE Universitas Siliwangi)

*)

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INTERNAL AUDIT ON GOOD CORPORATE GOVERNANCE

( Survey at Perkreditan Rakyat Bank in City Tasikmalaya )

By :

FUZI PURNAMASARI RAHAYU NPM. 113403005

Guidance :

Iman Pirman Hidayat, SE., M.Si., Ak., CA R.Neneng Rina A SE., M.M., Ak., CA

The research object in this script is internal audit and good corporate governance, the aims of research is finding out how (1) Audit Internal in Perkreditan Rakyat Bank, (2) Good corporate governance in Perkreditan Rakyat Bank, (3) Influence of audit internal to good corporate governance in perkreditan rakyat bank.

Research method used analytical descriptive method survey approach. The analyzer is used coefficient correlation with measurement of interval.

Result of Research indicate that : 1) The Internal Audit was carried out very well at Perkreditan Rakyat Bank Government Owned City Tasikmalaya, 2) Good Corporate Governance at Perkreditan Rakyat Bank Government Owned City Tasikmalaya including very high classification, 3) Internal Audit significant effect to good corporate governance.

(3)

ABSTRAK

PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(Survei pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Tasikmalaya)

Oleh :

FUZI PURNAMASARI RAHAYU NPM. 113403005

Pembimbing :

Iman Pirman Hidayat, SE., M.Si., Ak., CA R.Neneng Rina A SE., M.M., Ak., CA

Objek Penelitian dalam skripsi ini adalah audit internal dan good

corporate governance. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Audit

Internal pada Bank Perkreditan Rakyat, (2) Good Corporate Governance pada Bank Perkreditan Rakyat, (3) Pengaruh audit internal terhadap good

corporate governance pada Bank Perkreditan Rakyat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan survei. Alat analisis yang digunakan adalah analisis koefisien korelasi dengan skala pengukur interval.

Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) Audit Internal dilaksanakan dengan sangat baik pada Bank Perkreditan Rakyat milik Pemerintah Kota Tasikmalaya, 2) Good Corporate Governance pada Bank Perkreditan Rakyat milik Pemerintah Kota Tasikmalaya termasuk klasifikasi sangat tinggi, 3) Audit Internal berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate

Governance.

(4)

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan, baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan daya yang ada. Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan bahkan semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkembang diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan. Dewasa ini banyak pihak semakin mengandalkan peran audit internal dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian internal, pengelolaan risiko, dan corporate governance. Telah banyak peraturan perundang -undangan baik di tingkat nasional maupun internasional yang mencerminkan kepercayaan dan kebutuhan masyarakat terhadap peran audit internal dan sistem pengendalian internal dalam menjaga efektivitas organisasi, terutama untuk menghindari krisis serta kegagalan organisasi. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak 1997 telah memberi pelajaran berharga bagi kalangan dunia usaha di Indonesia, termasuk perbankan. Misalnya saja di Kota Tasikmalaya pertumbuhan ekonomi saat ini sudah sangat pesat, termasuk pertumbuhan dalam sektor perbankan yang menuntut keterbukaan pada konsumen memberikan pelayanannya yang terbaik. Salah satu sektor perbankan yang berperan dalam membantu perekonomian masyarakat Tasikmalaya adalah BPR. Untuk memberi keyakinan bahwa apa yang dilaporkan bawahan tentang perusahaan adalah benar dan dapat dipercaya, maka pimpinan perusahaan membutuhkan adanya pengawasan terhadap karyawan yang ada di dalam perusahaan agar penerapan Good Corporate Governance dapat diawasi dan dilaksanakan lebih baik daripada sebelumnya.

Maka untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam tentang Audit Internal, penulis melakukan penelitian pada BPR di Kota Tasikmalaya dengan judul: “Pengaruh Audit Internal Terhadap Good Corporate Governance”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana audit internal pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Tasikmalaya. 2. Bagaimana good corporate governance pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota

Tasikmalaya.

3. Bagaimana pengaruh audit internal terhadap good corporate governance pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Tasikmalaya

(5)

1.3. Kerangka Pemikiran

Di era globalisasi menuntut perusahaan untuk lebih berkembang dan dapat bersaing. Salah satu cara untuk mewujudkannya dibutuhkan audit internal dalam perusahaan tersebut.seperti halnya diperusahaan perbankan yang menunutut keterbukaan kepada konsumen memberikan pelayanannya yang terbaik. Informasi juga sangat penting dalam mendukung aktivitas perusahaan dalam rangka perkembangan perusahaan tersebut. Agar perusahaan dapat dikelola dengan baik maka dibutuhkan sistem informasi yang dapat mendukung tugas-tugas operasional, untuk perencanaan, maupun sebagai bahan untuk pengambilan keputusan bagi kelangsungan hidup (going concern) suatu perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Audit Internal adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi. Adapun Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Dari fungsi audit internal diatas bisa dilihat bahwa untuk mencapai Tujuan-tujuan yang ingin dicapai perusahaan, diperlukan adanya proses governance. Definisi good corporate governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggung jawaban (responsibility), kemandirian (independency), dan kewajaran (fairness).

Berdasarkan uraian di atas, agar dapat terciptanya sistem pengawasan yang baik dan terciptanya sistem perbankan yang sehat maka pimpinan perusahaan harus membentuk suatu bidang pengawasan yang independen dan dapat bertanggung jawab, dan audit internal merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi keuangan, kinerja karyawan dan kegiatan lain untuk memberikan jasa kepada manajemen. Oleh karena itu audit internal berpengaruh penting dalam pelaksanaan good corporate governance karena dapat memberikan keyakinan serta konsultasi yang independen dan objektif kepada pihak manajemen dalam menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi perusahaan sehingga terciptanya perbankan yang sehat. Dimana makin maju suatu negara, maka tuntutan good corporate governance makin tinggi, dan top management (direksi) sebagai pihak yang dipercaya untuk mengelola perusahaan mempunyai kewajiban akuntabilitas (stewardship).

1.4. Metode Penelitian

1.4.1. Metode Penelitian yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan survei. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode dalam meneliti Status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada sekarang.

(6)

1.4.2. Teknik Analisis Data a. Pengujian Validitas Alat Ukur

Pengujian validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah digunakan rumus korelasi pearson. Proses ini juga dilakukan dengan cara bantuan komputer program aplikasi SPSS, jika hasil pengujian reliabilitas alat ukur diketahui nilai alfa untuk semua variabel lebih besar dari 0,6 maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data untuk penelitian selanjutnya.

b. Pengujian Reliabilitas Alat Ukur

Pengujian reliabilitas alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasi Alfa Cronbach. Proses ini dilakukan dengan cara bantuan komputer program aplikasi SPSS, jika hasil pengujian reliabilitas alat ukur diketahui nilai alfa untuk semua variabel lebih besar dari 0,6 maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data untuk penelitian selanjutnya.

1) Analisis Koefisien Korelasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara audit internal dengan good corporate governance. Dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi pearson yang rumusnya adalah :

r =

 

2 2

2

 

2

   i i i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n ... (Sugiyono, 2004:213)

2) Analisis Koefisien Determinasi

Yaitu pengkuadratan koefisien korelasi (r2) digunakan untuk menentukan besar pengaruh variabel independen (Audit Internal) terhadap variabel dependen (Good Corporate Governance) rumusnya adalah :

Kd = r2 x 100% 3) Pengujian Hipotesis

Adapun pengujian hipotesis penelitian yang akan penulis lakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a) Hipotesis operasional

Hipotesis yang digunakan adalah :

Ho :  = 0, Audit internal tidak berpengaruh signifikan terhadap good corporate governance

Ha :  ≠ 0, Audit internal berpengaruh signifikan terhadap good corporate governance

Penetapan tingkat signifikan

Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dengan taraf nyata 5% (α = 0,05). Hal ini sering digunakan dalam ilmu sosial yang menunjukkan kedua variabel mempunyai korelasi yang cukup nyata.

b) Uji signifikan

Untuk mengetahui tingkat signifikan atas pengaruh audit internal terhadap good corporate governance maka dilakukan pengujian parameter  dimulai dengan penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis

(7)

alternatif (Ha). Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan pengaruh X tidak signifikan terhadap Y, sedangkan hipotesis alternatif merupakan hipotesis penelitian dan peneliti yaitu prediksi yang diturunkan dan teori yang sedang diuji, dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

t = 2 1 2 r n r   ... (Sugiyono, 2004:215) Dimana : t = Nilai uji t

r = Nilai koefisien korelasi n – 2 = Derajat kebebasan c) Kaidah Keputusan

Untuk mengetahui hipotesis ditolak atau tidak, maka dibandingkan antara nilai dari thitung dan ttabel, mengikuti kriteria sebagai berikut : Terima Ho, jika : -t ½ α df (n-2) ≤ thitung ≤ t½ α df (n-2)

Tolak Ho, jika : thitung < -t ½ α df (n-2) atau thitung > t ½ α df (n-2) d) Kesimpulan

Apabila Ho diterima berarti bahwa fungsi audit internal tidak berpengaruh signifikan terhadap good corporate governance, sedangkan apabila Ho ditolak berarti fungsi audit internal berpengaruh signifikan terhadap good corporate governance.

1.5. Hasil Penelitian

Deskripsi penelitian ini menunjukan keberadaan Bank Perkreditan Rakyat di Kota Tasikmalaya yang menjadi lokasi penelitian, meliputi audit internal dan good corporate governance.

1.5.1. Tanggapan Responden Mengenai Audit Internal Rekapitulasi Indikator Audit Internal

No Uraian Skor yang

ditargetkan

Skor yang diperoleh

Kategori

1 Identifikasi setiap resiko yang signifikan terhadap pengelolaan risiko.

30 30 Sangat baik

2 Identifikasi setiap resiko yang signifikan terhadap sistem pengendalian internal.

30 30 Sangat baik

3 Identifikasi setiap resiko yang signifikan terhadap peningkatan pengelolaan risiko.

30 25 Sangat baik

4 Identifikasi setiap resiko yang signifikan terhadap peningkatan sistem pengendalian internal.

30 30 Sangat baik

5 Kegiatan operasional perusahaan yang mencakup governance dilakukan

(8)

evaluasi terhadap kecukupan sistem pengendalian internal perusahaan. 6 Kegiatan operasional perusahaan yang

mencakup governance dilakukan evaluasi terhadap efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan.

30 30 Sangat baik

7 Dilakukannya review, sehingga kegiatan operasi perusahaan sesuai dengan prosedur, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

30 30 Sangat baik

8 Sistem yang ditetapkan tidak memberikan kepastian yang layak atau masuk akal bahwa tujuan sasaran dan organisasi akan dapat dicapai secara ekonomis dan efisien.

30 25 Sangat baik

9 Dilakukannya review, sehingga tujuan kegiatan perusahaan memperoleh hasil yang konsisten.

30 30 Sangat baik

10 Dilakukannya review, sehingga sasaran program kegiatan perusahaan memperoleh hasil yang konsisten.

30 26 Sangat baik

11 Dilakukannya review, sehingga kegiatan operasi perusahaan memperoleh hasil yang konsisten.

30 30 Sangat baik

12 Untuk meningkatkan proses governance, perusahaan menilai sesuai dengan tujuan perusahaan.

30 30 Sangat baik

13 Untuk meningkatkan proses governance, perusahaan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan tujuan perusahaan.

30 30 Sangat baik

14

Evaluasi rancangan dan program yang berhubungan dengan etika untuk memastikan kinerja perusahaan yang efektif

30 30 Sangat baik

15 Evaluasi rancangan dan program yang berhubungan dengan etika untuk memastikan kinerja perusahaan yang akuntabilitas.

30 30 Sangat baik

16 Implementasi setiap kegiatan secara efektif, untuk memastikan pengelolaan kinerja perusahaan.

30 30 Sangat baik

17 Koordinasi antara pimpinan, dewan pengawas, auditor internal dan eksternal, serta manajemen dilakukan dalam setiap program kegiatan perusahaan.

30 30 Sangat baik

(9)

Nilai tertinggi dari audit internal: 6 x 5 x 17 = 510 Nilai terendah dari audit internal: 6 x 1 x 17 = 102

pertanyaan kriteria Jumlah terkecil data terbesar Data NJI (Sudjana, 1997 : 79)

Jadi batas intervalnya adalah = 81,6 82 5 408 5 102 -510   

Sehingga klasifikasi penilaiannya sebagai berikut : 102 – 184 = Sangat buruk

185 – 267 = Buruk

267 – 349 = Kurang baik 350 – 432 = Baik

433 - 510 = Sangat baik

Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden atas audit internal yang dilakukan Perusahaan BPR yang ada di Kota Tasikmalaya adalah 491. Dari hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa audit internal ini menunjukkan dalam klasifikasi sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor paling tinggi yaitu mengenai setiap kegiatan operasional perusahaan yang mencakup governance, dilakukan evaluasi terhadap efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan, dan untuk meningkatkan proses governance, perusahaan menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan tujuan perusahaan, sehingga dalam hal ini diantara kedua tersebut harus saling menyadari bahwa pentingnya kerjasama agar nantinya menimbulkan umpan balik, hal ini berarti pada Bank Perkreditan Rakyat setiap kegiatan operasional yang mencakup governance dilakukan evaluasi terhadap efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan serta untuk meningkatkan proses governance perusahaan menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan tujuan perusahaan.

1.5.2. Tanggapan Responden mengenai Good Corporate Governance Rekapitulasi Indikator Good Corporate Governance

No Uraian Skor yang

ditargetkan

Skor yang diperoleh

Kategori

1 Informasi tersedia secara tepat waktu dan akurat, apabila diperlukan oleh pemegang saham pada saat pengambilan keputusan.

30 30 Sangat baik

2 Informasi yang diungkapkan meliputi sistem pengendalian risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, pelaksanaan good corporate

governance.

(10)

3 Kerahasiaan perusahaan yang sesuai dengan peraturan

perundang-Undangan.

30 30 Sangat baik

4 Kebijakan harus tertulis dan dikomunikasikan secara proposional kepada pemangku kepentingan.

30 30 Sangat baik

5 Semua organ perusahaan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggungjawab, dan peranannya dalam pelaksanaan good corporate

governance.

30 27 Sangat baik

6 kemampuan sesuai dengan tugas, tanggungjawab, dan peranannya dalam pelaksanaan good corporate

governance.

30 29 Sangat baik

7 Perusahaan memerlukan sistem pengendalian internal yang efektif.

30 28 Sangat baik

8 Organ perusahaan dan semua karyawan berpegang pada etika bisnis dan berpedoman perilaku yang telah disepakati.

30 30 Sangat baik

9 Organ perusahaan berpegang pada prinsip kehati-hatian yang tercermin dalam kepatuhan terhadap

peraturan-peraturan perundang-undangan.

30 29 Sangat baik

10 Perusahaan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai dalam melaksanakan tanggungjawab sosial terhadap masyarakat.

30 27 Sangat baik

11 perencanaan dan pelaksanaan yang memadai dalam melaksanakan tanggungjawab sosial terhadap lingkungan.

30 26 Sangat baik

12 perusahaan menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manajemen dan terbebas dari benturan kepentingan

30 29 Sangat baik

13 Perusahaan melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.

30 29 Sangat baik

14 Perusahaan melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan tidak saling mendominasi atau melempar tanggung jawab.

30 30 Sangat baik

15 Perusahaan memberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan.

30 30 Sangat baik

16 Perusahaan memberikan akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi.

30 29 Sangat baik

17 Perusahaan memberikan pelayanan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi perusahaan.

(11)

18 Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dalam melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, umur, dan kondisi fisik.

30 29 Sangat baik

19 Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dalam berkarir.

30 30 Sangat baik

Jumlah 570 549

Nilai tertinggi dari audit internal: 6 x 5 x 19 = 570 Nilai terendah dari audit internal: 6 x 1 x 19 = 114

pertanyaan kriteria Jumlah terkecil data terbesar Data NJI (Sudjana, 1997 : 79)

Jadi batas intervalnya adalah = 91,2 91 5 456 5 114 -570   

Sehingga klasifikasi penilaiannya sebagai berikut : 114 – 205 = Sangat buruk

206 – 297 = Buruk

298 – 389 = Kurang baik 390 – 481 = Baik

482 - 570 = Sangat baik

Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden atas good corporate governance yang dilaksanakan oleh Perusahaan BPR yang ada di Kota Tasikmalaya adalah 549. Dari hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa good corporate governance ini menunjukkan dalam klasifikasi sangat baik. Dimana pada ke 6 Bank Perkreditan Rakyat dilihat dari pengelolaan perusahaan melakukan Transparancy, Accountability, Responsibility, Independency, Fairness semua dilakukan dengan baik dan juga dilihat dari hasil pengolahan data skala interval berdasarkan kuesioner pengaruh audit internal terhadap good corporate governance mencapai skor yang sangat baik.yang berarti bahwa setiap perusahaan terutama perusahaan

BPR dalam menjalankan perusahaannya harus mampu melaksanakan good corporate governance dengan baik, sehingga perusahaan dapat terus maju dan berkembang.

1.6. Pembahasan

Analisis data menggunakan analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS Versi 16.0. Hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat pengaruh Audit Internal Terhadap Good Corporate Governance.

1.6.1. Audit Internal pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Tasikmalaya Setelah melakukan penelitian, maka audit internal pada Bank Perkreditan Rakyat dikelola dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan

(12)

melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi yang sangat tinggi terhadap pengelolaan risiko, mengevaluasi kecukupan sistem, efektivitas kinerja, meriview opersi perusahaan, terhadap pengendalian internal dan dalam proses governance, dilihat dari jawaban responden selalu mengevaluasi rancangan serta program dalam kinerja agar berjalan dengan efektif,selalu memberikan rekomendasi yang efisien, selalu meningkatkan penilaian untuk tujuan perusahaan dan koordinasi yang baik dalam setiap kerjasama perusahaan dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur, dan menyeluruh.

Audit Internal akan mendorong tercapainya dan bahkan merupakan salah satu karakteristik good corporate governance.

1.6.2. Good Corporate Governance pada Bank Perkreditan Rakyat

Setelah melakukan penelitian, maka good corporate governance pada Bank Perkreditan Rakyat dikelola dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari pengelolaan perusahan yang sesuai dengan pedoman penerapan good corporate governance yang di dalamnya terdapat prinsip Keterbukaan (tranparancy) dilihat dari setiap jawaban respoden selalu menyediakan informasi secara cepat,tepat dan akurat, selalu mengkomunikasikan kebijakan perusahaan dengan proporsional, dalam Akuntabilitas (accountability) selalu meyakini setiap kemampuan organ perusahaan, selalu memerlukan sistem pengendalian internal yang efektif, dalam Pertanggungjawaban (responsibility) selalu berpegang pada etika bisnis, selalu berpegang pada prinsip kehati-hatian, dalam Kemandirian (independency) selalu membuat perencanaan dan pelaksanaan untuk tanggungjawab sosial, selalu melaksanakan fungsi dan tugas sesuai peraturan, dan dalam Kewajaran (fairnes) selalu memberikan akses terhadap informasi, dan selalu memberikan pelayanan yang setara. Sehingga meningkatkan efektivitas pengaturan dan kebijakan pengawasan untuk mewujudkan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan melalui sistim kelembagaan yang lebih kuat, efisien, dan bermanfaat.

1.6.3 Pengaruh Audit Internal terhadap Good Corporate Governance

Di dalam menentukan berapa besar pengaruh dari audit internal terhadap

good corporate governance, maka terlebih dahulu harus diketahui variabel-variabel tersebut, yaitu terdiri dari : variabel-variabel independen (X) adalah audit internal dan variabel devenden (Y) good corporate governance.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh audit internal terhadap good corporate governance, sebelumnya harus mengetahui dahulu besarnya hubungan antara audit internal terhadap good corporate governance dan dinyatakan dengan menggunakan analisis koefisien korelasi.

(a) Analisis Koefisien Korelasi

Dengan menggunakan SPSS diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,935 artinya bahwa audit internal terhadap good corporate governance mempunyai korelasi sebesar 0,935. besarnya nilai koefisien yang diperoleh sebesar 0,935 ini berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel tersebut yaitu berada 0,80 – 1,00.

(13)

Untuk mengetahui besarnya pengaruh audit internal terhadap good corporate governance dicari dengan koefisien determinasi. Rumus yang digunakan adalah :

Koefisien Determinasi (Kd) = r2 x 100 % = (0,935)2 x 100 % = 0,875 x 100 % = 87,5 %

Perhitungan koefisien determinasi menghasilkan nilai Kd = 87,5 %. Ini berarti bahwa sebesar 87,5 % good corporate governance dipengaruhi oleh audit internal dan sisanya sebesar 12,5 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yaitu seperti produktivitas kerja, masih adanya dominasi dari pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.

(c) Pengujian Hipotesis

Sedangkan untuk menguji pengaruh audit internal terhadap good corporate governance, maka dapat digunakan uji t. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yaitu audit internal sebagai variabel independen dengan good corporate governance sebagai variabel dependen.

Berdasarkan hasil analisa yang penulis lakukan diperoleh thitung sebesar 5,293 kemudian thitung ini dibandingkan dengan ttabel pada tingkat keyakinan 95% dan degree of freedom (df) 6-2 = 4 maka diperoleh t tabel sebesar 2,776.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa thitung (5,293) > ttabel (2,776), maka Ho ditolak karena ttabel < thitung artinya : audit internal berpengaruh signifikan terhadap good corporate governance pada BPR di Kota Tasikmalaya.

Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa semakin memadainya pelaksanaan audit internal maka pelaksanaan good corporate governance nya semakin baik.

Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Andrew Chamber, Pickett : 2005 bahwa semakin baik audit internal yang dilakukan maka akan semakin mudah tercapainya good corporate governance, dan sebaliknya jika tidak terdapat audit internal maka good corporate governance pada suatu perusahaan akan sulit tercapai, sebab audit internal merupakan salah satu syarat dalam good corporate governance.

Dimana fungsi audit internal adalah melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian internal, dan proses governance dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur, dan menyeluruh. Sedangkan good corporate governance merupakan faktor yang sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan sebagai syarat mutlak terciptanya perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi sosial dengan prinsip Transparancy,Accountability, Responsibility, Independency, dan Fairness.

(14)

1.6. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1) Audit Internal yang dilakukan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Tasikmalaya telah dilaksanakan dengan sangat baik, hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban masing-masing responden.

2) Good Corporate Governance pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Tasikmalaya termasuk klasifikasi sangat tinngi. Hal ini dibuktikan dari hasil penyebaran kuesioner mengenai good corporate governance yang didasari dengan dimensi transparancy, accountability, responsibility, independency, dan fairness.

3) Dari hasil perhitungan dan analisis, diperoleh bahwa audit internal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap good corporate governance. Hal ini berarti semakin baik audit internal yang dilakukan maka akan semakin mudah tercapainya good corporate governance, dan sebaliknya jika tidak terdapat audit internal maka good corporate governance pada suatu perusahaan akan sulit tercapai, sebab audit internal merupakan salah satu ciri dalam good corporate governance.

1.7. Saran

1) Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bagi pihak perbankan dalam hal ini Bank Perkreditan Rakyat di Kota Tasikmalaya diharapkan 1) auditor tetap mempertahankan sikap objektif dalam melakukan pemeriksaan, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, dan terbatas dari benturan kepentingan serta segala pengaruh atau tekanan, 2) perusahaan lebih meningkatkan koordinasi kerjasama yang efisien, sehinggan good corporate governance dapat dicapai.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan variabel yang sama diharapkan untuk lebih mengembangkan variabel yang dapat mempengaruhi tercapainya good corporate governance. Misalkan dengan mengembangkan variabel yang berkaitan dengan program kegiatan perusahaan dalam pengambilan keputusan yang objektif, yang terhindar dari dominasi pihak manajemen.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Addy, Kuswandi. 2008. Pengaruh Audit Intern dan Prestasi Kerja Karyawan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Pada PDAM S-Priangan Timur. Akmal. 2006. Pemeriksaan Intern (Internal Auditing). Jakarta : PT. Indeks

Kelompok Gramedia.

Amin, Widjaya Tunggal. 2008. Memahami Audit Internal. Jakarta : Harvarindo. Brink, Victor Z. and Horbert Witt. 2001. Modern Intern Auditing Appraising

Operation and Controls. Fourth Edition. John Willey & Sons. New York. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan per 1 September

2007. Jakarta : Salemba Empat.

Ina, Karina. 2007. Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Agency Cost. Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Jakarta.

Konosorium Organisasi Profesi Audit Internal. 2004

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Corporate Governance Indonesia. Jakarta : KNKG.

Leo J. Susilo dan Karlem Simarmata. 2007. Penerapan Good Corporate Governance pada Bank. Bandung : PT. Hikayat Bunia.

Malayu S.P Hasibuan. 2007. Dasar-dasar Perbankan. Cetakan Keenam. Jakarta : Bumi Aksara.

Mohammad Nazir. 2006. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Monk. 2003. Good Corporate Governance.

Mulyadi. 2000. Auditing. Jakarta : Salemba Empat.

Nurna Aziza. 2006. Hubungan antara Resiko Manipulasi Earnings dan Resiko Corporate Governance dengan Perencanaan Audit. Studi Empiris pada Auditor Se-Jawa.

(16)

Pickett, K. H. Spencer. 2004. The Internal Auditor at Work. Cananda. Jhon Willey and Sons Inc.

Sanyoto Gondodinyoto. 2007. Audit Sistem Informasi. Jakarta : Mitra Kencana Media.

Sawyer, Sidney. 2005. Sawyer’s Internal Auditing Audit Internal Sawyer’s. 5th. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Edisi Keempat. Jakarta : Salemba Empat.

Sitompul, Zulkarnaen. 2005. Problematika Perbankan. Bandung : Books Terrace&Library.

Soekrisno, Agoes. 2004. Pemeriksaan Akuntan (Auditing) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sucipto. 2003. Digitized by USU Digital Library.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesembilan. Bandung : CV. Alfabeta.

The Institute of Internal Auditors. 2005. Standard for Professional Practice or Internal Audit.

Tri Gunarsih. 2003. Good Corporate Governance.

Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998. Tentang Pokok-pokok Perbankan. Jakarta : Sinar Grafika.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

BPRS Hikmah Wakilah, hal ini disebabkan oleh tidak disiplinnya nasabah dalam membayar angsuran kepada pihak bank atau pun risiko yang terjadi disebabkan oleh nasabah yang

Selain itu penggunaan warna kain juga berbeda, untuk payungo menggunakan empat warna sebagai warna adat Gorontalo yaitu tilabatayila (Merah, kuning, hijau,

Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara senam asma terhadap peningkatan kekuatan otot pernapasan (p= 0,0005; α= 0 ,05) dan fungsi paru (p= 0,0005; α= 0 ,05) pasien asma

Identifikasi jamur dermatofita pada sela jari kaki pekerja batu alam ditemukan jamur Tricophyton rubrum dan Tricophyton mentagropites dengan prosentas lebih banyak

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penambahan ilmu, kemahiran dan perubahan tingkah laku setelah serangkaian kegiatan

Pada saat pengakuan awal, perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui Laporan Keuangan Laba

Indikator Kinerja Utama merupakan patokan/acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih

Penelitian dari Erviana (2015) didapatkan hasil bahwa mayoritas responden yang diberikan penyuluhan kesehatan dengan media leaflet memiliki pengetahuan cukup,