PENDIDIKAN KEDOKTERAN
DI INDONESIA
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
DOKTER DI INDONESIA
Pendidikan Bebas Pe ndidikan Terarah COME-KIPDI I Sistem Kredit KIPDI II KBK 1896 1963 1974 1978 1985 2005PENDAHULUAN
• Pendidikan dokter telah mengalami perubahan
yang mendasar dalam 10 tahun terakhir:
– Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
yang lebih berkualitas;
– Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
– Globalisasi
• Faktor-faktor tersebut diatas didukung oleh:
– UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS;
– UU RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
– Global Standard for Medical Education-WFME,2003.
– Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
The old world (that we were trained for)
and the new world
OLD WORLD NEW WORLD
Doctors practice primarily as individuals Doctors work predominantly in teams
The doctor is on top within his institution The doctor is part of a complex organisation
Source of knowledge is expert opinion Source of knowledge is systematic review of evidence
Clinical skills are seen as semi-mystical Clinical skills can be audited and managed Most of what doctors need to know is in their
heads
Doctors must use information tools constantly Most medical care is assumed to be beneficial Recognition that the balance between doing
good and harm is fine Doctor patient relationship is essentially
master/pupil
Patient partnership is the norm Patients do not have easy access to the
knowledge base of doctors
Patients have as much access to the evidence base of medicine as doctors
IF MOST OF YOUR PEOPLE KEEP DOING WHAT WORKED IN
THE PAST YOU’RE PROFESSION GOING TO FAIL
THE SIGNIFICANT PROBLEMS WE FACE CANNOT BE SOLVED
AT THE SAME LEVEL OF THINKING WE WERE AT WHEN WE
IMPLIKASI TERHADAP SISTEM
PENDIDIKAN DOKTER
Standar Pelayanan Standard Pendidikan Standar Kompentensi PERUBAHAN KURIKULUMPERUBAHAN PENTING DALAM KURUN
WAKTU 7 TAHUN
• Dari KIPDI II ke Kurikulum Berbasis
Kompetensi (2005)
• Penerapan Standar Pendidikan dan Standar
Kompetensi (2006)
• Uji Kompetensi (2007)
• Internsip (2011)
tudent centred
S
P
I
C
E
S
roblem based
ntegrated
ommunity based
lective driven
ystematic
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
1. Visi, Misi dan Tujuan
2. Program Pendidikan
3. Penilaian Hasil Belajar
4. Mahasiswa
5. Staf Akademik
6. Sumber Daya Pendidikan
7. Evaluasi Program Pendidikan
8. Penyelenggara Program dan Administrasi
Pendidikan
STANDAR KOMPETENSI DOKTER
• Komunikasi efektif
• Keterampilan Klinis
• Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
• Pengelolaan Masalah Kesehatan
• Pengelolaan Informasi
• Mawas Diri dan Pengembangan Diri
• Etika, Moral, Medikolegal dan
KEBIJAKAN
Mahasiswa dididik menjadi self-directed learners.
Dikondisikan menghadapi berbagai permasalahan klinik
sedini mungkin untuk membangun keterampilan klinik dan mengembangkan kemampuan dan sikap professional.
Pembelajaran ilmu humaniora, biomedik, klinik dan
kesehatan masyarakat dilakukan secara terintegrasi.
Kurikulum didesain cukup lentur untuk mempersiapkan
mahasiswa beradaptasi dengan perkembangan iptek dan sistem pelayanan kesehatan yang sangat cepat.
Beberapa tema harus mendapat perhatian yang cukup
seperti: profesionalisme, teknologi informasi, kedokteran
berbasis bukti, hubungan interprofesional, dan
kepemimpinan.
Kurikulum terintegrasi dan dikelola oleh tim lintas disiplin
MODEL KURIKULUM
• Model kurikulum berbasis kompetensi.
• Dilakukan dengan pendekatan terintegrasi
baik horizontal maupun vertikal.
• Berorientasi pada masalah kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat.
ISI KURIKULUM
• Isi kurikulum meliputi prinsip-prinsip metode ilmiah, ilmu biomedik, ilmu kedokteran klinik, ilmu humaniora, ilmu kedokteran komunitas dan ilmu kedokteran keluarga. • Disesuaikan dengan Standar Kompetensi Dokter.
• Kontak efektif secara personal dengan pasien seawal mungkin.
• Selama kontak dimanfaatkan untuk mempelajari interaksi faktor penyebab, patogenesis, faktor fisik dan psikologis, keluarga, komunitas, sosial dan lingkungan yang
Struktur, Komposisi dan Durasi
Kurikulum
• Struktur kurikulum terdiri dari dua tahap, yaitu tahap sarjana kedokteran dan tahap profesi dokter.
• Tahap sarjana kedokteran dilakukan minimal 7 semester dan diakhiri dengan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked).
• Tahap profesi dokter dilakukan minimal 3 semester di RS Pendidikan dan wahana pendidikan lain, serta diakhiri
dengan gelar Dokter (dr).
• Kurikulum dilaksanakan dengan pendekatan/ strategi SPICES.
• Kurikulum pendidikan dokter di tingkat institusi terdiri dari muatan yang disusun berdasar Standar Kompetensi
Dokter dan muatan lokal. Muatan lokal maksimal 20%
TAHAP
AKADEMIK
KEDOKTERAN
DASAR/KLINIK
KEDOKTERAN
KLINIK
KEDOKTERAN KLINIK
KEDOKTERAN
DASAR
TAHAP
PROFESI
BEBERAPA CATATAN
• Dalam pelaksanaan pendidikanperlu diperhatikan
beberapa perkembangan:
– Penekanan pada profesionalisme;
– Integrasi aspek sosial budaya kedalam kurikulum; – Patient centredness;
– Interprofessional relationship; – Perubahan peran dosen;
– Perlunya pengembangan leadership; – Pembiayaan pendidikan.
• Input, proses dan output merupakan satu
Competence
Autonomy
Ethic
Ex
cellence
Humanism
Accoun
tabil
ity
Altruism
Professionalism
Pillars of Professionalism
Modification from Arnold and Stern, 2006DOMAIN OF PATIENT CENTREDNESS
• Individuals, families and
communities
• Health practitioners
• Health care organizations
• Health systems
- Informed and
empowered
-
Competent and
Professional
- Efficient and just
- Supportive and
Improved Health Outcome
HEALTH AND EDUCATION SYSTEM
Inter-professional
Education
Collaborative Practice
NATIONAL HEALTH NEEDS
Fragmented Health System Present and Future Health Workforce Health Workforce Collaborative Practice Ready Strengthened Health System Optimal Health Services NATIONAL CONTEXT
Health and Education System
Quality Cascade
Quality SystemQuality Schools
Quality Graduates
Quality Practice
The Best Health Outcomes
Medical Education System
Accreditation System
Certification System
Sertifikasi Kompetensi Registrasi SIP STR Provinsi/ Kabupaten /Kota Ps 7, ayat(1) Penjelasan Ps 29, ayat(3d) Ps 37, ayat(1) Ijazah FK PS Institusi
Pendidikan Kolegium KKI KesehatanDinas
• AIPKI • Kolegium • IRSPI • FK • KemDikNas • KemKes • Kolegium
Sert Kompetensi Med Dasar Sert Kompetensi Med Spes
•KKI •Div Reg KEMKES Aplikasi : •St.Profesi(Ps 50) •S O P (Ps 50) •St.Yan (Ps 44) •Inf.Consent (Ps 45) •Rekam Med (Ps 46) •Rahasia Ked (Ps48)
•Audit Medis (Ps49 ay2) Stand Dik Prof dr/drg Sertif Kompetensi Registrasi
Kualitas Pelayanan Kesehatan Ps 26 St Dik Profesi Disahkan KKI
Kolegium Ilmu Ked Dasar Kolegium Ilmu Ked Spes
Praktik Kedokteran
Ujian Kompetensi
Nasional
PERAN ORGANISASI PROFESI
• Untuk pendidikan dokter spesialis, menyusun
standar pendidikan dan standar kompetensi.
• Ikut menentukan dan monitoring standar
pendidikan dokter dan standar kompetensi.
• Melaksanakan uji kompetensi.
ISU-ISU TERKINI
• Kualitas pendidikan
– Akreditasi (A, 16; B, 19; C, 11; belum terakreditasi 26. FKG A, 6; B, 6,; C, 2 dan belum akreditasi 11)
– Uji kompetensi
– Disparitas antar program studi
• Kualitas riset
– Jumlah publikasi
• Internsip
• Biaya pendidikan
• Rumah Sakit Pendidikan
JUMLAH INSTITUSI PENDIDIKAN DAN
PROGRAM STUDI DOKTER SPESIALIS
No Institusi Jumlah Prodi Daya Tampung
1 Univ. Airlangga 24 181
2 Univ. Andalas 12 41
3 Univ. Brawijaya 15 94
4 Univ. Diponegoro 16 86
5 Univ. Gadjah Mada 19 134
6 Univ. Hasanuddin 17 143
7 Univ. Indonesia 31 250
8 Univ. Padjajaran 21 150
JUMLAH INSTITUSI PENDIDIKAN DAN
PROGRAM STUDI DOKTER SPESIALIS
No Institusi Jumlah Prodi Daya Tampung
10 Uni. Sebelas Maret 11 70
11 Univ. Sriwijaya 10 74
12 Univ. Sumatera Utara 18 215
13 Univ. Udayana 13 76
14 Univ. Syah Kuala 2
Distribusi Jumlah Dokter Spesialis
Menurut Propinsi Tahun 2010
Rasio per 100.000 penduduk Jumlah Rasio per 100.000 penduduk Jumlah Rasio per 100.000 penduduk Jumlah 1 Dokter Spesialis 9 21,073 12.00 29,452 28.00 76,622 2 Dokter Umum 30 70,242 48.00 117,808 112.00 306,490 3 Dokter Gigi 11 25,755 11.00 26,998 11.00 30,102 4 Perawat 158 369,940 158.00 387,785 158.00 432,369 5 Bidan 75 175,605 75.00 184,075 75.00 205,239 6 Perawat Gigi 16 37,462 16.00 39,269 16.00 43,784 7 Apoteker 9 21,073 12.00 29,452 28.00 76,622 8 Asisten Apoteker 18 42,145 24.00 58,904 56.00 153,245 9 SKM 8 18,731 12.00 29,452 28.00 76,622 10 Sanitarian 10 23,414 15.00 36,815 35.00 95,778 11 Gizi 18 42,145 24.00 58,904 56.00 153,245 12 Keterapian Fisik 4 9,366 6.00 14,726 14.00 38,311 13 Keteknisan Medis 6 14,048 9.00 22,089 21.00 57,467 870,999 1,035,729 1,745,896 TOTAL Tahun 2025 No Jenis Tenaga Tahun 2010 Tahun 2014
1. Perhitungan untuk tahun 2014
a. Pada tahun 2014 sasaran pencapaian UHH adalah 72 tahun.
b. Dengan mengacu kepada Vietnam yang telah mencapai UHH 72 tahun 2. Perhitungan untuk tahun 2025
a. Pada tahun 2025 sasaran pencapaian UHH adalah 73,7 tahun. b. Dengan mengacu kepada China yang telah mencapai UHH 74 tahun
ISU-ISU PENDIDIKAN
DOKTER SPESIALIS
• Kualitas
• Status akreditasi
• Daya tampung
• Pendidikan sub-spesialis/konsultan
• Biaya pendidikan
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
• Penataan manajemen pendidikan
• Peningkatan jumlah dan kualitas SDM
• Peningkatan sarana dan prasarana
• Peningkatan akses terhadap pendidikan
• Peningkatan jumlah dan kualitas riset
• Peningkatan sistem penjaminan mutu
PROGRAM HWS
• Peningkatan kualitas pendidikan kedokteran (Kemdikbud)
Pengembangan Pendidikan Kedokteran
– Program untuk memperkuat unit pendidikan kedokteran (MEU)
– Program sertifikasi pendidikan kedokteran dengan menggunakan sistem TIK (Target : 5000 tenaga pendidik dokter)
– Beasiswa untuk tenaga pendidikan dokter dalam bidang pendidikan kedokteran, kebijakan pendidikan, bioetika dan sosiologi
– Pembentukan Pusat Pengembangan dan Penelitian Pendidikan Kedokteran (P4KN) untuk mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Program Internship
– Pengembangan program internship sebagai implikasi penerapan KBK sejak tahun 2006
– Pilot program dilakukan tahun 2011, di wilayah Sumatera Barat – IDI bekerjasama dengan pimpinan institusi pendidikan dokter telah
menyusun 4 pedoman untuk mendukung pelaksanaan internship
PROYEK HPEQ Mendesaknya peningkatan kualitas tenaga kesehatan di Indonesia Adanya perbedaan kualitas institusi pendidikan kedokteran/Gigi yang ada saat ini
Perlunya harmonisasi kompetensi antar profesi kesehatan untuk memberikan pelayanan publik yg lebih terpadu, akuntabel dan berkualitas
PROGRAM HPEQ
TUJUAN PROGRAM
1. Menjabarkan dan memastikan kompetensi profesional kesehatan melalui akreditasi bagi lembaga-lembaga pelatihan
profesional kesehatan negeri maupun swasta;
2. Mengembangkan prosedur dan standar uji kompetensi dan sertifikasi bagi tenaga profesional kesehatan secara nasional; dan
3. Membangun kapasitas institusi untuk menerapkan standar akreditasi dan sertifikasi melalui hibah kompetisi
peningkatan kualitas pendidikan dokter. TUJUAN UMUM PROYEK :
untuk memperkuat kualitas kebijakan pendidikan profesional untuk bidang kesehatan
Sustainability Produk HWS :
Pengembangan pada Proyek HPEQ
KOMPONEN 1.2
(Pengembangan Standar Program Pendidikan Kesehatan
dan Standar Kompetensi)
KOMPONEN 3
(Program Hibah Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter)
(Peningkatan kualitas pendidikan kedokteran)
Sustainability Produk HWS :
Pengembangan pada Proyek HPEQ
Pedoman pendidikan
Pedoman standardisasi RS satelit dan afiliasi
Grand design Pembelajaran
Jarak Jauh
Revisi standar kompetensi dan
standar pendidikan dokter
Penyusunan naskah akademik
sistem pendidikan dokter
Penyusunan naskah akademik RSP Penyusunan naskah akademik
dosen klinis
Pengembangan e-learning untuk
dosen kedokteran
KOMPONEN 1.2
Sustainability Produk HWS :
Pengembangan pada Proyek HPEQ
Pengembangan e-learning untuk
dosen kedokteran
KOMPONEN 3
Program R & D Proyek HPEQ
KOMPONEN 1.2
PHK – PKPD
• Perbaikan implementasi KBK
• Penguatan Fasilitas Pembelajaran dan Pelatihan • Pengembangan FK
• Penguatan MEU
• Pengembangan capacity building SDM FK • School Development Capacity & International
Reputation