PENDAHULLUAN
Pengertian Teknologi Pertanian
• Encyclopedia Britanica : Agriculture
Technology is application of techniques to
control the growth and harvesting of
Agriculture Production (Aplikasi Teknik di
bidang pertanian yang mengontrol seluruh
proses produksi pertanian)
Mengenal Sistem Pertanian Berbasis IPTEKS
16 Kali Pertemuan
(100 menit/pertemuan
TOPIK (Project Based Learning)
1) Pengertian dan Persiapan Benih
2) Persiapan Lahan
3) Penanaman
4) Pemeliharaan, Pemupukan & Pengairan
5) Panen dan Pasca Panen
AGRONOMIS: Pemilihan BAHAN TANAMAN, PENANAMAN, PEMELIHARAAN TANAH: PENGOLAHAN TANAH, PEMUPUKAN, PENGELOLAAN AIR HPT: PENGENDALIAN OPT PD TANAH, BENIH, BIBIT DAN TANAMAN Eksternal: Cahaya, CH, SUHU, RH
DAN KONDISI TANAH
TP;
ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN TANAH DAN PRODUKSI TANAMAN
PERTUMBUHAN
DAN HASIL
TANAMAN
Internal : GENETIK, HORMONAL, metabolismePERTUMBUHAN
DAN HASIL
TANAMAN
TINGGI
Eksternal: CH, SUHU, RHDAN KONDISI TANAH (sesuai) Internal : GENETIK, HORMONAL (Baik) GAP (GOOD AGRICULTURAL PRACTICES
Apa benih itu?
Benih adalah beginning of life atau awal kehidupan dari suatu tanaman
A. PENGERTIAN BENIH, BIBIT, BAHAN
TANAMAN
Salah satu pembawa sifat Internal/genetik tnm
adalah : Benih, dan bahan tanaman
A. Berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4
Benih
, adalah tanaman ataubagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman.
PENGERTIAN BENIH,
BIBIT DAN BAHAN
•
Menurut UU RI No 12, 1992: Benih dapat
diperoleh dari perkembangan tanaman sec
generatif (biji) dan vegetatif ( bibit, stek, entres
,cangkok, bahan sambungan dan planlet)
• B. Pengertian sec Agronomis: Benih adalah biji
yang digunakan untuk tujuan
penanaman/budidaya.
•
Benih diperoleh dari perkembangan tan sec
generatif
Pollen, stigma, pollination, germination
of pollen
Menurut Sadjad, dalam “Dasar-dasar Teknologi Benih”.(1975, Biro Penataran IPB-Bogor) :
benih
ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen agronomi.Bahan perkembang biakan tan. Sec vegetatif disebut pula : bahan tanaman
Dalam perkembangbiakkan secara
generatif,
bibit
biasanya diperoleh dari benih yang
disemaikan.
Sementara perkembangbiakkan secara vegetatif
bibit dapat diartikan sebagai bagian tanaman yang
berfungsi sebagai alat reproduksi, misalnya umbi,
batang, tunas . cabang, pucuk,daun dan akar
• A. Mutu Fisik Benih
Mutu fisik benih ini berkaitan dengan kondisi fisik
benih secara visual, seperti warna, ukuran,
bentuk, bobot dan tektur permukaan kulit benih.
Tolak ukur yang dijadikan kriteria adalah
keseragaman. Sifat-sifat lain yang diamati adalah
tingkat keutuhan benih (tolak ukur; tingkat
kerusakan benih), tingkat kelembaban benih
(tolok ukur; kadar air benih), dan tingkat
kontaminasi benda lain (tolok ukur; kemurnian
• B. Mutu Fisiologis Benih
Mutu fisiologis benih berkaitan dengan aktivitas
perkecambahan benih, yang di dalamnya terdapat
aktivitas enzim, reaksi-reaksi biokimia serta respirasi
benih. Parameter yang biasa digunakan untuk
mengetahui mutu fisiologis benih ini adalah viabilitas
benih serta vigor benih. Tolak ukur viabilitas benih
yaitu Daya Berkecambah (DB) dan Potensi Tumbuh
Maksimum (PTM), sedangkan tolak ukur vigor benih
yaitu Daya Simpan Benih dan Kekuatan Tumbuh Benih
(Kecepatan Tumbuh Benih).
• C. Mutu Genetik Benih
Mutu benih secara genetik ini barkaitan
dengan susunan kromosom dan DNA benih
serta jenis protein yang ada dalam benih,
dengan tolak ukur kemurnian genetis benih.
Selain itu, tolak ukur lain adalah kemurnian
mekanis benih yaitu persentase kontaminasi
• D. Mutu Pathologis Benih
Tolak ukur dari mutu pathologis benih yang
biasa diginakan adalah status kesehatan
benih. Hal-hal yang diamati untuk mengetahui
status kesehatan benih ini adalah keberadaan
serangan pathogen, jenis pathogen, dan
BENIH DAN BIBIT BERMUTU
• Mutu benih:
• 1. Mutu genetik
•
- Kemurnian sesuai genetik
•
- Kebenaran varietas
• 2. Mutu Fisiologis
•
- Viabilitas tinggi.
• 3. Mutu fisik:
•
- Ukuran (bernas)
•
- Bebas dari campuran benih lain/biji gulma
• 4. Mutu Patologis
- Bebas hama dan penyakit
•
Dalam konteks agronomi, benih dituntut
untuk bermutu tinggi sebab benih harus
mampu menghasilkan tanaman yang
berproduksi maksimum dengan sarana
teknologi yang maju
• Beberapa keuntungan dari penggunaan benih bermutu,
antara lain :
a) menghemat penggunaan benih persatuan luas;
b) b) respon terhadap pemupukan dan pengaruh perlakuan
agronomis lainnya;
• c) produktivitas tinggi karena potensi hasil yang tinggi;
•
d) mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen
yang baik;
•
e) memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit,
umur dan sifat-sifat lainnya jelas; dan
•
f) waktu panennya lebih mudah ditentukan karena
masaknya serentak
Benih yang memiliki mutu baik sangatlah
diperlukan oleh petani maupun penangkar benih.
Agar petani maupun penangkar benih tidak
merasa dirugikan serta mereka memiliki jaminan
kualitas atas benih yang digunakannya, maka
anjuran menggunakan benih bersertifikat
sangatlah penting.
Bagi benih bersertifikat ditetapkan kelas-kelas
benih sesuai dengan urutan keturunan dan
mutunya, antara lain penetapannya sebagai
berikut
• 1.Benih Penjenis (BS) Breeder Seed
Adalah benih yang diproduksi oleh dan di bawah
pengawasan Pemulia Tanaman yang bersangkutan
atau instansinya, dan harus merupakan sumber
untuk perbanyakan benih dasar.
• 2.Benih Dasar (BD) Foundation Seed
Merupakan keturunan pertama dari Benih Penjenis
(BS) atau Benih Dasar yang diproduksi di bawah
bimbingan yang intensif dan pengawasan ketat,
sehingga kemurnian varietas yang tinggi dapat
dipelihara. Benih Dasar diproduksi oleh instansi atau
Badan yang ditetapkan atau ditunjuk oleh Ketua
Badan Benih Nasional, dan harus disertifikasi oleh
Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB
.• 3.Benih Pokok (BP) Stock Seed
Merupakan keturunan dari Benih Penjenis
atau Benih Dasar yang diproduksi dan
dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas
maupun tingkat kemurnian varietas
memenuhi standar mutu yang ditetapkan
serta telah disertifikasi sebagai Benih Pokok
oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih
BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih)
• 4.Benih Sebar (BR) Extention Seed
Merupakan keturunan dari Benih Penjenis, Benih
Dasar atau Benih Pokok, yang diproduksi dan
dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas
maupun tingkat kemurnian varietas dapat
dipelihara, dan memenuhi standar mutu benih
yang ditetapkan serta telah disertifikasi sebagai
Benih Sebar oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu
Benih BPSB
Bibit- unggul :
• Pertumbuhan bibit seragam.
• Menghasilkan bibit yang sehat dengan akar
yang banyak.
• Ketika bibit dipindah, tumbuh lebih cepat,
kokoh dan menghijau
• Tahan hama dan penyaakit
• Produktivitas tinggi, sehingga meningkatkan
pendapatan petani.
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
PERTEMUAN 5
PERTEMUAN 5
PERTEMUAN 5
PERTEMUAN 5
PRINSIP DASAR
PRINSIP DASAR
PRINSIP DASAR
PRINSIP DASAR
PENANAMAN
PENANAMAN
PENANAMAN
PENANAMAN
Menanam adalah suatu kegiatan menempatkan bahan tanam (benih atau bibit) pada media ta-nam, baik media tanah maupun bukan tanah dengan suatu bentuk atau pola tertentu.
Sebagai upaya menunjang keberhasilan kegiatan usahatani, maka ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan menanam yaitu:
Menyiapkan dan menentukan kebutuhan
bahan tanam
Menetapkan jadwal tanam Menentukan pola tanam Menentukan pola tanam Menentukan sistem tanam
B. Menyiapkan dan Menentukan Kebutuhan Bahan Tanam
Kesipan bahan tanam di areal tanam akan sangat menentukan kelancaran kegiatan penanaman, selain kesiapan lahan, tenaga kerja, peralatan dan sarana produksi lainnya. Untuk lokasi penanaman yang jauh dari pembibitan perlu dipikirkan pengangkutan bahan tanam ke areal tanam.
Persiapan Tanam Padi
Areal Pembibitan
Persiapan Pengangkutan
Diangkut ke Areal tanam
Penanaman Persiapan Tanam
Sebagai upaya efisiensi dalam usaha tani, maka dalam kegiatan penanaman perlu ditetapkan berapa banyak kebutuhan bahan tanam yang akan digunakan. Dalam menentukan kebutuhan bahan tanam perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Luas areal yang akan ditanami. Luas areal yang akan ditanami.
Jarak tanam yang digunakan / populasi
per satuan luas.
Tanaman sulaman (tanaman pengganti)
Contoh :
Areal yang akan ditanami = 1 ha = 10.000 m2
Jarak tanam 20 cm x 20 cm = 0,2 m x 0,2 m = 0,04 m2
Kebutuhan bahan tanam = 10.000 m2 / 0,04 m2 x 1
tanaman = 250.000 tanaman
Tanaman yang ditanam di lahan tidak semuanya hidup, Tanaman yang ditanam di lahan tidak semuanya hidup, sehingga perlu diganti (disulam).
Misalnya tanaman yang harus disulam 5%, maka harus disediakan 5/100 x 250.000 tanaman = 12.500
tanaman.
Jadi bahan tanam yang harus disediakan = 250.000 + 12.500 = 262.500 tanaman.
Bahan tanam sering berasal dari benih dan tidak semua benih yang disemai tumbuh menjadi bibit. Kemampuan tumbuh benih disebut dengan daya tumbuh.
Daya tumbuh benih 80% artinya dari 100 benih yang disemai 80 benih tumbuh dan 20 benih mati.
Dari contoh soal di atas jika daya tumbuh benih Dari contoh soal di atas jika daya tumbuh benih hanya 80%, maka jumlah benih yang harus disediakan adalah 100/80 x 262.500 = 328.125 benih.
Jika berat 1000 butir benih setara dengan 25 g, maka benih yang harus disediakan seberat 8,2 kg.
C. Penetapan Jadwal Tanam
Salah satu kegiatan budidaya yang turut berperan dalam menentukan keberhasilan usaha tani adalah penetapan jadwal tanam.
Kegunaan jadwal tanam antara lain:
Menetapkan kapan mulai dan selesainya Menetapkan kapan mulai dan selesainya
kegiatan penanaman.
Merencanakan urutan jenis tanaman yang
akan ditanam selama satu tahun (menen-tukan pola dan sistem tanam).
Jenis Kegiatan Jenis Kegiatan Jenis Kegiatan
Jenis Kegiatan Pelaksanaan KegiatanPelaksanaan KegiatanPelaksanaan KegiatanPelaksanaan Kegiatan
Bersih lahan 4 Desember 2013
Bajak , Garu & Penataan Pematang
5 Desember 2013
Mulai Pembibitan 11 Desember 2013
Tanam
1 Januari 2014
Rencana Kegiatan Penanaman Padi
Tanam
1 Januari 2014
Pengairan 8 Januari (diulang tiap 3 hari); 20 Februari s/d 10 hr menjelang panen)
Pemupukan 15, 26 Januari; 10 Februari 2014
Pengendalian OPT Menyesuaikan Keadaan
D. Penyusunan Pola Tanam
Pola tanam merupakan tata urutan jenis tanaman yang akan ditanam selama satu tahun pada suatu luasan lahan tertentu.
Pola tanam umumnya disusun berdasar keterse-diaan air di lahan dan kebutuhan air tanaman.
Penyusunan pola tanam dimaksudkan tidak hanya untuk menyesuaiakan jenis tanaman dengan ketersediaan air, tetapi juga berperan dalam memutus siklus hama dan penyakit serta membantu stabilitas ketersediaan hara.
Penyusunan Pola Tanam Berdasar Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air Tanaman.
Musim Hujan
Musim Kemarau Musim Kemarau
E. Pengaturan Jarak Tanam
Tanaman harus tercukupi kebutuhannya supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kebutuhan tersebut antara lain cahaya matahari, udara (CO2 dan O2), air dan hara (nutrisi). Guna mencapai hal tersebut maka dalam kegiatan produksi tanaman perlu dilakukan pengaturan produksi tanaman perlu dilakukan pengaturan jarak antar tanaman yang disebut
jarak
Guna memperoleh efisiensi dalam memanfaatkan luasan lahan ada beberapa bentuk jarak tanam:
Bentuk-bentuk Jarak Tanam
Jarak Tanam Bujur Sangkar
Bentuk jarak tanam ini memanfaatkan lahan
1. Jarak Tanam Tunggal (
Single Row
)Bentuk jarak tanam ini memanfaatkan lahan dengan menyusun tanaman sama ke segala sisi. X X X X X X X X X XX X X X X X X X X X X X X X X X X X X XX X X X X X X X X X X X X X X X X X X XX X X X X X X X X X
Jarak Tanam Persegi Panjang (sistem pagar)
Bentuk jarak tanam ini memanfaatkan lahan dengan menyusun tanaman satu sisi lebih panjang dibanding sisi lainnya.
X X X X X X X X X X X XX X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X XX X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X XX X X X X X X X X X X X
Jarak Tanam Segi Tiga Sama Sisi
Bentuk jarak tanam ini memanfaatkan lahan dengan menyusun tanaman jaraknya sama ke segala arah dalam bentuk segitiga.
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1. Jarak Tanam Ganda (
Double Rows
)Jarak Tanam ini dilakukan dengan mengatur letak tanaman hampir sama dengan jarak tanam persegi panjang tetapi pada jarak tertentu dibuat lebih lebar.
Jarak tanam ganda dulunya digunakan untuk tanam perkebunan tetapi sekarang umum digunakan untuk tanaman pangan khususnya digunakan untuk tanaman pangan khususnya padi, yang dikenal dengan sistem tanam
Jajar
Jarak Tanam Ganda Padi “ Jajar Legowo” 2 : 1 (kiri) dan 4 : 1 (kanan)
Sebagai upaya meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan lahan, terutama terhadap keter-sediaan air perlu dilakukan pengaturan sistem tanam pada luasan lahan tertentu.
F. Sistem Tanam
Secara garis besar ada dua sistem tanam yaitu: Sistem Tanam Monokultur
1 1 1 1
Menanam satu jenis tanaman dalam suatu areal tanam pada satu musim tanam.
Monokultur Padi Sawah
Monokultur Karet
Sistem Tanam Polikutur
2 2 2 2
Menanam lebih dari satu jenis tanaman dalam suatu areal tanam pada satu musim tanam atau waktu tertentu.
Polikultur tanaman tahunan (kanan) dan semusim (atas).
Berdasar saat dan susunan tanamannya polikultur dibedakan menjadi:
1. Tumpangsari (
intercropping
)Menanam lebih satu jenis tanaman dalam bentuk barisan dalam suatu areal pada musim tanam (waktu) yang sama.
(waktu) yang sama.
Tanaman cabe, talas dan bawang daun ditanam hampir
Tumpangsari dapat juga dilakukan antara tanaman tahunan dengan tanaman semusim. Tumpang sari ini banyak dilakukan dalam pengembangan
wana
tani
dan dikenal dengan nama budidaya lorong (alley cropping
).Tanaman semusim ditanam Tanaman semusim ditanam Tanaman semusim ditanam Tanaman semusim ditanam di antara tanaman tahunan di antara tanaman tahunan di antara tanaman tahunan di antara tanaman tahunan
sampai tajuk tanaman sampai tajuk tanaman sampai tajuk tanaman sampai tajuk tanaman
tahunan menutup tahunan menutup tahunan menutup tahunan menutup
Tumpangsari tanam-an legum dtanam-an non legum selain dapat meningkatkan hasil juga menunjang ke-tersediaan hara ta-nah .
2. Tumpang Gilir
Menanam satu atau lebih jenis tanaman dalam bentuk barisan segera setelah tanaman sebe-lumnya dipanen, dalam areal tanam yang sama.
Tanaman jagung dipanen, kacang panjang langsung
3. Tanaman Sisipan (
Relay Cropping
)Menanam satu jenis tanaman dalam bentuk barisan beberapa waktu sebelum tanaman pertama dipanen dalam suatu areal tanam.
Menjelang tanaman gandum panen, tanaman kedelai mulai ditanam
4. Tanaman Campuran (
Mixed Cropping
)Menanam beberapa jenis tanaman pada suatu areal yang sama dengan bentuk yang tidak beraturan.
Tidak ada keteraturan jarak maupun jenis