• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL FARMASI UDAYANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL FARMASI UDAYANA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

VOLUME IV, NOMOR 1, JULI 2015

JURNAL FARMASI UDAYANA

VOLUME IV

NOMOR 1

HALAMAN 1 - 103

EDISI JULI 2015

PENERBIT JURUSAN FARMASI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN - BALI

(2)

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 i

JURNAL FARMASI UDAYANA

INFORMASI BAGI PENULIS

DAFTAR ISI

 Deskripsi

 Pembaca

 Editor

 Petunjuk Penulisan

DESKRIPSI

Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh jurusan

Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian

dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif , kreatif,

original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini

meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat.

Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi,

farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat,

teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman

serta evaluasi klinik obat.

PEMBACA

Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika,

farmakologi, kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia

dan statistika

EDITOR

Penanggungjawab

: Dr.rer.nat. I M.A.G. Wirasuta, M.Si., Apt

Ketua Dewan Redaksi

: Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm, M.Si., Apt

Wakil Dewan Redaksi

: Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt

Anggota

Ni Nyoman Wahyu Udayani, S.Farm., M.Sc., Apt

Ni Made Widi Astuti, S.Farm., M.Si.

Mitra Bestari:

Ketua

: Drs. I N.K. Widjaja , M.Si., Apt

Wakil Ketua

: Luh Putu Febryana Larasanty, S.Farm.,M.Sc., Apt

Anggota:

a. Ni PutuAriantari, S.Farm., M.Farm., Apt (Biologi Farmasi)

b. Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti, S.Farm., M.Si., Apt (Teknologi Farmasi)

c. I G. N. Agung Dewantara, S.Farm., M.Sc., Apt (Teknologi Farmasi)

d. Rasmaya Niruri, S.Si., M.Farm.Klin., Apt (Biomedik dan Farmakologi)

e. Ni Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi)

EMAIL

(3)

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 ii

PETUNJUK PENULISAN

PENDAHULUAN

Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1)

topik artikel akan melewati proses review terlebih dahulu oleh editor, dan (2)

artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di

jurnal lain atau media publikasi yang lain.

Tipe artikel

Artikel hasil penelitian

Review article

Naskah review article harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata),

pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih,

daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai

kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan

1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus

diberi halaman 1.

FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN

Conflict of interest

Semua penulis wajib menghindari terjadinya Conflict of interest yang meliputi

pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun

sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung

maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan

Contoh hal yang potensial menyebabkan Conflict of interest antara lain pekerja,

konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau

sumber dana yang lain.

Verifikasi Artikel

Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan

sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak

dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan

semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara

eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan

penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam

bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari

plagiarisme

Konstribusi

Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah,

sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.

(4)

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 iii

Kepemilikan artikel

Semua penulis harus memiliki peran penting pada setiap tahap pengajuan artikel

yang meliputi: (1) konsep dan desain penelitian, pengolahan data atau

menganalisis atau menginterpretasi data, (2) memperbaiki naskah, (3) menyetujui

draf akhir yang akan dipublikasikan

Perubahan penulis

Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah

urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara

lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau

mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh

corresponding author yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan

meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau

diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis

yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas

Bahasa

Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan.

PERSIAPAN

Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli

menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu

kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4.

Struktur Artikel

Sub pokok bahasan-penomoran

Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok

bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya.

Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran.

Pendahuluan

Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci

atau kesimpulan dari hasil penelitian

Bahan dan metode

Ungkapkan bahan dan metode secara terperinci untuk kemungkinan keterulangan

penelitian. Metode yang umum digunakan cukup menunjukkan sumber pustaka,

hanya modifikasi yang relevan yang harus dideskripsikan

Hasil

Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas

Pembahasan

Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan

mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang berlebihan

dari penelitian sebelumnya

(5)

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 iv

Kesimpulan

Kesimpulan utama dari penelitian sebaiknya ditampilkan dalam kalimat yang

singkat dan jelas, yang dapat menjadi bagian tersendiri di dalam pokok bahasan

kesimpulan atau menjadi bagian dari pembahasan atau hasil

Appendik

Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya.

Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan

seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1;

Gambar. A.1

Informasi penting dalam struktur artikel

Judul

Ringkas, jelas dan informatif. Jika dimungkinkan hindari pencantuman persamaan

matematika dan singkatan

Nama penulis dan institusi

Ungkapkan institusi tempat bekerja (tempat dimana penelitian dilakukan) di

bawah nama penulis. Tunjukkan institusi penulis dengan supercript di belakang

nama penulis dan didepan nama institusi. Tuliskan alamat lengkap termasuk kode

pos dan nama kota, jika perlu disertakan alamat email masing-masing penulis

Alamat korespondensi

Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi

semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi.

Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci

harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis

Alamat penulis

Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka

alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat

dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat

utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap

menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic

Abstrak

Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus

menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan

umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak

menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama

penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak

umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu

sendiri

Gambar

Gambar harus dibuat untuk menyimpulkan isi dari artikel secara jelas untuk dapat

menarik perhatian pembaca yang berasal dari berbagai bidang yang berhubungan

(6)

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 v

dengan farmasi. Gambar harus dibuat dalam bagian terpisah dari artikel. Ukuran

gambar: sediakan gambar dengan minimal setara 531x1328 pixel atau lebih, tetapi

dapat tetap terbaca pada layar 200x500 pixel (pada 91 dpi yang sama dengan 5

x13 cm). Program yang digunakan dapat berupa pdfatau MS Word

Kata kunci

Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari

penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya)

Singkatan

Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman

pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada

abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis.

Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel.

Ucapan terima kasih

Cantumkan ucapan terima kasih pada bagian terpisah di bagian akhir artikel

sebelum daftar pustaka, hindari penyertaan ucapan terima kasih pada judul,

sebagai catatan kaki judul atau bagian artikel lainnya. Buatlah rincian orang yang

berkontribusi di dalam penelitian (penerjemah, pengetik atau pembaca dan lain

sebagainya)

Unit

Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang

berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI

Tabel

Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel

dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data

yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain

dari artikel

Daftar pustaka

Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum

dipublikasikan dan personal communication tidak direkomendasikan dimasukkan

di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan In Press menunjukan

bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan

sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan

jurnal ini.

Aturan penulisan pustaka

Daftar pustaka harus diurut berdasarkan alfabetis dan kronologi. Jika terdapat

lebih dari satu sumber yang berasal dari penulis yang sama pada tahun yang sama,

maka harus ditambahkan a, b, c dan seterusnya di belakang tahun terbit.

Penulisan buku

Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit). judul buku: sub judul.

(Edisi [jika bukan edisi pertama}). tempat terbit: penerbit

(7)

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 vi

Contoh:

Buku dengan satu penulis

Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit

Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin

Buku dengan banyak penulis

Dua-enam penulis

Dua penulis: kedua penulis. (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit

Gilbert, R., & Gilbert, P. (1998). Maculinity goes to school. St. Leonards, N.S.W.:

Allen & Unwin

Lebih dari 6 penulis

Setelah nama dan singkatan nama penulis ke-enam gunakan dkk

Buku yang memiliki editor

Broinowski, A. (Ed.) (1990). ASEAN into 1990s. London: Macmillan

Nugent, S.L., Shore, C. (Eds.). (1997). Anthropologyband cultural study. London:

Pluto Press

Buku yang memiliki penulis dan editor

Valery, P. (1957). Oeuvres (J. Hytier, Ed). Paris: Gallimard

Bab yang terdapat di dalam buku

Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul bab:sub judul. editor. judul

buku. (hal. x-y). tempat terbit: penerbit

Artikel jurnal

Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel. singkatan jurnal,

volume (issue), halaman

Skipsi/Tesis/Disertasi

Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul. skrispi/tesis/disertasi.

Universitas, kota

Sumber penulisan singkatan jurnal

Index Medicus journal abbreviations: http//www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html

List of titlle word abbreviations: http//www.issn.org/2-22661-LTWA-online.php

CAS (Chemical Abstract Service): http//www.cas.org/sent.html

Submission checklist

Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir

sebelum artikel dikaji oleh editor.

Satu orang penulis ditunjuk sebagai corresponding author:

 alamat email

 kode pos

 nomor telepon atau fax

Semua file yang dibutuhkan telah diupload

 Kata kunci

(8)

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 vii

 Tabel (termasuk judul, deskrispi, catatan kaki)

Hal selanjutnya yang harus diperhatikan

 Gunakan penomoran baris (tiap 5 baris) untuk memudahkan pengkajian

naskah

 Naskah telah dicek tata bahasa dan pengucapannya

 Pustaka telah ditulis sesuao format di dalam jurnal ini

 Semua pustaka yang ditulis di dalam daftar pustaka disinggung di dalam

teks

 Izin telah didapat dari untuk materi yang memiliki hak cipta yang berasal

dari sumber lain (termasuk web)

SETELAH ARTIKEL DITERIMA

Perbaikan

Naskah yang telah dikoreksi akan dikirimkan kembali dalam bentuk pdf kepada

corresponding author (melalui alamat email) sehingga penulis dapat mengunduh

untuk keperluan pribadi. Gunakan perbaikan ini untuk mengecek urutan

penulisan, mengedit, menyempurnakan dan memperbaiki tulisan, tabel dan

gambar. Pengiriman naskah yang telah diperbaiki menyertakan koreksi pertama

dari editor ini. Perubahan signifikan dari artikel yang disetujui untuk

dipublikasikan dalam jurnal ini harus mendapat persetujuan dari penerbit. Kami

akan berusaha untuk mempublikasikan artikel anda akurat dan cepat sehingga

diharapkan kami menerima hasil koreksi anda paling lambat 5 hari kerja. Sangat

penting koreksi artikel dilakukan dalam satu kali komunikasi sehingga cermati

hal-hal yang harus dikoreksi sebelum dikirimkan kembali ke editor jurnal.

Naskah yang dipublikasikan

Artikel akan diberikan kepada corresponding author dalam bentuk pdf melalui

email. Penulis akan menerima artikel sesuai format yang terbit di dalam jurnal dan

disertai dengan cover jurnal.

(9)

INFORMASI UNTUK PENULIS JULI 2015 viii

DAFTAR ISI

hal

Halaman Judul ………... Deskripsi Jurnal Farmasi Udayana ... Petunjuk Penulisan ... Daftar Isi ……….. Lembar Abstrak ………. i i ii viii ix

1 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Pada Teh Kombucha Lokal Bali ……… 1 2 Pengaruh Waktu Sentrifugasi Krim Santan Terhadap Kualitas Virgin Coconut Oil

(VCO) ……… 4

3 Anti Aterosklerosis Andrografolid dari Sambiloto melalui Mekanisme Antiinflamasi

secara In Silico………. 8

4 Uji Aktivitas Chelating Logam Ion Besi Minuman Gambir Kombucha Lokal Bali

Secara In Vitro yang Berpotensi Untuk Pengobatan Alzheimer ……… 13

5 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Kacang Tanah Dengan Metode Maserasi Terhadap Profil Lipid Pada Tikus Sprague Dawley Diet Lemak Tinggi ……… 18 6 Pengaruh Madu Jamur Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan … 26

7 Data Tanaman Dan Pengobatan Pada Lontar Usada Rare ……… 29

8 Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) Secara In Vitro …… 33 9 Pengaruh Karakteristik Responden Terhadap Minat Beli Produk Sampo Anjing

Pengunjung Pet Shop Wilayah Badung ………. 38

10 Uji Iritasi Gelling Agent Semi Sintetik HPMC pada Kelinci ……… 42

11 Pengaruh Kombinasi Asam Oleat dan Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana (Plumeria alba) sebagai Permeation Enhancer terhadap Karakter Fisik dan

Pelepasan Ketoprofen dari Matriks Patch Transdermal ………. 46

12 Suplementasi Probiotik Terhadap Konsistensi Feses, Frekuensi dan Durasi Diare

Akut pada Anak di RSUP Sanglah ………. 55

13 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Singkong (Manihot utilissima Pohl) terhadap Kadar Gula Darah Mencit Jantan Galur Balb/C yang Diinduksi Aloksan … 61 14 Pemberian Ekstrak Etanol Daun Kedondong Hutan Meningkatkan Berat Ginjal

Mencit Jantan Galur Balb/c ……… 65

15 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Spondias pinnata terhadap Berat Badan

Mencit Betina Galur Balb/c selama Kebuntingan ……… 68

16 Angka Kejadian Anemia pada Pasien Anak Penderita HIV/AIDS di RSUP Sanglah Denpasar ………..

72 17 Potensi lactobacillus sp. yang Diisolasi dari Susu Kuda Sumbawa dalam Mengontrol

Candida albicans Penyebab Kandidiasis ………. 78 18 Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala

(Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi ……….. 83

19 Hasil Skor Indeks Iritasi Primer Natrium Lauril Sulfat 1% sebagai Bahan Baku

Deterjen Sintetik ……… 87

20 Identifikasi Mutasi Gen rpoB Pada Daerah Hulu RRDR Mycobacterium Tuberculosis

Multidrug Resistent Isolat P10 ……… 90

21 Uji Aktivitas Anti Cacing dengan Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda

citrifolia linn.) pada Cacing Gelang Babi ……… 95 22 Profil Stabilitas Fisika Kimia Masker Gel Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis

(10)

Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) Secara In Vitro (Ariani, N. K. M., Astuti, K.W.,

Yadnya-Putra, A.A. G. R.)

33

Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) Secara In Vitro

Ariani, N. K. M. 1, Astuti, K.W. 1, Yadnya-Putra, A.A. G. R.1

1

Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Korespondensi: Ni Kadek Meta Ariani

Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalam Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 703837

Email:

metaariani12@gmail.com

ABSTRAK

Askariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing Ascaris suum Goeze. Penanggulangan askariasis pada babi dilakukan dengan memberikan antelmintik. Albendazole merupakan antelmintik spektrum luas, tetapi mudah menimbulkan resisten dan harga yang relatif mahal. Oleh sebab itu, diperlukan pengembangan potensi tanaman obat tradisional sebagai antelmintik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak etanol biji lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) memiliki aktivitas sebagai vermisidal terhadap cacing Ascaris suum Goeze secara in vitro serta menentukan LC100 dan LT100.

Penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu ekstraksi, uji aktivitas vermisidal, dan analisis data. Uji aktivitas vermisidal dilakukan pada 7 kelompok perlakuan yaitu, kelompok kontrol negatif (suspensi CMC-Na 0,5% b/v); kelompok kontrol positif (suspensi albendazole 0,025% b/v); serta kelompok yang diberikan suspensi ekstrak etanol biji lamtoro 0,25% b/v; 0,5% b/v; 1% b/v; 2% b/v; dan 4% b/v secara berturut-turut. Semua perlakuan diinkubasi pada suhu 37°C, diamati setiap 2 jam selama 40 jam. Data persentase mortalitas cacing dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis diikuti uji Mann-Whitney. Untuk mengetahui nilai LC100 dan LT100 ekstrak etanol biji lamtoro dilakukan

analisis probit.

Ekstrak etanol biji lamtoro konsentrasi 1%b/v; 2%b/v; dan 4%b/v dapat menyebabkan kematian terhadap cacing Ascaris suum Goeze secara bermakna dibandingkan dengan kontrol negatif (p<0,05). Berdasarkan analisis probit ekstrak etanol biji lamtoro memiliki nilai LC100 sebesar 4,24%

b/v dan nilai LT100 sebesar 34,7 jam.

Kata kunci: Vermisidal, Lamtoro, LC100, LT100

1. PENDAHULUAN

Peternakan babi di daerah Bali memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam hubungannya dengan kebiasaan masyarakat serta adat istiadat di Bali (Agustina, 2013). Berdasarkan statistik peternakan, Bali merupakan daerah dengan populasi babi tertinggi kedua di Indonesia setelah Nusa Tenggara Timur, populasi babi di Bali pada tahun 2013 tercatat sebanyak 860.117 ekor (Badan Pusat Statistik, 2013), sehingga perlu pencegahan penyakit pada babi agar penyakit tidak menular secara luas.

Parasit cacing merupakan penyakit yang banyak menyerang babi. Parasit cacing dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak babi. Cacing pada babi akan menurunkan kesehatan tubuh dengan menyerap bahan nutrisi penting dan mengganggu berbagai organ vital sehingga babi akan lebih peka terhadap berbagai penyakit (Agustina, 2013). Parasit cacing yang banyak ditemukan pada ternak babi adalah cacing gelang (Ascaris suum Goeze), cacing nodul (Oesophagostomum spp.), cacing cambuk (Trichuris suis), cacing Strongyloides

(11)

Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) Secara In Vitro (Ariani, N. K. M., Astuti, K.W.,

Yadnya-Putra, A.A. G. R.)

34 ransomi, dan cacing paru-paru (Metastrongylus spp.) (Zajac and Conboy, 2006).

Askariasis merupakan infeksi oleh cacing Ascaris spp. Pada babi, Ascaris suum Goeze merupakan penyebab terjadinya askariasis terutama pada babi muda, yang hidup di usus halus sebagai parasit (Soulsby, 1982). Infeksi parasit cacing pada babi yang berumur 2 bulan dan induk babi bali umur 1-2 tahun masing-masing 60% dan 50%, dengan cacing yang mendominasi masing-masing Ascaris sp. dan Hyostrongylus sp. (Yasa et al., 2010). Hal ini menunjukkan bahwa askariasis yang terjadi cukup tinggi, untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan maka diperlukan pengendalian lebih lanjut (Ardana, 2012).

Penanggulangan askariasis yang menyerang saluran pencernaan hewan ternak babi dilakukan dengan cara memberi obat cacing. Albendazole merupakan salah satu antelmintik modern yang bersifat vermisidal, larvasidal, dan ovisidal (Boes et al., 1998). Pengobatan secara rutin menggunakan antelmintik yang sama dapat menyebabkan risiko terjadinya resistensi. Keadaan tersebut dapat menyebabkan efikasi dan efektifitas obat sebagai antelmintik semakin menurun. Selain itu, pemberian albendazole dapat berdampak negatif bagi kesehatan manusia terutama yang memakan daging ternak yang telah diberi albendazole. Albendazole memiliki harga yang relatif mahal (Ardana dkk., 2012).

Pengobatan dengan menggunakan tanaman herbal menjadi salah satu alternatif untuk mencegah terjadinya askariasis. Hal ini sebagai upaya mendapatkan pengobatan yang mudah didapat, harga yang lebih murah, dan apabila digunakan secara tepat maka efek samping yang ditimbukan lebih kecil. Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas sebagai antelmintik adalah tanaman lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam) de Wit). Dengan demikian uji aktivitas vermisidal ekstrak etanol biji lamtoro pada cacing gelang babi perlu dilakukan untuk mengetahui aktivitas biji lamtoro sebagai vermisidal.

2. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan penelitian

Terdiri dari biji lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) yang diperoleh

dari kawasan Bukit Jimbaran, bahan dasar dibuat ekstrak sebagai sediaan uji. Bahan habis pakai yang digunakan adalah etanol 96% (teknis, Brataco), akuades (Brataco), NaCl fisiologis 0,9% v/v (Otsu), CMC-Na (teknis, Brataco), dan Albendazole (Albenmer C.12 Oral Suspension ®).

2.2 Alat penelitian

Digunakan alat seperti toples, kain flannel, kain kasa, vaccum rotary evaporator (Eyela), neraca analitik (AND), cawan Petri, inkubator (JISICO), botol timbang, penangas air (IKA C-MAG HS 7), desikator, oven,

beaker glass, tabung reaksi, pipet ukur, ballfiller, pinset, batang pengaduk, corong, kertas saring, serta pipet tetes.

2.3 Metode

2.3.1 Pembuatan Ekstrak

Ditimbang 500 gram serbuk simplisia biji lamtoro dan dimaserasi dengan etanol 96% v/v sebanyak 5 L, diaduk, dan dibiarkan selama 24 jam pada suhu kamar, kemudian disaring hingga menghasilkan filtrat dan ampas. Ampas dimaserasi kembali dengan pelarut etanol 96% sebanyak 3,75 L dan perlakuan perendaman kembali ini diulang sebanyak 2 kali. Diuapkan filtrat yang didapat dengan kecepatan 70 rpm, tekanan 0,6 psi menggunakan vaccum rotary evaporator suhu 50°C, sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental ditimbang dan ditentukan rendemennya.

2.3.2 Uji Aktivitas Vermisidal

Uji aktivitas vermisidal secara in vitro menggunakan 7 perlakuan yaitu, kelompok kontrol negatif (suspensi CMC-Na 0,5% b/v); kelompok kontrol positif (suspensi albendazole 0,025% b/v); serta kelompok yang diberikan suspensi ekstrak etanol biji lamtoro 0,25% b/v; 0,5% b/v; 1% b/v; 2% b/v; dan 4% b/v secara berturut-turut. Sebanyak 20 mL larutan uji dipipet dan dimasukkan ke dalam cawan Petri dan diisi cacing sebanyak 5 ekor. Semua perlakuan diinkubasi pada suhu 37°C, diamati setiap 2 jam apakah cacing mati, paralisis atau masih normal. Pengamatan dilakukan selama 40 jam.

Berdasarkan hasil uji aktivitas vermisidal ekstrak etanol biji lamtoro diperoleh data mortalitas cacing Ascaris suum Goeze. Data persentase mortalitas cacing

(12)

Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) Secara In Vitro (Ariani, N. K. M., Astuti, K.W.,

Yadnya-Putra, A.A. G. R.)

35 menggunakan perangkat lunak SPSS dengan uji nonparametrik yaitu Kruskal-Wallis dan uji Mann Whitney. Apabila p<0,05 maka dikatakan berbeda bermakna dan apabila berbeda bermakna dengan kontrol negatif maka dikatan memiliki aktivitas vermisidal. Data persentase mortalitas cacing juga dianalisis dengan analisis probit untuk mengetahui Lethal Concentration (LC100) dan

Lethal Time (LT100).

3. HASIL 3.1 Ekstraksi

Hasil dari ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% v/v memperoleh ekstrak kental sebanyak 19,6275 gram. Rendemen ekstrak kental yang diperoleh adalah 6,5425%.

3.2 Uji Aktivitas Vermisidal

Hasil uji aktivitas vermisidal ekstrak etanol biji lamtoro tersaji pada tabel 1.

Hasil analisis data secara statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat kelompok yang berbeda secara bermakna (p<0,05), selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan antar kelompok dengan.

Uji Mann-Whitney menyatakan bahwa ekstrak etanol biji lamtoro 1% b/v; 2% b/v; dan 4% b/v dapat menyebabkan kematian cacing Ascaris suum Goeze secara bermakna (p<0,05) dibandingkan dengan kontrol negatif. Pada kelompok suspensi ekstrak etanol biji lamtoro konsentrasi 0,25%b/v dan 0,5%b/v tidak memberikan aktivitas sebagai vermisidal yang signifikan. Jadi, konsentrasi ekstrak etanol biji lamtoro 1%b/v; 2%b/v; dan 4% b/v memiliki aktivitas vermisidal Ascaris suum Goeze. Aktivitas ekstrak etanol biji lamtoro konsentrasi 0,025% b/v dan 4% b/v tidak sebanding dengan albendazole 0,025% b/v. Hal ini ditunjukkan dengan persentase mortalitas cacing yang berbeda bermakna terhadap kontrol positif (p<0,05). Ekstrak etanol biji lamtoro konsentrasi 0,25% b/v memiliki aktivitas vermisidal yang lebih rendah daripada albendazole 0,025% b/v, sedangkan konsentrasi 4% b/v memiliki aktivitas vermisidal yang lebih besar daripada albendazole 0,025% b/v.

Tabel 1. Persen mortalitas cacing Ascaris suum Goeze pada uji aktivitas vermisidal ekstrak etanol biji lamtoro pada jam ke-30.

Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf berbeda, menunjukkan berbeda bermakna (p<0,05) pada uji Mann-Whitney.

Berdasarkan perhitungan, ekstrak etanol biji lamtoro memiliki nilai LC100 sebesar

4,24% b/v. Nilai LT100 ditentukan

menggunakan data persentase mortalitas cacing dari ekstrak etanol biji lamtoro konsentrasi 4% b/v karena nilai LC100 yang

didapat mendekati konsentrasi 4% b/v. Hasil perhitungan LT100, menunjukkan ekstrak

etanol biji lamtoro dapat menyebabkan kematian 100% cacing Ascaris suum Goeze dalam waktu 34,7 jam.

4. PEMBAHASAN

Ekstrak dari biji lamtoro telah dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antelmintik. Ekstrak etanol biji lamtoro (Leucaena leucocephala) menunjukkan aktivitas antelmintik pada larva infektif Haemonchus contortus (Ademola and Idowu, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Amanullah (2008) menunjukkan bahwa infusa biji lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) memiliki aktivitas antelmintik pada cacing gelang ayam (Ascaridia galli). Pada penelitian tersebut diperoleh hasil LC100 dan

LT100 infusa biji lamtoro adalah 65,061

gram/100 mL dan 29,750 jam.

No Perlakuan Mortalitas ± SD (%) 1 Kontrol negatif (CMC-Na 0,5% b/v) 0 ± 0 a 2 Kontrol positif (Albendazole 0,025%b/v) 13,33 ± 11,50cd 3 Ekstrak etanol biji

lamtoro 0,25% b/v 20,00 ± 11,50

ab

4 Ekstrak etanol biji

lamtoro 0,5% b/v 26,67 ± 20,00

ab

5 Ekstrak etanol biji

lamtoro 1% b/v 46,67 ± 11,50

bc

6 Ekstrak etanol biji

lamtoro 2% b/v 60,00 ±23,10

d

7 Ekstrak etanol biji

lamtoro 4% b/v 100,00 ± 0

(13)

Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) Secara In Vitro (Ariani, N. K. M., Astuti, K.W.,

Yadnya-Putra, A.A. G. R.)

36 Data yang digunakan dalam analisis data adalah data persentase mortalitas rata-rata cacing Ascaris suum Goeze pada jam ke-30. Data tersebut digunakan karena pada jam ke-30 terjadi kematian cacing sebanyak 100% pertama kali. Waktu pengamatan untuk uji aktivitas vermisidal dilakukan maksimal selama 40 jam, karena merupakan waktu bertahan hidup cacing di luar tubuh inangnya hanya bertahan hingga 40 jam (Faradila dkk., 2013).

Mortalitas cacing Ascaris suum Goeze dalam ekstrak etanol biji lamtoro diduga disebabkan oleh kandungan metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya seperti flavonoid, saponin (Amanullah, 2008), triterpenoid dan tanin (Ademola and Idowu, 2013).

Senyawa flavonoid memiliki efek farmakologi pada pembuluh darah melalui terjadinya vasokontriksi kapiler dan menurunkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini menyebabkan adanya gangguan pembuluh darah sehingga aliran oksigen dan zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup cacing terganggu dan dapat mempercepat kematian cacing. Saponin dapat mengiritasi membran mukosa dan dapat menyebabkan terhambatnya asupan makanan sehingga cacing akan kekurangan energi dan mengakibatkan kematian (Faradila dkk., 2013). Triterpenoid dilaporkan memiliki efek antelmintik yaitu meningkatkan depolarisasi pada otot cacing dan impuls saraf yang berlebihan, sehingga menyebabkan kelumpuhan cacing (Peter, 2008). Senyawa tanin dapat mengikat enzim-enzim yang dihasilkan oleh cacing yang berfungsi untuk penyerapan nutrisi. Terikatnya enzim tersebut menyebabkan penyerapan nutrisi oleh cacing akan terganggu dan dapat menimbulkan defisiensi nutrisi. Akibatnya cacing akan kekurangan nutrisi sehingga cacing tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya akan terhambat dan mengalami kematian (Faradila dkk., 2013). 5. KESIMPULAN

Ekstrak etanol biji lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit.) yang memiliki aktivitas vermisidal adalah konsentrasi 1%

b/v; 2% b/v; dan 4% b/v. Nilai LC100 sebesar

4,24% b/v dan nilai LC100 yaitu 34,7 jam.

DAFTAR PUSTAKA

Ademola, I. O. and S. O. Idowu. (2013). Anthelmintic Activity of Leucaena leucocephala Seed Extract on Haemonchus contorts Infective Larvae. Veterinary record. Vol. 158: 485-486. Amanullah, A. (2008). Uji Daya Anthelmintik

Infus Biji dan Infus Daun Petai Cina (Leucanea leucocephala) Terhadap Cacing Gelang Ayam (Ascaridia galli) Secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.

Agustina, K. K. (2013). Identifikasi dan Prevalensi Cacing Tipe Strongyle pada Babi di Bali. Buletin Veteriner Udayana. Vol. 6, No. 2: 131-138.

Ardana, I. B. K., I. M. Bakta, dan I. M. Damriyasa. (2012). Peran Ovisidal Herbal Serbuk Biji Pepaya Matang dan Albendazole terhadap Daya Berembrio Telur Cacing Ascaris suum secara In Vivo. Jurnal Kedokteran Hewan. Vol. 6, No. 1: 52-53.

Boes, J., L. Eriksen, and P. Nansen. (1998). Embryonisation and Infectivity of Ascaris suum Eggs Isolated from Worms expelled by Pigs Treated with Albendazole, Pyrantel Pamoat, Ivermectin or Piperazine Dihydro Chloride. Veterinary Parasitology. Vol. 75: 181-190.

Badan Pusat Statistik. (2013). Populasi Ternak di Indonesia Tahun 2000-2013. Available from: http://www.bps.go.id/ [Accessed 20th Januari 2015].

Faradila, A. T. E. Agustina, dan D. B. Aswin. (2013). Uji Daya Anthelmintik Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica Less.) terhadap Cacing Gelang (Ascaris suum) secara In Vitro. Malang: Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Hal. 8.

Peter, F. (2008). Plant Systematics : A Phylogenetic Approach. Sunderland: Sinauer Associates Inc. pp. 128.

(14)

Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) Secara In Vitro (Ariani, N. K. M., Astuti, K.W.,

Yadnya-Putra, A.A. G. R.)

37 Soulsby, E. J. L. (1982). Helminths,

Arthrophods and Protoza of Domesticated Animals 7th Ed. London: Bailliere Tindall, pp. 145-148.

Yasa, R., A. K. Wirawan dan I.N. Suyasa. (2010). Prevalensi Infeksi Parasit Cacing dan Eimeria sp pada Babi Bali Desa Sanggalangit Kecamatan Gerogak

Buleleng Bali: Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Bali.

Zajac, A. M. and G. A. Conboy. (2006). Veterinary Clinical Parasitology 7th Edition. Oxford: Blackwell Publising. pp: 108-111.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melakukan pelayanan kesehatan meliputi anamnesis, pemeriksaan kesehatan, pembuatan diagnosa, pemberian terapi, maupun melakukan tindakan medic kepada pasien

Modul Melaksanakan pekerjaan dasar kelistrikan dengan kode ABMR 011.016 -1A berisi materi dan informasi tentang dasar listrik, arus, tegangan, tahanan, hukum Ohm, daya

Dalam semiloka ini, terdapat 18 makalah yang dipaparkan yang merupakan perspektif dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders ) tentang masalah dan solusi kebakaran di

Dari pengumpulan bukti audit didapatkan dari wawancara kepada kepala bagian dan staf yang berhubungan langsung dengan maintenance control center, kueisioner yang telah dibuat dengan

Pengaturan larangan persekongkolan tender selain diatur dalam Undang-Undang Persaingan Usaha juga diatur dalam Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS 8 Inspeksi dilakukan secara visual dan juga dilakukan secara non visual. Inspeksi secara visual dengan melihat perubahan yang

Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan ter Dalam hal

Pemilihan Umum KDH dan WKDH tahun 2011 di Kota Salatiga menyisakan problematika hukum yang perlu dikaji antara lain dalam kaitannya dengan demokrasi prosedural