• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PUBLIK TENTANG PENGELOLAAN DAN POTENSI KORUPSI SUMBER DAYA ALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI PUBLIK TENTANG PENGELOLAAN DAN POTENSI KORUPSI SUMBER DAYA ALAM"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

G e d u n g A r v a L t . 3 J l . R P . S o e r o s o N o . 4 0 B C G o n d a n g d i a M e n t e n g J a k a r t a P u s a t 1 0 3 5 0 T : ( + 6 2 - 2 1 ) 3 9 1 7 8 1 4 F : ( + 6 2 - 2 1 ) 3 1 4 3 8 6 7 w w w . l s i . o r . i d

RILIS SURVEI NASIONAL:

PERSEPSI PUBLIK TENTANG PENGELOLAAN

DAN POTENSI KORUPSI SUMBER DAYA ALAM

Wa k t u s u r v e i :

9 - 1 5 J u l i 2 0 2 1

(2)

• Sumber Daya Alam (SDA) adalah salah satu sektor ekonomi yang mendatangkan pendapatan besar bagi Indonesia. Dalam “Pokok-Pokok APBN 2020” yang diterbitkan Kementerian Keuangan, Penerimaan SDA mencapai Rp160,4 triliun atau sekitar 43,7% dari total PNBP Rp367 triliun. Sementara hingga akhir Februari 2021, SDA menyumbang realisasi PNBP sebesar Rp12,16 triliun atau sekitar 32,6% dari total realisasi PNBP Rp37,34 triliun.

• Beberapa permasalahan yang patut menjadi perhatian dalam kekayaan SDA Indonesia adalah ketimpangan dan pengelolaan SDA. Mengenai ketimpangan, terjadi ketimpangan kekayaan SDA antarprovinsi. Sejumlah provinsi memiliki SDA yang besar sehingga amat bertumpu pada pendapatan dari eksploitasi SDA. Sementara provinsi-provinsi lain hanya memiliki sedikit SDA. Berdasarkan Dana Bagi Hasil (DBH) 2019, Kalimantan Timur, Papua Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Riau tercatat sebagai provinsi-provinsi kaya SDA dengan DBH 2019 berada di atas Rp 1 triliun. Sedangkan NTT, Banten, Jawa Tengah dan Sulawesi Utara hanya mencatatkan DBH kurang dari Rp50 miliar, menandakan sedikitnya SDA di wilayah tersebut.

PENGANTAR

8-Aug-21 2 Survei Nasional

(3)

• Masalah lain adalah pengelolaan usaha SDA. Sejauh ini, pengelolaan SDA dilakukan oleh setidaknya oleh empat pihak, yakni BUMN/BUMD, swasta nasional, swasta multinasional, dan koperasi rakyat. Pengelolaan ini beberapa kali mengundang perhatian publik karena aturan perundangannya yang masih diperdebatkan. Salah satunya UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas (UU Migas) yang beberapa ketentuannya kemudian dibatalkan dan direvisi oleh Mahkamah Konstitusi (MK) karena dinilai memberi kekuasaan yang terlalu besar kepada pihak swasta. Kemudian UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang dibatalkan seluruhnya oleh MK pada 2015, dan kemudian disahkan kembali pada 2019. Isunya masih sama, yakni soal siapa pihak yang paling baik mengelola SDA untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

PENGANTAR

8-Aug-21 3 Survei Nasional

(4)

• Kekayaan SDA suatu wilayah memang tidak selalu berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi, bahkan sebaliknya, dapat merugikan jika tidak dikelola dengan baik. Gejala ini dikenal dengan Kutukan SDA/Natural Resource Course (Sachs & Warner, 1995). Hal serupa juga terjadi di Indonesia. Hasil studi Rahma (2019) menemukan bahwa kutukan SDA juga terjadi di provinsi-provinsi Indonesia. Penyebab terjadinya kutukan SDA ini antara lain karena korupsi pada birokrasi pemerintah, masalah kapasitas dan integritas kepala daerah, dan masalah dalam perizinan. Meski studi tersebut hanya dilakukan pada sektor pertambangan, namun temuannya memberi gambaran tentang bagaimana kekayaan SDA justru dapat menghambat pertumbuhan ekonomi karena korupsi di Indonesia.

PENGANTAR

8-Aug-21 4 Survei Nasional

(5)

• Sejauh ini, masalah korupsi dan pelanggaran lain, khususnya pada sektor SDA telah beberapa kali muncul ke permukaan. Misalnya, kasus ‘Papa minta saham’ yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto dan PT Freeport Indonesia pada 2015, atau kasus ekspor benih lobster yang melibatkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhi Prabowo pada 2020. Namun, seiring dengan memudarnya pemberitaan tentang kasus-kasus tersebut, seolah memudar pula perhatian publik akan potensi korupsi SDA. Padahal, potensi korupsi di bidang SDA masih besar dan publik perlu mengetahuinya.

• Untuk mengetahui persepsi publik tentang pengelolaan dan praktik korupsi yang terjadi pada sektor SDA, LSI menyelenggarakan Survei Opini Publik Nasional tentang Pengelolaan dan Korupsi SDA. Subsektor SDA yang diteliti mencakup tiga subsektor yang memiliki potensi besar di Indonesia, yakni pertambangan, perkebunan, dan perikanan/sumber daya laut.

PENGANTAR

8-Aug-21 5 Survei Nasional

(6)

• Selain itu, persepsi publik yang hendak diketahui juga spesifik pada publik di empat wilayah provinsi berdasarkan kekayaan SDA – tecermin dari Dana Bagi Hasil (DBH) dari SDA 2019 –

serta tingkat korupsi – tecermin dari kasus terpidana korupsi per 100 ribu penduduk1. Keempat

wilayah tersebut adalah:

• Wilayah yang kaya SDA dan tinggi tingkat korupsi, fokus pada Kalimantan Timur. • Wilayah yang kaya SDA dan rendah tingkat korupsi, fokus pada Sumatera Selatan. • Wilayah yang tidak kaya SDA dan tinggi tingkat korupsi, fokus pada Sulawesi Utara. • Wilayah yang tidak kaya SDA dan rendah tingkat korupsi, fokus pada Jawa Tengah.

• Dengan adanya survei di keempat wilayah tersebut, maka kita dapat memperoleh gambaran tentang variasi persepsi publik dari wilayah yang memiliki perbedaan profil.

• Melalui penelitian ini, maka masyarakat dan pengambil kebijakan dapat mengetahui gambaran persepsi publik tentang potensi korupsi dan pengelolaan SDA. Dengan demikian, hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan serta rekomendasi kebijakan untuk meminimalkan korupsi di sektor SDA.

1Terima kasih kepada Zuhairan Yunmi Yunan yang telah menyiapkan data tingkat korupsi dan tingkat SDA per provinsi.

PENGANTAR

8-Aug-21 6 Survei Nasional

(7)

• Dalam situasi pembatasan sosial yang luas diterapkan di hampir seluruh wilayah Indonesia, sulit kita mengetahui secara cepat dinamika persepsi publik atas isu-isu mutakhir dengan mengandalkan survei tatap muka langsung dengan responden. Oleh karena itu, survei menggunakan kontak telepon kepada responden adalah cara yang paling mungkin dilakukan.

• Sampel basis nasional sebanyak 1.200 responden dan dilakukan tambahan sample di empat provinsi yakni Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara masing-masing menjadi 400 responden. Responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Juni 2021.

• Sebanyak 296.982 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh Indonesia pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang 3 tahun terakhir. Secara rata-rata, sekitar 71% di antaranya memiliki nomor telepon. Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 16.782 data, dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 2.580 responden.

• Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis sebanyak 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) ±2.88% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Tambahan sample di empat provinsi dengan jumlah sampel masing-masing 400 responden memiliki toleransi kesalahan ±5% pada tingkat kepercayaan 95%.

METODOLOGI

8-Aug-21 7 Survei Nasional

(8)

FLOWCHART PENARIKAN SAMPEL SURVEI TATAP MUKA

8-Aug-21 8 Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional Desa/kelurahan di tingkat

Provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional

Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK

Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan Ds 1 … Ds n Prov 1 Ds 1 … Ds m Prov k RT1 RT2 RT3 …. RT5 KK1 KK2 Laki-laki Perempuan

Di setiap pedesaan/perkotaan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random

(9)

POPULASI, SAMPEL & SAMPEL FRAME SURVEI TELPON

8-Aug-21 9

Populasi Nasional.

Survei-survei yang dilakukan dengan wawacara tatap muka langsung kepada responden.

Sampel gabungan dipilah menjadi dua kelompok, kelompok yang memiliki nomor telpon kemudian diacak (stratified random sampling) untuk diwawancarai melalui kontak telpon.

Survei-1 Survei-k

Sampel gabungan dari seluruh survei yang dilakukan.

Survei-2

Sampel TIDAK memiliki nomor telpon

Sampel memiliki nomor telpon

(10)

VALIDASI: SAMPEL VS POPULASI

8-Aug-21 10

KATEGORI SAMPEL POPULASI KATEGORI SAMPEL POPULASI

Laki-laki 50.1 50.3 Islam 87.9 87.2 Perempuan 49.9 49.7 Lainnya 12.1 12.8 Pedesaan 51.6 50.2 Jawa 41.8 40.2 Perkotaan 48.4 49.8 Sunda 15.4 15.5 Batak 2.9 3.6 <= 21 tahun 11.2 12.7 Madura 3.1 3.0 22 - 25 tahun 8.6 10.1 Betawi 2.7 2.9 26 - 40 tahun 37.5 37.0 Minang 2.9 2.7 41 - 55 tahun 27.4 25.0 Bugis 3.7 2.7 > 55 tahun 15.3 15.2 Melayu 4.3 2.3 Lainnya 23.1 27.1 GENDER DESA-KOTA USIA AGAMA ETNIS Survei Nasional

(11)

VALIDASI: SAMPEL VS POPULASI

8-Aug-21 11

KATEGORI SAMPEL POPULASI KATEGORI SAMPEL POPULASI

ACEH 1.9 1.9 NUSA TENGGARA BARAT 1.9 1.9

SUMATERA UTARA 5.5 5.5 NUSA TENGGARA TIMUR 2.0 2.0

SUMATERA BARAT 2.0 2.0 KALIMANTAN BARAT 1.8 1.8

RIAU 2.3 2.3 KALIMANTAN TENGAH 0.9 0.9

JAMBI 1.3 1.3 KALIMANTAN SELATAN 1.5 1.5

SUMATERA SELATAN 3.1 3.1 KALIMANTAN TIMUR 1.3 1.3

BENGKULU 0.7 0.7 KALIMANTAN UTARA 0.2 0.2

LAMPUNG 3.2 3.2 SULAWESI UTARA 1.0 1.0

KEPULAUAN BANGKA 0.5 0.5 SULAWESI TENGAH 1.1 1.1

KEPULAUAN RIAU 0.7 0.7 SULAWESI SELATAN 3.4 3.4

DKI JAKARTA 4.0 4.0 SULAWESI TENGGARA 0.9 0.9

JAWA BARAT 18.1 18.1 GORONTALO 0.4 0.4

JAWA TENGAH 13.6 13.6 SULAWESI BARAT 0.5 0.5

D I YOGYAKARTA 1.5 1.5 MALUKU 0.6 0.6

JAWA TIMUR 15.8 15.8 MALUKU UTARA 0.4 0.4

BANTEN 4.5 4.5 PAPUA BARAT 0.3 0.3

BALI 1.6 1.6 PAPUA 1.2 1.2

PROVINSI PROVINSI

(12)

KEPERCAYAAN PADA

PEMERINTAH DALAM

(13)

KEPRIHATINAN TERHADAP MASALAH BANGSA

8/8/2021 Survei Nasional 13

Apakah Ibu/Bapak sangat prihatin, prihatin, tidak prihatin, atau sangat tidak prihatin dengan beberapa hal berikut ini: (%)

26 27 32 43 44 44 65 55 61 53 53 49 7 12 5 3 2 4 0 1 0 0 0 0 3 5 2 1 1 2 0 20 40 60 80 100 120 Perubahan iklim Demokrasi Kerusakan lingkungan Pertumbuhan ekonomi Lapangan kerja Korupsi

Sangat prihatin Prihatin Tidak prihatin Sangat tidak prihati TT/TJ

Masalah korupsi, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi paling banyak mengundang keprihatinan yang tinggi dari publik (sangat prihatin). Sedangkan untuk kerusakan lingkungan, demokrasi, dan perubahan iklim lebih rendah tingkat keprihatinan dari publik.

(14)

KEPERCAYAAN TERHADAP PEMERINTAH DALAM MENGELOLA SDA

8/8/2021 Survei Nasional 14

Apakah Ibu/Bapak sangat setuju, setuju, tidak setuju, atau sangat tidak setuju dengan pernyataan berikut ini: (%)

4 8 7 7 36 63 68 69 43 18 17 15 3 2 0 1 14 9 7 8 0 20 40 60 80 100 120

Pemerintah tidak bisa dipercaya untuk urusan ekonomi maupun lingkungan.

Pemerintah memberi perhatian lebih pada pertumbuhan ekonomi Pemerintah dapat kita percaya untuk menjaga lingkungan Indonesia Pemerintah sedang melakukan yang terbaik untuk menyeimbangkan

antara pertumbuhan ekonomi dan masalah lingkungan

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ

Mayoritas publik bersikap positif terhadap pemerintah dalam menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan masalah lingkungan. Mereka percaya pemerintah dapat menjaga lingkungan, meski mereka juga setuju bahwa pemerintah lebih memperhatikan pertumbuhan ekonomi.

(15)

• Secara umum, publik sangat atau prihatin dengan enam masalah yang ada. Masalah korupsi, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi paling banyak mengundang keprihatinan publik. Sedangkan kerusakan lingkungan, demokrasi, dan perubahan iklim lebih rendah tingkat keprihatinannya.

• Mayoritas publik bersikap positif terhadap pemerintah dalam menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan masalah lingkungan. Mereka percaya pemerintah dapat menjaga lingkungan, meski mereka juga setuju bahwa pemerintah lebih memperhatikan pertumbuhan ekonomi.

TEMUAN

8-Aug-21 15 Survei Nasional

(16)

PERSEPSI TENTANG

PENGELOLAAN SUMBER DAYA

ALAM

(17)

PIHAK YANG PALING PANTAS MENGELOLA

PERUSAHAAN DI BIDANG SUMBER DAYA ALAM

8/8/2021 Survei Nasional 17

Bayangkan jika di wilayah tempat tinggal Ibu/Bapak terdapat usaha eksploitasi sumber daya alam. Menurut Ibu/Bapak, pihak mana yang paling cocok untuk mengelola perusahaan tersebut agar memberi manfaat bagi masyarakat sekitar? (%)

Dua pihak yang dinilai paling pantas mengelola SDA, yakni BUMN dan Koperasi warga. Sedangkan perusahaan swasta lebih sedikit. Paling sedikit yang menjawab perusahaan asing. Untuk pertambangan, penangkapan dan ekspor marggasatwa, dan

pemrosesan/impor sampah lebih banyak yang menjawab BUMN. Sedangkan perkebunan dan penangkapan ikan/sumber daya laut lebih banyak yang menjawab kopersai warga.

29 31 31 32 44 9 14 12 10 11 2 1 2 1 1 38 34 25 22 21 7 5 8 16 6 16 14 21 18 16 0 20 40 60 80 100 120

Penangkapan ikan dan sumber daya laut Perkebunan (kelapa sawit, karet, dll) Pemrosesan dan impor sampah Penangkapan dan ekspor margasatwa (satwa,

tanaman)

Pertambangan (emas, tembaga, batubara, minyak,

pasir, batu) BUMN

Perusahaan Swasta Perusahaan Asing Koperasi Warga

Tidak ada, sumber daya alam seharusnya tidak dieksploitasi, seharusnya dilarang TT/TJ

(18)

• Dua pihak yang dinilai paling pantas mengelola SDA, yakni BUMN dan Koperasi warga.

• Pandangan bahwa BUMN lebih pantas mengelola usaha SDA adalah pada bidang pertambangan (44%), penangkapan dan ekspor margasatwa (32%), dan pemrosesan dan impior sampah (31%). Sedangkan Koperasi Warga paling banyak dinilai cocok mengelola penangkapan ikan dan sumber daya laut (38%).

TEMUAN

8-Aug-21 18 Survei Nasional

(19)

INVESTASI ASING DAN

SUMBER DAYA ALAM

(20)

SIKAP TERHADAP INVESTASI ASING DALAM SEKTOR SDA

8/8/2021 Survei Nasional 20

Apakah Ibu/Bapak sangat setuju, setuju, tidak setuju, atau sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa Pemerintah Indonesia harus membatasi investasi (pemodal) asing dalam sektor (%)

14 17 17 18 21 54 58 58 59 58 13 11 13 10 9 1 1 0 1 0 17 14 12 12 12 0 20 40 60 80 100 120

perdagangan dan impor sampah penangkapan dan ekspor margasatwa perkebunan (misalnya kelapa sawit, karet) penangkapan ikan dan sumber daya laut pertambangan (minyak, gas, emas, batubara, pasir, batu).

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ

Mayoritas publik cenderung setuju pembatasan investasi asing di sektor SDA. Paling banyak yang sangat setuju pembatasan untuk pertambangan dan penangkapan ikan dan sumber daya laut, kemudian perkebunan, penangkapan dan ekspor margasatwa, serta perdagangan dan impor sampah.

(21)

ALASAN JIKA SETUJU DENGAN PEMBATASAN INVESTASI ASING

8/8/2021 Survei Nasional 21

Jika Ibu/Bapak setuju atau sangat setuju dengan salah satu pernyataan di atas, apa alasannya? (%)

4 0 4 9 26 27 30 0 5 10 15 20 25 30 35 TT/TJ Lainnya Perusahaan asing lebih korup daripada perusahaan Indonesia Perusahaan asing menghasilkan polusi lingkungan yang lebih banyak

dibandingkan perusahaan Indonesia

Pendapatan negara akan lebih besar untuk Indonesia jika dikelola oleh orang Indonesia

Indonesia lebih mandiri jika orang Indonesia mengelola kekayaan alamnya sendiri

Perusahaan asing bekerja untuk kepentingan mereka sendiri, tidak bekerja untuk kebaikan rakyat Indonesia

Bagi yang setuju/sangat setuju dengan pembatasan investasi asing, paling banyak beralasan bahwa perusahaan asing bekerja untuk kepentingan mereka sendiri, tidak bekerja untuk kebaikan rakyat Indonesia (30%). Selanjutnya karena Indonesia lebih mandiri jika mengelola sendiri (27%), serta pendapatan Indonesia akan lebih besar jika mengelola sendiri SDA-nya (26%). Sedangkan alasan bahwa perusahaan asing menimbulkan lebih banyak polusi dan korup lebih sedikit disebut (masing-masing 9% dan 4%).

(22)

• Mayoritas publik cenderung setuju pembatasan investasi asing di sektor SDA. Paling banyak yang setuju pembatasan untuk pertambangan dan penangkapan ikan dan sumber daya laut, kemudianperkebunan, penangkapan dan ekspor margasatwa, serta perdagangan dan impor sampah.

• Bagi yang setuju/sangat setuju dengan pembatasan investasi asing, paling banyak beralasan bahwa perusahaan asing bekerja untuk kepentingan mereka sendiri, tidak bekerja untuk

kebaikan rakyat Indonesia (30%). Selanjutnya karena Indonesia lebih mandiri jika mengelola sendiri (27%), serta pendapatan Indonesia akan lebih besar jika mengelola sendiri SDA-nya (26%). Sedangkan alasan bahwa perusahaan asing menimbulkan lebih banyak polusi dan korup lebih sedikit disebut (masing-masing 9% dan 4%).

TEMUAN

8-Aug-21 22 Survei Nasional

(23)
(24)

TREN PERSEPSI TINGKAT KORUPSI

8/8/2021 Survei Nasional 24 70 54 57 38 42 40 40 56 53 60 18 19 15 12 15 14 19 15 12 11 11 25 28 34 32 32 30 22 26 27 1 2 1 15 11 15 12 7 8 2 0 10 20 30 40 50 60 70 80

2016 2017 2018 Ags'20 Sep'20 Okt'20 Nov'20 Des'20 Jun'21 Jul'21

Meningkat

Menurun

Tidak berubah

TT/TJ

Mayoritas publik (60%) menilai tingkat korupsi di Indonesia saat ini meningkat dalam dua tahun terakhir. Dalam sebulan terakhir, persepsi korupsi cenderung meningkat.

Dalam dua tahun terakhir, bagaimana menurut Ibu/Bapak tingkat korupsi di Indonesia saat ini, apakah meningkat, menurun, atau tidak mengalami perubahan? (%)

Catatan: Pada survei 2016-2018 wawancara dilakukan secara tatap muka. Pada survei Agustus 2020-Juli 2021 wawancara melalui telepon.

(25)

PERSEPSI TINGKAT KORUPSI BERDASARKAN SOSIO DEMOGRAFI DAN

WILAYAH

8/8/2021 Survei Nasional 25

BASE Meningkat Menurun

Tidak mengalami perubahan TT/TJ GENDER Laki-laki 50.1 60 12 27 1 Perempuan 49.9 60 10 28 2 USIA <= 21 tahun 11.2 73 6 21 0 22 - 25 tahun 8.6 78 7 9 6 26 - 40 tahun 37.5 58 12 29 1 41 - 55 tahun 27.4 55 13 31 1 > 55 tahun 15.3 55 14 30 1 ETNIS Jawa 41.8 64 8 26 1 Sunda 15.4 65 5 29 0 Batak 2.9 62 11 18 9 Madura 3.1 73 1 26 0 Betawi 2.7 72 7 21 0 Minang 2.9 26 61 13 0 Bugis 3.7 48 5 46 0 Melayu 4.3 47 15 35 3 Lainnya 23.1 53 17 28 2 AGAMA Islam 87.9 61 10 28 1 Lainnya 12.1 50.9 22.5 22.8 3.9

BASE Meningkat Menurun

Tidak mengalami perubahan

TT/TJ

PEKERJAAN

Petani, buruh kasar, tidak tetap, sopir/ojek, PKL,

menganggur 43.0 57 15 27 1

Pegawai (PNS/Swasta), pedagang besar, wiraswasta,

guru/dosen, profesional 23.3 65 8 26 1

Ibu Rumah Tangga 28.1 58 10 29 3

Lainnya 5.6 60 8 28 4 PENDIDIKAN <= SD 30.9 52 11 35 2 SLTP 22.3 62 11 26 1 SLTA 33.9 66 11 21 2 Kuliah 12.8 58 14 27 2 PENDAPATAN < 1 juta 22.2 59 14 26 1 1 juta - < 2 juta 33.1 56 13 28 3 2 - < 3 juta 18.0 67 7 24 1 3 - < 4 juta 11.5 61 12 27 0 =>4 juta 15.3 57 9 32 2

Publik dengan usia lebih muda, etnis Madura dan Betawi, pekerjaan kerah putih, pendidikan dan pendapatan menengah cenderung lebih mempersepsi peningkatan korupsi.

(26)

8/8/2021 Survei Nasional 26 BASE Meningkat Menurun

Tidak mengalami perubahan TT/TJ DESA-KOTA Pedesaan 51.6 58 12 28 2 Perkotaan 48.4 62 11 27 1 WILAYAH SUMATERA 21.3 59 17 20 4 BANTEN 4.5 77 4 19 0 DKI 4.0 82 1 16 1 JABAR 18.1 54 9 37 0 JATENG 13.6 71 5 22 2 JATIM 15.8 63 7 30 0 KALIMANTAN 5.8 45 18 33 4 SULAWESI 7.3 39 16 42 3 LAINNYA 9.6 56 20 23 1 WILAYAH OVERSAMPEL SUMATERA SELATAN 3.1 68 6 24 2 JAWA TENGAH 13.6 71 5 22 2 KALIMANTAN TIMUR 1.3 65 5 28 1 SULAWESI UTARA 1.0 51 20 27 2 BUKAN PROVINSI OVERSAMPLE 81.0 58 13 28 1

PERSEPSI TINGKAT KORUPSI BERDASARKAN SOSIO DEMOGRAFI DAN

WILAYAH

Publik di wilayah perkotaan, terutama di Banten, DKI, dan Jawa Tengah, serta publik di 3 dari 4 wilayah oversample memiliki persepsi peningkatan korupsi yang lebih tinggi.

(27)

• Mayoritas publik nasional (60%) menilai bahwa tingkat korupsi di Indonesia dalam dua tahun terakhir meningkat.

• Publik dari berbagai kategori sosio-demografi sebagian besar menilai bahwa tingkat korupsi dua tahun terakhir meningkat. Publik dengan usia lebih muda, enis Madura dan Betawi, pekerjaan kerah putih, pendidikan dan pendapatan menengah cenderung lebih mempersepsi peningkatan korupsi. Demikian pula publik di wilayah perkotaan, terutama di Banten, DKI, dan Jawa Tengah, serta publik di 3 dari 4 wilayah oversample memiliki persepsi peningkatan korupsi yang lebih tinggi.

TEMUAN

8-Aug-21 27 Survei Nasional

(28)

TINGKAT KORUPSI DI SEKTOR

SUMBER DAYA ALAM

(29)

TINGKAT PENYEBARAN KORUPSI DI BEBERAPA BIDANG

8/8/2021 Survei Nasional 29

Menurut Ibu/Bapak, seberapa luas korupsi terjadi di bidang-bidang berikut: (%)

5 5 6 6 5 9 10 8 11 11 31 31 30 34 35 31 34 37 38 37 21 22 22 23 16 22 17 16 13 15 2 3 3 2 3 2 2 2 2 1 42 39 38 36 41 36 37 37 36 35 0 20 40 60 80 100 120

Impor atau perdagangan sampah Perkebunan karet yang dikelola oleh PTPN (PT Perkebunan Nusantara

-milik pemerintah)

Pertambangan (emas, tembaga, batubara, pasir, batu) yang dikelola oleh penambang berskala kecil

Penangkapan ikan oleh kapal Indonesia Penangkapan dan ekspor margastwa (satwa, tanaman) Perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan Indonesia Perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan asing Pertambangan (emas, tembaga, batubara, pasir, batu) yang dikelola oleh

BUMN/BUMD

Pertambangan (emas, tembaga, batubara, pasir, batu) yang dikelola oleh perusahaan asing

Penangkapan ikan oleh kapal asing

Sangat luas Luas Terbatas Sangat terbatas TT/TJ

Penangkapan ikan oleh kapal asing, pertambangan yang dikelola perusahaan asing dan BUMN/BUMD lebih banyak dinilai sangat luas/luas korupsinya. Kemudian perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan asing dan perusahaan Indonesia, penangkapan dan ekspor margasatwa, penangkapan ikan oleh kapal Indonesia, pertambangan kecil, perkebunan karet PTPN, dan impor atau perdagangan sampah. Cukup banyak yang tidak berpendapat untuk isu ini.

(30)

• Beberapa bidang dinilai lebih tinggi penyebaran korupsinya. Penangkapan ikan oleh kapal asing, pertambangan yang dikelola perusahaan asing dan BUMN/BUMD banyak dinilai sangat luas/luas korupsinya. Kemudian perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan asing dan perusahaan Indonesia, penangkapan dan ekspor margasatwa, penangkapan ikan oleh kapal Indonesia, pertambangan kecil, perkebunan karet PTPN, dan impor atau perdagangan sampah.

TEMUAN

8-Aug-21 30 Survei Nasional

(31)

PERSEPSI PENGELOLAAN DAN POTENSI

KORUPSI PADA TIGA BIDANG:

PERTAMBANGAN, PERKEBUNAN, DAN

PERIKANAN/SD LAUT

(32)

1. PERTAMBANGAN

(33)

PENGETAHUAN TENTANG SEKTOR PERTAMBANGAN

8/8/2021 Survei Nasional 33

Apakah Ibu/Bapak memiliki pengetahuan tentang sektor pertambangan, baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung (melalui teman, keluarga)? (%)

Jika Ibu/Bapak memiliki pengetahuan mengenai sektor pertambangan, Menurut Ibu/Bapak, seberapa patuh perusahaan

pertambangan pada aturan perizinan yang ditetapkan pemerintah? Apakah hampir semua patuh, sebagian besar patuh, hanya sebagian kecil yang patuh, atau hampir tidak ada yang patuh? (% dari yang tahu)

12 88 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ya Tidak TT/TJ

Sekitar 12% publik nasional tahu tentang sektor pertambangan baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung

(melalui teman, keluarga). Dari yang tahu pertambangan, sekitar 48% publik nasional menganggap hanya sebagian kecil atau hampir tidak ada perusahaan pertambangan yang patuh terhadap aturan perizinan.

8 35 45 3 9 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Hampir semua patuh Sebagian besar patuh Hanya sebagian kecil yang patuh Hampir tidak ada yang patuh

TT/TJ

(34)

SIKAP TERHADAP ISU DI BIDANG PERTAMBANGAN

(BASE: RESPONDEN YANG MEMILIKI PENGETAHUAN TENTANG SEKTOR PERTAMBANGAN)

8/8/2021 Survei Nasional 34

Jika Ibu/Bapak memiliki pengetahuan mengenai sektor pertambangan, Seberapa setuju Ibu/Bapak dengan pendapat-pendapat

berikut, apakah sangat setuju, setuju, kurang setuju atau tidak setuju sama sekali? (%)

3 5 10 27 45 53 49 39 24 20 5 1 2 5 14 0 20 40 60 80 100 120

Perusahaan pertambangan tidak merusak lingkungan, jadi kita tidak perlu khawatir dengan masalah ini

Perusahaan pertambangan merusak lingkungan, tetapi manfaat pertambangan (lapangan kerja, infrastruktur) lebih besar daripada

kerusakannya

Elit politik di pemerintahan atau parlemen, baik pusat atau daerah, banyak memiliki keterkaitan dengan industri pertambangan

Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju sama sekali TT/TJ

Dari yang tahu pertambangan, mayoritas publik nasional menilai bahwa ada keterkaitan antara elit politik dan industri pertambangan. Publik terbelah antara yang menilai perusahaan pertambangan merusak lingkungan tetapi memberi manfaat yang lebih besar. Sebagian besar cenderung tidak setuju jika perusahaan dikatakan tidak merusak lingkungan sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

(35)

• Sekitar 12% publik nasional tahu tentang sektor pertambangan baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung (melalui teman, keluarga).

• Dari yang tahu pertambangan, sekitar 48% publik nasional menganggap hanya sebagian kecil atau hampir tidak ada perusahaan pertambangan yang patuh terhadap aturan perizinan.

• Dari yang tahu pertambangan, mayoritas publik nasional menilai bahwa ada keterkaitan antara elit politik dan industri pertambangan. Publik terbelah antara yang menilai perusahaan pertambangan merusak lingkungan tetapi memberi manfaat yang lebih besar. Sebagian besar cenderung tidak setuju jika perusahaan dikatakan tidak merusak lingkungan sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

TEMUAN

8-Aug-21 35 Survei Nasional

(36)

2. PERKEBUNAN

(KELAPA SAWIT, KARET, DAN

LAIN-LAIN)

(37)

PENGETAHUAN TENTANG SEKTOR PERKEBUNAN

8/8/2021 Survei Nasional 37

Apakah Ibu/Bapak memiliki pengetahuan tentang sektor perkebunan, baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung (melalui teman, keluarga)?(%)

Jika Ibu/Bapak memiliki pengetahuan tentang sektor perkebunan, Menurut Ibu/Bapak, seberapa patuh perusahaan

perkebunan pada aturan perizinan yang ditetapkan pemerintah? Apakah hampir semua patuh, sebagian besar patuh, hanya sebagian kecil yang patuh, atau hampir tidak ada yang patuh? (% dari yang tahu)

23 77 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Ya Tidak TT/TJ

Sekitar 23% publik nasional tahu tentang sektor perkebunan, baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung (melalui teman, keluarga). Dari yang tahu Perkebunan, sekitar 52% publik nasional menganggap hampir semua atau sebagian besar perusahaan perkebunan yang patuh terhadap aturan perizinan.

9 43 33 3 11 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Hampir semua patuh Sebagian besar patuh Hanya sebagian kecil yang patuh Hampir tidak ada yang patuh TT/TJ 52%

(38)

SIKAP TERHADAP ISU DI BIDANG PERKEBUNAN

(BASE: RESPONDEN YANG MEMILIKI PENGETAHUAN TENTANG SEKTOR PERKEBUNAN)

8/8/2021 Survei Nasional 38

Jika Ibu/Bapak memiliki pengetahuan tentang sektor perkebunan, Seberapa setuju Ibu/Bapak dengan pendapat-pendapat

berikut, apakah sangat setuju, setuju, kurang setuju atau tidak setuju sama sekali? (%)

3 8 8 55 54 58 35 16 25 01 0 1 6 22 9 0 20 40 60 80 100 120

Perusahaan perkebunan (kelapa sawit, karet) merusak lingkungan, tetapi manfaat perkebunan (lapangan kerja, infrastruktur) lebih besar

daripada kerusakannya

Elit politik di pemerintahan atau parlemen, baik pusat atau daerah, banyak memiliki keterkaitan dengan industri perkebunan Perusahaan perkebunan (kelapa sawit, karet) tidak membahayakan

lingkungan

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ

Dari yang tahu perkebunan, umumnya bersikap positif pada perusahaan perkebunan, yakni tidak membahayakan lingkungan dan perusahaan perkebunan memiliki manfaat yang lebih besar daripada kerusakan yang ditimbulkannya. Meskipun,

(39)

• Sekitar 23% publik nasional Tahu dengan sektor perkebunan, baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung (melalui teman, keluarga). Dari yang tahu Perkebunan, sekitar 53% publik nasional menganggap hampir semua atau sebagian besar Perusahaan Perkebunan yang patuh terhadap aturan perizininan.

• Dari yang tahu perkebunan, umumnya bersikap positif pada perusahaan perkebunan, yakni tidak membahayakan lingkungan dan perusahaan perkebunan memiliki manfaat yang lebih besar daripada kerusakan yang ditimbulkannya. Meskipun, mayoritas publik juga menilai bahwa terdapat keterkaitan antara elit politik dan industri perkebunan.

• Dari yang tahu Perkebunan, sekitar, 66% publik nasional sangat setuju / setuju dengan pendapat “Perusahaan perkebunan (kelapa sawit, karet) tidak membahayakan lingkungan”. Dari yang tahu Perkebunan, sekitar, 58% publik nasional sangat setuju / setuju dengan pendapat “Perusahaan perkebunan (kelapa sawit, karet) merusak lingkungan, tetapi manfaat perkebunan (lapangan kerja, infrastruktur) lebih besar daripada kerusakannya”. Dari yang tahu Perkebunan, sekitar, 62% publik nasional sangat setuju / setuju dengan pendapat “Elit politik di pemerintahan atau parlemen, baik pusat atau daerah, banyak memiliki keterkaitan dengan industri perkebunan”.

TEMUAN

8-Aug-21 39 Survei Nasional

(40)

3. PENANGKAPAN IKAN DAN

SUMBER DAYA LAUT

(41)

PENGETAHUAN TENTANG SEKTOR PERIKANAN

8/8/2021 Survei Nasional 41

Apakah Ibu/Bapak memiliki pengetahuan tentang sektor perikanan, baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung (melalui teman, keluarga)? (%)

Jika tahu, Menurut Ibu/Bapak, seberapa patuh perusahaan perikanan pada aturan perizinan yang ditetapkan pemerintah?

Apakah hampir semua patuh, sebagian besar patuh, hanya sebagian kecil yang patuh, atau hampir tidak ada yang patuh? (%)

13 87 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ya Tidak TT/TJ

Sekitar 13% publik secara nasional tahu tentang sektor perikanan, baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung (melalui teman, keluarga). Dari yang memiliki pengetahuan tentang sektor perikanan, 55% menilai bahwa perusahaan perikanan cenderung patuh pada aturan perizinan.

6 49 34 0 11 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Hampir semua patuh Sebagian besar patuh Hanya sebagian kecil yang patuh Hampir tidak ada yang patuh

TT/TJ

(42)

SIKAP TERHADAP ISU DI BIDANG PENANGKAPAN IKAN

(BASE: RESPONDEN YANG MEMILIKI PENGETAHUAN TENTANG SEKTOR PERIKANAN)

8/8/2021 Survei Nasional 42

Seberapa setuju Ibu/Bapak dengan pendapat-pendapat berikut, apakah sangat setuju, setuju, kurang setuju atau tidak setuju sama sekali? (%) 5 25 21 40 49 76 41 16 2 12 6 0 2 4 0 0 20 40 60 80 100 120

Penangkapan ikan dijalankan dalam skala industri dengan cara yang dapat merusak lingkungan

Masalah utama dalam penangkapan ikan adalah kapal-kapal asing yang menangkap ikan di perairan Indonesia

Penangkapan ikan adalah aktivitas yang perlu dan baik yang biasa dilakukan oleh nelayan perorangan.

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ

Dari yang tahu tentang sektor perikanan, mayoritas cenderung setuju bahwa aktivitas penangkapan ikan yang positif dilakkan oleh nelayan perorangan. Mayoritas setuju bahwa masalah dalam penangkapan ikan kapal asing yang menangkap ikan di Indonesia. Publik cukup terbelah terhadap pada pernyataan penangkapan ikan skala industri yang merusak lingkungan.

(43)

• Sekitar 13% publik nasional tahu tentang sektor perikanan, baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung (melalui teman, keluarga).

• Dari yang tahu, mayoritas 55%, merasa perusahaan perikanan hampir semua/sebagian besar patuh pada aturan perizinan yang ditetapkan pemerintah. Namun, cukup banyak yang menilai tidak patuh, 34%.

• Dari yang tahu tentang sektor perikanan, mayoritas cenderung setuju bahwa aktivitas penangkapan ikan yang positif dilakkan oleh nelayan perorangan. Mayoritas setuju bahwa masalah dalam penangkapan ikan kapal asing yang menangkap ikan di Indonesia. Publik cukup terbelah terhadap pada pernyataan penangkapan ikan skala industri yang merusak lingkungan.

TEMUAN

8-Aug-21 43 Survei Nasional

(44)

POTRET PERSEPSI KORUPSI

DAN PENGELOLAAN SDA

(45)

PIHAK YANG PALING PANTAS

MENGELOLA USAHA SDA

(46)

PIHAK YANG PALING PANTAS MENGELOLA PERUSAHAAN DI

BIDANG SUMBER DAYA ALAM MENURUT WILAYAH

8/8/2021 Survei Nasional 46 BUMN Perusahaan Swasta Perusahaan Asing Koperasi Warga

Tidak ada, SDA seharusnya tidak dieksploitasi, seharusnya dilarang TT/TJ BUMN Perusahaan Swasta Perusahaan Asing Koperasi Warga

Tidak ada, SDA seharusnya tidak dieksploitasi, seharusnya dilarang TT/TJ NASIONAL 31 14 1 34 5 14 44 11 1 21 6 16 SUMATERA SELATAN 37 12 2 42 3 5 57 16 1 19 2 5 JAWA TENGAH 34 11 2 34 9 10 53 13 0 16 6 11 KALIMANTAN TIMUR 32 23 3 32 5 4 24 45 7 7 12 5 SULAWESI UTARA 24 11 2 33 16 14 29 7 5 27 18 14

A.Perkebunan (kelapa sawit, karet, dll) B.Pertambangan (emas, tembaga, batubara, minyak, pasir, batu)

BUMN Perusahaan Swasta Perusahaan Asing Koperasi Warga

Tidak ada, SDA seharusnya tidak dieksploitasi, seharusnya dilarang TT/TJ BUMN Perusahaan Swasta Perusahaan Asing Koperasi Warga

Tidak ada, SDA seharusnya tidak dieksploitasi, seharusnya dilarang TT/TJ NASIONAL 29 9 2 38 7 16 32 10 1 22 16 18 SUMATERA SELATAN 47 8 1 30 7 6 35 5 4 15 32 10 JAWA TENGAH 32 16 5 31 5 11 39 18 1 14 11 16 KALIMANTAN TIMUR 20 19 4 35 6 15 32 10 2 10 15 31 SULAWESI UTARA 14 11 3 40 20 12 23 12 5 19 29 13

C.Penangkapan ikan dan sumber daya laut D.Penangkapan dan ekspor margasatwa (satwa, tanaman)

Publik di empat wilayah terbelah dalam pengelolaan SDA oleh BUMN atau Koperasi Warga. Namun terdapat variasi pada wilayah-wilayah tentang pengelolaan di perkebunan, pertambangan, penangkapan ikan, margasatwa, dan impor sampah. Publik di Sumatera Selatan dan Jawa Tengah terutama lebih setuju pengelolaan pertambangan, penangkapan ikan oleh

BUMN. Publik di Kalimantan Timur lebih banyak yang setuju perusahaan swasta sebagai pengelola usaha pertambangan, dan cukup banyak yang setuju perusahaan swasta mengelola perkebunan, dan penangkapan ikan,.

(47)

LANJUTAN: …PIHAK YANG PALING PANTAS MENGELOLA

PERUSAHAAN DI BIDANG SUMBER DAYA ALAM MENURUT

WILAYAH

8/8/2021 Survei Nasional 47 BUMN Perusahaan Swasta Perusahaan Asing Koperasi Warga

Tidak ada, SDA seharusnya tidak dieksploitasi, seharusnya dilarang TT/TJ NASIONAL 31 12 2 25 8 21 SUMATERA SELATAN 32 18 5 28 8 9 JAWA TENGAH 36 16 3 16 4 25 KALIMANTAN TIMUR 52 12 3 11 11 10 SULAWESI UTARA 23 12 4 22 23 17

E.Pemrosesan dan impor sampah

Publik di empat wilayah terbelah dalam pengelolaan SDA oleh BUMN atau Koperasi Warga. Namun terdapat variasi pada wilayah-wilayah tentang pengelolaan di perkebunan, pertambangan, penangkapan ikan, margasatwa, dan impor sampah. Publik di Sumatera Selatan dan Jawa Tengah terutama lebih setuju pengelolaan pertambangan, penangkapan ikan oleh

BUMN. Publik di Kalimantan Timur lebih banyak yang setuju perusahaan swasta sebagai pengelola usaha pertambangan, dan cukup banyak yang setuju perusahaan swasta mengelola perkebunan, dan penangkapan ikan,.

(48)

• Publik di empat wilayah terbelah dalam pengelolaan SDA oleh BUMN atau Koperasi Warga. Namun terdapat variasi pada wilayah-wilayah tentang pengelolaan di perkebunan,

pertambangan, penangkapan ikan, margasatwa, dan impor sampah. Publik di Sumatera Selatan dan Jawa Tengah terutama lebih setuju pengelolaan pertambangan, penangkapan ikan oleh

BUMN. Publik di Kalimantan Timur lebih banyak yang setuju perusahaan swasta sebagai pengelola usaha pertambangan, dan cukup banyak yang setuju perusahaan swasta mengelola perkebunan, dan penangkapan ikan,.

TEMUAN

8-Aug-21 48 Survei Nasional

(49)

SIKAP TERHADAP INVESTASI

ASING DALAM SEKTOR SDA

(50)

8/8/2021 Survei Nasional 50 78 75 77 75 69 87 88 86 86 86 80 78 79 72 56 87 86 89 82 76 76 67 73 69 66 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

pertambangan (minyak, gas, emas, batubara, pasir, batu)

perkebunan (misalnya kelapa sawit, karet)

penangkapan ikan dan sumber daya laut

penangkapan dan ekspor margasatwa

perdagangan dan impor sampah

Nasional Sumatera Selatan Jawa Tengah Kalimantan Timur Sulawesi Utara

Secara umum warga mayoritas menjawab setuju, baik secara nasional maupun di kelompok warga yang tinggal di Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara.

Apakah Ibu/Bapak sangat setuju, setuju, tidak setuju, atau sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa Pemerintah Indonesia harus membatasi investasi (pemodal) asing dalam sektor (% setuju+sangat setuju)

SEBERAPA SETUJU PEMERINTAH MEMBATASI INVESTASI

ASING DALAM SEKTOR BERIKUT?

(51)

ALASAN JIKA SETUJU DENGAN PEMBATASAN

INVESTASI ASING

8/8/2021 Survei Nasional 51

Jika Ibu/Bapak setuju atau sangat setuju dengan salah satu pernyataan di atas, apa alasannya? (%)

6 0 4 7 30 22 32 4 0 3 10 13 14 57 0 0 3 5 25 28 38 1 0 5 11 24 25 33 4 0 4 9 26 27 30 0 10 20 30 40 50 60 TT/TJ Lainnya Perusahaan asing lebih korup daripada perusahaan Indonesia Perusahaan asing menghasilkan polusi lingkungan yang lebih banyak

dibandingkan perusahaan Indonesia

Pendapatan negara akan lebih besar untuk Indonesia jika dikelola oleh orang Indonesia

Indonesia lebih mandiri jika orang Indonesia mengelola kekayaan alamnya sendiri

Perusahaan asing bekerja untuk kepentingan mereka sendiri, tidak bekerja untuk kebaikan rakyat Indonesia

Nasional

Sumatera Selatan Jawa Tengah Kalimantan Timur Sulawesi Utara

Bagi yang setuju/sangat setuju dengan pembatasan investasi asing, keempat wilayah paling banyak beralasan bahwa perusahaan asing bekerja untuk kepentingan mereka sendiri. Publik di Kaltim paling tinggi yang berpendapat demikian.

(52)

• Mayoritas publik cenderung setuju pembatasan investasi asing di sektor SDA. Paling banyak yang setuju pembatasan untuk pertambangan dan penangkapan ikan dan sumber daya laut, kemudianperkebunan, penangkapan dan ekspor margasatwa, serta perdagangan dan impor sampah. • Mayoritas 78% publik nasional setuju/sangat setuju dengan pernyataan bahwa Pemerintah Indonesia

harus membatasi investasi (pemodal) asing dalam sektor pertambangan (minyak, gas, emas, batubara, pasir, batu). Warga di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur paling banyak yang cenderung setuju dengan pembatasan investasi asing pertambangan.

• Mayoritas 75% publik nasional setuju/sangat setuju dengan pernyataan bahwa Pemerintah Indonesia harus membatasi investasi (pemodal) asing dalam sektor perkebunan (misalnya kelapa sawit, karet). Warga di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur paling banyak yang cenderung setuju dengan pembatasan investasi asing perkebunan. Sedangkan warga Sulut paling sedikit yang cenderung setuju.

• Mayoritas 77% publik nasional setuju/sangat setuju dengan pernyataan bahwa Pemerintah Indonesia harus membatasi investasi (pemodal) asing dalam sektor penangkapan ikan dan sumber daya laut. Warga di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur paling banyak yang cenderung setuju dengan pembatasan investasi asing dalam penangkapan ikan dan sumber daya laut.

TEMUAN

8-Aug-21 52 Survei Nasional

(53)

• Mayoritas 75% publik nasional setuju/sangat setuju dengan pernyataan bahwa Pemerintah Indonesia harus membatasi investasi (pemodal) asing dalam sektor penangkapan dan ekspor margasatwa. Warga di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur paling banyak yang cenderung setuju dengan pembatasan investasi asing pertambangan.

• Mayoritas 69% publik nasional setuju/sangat setuju dengan pernyataan bahwa Pemerintah Indonesia harus membatasi investasi (pemodal) asing dalam sektor perdagangan dan impor sampah. Warga di Sumatera Selatan paling banyak yang cenderung setuju dengan pembatasan investasi asing dalam perdagangan dan impor sampah.

• Bagi yang setuju/sangat setuju dengan pembatasan investasi asing, keempat wilayah paling banyak beralasan bahwa perusahaan asing bekerja untuk kepentingan mereka sendiri. Publik di Kaltim paling tinggi yang berpendapat demikian.

TEMUAN

8-Aug-21 53 Survei Nasional

(54)

PERSEPSI KORUPSI DAN

PENYEBARAN KORUPSI DI

(55)

PERSEPSI TINGKAT KORUPSI

8/8/2021 Survei Nasional 55

Dalam dua tahun terakhir, bagaimana menurut Ibu/Bapak tingkat korupsi di Indonesia saat ini, apakah meningkat, menurun, atau tidak mengalami perubahan? (%)

60 11 27 2 68 6 24 2 71 5 22 2 65 5 28 1 51 20 27 2 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Meningkat Menurun Tidak mengalami perubahan TT/TJ

Nasional Sumatera Selatan Jawa Tengah Kalimantan Timur Sulawesi Utara

Mayoritas publik nasional (60%) menilai bahwa tingkat korupsi di Indonesia dalam dua tahun terakhir meningkat. Persepsi korupsi meningkat lebih besar di Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Terendah di Sulawesi Utara.

(56)

8/8/2021 Survei Nasional 56 40 44 36 49 40 40 42 43 58 49 31 36 22 38 30 52 71 61 71 63 36 36 31 31 31 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan Indonesia

Perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan asing

Perkebunan karet yang dikelola oleh PTPN

Penangkapan ikan oleh kapal asing

Penangkapan ikan oleh kapal Indonesia

Nasional Sumatera Selatan Jawa Tengah Kalimantan Timur Sulawesi Utara

Secara umum persepsi penyebaran korupsi baik di bidang perkebunan, perikanan, pertambangan, impor sampah, dan bidang penangkapan/ekspor marga satwa lebih luas/sangat luas di provinsi Kalimantan Timur dibanding Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Sulawesi Utara.

PERSEPSI PENYEBARAN KORUPSI DI BEBERAPA BIDANG

MENURUT WILAYAH

Menurut Ibu/Bapak, seberapa luas korupsi terjadi di bidang-bidang berikut: (% luas+sangat luas)

(57)

8/8/2021 Survei Nasional 57 36 36 45 48 40 37 40 46 50 43 29 27 39 40 30 55 67 73 61 66 29 33 38 34 30 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Impor atau perdagangan sampah Pertambangan (emas, tembaga, batubara, pasir, batu) yang

dikelola oleh penambang berskala kecil

Pertambangan (emas, tembaga, batubara, pasir, batu) yang dikelola oleh BUMN/BUMD

Pertambangan (emas, tembaga, batubara, pasir, batu) yang dikelola oleh perusahaan asing

Penangkapan dan ekspor margastwa (satwa, tanaman)

Nasional Sumatera Selatan Jawa Tengah Kalimantan Timur Sulawesi Utara

Secara umum, persepsi penyebaran korupsi baik di bidang perkebunan, perikanan, pertambangan, impor sampah, dan bidang penangkapan/ekspor marga satwa lebih luas/sangat luas di provinsi Kalimantan Timur dibanding Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Sulawesi Utara.

… LANJUTAN: PERSEPSI PENYEBARAN KORUPSI DI BEBERAPA

BIDANG MENURUT WILAYAH

Menurut Ibu/Bapak, seberapa luas korupsi terjadi di bidang-bidang berikut: (% luas+sangat luas)

(58)

• Secara umum, persepsi penyebaran korupsi baik di bidang perkebunan, perikanan, pertambangan, impor sampah, dan bidang penangkapan/ekspor marga satwa lebih luas/sangat luas di provinsi Kalimantan Timur dibanding Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Sulawesi Utara.

• Sekitar 40% publik nasional menilai sangat luas/luas penyebaran korupsi di perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan Indonesia. Di antara keempat wilayah, publik Kalimantan Timur paling banyak menilai demikian.

• Sekitar 44% publik nasional menilai sangat luas/luas penyebaran korupsi di perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan asing. Di antara keempat wilayah, publik Kalimantan Timur paling banyak yang menilai luas/sangat luas.

• Sekitar 36% publik nasional menilai sangat luas/luas penyebaran korupsi di perkebunan karet yang dikelola oleh PTPN. Di antara keempat wilayah, publik di Kalimantan Timur paling banyak menilai sangat luas/luas.

• Sekitar 49% publik nasional menilai sangat luas/luas penyebaran korupsi di penangkapan ikan oleh kapal asing. Di antara keempat wilayah, publik di Kalimantan Timur paling banyak menilai sangat luas/luas.

TEMUAN

8-Aug-21 58 Survei Nasional

(59)

• Sekitar 40% publik nasional menjawab sangat luas/luas penyebaran korupsi di penangkapan ikan oleh kapal Indonesia. Di antara keempat wilayah, publik di Kalimantan Timur paling banyak menilai sangat luas/luas.

• Sekitar 36% publik nasional menilai sangat luas/luas penyebaran korupsi di impor atau perdagangan sampah. Di antara keempat wilayah, publik di Kalimantan Timur paling banyak menilai sangat luas/luas.

• Sekitar 36% publik nasional menilai sangat luas/luas penyebaran korupsi di pertambangan (emas, tembaga, batubara, pasir, batu) yang dikelola oleh penambang berskala kecil. Di antara keempat wilayah, publik di Kalimantan Timur paling banyak menilai sangat luas/luas.

• Sekitar 45% publik nasional menilai sangat luas/luas penyebaran korupsi di Pertambangan (emas, tembaga, batubara, pasir, batu) yang dikelola oleh BUMN/BUMD. Di antara keempat wilayah, publik di Kalimantan Timur paling banyak menilai sangat luas/luas.

• Sekitar 48% publik nasional menilai sangat luas/luas penyebaran korupsi di pertambangan (emas, tembaga, batubara, pasir, batu) yang dikelola oleh perusahaan asing. Di antara keempat wilayah, publik di Kalimantan Timur paling banyak menilai sangat luas/luas.

• Sekitar 40% publik nasional menilai Sangat luas/luas Penyebaran korupsi di Penangkapan dan ekspor margastwa (satwa, tanaman). Di antara keempat wilayah, publik di Kalimantan Timur paling banyak menilai sangat luas/luas.

TEMUAN

8-Aug-21 59 Survei Nasional

(60)
(61)

• Secara umum, publik prihatin dengan enam masalah yang ada. Masalah korupsi, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi paling banyak mengundang keprihatinan publik. Sedangkan kerusakan lingkungan, demokrasi, dan perubahan iklim lebih rendah tingkat keprihatinannya. • Dalam hal potensi korupsi SDA, publik menilai bahwa korupsi cukup luas terjadi.

Penangkapan ikan oleh kapal asing, pertambangan yang dikelola perusahaan asing dan BUMN/BUMD banyak dinilai sangat luas/luas korupsinya. Sedangkan bidang lain lebih sedikit yang menilai tingkat keluasan korupsinya.

• Publik di Kalimantan Timur tampak paling banyak menilai luas korupsi di berbagai bidang SDA.

KESIMPULAN

8-Aug-21 61 Survei Nasional

(62)

• Publik tampak memiliki variasi sikap atas siapa yang sebaiknya mengelola usaha SDA. Pihak asing paling banyak menimbulkan sentimen di kalangan publik. Sebaliknya, publik tampak lebih percaya pada BUMN atau koperasi warga.

• Sentimen pada perusahaan asing tampak jelas dalam bentuk persetujuan akan investasi pembatasan asing. Pembatasan ini karena terdapat persepsi bahwa perusahaan asing hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri atau tidak bekerja untuk kebaikan rakyat, serta persepsi bahwa Indonesia akan lebih mandiri, dan mendatangkan pendapatan lebih besar jika mengelola SDA sendiri. Sedangkan efek polusi lingkungan dan korupsi dari perusahan asing sangat sedikit menjadi alasan resistensi pada perusahaan asing.

• Publik cenderung bersikap cukup positif bahwa pemerintah menjaga lingkungan dan berusaha menyeimbangkan masalah lingkungan dengan ekonomi.

KESIMPULAN

8-Aug-21 62 Survei Nasional

(63)

PERTAMBANGAN

• Sekitar 12% publik secara nasional memiliki pengetahuan tentang sektor pertambangan, baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung (melalui teman, keluarga). . Dari yang tahu pertambangan, sekitar 48% publik nasional menganggap hanya sebagian kecil atau hampir tidak ada perusahaan pertambangan yang patuh terhadap aturan perizinan.

• Dari yang tahu tersebut, sikap publik cukup bervariasi tentang perusahaan di sektor pertambangan. Mayoritas menilai bahwa ada keterkaitan antara elit politik dan industri pertambangan. Namun, publik terbelah antara yang setuju dan tidak setuju bahwa perusahaan pertambangan merusak lingkungan tetapi memberi manfaat yang lebih besar. Akan tetapi, ketika dikatakan bahwa perusahaan dikatakan tidak merusak lingkungan sehingga tidak perlu dikhawatirkan, mayoritas publik tidak setuju.

KESIMPULAN

8-Aug-21 63 Survei Nasional

(64)

PERKEBUNAN

• Sekitar 23% publik secara nasional memiliki pengetahuan tentang sektor perkebunan, baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung (melalui teman, keluarga).

• Lebih banyak yang menilai bahwa semua atau sebagian besar perusahaan perkebunan yang patuh terhadap aturan perizinan. Dari yang tahu perkebunan, umumnya bersikap positif pada perusahaan perkebunan, yakni tidak membahayakan lingkungan dan perusahaan perkebunan memiliki manfaat yang lebih besar daripada kerusakan yang ditimbulkannya. Meskipun, mayoritas publik juga menilai bahwa terdapat keterkaitan antara elit politik dan industri perkebunan.

KESIMPULAN

8-Aug-21 64 Survei Nasional

(65)

PERIKANAN DAN SUMBER DAYA LAUT

• Sekitar, 13%, Tahu tentang sektor perikanan, baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung (melalui teman, keluarga).

• Mayoritas, menilai bahwa perusahaan perikanan hampir semua/sebagian besar patuh pada aturan perizinan yang ditetapkan pemerintah. Namun, cukup banyak yang menilai tidak patuh. • Dari yang tahu tentang sektor perikanan, mayoritas cenderung setuju bahwa aktivitas

penangkapan ikan yang positif dilakukan oleh nelayan perorangan. Mayoritas setuju bahwa masalah dalam penangkapan ikan oleh kapal asing yang menangkap ikan di Indonesia. Publik cukup terbelah terhadap pada pernyataan penangkapan ikan skala industri yang merusak lingkungan.

KESIMPULAN

8-Aug-21 65 Survei Nasional

(66)

• Berdasarkan temuan survei ini, maka tampak bahwa korupsi dan masalah lingkungan masih menjadi keprihatinan publik. Meski, masalah ekonomi masih mengundang perhatian yang lebih besar saat ini. Korupsi di berbagai bidang SDA juga dipersepsi luas terjadi pada ketiga bidang yang ditanyakan, yakni pertambangan, perkebunan, dan perikanan.

• Pada ketiga sektor tersebut, publik memiliki pendapat yang cukup kritis meski bervariasi pula antarwilayah. Kepatuhan perusahaan pengelola SDA masih mendapat catatan negatif dari publik karena banyak yang menilai kepatuhan perusahaan tersebut rendah. Publik juga melihat bahwa perusahaan-perusahaan tersebut memiliki hubungan dengan elit politik baik, di pusat maupun daerah. Namun, publik masih menilai bahwa manfaat ekonomi dari adanya usaha SDA itu merupakan keuntungan.

• Publik memiliki sentimen negatif terhadap perusahaan asing yang berbasis kecurigaan. Perusahaan asing dicurigai hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri dan mengurangi kemandirian serta pendapatan nasional Indonesia.

• Ke depan, pemerintah harus mengambil langkah tegas dan profesional atas pengelolaan SDA agar lebih transparan dan akuntabel, serta meluruskan kesalahpahaman yang mungkin terjadi dalam pengelolaan SDA. Pemerintah juga berpeluang mendapat dukungan karena kepercayaan publik pada pemerintah secara umum dalam menjaga lingkungan masih cukup tinggi.

KESIMPULAN

8-Aug-21 66 Survei Nasional

(67)

Referensi

Dokumen terkait

Obyek dalam penelitian ini adalah pengaruh aset pajak tangguhan, diskresioner akrual, tingkat hutang, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan

Bahwa memperhatikan kronologis pencalonan Bakal Pasangan Calon yang diusung oleh PKP Indonesia di Kabupaten Dogiyai sebagai Laporan KPU Provinsi Papua, serta mencermati proses

Maka dari itu, sesuai dengan penjelasan latar belakang diatas, dengan menggunakan Information System Success Model yang memiliki enam dimensi terintegrasi, penelitian ini

Penambahan luas ini sebagai bagian dari komitmen pemerintah kabupaten terutama DKP yang terus melakukan pembangunan dan optimalisasi TPST untuk dapat memenuhi Sidoarjo Zero

yang menjadi objek Jaminan Fidusia dapat dilakukan dengan cara :.. pelaksanaan titel eksekutorial oleh

tujuan, nilai-nilai dan praktik-praktik yang terarah (Menurut Lasswell, 1970).. Kebijakan Bale Seni Ciwasiat adalah melakukan pelatihan diluar jam sekolah

Biaya'operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan untuk pembayaran honorarium, pengadaan bahan, alat tulis kantor, cetak/stensil, fotocopy/penggandaan,

Selain itu, dapat kami sampaikan pula bahwa dalam melaksanakan tugasnya, Komite Remunerasi dan Nominasi mengacu kepada regulasi yang berlaku, diantaranya adalah