• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI TEKANAN SOSIAL KAUM WARIA DI KOTA PALEMBANG SAKYRA VAHSYELI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI TEKANAN SOSIAL KAUM WARIA DI KOTA PALEMBANG SAKYRA VAHSYELI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

TEKANAN SOSIAL KAUM WARIA DI KOTA PALEMBANG

SAKYRA VAHSYELI

07121002105

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)

SKRIPSI

TEKANAN SOSIAL KAUM WARIA DI KOTA PALEMBANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unversitas Sriwijaya

SAKYRA VAHSYELI

07121002105

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(3)
(4)
(5)
(6)

v Universitas Sriwijaya MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“I’m a slow learner, It’s true, but I learn”.

(Sansa Stark)

Always Do Your Best and Let God Do the Next.

(KYRA)

Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1. Orang tua tercinta, Papa Oki Lesmana,

S.E dan Almh. Mama Hendrawati, S.H 2. Adik laki-lakiku tersayang dan keluarga

besar.

3. Sahabat-sahabat terkasih dan teman-teman seperjuangan.

(7)

vi Universitas Sriwijaya KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga diberikan kekuatan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Tekanan Sosial Kaum Waria di Kota Palembang“, sebagai syarat memperoleh gelar persyaratan dalam mencapai derajat Pendidikan Strata I Sosiologidi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff., MSCE., selaku Rektor Universitas Sriwijaya.

2. Bapak Prof. Ir. Zainuddin Nawawi, Ph.D., selaku Wakil Rektor I Universitas Sriwijaya.

3. Bapak Mukhtaruddin, S.E., Ak., M.Si., selaku Wakil Rektor II Universitas Sriwijaya.

4. Bapak Dr. dr. Mohammad Zulkarnain., M.Med.Sc., selaku Wakil Rektor III UniversitasSriwijaya.

5. Bapak Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr., selaku Wakil Rektor IV Universitas Sriwijaya.

6. Bapak Prof. Dr. Kgs. M. Sobri, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.

7. Bapak Prof. Dr. Alfitri, M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sriwijaya

8. Bapak Sofyan Effendi, S.IP., M.Si., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sriwijaya

9. Bapak Dr. Andy Alfatih, MPA., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sriwijaya

10. Ibu Dr. Yunindyawati, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.

(8)

vii Universitas Sriwijaya

11. Ibu Safira Soraida, S.Sos, M.Sos., selaku Sekretaris Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.

12. Ibu Dra. Yusnaini, M.Si selaku Dosen Pembimbing I, terima kasih telah meluangkan waktu disela-sela kesibukannya walaupun berada di luar kota tetapi dengan sangat sabar memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang berarti kepada penulis bagi penyelesaian skripsi ini.

13. Ibu Dra. Eva Lidya, M.Si selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih atas saran-saran yang diberikan demi perbaikan skripsi ini, telah mau meluangkan waktu dan sabar membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

14. Ibu Vieronica Varbi S, S.Sos,.M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih juga atas saran-saran yang diberikan kepada penulis dan mau mendengarkan keluh kesah dari anak bimbingannya pada proses perkuliahan berjalan.

15. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sriwijaya, terima kasih ilmu dan didikan yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa/i serta terima kasih saran-saran yang telah diberikan demi perbaikan skripsi ini.

16. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sriwijaya (Mbak Yuni, Mbak Siska, Ibu Maidah, Ibu Mini, Kak Bowo, Ibu Nining, Kak Ali, Kak Yani dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu) yang telah membantu kelancaran akademik bagi penulis, terima kasih banyak.

17. Kedua orang tua tercinta, Papa dan terutama Almarhumah Mama yang selalu mendo’akan, menasehati, menyemangati, dan mengorbankan segalanya selama hidup demi penulis dan kelancaran pembuatan skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan dan skripsi ini merupakan kebanggaan yang penulis persembahkan untuk mama dan papa.

18. Adik laki-lakiku yang kusayangi M. Syegal Fatio, terima kasih telah menyemangati agar penulis segera wisuda untuk mendapatkan gelar S.Sos yang membanggakan.

(9)

viii Universitas Sriwijaya

19. Seluruh keluarga besar terutama nyaiku yang selalu memberikan do’a yang terbaik serta para keluarga tercinta yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih do’a dan nasihat-nasihatnya.

20. Podioni Tercinta (Tyak, Nantaquh dan Yogi), terima kasih atas dukungan do’a, moral dan bantuan kepada penulis saat proses pembuatan skripsi. Kalian terbaikkkk.

21. Teman- teman satu posko KKN 84 yang telah menjadi bagian dari proses perkuliahan dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

22. Para informan yang baik dan ramah, para waria di kota Palembang (mbak Anggie, mbak Mira, mbak Shinta, mbak Luna dan mbak Icha) serta para informan lainnya, terima kasih karena telah membantu dan meluangkan waktunya dalam penelitian skripsi ini.

23. Teman-teman Jurusan Sosiologi Angkatan 2012. Semoga sukses dan tidak lupa satu sama lain.

Palembang, Juni 2019

Penulis,

(10)

xi Universitas Sriwijaya DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul...i

Halaman Judul ...ii

Halaman Pengesahan ...iii

Halaman Persetujuan ...iv

Motto ...v

Kata Pengantar ...vi

Ringkasan ...ix

Summary ...x

Daftar Isi ...xi

Daftar Tabel ...xiii

Daftar Bagan ...xiv

Daftar Lampiran ...xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah ...6

1.3 Tujuan Penelitian ...6

1.4 Manfaat Penelitian ...6

1.4.1 Manfaat Teoritis ...7

1.4.2 Manfaat Praktis ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIK 2.1 Tinjauan Pustaka ...9 2.2 Kerangka Pemikiran ...13 2.2.1 Tekanan Sosial ...13 2.2.2 Kaum Waria ...14 2.2.3 Teori Labeling ...17 2.2.4 Bagan Pemikiran ...25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ...27

3.2 Lokasi Penelitian ... 27

3.3 Strategi Penelitian ... 27

3.4 Fokus Penelitian ... 28

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.6 Penentuan Informan ... 29

3.7 Peranan Peneliti ... 29

3.8 Keterbatasan Peneliti ... 30

3.9 Unit Analisis Data ... 30

3.10 Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Observasi ... 31

2. Wawancara ... 32

(11)

xii Universitas Sriwijaya

3.11 Teknik Pemeriksaan dan Keabsahaan Data ... 33

3.12 Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Rumah Susun ... 37

4.1.1 Kependudukan ... 39

4.1.2 Pendidikan ... 39

4.2 Profil Rumah Susun ... 40

4.2.1 Kondisi Kawasan ... 40

4.3 Gambaran Umum Informan ... 41

4.3.1 Informan Utama... 41

4.3.2 Informan Pendukung ... 44

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Bentuk Tekanan Sosial Kaum Waria ... 48

5.1.1 Pelabelan Negatif Pada Waria ... 49

5.1.2 Diskriminasi Pekerjaan ... 52

5.1.3 Penolakan Dan Kekerasan Fisik ... 56

5.1.4 Diusir Dari Rumah... 63

5.2 Upaya Waria Menghadapi Tekanan Sosial... 67

5.2.1 Berinteraksi Dan Menjaga Sikap ... 67

5.2.2 Lari Dari Rumah ... 72

5.2.3 Mengembangkan Keterampilan ... 76

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 79

6.2 Saran ... 79

(12)

xiii Universitas Sriwijaya DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Informan Utama ... 42

Tabel 4.2 Jenis Pekerjaan dan Penghasilan ... 43

Tabel 4.3 Status Tempat Tinggal Waria ... 43

(13)

xiv Universitas Sriwijaya DAFTAR BAGAN

(14)

xv Universitas Sriwijaya DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto-Foto Penelitian Lampiran 2. Pedoman Wawancara Lampiran 3. Transkrip Wawancara

Lampiran 4. Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 6. Kartu Bimbingan Skripsi

(15)
(16)
(17)

1 Universitas Sriwijaya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstruksi sosial gender senantiasa beraneka ragam, tidak melulu lelaki dan perempuan saja. Individu yang terlahir sebagai lelaki biologis tidak semuanya tunduk pada konstruksi gender lelaki secara sosial-budaya. Mereka memilih atau mengkonstruksi sendiri perilaku dan identitas gendernya, dan masyarakat pun dengan berbagai derajat penerimaan mengenali mereka sebagai banci (Melayu) dan istilah-istilah lainnya yang belum semuanya dikenali bahkan oleh para peneliti gender dan seksualitas pun. Belum lagi adanya orang-orang yang interseks, yang dalam derajat tertentu memiliki (sebagian) ciri-ciri kelamin biologis lelaki atau perempuan dalam berbagai kombinasi, yang seringkali disebut juga dengan istilah-istilah tadi (Oetomo, 2006:2). Konstruksi gender yang lain tersebut dapat kita kenali sebagai perempuan yang berpenampilan laki-laki (tomboy) dan laki-laki yang berpenampilan seperti perempuan (waria). Belum lagi identitas seksual lain yang tidak sempat kita kenali dan pada kenyataannya mereka ada serta berusaha bertahan hingga sampai sekarang ini.

Pengertian yang sederhana, waria diketahui sebagai individu yang memiliki jenis kelamin laki-laki tetapi berdandan dan berperilaku seperti layaknya seorang perempuan (Atmojo, 1987:2-4). Meskipun demikian, kebanyakan dari anggota masyarakat belum mengetahui secara pasti apa itu waria. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui dengan sedikit sekali tentang waria lalu secara sepihak berpandangan bahwa menjadi waria adalah perilaku yang menyimpang dan menyalahi kodrat serta melanggar norma-norma agama.

Konteks status sosial ekonomi kaum waria dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan, yaitu waria yang bekerja sebagai pelacur dan waria non pelacur. Kaum waria yang non pelacur biasanya bekerja sebagai penata rias di salon kecantikan, berdagang, mengamen, penyanyi kafe/klub dan lain sebagainya. Kenyataan yang dihadapi oleh kaum waria, adalah mereka harus mampu menjadi

(18)

2 Universitas Sriwijaya

waria, bukan laki-laki ataupun perempuan (Koeswinarno, 2004). Bagaimana mereka melihat diri mereka jauh lebih penting dibanding mereka melihat dunia mereka sebagai dunia yang terisolir dan terpojok atau perjuangan kelas dan rasial. ”Menjadi waria” bukanlah semata-mata berperilaku sebagai perempuan, tetapi sejauh mana perilaku itu dapat diterima oleh masyarakat sebagaimana masyarakat menerima perilaku laki-laki atau perempuan (Weeks dalam Koeswinarno, 2004). Sikap menerima dengan penuh ikhlas dan tabah dari hal-hal tragis yang tidak mungkin dielakkan dapat mengubah pandangan individu dari semula yang diwarnai penderitaan menjadi pandangan yang mampu melihat makna dan hikmah dari penderitaan. Penderitaan memang dapat memberikan makna dan guna apabila individu dapat mengubah sikap terhadap penderitaan menjadi lebih baik (Bastaman, 2007).

Setiap individu menginginkan dirinya menjadi makhluk yang bermartabat, terbebas dari penderitaan dan berguna bagi dirinya, keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat sekitarnya. Kaum waria juga menginginkan suatu cita-cita dan tujuan hidup yang penting dan jelas yang akan diperjuangkan dengan penuh semangat, sebuah tujuan hidup yang menjadi arahan segala kegiatannya (Stevanus Colonne dan Rika Eliana, 2005). Mereka pun ingin dicintai dan mencintai orang lain, karena dengan demikian mereka akan merasa berarti dan merasa bahagia. Mereka mendambakan dirinya sebagai orang yang bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, serta menjadi orang yang mampu menentukan sendiri apa yang akan dilakukannya dan apa yang paling baik bagi dirinya dan lingkungannya, (Stevanus Colonne dan Rika Eliana, 2005).

Menurut Seligman (2005), menjadi waria adalah suatu proses antara waria dengan ruang sosial di mana ia hidup dan dibesarkan. Proses ini dilalui dengan berbagai tekanan-tekanan sosial untuk kemudian direspon, sehingga pada akhirnya akan membawa seorang waria kepada kebahagiaan. Kebahagiaan merupakan suatu yang dianggap penting dan didambakan oleh setiap individu, termasuk waria. Keberhasilan seseorang dalam menemukan kebahagiaan akan menimbulkan penghayatan kebahagiaan. Yakni suatu keadaan yang menjadikan individu bersemangat dalam menjalani kehidupan ini. Kebahagiaan lebih dari sekedar

(19)

3 Universitas Sriwijaya

sebuah tujuan, tapi kebahagiaan berguna untuk kesehatan, kreatifitas, pendapatan dan evaluasi tempat kerja.

Permasalahannya tidak sekedar menyangkut masalah moral dan perilaku yang dianggap tidak wajar, namun merupakan dorongan seksual yang sudah menetap dan memerlukan penyaluran (Kartono dalam Koeswinarno, 2004). Berbagai dorongan seksual waria belum sepenuhnya dapat diterima oleh masyarakat, secara normatif tidak ada kelamin ketiga di antara laki-laki dan perempuan (Koeswinarno, 2004). Akibat penyimpangan perilaku yang mereka tunjukkan mereka juga dihadapkan pada konflik sosial dalam berbagai bentuk pelecehan. Belum semua anggota masyarakat termasuk keluarga mereka sendiri, dapat menerima kehadiran seorang waria dengan wajar sebagaimana jenis kelamin lainnya.

Berperilaku menjadi waria selalu memiliki banyak resiko. Waria dihadapkan pada berbagai masalah, yakni dianggap sebagai lelucon sosial bahkan berbuah penolakan sosial oleh sebagian besar masyarakat. Yang lebih disayangkan lagi, beban paling berat di dalam diri seorang waria adalah beban psikologis yaitu perjuangan mereka menghadapi gejolak kewariaannya terhadap kenyataan di lingkungan keluarganya. Perlakuan keras dan kejam oleh keluarga karena malu mempunyai anak seorang waria kerap kali mereka hadapi. Meskipun tidak semua waria mengalami hal seperti itu, tetapi kebanyakan keluarga tidak mau memahami keadaan mereka sebagai waria (Oetomo, 2003:290).

Kehadiran seorang waria di dalam sebuah keluarga seringkali dianggap sebagai aib, sehingga waria senantiasa mengalami tekanan-tekanan sosial, di dalam pergaulan mereka juga menghadapi konflik-konflik dalam berbagai bentuk, dari cemoohan, pelecehan hingga pengucilan (Koeswinarno, 2004). Menurut Ira Hairida Yuliani (2016) yang meneliti proses sosialisasi antara ani-ani dan mbuk dalam komunitas waria di Palembang dengan menggunakan perspektif interaksionisme simbolik mengatakan meskipun tidak ada jumlah pasti, waria merupakan salah satu gejala sosial yang dekat dengan masyarakat. Namun, sebagian besar masyarakat menganggap waria sebagai penyimpangan perilaku sehingga terjadi pelecehan bahkan penolakan terhadap waria. Seiring dengan

(20)

4 Universitas Sriwijaya

semakin permisifnya masyarakat, waria remaja mulai muncul di permukaan. Mereka sudah tidak malu lagi untuk menunjukkan jati diri sebagai seorang waria. Sebelum menjadi waria, remaja laki-laki akan bergabung dengan kelompok waria. Remaja laki-laki ini disebut dengan kandidat waria. Kandidat waria masih membutuhkan bimbingan dari seniornya, sehingga ketika ia masuk ke dalam kelompok waria ia tidak terkejut dan kemudian dapat beradaptasi.

Sama halnya seperti waria di Palembang yang selalu dipandang negatif dalam kehidupan sosial selalu tersisih dalam segala hal, termasuk dalam dunia pendidikan, pekerjaan dan kesejahteraan lainnya. Waria yang selalu dikaitkan dalam dunia pelacuran, semakin menunjukkan bahwa waria tidak bisa diterima dalam masyarakat. Pandangan negatif untuk waria membuat waria sulit hidup bermasyarakat secara normal dalam melakukan kegiatan. Kesejahteraan waria yang tidak seperti masyarakat pada umumnya, memaksa para waria memilih pekerjaan non formal seperti pekerja salon dan mengamen serta ada juga yang memilih menjadi pekerja seks (PSK) untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Kehidupan waria yang selalu tersisih, membuat waria semakin memiliki rasa empati pada teman sesamanya. Merasa memiliki nasib yang sama, membuat waria saling membantu bahkan saling mengerti dengan keadaan sesama waria. Kehidupan sosial di masyarakat dengan keadaannya, membuat waria di Palembang membentuk kelompok-kelompok yang membuat mereka tetap bisa bekerja dalam bidang-bidang tertentu seperti di salon kecantikan, pengamen bahkan menjadi pekerja seks.

Belum lagi pada kenyataan yang ada bahwa kebanyakan dari anggota masyarakat mengasosiasikan waria dengan pelacuran. Seperti yang kita ketahui bahwa dunia pelacuran dianggap sebagai sesuatu yang hina dan menjijikkan. Akhirnya, citra dunia pelacuran kaum waria kemudian membuahkan pemikiran negatif pada masyarakat, yang selanjutnya berujung pada diskriminasi akan keberadaannya dalam beberapa faktor terutama penyempitan kesempatan kerja waria pada sektor formal. Penelitian-penelitian tentang waria sebelum ini sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh para peneliti dari berbagai kalangan. Pendekatan yang dilakukan juga beragam dan tidak sepenuhnya sama. Akan tetapi, penulis berasumsi bahwa penelitian yang ada belum cukup untuk memahami waria

(21)

5 Universitas Sriwijaya

secara utuh terlebih perihal pengetahuan mereka berkenaan dengan tekanan sosial yang mereka rasakan.

Di kota Palembang para waria tersebar dimana-mana contohnya seperti di daerah sekitaran Kambang Iwak, banyak waria yang bekerja (mangkal) sebagai pekerja seks (PSK). Menjadi seorang waria dihadapkan dengan berbagai masalah seperti penolakan keluarga, kurang diterima atau bahkan tidak diterima secara sosial, sering dianggap sebagai lelucon, mendapat kekerasan verbal maupun non verbal. Mereka memiliki pandangan negatif terhadap waria dan enggan bergaul dengan waria. Banyak masyarakat yang menjauh dikarenakan mereka berpikiran jika waria itu menakutkan karena penampilan mereka yang berbeda dari orang seperti umumnya. Sering juga masyarakat takut tertular penyakit jika bersentuhan maupun disentuh oleh waria karena pada mind-set mereka bahwa waria itu adalah pekerja seks atau pun mantan pekerja seks dan tentu saja berpenyakit seperti pelacur padahal tidak semua waria seperti itu.

Belum lagi lingkungan sekitar tempat tinggal mereka banyak yang mengucilkan dan mencemooh seperti merasa jijik untuk bergaul bersama mereka. Hal itu membuat mereka merasa semakin tertekan terhadap lingkungan sosialnya. Dimana pun mereka berada atau apapun pekerjaan mereka, masyarakat selalu berpikiran negatif dan memberikan tekanan terhadap mereka. Perlakuan yang tidak adil terhadap waria, tidak lain adalah disebabkan kurang adanya pemahaman masyarakat tentang perkembangan perilaku dan dinamika psikologis yang dialami oleh para waria.

Seperti yang dialami oleh kaum waria yang bertempat tinggal di kawasan rumah susun 24 Ilir belakang PIM (Palembang Indah Mall) Kota Palembang. Rumah susun 24 Ilir yang merupakan kawasan kumuh dan padat pemukiman menjadi tempat tinggal para waria serta menjadi tempat waria PSK bekerja. Waria yang tinggal disini sering mendapat tekanan serta diskriminasi dari lingkungan sekitar maupun di tempat mereka bekerja.

Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk melihat dan mengkaji secara mendalam fenomena waria khususnya kaum waria yang berada di kota Palembang dengan menitik beratkan pada bagaimana bentuk tekanan sosial dan

(22)

6 Universitas Sriwijaya

upaya menghadapi tekanan sosial yang dialami waria. Akhirnya, dari uraian latar belakang di atas, maka judul penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini, yakni

“Tekanan Sosial Kaum Waria di Kota Palembang”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah menjadi salah satu tahap yang sangat penting.. rumusan masalah juga berfungsi sebagai pedoman atau fokus dari suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menjelaksan masalah yang dialami oleh kaum waria di kota Palembang dalam menghadapi tekanan sosial di masyarakat, rumusan masalah ini diurai dalam 2 pertanyaan penelitian yaitu:

1. Bagaimana bentuk tekanan sosial yang dialami kaum waria di kota Palembang ?

2. Bagaimana upaya kaum waria dalam menghadapi tekanan sosial di kota Palembang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian tentang tekanan sosial kaum waria ini untuk mengetahui dan memahami tekanan sosial tersebut.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bentuk dari tekanan sosial tersebut.

2. Untuk mengetahui dan memahami upaya dalam menghadapi tekanan sosial tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat yang diberikan adalah :

(23)

7 Universitas Sriwijaya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan bagi kalangan akademis dalam ilmu sosial terutama di bidang Sosiologi Gender dan Psikologi Sosial. Memberikan kontribusi teoritis dalam bidang sosiologi terutama dalam memaknai tekanan sosial para kaum waria. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya berkaitan dengan kaum waria.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagai rekomendasi bagi pihak ataupun masyarakat yang ingin mengetahui dan memperluas wawasan seputar tekanan sosial para kaum waria. Memberi manfaat bagi peneliti agar lebih memahami tentang tekanan sosial para kaum waria. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah (pemangku kebijakan) dan kalangan praktisi yang hendak mengeluarkan kebijakan/keputusan yang berkaitan langsung dengan isu seksualitas dan gender yang ada pada masyarakat Indonesia.

(24)
(25)

81 Universitas Sriwijaya

DAFTAR PUSTAKA

Afrina, Nova. 2015. Kehidupan Waria di Kota Dumai (Studi Kasus Waria

Menghadapi Tekanan Sosial). Vol 2 No. 2. Jurnal. Universitas Riau.

(diakses pada tanggal 15 November 2017).

Ajzen, I. 1991. Organizational Behavior and Human Decision Processes. The Theory of Planned Behavior. 50:179-211.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta

Atmojo, Kemala. 1987. Kami Bukan Lelaki. Cetakan Kedua. PT. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta Utara.

Ahdiati, Triana. 2007. Gerakan Feminis Lesbian (Studi Kasus Politik Amerika

1990-an). Kreasi Wacana. Yogyakarta.

Aneshensel, C.S. 1992. Annual Review of Sociology. Social Stress: Theory and research. New York.

Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi :Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup dan

Meraih Hidup Bermakna. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Budi Sutedjo Dharma Oetomo. 2006. Perencanaan dan Pembangunan Sistem

Informasi. Yogyakarta.

Bungin, Burhan. 2012. Penelitian Kualitatif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Boelsstorff, Tom. 2005. The Gay Archipelago. Seksualitas dan bangsa di

Indonesia. Q-munity. Jakarta.

Colonne, Stevanus dan Eliana, Rika. 2005. Gambaran Tipe-tipe Konflik

Interpersonal Waria Ditinjau dari Perspektif Gender. Vol 1 No. 2. Jurnal

Psikologi. Universitas Sumatera Utara.

Creswell, J. W. 2010. Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan

mixed. PT Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Departemen Sosial RI. 2008. Pedoman Umum Pelayanan Sosial Waria. Departemen Sosial RI. Jakarta.

(26)

82 Universitas Sriwijaya Ekasari, Mia Fatma. 2011. Studi Fenomenologi : Pengalaman Waria Remaja

Dalam Menjalani Masa Puber di Wilayah DKI Jakarta. Universitas

Indonesia Fakultas Ilmu Keperawatan Depok

Faidah, Mutimmatul dan Abdullah, Husni. 2013. Religiusitas dan Konsep Diri

Kaum Waria. Vol. 04, No. 01. Jurnal. UIN Sunan Ampel Surabaya.

(diakses pada tanggal 16 April 2018)

Firman Arfanda . 2015. Konstruksi Sosial Masyarakat Terhadap Waria. Vol 1 No. 1. Jurnal. Universitas Hasanuddin. (diakses pada tanggal 12 Februari 2018)

Hairida, Ira. 2016. Proses Sosialisasi Antara Ani-Ani dan Mbuk Dalam Komunitas

Waria di Palembang: Perspektif Interaksionisme Simbolik. Vol 1 NO.1.

Jurnal. Universitas Sriwijaya. (diakses pada tanggal 1 Maret 2018). Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Salemba Humanika.

Jakarta.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Gaung Persada Press. Jakarta. Koentjaraningrat, 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Cetakan Kedua. Penerbit

Universitas Indonesia. Jakarta.

Kaplan, David & Robert Manners. 2002. Teori Budaya. Cetakan Ketiga. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Koeswinarno. 2005. Hidup Sebagai Waria. Kanisius. Yogyakarta.

Kartono, Kartini. 2003. Patologi Sosial I. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Latiefah, Umi. (2013). Pesantren Waria dan Konstruksi Identitas (Studi Tentang

Waria Dalam Membangun Identitasnya Melalui Pesantren Waria Al-Fattah Notoyudan, DIY). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Maleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.

Muthi’ah, Dewi. 2007. Konsep Diri Dan Latar Belakang Kehidupan Waria (Studi

Kasus terhadap Waria di Kota Semarang). Skripsi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

(27)

83 Universitas Sriwijaya

Nadia, Z. 2005. Waria Laknat atau Kodrat. Galang Press. Yogyakarta.

Narwoko, J. Dwi & Bagong Suyanto.2007. Sosiologi: Teks Pengantar dan

Terapan. Prenada Media Group. Jakarta.

Nasution, D & Öestermark, R. 2012. Asian Review of Accounting. The impact of social pressures, locus of control, and professional commitment on auditors’ judgment: Indonesian evidence. 20(2), 163–178. https://doi.org/10.1108/13217341211242204.

Oetomo, Dede. 2003. Memberi Suara Pada Yang Bisu. Cetakan Kedua. Pusaka Marwa Yogyakarta. Yogyakarta.

Puspitosari, H dan Pujileksono, S. 2005. Waria dan Tekanan Sosial. Malang: Universitas Muhammadiah Malang.

Quintal, V.A., J.A. Lee, and G.N. Soutar. 2009. Tourism Management. “Risk, Uncertainty and the Theory of Planned Behavior: A Tourism Example”. Doi:10.1016/j.tourman.2009.08.006.

Rowe, Emily. 2007. Sekapur Sirih. Waria: Kami Memang Ada. PKBI DIY. Yogyakarta.

Santrock. J.W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.

Saparudin. 2015. “Strategi Waria Memperjuangkan Pengakuan Diri Sebagai

‘Jenis Kelamin Ketiga’ (Studi Kasus Di Kelurahan Juata Laut, Kecamatan Tarakan Utara) (2015).” Vol.3 No.3. Jurnal. Universitas Mulawarman.

(diakses pada tanggal 1 Maret 2018).

Seligman, Martin EP. 2005. Menciptakan Kebahagiaan Dengan Psikologi Positif

Authentic Happiness. Pustaka Setia. Bandung.

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Spradley, James. 2007. Metode Etnografi. Tiara Wacana. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam beberapa kasus pengambilan keputusan dapat menjadi hal yang mudah dan juga menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Hal itu juga yang terjadi pada individu yang

Gula Cair Tebu Produk kami di olah dengan melalui tahapan pemurnian yaitu tahapan pengambilan kotoran yang terkan- dung di dalam nira tebu agar diperoleh produk

selaku Ketua Program Studi Strata Satu Jurusan Manajemen STIE PERBANAS Surabaya yang telah banyak memberikan kemudahan untuk proses penelitian skripsi ini..

(d) If the Work includes a "NOTICE" text file as part of its distribution, then any Derivative Works that You distribute must include a readable copy of

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Berdasarkan pengalaman di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Brasilia, Australia dan Jerman, diketahui bahwa sistem pembiayaan secara pra-upaya dengan kelembagaan

Sodium alginat dapat dibuat melalui proses ekstraksi alginat dari ganggang coklat (brown seaweed~) dengan menggunakan sodium hidroksida lalu diubah menjadi kalsium

Materi keislaman yang biasanya hanya berkutat pada kajian kitab turats (kitab-kitab klasik), sekarang ini haruslah mulai nampak di terjemahkan lebih membumi dengan