• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA GEGURITAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA GEGURITAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

109

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MEMBACA GEGURITAN PADA PESERTA DIDIK KELAS IX C

SMP NEGERI 1 BRATI KECAMATAN BRATI

KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2019-2020

Sasminah

Guru SMP Negeri 1 Brati Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan

ABSTRAK

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan keterampilan membaca geguritan pada peserta didik kelas IX C SMP Negeri 1 Brati Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2019-2020 setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media Audio Visual. Penelitian ini menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaboratif antara guru dengan teman sejawat sebagai observer. Sumber data berasal dari peneliti dan peserta didik Kelas IX C yang berjumlah 23 anak. Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan bentuk tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan peserta didik dalam membaca geguritan dengan pembelajaran menggunakan media audio visual yang digunakan peneliti. Sedangkan teknik nontes digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran membaca geguritan dengan media audio visual. Tes dilaksanakan peserta didik pada pra siklus, siklus I, dan Siklus II. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan membaca geguritan siswa kelas IX C SMP Negeri 1 Brati Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun pelajaran 2019-2020. Secara keseluruhan atau dari skor akumulasi seluruh aspek, skor prasiklus sebesar 18,83 meningkat sebesar 3,91 menjadi 22,74 pada siklus I dan meningkat lagi sebesar 2,91 menjadi 25,65 pada siklus II. Peningkatan nilai rata-rata keterampilan membaca geguritan dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II. Diperoleh data nilai rata-rata kelas pada prasiklus adalah sebesar 66 dan pada siklus I menjadi 79. Dengan demikian, terjadi peningkatan sebesar 12%. Pada siklus II, meningkat lagi menjadi 86 artinya terjadi peningkatan kembali nilai rata-rata sebesar 7%.

Kata Kunci: Membaca, Keterampilan, Media Audio Visual, dan Geguritan.

PENDAHULUAN

Mata Pelajaran Bahasa Jawa merupakan salah satu kelompok muatan lokal wajib yang proses pembelajarannya berdiri sendiri. Ketentuan yang melandasinya adalah Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 57 Tahun 2013, tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa. Peraturan Gubernur yang dimaksud juga telah dikuatkan dengan Surat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 424/13242 tanggal 23 Juli 2013, tentang Implementasi Muatan Lokal Bahasa Jawa di Jawa Tengah.

(2)

110

Pembelajaran bahasa Jawa berorientasi meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Jawa dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, meliputi kemampuan membaca geguritan, menulis, membaca dan menyimak. Keempat aspek tersebut harus dimiliki oleh peserta didik, begitu juga dengan kemampuan membaca geguritan. menurut Tarigan (2008: 01) merupakan satu kesatuan yang saling berhu-bungan dan saling mempengaruhi sehingga tidak dapat diabaikan salah satunya.

Dalam aspek keterampilan membaca, salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasi peserta didik kelas IX C SMP Negeri 1 Brati adalah kemampuan membaca geguritan. Tetapi kompetensi dasar tersebut belum dipenuhi oleh sebagian besar peserta didik kelas kelas IX C SMP Negeri 1 Brati. Nilai Kriteria Ketutasan Minimal (KKM) Bahasa Jawa Kelas IX C yang di tetapkan SMP Negeri 1 Brati adalah 74. Dari jumlah peserta didik 23 anak, hanya 10 anak yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan nilai rata-rata membaca geguritan bahasa Jawa pada peserta didik kelas IX C adalah 72,39.

DEFINISI KETERAMPILAN

Setiap orang memiliki keterampilan yang merupakan suatu talenta dari yang maha kuasa. Sebagian orang menyadari akan keterampilan yang dimilikinya, akan tetapi sebagian lagi belum atau tidak menyadari keterampilan dalam dirinya sendiri. Definisi keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki makna. Menggunakan keterampilan dapat saja dengan pikiran, akal dan kreatifitas jika keterampilan itu diasah, tidak menutup kemungkinan akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.

Setiap para ahli memiliki pandangannya sendiri mengenai definisi keterampilan, berikut pengertian keterampilan menurut para ahli:

a. Menurut Gordon, keterampilan merupakan sebuah kemampuan dalam mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Definisi keterampilan menurut gordon ini cenderung mengarah pada aktivitas psikomotorik.

b. Dunette, keterampilan berarti mengembangkan pengetahuan yang didapatkan melalui training dan pengalaman dengan melaksanakan beberapa tugas.

HAKEKAT MEMBACA

Pada hakikatnya membaca puisi merupakan upaya menyampaikan apa yang dipikirkan atau apa yang dirasakan oleh penulis puisi kepada pendengar atau penonton. Oleh karena itu, keberhasilan pembacaan puisi dapat diukur dengan seberapa jauh apa yang dipikirkan atau apa yang dirasakan penulis puisi sampai kepada pendengar atau penonton (Doyin, 2008: 6). Lebih lanjut, Doyin (2008:6) mengemukakan bahwa komponen yang harus diperhatikan dalam pembacaan puisi adalah penghayatan, vokal, dan penampilan.

Menurut Hodgson (Henry Guntur Tarigan, 2009), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisis, dan menginterpretasi yang dilakukan oleh pembaca

(3)

111

untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam media tulisan. Kegiatan membaca meliputi membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara membaca keras-keras di depan umum. Sedangkan kegiatan membaca dalam hati adalah kegiatan membaca dengan seksama yang dilakukan untuk mengerti dan memahami maksud atau tujuan penulis dalam media tertulis. (https://id.wikipedia.org/wiki/Membaca)

PENGERTIAN GEGURITAN

Dalam kesehariannya, geguritan tidak hanya digunakan sebagai sarana hiburan belaka, melainkan juga sebagai sarana ekspresi yang dituangkan dalam bentuk tulisan sehingga memiliki makna yang estetis. Geguritan dapat mengekpresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan dan dapat merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Hal tersebut merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan.

Geguritan adalah puisi Jawa. Pada umumnya geguritan berisi ungkapan jiwa. Bahasa figuratif dan konotatif dalam sebuah geguritan dapat menyebabkan makna atau jiwa geguritan itu menjadi tersembunyi dan harus ditafsirkan oleh para pembacanya. Dresden (dalam Rahmawati, 2015:18) menjelaskan pengertian puisi adalah sebuah dunia dalam kata. Isi yang terkandung di dalam puisi merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang membentuk sebuah dunia bernama puisi. MEDIA AUDIO-VISUAL

Menurut Waryanto (2011: 6) media audio-visual disebut juga sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan peserta didik untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.

Anderson (dalam Waryanto, 2011: 6) mengemukakan bahwa media video adalah merupakan rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga mempunyai unsur gambar yang dituangkan melalui pita video (video tape). Rangkaian gambar elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video cassette recorder atau video player.

METODE

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang direncanakan dilaksanakan dalam 2 siklus dimana tiap-tiap siklusnya berlangsung selama 2 pertemuan. Dengan mengacu pada model John Elliot dalam Subiantoro (2014:11), setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, implementasi tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca geguritan bahasa Jawa pada peserta didik peserta didik kelas IX C C SMP Negeri 1 Brati. Karena pada kelas dan jenjang inilah materi membaca geguritan bahasa Jawa diberikan sesuai dengan kurikulum 2013.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan bentuk tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan peserta didik dalam membaca geguritan dengan pembelajaran menggunakan media audio visual yang

(4)

112

digunakan peneliti dan teknik nontes digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran membaca geguritan dengan media audio visual. Data nontes dikumpulkan dengan cara observasi atau pengamatan pembelajaran, wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kuantitatif dan kualitatif.

Data kuantitatif berupa nilai evaluasi pada akhir pertemuan dianalisis dengan teknik persentase, kemudian didistribusikan dalam bentuk tabel, dan grafik. Hasil perhitungan persentasi keterampilan membaca geguritan bahasa Jawa dari hasil tes siklus I dan siklus II dibandingkan. Hasil dari perbandingan tersebut, maka dapat diketahui mengenai peningkatan keterampilan membaca geguritan dengan media audio visual.

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari nontes berupa hasil observasi peserta didik, hasil observasi guru, hasil wawancara. Data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II dibandingkan dengan cara melihat hasil nontes sehingga dapat diketahui apakah media audio visual dapat membangkitkan aktivitas peserta didik ke arah yang positif atau tidak.

HASIL DAN PEMBAHASAN DESKRIPSI PRASIKLUS

Pelaksanaan prasiklus melalui tiga tahap, yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru/teman sejawat sebagai observer terkait dengan sikap dan minat peserta didik dalam pembelajaran membaca geguritan sebagai bahan refleksi.

Tabel 1 Hasil Tes Membaca Geguritan Prasiklus

Hasil tes keterampilan membaca geguritan peserta didik kelas IX C SMP Negeri 1 Brati pada kondisi awal, ada 6 peserta didik dari 23 peserta didik yang mencapai KKM ditetapkan 74. Sisanya 17 peserta didik masih di bawah KKM. Secara keseluruhan mempunyai rata-rata 66 atau berkategori cukup. Hanya ada 3 peserta didik yang berhasil meraih kategori sangat baik dengan rentang skor 85-100. Kategori baik dengan skor 74- 84 dicapai 3 peserta didik atau sebesar 13%. Kategori cukup dengan skor 60-73 dicapai 8 peserta didik atau sebesar 35%. Sisanya, 9 peserta didik atau sebesar 39% termasuk kategori kurang dengan perolehan skor rentang 0-59.

DESKRIPSI SIKLUS I

Secara garis besar, pembelajaran terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Di bawah ini diuraikan ketiga tahapan tersebut.

No. Kategori Nilai Frekuensi

Jumlah Nilai % Rata- rata 1 Sangat baik 85-100 3 269 13 66 2 Baik 74-84 3 247 13 3 Cukup 60-73 8 522 35 4 Kurang 0-59 9 490 39 Jumlah 23 1527 100

(5)

113 Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan dimulai dengan melakukan apersepsi, yaitu mengkondisikan peserta didik agar siap mengikuti proses pembelajaran dengan mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan dunia nyata. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik siap untuk mempelajari materi. Setelah peserta didik terlihat siap mengikuti pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pem-belajaran dan manfaat yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran membaca geguritan.

Tahap Inti

Kegiatan inti pembelajaran siklus I dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1) Guru membagikan teks geguritan yang akan ditayangkan dalam video dan menyuruh peserta didik membaca geguritan dalam hati;

2) Guru menyuruh beberapa peserta didik maju ke depan kelas untuk membacakan teks geguritan yang sudah dibagikan;

3) Peserta didik yang lain mengomentari pembacaan geguritan peserta didik yang maju di depan kelas;

4) Guru memutarkan video pembacaan geguritan;

5) Guru menyuruh peserta didik mencermati pembacaan geguritan dalam video yang ditayangkan dan memberikan tanda penjedaan dalam teks geguritan yang telah dibagikan;

6) Guru dan peserta didik secara bersama-sama menentukan langkah- langkah dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membacakan geguritan dengan memperhatikan tayangan pembacaan geguritan dalam video;

7) Guru memberikan penguatan kepada peserta didik tentang langkah- langkah membacakan geguritan dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membacakan geguritan (teknik vokal, penampilan, dan penghayatan);

8) Peserta didik berkelompok, satu kelompok terdiri atas 5 peserta didik;

9) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk memahami geguritan, menentukan nada dan suasana geguritan, dan membuat pemenggalan bacaan; 10) Masing-masing peserta didik berlatih membacakan geguritan di dalam

kelompoknya dan anggota kelompok yang lain mengomentari pembacaan geguritan tersebut;

11) Guru menyuruh peserta didik dari perwakilan masing-masing kelompok untuk membacakan geguritan di depan kelas;

12) Peserta didik memperhatikan pembacaan geguritan teman yang maju di depan kelas;

13) Peserta didik mengomentari pembacaan geguritan yang maju di depan kelas; 14) Guru memberikan saran kepada peserta didik yang membacakan geguritan.

(6)

114 Tahap Penutup

Tahap penutup pembelajaran dilakukan dengan:

1) Guru bertanya apakah peserta didik mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran,

2) Guru meyimpulkan materi yang telah diajarkan,

3) Guru bersama peserta didik mengadakan refleksi dalam proses pembelajaran. 4) Guru memberi tugas rumah kepada peserta didik untuk berlatih membaca

geguritan teks geguritan yang sudah dibagikan

5) Guru menutup pelajaran dengan memberikan nasihat kepada peserta didik agar giat berlatih membaca geguritan.

Tabel 1Hasil Tes Membaca Geguritan Siklus I

Pada tabel di atas, terlihat bahwa keterampilan peserta didik dalam membaca geguritan setelah dilakukan pembelajaran dengan media audio visual pada siklus I, dari 23 peserta didik sejumlah 17 peserta didik sudah mencapai nilai KKM yang ditetapkan yaitu 74. Masih ada 6 peserta didik yang masih di bawah KKM. sedangkan nilai rata-rata kelas 79 yang termasuk ke dalam kategori baik. Namun, hanya ada 5 peserta didik atau 22% yang memperoleh kategori sangat baik. Sementara itu, sudah ada 12 peserta didik atau 52% yang memperoleh nilai kategori baik. Kategori cukup masih ada 6 peserta didik atau 26%.

DESKRIPSI SIKLUS II

Tindakan pada siklus II pertemuan 2 bertujuan untuk memperbaiki hasil revisi tindakan yang dilakukan pada siklus II pertemuan 1. Secara garis besar pembelajaran membaca geguritan dengan media audio visual pada siklus II pertemuan 2 terbagi atas 3 (tiga) tahap yaitu tahap pendahuluan, inti, dan penutup.

Tabel 2 Hasil Tes Membaca Geguritan Siklus II

No. Kategori Nilai Frekuensi Jumlah nilai % Rata-rata

1 Sangat baik 85-100 5 456 22 79 (Kategori baik) 2 Baik 74 -84 12 934 52 3 Cukup 60-73 6 416 26 4 Kurang 0-59 0 0 0 Jumlah 23 1806 100

No. Kategori Nilai Frekuensi Jumlah nilai % Rata-rata

1 Sangat baik 85-100 9 846 39 86 (Kategori Sangat Baik) 2 Baik 74-84 14 1125 61 3 Cukup 60-73 0 0 0 4 Kurang 0-59 0 0 0 Jumlah 23 1971 100

(7)

115

Pada tabel di atas, terlihat bahwa keterampilan peserta didik dalam membaca geguritan setelah dilakukan perbaikan terhadap kekurangan- kekurangan yang ditemukan pada siklus I, rata-rata peserta didik memperoleh nilai cukup tinggi, yakni 86 yang termasuk ke dalam kategori baik. 9 peserta didik atau 39% berhasil masuk kategori sangat baik. Sementara itu, 14 peserta didik atau 61% masuk ke dalam kategori baik.

Adapun peningkatan rata-rata nilai akhir peserta didik dari prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.12 Peningkatan Nilai Rata-Rata Keterampilan Membaca Geguritan dari Prasiklus, Siklus I, sampai Siklus II

Nilai rata-rata kelas Peningkatan nilai

Prasiklus Siklus I Siklus II PS-SI SI-SII

66 (Kategori kurang) 79 (Kategori baik) 86 (Kategori

Sangat baik) 13 7

Peningkatan nilai rata-rata keterampilan membaca geguritan dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II juga dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Dari diagram di atas, terlihat nilai rata-rata kelas pada prasiklus adalah sebesar 66 dan pada siklus I menjadi 79. Dengan demikian, terjadi peningkatan sebesar 12%. Pada siklus II, meningkat lagi menjadi 86 yang artinya terjadi peningkatan nilai sebesar 7%.

SIMPULAN

Penerapan pembelajaran membaca geguritan dengan media audio visual pada peserta didik kelas IX C SMP Negeri 1 Brati berlangsung selama dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dan tiap siklus terbagi menjadi dua pertemuan. Dalam setiap siklus dilakukan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Berdasarkan refleksi pada siklus II sebagai kegiatan paling akhir dalam pembelajaran, diperoleh hasil bahwa penerapan media audio visual berhasil mengubah

(8)

116

aktivitas peserta didik menjadi lebih baik, selain itu juga meningkatkan nilai tes dan skor peserta didik dalam membaca geguritan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Doyin, Muk. 2008. Membaca di SMA. Semarang: FBS Unnes

Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 424/13242 Tanggal 23 Juli 2013 tentang Implementasi Muatan Lokal Bahasa Jawa di Provinsi Jawa Tengah.

Pamungkas, Tri Nugraheni. 2008. Penggunaan Media Audiovisual dan Metode Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Perbaikan Proses Pembelajaran

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Waryanto, Nur Hadi. 2011. Makalah: Penggunaan Media Audio Visual dalam Menunjang Pembelajaran. Disajikan dalam Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat Untuk Guru-Guru MIPA SMA N 1 Bantul. FMIPA UNY. Yogyakarta.

(http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2054773-kemampuan-wawasan) diakses 14 Januari 2020)

Gambar

Tabel 1 Hasil Tes Membaca Geguritan Prasiklus
Tabel 2 Hasil Tes Membaca Geguritan Siklus II
Tabel 4.12 Peningkatan Nilai Rata-Rata Keterampilan Membaca Geguritan dari  Prasiklus, Siklus I, sampai Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Ayi Rani. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Membaca Dini Anak RA Ar- Ridwan. Program PG PAUD. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Membaca

kurangnya pemahaman konsep siswa me- ngenai perubahan kenampakan bumi, peneliti berupaya menerapkan penggunaan media yang inovatif yaitu media audio visual dalam

Efektivitas Media Audio Visual dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Teks Bahasa Arab Siswa Universitas Pendidikan Indonesia |

Berdasarkan gambar di atas bahwa pemanfaatan media audio visual sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru dalam pembelajaran karena media ini dapat

penelitian, dan digunakan untuk mengumpulkan data tentang.. tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual dalam. pembelajaran PAI. Teknik pertama yang dilakukan

Efektivitas Media Audio Visual Situs Hukumusume Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Bahasa Jepang kepada Mahasiswa Semester tiga Pendiidkan Bahasa Jepang

Peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia pada materi cerita rakyat sesudah menggunakan media audio visual dilaksanakan melalui beberapa tindakan yang disajikan dalam bentuk siklus,

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi tentang sastra dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar