• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KOTA METRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KOTA METRO"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KOTA METRO

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)

TAHUN 2016-2021

(REVISI AGUSTUS 2018)

D

I

S

N

A

K

E

R

T

R

A

N

S

JL. Jendral Soedirman No. 155 Metro, Metro Pusat Kota Metro

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Telp/FAX. (0725) 7850975

(2)

i KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Hanya karena rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya penyusunan Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro ini dapat kami selesaikan dengan baik. Rencana Strategis ini dibuat untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan program kerja pembangunan serta kegiatan yang ada di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro selama lima tahun kedepan sehingga tujuan pembangunan Kota Metro dapat dicapai sesuai dengan visi “Metro Kota Pendidikan dan Wisata Keluarga Berbasis Ekonomi Kerakyatan Berlandaskan Pembangunan Partisipatif”.

Kami menyadari bahwa penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan saran dan masukan dari pihak terkait demi sempurnanya penyusunan Dokumen Renstra ini agar dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Selanjutnya kami berharap dengan telah disusunnya Dokumen Renstra ini dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai aparatur pemerintahan agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dapat berjalan baik dan berdaya guna sehingga dapat dijadikan tolak ukur bagi keberhasilan dalam menjalankan pemerintahan dalam pelaksanaaan program pembangunan, khususnya di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro.

Demikian, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Dokumen Renstra ini, Saya ucapkan terima kasih.

(3)

ii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... iii BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Landasan Hukum ... I-4 1.3. Maksud dan Tujuan ... I-5 1.4. Sistematika Penyusunan Renja ... I-6

BAB II GAMBAR PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi OPD ... II-1 2.2. Sumber Daya OPD ... II-18 2.3. Kinerja Pelayanan OPD ... II-24 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan

Pelayanan OPD ... II-37

BAB III ISU-ISU STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA METRO BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas

dan Fungsi Pelayanan OPD ... III-1 3.2. Telaahan Visi,Misi dan Program Kepala Daerah

Terpilih ... III-2 3.3. Telaahan Renstra Kementerian Ketenagakerjaan dan

Kementrian Dalam Negeri ... III-6 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis ... III-8 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis ... III-12

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD ... IV-1 4.2. Strategi dan Kebijakan OPD ... IV-5

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN

INDIKATIF ... V-1

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU

PADA SASARAN RPJMD ... VI-1

(4)

iii DAFTAR TABEL

Halaman

2.1. Komposisi Pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kota Metro Per Januari 2017 ... II-18 2.2. Komposisi Kebutuhan Pegawai Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Metro ... II-19 2.3. Data Barang Inventaris Kendaraan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Metro Per Januari 2017 ... II-20 2.4. Data Barang Inventaris pada Bidang Ketenagakerjaan Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Per Januari 2017 II-20 2.5. Data Barang Inventaris pada Bidang Pemberdayaan Masyarakat

dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota

Metro Per Januari 2017 ... II-21 2.6. Kebutuhan Sarana dan Prasarana ... II-23 2.7. Pencapaian Kinerja SKPD Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro Tahun 2011 s.d.

2015 ... II-25 2.8. Realisasi dan Pendanaan Pelayanan Kinerja SKPD Dinas Sosial,

Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro Tahun 2011 s.d. 2015 ... II-36 3.1. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota Metro ... III-11 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan OPD ... IV-1 4.2. Strategi dan Arah Kebijaan ... IV-4 5.1. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja

Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indiktif ... V-5 6.1. Indikator Kinerja OPD yang Mengacu Pada Tujuan

(5)

I-1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan strategis adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun kedepan. Sedangkan dalam pemerintah daerah, Rencana strategis Organisasi Perangkat Daerah (Renstra-OPD) adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode 5 (lima) tahun. Dijelaskan pula dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional dalam Pasal 1 ayat (7) yang menyatakan : Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) adalah Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro merupakan pecahan dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro.

Renstra OPD ini disusun untuk memenuhi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) sekaligus sebagai dokumen perencanaan dalam kurun waktu 5 (lima) tahunan yang akan digunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana Kinerja

(6)

I-2

Tahunan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro untuk 5 (lima) tahun kedepan.

Renstra OPD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro di dalam penyusunannya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Metro yang merupakan rumusan Visi, Misi, Arah Kebijakan dan Rencana Program Indikatif Kepala Daerah/ Wakil Daerah terpilih.

Penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dilakukan bersamaan waktu dengan proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Metro tahun 2016-2021. Penyusunan dilaksanakan melalui tahapan persiapan, penyusunan rancangan, penyusunan rancangan akhir dan penetapan Renstra OPD.

Secara garis besar kegiatan yang dilaksanakan pada setiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tahapan persiapan penyusunan Renstra antara lain : pembentukan tim penyusun Renstra, orientasi mengenai Renstra, Penyusunan agenda kerja Tim Renstra serta pengumpulan data dan informasi.

b. Tahapan penyusunan rancangan dan rancangan akhir Renstra dilakukan dengan tahap perumusan rancangan Renstra dan tahap penyajian rancangan Renstra OPD; dan

c. Tahapan penetapan Renstra OPD

Pelaksanaan kegiatan penyusunan Renstra dievaluasi dan dikendalikan untuk memenuhi kesesuaian terhadap kebijakan penyusunan Renstra oleh kepala OPD, serta dibuat simpulan pengendalian dan evaluasi kebijakan Renstra oleh Bappeda Kota Metro.

(7)

I-3

Sehubungan dengan masih bernaungnya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dibawah 3 (tiga) Kementerian yaitu Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Kementerian Dalam Negeri maka dalam penyusunan Renstra OPD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro menyesuaikan program-program kerja yang terdapat pada ketiga kementerian tersebut serta Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 12 Tahun 2010, yang telah diubah dalam Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Metro serta Peraturan Walikota Metro Nomor 31 Tahun 2016 sebagaimana telah diubah berdasarkan Peraturan Walikota Metro Nomor : 37 Tahun 2017 tentang Susunan, Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Metro.

Selain daripada itu Renstra OPD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan dokumen perencanaan yang lainnya. Sebagai bagian dokumen perencanaan kinerja dalam penyelenggaraan pemerintah daerah maka Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro 2016-2020 memiliki keterkaitan dengan RPJMD Kota Metro tahun 2016-2020 dan Renja OPD. Renstra disusun untuk mendukung pencapaian RPJMD yang diimplementasikan melalui pelaksanaan program pembangunan daerah yang berisi program-program prioritas terpilih untuk mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah.

Renstra OPD merupakan penjabaran dari RPJMD Kota Metro selain itu pula merupakan acuan dalam menyusun Rencana Kerja (Renja)/Rencana Kerja Tahunan (RKT) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro serta sebagai dasar pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan program selama 5 (lima) tahun.

(8)

I-4 1.2. Landasan hukum

Landasan hukum penyusunan Rencana Strategik adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro.

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 6. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan

dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. 7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 03 Tahun 2013 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri Oleh Pemerintah.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perluasan Kesempatan Kerja.

11. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.

12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019.

(9)

I-5

13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 107 Tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan.

14. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pemantapan Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG).

15. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementrian Ketenagakerjaan.

16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Per-02/MEN/I/2005 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengujian, Pemberian dan Pencabutan Sanksi bagi ARBITER Hubungan Industrial.

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

18. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor

53 Tahun 2002 tentang Gerakan Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga.

19. Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Metro. 20. Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 14 Tahun 2016 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Metro tahun 2005-2025.

21. Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 15 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Metro Tahun 2016-2021.

1.3. Maksud dan Tujuan

A. Maksud

Renstra OPD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2016-2021 disusun dengan dimaksudkan untuk :

1. Menyediakan dokumen perencanaan yang komprehensif lima tahunan dan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan OPD selama lima tahun kedepan agar terarah dan terkendali sehingga kegiatan tersebut tepat sasaran

(10)

I-6

dan mencapai tujuan yang diharapkan dalam rangka mendukung tujuan daerah sebagai dasar penyusunan rencana kerja tahunan.

2. Memudahkan aparatur Pemerintah Kota Metro, khususnya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro, serta masyarakat pada umumnya untuk memahami visi, misi, strategi dan arah kebijakan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian selama lima tahun ke depan dalam rangka sinergitas pelaksanaan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan Renstra OPD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2016-2021 adalah :

1. Menyediakan acuan bagi jajaran pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan.

2. Menyediakan satu tolak ukur untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja tahunan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro.

3. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro menyusun kebijakan program dan kegiatan operasional tahunan.

1.4. Sistematika Penulisan

Dokumen Renstra OPD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2016-2021 disusun mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra OPD, fungsi Renstra OPD dalam penyelenggaraan

(11)

I-7

pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra OPD, keterkaitan Renstra OPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kota, dan dengan Renja OPD.

1.2 Landasan Hukum

Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan OPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran OPD. 1.3 Maksud dan Tujuan

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra OPD

1.4 Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra OPD, serta susunan garis besar isi dokumen.

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) OPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki OPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra OPD periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas OPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra OPD ini.

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi OPD

(12)

I-8

pembentukan OPD, struktur organisasi OPD, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala OPD. Uraian tentang struktur organisasi OPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana OPD (proses, prosedur, mekanisme).

2.2 Sumber Daya OPD

Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki OPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional.

2.3 Kinerja Pelayanan OPD

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja OPD berdasarkan sasaran/target Renstra OPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan OPD dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah. 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

OPD

Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra OPD provinsi (untuk kota), hasil telaahan terhadap RTRW, dan hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan OPD pada lima tahun mendatang. Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.

(13)

I-9

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan OPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Identifikasi permasalahan didasarkan pada Analisis Gambaran Pelayanan OPD.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi OPD yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan OPD, dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan OPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan OPD.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra

Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari

pelayanan OPD yang mempengaruhi

permasalahan pelayanan OPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra OPD kota.

(14)

I-10

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan OPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan OPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari

pelayanan OPD yang mempengaruhi

permasalahan pelayanan OPD ditinjau dari: 1. Gambaran pelayanan OPD;

2. Sasaran jangka menengah pada Renstra K/L; 3. Sasaran jangka menengah dari Renstra OPD

kota;

4. Implikasi RTRW bagi pelayanan OPD; dan 5. Implikasi KLHS bagi pelayanan OPD

Selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu-isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui Renstra OPD tahun rencana.

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah OPD Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD beserta indikator kinerjanya

4.2. Strategi dan Kebijakan OPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan OPD dalam lima tahun mendatang.

(15)

I-11

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif sebagaimana dihasilkan dari Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.

BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja OPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai OPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

(16)

II-1 BAB II

GAMBARAN PELAYANAN OPD

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi OPD

A. Tugas

Berdasarkan Peraturan Walikota Metro Nomor 31 Tahun 2016 tentang Susunan, Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Metro sebagaimana telah diubah berdasarkan Peraturan Walikota Metro Nomor : 37 Tahun 2017 tentang Perubahan Susunan, Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Metro disebutkan bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro disebutkan bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro mempuyai tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Tenaga Kerja, Pemberdayaan Masyarakat dan Transmigrasi.

B. Fungsi

Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro berdasarkan Peraturan Walikota Metro Nomor 31 Tahun 2016 tentang Susunan, Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Metro sebagaimana telah diubah berdasarkan Peraturan Walikota Metro Nomor : 37 Tahun 2017 tentang Perubahan Susunan, Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Metro disebutkan bahwa Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro adalah :

1. Perumusan kebijakan teknis bidang ketenagakerjaan, pemberdayaan masyarakat dan transmigrasi;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan

umum dibidang ketenagakerjaan pemberdayaan

(17)

II-2

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang

ketenagakerjaan, pemberdayaan masyarakat dan

transmigrasi ;

4. Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, pengelolaan unit pelaksana teknis (UPT) dinas

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut maka Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dibantu oleh :

a. Sekretaris, yang dibantu oleh :

1) Kasubag Perencanaan dan Keuangan, 2) Kasubag Umum dan Kepegawaian

b. Kepala Bidang Ketenagakerjaan dibantu oleh :

1) Kepala Seksi Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja.

2) Kepala Seksi Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja.

3) Kepala Seksi Pembinaan Hubungan Industrial.

c. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Transmigrasi dibantu oleh :

1) Kepala Seksi Pembinaan Kelurahan Dan

Pengembangan Teknologi Tepat Guna.

2) Kepala Seksi Kelembagaan, Sosial Budaya Masyarakat dan Transmigrasi.

3) Kepala Seksi Usaha Pengembangan Perekonomian Masyarakat.

Selanjutnya fungsi dari masing-masing bidang, sub bagian dan seksi dapat dijabarkan dalam tugas dan fungsi masing-masing yaitu sebagai berikut :

(18)

II-3 1. SEKRETARIS

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan, penatausahaan keuangan, urusan umum dan kepegawaian serta pengkoordinasian tugas-tugas bidang.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, sekretariat menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan bahan kebijakan di bidang perencanaan, pelaporan, penatausahaan keuangan, urusan umum dan kepegawaian.

2. Pelaksanaan penyusunan perencanaan dan pelaporan. 3. Penatausahaan keuangan.

4. Penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian. 5. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas-tugas bidang dan

UPT.

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.

Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaporan dan penatausahaan keuangan, dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Menyusun bahan kebijakan teknis di bidang perencanaan, pelaporan dan penatausahaan keuangan lingkup dinas.

2. Mengkoordinasikan penyusunan program, kegiatan dan pelaporan.

3. Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan kegiatan (RKA), dokumen pelaksanaan anggaran

(19)

II-4

(DPA), rencana strategis (RENSTRA), rencana kerja tahunan (RENJA) dan perencanaan lainnya. 4. Menyusun rencana kebutuhan anggaran rutin

dinas.

5. Melaksanakan penatausahaan keuangan dinas dan pembinaan perbendaharaan.

6. Melaksanakan penyusunan pelaporan meliputi pelaporan keuangan, neraca keuangan, LAKIP dan pelaporan lainnya.

7. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan sesuai tugas.

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai

tugas menyelenggarakan urusan umum dan

kepegawaian, dengan penjabaran tugas berikut :

1. Menyusun bahan kebijakan teknis di bidang umum dan kepegawaian lingkup dinas.

2. Melaksanakan penatausahaan surat – menyurat. 3. Menyelenggarakan urusan rumah tangga dinas. 4. Melaksanakan pengadaan barang dan inventaris

serta pengelolaan asset dinas.

5. Melaksanakan pelayanan administrasi

kepegawaian.

6. Melaksanakan penyusunan data dan informasi kepegawaian.

7. Menyiapkan bahan pembinaan kepegawaian.

8. Melaksanakan tugas kehumasan, organisasi dan tata laksana.

9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas.

(20)

II-5 2. BIDANG KETENAGAKERJAAN

Melaksanakan pembinaan dan penempatan tenaga kerja, pelatihan kerja dan pendataan pencari kerja/ pengangguran serta pengelolaan kegiatan pembinaan hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Ketenagakerjaan mempunyai fungsi : 1. Penyusunan pedoman dan bahan kebijakan teknis

bidang ketenagakerjaan ;

2. Penyusunan dan perencanaan serta pelaksanaan program pada bidang ketenagakerjaan;

3. Penyelenggaraan pelayanan yang terkait dengan penempatan tenaga kerja, pelatihan tenaga kerja serta dengan hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

4. Pelaksanaan koordinasi yang berhubungan dengan penempatan tenaga kerja, pelatihan tenaga kerja serta dengan hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

5. Peningkatan produktivitas tenaga kerja;

6. Perluasan kesempatan kerja dan penanggulangan pengangguran;

7. Pembinaan hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

8. Pelaksanaan fasilitasi kegiatan Dewan Pengupahan dalam rangka usulan penetapan Upah Minimum Kota (UMK) dan kegiatan Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit

9. Pelaksanaan fungsi lain terkait dengan Tugas

Pembantuan dan Dekonsentrasi Bidang

(21)

II-6

10. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi bidang ketenagakerjaan;

11. Pelayanan Konsultasi dan Informasi Hukum Bidang Ketenagakerjaan;

12. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas pokoknya.

a. Seksi Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja.

Seksi Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja melaksanakan tugas pokok yaitu pelayanan terhadap pencari kerja, penyebarluasan informasi pasar kerja, perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi :

1. Menyusun bahan kebijakan teknis di bidang pembinaan dan penempatan tenaga kerja serta perluasan kesempatan kerja;

2. Melaksanakan pelayanan terhadap pencari kerja dengan memberikan kartu kuning (AK.I); 3. Melaksanakan pelayanan terhadap pencari

kerja dengan memberikan rekomendasi passport, rekomendasi SKCK dan ID untuk TKI sebagai komponen dalam penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri di BNP2TKI Pusat; 4. Melaksanakan job canvassing/pendataan

lowongan pekerjaan ke perusahaan;

5. Memberikan informasi pasar kerja/lowongan kerja kepada masyarakat pencari kerja melalui

(22)

II-7

media cetak, media elektronik dan secara online;

6. Melaksanakan kegiatan job matching yaitu mempertemukan perusahaan dan pencari kerja melalui job fair/bursa kerja;

7. Mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik didalam maupun di luar hubungan kerja melalui penciptaan kegiatan yang produktif dan

berkelanjutan dengan mendayagunakan

potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi tepat guna;

8. Menciptakan perluasan kesempatan kerja dilakukan dengan pola pembentukan dan pembinaan tenaga kerja mandiri, penerapan sistem padat karya, penerapan teknologi tepat guna dan penggunaan tenaga kerja sukarela atau pola lain yang dapat memperluas kesempatan kerja;

9. Memberikan pembinaan dan rekomendasi perpanjangan izin tenaga kerja warga negara asing pendatang (TKWNAP) sesuai ketentuan yang berlaku ;

10. Memberikan rekomendasi dan pengawasan terhadap penempatan tenaga kerja antar kerja antar lokal (AKAL), antar kerja antar daerah (AKAD) dan antar kerja antar negara (AKAN); 11. Menberikan bimbingan dan rekomendasi

terhadap perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di wilayah Kota Metro;

12. Memberikan bimbingan dan rekomendasi terhadap Lembaga Penempatan Tenaga Kerja

(23)

II-8

Swasta, Bursa Kerja Khusus (BKK) dan lembaga bursa kerja lainnya;

13. Melaksanakan penyuluhan dan bimbingan jabatan kepada pencari kerja lokal, antardaerah dan antarnegara serta bimbingan penerapan analisis jabatan kepada instansi pemerintah, perusahaan, lembaga pelatihan swasta dan lembaga lainnya;

14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

b. Seksi Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja

Seksi Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas

Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok

melaksanakan pelatihan kerja dan peningkatan produktivitas serta pembinaan terhadap lembaga pelatihan kerja swasta maupun lembaga pelatihan kerja pemerintah, atau pelatihan di tempat kerja dan pemagangan, Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Seksi Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja mempunyai fungsi : 1. Menyusun bahan kebijakan teknis di bidang

pelatihan dan produktivitas tenaga kerja;

2. Menyusun rencana dan melaksanakan program pelatihan kerja untuk diarahkan, membekali,

meningkatkan dan mengembangkan

kompetensi kerja, guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan; 3. Melaksanakan pelatihan kerja bagi pencari

(24)

II-9

4. Melaksanakan bimbingan terhadap

penyelenggaraan pelatihan kerja sesuai dengan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja;

5. Melaksanakan bimbingan terhadap pelatihan kerja dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja;

6. Melaksanakan bimbingan,akreditasi dan rekomendasi izin lembaga pelatihan kerja swasta dan pelaksanaan koordinasi dengan Balai Latihan Kerja (BLK);

7. Membina, mengawasi, memberi rekomendasi perizinan lembaga pelatihan kerja swasta; 8. Memberikan tanda pendaftaran kegiatan

lembaga pelatihan kerja yang diselenggarakan instansi pemerintah;

9. Mengeluarkan sertifikasi kompetensi kerja bagi tenaga kerja yang telah selesai mengikuti pelatihan kerja;

10. Menyelenggarakan pelatihan kerja dengan sistem pemagangan, dilaksanakan atas dasar perjanjian pemagangan antara peserta dengan pengusaha yang dibuat secara tertulis, baik di dalam negeri maupun diluar negeri;

11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas.

c. Seksi Pembinaan Hubungan Industrial

Seksi Pembinaan Hubungan Industrial

melaksanakan tugas pokok pengelolaan kegiatan pembinaan hubungan industrial, persyaratan kerja,

(25)

II-10

pengupahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pembinaan Hubungan Industrial mempunyai fungsi :

1. Menyiapkan bahan untuk perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis tentang hubungan industrial;

2. Menyiapkan bahan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di seksi Pembinaan Hubungan Industrial;

3. Menyiapakan bahan dan melaksanakan pendataan, verifikasi, inventarisasi, pembinaan

dan pemberdayaan lembaga/organisasi

ketenagakerjaan dan sarana-sarana hubungan industrial di perusahaan dan/atau di daerah; 4. Menyiapakan bahan dan melaksanakan

monitoring dan evaluasi serta analisis perkembangan isu-isu strategis hubungan industrial yang berkembang di masyarakat yang berpengaruh terhadap kondisi ketenagakerjaan di daerah;

5. Menyiapakan bahan dan melaksanakan pendataan dan inventarisasi perselisihan hubungan industrial dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi di perusahaan serta penyuluhan tatacara penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar pengadilan;

6. Menyiapakan bahan dan melaksanakan pembuatan peta kerawanan perusahaan sebagai bahan pembinaan ke perusahaan

(26)

II-11

dalam rangka deteksi dini pembinaan dan pencegahan masalah ketenagakerjaan;

7. Menyiapakan bahan dan melaksanakan pembuatan laporan hasil penyelesaian perselisihan hubungan industrial oleh Mediator Hubungan Industrial, Konsiliator, Arbriter dan/atau Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) serta tindak lanjut oleh perusahaan secara periodik dan berjenjang;

8. Menyiapakan bahan dan melaksanakan inventarisasi, pengusulan formasi dan pembinaan sumber daya manusia pada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar pengadilan hubungan industrial ;

9. Menyiapakan bahan dan melaksanakan penerapan syarat-syarat kerja, pengupahan, kesejahteraan pekerja dan purna kerja di perusahaan;

10. Menyiapakan bahan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi penerapan Struktur dan Skala Upah, pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR), dan penyerahaan sebagian pekerjaan penunjang kepada perusahaan lain di perusahaa;

11. Menyiapakan bahan kerjasama dengan pemangku kepentingan (stakeholder) dalam

penyelenggaraan usaha kesejahteraan

pekerja/buruh;

12. Penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan lain dalam rangka Tugas Pembantuan dan/atau Dekonsentrasi terkait hubungan industrial;

(27)

II-12

13. Fasilitasi dan penyelesaian atas pemberitahuan

kegiatan rencana mogok kerja oleh

pekerja/buruh di perusahaan, rencana penutupan perusahaan oleh pengusaha, dan/atau rencana unjuk rasa tentang ketenagakerjaan lainya;

14. Fasilitasi berupa penerimaan dan penelitian berkas, pencatatan dan klarifikasi penyelesaian atas pengaduan perselisihan hubungan industrial;

15. Fasilitasi dan penyelesaian atas permohonan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui mediasi oleh Mediator Hubungan Industrial;

16. Fasilitasi atas permohonan Pencatatan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), Pengesahan Peraturan Perusahaan (PP) dan/atau Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB) pada perusahaan;

17. Fasilitasi atas permohonan pencatatan Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit dan/atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB) pada perusahaan;

18. Fasilitasi atas permohonan pencatatan konsiliator dan/atau arbiter sebagai lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial diluar pengadilan hubungan industrial di daerah;

19. Fasilitasi dan menyiapkan bahan koordinasi atas permohonan rekomendasi pemberian dan/atau pencabutan izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh;

(28)

II-13

20. Fasilitasi atas penerimaan pelaporan dan/atau penyerahan sebagian pekerjaan penunjang kepada perusahaan lain oleh perusahan pemberi pekerjaan dan/atau perusahaan penerima pekerjaan;

21. Fasilitasi dan menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan Dewan Pengupahan Kota Metro dalam rangka usulan penetapan Upah Minimum Kota (UMK) Metro dan Lembaga Kerjasama Tripartit Kota Metro;

22. Fasilitasi atas permohonan pembayaran manfaat Jaminan Hari Tua (JHT) pekerja/buruh kepada BPJS Ketenagakerjaan;

23. Fasilitasi pelayanan bimbingan dan konsultasi tentang hubungan industrial kepada pihak-pihak yang memerlukan;

24. Fasilitasi pelayanan dan penyiapan bahan koordinasi atas pengaduan pelanggaran

peraturan perundang-undangan

ketenagakerjaan pada perusahaan;

25. Menyiapkam bahan dan melaksanakan fungsi lain yang diperintahkan oleh Kepala Bidang Ketenagakerjaan sesuai dengan tugas pokoknya.

26. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pokok dan fungsi seksi Pembinaan Hubungan Industrial kepada Kepala Bidang ketenagakerjaan.

3. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN TRANSMIGRASI

Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan keterampilan dan perlombaan,

(29)

II-14

ketahanan dan budaya masyarakat, pengembangan ekonomi masyarakat dan mensosialisasikan program pemerintah pusat tentang transmigrasi.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang

pemberdayaan masyarakat dan transmigrasi

menyelenggarakan fungsi :

1. Merumuskan bahan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan masyarakat dan transmigrasi;

2. Pemberian dukungan pelaksanaan program, penyusunan bahan pembinaan teknis di bidang pembangunan masyarakat;

3. Pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan yang masuk Kelurahan dan pengembangan prakarsa serta swadaya gotong royong;

4. Pengevaluasian pelaksanaan program kerja pada seksi pemberdayaan masyarakat, pembinaan pelatihan masyarakat kelurahan, pembinaan sosial budaya, usaha-usaha ekonomi masyarakat dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna;

5. Pengkoordinasian lembaga pemberdayaan

masyarakat kelurahan/ LPM, PKK dan lain – lain; 6. Pemberdayaan Teknologi Tepat Guna bagi

masyarakat kelurahan

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya;

a. Seksi Pembinaan Kelurahan Dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi :

1. Merumuskan kebijakan teknis pembinaan kelurahan dan pengembangan Teknologi Tepat Guna;

(30)

II-15

3. Melaksanakan pembinaan pokjanal Teknologi Tepat Guna, pembentukkan Posyantek, menginventarisir jenis TTG dan mengikuti Gelar TTG Tingkat Nasional;

4. Monitoring dan evaluasi Profil Kelurahan;

5. Pembinaan data kelurahan melalui penetapan indikator evaluasi perkembangan Kelurahan; 6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan

sesuai tugas;

b. Kepala Seksi Kelembagaan, Sosial Budaya Masyarakat dan Transmigrasi

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi :

1. Merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang kelembagaan, sosial budaya masyarakat dan transmigrasi;

2. Melakukan pembinaan lembaga yang ada di Kelurahan ( LPM, PKK, Posyandu dll);

3. Melaksanakan pelatihan kader – kader; 4. Melaksanakan kegiatan BBGRM;

5. Meningkatkan penataan dan pengembangan kelembagaan Kelurahan;

6. Melaksanakan pembinaan terhadap

transmigran;

7. Melaksanakan hasil koordinasi dengan Dinas / Instansi terkait;

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas;

c. Kepala Seksi Usaha Pengembangan Perekonomian Masyarakat

(31)

II-16

1. Merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang

usaha pengembangan perekonomian

masyarakat;

2. Melaksanakan pendataan dan pembinaan usaha ekonomi masyarakat kelurahan;

3. Menginventarisir tenaga kerja baik pengangguran atau tenaga kerja yang telah mempunyai usaha dan tenaga kerja yang telah mendapatkan kursus keterampilan;

4. Melakukan pendataan perumahan di

Kelurahan, terutama penerima bantuan perbaikan perumahan tidak layak huni;

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas;

4. UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)

Pengaturan mengenai Unit Pelaksana Teknis (UPT) akan dilakukan lebih lanjut dengan peraturan Walikota .

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro mempunyai kewenangan di bidang Ketenagakerjaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Transmigrasi, sehingga ruang lingkup pelaksanaan program dan kegiatan dibatasi

pada program-program pemerintah pada bidang

Ketenagakerjaan, Pemberdayaan Masyarakat dan

Transmigrasi.

C. Struktur Organisasi OPD

Struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dibentuk berdasarkan peraturan Daerah Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 12 Tahun 2010 tentang

(32)

II-17

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Metro. Adapun struktur organisasi tersebut pada bagian dibawah ini :

Gambar Bagan 2.1

Struktur Organisasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro

KEPALA DINAS SEKRETARIS KASUBBAG KEUANGAN DAN PERENCANAAN KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KABID KETENAGAKERJAAN

KASI USAHA PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT KASI PEMBINAAN

HUBUNGAN INDUSTRIAL KASI PEMBINAAN PELATIHAN

DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KASI PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN

KESEMPATAN KERJA

KASI PEMBINAAN KELURAHAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA KABID PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DAN TRANSMIGRASI

KASI KELEMBAGAAN, SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DAN

TRANSMIGRASI

(33)

II-18 2.2. Sumber Daya OPD

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dibentuk berdasarkan peraturan Daerah Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016

tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah Kota Metro. Adapun gambaran masa kini sumber daya yang tersedia pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro :

A. Sumber Daya Manusia

Tabel 2.1

Komposisi Pegawai Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro

Per Januari 2017

No Eselon Jabatan

Tersedia

Jenis Kelamin Jumlah

Terisi Laki-Laki Perempuan 1 Eselon II - - - - 2 Eselon III-a 1 1 - 1 3 Eselon III-b 2 2 - 2 3 Eselon IV-a 8 5 3 8 4 Staf 14 6 8 14 5 THL 1 1 - 1 Jumlah 26 14 11 26

Berdasarkan tabel diatas, jumlah pegawai pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro antara pegawai laki-laki dan perempuan cukup seimbang. Sedangkan untuk kebutuhan staf masih mengalami kekurangan dengan perbandingan 8 (Delapan) jabatan eselon IV-a dengan staf hanya 14 (Empat belas) orang, setidaknya 1 (satu) eselon IV-a memiliki 3 (tiga) orang staf. Oleh karena itu idealnya komposisi kebutuhan Staf pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro adalah :

(34)

II-19 Tabel 2.2

Komposisi Kebutuhan Pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro

NO NAMA JABATAN FUNGSIONAL UMUM JUMLAH ORANG KETERANGAN 1. Penyiap 11 2. Pengadministrasi 7 3. Operator Komputer 3 4. Kurir 2 5. Pekerja Sosial - 6. Mediator 1 Jumlah 24

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan staf pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro adalah 24 orang, sedangkan staf yang tersedia adalah 14 orang, maka masih diperlukan penambahan staf sebanyak 10 orang untuk dapat tercapai kondisi yang ideal.

B. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana saat ini yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro berdasarkan arahan Walikota/Wakil Walikota Metro, aset pada bidang yang menjadi bagian dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro yang merupakan hasil pemecahan dari dinas lama (Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro).

Untuk sarana tanah dan bangunan saat ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro menempati tanah dan bangunan eks BP4K Kota Metro yang beralamat di Jl. Jend. Soedirman No. 155 Kota Metro. Namun aset ini belum sepenuhnya

(35)

II-20

menjadi aset Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dan hanya pinjam pakai karena sampai dengan saat ini belum ada penyerahan aset kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dari BPKAD Kota Metro sebagai pengelola aset daerah.

Tabel 2.3

Data Inventaris Kendaraan Dinas

Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Per Januari 2017

No Nama Barang Jumlah

Barang Satuan Barang Kondisi Ket B KB RB 1 Kendaraan R4 Eselon II 1 Unit 1

2 Sepeda Motor 3 Unit 1 2

Tabel 2.4

Data Barang Inventaris pada Bidang Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro

Per Januari 2017

No Nama Barang Jumlah

Barang Satuan Barang Kondisi Ket B KB RB

1 Meja 1 biro 4 Unit 2 2

2 Meja ½ biro 8 Unit 5 3

3 Kursi Putar 1 Biro 2 Unit 1 1 4 Kursi Putar ½ Biro 4 Unit 4 5 Kursi Lipat Stainless 12 Unit 8 3 1

6 Komputer Del 4 Unit 2 2

7 Kipas Angin Bawah

(36)

II-21

8 Dispenser 1 Unit 1

9 Filing Kabinet 2 Unit 2

10 Komputer Hp 5 Unit 2 2 1

11 Papan Data 1 Unit 1

12 Mesin Fax 1 Unit 1

13 Lemari Besi 1 Unit 1

14 AC 1 Unit 1

15 Kursi Plastik 10 Unit 10

16 TV 1 Unit 1

17 Mesin Tik 1 Unit 1

18 Printer Hp/Jet 1 Unit 1

19 Komputer 1 Unit 1

20 Printer 1 Unit 1

21 Kipas Angin 1 Unit 1

22 Kipas Angin Dinding 1 Unit 1 23 Komputer 1 Unit 1 24 Printer 1 Unit 1 Tabel 2.5

Data Barang Inventaris pada Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Metro Per Januari 2017

No Nama Barang Jumlah

Barang Satuan Barang Kondisi Ket B KB RB

1 Meja 1 biro 1 Unit 1

2 Meja ½ biro 12 Unit 9 2 1

3 Kursi Putar 1 Biro 2 Unit 2 4 Kursi Putar ½ Biro 5 Unit 2 1 2

(37)

II-22 5 Kursi Lipat Stainless 9 Unit 5 4 6 Kursi Kayu 1 1 7 Dispenser 1 Unit 1 8 Lemari Kayu 1 1

9 Filing Kabinet 2 Unit 2

10 Komputer 3 Unit 3

11 Papan Data 4 Unit 4

13 Lemari Besi 1 Unit 1

14 Laptop 1 Unit 1

15 Mesin Tik 1 Unit 1

16 Lemari Kayu 4 Unit 3 1

17 Printer Hp/Jet 1 Unit 1

18 Kipas Angin Dinding

1 Unit 1

19 Laptop 1 Unit 1

20 Printer 1 Unit 1

Dengan kondisi sarana dan prasarana seperti pada saat ini maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro masih memerlukan penambahan sarana dan prasarana, khususnya di bagian sekretariat mengingat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro merupakan dinas baru yang belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Untuk itu lima tahun kedepan diperlukan penyesuaian kebutuhan sarana dan prasarana pendukung operasional kegiatan sebagai berikut :

(38)

II-23 Tabel 2.6

Kebutuhan Sarana Dan Prasarana

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Satuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Motor Dinas Lemari arsip kayu Lemari arsip partikel Kursi tamu AC Meja Pimpinan Meja 1 Biro Meja ½ Biro Filling Kabinet Kursi Pimpinan

Kursi Putar ½ biro Kursi Lipat Kamera Digital

Laptop / Notebook = 3 Unit

Komputer

Meja Komputer Printer Mesin Finger Print

Televisi Color Handycam

Plang Nama Kantor Wereless Papan Informasi Kanopi Soundystem LCD Proyektor Layar LCD Proyektor Mesin Fax 5 1 2 2 5 2 4 6 6 2 10 60 2 5 4 4 9 1 3 1 1 4 2 2 2 2 2 2 Unit Unit Unit Set Unit Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Buah Unit Buah Unit Unit Unit Buah Unit

(39)

II-24 29 30 31 32 33 34. Penghancur Kertas Brankas Karpet/Ambal 4 X 6 m Hordeng Meja Rapat Papan Data 4 1 2 1 1 6 Unit Buah Buah Meter Unit Buah

2.3. Kinerja Pelayanan OPD

A. Capaian Kinerja Pelayanan

Capaian kinerja Pelayanan SKPD Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro tahun 2011 – 2015 adalah sebagai berikut :

(40)

II-25 Tabel 2.7

Pencapaian Kinerja SKPD Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro Tahun 2011 s.d. 2015

NO INDIKATOR KINERJA SESUAI TUGAS DAN FUNGSI SKPD

TARGET SPM

TARGET IKK

TARGET RENSTRA SKPD TAHUN KE - REALISASI CAPAIAN TAHUN KE RASIO CAPAIAN PADA TAHUN KE

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Persentase (%) PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar 80% 5.961 Orang 5.437 Orang 4.617 Orang 2.351 Orang 2.351 Orang 524 Orang 820 orang 2.266 orang 2.245 orang 2.300 orang 8.79% 15.08% 49.08% 95.49% 97.83%

2. Persentase (%) korban bencana

yang menerima bantuan sosial 80%

60 Orang 35 Orang 3 Orang 4 Orang 5 Orang 60 Orang 35 orang 3 orang 4 orang 5 orang 100% 100% 100% 100% 100% 3. Persentase (%) penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial

40% 744 Orang 744 Orang 718 Orang 718 Orang 718 Orang 110 Orang 110 orang 176 orang 139 orang 304 orang 14.78% 14.78% 24.51% 19.35% 42.34%

4. Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis

kompetensi 75% 40 Orang 30 orang 20 orang 25 orang 20 orang 35 orang 15 orang 15 orang 15 orang 15 orang 87.5% 50% 75% 60% 75%

5. Jumlah pencari kerja terdaftar

yang ditempatkan 70% 572 orang 892 orang 972 orang 732 orang 419 orang 167 orang 232 orang 263 orang 362 orang 237 orang 29% 26% 27% 42% 56% 6. Pelayanan penyelesaian

perselisihan hubungan industrial 50% 7 kasus 12

kasus 3 kasus 3 kasus 6 kasus 7 kasus 12

(41)

II-26 7. Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan 45% 526 perush 526 perush 530 perush 557 perush 557 perush 442 perush 442 perush 450 perush 500 perush 500 perush 84.6% 84.6% 84.6% 89.8% 89.8%

8. Persentase (%) kelurahan yang tertib administrasi 100% 5 kelurah an pada 5 kecama tan 5 kelurah an pada 5 kecama tan 5 kelurah an pada 5 kecama tan 5 kelurah an pada 5 kecama tan 5 kelurah an pada 5 kecama tan 5 kelurah an pada 5 kecama tan 5 kelurah an pada 5 kecama tan 5 kelurah an pada 5 kecama tan 5 kelurah an pada 5 kecama tan 5 kelurah an pada 5 kecama tan 100% 100% 100% 100% 100% 9. Persentase (%) wirausaha keluarga binaan PKK dan Dasawisma 100% 22 kelurah an 22 kelurah an 22 kelurah an 22 kelurah an 22 kelurah an 22 kelurah an 22 kelurah an 22 kelurah an 22 kelurah an 22 kelurah an 100% 100% 100% 100% 100%

10. Persentase keluarga yang

meningkat pendapatanya 100% 22 peserta 22 peserta 22 peserta 22 peserta 22 peserta 20 peserta 20 peserta 20 peserta 20 peserta 20 peserta 90.9% 90.9% 90.9% 90.9% 90.9%

(42)

II-27

Dari tabel diatas dapat diketahui indikator sasaran pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro terdiri dari 10 (sepuluh) indikator :

1. Indikator persentase (%) PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar, target kinerja yang direncanakan adalah jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial dalam 1 (satu) tahun sebesar 80% dari jumlah PMKS skala kota dalam tahun tersebut yang seharusnya memperoleh bantuan sosial, artinya pada setiap 10 orang PMKS skala kota dalam 1 (satu) tahun yang seharusnya memperoleh bantuan sosial ditargetkan 8 (delapan) orang PMKS yang memperoleh bantuan sosial pada tahun tersebut.

Berdasarkan tabel dapat diketahui target kinerja baru dapat tercapai pada tahun 2014 dengan rasio capaian sebesar 95.49% dan pada tahun 2015 dengan rasio capaian sebesar 97.49%. Pada prinsipnya pelaksanaan kegiatan telah mencapai target rencana kerja yang telah ditetapkan namun diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas bantuan yang diberikan kepada penerima bantuan.

(43)

II-28

2. Indikator persentase (%) korban bencana yang menerima bantuan sosial, target kinerja yang direncanakan adalah jumlah korban bencana dalam 1 (satu) tahun yang menerima bantuan sosial sebesar 80% dari jumlah korban bencana dalam tahun tersebut yang seharusnya menerima bantuan sosial, artinya dari setiap 10 (sepuluh) korban bencana dalam 1 (satu) tahun yang seharusnya dapat menerima bantuan sosial ditargetkan sebanyak 8 (delapan) orang.

Kasus bencana yang terjadi di Kota Metro pada tahun 2011 sebanyak 60 (enam puluh) orang korban bencana dan pada tahun 2012 sebanyak 30 (tiga puluh) orang korban bencana, apabila dibandingkan dengan tahun 2013 s.d. 2015 relatif lebih tinggi hal ini dikarenakan terjadinya puting beliung di wilayah Metro Utara dan kebakaran, dari tabel terlihat setiap korban bencana dari tahun 2011 s.d. 2015 seluruhnya mampu diberi bantuan sosial sehingga target kinerja dapat tercapai namun dalam pelaksanaan kegiatan diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas bantuan yang diberikan kepada penerima bantuan.

(44)

II-29

3. Indikator persentase (%) penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial, target kinerja yang direncanakan adalah jumlah penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang menerima jaminan sosial dalam 1 (satu) tahun sebesar 40% dari jumlah penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang seharusnya menerima jaminan sosial seharusnya menerima jaminan sosial dalam tahun tersebut. Maksudnya setiap 10 orang penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang seharusnya menerima jaminan sosial dalam 1 (satu) tahun ditargetkan 4 (empat) orang penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial menerima jaminan sosial pada tahun tersebut.

Berdasarkan tabel terlihat target kinerja baru dapat tercapai pada tahun 2015 dengan rasio sebesar 42.34% hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan keuangan daerah.

4. Indikator jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi, target kinerja yang direncanakan adalah jumlah tenaga kerja yang dilatih sebanyak 75% dari jumlah pendaftar pelatihan berbasis kompetensi, artinya dari

(45)

II-30

setiap 10 (setiap) pendaftar pelatihan ditargetkan 7 (tujuh) orang dapat mengikuti pelatihan.

Dari tabel dapat terlihat pada tahun 2011, 2013 dan 2015 mampu mencapai target rencana kerja yang telah ditetapkan namun pada tahun 2012 tidak mencapai target dengan rasio capaian sebesar 50% hal ini dikarenakan jumlah anggaran yang tersedia tidak mampu untuk mengakomodir jumlah peserta yang mendaftar.

5. Indikator jumlah pencari kerja terdaftar yang ditempatkan, target kinerja yang direncanakan adalah jumlah pencari kerja yang diterima bekerja oleh pemberi kerja dalam hal ini perusahaan yang mendaftarkan lowongan pekerjaannya pada dinas kota sebesar 70% dari jumlah pencari kerja yang mendaftarkan dan tercatat dinas kota yang menangani bidang ketenagakerjaan. Maksudnya setiap 10 (sepuluh) orang pencari kerja terdaftar dapat ditempatkan diperusahaan sebanyak 7 (orang).

(46)

II-31

Dari tabel terlihat tingkat penyerapan tenaga kerja yang terdaftar masih sangat rendah. Capaian rasio yang tertinggi mencapai 56% terjadi pada tahun 2015 dengan angka tenaga kerja yang ditempatkan sebesar 237 (dua ratus tiga puluh tujuh) orang, untuk capaian rasio terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar 26% dengan jumlah tenaga kerja yang ditempatkan 232 (dua ratus tiga puluh dua) orang untuk jumlah penempatan tenaga kerja yang terbanyak dengan jumlah 362 (tiga ratus enam puluh dua) orang terjadi pada tahun 2014 dengan rasio 42% dan untuk jumlah tenaga kerja yang ditempatkan terendah terjadi pada tahun 2011 dengan jumlah 167 (seratus enam puluh tujuh) orang. Jumlah pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan dalam kurun waktu 2011 s.d. 2015 belum mampu mencapai target yang ditetapkan hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :

a. Masih rendahnya pemberi kerja yang mendaftarkan lowongan pekerjaan pada dinas yang menangani ketenagakerjaan.

b. Peluang kerja yang tersedia masih lebih rendah dibandingkan dengan jumlah pencari kerja yang ada

(47)

II-32

c. Kualifikasi pencari kerja yang ada tidak memenuhi kriteria pemberi kerja.

6. Indikator pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, target kinerja yang direncanakan adalah jumlah kasus yang diselesaikan sampai dengan pada tingkat perjanjian bersama sebesar 50% dari jumlah kasus yang dicatatkan. Artinya dari 10 (sepuluh) perselisihan hubungan industrial yang diselesaikan oleh Mediator Hubungan Industrial sebanyak 5 (lima) perselisihan dapat diselesaikan sampai pada tingkat perjanjian bersama.

Pada tahun 2013 dan 2014 tercatat paling sedikit laporan perselisihan yakni sebanyak 3 (tiga) perselisihan dan dapat diselesaikan sampai tingkat perjanjian bersama sedangkan pada tahun 2012 tercatat paling banyak perselisihan yang dilaporkan yakni sejumlah 12 (dua belas) perselisihan dan dapat diselesaikan sampai tingkat perjanjian bersama. Pelayanan penyelesaian hubungan industrial dari tahun 2011 s.d. 2015 telah mampu memenuhi capaian kinerja tetapi diperlukan penambahan jumlah personil mediator hubungan

(48)

II-33

industrial agar waktu penyelesaian tidak terlalu lama sehingga lebih mampu meningkatkan pelayanan.

7. Indikator pelayanan pengawasan ketenagakerjaan, target kinerja yang direncanakan adalah jumlah perusahaan yang diperiksa sebesar 45% dari jumlah perusahaan yang terdaftar. Artinya dari 100 (seratus) perusahaan yang terdaftar sebanyak 45 (empat puluh lima) perusahaan dapat diperiksa oleh pengawas ketenagakerjaan dalam penerapan peraturan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan.

Dari tabel dapat terlihat pada pada tahun 2011 s.d. 2013 telah mampu melakukan pengawasan sebesar 84.6% perusahaan yang terdaftar sedangkan pada tahun 2014 dan 2015 telah mampu melakukan pengawasan sebesar 89.8% perusahaan yang terdaftar.

8. Indikator persentase (%) kelurahan yang tertib administrasi, target kinerja yang direncanakan adalah 22 (dua puluh dua) kelurahan yang dibina untuk dapat tertib administrasi pada 5 (lima) kecamatan yang terdapat di Kota Metro.

(49)

II-34

Dari tabel dapat terlihat telah bahwa pada tiap tahun pembinaan dapat dilaksanakan pada 5 (lima) Kelurahan yang berbeda pada 5 (lima) Kecamatan di Kota Metro karena keterbatasan keuangan daerah sehingga belum mampu melaksanakan pembinaan pada seluruh kelurahan yang ada di Kota Metro.

9. Indikator Persentase (%) wirausaha keluarga binaan PKK dan Dasawisma, target kinerja yang direncanakan adalah pembinaan pada anggota PKK dan Dasawisma di 22 (dua puluh dua) Kelurahan di Kota Metro.

(50)

II-35

Dari tabel dapat diketahui dari tahun 2011 s.d. 2015 telah mampu memenuhi capaian kinerja namun pembinaan harus dilakuan secara terus menerus agar aktifitas PKK dan Dasawisma dapat lebih baik lagi.

10. Indikator persentase keluarga yang meningkat pendapatanya, target kinerja yang direncanakan adalah pelatihan kewirausahaan yang diberikan kepada anggota PKK dari 22 (dua puluh dua) peserta dari 5 (lima kecamatan).

Pada tabel terlihat bahwa dari tahun 2011 s.d. 2015 peserta pelatihan dapat diikuti oleh 20 (dua puluh) peserta dengan rasio capaian sebesar 90.90% hal ini dikarenakan jumlah anggaran yang tersedia tidak mampu untuk mengakomodir. B. Anggaran Dan Realisasi Pendanaan SKPD

Anggaran dan Realisasi Pelayanan SKPD Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro tahun 2011 – 2015 adalah sebagai berikut:

(51)

II-36 Tabel 2.8

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan

SKPD Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro Tahun 2011 s.d. 2015

NO URAIAN

ANGGARAN PADA TAHUN KE- (Dalam Ribuan)

REALISASI ANGGARAN PADA TAHUN KE (Dalam Ribuan)

RASIO ANTARA REALISASI DAN ANGGARAN TAHUN KE-

RATA-RATA PERTUMBUHAN

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 ANGGARAN REALISASI

1 Urusan Sosial 313.700 796.800 825.912 972.457 886.641 311.255 672.491 807.888 954.033 865.745 99.22 84.40 97.82 98.11 97.64

2 Urusan Tenaga Tenaga Kerja 78.500 303.692 312.699 414.462 454.450 78.500 282.939 305.168 370.351 388.929 100 93.17 97.59 89.36 85.58

3 Urusan Pemberdayaan

Masyarakat 531.959 690.718 759.550 770.220 1.157.151 530.997 689.688 756.463 738.154 1.142.044 99.82 99.85 99.59 95.84 98.69 Jumlah 924.159 1.791.210 1.898.161 2.157.139 2.498.242 920.752 1.645.118 1.869.519 2.062.538 2.396.718 99.63 91.84 98.49 95.61 95.94

(52)

II-37

Dari tabel diatas diketahui bahwa anggaran SKPD untuk

melaksanakan urusan Sosial, Tenaga Kerja dan

Pemberdayaan Masyarakat terus meningkat setiap tahunnya. Rasio realisasi anggaran dari tahun 2011 s.d. 2015 dalam kategori baik hal ini terlihat dengan hasil capaian diatas 90%.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro merupakan sebuah OPD baru pecahan dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro. Sebagai sebuah OPD baru tentunya memiliki tantangan dan peluang yang harus dihadapi.

Masalah ketenagakerjaan saat ini semakin kompleks dan multidimensional dimana pada satu sisi terdapat pertumbuhan angkatan kerja yang masih cukup tinggi, sedangkan pada sisi lain perluasan kesempatan kerja belum memadai, sehingga mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran setiap tahun.Hal ini merupakan penghambatan program pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan rakyat. Dengan jumlah angkatan

(53)

II-38

kerja yang cukup besar membuat permasalahan tenaga kerja di Kota Metro perlu penanganan secara serius.

Beberapa masalah lain yang juga berpengaruh terhadap ketenagakerjaan di Kota Metro adalah masih rendahnya iklim investasi, baik investasi lokal maupun penanaman modal asing sehingga penyerapan tenaga kerja pada usaha-usaha produktif dari investasi juga rendah. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan investasi di daerah diperlukan berbagai regulasi yang berpihak kepada investor, perilaku birokrasi dan jaminan ketertiban dan keamanan yang kondusif bagi perkembangan investasi.

Masalah penempatan tenaga kerja juga masih menjadi problem tersendiri yang harus di atasi baik menyangkut daerah tujuan TKI maupun permasalahan-permasalahan yang dihadapi seperti rendahnya skill dan tingkat keterampilan tenaga kerja, masalah hukum yang menjerat di lokasi tempat kerja. Penempatan oleh perusahaan penyalur tenaga kerja yang kadang bermasalah, tenaga kerja ilegal dan sebagainya.

Di samping itu, hubungan industrial pengguna tenaga kerja dengan tenaga kerja itu sendiri juga menjadi permasalahan yang patut menjadi perhatian. Oleh karena itu perjanjian kerja antara kedua belah pihak termasuk didalamnya pengguna tenaga kerja perlu diatur sesuai ketentuan yang ada.

Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro sebagai salah satu bagian dari Pemerintah Kota Metro harus memainkan peran dan fungsinya dengan merumuskan suatu rencana strategis secara sistematis dan berarti turut mengatasi persoalan tersebut.

Pengembangan pelayanan tugas dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro selama 5 (lima) tahun ke depan

(54)

II-39

mempunyai tantangan yang harus diantisipasi dan peluang yang harus dipertahankan. Adapun tantangan dan peluang tersebut sebagai berikut :

1. Kekuatan (Strength)

Berdasarkan identifikasi yang ada, ditemukan beberapa “kekuatan” sebagai berikut:

a. Mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam urusan tenaga kerja dan transmigrasi

b. Adanya kewenangan untuk membina dan

mensosialisasikan peraturan perundang-undangan serta merumuskan kebijakan dalam urusan tenaga kerja dan transmigrasi

c. Tersedianya data dan informasi tentang urusan tenaga kerja dan transmigrasi

d. Adanya peraturan perundang-undangan yang menunjang pelaksanaan tugas-tugas dinas

e. Dukungan Pemerintah Daerah/Legislatif (DPRD)/instansi terkait terhadap urusan tenaga kerja dan transmigrasi 2. Kelemahan (Weakness)

Berdasarkan identifikasi, ditemukan beberapa “kelemahan” sebagai berikut :

a. Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia yang belum optimal dan belum memadai

b. Motivasi dan etos kerja belum optimal

c. Pemahaman tugas, pokok, dan fungsi (TUPOKSI) masih rendah

d. Kurangnya keinginan untuk menekuni dan memperdalam pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan Tupoksi

e. Belum tersedianya sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan kegiatan yang memadai

(55)

II-40

3. Peluang (Opportunity)

Berdasarkan identifikasi dan prediksi, terdapat beberapa “peluang” sebagai berikut:

a. Dukungan program dan dana pemerintah pusat ke daerah b. Potensi masyarakat yang masih dapat dikembangkan dan

dimaksimalkan

c. Dukungan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, peran LPM dan unsur masyarakat lainnya

d. Terbukanya Pangsa Pasar Kerja Global (Masyarakat Ekonomi Asean dan AFTA)

4. Ancaman (Threat)

Berdasarkan identifikasi dan prediksi, terdapat beberapa “ancaman” sebagai berikut :

a. Perubahan yang terjadi dalam tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan sebagai dampak dari era globalisasi serta saling pengaruh antara berbagai faktor di dalamnya merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam

pembangunan bidang ketenagakerjaan, seperti

melemahnya persaingan kerja

b. Tingginya angkatan kerja yang mencari pekerjaan

c. Tumbuhnya daya saing tenaga kerja menuntut peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja sesuai dengan tuntutan pasar.

d. Tuntutan UMK yang diluar kemampuan perusahaan

e. Rasa tidak percaya (pesimis) sebagian masyarakat terhadap pemerintah

(56)

III-1 BAB III

ISU-ISU STRATEGIS

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA METRO BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro sesuai dengan Peraturan Walikota Metro Nomor 31 Tahun 2016 tentang Susunan, Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Metro sebagaimana telah diubah berdasarkan Peraturan Walikota Metro Nomor : 37 Tahun 2017, dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Kurangnya lapangan kerja yang ada di Kota Metro 2. Kurangnya ketrampilan bagi angkatan kerja

3. Tingginya angkatan kerja yang mencari pekerjaan

4. Kesadaran dari perusahaan dan tenaga kerja dalam menerapkan norma ketenagakerjaan yang masih perlu ditingkatkan

5. Kurangnya tingkat pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri (masih banyaknya masyarakat yang bekerja ke luar negeri melalui jalur ilegal), sehingga menyulitkan kita untuk mengetahui dan melakukan pendataan terhadap besaran TKI di luar negeri serta antisipasi perlindungan tenaga kerja.

6. Masih banyaknya tenaga kerja yang bekerja ke luar daerah tanpa melalui Disnakertrans Kota Metro (tanpa mengurus AK.1 dan AK.2), sehingga menyulitkan kita untuk mengetahui dan melakukan pendataan terhadap besaran Tenaga Kerja AKL dan AKAD.

7. Belum optimalnya peran lembaga-lembaga pemberdayaan masyarakat

Gambar

Gambar Bagan 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk m em buat data saling terintegrasi, m aka satu tabel dengan tabel yang lainnya harus

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti kepada 45 responden dan responden yang diperoleh peneliti dan sesuai dengan kriteria responden pada sampel dan

Daerah Provinsi Pemerintah DaerahKab/Kota Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat Pemberdayaan Ekonomi Penduduk Miskin 1.Koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan ekonomi

Pelayanan Fiskus diperoleh koefisien nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel (N=100: p= 5%) yaitu sebesar (4,540> 1,985) dengan demikian hipotesis

Kas xxx Liabilitas xxx Berikut adalah contoh analisa dari penerapan PSAK 24 (2013) berdasarkan aspek pengakuan dan pengukuran : Tabel 4.4 PT ASTRA INTERNASIONAL Tbk

N : Saya berharap bahwa metode problem based learning ini bisa diterapkan diperkuliahan diberbagai disiplin ilmu di Program Studi Akuntansi maupun Program Studi yang

Materi Peraturan Daerah lebih baik dirumuskan dalam banyak pasal yang singkat dan jelas dari pada kedalam beberapa pasal yang panjang dan memuat dan beberapa ayat kecuali jika

Kemudian yang menjadi latar sosial antara pria dan wanita dalam novel ini adalah saat berhubungan percintaan dalam sosial masyarakat modern di jepang yang