• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Banyumudal 2 Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dengan Subjek Penelitian Kelas V sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 15 siswa kaki- laki dan 17 siswa perempuan. Letak Sekolah Dasar Negeri Banyumudal 2 berada di Wilayah Kelurahan Banyumudal Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo.

Penelitian dilakukan di SDN Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo. Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa Kelas V SDN Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dengan jumlah siswa 32 siswa, yang terdiri atas 15 siswa laki- laki dan 17 siswa perempuan. Siswa kelas V ini prestasi belajarnya masih rendah dalam pembelajaran IPA. Dari 32 siswa terdapat 22 siswa mendapatkan nilai dibawah 64 atau belum mencapai KKM yang ditentukan. Karakteristik siswa kelas V ini adalah berumur antara 9 tahun sampai 11 yang merupakan menuju tahap berpikir konkrit/ nyata. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani dan buruh tani.

Penyebab nilai siswa dibawah KKM dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu : penggunaan metode ceramah yang sering diterapkan dalam proses pembelajaran, siswa bersifat pasif dan pasrah, kurang termotivasinya siswa untuk belajar, suasana pembelajaran yang monoton. Sejalan dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), salah satu upaya yang dilaksanakan di sekolah ini adalah penggunaan media pembelajaran dan strategi pembelajaran. Hal ini harus dilakukan agar kebutuhan peserta didik dapat terlayani dengan baik sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(2)

(KTSP). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis yang terdapat dalam tabel 4.1

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai Sebelum Tindakan Mata Pelajaran Ilmu Penggetahuan siswa Kelas V SDN Banyumudal 2 Semester I Tahun Pelajaran 2011/ 2012 .

Skor Frekuensi Presentase (%) Keterangan

24- 39 11 34% Tidak Tuntas

40-51 7 22% Tidak Tuntas

52- 63 4 13% Tidak Tuntas

64- 72 10 31% Tuntas

Jumlah 32 100%

Nilai Rata- rata 48,87

Nilai Tertinggi 72

Nilai Terendah 24

Dilihat dari tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pembelajaran belum berhasil dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM= 64). Diketahui pada skor nilai antara 24 – 39 frekuensinya ada 11 dengan presentase 34 % siswa tidak tuntas, skor nilai antara 40 – 51 frekuensinya ada7 dengan presentase 22 % siswa tidak tuntas, skor nilai antara 52- 63 frekuensinya 4 dengan presentase 13 % siswa tidak tuntas, dan skor 64 -72 frekuensinya 10 dengan presentase 31 dap dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir).Sehingga peneliti tergugah untuk mengadakan tindakan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa, Khususnya siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyumudal 2 Kecamatan Sapuran Kabupaten

(3)

Wonosobo Tahun Ajaran 2011/ 2012.Dapat Dapat digambarkan pada diagram 4.1

Gambar 4.1

Diagram Linear Hasil Perolehan Nilai IPA Siswa Kelas V SDN Banyumudal 2 Semester I

Tahun Pelajaran 2011/ 2012 Sebelum Tindakan

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2.

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan No. Kriteria Ketuntasan Jumlah Siswa Jumlah Persen (%) 1. Tuntas≥ 65 10 31% 2. Belum tuntas<65 22 69 % Jumlah 32 100%

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 22 siswa atau 69%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa dengan persentase 22%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2.

48,87 72 24 10 22 31 69 0 10 20 30 40 50 60 70 80 nilai rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tuntas Presentase Siswa Tuntas Presentase Siswa Belum Tuntas

(4)

Diagram 4.2

Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V SD Negeri Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2010/2011, penulis akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together)

Siklus I terdiri dari 4 kelompok setiap kelompok beranggotakan 8 siswa, siklus II terdiri dari 8 kelompok setiap kelompok beranggotakan 4 siswa.

31%

69%

0%

(5)

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I terdiri dari 2 pertemuan 4.1.2.1 Deskripsi Observasi

a) Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I Tabel 4.3

Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I (Pertemuan I dan Pertemuan II)

No Aspek yang dinilai Tingkat

kemampauan Skor Mak Pertmuan I Pertmuan II

1 Guru menjelaskan metode pembelajaran NHT ( Numbered

Heads Together) 4 4 4

2 Guru membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT

4 4 4

3 Guru menjelaskan pembentukan kelompok dan penomoran dengan nomor di kepala.

4 4 4

4 Guru menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran. 4 4 4 5 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat

aktif dalam diskusi. 4 4 4

6 Guru memberikan pengarahan kepada siswa, tentang prosedur dan aturan jalanya diskusi

4 4 4

7 memotivasi siswa agar ada kerja sama antar individu di dalam kelompoknya.

4 4 4

8 Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam berdiskusi.

4 4 4

9 Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.

4 4 4

10 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri

4 4 4

(6)

kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.

12 Guru tidak membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi kondusif.

4 4 4

13 Guru berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja

yang mengalami kesulitan. 4 4 4

14 Guru dan siswa tidak sibuk dengan pekerjaannya

masing-masing sehingga tidak timbul suasana kelas menjadi kaku. 4 4 4 15 Guru tidak meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam

kelompok sehingga siswa selalu dapat pengawasan. 4 4 4

16 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran. 4 4 4

17 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif

dalam permainan. 4 4 4

18 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki

skor terbaik. 4 4 4

19 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar

melalui tes. 4 4 4

Rata- rata 4 4 4

Presentase Keberhasilan 100% 100%

Berdasarkan tabel 4.3 hasil obsevasi terhadap kinerja guru dilakukan padasiklus I pertemuan I dan pertemuan II .Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kinerja guru( terlampir) secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) secara keseluruhan sudah terlaksana dengan baik, Hasil analisis observasi kinerja guru siklus I diperoleh kinerja guru 100% yang berarti kinerja guru masuk dalam katagori sangat baik. karena sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti dengan guru kelas sudah merencanakan dengan matang langkah- langkah yang harus dilakukan oleh guru kelas, sehingga guru kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan maksimal.

(7)

b) Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I Tabel 4.4

Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I (Pertemuan I dan Pertemuan II)

N0 Aspek yang dinilai Jmlh siswa yg

mendapatkan skor Skor mak Pertmuan I Prtemuan II I Kegiatan awal

1 Siswa siap mengikuti pembelajaran 2 3 4

2 Siswa tertib mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran.

2 2 4

3 Siswa memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru.

2 3 4

4 Siswa berani mengemukakan pendapat sendiri 2 2 4

5 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru .

3 3 4

II Kegiatan inti

1 Siswa mendengarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran model NHT

3 3 4

2 Siswa tertib bergabung dengan kelompok yang ditentukan

2 3 4

3 Siswa didalam kelompok tertib menerima nomor yang diberikan guru kepada tiap kelompok.

(8)

Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I terdapat 2 pertemuan, pertemuan I rata- rata nilai yang diperoleh 2,25 presentase keberhasilan 25% dengan kriteria B , pertemuan II nilai yang diperoleh 56,25% dengan kriteria B.

4 Siswa didalam kelompok memperhatikan demonsrtasi yang diberikan oleh guru

2 2 4

5 Siswa didalam kelompok tertib memperhatikan pertanyaan dari guru.

2 3 4

6 Siswa didalam kelompok aktif berdiskusi untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok mampu menjawabnya.

3 3 4

7 Siswa berani mengangkat tanganya saat nomornya dipanggil oleh guru.

2 2 4

8 Siswa berani dan aktif saat mengemukakan jawabanya.

2 2 4

9 Kelompok lain tertib menanggapi jawaban yang dikemukakan tersebut.

2 2 4

10 Siswa memperhatiakn konfirmasi yang

disampaikan oleh guru terhadap jawaban yang dikemukakan oleh siswa tersebut.

3 3 4

III Kegiatan akhir

1 Siswa berani menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung

2 2 4

Rata- rata 2,25 2,57 4

(9)

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I , aktivitas siswa mengalami perubahan siswa mulai aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan diskusi kelompok bernomor dikepala. Walaupun siswa masih malu- malu atau kurang percaya diri untuk mengungkapkan gagasan/soal masalah yang sedang diskusikan.Kekompakan atau kerjasama antar kelompok belum terjalin dengan baik, siswa masih membutuhkan bimbingan dari guru secara pelan- pelan karena mereka baru pertama kali mengikuti proses pembelajaran dengan Metode NHT (Numbered Heads Together) masih diarahkan oleh guru yaitu ketika guru memberi pertanyaan pada siswa,perhatian siswadari awal proes pembelajaran mulai fokus terhadap penjelasan guru, ketika siswa yang ditunjuk guru langsung menjawab walaupun dalam menjelaskan jawabanya masih terbata- bata/ malu- malu.Saat siswa menjawab soal masalah, siswa menjawab dengan alat peraga yang sudah tersedia.

b) Paparan Hasil Belajar

Dalam tindakan ini dilakukan evaluasi hasil belajar untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa dalam menerima materi pembelajaran menggunakan metode pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together) yaitu diskusi kelompok dengan kepala bernomor dan menggunakan alat peraga untuk memecahkan soal masalah yang diberikan oleh guru.

Adapun indikator yang ingin dicapai adalah (1) Menyebutkan sumber- sumber cahaya dalam kehidupan sehari –hari.(2) Mendiskripsikan sifat- sifat cahaya dalam kehidupan sehari- hari(3) Menyebutkan benda yang dapat tembus cahaya dan benda yang tidak dapat ditembus cahaya (4)Menjelaskan peristiwa pemantulan cahaya dalam kehidupan sehari- hari. (5) Menyebutkan jenis- jenis cermin dan manfaat dari masing- masing jenis cermin pada peristiwa pemantulan cahaya. (terlampir dalam RPP). Berikut adalah hasil evaluasi siswa kelas VSD Negeri Banyumudal 2 dalam pembelajaran IPA menggunakan

(10)

metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Siklus I

NO Nilai SIKLUS I Keterangan

Jumlah Siswa Peresetase (%)

1 <55 2 55-64 15 46,87 Tidak Tuntas 3 65-74 11 34,37 Tuntas 4 75-84 5 15,63 Tuntas 5 85-100 1 3,13 Tuntas Jumlah 32

Nilai rata- rata 66,25

Nilai Tertinggi 88

Nilai Terendah 52

Berdasarkan tabel 4.5 siswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM=65) adalah sebanyak siswa 32 siswa sebanyak 17 siswa atau 53,13% , yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 15 siswa atau 46,87%, dengan nilai rata-rata 66,25, nilai tertinggi 88 sedangkan nilai terendahnya adalah yang dapat diuraikan dengan nilai ˂55 sebanyak 0 siswa,nilai 55 s/d 64 sejumlah 15 siswa atau 46,87 % belum mencapai kriteria ketuntasan, nilai 65 s/d 74 sejumlah 11atau 34,37% siswa , nilai 75 s/d 84 sejumlah 5 siswa atau 15,63% siswa, nilai 85 s/d 100 sejumlah 1 siswa atau 3,13%. Dengan nilai rata- rata 66,25 dan nilai tertinggi adalah 88sedangkan nilai terendahnya adalah 52.

Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.5 dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.3

(11)

Diagram 4.3

Hasil Evaluasi Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan nilai siklus I pertemuan 1 dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.5.

Tabel 4.6

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I No. Kriteria Ketuntasan Jumlah Siswa Jumlah Persen (%) 1. Tuntas ≥65 17 53,13% 2. Belum tuntas<65 15 46,87% Jumlah 32 100%

Ketuntasan belajar siswa Siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 15 siswa atau 46,87%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 17 siswa dengan persentase 53, 13%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.3 dapat dilihat pada diagram 4.4.

66,25 88 52 17 15 53,13 48,87 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah siswa Tuntas Jumlah Siswa Belum Tuntas Presentase siswa Tuntas Presentase Siswa Belum Tuntas

(12)

Diagram 4.4

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan gambar 4.6 tentang ketuntasan belajar siswa dapat diketahui dari jumlah siswa kelas V sebanyak 32 siswa, yang sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM= 65) sejumlah 17 siswa atau 53,13 %, siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa atau 47, 87 % . Kerana hasil nilai siswa belum memenuhi indikator hasil yaitu 80% dari keseluruhan siswa kelas V maka peneliti melakukan tindakan perbaikan pada siklus II.

C ) Refleksi Siklus I

Pada siklus I terdapat 3 deskripsi yang dibuat yaitu deskripsi kinerja guru, keaktifan siswa dan diskripsi hasil belajar siswa. Dari uraian deskripsisiklus I, dapat ditindak lanjuti sebagai berikut :

a) Kinerja Guru

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran (terlampir) secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan IIsecara keseluruhan sudah terlaksana dengan baik,

53,13% 47,87%

Tuntas Belum Tuntas

(13)

Hasil analisis observasi kinerja guru siklus I diperoleh kinerja guru 100% yang berarti kinerja guru masuk dalam katagori sangat baik. karena sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti dengan guru kelas sudah merencanakan dengan matang langkah- langkah yang harus dilakukan oleh guru kelas, sehingga guru kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan maksimal

Tabel 4.7

Presentase Keberhasilan Kinerja Guru dalam Pembelajaran pada Siklus I

Pertemuan Skor Presentase

keberhasilan Kriteria Pertemuan I 19 100% A Pertemuan II 19 100% A Rata- rata 4 100% Diagram 4.5

Skor dan Persentase Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I 0 20 40 60 80 100 120 presentase keberhasilan

(14)

b) Keaktifan Siswa

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap keaktifan siswamelalui aktivitas proses pembelajaran (terlampir) secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) pada siklus I pertemuan I kategori cukup baik sebesar 75%, kategori baik sebesar 25 % . pada siklus I pertemuan II kategori cukup baik sebesar 43,75%, kategori baik sebesar 56, 25 % . Dari siklus I pertemuan I dan siklus I pertemuan II aktivitas siswa mengalami peningkatan menjadi lebih baik.Namun peningkatan tersebut belum memenuhi dalam indikator proses, oleh karena itu, dilakukan tindak lanjut pada siklus II.Berikut ini tabel dan diagram skor dan persentase peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran siklus I.

Tabel 4.8

Presentase Keberhasilan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I

Pertemuan Skor Presentase

keberhasilan

Kriteria

Pertemuan I 4 25 B

Pertemuan II 9 56, 25 B

(15)

Diagram 4.6

Skor dan Persentase Keaktifan Siswadalam Pembelajaran Siklus I

c.Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada siklus I dengan menggunakan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) mengalami peningkatan dibandingkan sebelum tindakan. Hasil perolehan nilai sebelum tindakan yang mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM=64) dari jumlah 32 siswa, sebanyak 22 siswa atau 69 % siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar, sebanyak 10 siswa atau 31% yang tuntas dengan nilai rata-rata 48,87 dan nilai tertinggi 72 sedangkan nilai terendahnya adalah 24. Hasil perolehan nilai siklus I yang mencapai kriteria ketuntasan belajar dari jumlah 32 siswa sebanyak 17 siswa atau 53,13% , yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 15 siswa atau 46,87%, dengan nilai rata-rata 66,25, nilai tertinggi 88sedangkan nilai terendahnya adalah 52.

25 56,25 0 10 20 30 40 50 60 skor presentase keberhasilan

(16)

Diagram 4.7

Analisis Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Berdasarkan diagram 4.4 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan dari sebelum tindakan ke siklus I, dirata- rata ketuntasan hasil belajar siswa dalam diagram 4.4 pada siklus I sebesar 53,13 % dengan nilai rata- rata kelas sebesar 66,25. Mengacu pada indikator keberhasilan penelitian, untuk variabel hasil belajar belum dapat tercapai pada siklus I. Indikator keberhasilan sebesar 80% sejumlah siswa mengalami ketuntasan dalam belajar IPA dengan Metode Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together). Sedangkan pada siklus I hanya mencapai 53,13% oleh karena itu tindak lanjuti pada siklus II.

15 11 5 1 0 2 4 6 8 10 12 14 16 <55 55- 64 65- 74 75-84 85- 100 siklus I

(17)

4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II terdiri dari 3 pertemuan 4.1.3.1 Deskripsi Observasi

a) Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II Tabel 4.9

Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I I(Pertemuan I, Pertemuan Iidan Pertemuan III)

No Aspek yang dinilai Tingkat kemampauan Skor

Mak Pertem uan I Pertem uan II Prtemu an III 1 Guru menjelaskan metode pembelajaran NHT ( Numbered

Heads Together) 4 4 4 4

2 Guru membantu siswa memahami materi dalam

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT

4 4 4 4

3 Guru menjelaskan pembentukan kelompok dan penomoran dengan nomor di kepala.

4 4 4 4

4 Guru menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran. 4 4 4 4 5 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar

terlibat aktif dalam diskusi.

4 4 4 4

6 Guru memberikan pengarahan kepada siswa, tentang prosedur dan aturan jalanya diskusi

4 4 4 4

7 memotivasi siswa agar ada kerja sama antar individu di

dalam kelompoknya. 4 4 4 4

8 Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran

dalam berdiskusi. 4 4 4 4

9 Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.

4 4 4 4

10 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri

(18)

11 Guru berinteraksi dengan siswa, menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.

4 4 4 4

12 Guru tidak membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi kondusif.

4 4 4 4

13 Guru berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu

saja yang mengalami kesulitan. 4 4 4 4

14 Guru dan siswa tidak sibuk dengan pekerjaannya

masing-masing sehingga tidak timbul suasana kelas menjadi kaku. 4 4 4 4 15 Guru tidak meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di

dalam kelompok sehingga siswa selalu dapat pengawasan. 4 4 4 4

16 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran. 4 4 4 4

17 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam permainan.

4 4 4 4

18 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang

memiliki skor terbaik. 4 4 4 4

19 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar

melalui tes. 4 4 4 4

Rata- rata 4 4 4 4

Presentase Keberhasilan 100% 100% 100%

Berdasarkan tabel 4.9 hasil obsevasi terhadap kinerja guru dilakukan padasiklus I Ipertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III .Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kinerja guru( terlampir) secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) secara keseluruhan sudah terlaksana dengan baik, Hasil analisis observasi kinerja guru siklus II diperoleh kinerja guru 100% yang berarti kinerja guru masuk dalam katagori sangat baik. karena sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti dengan guru kelas sudah merencanakan dengan matang

(19)

langkah- langkah yang harus dilakukan oleh guru kelas, sehingga guru kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan maksimal

b) Hasil Observasi Keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus 2 Tabel 4.10

Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II (Pertemuan I, IIdan Pertemuan III)

N0 Aspek yang dinilai Jmlh siswa yg mendapatkan

skor Skor mak Perte muan I Pertemua n II Pertem uan III I Kegiatan awal

1 Siswa siap mengikuti pembelajaran 3 4 4 4

2 Siswa tertib mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran.

3 4 4 4

3 Siswa memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru

3 4 4 4

4 Siswa berani mengemukakan pendapat sendiri 2 3 4 4

5 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru

3 3 4 4

II Kegiatan inti

1 Siswa mendengarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran model NHT

3 3 4 4

2 Siswa tertib bergabung dengan kelompok yang ditentukan

(20)

3 Siswa didalam kelompok tertib menerima nomor yang diberikan guru kepada tiap kelompok.

3 4 4 4

4 Siswa didalam kelompok memperhatikan demonsrtasi yang diberikan oleh guru

3 4 4 4

5 Siswa didalam kelompok tertib memperhatikan pertanyaan dari guru.

3 4 4 4

6 Siswa didalam kelompok aktif berdiskusi untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok mampu menjawabnya.

3 3 4 4

7 Siswa berani mengangkat tanganya saat nomornya dipanggil oleh guru.

3 3 4 4

8 Siswa berani dan aktif saat mengemukakan jawabanya..

3 3 4 4

9 Kelompok lain tertib menanggapi jawaban yang dikemukakan tersebut.

2 3 4 4

10 Siswa memperhatiakn konfirmasi yang

disampaikan oleh guru terhadap jawaban yang dikemukakan oleh siswa tersebut.

3 3 4 4

III Kegiatan akhir

1 Siswa berani menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung

3 4 4 4

Rata- rata 2,87 3,5 4 4

(21)

Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I terdapat 3 pertemuan, pertemuan Irata- rata nilai yang diperoleh 2,87 presentase keberhasilan 87,5% dengan kriteria B , pertemuan II rata- rata yang diperoleh 3,5 presentase 50% dengan kriteria B dan 50% dengan kriteria A atau bisa disebut mencapai ketuntasan 100% . pertemuan III rata- rata nilai diperoleh 4 dengan presentase 100% dengan kriteria A. Keefektifan belajar siswa kelas V SD Negeri Banyumudal 2 sudah memenuhi indikator proses dengan ketuntasan 75% dengan hasil 100%.

Hasil belajar siswa aspek ketrampilan sosial dalam siklus II ini sebagian besar siswa sudah aktif dan berani dalam bertanya, berpendapat dan berargumentasi, memberikan pendapat dan memberi argumentasi tanpa ditunjuk terlebih dahulu oleh guru, dan saat guru meminta siswa untuk belajar secara berkelompok siswa belajar dengan kompak dan bekerjasama dengan anggota kelompok masing-masing, dan aktif dalam berdiskusi.

C ) Paparan Hasil Belajar

Dalam tindakan ini proses pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Banyumudal 2 peneliti melakukan penelitian PTK dengan menggunakan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) untuk meningkatkan nilai hasil ulangan. Dalam tes akhir ini siswa mengerjakan soal tertulis yang dikerjakan secara individu . Adapun indikator yang ingin dicapai adalah 1) Menjelaskan peristiwa pembiasan cahaya dan akibat dari pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari- hari.

2) Mendiskripsikan bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna dengan cakram warna. 3) Mencari informasi tentang peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari- hari. 4) Menyebutkan jenis- jenis alat optik yang berfungsi menangkap cahaya. 5) Menjelaskan fungsi alat optik (terlampir dalam RPP). Berikut adalah hasil evaluasi siswa kelas V SD Negeri

(22)

Banyumudal 2 dalam pembelajaran IPA menggunakan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) pada tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Siklus II

NO Nilai SIKLUS II Keterangan Jumlah Siswa Peresetase (%) 1 <55 2 55-64 3 65-74 13 40,62 Tuntas 4 75- 84 8 25 Tuntas 5 85- 100 11 34,38 Tuntas Jumlah 32

Nilai Rata - rata

79,75

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 68

Berdasarkan tabel 4.11siswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM=65) adalah sebanyak siswa 32 siswa sebanyak 32 siswa atau 100% , yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 0 siswa atau tidak ada, dengan nilai rata-rata 79,75, nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 68 yang dapat diuraikan dengan nilai ˂55 sebanyak 0 siswa,nilai 55 s/d 64 sejumlah 0 siswa nilai 65 s/d 74 sejumlah 13atau 40,62% siswa , nilai 75 s/d 84 sejumlah 8 siswa atau 25% siswa, nilai 85 s/d 100 sejumlah 11 siswa atau 34,38%. Dengan nilai rata- rata 79,75 dan nilai tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 68. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.8dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.7.

(23)

Diagram 4.8

Hasil Evaluasi Siklus II

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.5.

Tabel 4.12

Ketuntasa Hasil Belajar Siklus II No. Kriteria Ketuntasan Jumlah Siswa Jumlah Persen (%) 1. Tuntas ≥ 65 32 100% 2. Belum tuntas< 65 0 0% Jumlah 32 100%

Berdasarkan tabel 4.12 Ketuntasan belajar siswa Siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 32 siswa atau 100%, yang belum tuntas tidak ada atau 0%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel dapat dilihat pada diagram 4.9

79,75 100 68 32 100 0 20 40 60 80 100 120

Nilai rata- rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah siswa Tuntas

Presentase siswa Tuntas

(24)

Diagram 4.9

Persentase Ketuntasan BelajarSiklus II

Berdasarkan gambar 4.8 tentang ketuntasan belajar siswa dapat diketahui dari jumlah siswa kelas V sebanyak 32 siswa, yang sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM= 65) sejumlah 32 siswa atau 100 %, siswa yang belum tuntas tidak ada atau 0 % .

C ) Refleksi Siklus

Pada siklus II terdapat 3 deskripsi yang dibuat yaitu deskripsi kinerja guru, keaktifan siswa daan diskripsi hasil belajar siswa. Dari uraian deskripsisiklus II, dapat ditindak lanjuti sebagai berikut :

a) Kinerja Guru

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran (terlampir) secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan II, pertemuan III secara keseluruhan sudah terlaksana dengan baik, Hasil analisis observasi kinerja guru siklus I diperoleh kinerja guru 100% yang berarti kinerja guru masuk dalam katagori sangat baik.

100% 0% 0% 0%

(25)

karena sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti dengan guru kelas sudah merencanakan dengan matang langkah- langkah yang harus dilakukan oleh guru kelas, sehingga guru kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan maksimal

Tabel 4.13

Presentase Keberhasilan Kinerja Guru dalam Pembelajaran pada Siklus II

Pertemuan Skor Presentase

keberhasilan Kriteria Pertemuan I 19 100% A Pertemuan II 19 100% A Pertemuan III 19 100% A Rata- rata 4 100% b) Keaktifan Siswa

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap keaktifan siswamelalui aktivitas proses pembelajaran (terlampir) secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) pada siklus II pertemuan I kategori cukup sebesar 21, 5% , kategori baik sebesar 87,5 % . pada siklus II pertemuan II kategori baik sebesar 50 %, kategori sangat baik sebesar 50 %, siklus II pertemuan III kategori sangat baik sebesar 100% . Dari siklus II pertemuan I, pertemuan II, pertemuan III aktivitas siswa mengalami peningkatan menjadi lebih baik. Siklus II keaktifan belajar siswa telah mencapai kriteria ketuntasan 70%.

(26)

Tabel 4.14

Presentase Keberhasilan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus II

Pertemuan Skor Presentase

keberhasilan Kategori Pertemuan I 14 87,5% B Pertemuan II 8 50% A Pertemuan III 32 100% A Diagram 4.10

Skor dan Persentase Keaktifan Siswadalam Pembelajaran Siklus I

c.Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) Hasil perolehan nilai siklus I yang mencapai kriteria ketuntasan belajar dari jumlah 32 siswa sebanyak 17 siswa atau 53,13% , yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 15 siswa atau 46,87%, dengan nilai rata-rata 66,25, nilai tertinggi 88sedangkan

14 8 32 87,5 50 100 0 20 40 60 80 100 120 Skor Presentase

(27)

nilai terendahnya adalah 52.. Siklus II siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 65) sebanyak 32 siswa atau 100% dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM , nilai rata- ratanya adalah 79, 75 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 68.

Diagram 4.11

Analisis Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Berdasarkan diagram 4.10 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan dari siklus II , dirata- rata ketuntasan hasil belajar siswa dalam diagramsiswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM=65) adalah sebanyak siswa 32 siswa sebanyak 32 siswa atau 100% , yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 0 siswa atau tidak ada, dengan nilai rata-rata 79,75, nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 68 yang dapat diuraikan dengan nilai ˂55 sebanyak 0 siswa,nilai 55 s/d 64 sejumlah 0 siswa nilai 65 s/d 74 sejumlah 13atau 40,62% siswa , nilai 75 s/d 84 sejumlah 8 siswa atau 25% siswa, nilai 85 s/d 100 sejumlah 11 siswa atau 34,38%. Dengan nilai rata- rata 79,75 dan nilai tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 68.

0 2 4 6 8 10 12 14 <55 55- 64 65- 74 75-84 85- 100 siklus II

(28)

4.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berikut adalah pembahasan hasil penelitian sebelum tindakan yang dilakukan di kelas V SD Negeri Banyumudal 2 Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo ditemukan bahwa tingkat pemahaman siswa masih rendah, hal ini disebabkan siswa diberikan pemahaman tentang materi “Perkembangbiakan pada Manusia” melalui metode ceramah saja yang dilakukan oleh guru, sehingga anak hanya berangan-angan belaka, tanpa memperlihatkan sesuatu atau hal yang nyata yang ada di sekitar lingkungan siswa. Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatif siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton sehingga nilai rata-rata pelajaran IPA rendah, khususnya pada materi “Perkembangbiakan pada Manusia”. Nilai rata-rata yang didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 49,17. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=64) hanya 10siswa atau 31% sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 22 siswa atau 69%. Nilai tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 72 sedangkan nilai terendahnya adalah 24. Adanya perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan sudah dapat menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan ceramah saja, karena ke-10 siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan teman-temannya yang lain walaupun hanya dengan mendengarkan saja, sedangkan 22 siswa yang lain belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan ceramah saja karena daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan saja, sehingga diperlukan tindakan sesuai dengan usia anak sekolah dasar yang masih dalam

(29)

tahapan operasional konkrit (7- 11 th). Siswa akan lebih paham bila siswa dapat melihat sesuatu yang konkrit atau nyata.

Peningkatan pemahaman belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan nilai siklus I dan II.

a. Pembahasan Hasil Observasi Pada siklus I 1) Hasil Observasi Kinerja Guru

Siklus I pembelajaran yang sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kinerja guru secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered HeadsTogether) pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan II, pada siklus II terdiri dari pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III secara keseluruhan sudah terlaksana dengan baik, Hasil analisis observasi kinerja guru siklus I dan siklus II diperoleh kinerja guru 100% yang berarti kinerja guru masuk dalam katagori sangat baik. karena sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti dengan guru kelas sudah merencanakan dengan matang langkah- langkah yang harus dilakukan oleh guru kelas, sehingga guru kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan maksimal.

Tabel 4.15

Presentase Peningkatan Kinerja Guru pada setiap pertemuan

Siklus Pertemuan Presentase

Keberhasilan Kriteria I I 100% A II 100% A II I 100% A II 100% A III 100% A

(30)

Diagram 4.12

Presentase Peningkatan Kinerja Guru pada setiap pertemuan

2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa

Siklus I pembelajaran yang sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap keaktifan siswa secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) kategori cukup baik sebesar 75%, kategori baik sebesar 25 %, siklus I pertemuan II kategori cukup baik sebesar 43,75%, kategori baik sebesar 56, 25 % . Dari siklus I pertemuan I dan siklus I pertemuan II keaktifan siswa mengalami peningkatan menjadi lebih baik. Dengan rincian sebagai berikut data observasi terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal terdiri dari lima item kegiatan, kegiatan inti terdiri dari sepuluh item kegiatan, kegiatan akhir terdiri dari satu item kegiatan, siklus I keaktifan siswa

0 20 40 60 80 100 120 siklus I Siklus II Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

(31)

mengalami peningkatan walaupun peningkatannya perlahan- lahan dan jauh dari indikator ketuntasan dengan kategori baik sekali 80%. Siklus II pertemuan I dengan kategori cukup baik 21,3% , kategori baik 87,5% pertemuan IIperlahan menjadi lebih baik dengan kategori baik 50%, baik sekali 50% , pertemuan III menjadi kategori baik 6,25% dan kategori baik sekali 93,75 %, pada siklus II dari hasil observasi keaktifan siswa telah memenuhi indikator ketuntasan dengan indikator ketuntasan 75% .

Tabel 4.16

Presentase Peningkatan Keaktifan Siswa pada setiap pertemuan

Siklus Pertemuan Presentase

Keberhasilan Kriteria I I 25 B II 56,25 B II I 87,5 B II 50 A III 100 A

(32)

Diagram 4.13

Presentase Peningkatan Keaktifan Siswa pada setiap pertemuan

1).Hasil observasi aktivitas siswa.

Siklus I dilaksanakan dua pertemuan, pada pertemuan I Tabel 4.17

Data Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I

No Apek Hasil Penilaian Observasi

1 2 3 4 1 Kegiatan Awal _ 4 1 _ 2 Kegiatan Inti _ 7 3 _ 3 Kegiatan Akhir _ 1 _ Jumlah _ 12 4 _ Peresentase _ 75 25 _ Keterangan:

1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang. 2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup.

25 87,5 56,25 50 100 0 20 40 60 80 100 120 Siklus I Siklus II Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

(33)

3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik.

4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik. Dari tabel 4.17 dilihat siklus I pertemuan I pembelajaran yang sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap keaktifan siswa secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) kategori cukup baik sebesar 75%, kategori baik sebesar 25 %

Tabel 4.18 Data Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II

No Apek Hasil Penilaian Observasi

1 2 3 4 1 Kegiatan Awal _ 2 3 _ 2 Kegiatan Inti _ 4 6 _ 3 Kegiatan Akhir _ 1 _ Jumlah _ 7 9 _ Peresentase _ 43,75 56,25 _

Dari tabel 4.18 siklus I pertemuan II pembelajaran yang sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap keaktifan siswa( terlampir) secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) kategori cukup baik sebesar 43,75%, kategori baik sebesar 56, 25 % . Dari siklus I pertemuan I dan siklus I pertemuan II keaktifan siswa mengalami peningkatan menjadi lebih baik.

(34)

Tabel 4.19 Data Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I

No Apek Hasil Penilaian Observasi

1 2 3 4 1 Kegiatan Awal _ 1 4 _ 2 Kegiatan Inti _ 1 9 _ 3 Kegiatan Akhir _ 1 _ Jumlah _ 2 14 _ Peresentase _ 12,5 87,5 _

Dari tabel 4.19siklus II pertemuan I pembelajaran yang sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap keaktifan (terlampir) siswa secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) kategori cukup baik sebesar 12,5%, kategori baik sebesar 87,5 % . Dari siklus I sampai siklus II pertemuan I keaktifan siswa mengalami peningkatan lebih baik.

Tabel 4.20 Data Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II

No Apek Hasil Penilaian Observasi

1 2 3 4 1 Kegiatan Awal _ - 2 3 2 Kegiatan Inti _ - 6 4 3 Kegiatan Akhir _ - - 1 Jumlah _ - 8 8 Peresentase _ - 50 50

(35)

Dari tabel 4.20 siklus II pertemuan II pembelajaran yang sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap keaktifan (terlampir) siswa secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) kategori baik sebesar 50%, kategori sangat baik sebesar 50 % . Dari pertemuan I sampai petemuan II keaktifan siswa mengalami peningkatan lebih baik.

Tabel 4.21 Data Hasil Observasi Siklus II Pertemuan III

No Apek Hasil Penilaian Observasi

1 2 3 4 1 Kegiatan Awal _ - - 5 2 Kegiatan Inti _ - 1 9 3 Kegiatan Akhir _ - - 1 Jumlah _ - 1 15 Peresentase _ - 6,25 93,75

Dari tabel 4.21siklus II pertemuan III pembelajaran yang sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadapkeaktifan siswa (terlampir) secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) kategori baik sebesar 6,25%, kategori sangat baik sebesar 93,75 % . Dari siklus I sampai siklus II keaktifan siswa mengalami peningkatan lebih baik.

4.2.1 Hasil Belajar Siswa

Dari hasil belajar siswa kelas V sebelum diadakan tindakan dari sejumlah 32 siswa terdapat 10 siswa yang tuntas atau 31%, dan 22 siswa yang belum tuntas atau 69%, dengan Menggunakan Metode Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Siklus I dari sejumlah 32 siswa dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari

(36)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 15 siswa atau 46,87 %. Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 17 siswa atau 53,13% sehingga perlu adanya tindaklanjut disiklus II, Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Siklus II dari sejumlah 32 siswa dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 0 siswa atau tidak ada. Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 32 siswa atau 100%.

Jika dibandingkan dalam bentuk diagram ketuntasan hasil belajar IPA kelas V dengan menggunakan Metode Pembelajaran NHT(Numbered Heads Together) siswa adalah sebagai berikut :

Diagram 4.14

Perbedaan Hasil Belajar Siswa dari Sebelum tindakan, Siklus I, Siklus II

0 5 10 15 20 25 30 35 sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Tuntas Tidak Tuntas

(37)

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi yang didapat dari hasil penelitian sebagai berikut:

1) Guru telah melaksanakan proses pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 kelas V di SD Negeri Banyumudal 2 dengan menggunakan metode NHT(Numbered Heads Together) siklus I dan siklus II, siklus I terdiri dari 2 pertemuan dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17 Maret 2012, siklus II terdiri dari 3 pertemuan dilaksanakan pada tanggal 21, 22, 24 Maret 2012.

2) Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik dari siklus I dan siklus II, siswa mengalami peningkatan keaktifan saat proses pembelajaran dan hasil belajar telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum ( KKM = 65) dengan keberhasilan 100%.

3) Peneliti telah menyiapkan penunjang proses pembelajaran alat peraga, Lks, RPP, kartu penomoran.

Gambar

Tabel 4.5  Rekapitulasi Nilai Siklus I
Tabel 4.11  Rekapitulasi Nilai Siklus II
Tabel 4.18  Data Hasil Observasi   Siklus I Pertemuan II
Tabel 4.19  Data Hasil Observasi   Siklus II Pertemuan I
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pakar yang didesain dengan e2gLite Expert System Shell untuk diagnosis penyakit THT, dapat bekerja sesuai yang diharapkan. Sistem dapat mengidentifikasikan 23 jenis penyakit

(20) Diisi nomor urut dari Buku Rekening Barang Kena Cukai Minuman yang Mengandung Etil Alkohol dalam angka.. (21) Diisi kantor yang mengawasi pengusaha pabrik minuman yang

Kecamatan Sangir Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan dan Golongan serta Jenis Kelamin Tahun 2019. Tingkat Pendidikan

PESTEL adalah singkatan untuk politik (political), ekonomi (economical), sosial budaya (sosiocultural), teknologi (technollogical), lingkungan hidup (environment), dan hukum

93 Tabel 4.2 Usiaو…………...………..ووووووو94 Tabel 4.3 Statusو…………...………ووووووو95 Tabel 4.4 PendidikanوTerakhirو…………...……….ووووووو96 Tabel

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Peneliti merupakan Mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui “Hubungan Motivasi dan

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,