• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KELAYAKAN FINANCIAL PENGOLAHAN LIMBAH SOUR GAS DENGAN ENVIRONMENTAL MANAGEMENT ACCOUNTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KELAYAKAN FINANCIAL PENGOLAHAN LIMBAH SOUR GAS DENGAN ENVIRONMENTAL MANAGEMENT ACCOUNTING"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KELAYAKAN FINANCIAL PENGOLAHAN LIMBAH SOUR GAS DENGAN ENVIRONMENTAL MANAGEMENT ACCOUNTING

Ardana Putri Farahdiansari dan Moses Laksono Singgih Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email : putri.faradian@gmail.com, moseslsinggih@gmail.com

Abstrak

Kegiatan eksplorasi minyak bumi dengan karakteristik struktur sumur dengan kandungan H2S tinggi menyebabkan perusahaan X harus memiliki sistem penanganan khusus sour gas bernama Sulfur Recovery Unit (SRU) untuk menanggulangi dampak lingkungan akibat racun H2S. Sour gas merupakan limbah namun dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga untuk proses produksi serta menghasilkan sweet gas yang bernilai jual tinggi. Untuk meminimalisir dampak lingkungan maka dilakukan perbaikan pada SRU. Environmental Management

Accounting digunakan untuk menganalisis biaya lingkungan pada aliran material proses

pengolahan sour gas serta mengetahui kelayakan alternatif investasi perbaikan SRU secara ekonomis. Terdapat dua alternatif perbaikan yang dianalisa yaitu alternatif pertama peningkatan kapasitas SRU dan alternatif kedua peningkatan kapasitas SRU disertai penerapan membrane

filter. Pada perhitungan Net Present Value diketahui alternatif pertama memiliki NPV US$

7.656.400 dan alternatif kedua memiliki US$ 20.061.169. Hasil NPV positif pada kedua alternative menyebabkan perlunya analisis incremental. Analisis incremental menghasilkan IRR sebesar 44,3% yang memberikan pilihan keputusan untuk penerapan alternatif yang lebih mahal yaitu peningkatan kapasitas SRU disertai penerapan membrane filter. Analisa cost-volume-profit yang dilakukan juga menunjukkan bahwa alternatif kedua memberikan BEP lebih baik yaitu 1,23 mscfd dibandingkan alternatif pertama yang memberikan BEP 4,25 mscfd. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi ekonomis alternatif kedua lebih menguntungkan daripada alternatif pertama.

Keywords :

biaya lingkungan, Environmental Management Accounting, H2S, kelayakan investasi, dampak

lingkungan, sour gas, cost-volume-profit, Sulfur Recovery Unit Abstraction

Petroleum exploration wells containing H2S cause firm X must have a sour gas

handling system named Sulfur Recovery Unit (SRU) to address the environmental impact of

toxic H2S. Sour gas is a waste, but can be utilized as a source of energy for production

processes and to produce sweet gas with high value. SRU improvement was needed to minimize environmental impact. Environmental Management Accounting (EMA) was used to analyze the environmental costs of material flow processing sour gas. There are two alternatives to be analyzed, the first increase in capacity and the second alternative SRU SRU capacity accompanied by the application of membrane filters. In calculating the Net Present Value NPV of the first alternative is known to U.S. $ 6,939,842 and the second alternative has a U.S. $ 18,142,897. The result of a positive NPV at both alternative causes need for incremental analysis. IRR of the incremental analysis is 53% which gives an alternative choice for the implementation of the more expensive investment or the implementation of SRU capacity increase of the membrane filter. Cost-volume-profit analysis showed that second alternative had sales BEP at 1,23 mscfd which better than first alternative`s BEP at 4,25mscfd. So from economical views, increasing capacity with membrane filter applied was the best plan choice for implementation.

Keywords :

environmental cost, Environmental Management Accounting, H2S, feasibility analysis, environmental impact, sour gas, cost-volume-profit, Sulfur Recovery Unit

(2)

1. Pendahuluan

Perusahaan X melakukan kegiatan eksplorasi minyak bumi di Tuban dengan hasil sampingan produksi yaitu sour gas sejumlah 20 mscfd (million standart cubic

feet per day, 106 ft3/day) dengan kandungan

1,6% H2S sehingga terdapat unit khusus untuk menghindari bahaya yang akibat H2S pada sour gas. Unit ini adalah Sulfur

Recovery Unit (SRU) berkapasitas 12

mscfd yang mampu menetralisir pembuangan gas H2S. Pada kondisi

existing, SRU mengolah 4 mscfd sour gas

menjadi sumber tenaga listrik untuk kebutuhan perusahaan. Perusahaan menginginkan perbaikan dampak lingkungan dengan menggunakan kapasitas maksimal SRU. Penggunaan kapasitas maksimal menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya operasional lebih besar dalam jangka panjang, namun perusahaan memperoleh sweet gas (gas keluaran SRU yaitu sweet gas B) sebagai pendapatan perusahaan dengan harga US$ 1.517/mscfd. Pendapatan ini dapat ditingkatkan dengan peningkatan kualitas sweet gas B dengan menggunakan teknologi membrane agar diperoleh sweet gas yang lebih bersih dengan harga jual lebih tinggi yaitu mencapai US$ 6.408/mmB (sweet gas A). Environmental Management Accounting dan Financial Planning

Pendekatan Environmental Management Accounting (EMA) dilakukan

untuk menganalisis aliran proses pengolahan limbah sour gas pada SRU

existing serta perhitungan biaya lingkungan

selama proses. Pengumpulan dan pengolahan informasi EMA mampu memberikan gambaran biaya dan pendapatan lingkungan. Selanjutnya dengan informasi EMA mengenai biaya pada kondisi existing maka dapat diproyeksikan perubahan biaya yang terjadi apabila terdapat perubahan pada aliran material proses. Proyeksi tersebut menjadi suatu perencanaan finansial (financial planning) yang mampu menggambarkan aliran keuangan pada penerapan alternatif, sehingga selanjutnya dapat dilakukan analisa kelayakan investasi alternatif yang menguntungkan untuk diterapkan perusahaan. Analisis selanjutnya yaitu

analisis Cost Volume Profit (CVP) untuk mengetahui posisi Break Even Point (BEP) penjualan sweet gas B dan sweet gas A pada penerapan alternatif perbaikan penggunaan SRU sehingga dapat diperoleh alternatif yang menguntungkan dari segi ekonomis bagi perusahaan namun tetap mampu mengurangi permasalahan akibat limbah sour gas terhadap lingkungan.

Permasalahan yang muncul adalah bagaimana cara untuk menemukan pilihan alternatif perbaikan pengolahan limbah

sour gas pada Sulfur Recovery Unit (SRU)

yang mampu meminimasi dampak lingkungan dengan pengolahan optimal pada sour gas serta memilih alternatif yang mampu memberikan keuntungan ekonomis bagi perusahaan.

Penelitian bertujuan untuk agar peneliti dapat melakukan analisis EMA dan CVP dalam menemukan pilihan yang menguntungkan bagi perusahaan serta dapat meminimasi dampak lingkungan.

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Biaya tanggungan dampak lingkungan menggunakan anggaran biaya sesuai ketentuan (kebijakan) perusahaan. Biaya yang ditanggung perusahaan adalah biaya kesehatan warga yang tinggal di area sekeliling plant.

2. Jenis alternatif perbaikan SRU ditentukan dari pilihan teknis pihak

expert dengan mempertimbangkan

struktur dan komposisi kontaminan pada limbah sour gas.

Asumsi-asumsi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Biaya pengadaan investasi membran

filter sesuai dengan biaya dari pihak tender yang dipilih perusahaan.

2. Alternatif perbaikan limbah sour gas diterapkan tidak menimbulkan permasalahan lingkungan atau limbah yang baru.

2. Metodologi Penelitian

Metode penelitian disusun sebagai suatu kerangka dalam karya ilmiah. Adapun tahapan penelitian adalah :

(3)

2.1 Perumusan Permasalahan

Permasalahan yang akan diidentifikasi adalah analisis kelayakan dua alternatif perbaikan pengolahan limbah

sour gas pada Sulfur Recovery Unit (SRU)

dengan pendekatan Environmental Management Accounting (EMA) untuk

mengetahui kontribusi pertimbangan biaya lingkungan dalam pengadaan investasi. Penggunaan tool EMA bertujuan untuk mengetahui proses aliran material dan biaya pada proses yang berhubungan dengan lingkungan dengan tujuan dapat melakukan perbaikan yang menguntungkan baik secara lingkungan maupun secara financial

2.2 Studi Pustaka

Tahapan ini bertujuan untuk memahami konsep dan kajian-kajian yang relevan untuk penyelesaian permasalahan yang akan diteliti di perusahaan dan penetapan tujuan. Dalam studi pustaka dilakukan pengkajian terhadap literatur, buku, jurnal dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan. Adapun teori-teori yang dipelajari antara lain adalah konsep EMA serta konsep analisis kelayakan investasi.

A. Environmental Management Accounting (EMA)

Konsep Environmental Management

Accounting (EMA) merupakan salah satu

jenis akuntansi manajemen yang dikembangkan untuk mengidentifikasi biaya-biaya lingkungan pada perusahaan. Konsep EMA lahir dari pengembangan konsep environmental accounting yang memiliki keterbatasan dalam pengolahan informasi biaya lingkungan (environmental

cost). EMA merupakan akuntansi

manajemen yang dikerjakan pada unit fisik dan moneter (Schaltegger, 2002) yang mampu mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, menghitung, mengelompokkan dan menganalisis informasi lingkungan (fisik dan moneter) untuk mendukung pengambilan keputusan internal dan eksternal.

EMA dalam Penerapan Cleaner Production

EMA mampu berperan sebagai pendukung penerapan Cleaner Production sebagai penyedia informasi yang dapat memberikan petunjuk letak perbaikan yang dapat dilakukan dalam tujuan mereduksi dampak lingkungan untuk pencapaian

cleaner production

B. Pertimbangan Pemilihan Alternatif Perbaikan

Pemilihan alternatif perbaikan yang layak dilakukan dengan perhitungan : a) Net Present Value (NPV)

NPV menghitung selisih antara nilai investasi saat ini dengan nilai penerimaan saat ini di masa yang akan datang. Proyek dikatakan layak secara ekonomis jika nilai NPV positif (lebih besar dari nol)

di mana :

t = tahun proyek

n = jumlah tahun atau periode proyek At= aliran kas pada tahun ke-t

i = tingkat bunga atau keuntungan yang ditentukan

b) Internal Rate of Return

IRR adalah tingkat suku bunga yang menyebabkan penerimaan ekuivalen suatu cash flow sama dengan pembayaran ekuivalen cash flow tersebut.

(2.2) di mana :

t = tahun proyek

n = jumlah tahun atau periode proyek

At = aliran kas pada tahun ke-t i = IRR

c) Incremental Analysis

Analisis incremental merupakan evaluasi perbedaan biaya pada alternatif investasi dengan benefit yag diperoleh dari perbedaan biaya tersebut.

Higher cost alternatif = lower cost alternatif + differences between them

(4)

Analisis dilakukan dengan perhitungan incremental IRR yang menyatakan suatu tingkat bunga yang dihasilkan oleh suatu tambahan (incremental) investasi suatu alternatif bila dibandingkan dengan alternatif lain yang membutuhkan investasi lebih rendah.

C. Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) Analisis CVP merupakan teknik untuk mengevaluasi perubahan profit pada volume penjualan, biaya produksi dan harga produk terkait adanya perubahan volume produksi dan perencanaan penjualan output produksi yang dilakukan perusahaan. Persamaan CVP adalah :

Profit = Total revenue – Total costs = Total revenue – (Total variable costs + Total fixed costs)

= (P x Q) – (VC x Q) - TFC = (P x Q) – TC

Keterangan :

P = harga jual per unit Q = jumlah produk terjual VC = biaya produksi variabel TFC = biaya produksi fixed 2.3 Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang menunjang penelitian, antara lain:

1. Data proses produksi, yang digunakan untuk memahami aliran proses yang terjadi di dalam produksi agar mampu mengidentifikasi limbah sour pada proses produksi

2. Data aliran limbah pada proses produksi, berisi informasi mengenai aliran limbah komposisi dan kuantitas limbah sour gas

3. Data perencanaan teknis perbaikan, berisi informasi mengenai identifikasi titik perbaikan lingkungan dan perencanaan target perbaikan.

4. Pengumpulan informasi past-oriented pada EMA, yaitu:

a. Material and Flow Accounting,

merupakan informasi mengenai aliran material dan energi pada proses perbaikan penanganan sour gas yang juga memberikan informasi biaya

selama aliran proses penanganan sour

gas

b. Environmental Cost Accounting,

merupakan akuntansi biaya lingkungan pada perusahaan yang meliputi proses penanganan sour gas dan biaya pencegahan dampak lingkungan 5. Pengumpulan informasi future-oriented

pada EMA, yaitu:

a. Informasi PEMA (Physical

Environmental Budgeting), berisi

proses perencanaan penetuan usulan alternatif perbaikan teknis pada pengolahan sour gas

b. Informasi MEMA (Monetary

Environmental Budgeting), berisi

pengumpulan data perencanaan biaya atas alternatif yang terpilih dari perencanaan teknis

2.4 Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data yang telah dikumpulkan. 1. Pengolahan informasi physical

environmental investment appraisal

menjadi sebagai perencanaan pengurangan dampak lingkungan 2. Pengolahan informasi monetary

environmental investment appraisal

sebagai perencanaan finansial jangka panjang selama umur proyek investasi perbaikan dengan mempertimbangkan fluktuasi harga di masa mendatang. 3. Pengolahan informasi untuk analisis

cost-volume-profit sebagai analisis

perencanaan profit dan estimasi Break

Even Point akibat perubahan volume

produksi dan biaya produksi pada alternatif.

4. Studi kelayakan alternatif, merupakan proses memilih alternatif terbaik dari alternatif yang diberikan.

2.5 Analisis dan Interpretasi Data

Pada tahap ini dilakukan analisis yang didapatkan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis tersebut meliputi : 1. Analisis cost-volume-profit untuk

mengetahui alternatif yang lebih menguntungkan bagi perusahaan dari segi profit.

2. Analisis pada physical environmental

(5)

waste reduction yang dapat dicapai

dengan penerapan alternatif

3. Analisis pada monetary environmental

investment appraisal meliputi analisis

pemilihan alternatif yang paling menguntungkan secara ekonomi. 2.6 Kesimpulan dan Saran

Pada tahap terakhir ini akan dilakukan penarikan kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian serta pemberian saran berdasarkan kesimpulan yang didapat. 3. Pengumpulan Data

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data-data yang diperlukan selama penelitian. Data diperoleh dari pengamatan serta data historis perusahaan. a. Data Identifikasi Limbah pada

Proses Produksi

Identifikasi dimulai dari penentuan titik sumber munculnya limbah sour gas. Limbah sour gas berasal dari sumur eksplorasi bumi yang muncul bersamaan dengan proses pengambilan minyak dari sumur yang menyebabkan tidak dapat dilakukannya upaya pengurangan limbah dari sumber secara langsung. Namun upaya lain dapat dilakukan dengan pengolahan

sour gas semaksimal mungkin sehingga

tidak ada sisa gas yang dibuang di udara. Upaya ini dapat dilakukan pada unit SRU, di mana pada unit SRU dilakukan pengolahan untuk mengolah sour gas menjadi sweet gas. Sweet gas merupakan gas yang telah dibersihkan dari polutan H2S.Sweet gas dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik, pembersih H2S pada minyak bumi atau menjadi produk yang berdaya jual.

Three phase Separator Well Pad Oil Handling Water Handling Gas Handling (SRU)

sour gas = 20 mscfd sweet gas = 4 mscfd

sour gas = 20 mscfd

sour gas = 4 mscfd sour gas = 16 mscfd

Flare

Gambar 3.1 Posisi Perbaikan Dampak Lingkungan

Proses pada SRU ditargetkan untuk mencapai cleaner production, dengan target:

a) Memilih alternatif perbaikan yang efisien dari segi energi dan biaya b) Memilih alternatif perbaikan yang

mampu mengolah sour gas dalam jumlah optimal dan mampu mengurangi jumlah sisa limbah yang dibuang ke lingkungan

Pengurangan Polusi => Limbah Sour Gas

Proses Pengolahan Sour Gas

Proses Pengolahan

Sour Gas

SRU

SOUR GAS SWEET GAS

H2S removal

input output

Pemilihan Proses yang Efisien Pengolahan Material dalam Jumlah Optimal

Gambar 3.2Target Pencapaian

Cleaner Production

c. Data Material and Energy Flow Accounting Kondisi Existing

Informasi ini berisi mengenai penggunaan biaya selama aliran material dan energi pada proses pengolahan sour gas di SRU. Sumber material : three phase separator Sulfur Cake (34,5 gallon) Proses pada Filter Press Non-Output Product Sweet Gas (0,3 mscfd)

Pengiriman sweet gas ke fasilitas lain Proses pada Coalesing Filter Proses pada Absorber Chemical Solution (34 gallon) Proses pada Oxidizer Proses pada

Sweet Gas Scrubber Fuel Gas TreatmentProses pada Sweet Gas (4 mscfd) (2,7 mscfd) Sweet Gas Sulphur (0,5 gallon) Solution (sisa) (34 gallon) Sweet Gas (1 mscfd) Listrik (pengolahan 2,7 mscfd) Listrik (pengolahan 0,5 mscfd) Listrik (pengolahan 2,2 mscfd) Pengiriman listrik ke fasilitas lain Output Product Material : 20 mscfd sour gas Pembuangan di Flare 16 mscfd Sour Gas 4 mscfd Sour Gas material loss waste

Gambar 3.3 Material and Energy Flow Kondisi Existing

(6)

Tabel 3.4 Material and Energy Flow Cost

Selain itu terdapat juga dana kesehatan yang diberikan kepada penduduk yang tinggal di area sekitar plant.

Tabel 3.5 Dana Kesehatan Masyarakat

d. Penentuan Usulan Alternatif Investasi Fisik

Berikut ini adalah usulan perbaikan dari segi teknis yaitu berdasarkan komposisi

sour gas dan kemampuan pengolahan SRU.

1. Usulan peningkatan penggunaan kapasitas SRU existing.

Peningkatan kapasitas dibatasi pada level 80% kapasitas maksimum (12 mscfd) dengan pertimbangan peraturan teknis perusahaan yaitu batas maksimum penggunaan vessel-vessel pada SRU. Untuk penggunaan tekanan lebih dari 50 psig maka penggunaan kapasitas vessel dibatasi maksimum 80% sehingga jumlah sour gas yang dapat diolah adalah 10 mscfd.

Gambar 3.4 Perbandingan Pembuangan Gas dengan Skenario Perbaikan

SRU Clauss proccess kapasitas = 12 mscfd Sour gas 1,6% H2S 41% CO2 4 mscfd Sweet gas 10 ppm H2S 25% CO2 4 mscfd Kondisi existing Kondisi Perbaikan SRU Clauss proccess kapasitas = 12 mscfd Sour gas 1,6% H2S 41% CO2 10 mscfd Sweet gas 10 ppm H2S 25% CO2 10 mscfd (penggunaan kapasitas ditingkatkan)

Gambar 3.5 Skenario Alternatif Peningkatan Penggunaan Kapasitas SRU

Penerapan alternatif ini juga sesuai dengan target perusahaan untuk meningkatkan jumlah sour gas yang dapat diolah (dari pengolahan 4 mscfd sour gas menjadi pengolahan 10 mscfd sour gas) serta mendapatkan pendapatan dari penjualan 6 mscfd sweet gas.

2. Usulan penggunaan amine gas treating Metode ini merupakan metode pembersihan

sour gas, namun tidak cocok digunakan

untuk kondisi sour gas pada proses produksi SRU Clauss proccess kapasitas = 12 mscfd Amine Gas Treating Sour gas 1,6% H2S 41% CO2 Kemampuan pengolahan : 1% H2S 10% CO2 SRU Clauss proccess kapasitas = 12 mscfd

Sour gas Sweet gas

10 ppm H2S 25% CO2 1,6% H2S 41% CO2 Amine Gas Treating Kemampuan pengolahan : 1% H2S 10% CO2

Gambar 3.6 Penolakan Usulan Skenario Penambahan Amine Gas Treating pada

SRU

3. Usulan penggunaan membrane filter dan peningkatan penggunaan kapasitas SRU existing.

Membran filter mampu melakukan proses

removal pada gas dengan tingkat

pembersihan sampai 98% (Stern, 2002) sehingga membrane filter dapat diterapkan sebagai pengolah sweet gas keluaran SRU untuk meningkatkan kualitas SRU existing.

SRU

Clauss proccess

Sour gas Sweet gas

10 ppm H2S 25% CO2 1,6% H2S 41% CO2 Membran Filter Kemampuan pengolahan : 10% H2S 40% CO2 Sweet gas 4 ppm H2S 5% CO2

Gambar 3.7 Skenario Alternatif Penerapan

Membran Filter pada SRU

Biaya/ bulan (US$)

Biaya/ tahun (US$) 1 Waste and emission treatment

Depreciation (flare, filter press, oxidizer) 4,722 56,667 Maintenance and operational material & services 7,250 87,000

Personel 1,200 14,400

2 Material purchase value of non-product output

Sour gas 45,300 543,600

Sweet gas 10,404 124,848

Chemical solution 56,100 673,200

3 Processing cost of non-product output(SRU) 57,065 684,783 4 Prevention and environmental management

Ganti rugi kesehatan warga 16,383 196,596

Total Environmental expenditures 198,424 2,381,094

Environmental cost/ expenditure

Radius Usia Jumlah Dana/ orang (U$D) Dana Kesehatan /tahun (US$) 0 s.d 200 m 586 6,0 42.192 200 s.d 300 m 497 5,0 29.820 300 s.d 500 m 642 4,0 30.816 0 s.d 200 m 344 7,0 28.896 200 s.d 300 m 231 6,0 16.632 300 s.d 500 m 360 5,0 21.600 Total 169.956 Dewasa Anak SRU FLARE 20 mscfd sour gas 4 mscfd sour gas 16 mscfd sour gas SRU 20 mscfd sour gas 10 mscfd sour gas 10 mscfd sour gas FLARE 4 mscfd sweet gas 10 mscfd sweet gas

(7)

Penerapan membrane filterpada alternatif peningkatan kapasitas SRU akan memberikan keuntungan berupa peningkatan kualitas sweet gas yang dihasilkan.

Dari analisis yang sudah dilakukan maka diperoleh dua macam alternatif yang cocok diterapkan pada kondisi gas pada proses produksi, yaitu:

a) Alternatif pertama: Peningkatan kapasitas

SRU existing

b) Alternatif kedua: Peningkatan kapasitas

SRU existing sekaligus penerapan

membrane filter

e. Pengumpulan Informasi Physical Environmental Budgeting

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi aliran material secara fisik untuk penerapan alternatif.

1. Alternatif pertama: Peningkatan kapasitas SRU existing

Secara fisik aliran material alternatif pertama sama dengan kondisi existing, namun terdapat perubahan pada kuantitas material dan energi akibat peningkatan kapasitas. Sumber material : three phase separator Sulfur Cake (86,5 gallon) Proses pada Filter Press Non-Output Product Sweet Gas (0,8 mscfd)

Pengiriman sweet gas ke fasilitas lain Proses pada Coalesing Filter Proses pada Absorber Chemical Solution (85 gallon) Proses pada Oxidizer Proses pada

Sweet Gas Scrubber Fuel Gas TreatmentProses pada

Sweet Gas (10 mscfd) Sweet Gas (3,2 mscfd) Sulphur (1,5 gallon) Solution (sisa) (85 gallon) Sweet Gas (1 mscfd) Listrik (pengolahan 3,2 mscfd) Listrik (pengolahan 1 mscfd) Listrik (pengolahan 2,2 mscfd) Pengiriman listrik ke fasilitas lain Output Product Material : 20 mscfd sour gas Pembuangan di Flare 10 mscfd Sour Gas 10 mscfd Sour Gas material loss waste Sweet Gas (5,5 mscfd) Penjualan

Gambar 3.8 Material and Energy Flow Alternatif Pertama

2. Alternatif kedua: Peningkatan kapasitas SRU existing sekaligus penerapan membrane filter

Secara fisik aliran material alternatif pertama sama dengan aliran material alternatif kedua, namun terdapat penambahan aliran proses pada membrane

filter. Sumber material : three phase separator Sulfur Cake (86,5 gallon) Proses pada Filter Press Non-Output Product Sweet Gas (0,8 mscfd)

Pengiriman sweet gas ke fasilitas lain Proses pada

Coalesing Filter Proses pada Absorber Chemical Solution

(85 gallon)

Proses pada Oxidizer Proses pada Sweet Gas Scrubber

Proses pada Fuel Gas Treatment Sweet Gas

(10 mscfd) Sweet Gas (3,7 mscfd)

Sulphur (1,5 gallon)

Solution (sisa) (85 gallon) Sweet Gas (1 mscfd)

Listrik (pengolahan 3,7 mscfd) Listrik (pengolahan 1 mscfd) Listrik (pengolahan 2,2 mscfd) Pengiriman listrik ke fasilitas lain Output Product Material : 20 mscfd sour gas Pembuangan di Flare 10 mscfd Sour Gas 10 mscfd Sour Gas material loss waste Sweet Gas (5 mscfd) Proses pada Membran Filter Sweet Gas (4,97 mscfd)

Gambar 3.9 Material and Energy Flow Alternatif Kedua

f. Pengumpulan Informasi Monetary Environmental Budgeting

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi investasi dan biaya operasional untuk penerapan alternatif

1. Alternatif pertama: Peningkatan kapasitas SRU existing

Investasi yang diperlukan untuk penerapan alternatif ini adalah investasi research and

development berupa biaya persiapan

penerapan alternatif senilai US$ 800.000 yang meliputi biaya riset internal perusahaan, biaya training, biaya workshop tim riset serta biaya persiapan dan start-up alternatif.

Berikut ini adalah biaya operasional tahunan dengan adanya penerapan alternative pertama.

Tabel 3.6 Budgeting Alternatif Pertama Tahun ke-0 Proyek

2. Alternatif kedua: Peningkatan kapasitas SRU existing sekaligus penerapan membrane filter

Alternatif kedua atau peningkatan kapasitas pada SRU beserta penerapan membrane

filter memerlukan dua macam biaya Biaya/ bulan

(US$)

Biaya/ tahun (US$)

1 Waste and emission treatment

Depreciation (flare, filter press, oxidizer) 11,806 141,667 Maintenance and operational material & services 18,125 217,500 Personel 3,000 36,000 2 Material purchase value of non-product output

Sour gas 45,300 543,600 Sweet gas 27,744 332,928 Chemical solution 140,250 1,683,000 3 Processing cost of non-value product (SRU) 125,601 1,507,208 4 Prevention and environmental management

Ganti rugi kesehatan warga 16,383 196,596

Total Environmental expenditures 388,208 4,658,499

5 Environmental Revenue 264,330 3,171,960

(8)

investasi. Biaya investasi tersebut adalah biaya pengadaan fasilitas membrane filter dan biaya research and development untuk riset internal perusahaan, training, workshop serta biaya persiapan dan uji coba

alternatif kedua sebesar U$D 1.200.000. Rincian investasi untuk penerapan alternatif kedua adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7 Investasi Alternatif Kedua

Berikut ini adalah biaya operasional tahunan dengan adanya penerapan alternative kedua.

Tabel 3.8 Budgeting Alternatif Kedua Tahun ke-0 Proyek

4. Pengolahan Data

a. Physical Investment Appraisal

Pada tahap physical investment

appraisal dilakukan pengolahan data

dampak lingkungan yang terjadi dengan adanya penerapan alternatif.Pada pengolahan data ini dilakukan pembentukan informasi mengenai proporsi material loss untuk membandingkan material loss pada kondisi existing dan penerapan alternatif.

Material Loss Existing=

= = 80 %

Material Loss alternatif pertama

= = = 50 %

Material Loss alternatif kedua

= = = 50,12%

Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa penerapan alternatif memberikan kontribusi pengurangan material sour gas dan sekaligus menunjukkan waste reduction dengan adanya pengurangan sour gas yang dibuang ke udara.

b. Perhitungan NPV dan IRR pada Alternatif

Berikut iniadalah cashflow dari kedua alternative yang diproyeksikan untuk 10 tahun ke depan (umur proyek)

Tabel 3.9 PV Cashflow Alternatif

Tahun Alternatif 1 Alternatif 2

0 (800,000) (5,417,400) 1 (133,767) 3,703,918 2 1,005,649 2,554,002 3 1,043,812 2,715,228 4 1,084,414 2,888,594 5 1,127,535 3,074,929 6 1,173,239 3,275,103 7 1,221,571 3,490,024 8 1,272,548 3,720,637 9 1,326,156 3,967,921 10 1,382,338 4,232,880 11 2,633,821 3,532,009

1) Pada perhitungan alternative pertama didapatkan hasil sebagai berikut :

NPV sebesar US$ 7.656.400 IRR sebesar 70,48%

2) Pada perhitungan alternative kedua didapatkan hasil sebagai berikut : NPV sebesar US$ 20.061.169 IRR ssebesar 57,93%

c. Perhitungan Incremental IRR Hasil positif pada perhitungan NPV menyebabkan perlunya perhitungan

incremental.

Investment Cost Membrane module cost 2,850,000 Installed compressor cost 345,000 Fixed cost (MC+CC) 3,195,000 Base plant cost 3,514,500 Project contingency 702,900

Total Facility Investment 4,217,400

Biaya/ bulan (US$)

Biaya/ tahun (US$)

1 Waste and emission treatment (sulfur cake)

Depreciation (flare, filter press, oxidizer) 11,806 141,667 Maintenance and operational material & services 18,125 217,500 Personel 3,000 36,000 2 Material purchase value of non-product output

Sour gas 45,300 543,600 Sweet gas 27,744 332,928 Chemical solution 140,250 1,683,000 3 Processing cost of non-value product (SRU&membran) 193,846 2,326,152 4 Prevention and environmental management

Ganti rugi kesehatan warga 16,383 196,596

Total Environmental expenditures 456,454 5,477,443

5 Environmental Revenue 961,200 11,534,400

(9)

Gambar 3.9 Grafik Benefit-Cost pada Alternatif Investasi Tabel 3.10 Perhitungan Incremental IRR

Tahun A2-A1 0 (4,617,400) 1 3,603,459 2 1,365,120 3 1,383,681 4 1,402,431 5 1,421,366 6 1,440,479 7 1,459,764 8 1,479,212 9 1,498,814 10 1,518,558 11 449,285 ΔIRR 44.3%

Pada perhitungan tersebut diperoleh

incremental IRR adalah 44,3%. Karena incremental IRR lebih besar daripada

MARR (6.5%) maka keputusan dipilih pada alternatif kedua

d. Analisis Sensitivitas

Dilakukan estimasi perubahan NPV dengan adanya perubahan keadaan pada penerapan alternatif.

1) Pengaruh akibat peningkatan biaya operasional.

Dilakukan perhitungan pada berbagai persentase peningkatan biaya operasional untuk mengetahui persentase peningkatan biaya yang

dapat mengubah NPV

menjadi nol

Tabel 3.11 Pengaruh Peningkatan Biaya Operasional terhadap NPV

Peningkatan Biaya Operasional Personel Maint. Chemic. Polymer

NPV (US$) 1 78% 48% 32% 44% 10,575,343 2 86% 53% 35% 48% 3,768,666 3 94% 58% 38% 53% (5,984,548) 4 98% 60% 40% 55% (11,875,275)

Gambar 3.10 Pengaruh Peningkatan Biaya Operasional terhadap NPV

2) Pengaruh akibat perubahan harga jual sweet gas

Dilakukan perhitungan pada berbagai angka penurunan harga jual sweet gas untuk mengetahui persentase penurunan harga jual sweet gas yang dapat mengubah NPV menjadi nol,

Tabel 3.12 Pengaruh Penurunan Harga Jual Sweet Gas terhadap NPV

Penurunan Harga Jual

Sweet Gas NPV 50% 968,096.62 55% 630,052.55 60% 347,496.55 65% 91,835.57 70% (121,595.46)

Gambar 3.11 Pengaruh Penurunan Harga Jual Sweet Gas terhadap NPV

0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 0 2000000 4000000 6000000 B e ne fi t (U S$ ) Cost (US$) Grafik Benefit-Cost Alternatif 1 Alternatif 2 -$15,000,000 -$10,000,000 -$5,000,000 $0 $5,000,000 $10,000,000 $15,000,000 1 2 3 4 U S$

Perubahan NPV akibat Biaya Operasional NPV (200,000.00) -200,000.00 400,000.00 600,000.00 800,000.00 1,000,000.00 1,200,000.00 50% 55% 60% 65% 70% U S $ NPV NPV

(10)

3) Pengaruh akibat Peningkatan Biaya Operasional disertai Penuruhan Harga Jual

Analisis kemungkinan perubahan NPV, dilakukan pula pada penggabungan kondisi penurunan harga jual sweet gas (penurunan 32% sesuai data historis) dan peningkatan biaya operasional tertinggi pada data historis (kondisi peningkatan biaya

maintenance 23.84%, chemical solution

15.90%, biaya membrane polymer 21,36% dan biaya personel 39%). Pada kondisi ini diperoleh NPV US$ 1.118.835

4) Analisa terhadap MARR

Analisis sensitivitas dilakukan terhadap perubahan tingkat bunga atau MARR (Minimum Attractive Rate of Return) untuk mengetahui tingkat bunga atau pengembalian yang menyebabkan alternatif menjadi tidak layak atau tidak menguntungkan secara ekonomis.

Tabel 3.13 Pengaruh Tingkat Bunga pada NPV

Tingkat Bunga

NPV

6,5% 20,061,169 15% 11,577,889 20% 8,507,040 30% 4,587,563 45% 1,479,709 65% (567,673)

Gambar 3.12 Pengaruh Tingkat Bunga terhadap NPV

Dari keseluruhan analisis sensitivitas menunjukkan bahwa alternative kedua relative aman untuk diterapkan.

e. Analisa Cost Volume Profit

Berikut ini adalah analisis yang dilakukan terkait volume produksi, biaya produksi dan profit perusahaan. 1) Analisa perubahan biaya rata-rata

produksi

Analisa dilakukan terkait dengan perubahan volume produksi sweet gas akibat perubahaan penggunaan kapasitas SRU.

Tabel 3.14 Perbandingan Penggunaan Output Produksi (Sweet Gas)

Output pada kondisi existing adalah

sweet gas B sejumlah 4 mscfd dengan biaya

produksi total adalah U$S 182.041 sehingga biaya (TC) rata-rata untuk produksi sweet gas B per unit adalah US$ 1.517 per mscfd. Sedangkan penerapan alternatif pertama akan menghasilkan output produksi sweet gas B sebesar 10 mscfd dengan total biaya produksi sebesar US$ 371.825. Jadi dengan penerapan alternative akan menurunkan rata-rata biaya produksi sweet gas.

2) Analisa profit perusahaan

Berikut ini adalah profit dari penjualan

sweet gas B (pada alternative pertama) dan sweet gas A (pada alternative kedua)

a. Estimasi profit alternatif pertama TC (total cost) = US$ 1.239/ mscfd untuk penggunaan kapasitas 10 mscfd gas pada SRU

P (harga jual) = US$ 1.602/ mscfd Q (quantity) = 5,5 mscfd

Pengolahan 4 mscfd sweet gas B

Penggunaan 4 mscfd kebutuhan internal

Pengolahan 10mscfd sweet gas B

Penggunaan 4 mscfd kebutuhan internal 0,5 mscfd power (incremental) 5,5 mscfd dijual (sweet gas B)

Pengolahan 10mscfd sweet gas B

Penggunaan 4 mscfd kebutuhan internal 6 mscfd

pengolahan menjadi sweet gas A 1 mscfd power (incremental) 5 mscfd dijual (sweet gas A) Kondisi Existing

Alternatif Pertama

(11)

Profit = (P x Q) – TC

=US$(1.602x5,5x30)–(1.239x5,5x 30) = US$ 264.330 – 204.433

= US$ 59.895 per bulan

b. Estimasi profit alternatif kedua TC (total cost) = US$ 1.575/ mscfd untuk kapasitas 10 mscfd gas pada SRU

P (harga jual) = US$ 6.408/ mscfd

Q(quantity) = 5 mscfd

Profit = (P x Q) – TC

= US$ (6.408 x 5 x 30) –(1.575 x 5 x 30) = US$ 961.200 – 236.233

= US$ 724.967 per bulan

3) Analisa Break Even Point (BEP)

Selanjutnya dilakukan perhitungan

profit pada kondisi dimana angka

penjualan sweet gas B dan sweet gas A

bervariasi sementara keseluruhan biaya

produksi

(pengolahan

sweet

gas)

berjumlah tetap (karena setting fasilitas

SRU tidak dapat diubah sehingga harus

selalu mengolah jumlah gas sama setiap

harinya).

Gambar 3.13 Gambaran Posisi Break Event

Point pada Penjualan Sweet Gas B

Gambar 3.14 Break Event Point Penjualan

Sweet Gas A

Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa BEP alternative pertama adalah penjualan 4,23 mscfd sweet gas B, sedangkan BEP alternative kedua adalah penjualan.

5. Analisa dan Interpretasi Data

Tahapan ini merupakan proses analisa dari data yang sudah diolah.

a. Analisis Identifikasi Limbah dan Penanganan Limbah pada Kondisi Existing

Pada penelitian fokus pencapaian

cleaner production difokuskan pada

permasalahan dampak lingkungan atau permasalahan meminimasi limbah. Karena limbah sour gas ini muncul bersamaan dengan minyak bumi selama proses eksplorasi, sehingga upaya meminimalisir jumlah limbah sour gas adalah pada pengoptimalan proses penanganan sour gas yang terjadi pada unit SRU (Sulfur

Recovery Unit). Proses ini dilakukan

dengan peningkatan jumlah sour gas yang dapat diolah sehingga sisa sour gas yang dibuang ke udara akan berkurang. Apabila jumlah sour gas yang diolah pada kondisi

existing adalah 4 mscfd, maka pada proses

perbaikan dilakukan upaya peningkatan pengolahan sour gas sejumlah 10 mscfd. b. Analisis Perencanaan Perbaikan

Kondisi Existing

Peningkatan pengolahan limbah sour

gas tentunya akan membawa konsekuensi

pada peningkatan biaya, sehingga untuk menanggung konsekuensi tersebut, pemilihan perbaikan harus dapat memberikan kontribusi pendapatan perusahaan. Dengan demikian masalah lingkungan dapat diatasi dan perusahaan tidak mengalami kerugian secara ekonomis.

c. Analisis Material Flow Cost Accounting

Pada kondisi existing didapatkan bahwa proporsi material loss adalah 80%. Jumlah

material loss besar karena sebagian besar sour gas (16 mscfd) yang sudah terambil

dari well pad dan meyebabkan biaya pengambilan (biaya pembelian sour gas) pada akhirnya harus dibuang ke flare karena terbatasnya pengolahan sour gas (4

-50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 5.5 mscfd 4.5 mscfd 3.5 mscfd 2.5 mscfd 1.5 mscfd 0 U S $

Break Even Point Alternatif Pertama

Revenue Biaya Produksi -200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 5 mscfd 4 mscfd 3 mscfd 2 mscfd 1 mscfd 0 U S $

Break Even Point Alternatif Kedua

Revenue Biaya Produksi

(12)

mscfd) di SRU. Penerapan alternatif perbaikan menyebabkan proporsi material

loss berkurang menjadi 50%. Hal ini

disebabkan karena jumlah sour gas yang diolah meningkat menjadi 10 mscfd. Perubahan material loss tersebut sekaligus menunjukkan penambahan waste reduction bagi perusahaan. Dengan adanya peningkatan jumlah sour gas yang diolah, maka jumlah sisa gas yang dibuang di udara juga akan semakin berkurang.

d. Analisis Monetary Environmental Investment Appraisal

Analisa keuangan meliputi beberapa

aspek yaitu :

1. Studi Kelayakan Investasi

Pada perencanaan alternatif pertama dengan rate 6.5% didapatkan NPV positif yaitu US$ 7.656.400 dan IRR 70,74%. Sedangkan pada perencanaan alternatif kedua didapatkan NPV sebesar US$ 20.061.169 dan IRR pada tingkat bunga 57,9%. Karena pada kedua alternatif didapatkan NPV positif maka dilakukan analisis incremental untuk memilih proyek yang sebaiknya diambil. Dari analisis

incremental yang dilakukan maka

didapatkan incremental IRR adalah 44,3%. Karena incremental IRR lebih besar daripada MARR maka keputusan pemilihan jatuh pada alternatif kedua.

2. Analisis Perubahan NPV

Dari perhitungan terhadap kemunkinan perubahan biaya operasional, harga jual

sweet gas serta analisa tingkat bunga

didapatkan bahwa secara umum perubahan yang terjadi memang tidak mengubah tingkat kelayakan proyek dengan ditunjukkan adanya NPV yang masih positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa alternatif kedua masih aman untuk diterapkan pada perkiraan kondisi yang terburuk pada data historis.

3. Analisa CVP

Pada kondisi existing, jenis sweet gas yang diproduksi adalah sweet gas B (keluaran SRU) sejumlah 4 mscfd dengan jumlah biaya produksi per unit adalah U$S 1.517 per mscfd. Penerapan alternatif pertama atau peningkatan kapasitas SRU

akan menyebabkan output produk meningkat yang disertai dengan peningkatan biaya produksi namun mampu memberikan penurunan biaya produksi per unit menjadi sebesar US$ 1.239.

Sementara dari segi profit diperoleh bahwa alternatif kedua atau alternatif produksi sweet gas A akan memberikan keuntungan (profit) yang lebih besar bagi perusahaan yaitu mencapai US$ 724.967 per bulan. Sedangkan alternatif pertama atau alternatif produksi sweet gas B hanya memberikan profit sebesar US$ 59.895 per bulan. Hal ini disebabkan harga jual sweet

gas A yang lebih tinggi dibandingkan harga

jual sweet gas B (harga jual sweet gas A adalah US$ 6.408 per mscfd sementara harga jual sweet gas B 1.602 per mscfd)

Pada analisa terakhir yaitu BEP, didapatkan bahwa posisi BEP alternatif pertama adalah berada pada angka penjualan sweet gas B sebesar 4,25 mscfd, sedangkan posisi BEP alternatif kedua adalah penjualan 1.23 mscfd sweet gas A. Dari segi analisis BEP, maka penerapan alternatif kedua lebih aman dibandingkan alternatif pertama, disebabkan posisi BEP alternatif kedua yang lebih rendah daripada alternatif pertama. BEP yang lebih rendah akan menyebabkan target penjualan sweet

gas A (pada alternatif kedua) lebih mudah

dicapai daripada sweet gas B.

Dari keseluruhan analisis tersebut maka diperoleh kesimpulan bahwa alternative kedua (produksi sweet gas A) lebih dipilih untuk diterapkan pada perusahaan dengan tujuan mengurangi dampak lingkungan sekaligus memberikan keuntungan ekonomis bagi perusahaan.

6. Kesimpulan

Dari hasil analisis penelitian, maka terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan peneliti, yaitu sebagai berikut :

1. Pengolahan informasi PEMA (Physical

Environmental Management

Accounting) mampu membantu

memberikan pertimbangan pada pemilihan alternatif dengan analisis aliran material proses, yaitu dengan analisa material loss pada material and

(13)

bahwa penerapan alternatif menurunkan material loss sehingga

sour gas yang terbuang di udara bebas

berkurang dari 80% menjadi 50%. 2. Pengolahan informasi MEMA

(Monetary Environmental Management

Accounting) mampu membantu

memberikan pertimbangan pada pemilihan alternatif dengan analisis kelayakan investasi secara ekonomis. Informasi MEMA memberikan gambaran cashflow selama proyek investasi sehingga dapat diketahui bahwa kedua alternatif layak dipilih karena memiliki NPV positif yaitu US$ 7.656.400 untuk alternatif pertama dan US$ 20.061.169 untuk alternatif kedua. Analisis incremental yang dilakukan untuk menguji pemilihan proyek menunjukkan bahwa alternatif kedua lebih dipilih karena diperoleh

incremental IRR 44,3 yang lebih besar

dari MARR (6,5%).

3. Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas produksi menyebabkan penurunan biaya produksi per unit sebesar US$ 226 per mscfd. Selain itu adanya peningkatan volume produksi yang disertai peningkatan kualitas gas juga menyebabkan perusahaan berpotensi mendapatkan keuntungan lebih besar dengan posisi volume BEP sebesar 1,23 mscfd. Hal tersebut lebih menguntungkan dibandingkan alternatif pertama yang memberikan BEP sebesar 4,25 mscfd.

DAFTAR PUSTAKA

Buyung, Mardiyono. (2008). Pemilihan

Alternatif Perbaikan untuk

Meminimasi Biaya Lingkungan dengan Pendekatan EMA. Laporan Tugas Akhir

Jurusan Teknik Industri ITS

Carlsson, A.F. Design and Operation of Sour

Gas Treating Plants for H2S, CO2, COS

and Mercaptans. Separation and

Purification Technology 35(2004)142–156

Clement, Robert. (1996). Making Hard

Decision. Duxbury Press

Dharmappa, H.B, Waste Water and Storm

Water Minimisation in a Coal Mine, 3rd

Euro Environment Conference on

Business and Sustainable Performance, (2002)

Heubach, Daniel, Environmental and

Economical Analysis of Material

Recycling Loops in Industry, Journal of

Cleaner Production, 8(2000)23–34

Jasch, Christine. (2009). Environmental and

Flow Cost Accounting. Germany :

Springer

Jer-Doong, Shain; Jadhav, Raja. High

Temperature membran for CO2 and/or H2S Separation. US 7.572.318. Agt.11,

2009

Jer-Doong, Shain; Jadhav, Raja. Membrane

Reactor for H2S, CO2 and H2S Separation. US 2007/0240565. Oct.18,

2007

Ken Whitelaw. (2004). ISO 14001

Environmental Systems Handbook.

Elsevier Butterworth-Heinemann

Lembaran Negara Republik Indonesia.

(2009). Undang-Undang RI No 32

Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta

Nagl, Gary. Liquid Redox Enhance Claus

Process. Sulphur 274. May-June 2001

Newnan, Donald. (2004). Engineering

Economics Analysis. Oxford University

Press

Nur Cahyo, Winda. Pemilihan Alternatif

dengan Decision Tree pada Nilai

Outcome yang Probabilistik. Teknoin,

Volume 13, Nomor 2, Desember 2008. Partowidagdo, W., Peningkatan Produksi,

Investasi dan Kemampuan Nasional Hulu Migas, Seminar Migas Nasional,

Majalah E&M, Jakarta, 11 Maret 2008 Pujawan, Nyoman. (2004). Ekonomi Teknik.

Guna Widya Surabaya

Schaltegger, Stefan; Burritt, RL; Jasch,

Christine; Bennett, Martin. (2008).

Environmental Management Accounting for Cleaner Production. Germany :

Springer

United Nations Division for Sustainable

Development. (2001). Environmental

Management Accounting Procedures and Principles. New York : United Nations

Wang, Dongliang; Teo, W.K. 22 March 2003.

Selective Removal of Trace H2S from Gas Streams Containing CO2 Using

Hollow Fibre Membrane

Modules/Contractors. Separation and Purification Technology 35(2004)125–131

Gambar

Gambar 3.1 Posisi Perbaikan Dampak  Lingkungan
Tabel 3.4 Material and Energy Flow Cost
Gambar  3.9  Material  and  Energy  Flow  Alternatif Kedua
Tabel 3.7 Investasi Alternatif Kedua
+4

Referensi

Dokumen terkait

Secara fisik tungsten berwarna silver/perak yang memiliki densitas sangat tinggi yaitu 19.3 gr/cm 3 nilai tersebut lebih tinggi daripada Timbal yang mempunyai

Kata kunci : Evaluasi, Program, PORPROV. Penelitian dilatarbelakangi oleh prestasi cabang olahraga anggar di Kabupaten Kendal yang tidak memenuhi target. Pada event PORPROV

RTH kawasan perkotaan dengan luas RTH kurang lebih 4.110 (empat ribu seratus sepuluh) hektar atau 30% (tiga puluh persen) luas seluruh perkotaan meliputi:  RTH Kawasan Perkotaan

Telah dilakukan penelitian pengembangan media Mobile Learning Application (MLA) berbasis Android ini mempunyai tujuan: (1) validasi media MLA berdasarkan substansi sains

 Discount uang

Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan senyawa limonin dan naringin dari jus jeruk Siam menggunakan mikrofiltrasi, memperoleh kondisi operasi mikrofiltrasi meliputi

Dari tabel tersebut terlihat bahwa dari sisi kuantitas penyediaan jaringan jalan (relatif terhadap jumlah penduduk dan PDRB per kapita) untuk tingkat Kabupaten Serang masih di bawah

Oleh karena itu, kepada masyarakat perseorangan, kelompok masyarakat, pelaku usaha pangan, aparatur pemerintah, dan pejabat pemerintah yang telah memberikan upaya dan