• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Desain

Dalam buku Graphic Design Solutions, Landa (2014) menyatakan bahwa desain grafis merupakan suatu bentuk komunikasi visual yang dilakukan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada audiens. Informasi ini disampaikan dengan melalui proses penciptaan, proses seleksi dan juga penerapan elemen-elemen grafis sebagai representasi visual dari ide. Tujuan dari desain grafis antara lain adalah to persuade, to inform, to identify, to motivate, to enhance, to organize, to engange, dan masih banyak lagi. Brockett Horne, profesor di Maryland Institute of Art, menyimpulkan bahwa desain grafis merupakan bahasa yang membangun kepercayaan pada objek, ide, dan pesan (Landa, 2014).

2.1.1. Elemen Desain

Dalam proses perancangan sebuah desain, diperlukan adanya elemen-elemen desain. Elemen desain tersebut berperan sebagai alat bantu visual yang memudahkan dalam proses penyampaian pesan. Menurut Landa (2014), elemen-elemen desain antara lain adalah sebagai berikut:

2.1.1.1. Titik

Titik merupakan unit terkecil dari elemen desain yang berbentuk dasar lingkaran. Berikut merupakan gambar dari sebuah titik.

(2)

5

Gambar 2.1. Titik

(https://chaditya.wordpress.com/2017/01/03/titik-hitam/, 2019)

Meskipun berbentuk lingkaran, dalam wujud digital titik tersebut lebih terlihat seperti bentuk persegi dan biasa disebut sebagai pixel.

2.1.1.2. Garis

Garis dipersepsikan sebagai jalur titik bergerak atau kumpulan titik-titik yang diletakkan sejajar. Garis juga seringkali dipersepsi sebagai titik yang memanjang dimana wujudnya dikenali dari panjang atau pendeknya sebuah garis, bukan dari ketebalannya. Berikut merupakan gambar dari garis.

Gambar 2.2. Garis

(Landa, 2014)

Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa wujud garis bisa bermacam macam dalam suatu media. Garis bisa berwujud lurus, melengkung, menyudut, halus atau kasar, tebal atau tipis, dan sebagainya.

2.1.1.3. Bentuk

Garis besar dari sesuatu adalah bentuk. Bentuk didefinisikan dan dipersepsikan sebagai jalur atau garis tertutup yang membentuk sebuah area

(3)

6 pada permukaan dua dimensi. Pada dasarnya, sebuah bentuk berwujud datar atau dua dimensi, dan dapat diukur dari panjang dan lebarnya. Berikut merupakan gambar dari beberapa jenis bentuk dalam berbagai dimensi.

Gambar 2.3. Bentuk

(Landa, 2014)

Tiga bentuk dasar meliputi persegi, segitiga, dan lingkaran. Bentuk ini juga memiliki wujud bangun ruang atau tiga dimensinya, yaitu kubus, piramid, dan bola. Jenis bentuk pun ada beraneka ragam, mulai dari bentuk geometris, bentuk organik, bentuk bujursangkar, bentuk lengkung, bentuk tidak beraturan, bentuk tidak disengaja, bentuk objektif atau non-representasional, bentuk abstrak, hingga bentuk representasional.

2.1.1.4. Figure-Ground

Figure-Ground disebut sebagai area positif dan negatif yang mengacu kepada hubungan antar bentuk dan hubungan bentuk dengan lingkungan di sekitarnya. Berikut merupakan contoh gambar dari figure dan ground.

(4)

7

Gambar 2.4. Figure & Ground

(Landa, 2014)

Figure dikenal sebagai area positif, dimana figure merupakan bentuk nyata atau konkrit yang dapat segera dipahami sebagai sebuah bentuk. Sedangkan ground dikenal sebagai area negatif, dimana ground merupakan bentuk yang terbentuk dari figure atau bentuk tidak nyata yang berada di antara figure-figure tersebut. Dalam komposisi desain grafis, kedua elemen ini perlu diperhatikan agar tercapai suatu keseimbangan.

2.1.1.5. Warna

Warna merupakan elemen desain yang paling berpengaruh dalam sebuah perancangan visual. Manusia dapat melihat warna karena adanya energi cahaya. Ketika cahaya terpancar ke suatu objek, sebagian dari cahaya tersebut akan diserap oleh pigmen dalam objek tersebut dan sebagian lainnya akan dipantulkan. Cahaya yang dipantulkan ini merupakan sesuatu yang dilihat manusia sebagai warna. Misalnya saja sebuah daun menyerap semua warna kecuali warna hijau, maka warna hijau tersebut akan dipantulkan sehingga manusia mengenal daun dengan warna hijau. Warna yang dapat dilihat berdasarkan pantulkan cahaya ini disebut sebagai warna subtraktif.

(5)

8

Gambar 2.5. Warna Subtraktif

(Landa, 2014)

Di atas merupakan gambar dari roda warna subtraktif. Selain warna subtraktif adapula warna aditif yang memiliki beberapa perbedaan dengan warna subtraktif. Berikut adalah gambar dari roda warna aditif.

Gambar 2.6. Warna Aditif

(Landa, 2014)

Berbeda dengan warna yang dilihat langsung oleh manusia, warna dalam media digital bukan berupa pantulan cahaya. Cahaya dari media digital merupakan cahaya yang dapat dihasilkan langsung dari layar dengan cara memancarkan panjang gelombang cahaya dari warna tertentu. Warna yang dipancarkan ini disebut dengan warna aditif.

(6)

9 A. Nomenklatur Warna

Secara spesifik, warna dibagi menjadi tiga kategori yaitu hue, value dan saturation. Hue merupakan nama dari warna seperti merah, hijau, biru, kuning, dsb. Value merupakan tingkat gelap atau terangnya suatu warna, dan saturation merupakan tingkat cerah atau kusamnya suatu warna.

B. Warna Primer

Warna primer disebut juga warna dasar karena tidak tercipta dari pencampuran warna lain. Dalam pigmen warna, warna subtraktrif primer meliputi tiga warna yaitu merah, kuning, dan biru. Tiga warna subtraktif primer tersebut tidak dapat dibentuk dari pencampuran warna apapun, tetapi mampu membentuk warna-warna lain dengan cara mengkombinasikan ketiganya. Dalam meda digital, warna aditif primer dibagi menjadi tiga warna, yaitu merah (red), hijau (green), dan biru (blue), atau yang dikenal sebagai RGB. Tiga warna aditif primer ini bila digabungkan akan menghasilkan warna putih.

C. Technical Considerations

Dalam proses perancangan desain, desainer memiliki tanggung jawab untuk memilih dan menyusun warna, serta memahami aspek teknis ketika mencetak desain berwarna. Sistem warna Pantone adalah sistem warna yang harus diketahui oleh desainer. Hal ini karena warna Pantone merupakan seperangkat tinta dengan warna yang sudah distandarisasi dalam proses

(7)

10 percetakan. Dengan memiliki wawasan akan sistem warna, hasil desain yang dicetak tetap serupa dengan warna yang dimaksudkan dalam file digitalnya.

2.1.1.6. Tekstur

Tekstur merupakan representasi kualitas permukaan suatu benda yang dapat dirasakan dari sentuhan. Dalam desain, ada dua kategori tekstur yaitu tekstur taktil dan tekstur visual. Berikut merupakan contoh gambar tekstur.

Gambar 2.7. Tekstur Taktil

(Landa, 2014)

Tekstur taktil merupakan tekstur nyata dan aktual yang dapat disentuh dan dirasakan secara fisik. Tekstur ini dapat diciptakan dengan teknik percetakan seperti embossing dan debossing, stamping, ukiran, dan letterpress.

Gambar 2.8. Tekstur Visual (Landa, 2014)

(8)

11 Sedangkan, tekstur visual adalah ilusi dari tekstur nyata yang sengaja diciptakan oleh manusia dengan cara memindai wujud tekstur taktil. Tekstur ini dapat diciptakan menggunakan keterampilan yang dipelajari manusia dalam menggambar, melukis, fotografi, dan berbagai media lainnya.

2.1.1.7. Pola

Pola merupakan pengulangan konsisten dari suatu elemen atau unit visual dalam area tertentu. Pengulangan suatu pola bersifat sistematis dan memiliki gerakan arah yang jelas. Struktur sebuah pola tersusun atas titik, garis, dan grids. Struktur tersebut diperlukan agar dapat dihasilkan pola yang teratur. 2.1.2. Prinsip Desain (Landa)

Dalam menyusun dan mengatur elemen-elemen desain ke dalam suatu bentuk komposisi diperlukan adanya prinsip desain. Prinsip desain diperlukan agar dapat dihasilkan karya desain yang baik dan sesuai dengan kaidah yang seharusnya. Prinsip desain menurut Landa (2014) antara lain meliputi:

2.1.2.1. Format

Format merupakan parameter dari media atau area perancangan desain. Dalam prakteknya, format merupakan media aktual yang digunakan dengan ukuran tertentu seperti kertas poster, cover CD, layar gawai, baliho, dan sebagainya. Format seringkali juga dipersepsi sebagai suatu bentuk implementasi dari sebuah perancangan desain.

(9)

12 2.1.2.2. Balance

Keseimbangan adalah suatu prinsip yang dimiliki manusia secara intuitif. Hal ini dikarenakan keseimbangan tidak hanya diaplikasikan pada perancangan desain tetapi juga dalam sebagian besar aktivitas manusia. Keseimbangan merupakan stabilitas dimana elemen-elemen desain yang ada didistribusikan pada berbagai sisi dalam komposisi dengan sama berat, atau seimbang. Keseimbangan dapat terbentuk dengan baik apabila keseluruhan prinsip desain turut ditaati dengan baik dan sesuai.

2.1.2.3. Hirarki Visual

Mengkomunikasikan suatu informasi adalah tujuan utama dari desain grafis. Hirarki visual adalah prinsip desain yang mengatur informasi tersebut. Prinsip hirarki visual ini berperan dalam memandu mata audiens dengan mengatur elemen-elemen grafis yang terdapat dalam suatu desain, mulai dari elemen utama hingga elemen pendukungnya. Pengaturan ini dilakukan dengan cara memberi emphasis atau penekanan berdasarkan tingkat kepentingan suatu elemen desain, dimana elemen utama akan ditonjolkan dan diletakkan di posisi yang lebih strategis daripada elemen pendukungnya sehingga muncul sebuah dominasi. Pada dasarnya, hirarki visual adalah upaya desainer dalam menentukan elemen mana yang akan audiens lihat pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya dari keseluruhan komposisi desain.

(10)

13 2.1.2.4. Emphasis

Emphasis terkait langung dengan pembentukan sebuah focal point atau titik fokus. Titik fokus adalah bagian dari desain dimana ada elemen yang ditonjolkan atau diberikan emphasis. Desainer harus mampu menentukan elemen mana yang ditonjolkan dan elemen mana yang disisihkan. Karena apabila seluruh elemen desain ditonjolkan, akan tercipta visual chaos atau kekacauan visual, dimana semua elemen saling berteriak untuk mendapatkan perhatian dari audiens. Agar terhindar dari hal itu, dibutuhkan kontribusi dari posisi, ukuran, bentuk, arah, hue, value, saturation, dan tekstur elemen desain untuk menentukan titik fokus dalam suatu komposisi desain.

A. Emphasis by Isolation

Isolasi merupakan cara memisahkan suatu elemen desain dari kumpulan elemen desain lainnya. Hal ini dilakukan agar tercipta beban visual yang lebih berat pada elemen yang diberikan emphasis, sehingga mata audiens menjadi terfokus pada elemen yang diisolasi tersebut. Walaupun begitu, keseimbangan elemen visual dalam komposisi tetap perlu diperhatikan.

B. Emphasis by Placement

Penempatan elemen desain pada posisi yang strategis mampu memberikan emphasis pada elemen tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari bagaimana arah mata audiens bergerak secara visual melalui komposisi spasial. Dengan mengetahui preferensi audiens dalam wilayah desain tertentu, desainer dapat meletakkan elemen yang ingin diberikan

(11)

14 emphasis pada tempat yang tepat, seperti pada sudut kiri atas, bagian tengah, halaman, latar depan, sudut kanan bawah, dan sebagainya.

C. Emphasis Through Scale

Ukuran dan skala dari suatu bentuk atau elemen desain memegang peran besar dalam prinsip emphasis. Ukuran elemen desain yang besar cenderung lebih menarik perhatian. Begitu pula elemen desain dengan ukuran kecil juga dapat menarik perhatian apabila disandingkan dengan elemen-elemen yeng berukuran lebih besar. Penggunaan ukuran dan skala yang baik dapat memudahkan audiens dalam mengidentifikasi figure dan ground.

D. Emphasis Through Contrast

Kontras merupakan faktor pembeda antara suatu elemen desain dengan elemen-elemen lainnya. Pemberian emphasis melalui kontras dapat dilakukan dengan cara menggunakan warna cerah ditengah latar berwarna kusam, meletakkan bentuk terang di tengah latar terang, dan sebagainya. Ukuran, skala, lokasi, bentuk dan posisi juga perlu diperhatikan dalam penerapannya.

E. Emphasis Through Direction and Pointers

Pemberian emphasis juga dapat dilakukan dengan cara mengarahkan mata audiens pada posisi tertentu dalam karya desain. Penggunaan elemen-elemen desain seperti panah dan petunjuk arah dapat membantu dalam menuntun dan memberikan panduan kepada arah mata audiens.

(12)

15

Gambar 2.9. Emphasis

(Landa, 2014)

F. Emphasis Through Diagrammatic Structures

Emphasis dapat dilakukan dengan membentuk beberapa jenis struktur diagram. Diagram tersebut antara lain yaitu:

1. Tree Structures

Meletakkan elemen utama di atas dengan elemen pendukung lainnya yang berada di bawah dalam urutan menurun menciptakan hubungan hirarki. Diagram ini disebut struktur pohon karena informasinya dikemas dalam bentuk bercabang yang menyerupai pohon.

2. Nest Structure

Meletakkan elemen utama pada lapisan pertama dan elemen pendukung pada lapisan lain di belakangnya. Diagram ini dibentuk dengan cara layering atau pelapisan dengan tujuan agar terbentuk suatu hirarki visual yang dapat dipahami dengan mudah oleh audiens.

3. Stair Structure

Meletakkan elemen utama di atas dan elemen pendukung di bawah dengan posisi turun seperti tangga. Hal ini dilakukan agar tercipta suatu

(13)

16 hirarki visual, dimana semakin di atas maka semakin penting elemen tersebut dibanding elemen lain yang berada di bawahnya.

Gambar 2.10. Emphasis Through Diagrammatic Structures

(Landa, 2014)

2.1.2.5. Rhythm

Dalam desain grafis, terdapat pula ritme yang mirip dengan irama dalam musik. Ritme dalam desain grafis diwujudkan melalui pola elemen desain dan repetisinya yang kuat dan konsisten. Ritme yang baik pada karya desain adalah ritme yang mampu mengajak mata audiens bergerak seolah melihat gambar yang dinamis. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya pengaturan interval antara satu elemen dengan elemen lainnya dalam sebuah komposisi agar tercipta pola repetisi yang teratur. Tak hanya itu, warna, tekstur, figure

(14)

17 dan ground, emphasis, dan balance juga dapat menjadi faktor yang membantu dalam menciptakan ritme desain yang baik. Ritme memegang peranan penting sebagai pengatur elemen desain agar tampak teratur.

2.1.2.6. Unity

Unity merupakan keadaan dimana seluruh elemen dalam karya desain saling terkait sehingga membentuk keseluruhan yang nyaman dilihat oleh mata, seolah elemen-elemen yang ada adalah milik bersama. Cara untuk menciptakan sebuah kesatuan dalam karya desain adalah dengan berupaya mengatur posisi dan tata letak elemen-elemen desain agar terbentuk kesatuan utuh yang teratur, sederhana, dan koheren.

2.1.2.7. Laws of Perceptual Organization

Laws of perceptual organization merupakan teori yang memuat bagaimana cara manusia mempersepsikan elemen-elemen desain yang terdapat dalam suatu komposisi desain. Berikut merupakan jenis-jenisnya:

A. Similarity

Elemen yang memiliki karakteristik yang mirip atau sama dianggap sebagai satu kesatuan, sedangkan elemen yang berbeda cenderung terpisah dari elemen yang mirip. Kemiripan pada elemen-elemen desain tersebut dapat dilihat dari segi bentuk, warna, tekstur ataupun arah.

(15)

18 B. Proximity

Elemen-elemen yang letaknya berdekatan dalam suatu spasial atau suatu komposisi akan terlihat sebagai satu kesatuan atau elemen tunggal.

C. Continuity

Elemen yang letaknya berdekatan dan muncul sebagai kelanjutan dari elemen sebelumnya yang dianggap terkait. Kelanjutan pada elemen desain tersebut menciptakan jalur, ikatan, atau koneksi visual, baik aktual maupun tersirat, dan menciptakan kesan gerakan dan kontinuitas pada elemennya.

D. Closure

Tendensi pikiran manusia untuk menghubungkan beberapa elemen tunggal menjadi satu kesatuan elemen, unit, dan pola yang utuh.

E. Common fate

Beberapa elemen tunggal akan dipersepsi sebagai milik bersama atau satu kesatuan unit apabila diletakkan pada arah yang sama.

F. Continuing line

Garis selalu dianggap mengikuti jalur yang sederhana. Apabila ada dua garis terpisah, audiens akan melihat keseluruhan gerakan sebagai suatu pola yang dihasilkan, bukan fokus pada jarak atau jeda yang ada di antara garis. Hal ini disebut sebagai implied line atau garis tersirat.

(16)

19

Gambar 2.11. Laws of Perceptual Organization

(Landa, 2014)

2.1.3. Skala

Skala merupakan ukuran elemen desain dan kaitannya dengan elemen desain lain yang berada di dalam komposisi. Skala didasarkan pada hubungan proporsional antara bentuk-bentuk dan pemahaman desainer tentang ukuran relatif benda nyata di lingkungan, misalnya saja sendok yang tentunya memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan piring, dan sebagainya. Penggunaan skala pada elemen-elemen desain mampu menambahkan kontras, dinamika, dan juga variasi visual pada komposisi. Tak hanya itu, skala juga memiliki kemampuan dalam menciptakan ilusi ruang tiga dimensi pada suatu rancangan desain.

2.1.4. Tipografi

Tipografi merupakan implementasi visual dari bahasa verbal sehari-hari. Dalam tipografi, seorang desainer harus mampu membuat bahasa yang tertulis ini menarik, mudah dibaca, dan mudah dipahami agar mampu menyampaikan pesan yang ingin dikomunikasikan. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai tipografi:

2.1.4.1. Elements of Type

Typeface merupakan desain satu set karakter yang disatukan oleh properti visual yang konsisten. Properti visual ini menciptakan karakter penting dari

(17)

20 typeface. Biasanya, typeface termasuk huruf, angka, simbol, tanda, tanda baca, dan aksen atau nada diakritik.

2.1.4.2. Type Anatomy

Huruf adalah simbol tertulis atau dalam ucapan yang mewakili bunyi dan merupakan huruf alfabet individu. Setiap huruf alfabet memiliki karakteristik yang harus dipertahankan untuk mempertahankan fungsi keterbacaan dari suatu simbol. Huruf-huruf ini dibentuk oleh berbagai bagian-bagian dari jenis huruf, seperti ascender, descender, set width, x-height, terminal, dsb.

Gambar 2.12. Type Anatomy

(Landa, 2014)

2.1.4.3. Type Classification

Meskipun saat ini tersedia beraneka ragam variasi typeface, sistem klasifikasi jenis-jenis typeface masih dilakukan. Klasifikasi ini dilakukan berdasarkan gaya dan sejarah dari suatu typeface. Klasifikasi tersebut terbagi dalam beberapa kategori, yaitu sebagai berikut:

A. Old Style or Humanist

Old style atau humanist merupakan tipografi roman yang diperkenalkan pada akhir abad ke-15. Karakteristik hurufnya dapat dilihat dari anatomi yang

(18)

21 kaku, adanya perbedaan tebal tipis pada stroke, dan juga keberadaan serif pada setiap hurufnya, yang terinspirasi oleh gaya penulisan surat menggunakan pena lebar. Contoh typeface dengan klasifikasi ini adalah Caslon, Garamond, Hoefler Text, dan Times New Roman.

B. Transitional

Transitional merupakan tipografi serif yang berasal dari abad ke-18, merepresentasikan transisi dari gaya lama ke modern. Karakteristik hurufnya menampilkan kedua gaya tersebut. Contoh typeface dengan klasifikasi ini adalah Baskerville, Century, dan ITC Zapf International.

C. Modern

Modern merupakan tipografi serif yang dikembangkan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Karakteristik hurufnya dapat dilihat dari bentuknya yang cenderung lebih geometris dan memiliki konstruksi yang lebih jelas bila dibandingkan dengan jenis tipografi old style. Selain itu, jenis huruf ini memiliki tekanan yang lebih stabil sehingga memiliki ketebalan stroke yang cenderung sama dan simetris. Contoh typeface dengan klasifikasi ini adalah Didot, Bodoni, dan Walbaum.

D. Slab Serif

Slab Serif merupakan jenis tipografi serif yang dapat diidentifikasi melalui serif yang tebal hingga menyerupai pelat. Jenis huruf ini diperkenalkan pada awal abad ke-19 dan memiliki sub-kategori yaitu Egyptian dan Clarendon.

(19)

22 Contoh typeface dengan klasifikasi ini adalah American Typewriter, Memphis, ITC Lubalin Graph, Bookman, dan Clarendon.

E. Sans Serif

Sans serif merupakan jenis tipografi yang diperkenalkan pada awal abad ke-19 dan dapat diidentifikasi dari tidak adanya keberadaan serif pada anatomi hurufnya. Contoh typeface dengan klasifikasi ini adalah Futura, Helvetica, dan Univers. Adapula typeface sans serif yang memiliki garis tebal dan tipis seperti Grotesque, Franklin Gothic, Universal, Futura, dan Frutiger. Sub-kategori dari klasifikasi ini antara lain meliputi Grotesque, Humanits, Geometric, dan masih banyak lagi.

F. Blackletter

Blackletter atau yang sering disebut gothic, merupakan jenis tipografi yang didasarkan pada bentuk huruf manuskrip pertengahan abad ke-13 hingga abad ke-15. Karakteristik hurufnya dapat terlihat dari bobot stroke yang berat dan memiliki sedikit bentuk lengkungan pada anatominya. Kitab Gutenburg merupakan kitab yang dicetak dengan menggunakan jenis huruf blackletter, yaitu dengan typeface Textura. Contoh typeface lain dari klasifikasi ini adalah Rotunda, Schwabacher, dan Fraktur.

G. Script

Script merupakan jenis tipografi yang paling menyerupai tulisan tangan. Bentuk huruf ini biasanya memiliki kemiringan dan terlihat terhubung antar

(20)

23 hurufnya. Bentuk huruf script dapat meniru bentuk penulisan dengan menggunakan pena bermata pahat, pena fleksibel, pena runcing, pensil, ataupun kuas. Contoh typeface dengan klasifikasi ini adalah Brush Script, Shelley Allegro Script, dan Snell Roundhand Script.

H. Display

Display merupakan jenis tipografi yang dirancang untuk digunakan pada ukuran besar, seperti pada headline dan judul. Karakteristik hurufnya dapat terlihat dari jenis huruf yang cenderung lebih rumit, dihias, dan lebih ekspresif. Klasifikasi huruf ini tidak cocok digunakan dalam body text atau teks yang panjang karena akan sulit dibaca.

Gambar 2.13. Type Classification

(Landa, 2014)

2.1.4.3. Designing with Type

Dalam penggunaan tipografi, diperlukan kemampuan dalam pemilihan jenis typeface yang sesuai dengan konsep perancangan karya desain. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria estetika bentuk, proporsi, serta keseimbangan. Tipografi yang dipilih pun harus terintegrasi dengan visual agar penyampaian informasi dapat dilakukan secara maksimal. Selain itu, hal-hal lain yang perlu diperhatikan meliputi tingkat keterbacaan huruf, penggunaan margin, penggunaan spacing, serta transisi antar huruf, kata dan paragraf dalam perancangan visual.

(21)

24 2.1.5. Komposisi

Komposisi adalah suatu struktur yang dihasilkan dari keseluruhan spasial, visualisasi, dan pengaturan elemen-elemen desain, termasuk di dalamnya tipografi dan gambar. Komposisi tersebut dibuat dengan suatu format dengan maksud untuk membuat komunikasi secara visual menjadi lebih menarik dan ekspresif. Komponen desain beserta hierarki visualnya perlu diperhatikan dan dipahami dengan baik oleh desainer agar dapat dihasilkan sebuah komposisi yang estetis dan sistematis. Pada dasarnya, komposisi adalah tentang bagaimana semua bagian dari desain bekerja sama dalam penataan ruang grafis.

2.1.5.1. Compositional Process

Composing adalah proses di mana desainer berupaya mencapai hasil yang diinginkan melalui serangkaian proses iteration atau pengulangan. Dalam proses komposisi, revisi dan penyesuaian seringkali terjadi untuk mencapai hasil perancangan desain yang diinginkan. Oleh karena itu, desainer perlu memahami metode komposisi yang akan digunakan, tergantung pada spesifikasi proyek dan metode yang digunakan dalam merancang dan memvisualisasikan sebuah karya desain.

2.1.5.2. Arranging Type and Image

Tipografi dan gambar merupakan dua elemen utama dalam desain yang perlu diperhatikan ketika melakukan proses composing. Tipografi dan gambar tersebut perlu diatur dalam komposisi agar saling merespon satu sama lain

(22)

25 dan terintegrasi. Beberapa cara mengatur tipografi dan gambar dalam suatu komposisi atau rancangan desain antara lain meliputi:

A. Type and image are fused

Tipografi tidak dapat dipisahkan dari gambar, dimana tipografi sering diposisikan di dalam gambar utama, menciptakan hubungan siam dan saling menyatu sehingga keduanya beroperasi sebagai satu kesatuan.

B. Type runs across image

Tipografi berjalan melintasi gambar, seolah-olah tipografinya berada di bagian atas sedangkan gambarnya berada di bagian belakang. Jenis komposisi ini bertujuan untuk melakukan komunikasi secara serempak.

C. Type is positioned outside the image or adjacent to the image

Tipografi tidak ditempatkan di dalam gambar dan tidak berjalan diatas gambar, melainkan diletakkan di luar gambar dalam ruang yang tersisa dari area format media yang digunakan.

Gambar 2.14. Arranging Type and Image

(23)

26 2.1.6. Proporsi dan Sistem Grid

Proporsi adalah hubungan ukuran komparatif antara suatau elemen desain dengan keseluruhan elemen di sekitarnya dalam hal besaran, ukuran, dan kuantitasnya. Setiap orang memiliki standar akan sesuatu yang proporsional, misalnya saja ukuran kepala yang harus berada dalam proporsi tertentu dalam hubungannya dengan tubuh rata-rata, dan sebagainya. Bila ada ukuran yang timpang, maka suatu elemen akan dinilai tidak proporsional. Oleh karena itu, desainer harus memiliki pengetahuan dalam melakukan pengaturan estetika elemen-elemen desainagar tercipta desain yang harmonis dan nyaman dilihat secara keseluruhan.

2.1.6.1. Mathematical Ratios and Proportional System

Berikut ini merupakan proporsi dan sistem grid yang dibentuk berdasarkan perhitungan rasio secara matematis. Jenisnya antara lain meliputi:

A. Fibonacci Numbers

Angka-angka Fibonacci merupakan urutan numerik yang digunakan sebagai model untuk membangun proporsi, ditemukan oleh ahli matematika asal Italia yaitu Leonardo of Pisa, yang juga dikenal sebagai Fibonacci. Angka Fibonacci merupakan urutan numerik di mana setiap angka berikutnya dalam urutan adalah jumlah dari dua nomor sebelumnya, angka-angka itu adalah 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, dan seterusnya. Angka-angka tersebut kemudian disusun kembali ke dalam sebuah bentuk konstruksi matematis yang dikenal dengan sebutan Fibonacci square.

(24)

27

Gambar 2.15. Fibonacci Numbers

(Landa, 2014)

B. The Golden Ratio

The Golden Ratio atau yang biasa ditandai dengan huruf yunani phi (φ), merupakan hubungan geometris antar elemen yang diatur dalam suatu perhitungan matematis menggunakan rumus (a + b)/a = a/b = 1.618. The Golden Ratio merupakan jenis proporsi yang sering disebut juga sebagai average gold, gold number, atau divine proportion.

Gambar 2.16. Golden Ratio

(Landa, 2014)

C. Rule of Thirds

Rule of Thirds merupakan teknik komposisi asimetris yang sering digunakan oleh pelukis, fotografer, dan desainer untuk menciptakan keseimbangan visual. Hal ini dilakukan dengan menempatkan titik fokus elemen utama di satu persimpangan, sedangkan elemen pendukungnya ditempatkan di persimpangan yang berlawanan. Tujuan aturan ini adalah mencegah

(25)

28 penempatan subjek gambar di tengah komposisi yang dapat memunculkan persepsi bahwa gambarnya terbagi menjadi dua.

Gambar 2.17. Rule of Third

(Landa, 2014)

D. Modularity

Modularitas merupakan prinsip struktural yang digunakan untuk membagi format menjadi bagian-bagian kecil yang dapat dikelola, yaitu menggunakan modul. Modul juga didefinisikan sebagai elemen tetap tunggal dalam sistem atau struktur yang lebih besar. Tujuan dari modularitas adalah membantu mengelola elemen-elemen desain beserta seluruh kompleksitasnya.

Gambar 2.18. Modularity

(Landa, 2014)

E. Chunking

Chunking merupakan teknik yang menyerupai modularitas dalam desain grafis, di mana konten atau informasi dikelompokkan menjadi beberapa

(26)

29 potongan. Tujuan dari chunking adalah membagi isi menjadi jumlah yang dapat memudahkan audiens dalam mencerna informasi yang disampaikan.

Gambar 2.19. Chunking

(Landa, 2014)

2.1.6.2. Grid

Grid merupakan panduan pada struktur komposisi yang terdiri dari garis vertikal dan horizontal yang membagi format menjadi kolom dan margin. Penggunaan grid mendasari struktur buku, majalah, brosur, situs web dekstop, situs web seluler, dan masih banyak lagi.

A. Single-Column Grid

Single-Column Grid merupakan struktur paling mendasar yang disebut juga manuscript grid. Karakteristik dari struktur ini adalah hanya ada satu kolom atau blok teks yang dikelilingi oleh margin, yaitu ruang kosong di tepi kiri, kanan, atas, dan bawah dari setiap halaman yang dicetak atau ada dalam format digital. Margin berfungsi sebagai Struktur bingkai proporsional yang berada di sekitar tipografi dan konten visual.

(27)

30 B. Multi-Column Grids

Grid berfungsi untuk memberikan batasan dan menjaga ketertiban. Selain menggunakan single-column grid, jumlah kolom yang digunakan juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan ukuran dan proporsi format.

C. Modular Grids

Modular Grids terdiri dari modul sebagai unit individual yang dibentuk oleh persimpangan kolom dan flowlines. Manfaat dari modular grids ini adalah informasi dapat dibagi menjadi beberapa modul dan dikelompokkan bersama menjadi beberapa zona sesuai dengan jenis informasinya, yang dapat membantu terbentuknya hierarki visual yang jelas.

2.1.7. Fotografi

Dalam menciptakan sebuah komposisi desain, diperlukan adanya konten text dan imagery untuk berkomunikasi. Imagery merupakan cara memvisualisasikan pesan yang dapat dieksukusi dengan berbagai alat dan media. Fotografi merupakan imagery yang diproduksi menggunakan kamera untuk menangkap maupun merekam gambar. Landa (2014) menyatakan bahwa, saat ini fotografi merupakan bentuk imagery yang paling populer dalam menciptakan suatu komunikasi visual.

Sebagai desainer, penciptaan imagery dapat dilakukan sendiri, mengalihkan penciptaannya kepada fotografer, maupun dilakukan dengan cara mengambil stok foto dari arsip perusahaan. Perbedaan dari antaranya adalah kontrol yang dimiliki. Ketika menciptakan sendiri, desainer memiliki kendali untuk mengatur imagery

(28)

31 sesuai kebutuhannya, mulai dari sudut pandang, warna, tekstur, model, pakaian, dan sebagainya. Ketika mengalihkan penciptaannya kepada fotografer, desainer juga masih dapat memberi arahan yang diperlukan. Namun, apabila desainer mengambil gambar dari stok foto ataupun arsip, gambar diterima apa adanya, sebagaimana sudah dirancang oleh orang lain. Pada situasi tersebut, tugas desainer adalah menentukan apakah semua yang terdapat dalam imagery tersebut perlu dikurangi, ditambahkan, ataupun dimodifikasi untuk mendukung komunikasi.

Umumnya, desainer dapat menggunakan dan memanfaatkan imagery yang sudah tersedia untuk kemudian disesuaikan dengan kebutuhan komunikasinya. Penyesuaian ini dilakukan dengan cara memanipulasi imagery. Ada beberapa cara memanipulasi gambar, antara lain ada alteration, combination, cropping, deliberated camera angle and viewpoint, economy, exaggeration, dan silhouette.

Alteration merupakan cara memodifikasi imagery dengan melakukan perubahan atau modifikasi pada tampilan foto. Combination merupakan penggabungan antara dua atau lebih foto berbeda yang memiliki keterkaitan sehingga dapat menjadi satu kesatuan yang baru. Cropping merupakan cara memotong beberapa bagian dari foto, dan deliberated camera angle and viewpoint merupakan pengaturan pada posisi dan sudut pandang kamera pada foto.

Selain itu, economy merupakan cara memodifikasi imagery dengan mereduksi visual di dalamnya. Exaggeration merupakan cara untuk menghias, memperkuat, menegaskan, atau bahkan melebih-lebihkan visual. Cara manipulasi terakhir adalah dengan menciptakan silhouette, dimana silhouette merupakan cara

(29)

32 menghilangkan background dari foto dan menyisakan hanya figure ataupun outline dari figure pada imagery yang digunakan. Semua cara manipulasi ini dapat dilakukan menyesuaikan dengan konsep komunikasi visual yang dimiliki. Hanya saja, syarat yang harus dipenuhi adalah imagery terbebas dari hak cipta ataupun telah diperoleh lisensi dari imagery yang digunakan dalam proses perancangannya.

Fotografi dapat pula dimodifikasi kembali menjadi jenis imagery lain seperti collage, photo montage ataupun mixed media. Dimana collage merupakan penggabungan antara potongan foto, kertas, kain, dan material lain dalam bentuk dua dimensi. Photomontage merupakan penggabungan antara sejumlah bagian foto, dan mixed media merupakan penggabungan antara dua jenis imagery berbeda.

2.2. Psikologi Warna

Menurut Timothy Samara (2007), setiap warna memiliki pesan psikologis yang terkoneksi dengan naluri manusia. Warna merah merupakan warna yang paling menarik perhatian dan bisa membangkitkan rasa lapar, sikap impulsif, serta gairah. Warna biru merupakan warna yang menenangkan dan bisa menimbulkan kesan kuat, perlindungan, dan dapat diandalkan. Warna kuning merupakan warna yang menstimulasi kebahagiaan dan mengoptimalkan proses berpikir dan penyimpanan memori. Warna coklat merupakan warna yang menciptakan rasa aman dan nyaman, serta menimbulkan kesan ekologis, awet, pekerja keras, dan dapat dipercaya.

Tak hanya itu, masih banyak warna-warna lain yang memiliki pesan psikologis tertentu. Seperti halnya warna ungu merupakan warna yang misterius dan sulit dipahami. Ungu gelap dapat memberi kesan kematian, ungu kemerahan

(30)

33 dapat memberi kesan energik, sedangkan ungu terang dapat memberi kesan nostalgia. Warna hijau merupakan warna yang paling tenang dan santai. Hijau gelap dapat memberi kesan pertumbuhan ekonomi yang dapat diandalkan, hijau netral dapat memberi kesan bumi dan alami, sedangkan hijau terang dapat memberi kesan muda dan aktif. Warna jingga merupakan warna yang menggambarkan kehangatan, keramahan, dan kesan petualang. Jingga gelap memberi kesan kemewahan, jingga netral memberi kesan eksotik, sedangkan jingga terang memberi kesan segar, sehat, kualitas dan kekuatan. Warna abu-abu merupakan warna paling netral yang memberi kesan formal, bermartabat, dan berwibawa. Abu-abu yang ditampilkan sebagai warna perak erat hubungannya dengan teknologi dan dapat memberi kesan presisi, kontrol, kemampuan, dan kecanggihan.

2.3. Teori Brand

Dalam buku Designing Brand Identity, Wheeler (2018) menyatakan bahwa brand atau merek adalah sesuatu yang mengidentifikasikan dan membedakan suatu perusahaan dari kompetitor-kompetitornya. Suatu merek dapat menciptakan hubungan emosional tertentu dimana pelanggan menjadi jatuh cinta dan percaya sepenuhnya pada keunggulan perusahan. Hal ini dapat membuat suatu merek menjadi tidak tergantikan. Secara keseluruhan, tiga fungsi utama dari merek antara lain adalah navigation, reassurance, dan engangement. Navigation berarti merek dapat membantu pelanggan memilih dari beragam pilihan yang ada, reassurance berarti merek dapat mengkomunikasikan kualitas suatu produk atau layanan dan meyakinkan pelanggan bahwa mereka telah membuat pilihan yang tepat, serta

(31)

34 engangement yang berarti merek menampilkan citra dan ciri khas yang berbeda untuk membantu pelanggan mengidentifikasi suatu perusahaan.

Menurut Wheeler (2018), perancangan brand atau merek tak hanya dilakukan ketika seseorang ingin membangun merek baru, tetapi juga ketika ingin melakukan pembaruan terhadap merek yang sudah dimilikinya. Pembaruan merek ini seringkali disebut sebagai rebranding dan brand rejuvenation. Rebranding dilakukan ketika suatu perusahaan ingin melakukan reposisi terhadap mereknya serta ingin masuk ke target market yang baru, sedangkan brand rejuvenation dilakukan ketika sebuah perusahaan ingin memperkuat positioning dan menyegarkan mereknya. Keduanya sama-sama bertujuan untuk memperjelas komunikasi perusahaan terkait identitas, kualitas, dan citra perusahaan, serta menempatkan perusahaan pada posisi yang sejajar dengan pesaingnya.

2.3.1. Brand Basics

Sebelum merancang sebuah identitas visual, penulis perlu memahami terlebih dahulu dasar-dasar dari sebuah brand. Menurut Wheeler (2018), dasar sebuah brand meliputi brand identity, branding, brand strategy, dan masih banyak lagi. Berikut merupakan penjabaran lebih lengkap mengenai dasar sebuah brand.

2.3.1.1. Brand Identity

Identitas merek merupakan suatu hal konkret dan menarik, yang mampu memikat indera manusia. Karena sifatnya nyata, identitas merek ini dapat dilihat, disentuh, didengar, dicium, dan dirasakan. Identitas merek berfungsi

(32)

35 untuk membantu identifikasi, memperkuat diferensiasi, memicu timbulnya pengakuan, serta menegaskan big idea dan arti dari suatu perusahaan.

2.3.1.2. Branding

Branding merupakan suatu disiplin ilmu yang digunakan untuk menciptakan kesadaran pelanggan, menarik pelanggan baru, dan membangun loyalitas pelanggan. Branding juga dapat digunakan oleh suatu perusahaan untuk menyatakan posisinya sehingga menjadi tak tergantikan. Jenis branding terbagi menjadi lima, antara lain meliputi co-branding, digital branding, personal branding, cause branding, dan country branding.

2.3.1.3. Brand Strategy

Strategi merek merupakan big idea atau ide utama yang menyelaraskan semua perilaku, tindakan, dan komunikasi dari suatu perusahaan. Strategi merek dibangun berdasarkan visi dan misi perusahaan, strategi bisnis, serta mencerminkan nilai yang diyakini oleh perusahaan. Di dalam strategi merek ini, positioning, diferensiasi, keunggulan kompetitif, serta proposisi nilai yang unik perlu ditekankan dan ditegaskan agar dapat menciptakan persespsi yang baik dan pengalaman pelanggan yang memuaskan.

Gambar 2.20. Brand Strategy

(33)

36 2.3.1.4. Symbols

Simbol merupakan suatu identitas visual yang membuat suatu merek mudah diingat dan dapat segera dikenali. Simbol berfungsi untuk mengintegrasikan makna dan nilai perusahaan ke dalam suatu bentuk visual yang dapat memicu persepsi pelanggan. Selain itu, simbol juga dapat menimbulkan suatu kesadaran dan pengakuan akan sebuah merek yang dilihatnya.

Gambar 2.21. Symbol

(Wheeler, 2018)

Di atas ini merupakan contoh simbol-simbol dari merek yang sering terlihat dalam aktivitas sehari-hari. Melalui pemaparan berulang, simbol-simbol suatu merek dapat menjadi sangat mudah dikenali meskipun tidak disertai dengan tulisan nama perusahaan atau logotype.

2.3.1.5. Tagline

Tagline merupakan frasa singkat yang menampilkan cerminan esensi merek, kepribadian, dan positioning merek guna membedakan perusahaan dari kompetitornya. Sederhananya, tagline merupakan singkatan akan apa yang diperjuangkan dan diberikan oleh suatu merek. Tagline ini dibuat singkat,

(34)

37 namun tetap bermakna dan mudah diingat, serta digunakan secara sering dan konsisten. Contoh dari tagline antara lain adalah “Just Do It” oleh perusahaan Nike, “Think Different” oleh perusahaan Apple, dan lain-lain.

2.3.1.6. Big Idea

Big Idea atau gagasan besar merupakan benang merah yang meliputi keselarasan antara strategi, perilaku, tindakan, dan komunikasi perusahaan. Gagasan besar harus sederhana dan fleksibel terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Gagasan besar ini direalisasikan melalui strategi merek yang menarik dan identitas merek yang mudah dibedakan. Di bawah ini merupakan cara menentukan gagasan besar atau big idea.

Gambar 2.22. Big Idea

(Wheeler, 2018)

Pertama-tama value dan strategi dari merek perlu dipahami dan diperjelas. Lalu, diperlukan value proposition yang unik dan bisa menjadi pembeda di benak konsumen. Hal ini diperlukan agar terbentuk suatu positioning yang kuat terhadap merek. Setelah itu, perlu ditentukan tone of voice dan ide pesan untuk kemudian dirangkum dalam suatu gagasan besar.

(35)

38 2.3.2. Brand Elements

Layaknya sebuah perancangan desain, demikian pula perancangan sebuah brand membutuhkan elemen-elemen di dalamnya. Elemen-elemen ini berfungsi untuk membentuk suatu merek. Menurut Wheeler (2018), elemen merek meliputi brandmarks, wordmarks, letterform marks, dan masih banyak lagi. Berikut merupakan penjabaran lebih lengkap mengenai elemen-elemen sebuah brand.

2.3.2.1. Brandmarks

Brandmarks merupakan variasi bentuk suatu merek yang dirancang berdasarkan kepribadian perusahaan. Brandmarks berfungsi sebagai identitas visual dari merek yang digunakan untuk mempermudah pelanggan dalam mengenali merek. Variasi bentuk dari suatu merek ini pun sangat beraneka ragam, mulai dari literal hingga simbolis, maupun dari kata-kata hingga ke gambar-kata. Tidak ada aturan tertentu mengenai jenis bentuk atau visual terbaik yang cocok untuk jenis perusahaan tertentu. Oleh karena itu, desainer harus mencari pendekatan bentuk dan visual yang paling cocok serta sesuai untuk menampilkan citra perusahaan kepada target market-nya.

Gambar 2.23. Brand Marks

(36)

39 2.3.2.2. Wordmarks

Wordmarks merupakan identias merek yang ditampilkan melalui kata-kata yang berdiri bebas. Pada umumnya, wordmarks ini dapat berupa nama perusahaan ataupun akronim perusahaan. Suatu wordmarks, harus dapat terbaca dengan baik, memiliki karakteristik typeface yang unik, dan dapat mengintegrasikan elemen abstrak dan elemen pictorial atau bergambar.

Gambar 2.24. Wordmarks

(Wheeler, 2018)

2.3.2.3. Letterform Marks

Letterform marks merupakan identitas merek yang ditampilkan melalui suatu huruf tunggal. Huruf tersebut didesain dengan unik dan eksklusif berdasarkan kepribadian dan makna dari perusahaan. Bentuk huruf pada letterform marks berfungsi untuk mempermudah penerapan identitas pada berbagai media serta membantu pelanggan dalam mengingat perusahaan.

Gambar 2.25. Letterform Marks

(37)

40 2.3.2.4. Pictorial Marks

Pictorial marks merupakan identitas merek yang ditampilkan melalui sebuah tanda gambar menggunakan objek yang nyata dan dapat dikenali. Gambar yang dipilih biasanya berkaitan dengan nama perusahaan, misi perusahaan, ataupun berkaitan dengan simbol dari atribut dari suatu merek. Pada pictorial marks, gambar diciptakan dengan melakukan simplifikasi dari objek aslinya, disertai dengan penyesuaian cahaya dan bayangan ataupun penyesuaian area positif dan negatif dalam keseluruhan komposisi gambar.

Gambar 2.26. Pictorial Marks

(Wheeler, 2018)

2.3.2.5. Abstract Marks

Abstract marks merupakan identitas merek yang ditampilkan melalui sebuah tanda abstrak. Tanda ini berfungsi untuk menyampaikan big idea atau gagasan besar, atribut merek, serta memberikan ambiguitas strategis bagi perusahaan. Abstract marks sangat cocok dan efektif digunakan oleh perusahaan besar dengan banyak divisi serta perusahaan berbasis layanan dan teknologi, namun sangat sulit untuk dapat dirancang dengan baik.

Gambar 2.27. Abstract Marks

(38)

41 2.3.2.6. Emblems

Emblem merupakan identitas merek yang ditampilkan melalui suatu bentuk yang tidak dapat dipisahkan dari nama perusahaan. Elemen-elemennya dalam sebuah emblem itu tidak pernah terisolasi, melainkan terkoneksi satu dengan yang lainnya. Pada emblem, identitas suatu merek ditampilkan sebagai sebuah paket dan satu kesatuan yang selaras.

Gambar 2.28. Emblems

(Wheeler, 2018)

2.3.2.7. Dynamic Marks

Dynamics marks merupakan identitas merek yang ditampilkan secara dinamis, dalam artian identitas mereknya dapat berubah-ubah menyesuaikan dengan kebutuhan. Secara historis, identitas merek biasanya ditampilkan sebagai suatu ikon tunggal. Saat ini, desainer menemukan cara baru untuk mengekspresikan gagasan-gagasan besar dan kreativitas melalui dynamic marks. Contoh dynamic marks adalah identitas visual dari Philadelphia Museum of Art yang memiliki penyesuaian huruf “A” dalam kata “Art” yang berfungsi untuk menunjukkan keanekaragaman koleksi di museumnya.

(39)

42

Gambar 2.29. Dynamic Marks

(Wheeler, 2018)

2.3.2.8. Character

Character merupakan identitas merek yang ditampilkan dan diwujudkan melalui personifikasi sebuah karakter. Karakter yang dipilih merupakan karakter yang menampilkan kepribadian perusahaan, atribut merek, dan nilai merek. Tak hanya itu, biasanya karakter ini juga disertai dengan suara dan jingle yang khas agar dapat dengan lebih mudah diingat oleh pelanggan.

Gambar 2.30. Character

(Wheeler, 2018)

2.3.3. Brand Ideals dan Brand Touchpoints

Brand Ideals merupakan bentuk pertanggungjawaban terhadap serangkaian proses perancangan merek. Suatu merek perlu mengandung karakteristik tertentu untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai brand ideals. Karakteristik tersebut terbagi menjadi sembilan yang antara lain meliputi vision, meaning, authenticity, coherence, differentiation, flexibility, longetivity, commitment, dan value.

(40)

43

Gambar 2.31. Brand Ideals

(Wheeler, 2018)

Karakteristik-karakteristik tersebut saling berhubungan dan akan menunjang kualitas suatu merek. Merek akan menjadi sangat kuat apabila menginspirasi melalui visi dan big ideas yang dimilikinya, mampu bertahan lama dan fleksibel menghadapi tantangan perkembangan zaman, mampu mengkomunikasikan ciri khas perusahaan yang menjadi pembeda, berkomitmen mempertahankan konsistensi merek, serta berpegang teguh pada value perusahaan.

Gambar 2.32. Brand Touchpoints

(Wheeler, 2018)

Selain brand ideals, terdapat juga istilah brand touchpoints. Brand touchpoints ini merupakan wadah realisasi dan implementasi secara aktual dari

(41)

44 karakteristik-karakteristik yang terdapat di brand ideals. Brand touchpoints meliputi identitas perusahaan, layanan jasa, karyawan, presentasi, publikasi, kartu nama, website, signage, dan masih banyak lagi. Pada umumnya, brand touchpoints disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam menyampaikan mereknya.

2.4. PreciousNine Consulting

PreciousNine Consulting merupakan perusahaan konsultan pajak yang sudah berdiri di Indonesia sejak tahun 2009. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 111/PMK.03/2014 yang tertulis dalam tautan jdih.kemenkeu.go.id, peran PreciousNine Consulting sebagai konsultan pajak adalah memberi jasa konsultasi kepada wajib pajak, guna membantu mereka dalam memenuhi hak dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Untuk dapat menjadi konsultan pajak, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 111/PMK.03/2014 Bab 2 Pasal 2, yang antara lain merupakan warga negara Indonesia, bertempat tinggal di Indonesia, tidak terikat dengan jabatan pada pemerintah, negara, BUMN, maupun BUMD, berkelakuan baik dengan bukti surat keterangan dari instansi berwenang, memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), menjadi anggota Asosiasi Konsultan Pajak yang terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak, serta memiliki Sertifikat Konsultan Pajak.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari www.preciousnine.com, dapat diketahui bahwa PreciousNine Consulting didirikan oleh enam orang yang telah memiliki pengalaman mengatasi permasalahan pajak internasional dan pernah

(42)

45 bekerja di perusahaan big four Indonesia. Berlokasi di Menara Cyber 2 Jakarta Selatan, PreciousNine Consulting berperan dalam membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan pajak, terutama bagi pelaku bisnis dan usaha.

Gambar 2.33. Logo PreciousNine Consulting

(https://www.preciousnine.com, 2020)

Di atas merupakan logo dari PreciousNine Consulting. Logo dari perusahaan merupakan wordmark dari nama perusahan yaitu Precious dan Consulting, sedangkan nama Nine pada perusahaan ditampilkan dalam bentuk pictorial mark angka sembilan disamping wordmark-nya. Tulisan Precious pada wordmark dicetak bold atau menggunakan stem huruf dengan ukuran yang lebih tebal, sedangkan tulisan Consulting memiliki ukuran stem huruf yang lebih tipis. Warna yang digunakan pada keseluruhan logo adalah biru dan jingga. Berikut merupakan contoh penerapan logo pada website PreciousNine Consulting.

Gambar 2.34. Website PreciousNine Consulting

(43)

46 Berdasarkan gambar di atas, dapat terlihat bahwa logo PreciousNine Consulting diaplikasikan di bagian sudut kiri atas dari website. Begitu membuka website, dapat terlihat foto gedung-gedung besar dengan tulisan “True Partners In Teamwork” di bagian tengah foto. Komposisi type and image are fused, dimana tipografi diletakkan dalam gambar utama ini, membuat tulisan dan pesan yang ingin disampaikan sedikit terdistorsi oleh gambar di belakangnya. Secara keseluruhan, warna pada logo dan warna pada website sudah terlihat seirama sebagai satu kesatuan rancangan desain. Hanya saja, sangat disayangkan bahwa logo juga tidak dapat terbaca dengan baik pada jarak tertentu lantaran pemilihan warna logo yang mengganggu legibility dan readibility-nya. Selain pada website, berikut merupakan contoh penerapan logo pada salah satu sudut kantor PreciousNine Consulting.

Gambar 2.35. Kantor PreciousNine Consulting

(https://foursquare.com/v/pt-preciousnine-consulting/529d336211d27d30c27b419b, 2020)

Bersumber pada informasi yang didapat dari www.zoominfo.com, dapat diketahui bahwa revenue PreciousNine Consulting pada Q3 tahun 2020 telah mencapai kurang lebih 60 Miliar Rupiah. Bagi PreciousNine Consulting, pencapaian tersebut dapat diraih karena adanya kepercayaan dan kerja sama tim yang baik sebagai kunci dalam menghasilkan solusi efektif bagi permasalahan yang

(44)

47 dihadapi klien. Oleh karena itu, PreciousNine Consulting selalu berusaha untuk menjadi mitra sejati bagi kliennya dengan memberikan pelayanan yang terbaik, dimana PreciousNine Consulting akan mendengarkan dan memperhatikan permasalahan klien sepenuh hati, untuk kemudian berusaha mencari solusi paling tepat dan sesuai untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

2.4.1. Visi dan Misi

Dalam menjalankan usaha, tentunya PreciousNine Consulting memiliki visi dan misi. Visi yang dimiliki perusahaan saat ini adalah bisa memberikan solusi yang dapat dipercaya untuk permasalahan pajak dan permasalahan perusahaan klien. Untuk mencapai visi tersebut, misi yang dilakukan oleh PreciousNine Consulting adalah menjadi mitra sejati dengan menangani masalah pajak klien serta membantu klien tetap fokus pada bisnis yang sedang dijalankannya.

2.4.2. Value

Nilai-nilai yang dijadikan landasan PreciousNine Consulting dalam bekerja selama kurang lebih sepuluh tahun adalah responsive, trustworthy, teamwork, dan true partner. Responsive berarti PreciousNine Consulting memahami urgensi klien sehingga akan segera menanggapi pertanyaan dan menetapkan batas waktu untuk penanganan kasus. Trustworthy berarti PreciousNine Consulting mempelajari kasus yang dihadapi dengan teliti sehingga dapat memberikan rekomendasi solusi yang paling tepat dan juga sesuai dengan Undang-Undang serta peraturan pajak yang berlaku. Teamwork berarti PreciousNine Consulting memposisikan diri sebagai mitra yang membantu menangani pajak, mengatasi masalah bisnis, dan bekerja

(45)

48 sama agar klien dapat fokus pada perusahaannya. Nilai yang terakhir adalah true partner yang berarti PreciousNine peduli dengan perusahaan klien dan menawarkan fleksibilitas dalam menangani masalah pajak perusahaannya.

2.4.3. Layanan Jasa yang Ditawarkan

Layanan jasa merupakan kegiatan maupun aktivitas yang ditawarkan oleh suatu pihak. Dalam hal ini, PreciousNine Consulting merupakan perusahaan yang memberikan layanan jasa terkait dengan hal perpajakan. Tak hanya memberi jasa pembuatan perencanaan pajak untuk menghindari penilaian pajak yang salah, PreciousNine Consulting juga dapat membantu pelaku bisnis dan usaha untuk meninjau kembali pajak yang sudah terjadi di masa lalu. Untuk lebih lengkapnya, layanan jasa yang ditawarkan oleh PreciousNine Consulting adalah sebagai berikut.

2.4.3.1. Tax Dispute Resolutions

Tax Dispute atau sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dari ketetapan pajak yang dibebankan oleh Direktur Jenderal Pajak (DJP). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pengajuan keberatan atau litigasi kepada DJP. Apabila tidak setuju dengan hasil litigasi, diperlukan tuntutan hukum ke pengadilan pajak. Apabila masih tidak setuju dengan hasil tuntutan, Mahkamah Agung adalah pilihan terakhir untuk mengatasi sengketa yang dihadapi. Layanan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan PreciousNine Consulting dalam menghadapi permasalahan tax dispute atau sengketa pajak tersebut meliputi dukungan audit pajak, dukungan keberatan pajak, dukungan

(46)

49 litigasi yang meliputi banding pajak dan petisi gugatan ke pengadilan pajak, serta dukungan permintaan ulasan kasus.

2.4.3.2. Tax Planning and Advisory Services

Transaksi bisnis tanpa implikasi pajak adalah suatu hal yang jarang terjadi. Oleh karena itu, implikasi perpajakan dari suatu transaksi atau rencana bisnisnya perlu dipertimbangkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahpahaman dengan mitra bisnis dan mencegah pemeriksaan pajak secara spontan. Layanan jasa yang ditawarkan oleh PreciousNine Consulting dalam tax planning and advisory services yang meliputi identifikasi implikasi pajak dari transaksi bisnis, pemfaktorannya perjanjian kontrak, peninjaukan kembali transaksi saat ini dan masa lalu, serta identifikasi risiko kerugian akibat kegagalan mematuhi peraturan pajak.

2.4.3.3. Merger and Acquisition

Setiap proyek penggabungan dan akuisisi selalu menimbulkan pajak dengan risiko yang signifikan. Oleh karena itu, mengetahui profil pajak target perusahaan yang diinginkan sejak awal sangatlah penting. Tidak hanya untuk menilai kelayakan proyek, tetapi juga untuk mengetahui cara terbaik untuk memperoleh target perusahaan tersebut. Layanan yang ditawarkan oleh PreciousNine Consulting dalam hal merger and acquisition meliputi identifikasi risiko pajak yang dihadapi target perusahaan serta pengaturan ulang setelah terjadi kesepakatan antar kedua perusahaan.

(47)

50 2.4.3.4. Transfer Pricing

Gabungan dari globalisasi dan integrasi operasi bisnis dapat menimbulkan risiko transfer pricing atau penetapan harga. Di Indonesia, penetapan harga tidak hanya berkaitan dengan transaksi lintas negara tetapi juga transaksi dalam negeri, yang berarti aturan penetapan harga berlaku bagi perusahaan multinasional dan juga domestik. Layanan yang ditawarkan oleh PreciousNine Consulting dalam hal transfer pricing meliputi persiapan dokumentasi penetapan harga, analisis perbandingan, bantuan dalam memperoleh advance pricing agreement (APA), penilaian mengenai risiko penataan ulang dan penataan ulang, dukungan audit penetapan harga, serta resolusi untuk perselisihan mengenai penetapan harga.

2.4.3.5. Coorporate Tax Compliance

Berlebihan dalam membayar pajak sama berbahayanya dengan kekurangan membayar pajak. Oleh karena itu, jumlah kewajiban pajak perlu dihitung jumlahnya untuk dapat menentukan beban pajak yang benar dan sesuai. Layanan yang ditawarkan oleh PreciousNine Consulting dalam hal coorporate tax compliacne meliputi persiapan pengembalian pajak, pengajuan pajak penghasilan perusahaan, serta identifikasi terhadap bidang-bidang yang berpotensi memerlukan koreksi pajak. Coorporate tax tersebut merupakan kewajiban pajak perusahaan yang dilakukan setahun sekali.

(48)

51 2.4.3.6. Monthly Tax Compliance

Selain pajak penghasilan tahunan, suatu perusahaan diwajibkan pula untuk menghitung pajak pertambahan nilai (PPN) dan pemotongan pajak penghasilan (PPh) setiap bulannya. Layanan yang ditawarkan oleh PreciousNine Consulting mencakup pemotongan pajak PPh 21, 23, 4(2), 26, dan PPN. Dimana PPh 21 merupakan pemotongan pajak atas penghasilan karyawan, PPh 23 merupakan pemotongan pajak atas bunga, royalti, dan fee atas jasa yang dibayarkan kepada perusahaan lain di Indonesia, PPh 4(2) merupakan pemotongan pajak atas sewa tanah dan bangunan, PPh 26 merupakan pemotongan pajak atas bunga, royalti, dan fee atas jasa yang dibayarkan kepada perusahaan lain di luar negeri, serta PPN yang merupakan pajak pertambahan nilai. PreciousNine Consulting berperan pula dalam penanganan pemotongan PPh yang sesuai, mengeluarkan slip pemotongan PPh, serta pengajuan pengembalian pemotongan PPh untuk bulan itu.

2.4.3.7. Individual Tax Compliance

Individu yang memenuhi syarat sebagai penduduk Indonesia dan memiliki pendapatan melebihi batas tidak kena pajak, diwajibkan untuk mendaftarkan diri ke Kantor Pajak Indonesia untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan mengajukan pengembalian pajak penghasilan individu secara tahunan. Jika individu tersebut memenuhi syarat, penghasilan individu tersebut beserta pendapatan yang berasal dari luar negeri perlu diperhitungkan dalam SPT pajak penghasilan tahunan. Layanan yang

(49)

52 ditawarkan oleh PreciousNine Consulting dalam hal individual tax compliance meliputi persiapan SPT pajak penghasilan tahunan serta penanganan mengenai masalah terkait lainnya seperti pendaftaran pajak, pembatalan NPWP, audit pajak, dan sebagainya.

2.4.3.8. Tax Training

Tax Training merupakan layanan yang disediakan bagi perusahaan yang ingin memiliki karyawan sendiri untuk menangani urusan pajaknya. Tak hanya itu, tax training juga digunakan untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan keterampilan pajak karyawannya, sesuai dengan peraturan pajak terkini yang baru dikeluarkan. Dalam tax training, PreciousNine Consulting membantu perusahaan dalam memberikan pelatihan pajak yang dibuat khusus untuk kebutuhan dan keadaan perusahaan, dengan menyesuaikan peraturan pajak yang baru dikeluarkan.

2.4.3.9. Tax and Management Reviews

Agar selalu terkontrol, pajak membutuhkan tinjauan berkala dan manajemen yang tepat, sesuai dengan kebutuhan. Layanan yang ditawarkan oleh PreciousNine Consulting dalam hal tax and management reviews meliputi Tax Diagnostic Review (TDR), Due Diligence Review (DDR), dan Tax Management Review (TMR). TDR bertujuan untuk mengidentifikasi risiko pajak dan permasalahan yang dihadapi perusahaan agar dapat diketahui tindakan yang perlu diambil. DDR bertujuan untuk mengidentifikasi pajak terkait dengan proyek merger and acquisition atau beberapa jenis

(50)

53 restruksturasi perusahaan lainnya, dan TMR yang bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi manajemen pajak suatu perusahaan. Tidak berhenti di sana, PreciousNine Consulting juga mengidentifikasi kaitannya dengan sistem manajemen pajak secara keseluruhan dan membuat rekomendasi mengenai cara memberdayakan fungsi manajemen pajak suatu perusahaan.

2.4.3.10. Mutual Assistance Procedure

Mutual Assistance Procedure (MAP) merupakan mekanisme yang dapat membantu suatu perusahaan menghadapi perselisihan terkait perjanjian pajak dengan otoritas pajak. MAP ini pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh kesepakatan antara kantor pajak Indonesia dan kantor pajak luar negeri mengenai suatu transaksi yang meliputi dua negara. Layanan yang ditawarkan oleh PreciousNine Consulting dalam hal mutual assistance procedure meliputi penilaian terhadap kasus yang dialami perusahaan, penyiapan dan peninjauan dokumen pendukung, menjadi perwakilan dalam diskusi atau Pertemuan dengan otoritas pajak di Indonesia.

2.4.3.11. Payroll Service

Payroll Service merupakan layanan yang diberikan oleh PreciousNine Consulting untuk membantu suatu perusahaan dalam melakukan penggajian karyawannya. Penggajian ini perlu mempertimbangkan berbagai hal seperti gaji kotor, uang lembur, slip pembayaran kas negara setiap bulannya, slip pembayaran kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), voucher jurnal penggajian untuk pembukuan perusahaan, dan sebagainya.

(51)

54 PreciousNine Consulting akan menyediakan dokumen terkait penggajian spesifik dan sesuai dengan kebutuhan suatu perusahaan.

2.4.3.12. Accounting Services

Accounting Services merupakan layanan akunting yang diberikan PreciousNine Consulting agar suatu perusahaan dapat lebih fokus pada pekerjaan utamanya. Layanan ini juga dapat digunakan oleh perusahaan yang belum memiliki staf akuntingnya sendiri. PreciousNine Consulting menawarkan layanan akunting end-to-end yang meliputi pembukuan umum bulanan yang merinci catatan transaksi terkini, rekonsialisasi bulanan dengan bank, serta neraca dan laporan laba rugi setiap bulannya.

2.4.3.13. Expatriate Permit Service

Untuk menjadi pekerja ekspatriat di Indonesia, pemenuhan sejumlah persyaratan perlu dilakukan terlebih dahulu. Persyaratan tersebut dimulai dari menyusun Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang berisi semua tenaga kerja asing yang akan disewa oleh perusahaan, beserta dengan posisi mereka dan jangka waktu pekerjaan. Perencanaan ini harus disetujui oleh Departemen Tenaga Kerja. Selanjutnya, perusahaan perlu mendapatkan lisensi atau Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) untuk memperkerjakan setiap orang yang namanya dicakup dalam RPTKA. Setelah mendapat izin Kerja tersebut, perusahaan perlu mendapatkan Kartu Izin Tinggal Terbatas/Tetap (KITAS) untuk ekspatriat yang bersangkutan, beserta setiap anggota keluarganya yang hendak tinggal di Indonesia. Terkait dengan

(52)

55 hal ini, PreciousNine Consulting dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan semua izin dan lisensi yang dibutuhkan.

2.4.3.14. Trust Account

Suatu perusahaan pada umumnya dari waktu ke waktu selalu melakukan transaksi, mulai dari pembayaran gaji, pembayaran vendor, pembayaran pajak, dan sebagainya. Layanan trust account merupakan layanan dari PreciousNine Consulting yang menyediakan rekening bank yang didedikasikan untuk suatu perusahaan. Dengan rekening tersebut, PreciousNine Consulting akan melaksanakan pembayaran sesuai dengan instruksi yang diberikan perusahaan serta mengantisipasi persyaratan pembayaran yang akan datang. Laporan bulanan dan laporan bank tersebut nantinya dapat diperiksa dan dilacak kembali oleh perusahaan tersebut.

2.4.3.15. Business Setup and Dissolution

Berbagai pertimbangan perlu dilakukan oleh pihak asing ketika ingin mendirikan bisnisnya di Indonesia. Dalam area bisnis tertentu, kepemilikan orang asing dibatasi pada persentase tertentu, yang menyebabkan suatu perusahaan akan membutuhkan mitra lokal. Terkait hal ini, PreciousNine Consulting menyediakan layanan yang meliputi pengaturan bisnis yang sesuai, membantu keperluan dalam mendirikan entitas siap pakai, hingga melakukan pembubaraan entitas kapan pun perusahaan mau.

(53)

56 2.3.5. Key Professionals

Dibalik nama perusahaan PreciousNine Consulting, tentunya ada orang-orang hebat yang bekerja keras dalam mendirikan dan memajukan perusahaan. Mereka merupakan orang-orang yang sudah berpengalaman di bidang pajak dan sudah memahami perpajakan secara mendalam. Key professionals dari perusahaan Precious Nine Consulting antara lain adalah sebagai berikut.

2.3.5.1. Nuryadi Mulyodiwarno

Nuryadi Mulyodiwarno bergabung dengan PreciousNine Consulting pada tahun 2010 sebagai Senior Partner. Beliau berpengalaman melayani Direktorat Jenderal Pajak (DJP) selama 30 tahun sebagai direktur dan juga sempat bekerja sebagai konsultan pajak di PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia selama 11 tahun. Selama masa jabatannya di DJP, beliau juga bertindak sebagai anggota tim reformasi hukum pajak pada tahun 1994 dan reformasi hukum pengadilan pajak tahun 1997. Kompetensi utamanya adalah penanganan masalah terkait litigasi dan tax dispute resolution.

2.3.5.2. Lili Tjitadewi

Lili Tjitadewi bergabung dengan PreciousNine Consulting pada tahun 2009 sebagai Partner. Sebelumnya, Lili Tjitadewi pernah bekerja di Konsultan Pajak Internasional Udaya Jakarta selama dua tahun, serta bekerja sebagai konsultan pajak di PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia selama 20 tahun dengan posisi terakhir sebagai direktur eksekutif. Beliau berpengalaman langsung dalam memberi nasihat perusahaan multinasional

(54)

57 terkemuka yang terlibat dalam industri telekomunikasi dan urusan pajak. Beliau juga memberi nasihat dan membantu perusahaan yang bergerak di bidang pengiriman, pengangkutan barang, dan industri farmasi serta konstruksi, manufaktur, leasing, operasi pelabuhan, dan jalan tol.

2.3.5.3. Robertus Winarto

Robertus Winarto bergabung dengan PreciousNine Consulting pada tahun 2009 sebagai Partner. Sebelumnya, Robertus Winarto pernah bekerja untuk divisi audit KPMG Hanadi Sujendro Jakarta selama dua tahun, serta bekerja sebagai konsultan pajak di PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia selama 18 tahun dengan posisi terakhir sebagai direktur. Beliau memiliki pengalaman yang luas terutama dalam memberi saran dan membantu perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi, produk konsumen, minyak dan gas, penambangan umum, konstruksi, manufaktur, penyewaan, periklanan, dan juga teknologi informasi. Kompetensi utama yang dimiliki oleh Robertus Winarto adalah penanganan terhadap transfer pricing.

2.3.5.4. Inge Jahja

Inge Jahja bergabung dengan PreciousNine Consulting pada tahun 2011 sebagai Partner. Sebelumnya, Inge Jahja bekerja selama 6 tahun sebagai bagian dari tim layanan penasihat bisnis dan 10 tahun di sektor komersial di PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia. Beliau berpengalaman dalam menyediakan solusi outsourcing untuk akuntansi organisasi kecil hingga menengah serta untuk Perusahaan Asing Indonesia yang baru didirikan.

(55)

58 Portofolio kliennya terdiri dari perusahaan yang bergerak di berbagai industri termasuk telekomunikasi, manufaktur, perdagangan, dan perbankan.

2.3.5.5. Lina Rosmiana

Lina Rosmiana bergabung dengan PreciousNine Consulting pada tahun 2009 sebagai Executive Director. Sebelumnya, Lina Rosmiana bekerja sebagai konsultan pajak di PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia selama 12 tahun dengan posisi terakhir sebagai Senior Manager. Beliau memiliki pengalaman yang luas dalam memberi nasihat dan membantu perusahaan multinasional yang bergerak dalam penyediaan layanan, manufaktur, perdagangan, penyewaan, konstruksi, telekomunikasi, pengangkutan barang, farmasi, organisasi internasional, periklanan, dan operasi pelabuhan.

2.3.5.6. Noviana Tan

Noviana Tan bergabung dengan PreciousNine Consulting pada tahun 2009 sebagai Director. Sebelumnya, Novi Tan bekerja sebagai konsultan pajak di PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia selama lima tahun. Beliau memiliki pengalaman dalam memecahkan masalah pajak akibat audit pajak, mengatasi kontroversi dengan ITO dalam keberatan dan litigasi pajak, meninjau urusan pajak sejumlah proyek terkait merger and acquisition, serta menasihati para pengakusisi mengenai masalah pajak yang relevan.

Gambar

Figure dikenal sebagai area positif, dimana figure merupakan bentuk nyata  atau konkrit yang dapat segera dipahami sebagai sebuah bentuk
Gambar 2.6. Warna Aditif  (Landa, 2014)
Gambar 2.7. Tekstur Taktil  (Landa, 2014)
Gambar 2.10. Emphasis Through Diagrammatic Structures  (Landa, 2014)
+7

Referensi

Dokumen terkait

TB paru BTA negatif adalah kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif, Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi: Paling tidak

Kepuasan konsumen atas kinerja produk yang ditawarkan atau nilai yang sesuai dengan yang ditawarkan oleh pemasar dan yang diharapkan oleh konsumen atas konsumsi sebuah produk

Didalam suatu penilaian prestasi kerja perlu ditetapkan terlebih dahulu siapa yang harus dinilai, yaitu meliputi seluruh tenaga kerja yang ada dalam organisasi,

Perusahaan harus meninjau persyaratan yang berhubungan dengan produk, menjamin bahwa proses peninjauan-ulang terhadap perubahan persyaratan-persyaratan produk telah dilakukan

Faktor risiko KAD pada pasien dengan diabetes yang sudah diketahui meliputi: kelalaian pengobatan insulin karena berbagai alasan, akses terbatas ke layanan medis, masalah

Upaya layanan kepada orang tua dan masyarakat meliputi kegiatan sebagai berikut :.. 1) Membantu orang tua peserta didik untuk lebih memahami anaknya. Pemahaman ini

Tujuan peninjauan terhadap kecukupan dan keefektifan suatu sistem pengendalian internal adalah untuk menentukan apakah sistem yang telah ditetapkan dapat memberikan

3) Kebutuhan air netto untuk penyiapan lahan sama dengan kebutuhan total dikurangi curah hujan efektif rata-rata selama periode penyiapan lahan tanaman pertama 13,7 – 3,6 =