• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak, terutama anak laki laki. Bermain sepakbola dapat di lakukan di lapangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak, terutama anak laki laki. Bermain sepakbola dapat di lakukan di lapangan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

10 2.1. Hakikat Sepakbola

Sepakbola adalah salah satu olahraga yang sangat digemari oleh anak – anak, terutama anak laki – laki. Bermain sepakbola dapat di lakukan di lapangan atau di halaman sekolah. Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik, kita harus mengerti dengan menguasai teknik dasar bermain sepakbola. (Suyatno, 2010:13) Sepakbola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang di mainkan oleh dua pemain yang masing – masing beranggotakan 11 orang (kesebelasan) memasuki abad- 21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara yang menjadikan olahraga sepakbola ini menjadi populer di dunia. http://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pengertian-sepak-bola-aturan-dan-teknik-dasar-permainan (diakses pada tanggal 7 Januari 2020).

Berdasarkan uraian para ahli di atas dapat di pahami bahwa sepakbola adalah olahraga yang digemari semua kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, olahraga sepakbola memiliki peraturan yang baku dan sudah ditetapkan dan harus dipatuhi olahraga sepakbola adalah olahraga pemersatu bangsa dan negara baik di tingkat nasional maupun internasional.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat juga mempengaruhi perkembangan permainan sepakbola saat ini. Sepakbola merupakan permainan beregu yang masing-masing regu terdiri 11 pemain. Oleh karena itu, satu regu di dalam permainan sepakbola dinamakan dengan kesebelasan, biasanya permainan sepakbola dimainkan dalam dua babak yang

(2)

lama waktunya adalah 2 x 45 menit dengan waktu istirahat selama 15 menit di antara dua babak tersebut mencetak gol ke gawang lawan merupakan sasaran dari setiap kesebelasan, suatu kesebelasan dinyatakan sebagai pemenang apabila dapat memasukan bola kegawang lawan lebih banyak atau kemasukan bola lebih sedikit jika di bandingkan dengan lawannya (Muhajir, 2007: 2).

Permainan sepakbola di pimpin oleh seorang wasit dan dua orang penjaga garis, permainan dimulai dengan tendangan pertama oleh satu pemain. Setiap pemain boleh menggunakan kaki, paha, dada, dan perut untuk menghentikan, mengontrol, menggiring, dan mengoper bola. Anggota badan yang tidak boleh digunakan adalah tangan. Jika boleh menyentuh tangan, dinyatakan hands ball dan di berikan hukuman tendangan dari lawan, tangan dalam permainan sepakbola hanya digunakan untuk melakukan lemparan ke dalam (throw in) apabila bola keluar lapangan (out) lemparan ke dalam di lakukan di garis samping tempat bola keluar. Akan tetapi, jika bola keluar di garis gawang harus di lakukan tendangan pojok di berikan kepada lawan karena bola keluar garis gawang oleh pemain yang bertahan. Dalam permainan sepakbola dituntut sportivitas yang tinggi serta kerja sama pemain yang baik. Selama permainan tidak boleh menjegal, memegangi, menendang dan mendorong lawan. Tidak boleh mengumpat dengan kata – kata kotor kepada lawan atau wasit. Jika ketentuan itu di langgar, akan diberikan hukuman berupa tendangan bebas, kartu kuning sebagai tanda peringatan, atau kartu merah sebagai tanda keluar dari permainan. Hukuman diberikan oleh wasit yang memimpin (Hananto dkk, 2007: 79).

(3)

Seseorang pemain sepakbola harus bisa menguasai teknik – teknik dasar dalam bermain sepakbola salah satunya adalah teknik penguasaan bola, menggiring bola, menahan bola, mengoper bola, menyundul bola tapi dari eknik di tersebut itu hanya untuk pemain sepakbola saja beda dengan penjaga gawang, bagi penjaga gawang mempunyai teknik sendiri salah satunya teknik bersiap menghadapi serangan musuh, teknik menerima bola yang di tembak, teknik menerima bola yang menggelinding ke samping penjaga gawang, teknik menerima bola tinggi. Penjaga gawang harus menguasai teknik – teknik tersebut agar bisa melindungi gawang dari serangan lawan.

Lapangan sepakbola di buat di lapangan tanah berbentuk segi empat yang tertutup dengan rumput pendek dan rapat. Utnuk permainan penuh, lapangan sepakbola berukuran panjang sekitar 100-110 meter dan lebar 64-75 meter. Garis – garis batas harus jelas, biasanya tinggi gawang dalam permainan sepakbola 2,44 meter di ukur dari tanah hingga sisi bawah tiang gawang atas, lebar gawang 7,32 meter di ukur dari sisi dalam kedua tiang gawang (Subardi, 2007:5).

Gambar 1. Ukuran Lapangan Sepakbola Sumber : (Subardi, 2007:5)

(4)

2.2. Teknik-teknik Dasar Sepakbola a) Teknik Mengoper Bola (Passing)

Teknik Mengoper bola adalah teknik yang dilakukan dengan menggunakan anggota kaki (kecuali kiper yang bisa menggunakan tangan dan kaki dalam pelaksanaannya) untuk memberikan bola ke pemain lain dalam satu pemain. Jadi intinya teknik mengoper bola ialah teknik memberikan bola ke pemain yang lain guna memberikan kesempatan untuk menguasai bola. Teknik mengoper bola dibagi menjadi 3 yaitu mengoper bola dengan kaki bagian luar, mengoper bola dengan menggunakan kaki bagian dalam dan mengoper bola dengan kaki bagian punggung kaki. (Rachmat, 2009: 25)

Gambar 2. Teknik Passing (Sumber: Rachmat, 2009: 25)

b) Teknik Menyundul Bola (Heading)

Teknik menyundul bola adalah teknik perkenaan bola yang dilakukan dengan menggunakan kepala sebagai media. Teknik ini bisa digunakan untuk mengumpan atau memasukan bola kegawang lawan ketika posisi bola melayang dalam artian bola tersebut tidak mampu

(5)

diraih dengan menggunakan kaki, alangkah baiknya teknik ini yang digunakan. (Rachmat, 2009: 29)

Gambar 3. Teknik Sundulan (Heading) (Sumber: Sahadi, 2011: 62)

c) Teknik Mengontrol Bola (Controlling)

Mengontrol bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola. Penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan mengontrol bola adalah untuk mengatur tempo permainan dan untuk memudahkan memberikan umpan kepada teman. Untuk teknik mengontrol bola masih terdapat banyak cara yang dapat dilakukan, diantaranya menggunakan punggung kaki, paha, dada (Wildan, 2011: 60).

Gambar 4. Teknik Mengontrol bola (Controlling) (Sumber: Sahadi, 2011: 58)

(6)

d) Teknik Menggiring Bola (Dribbling)

Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan. Oleh karenanya, bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang dan mengoper bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan memperlambat tempo permainan (Wildan, 2011: 62).

Gambar 5. Teknik Menggiring Bola (Dribbling) (Sumber: Wildan, 2011: 62)

e) Teknik Menembak Bola Ke Gawang (Shooting)

Teknik menembak bola ke gawang merupakan unsur yang paling penting dalam suatu permainan sepakbola bahkan oleh semua jenis cabang olahraga permainan. Karena mencetak gol ke gawang lawan merupakan tujuan utama untuk memenangkan pertandingan, dalam pelaksanaannya teknik ini bisa dilakukan dengan menggunakan kaki kiri atau kaki kanan sesuai dengan kebutuhan pada pemain saat dalam pertandingan. Gerakan diawali dengan menarik salah satu kaki

(7)

(melakukan tembakan dengan kaki kanan) kebelakang rilek. Kaki kiri ditekuk kedepan dan berguna sebagai titik berat badan yang menopang seluruh berat badan dengan kata lain sebagai tumpuan. Kemudian ayunkan kaki ke depan menuju bola yang akan di tendang (Rachmat, 2009:34).

Gambar 6. Teknik Menembak Bola (Shooting) (Sumber: Sahadi, 2011: 57)

2.3. Teknik Dasar Passing (Mengoper Bola)

Passing atau mengoper bola merupakan keharusan bagi seorang pemain sepakbola. Mengumpan merupakan keterampilan paling penting untuk menguasai sepakbola, umpan menghubungkan kesemua pemain di seluruh bagian lapangan dan memungkinkan pemain menciptakan serangan (Subardi, 2007:13).

Passing atau Mengoper bola adalah salah satu teknik dasar sepakbola yang menggunakan anggota kaki (kecuali penjaga gawang yang bisa menggunakan tangan dan kaki dalam pelaksanaannya) untuk memberi bola ke pemain lain guna memberikan kesempatan untuk menguasai bola (Rachmat, 2009:25).

(8)

Teknik dasar passing di bagi menjadi 3diantaranya kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan punggung kaki dalam pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Teknik Passing Kaki Bagian Dalam

Teknik ini paling sering digunakan oleh pemain dalam setiap pertandingan ketika melakukan operan pendek, karena teknik gerakannya mudah mengikuti posisi pergelangan kaki kita.

Dalam pelaksanaanya, posisi kaki ditekuk keluar sehingga kalau dilihat dari depan posisi kai bagian dalam akan nampak kelihatan. Gerakan dimulai dengan mendorong kaki ke depan dengan perkenaan bola pada kaki bagian dalam dengan arah bola menuju ke pemain yang diinginkan. Efek putaran bola yang dipemainbulkan ketika menedang bola dengan menggunakan kaki bagian dalam adalah putaran bola akan mengarah kearah dalam posisi tubuh kita (Rachmat, 2009:26).

b. Teknik Passing Kaki Bagian Luar

Posisi kaki agak di tekuk kedalam sehingga kalau dari depan posisi kaki bagian luar akan kelihatan. Selanjutnya adalah gerakan mendorong kaki ke depan dengan perkenaan bola pada kaki bagian luar. Usahakan ketika menedang mata terfokus kepada arah pemain yang akan dituju. Teknik menendang atau mengoper dengan menggunakan kaki bagian luar akan menciptakan efek terhadap putaran bola, yang mana ketika

(9)

kamu melakukan teknik ini, putaran bola setelah perkenaan dengan kaki akan mengarah keluar. (Rachmat, 2009:26)

c. Punggung Kaki

Teknik mengoper bola dengan menggunakan punggung kaki dilakukan dengan cara menekuk pergelangan kaki yang dipakai untuk menendang ke arah bawah, sehingga kalau dilihat dari posisi depan, punggung kaki akan nampak kelihatan dibandingkan dengan kaki bagian yang lain. Dalam pelaksanaanya, pergelangan kaki yang telah ditekuk kebawah kemudian didorong ke depan menuju bola. Arahkan bola ke pemain yang akan dituju sesuai dengan keinginan pengumpan. (Rachmat, 2009:26)

2.4. Latihan Menggunakan Target

Latihan menggunakan target adalah salah satu bentuk latihan yang dibuat berupa seperti permainan yang memfokuskan pada aktivitas permainan yang membutuhkan kecermatan, akurasi yang tinggi dalam memperoleh nilai. dimana pemain akan mendapatkan skor apabila bola atau proyektil lain sejenis baik dilempar atau dipukul dengan terarah mencapai sasaran yang sudah ditentukan dan semakin sedikit untuk menuju pukulan/ perlakuan menuju sasaran semakin baik. (Grifin, 2003:7-8).

Latihan menggunakan target adalah salah satu untuk meningkatkan keterampilan dalam bermain sepakbola dengan cara memberikan operan kepada

(10)

target sasaran dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan latihan sepakbola. (Sukadiyanto, 2005:5).

Latihan menggunakan target merupakan latihan yang terprogram bagi pemain sepakbola untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberi beban fisik, mental yang teratur, meningkat dan berulang-ulang waktunya menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan bagi pemain sepakbola. (Djoko, 2002:61)

Berdasarkan teori di atas bahwa dapat di pahami latihan menggunakan target merupakan salah satu latihan yang di buat seperti permainan dengan memfokuskan latihan passing sepakbola dan juga memberikan beban fisik, mental yang teratur dengan menggunakan berbagai alat sesuai kebutuhan.

Latihan menggunakan target ini di bagi menjadi empat bentuk latihan yaitu sepakbola kelereng, latihan umpan beruntun, gagak dan bangau, melewati jembatan. Berikuti ini penjelasan bentuk yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Passing Diamond

Model latihan passing diamond merupakan bentuk latihan passing yang di lakukan dengan membentuk berlian atau wajik dengan arah passing yang sama kemudian di ikuti posisi pemain lain yang selalu berputar. Latihan ini memiliki jarak antar sudut yang sama, yaitu 10-15 meter karena jarak ini merupakan jarak ideal untuk latihan akurasi passing karena jika jarak passing terlalu jauh bola akan dengan mudah di potong oleh lawan saat bermain. Arah untuk model latihan ini berbentuk passing diagonal. Model latihan passing diamond di lakukan

(11)

untuk meningkatkan kemampuan akurasi short passing sekaligus untuk meningkatkan kemampuan mengontrol bola dari pemain yang melakukannya. Kelebihan dari model latihan passing diamond ini sangat mudah di lakukan karena latihan ini hanya melakukan passing, mengontrol, dan moving. Latihan ini juga dapat meningkatkan kemampuan passing support antar pemain. Dalam penerapannya di lapangan kelebihan dari model latihan passing diamond adalah dapat menguasai lini tengah lapangan permianan karena mempunyai empat pemain di tengah sehingga mengurangi ketergantungan kepada pemain-pemain sayap.

2. Passing Triangle

Model latihan passing triangle hampir sama dengan model latihan passing diamond, pembeda dari model latihan passing triangle yaitu latihan passing menyerupai bentuk segitiga dan jarak lintasan antar sudut yang berbeda. Pada model latihan ini arah lintasan passing memiliki bentuk yang bermacam-macam yaitu: passing diagonal, passing pendek memiliki sudut yang berbeda-beda dengan jarak 5-15 meter sama halnya dengan latihan passing diamond jika jarak terlalu jauh maka bola akan mudah di potong oleh lawan. Model latihan passing treiangle juga dapat meningkatkan kemampuan akurasi short passing sekaligus untuk meningkatkan kemampuan kontrol bola dari pemain yang melakukannya.

(12)

3. Passing Berhadapan

Model latihan ini dapat dilakukan dengan cara berpasangan sehingga memudahkan siswa untuk melakukannya. pemain melakukan passing dengan target teman pasangannya. Satu bola bisa digunakan untuk 6 pemain atau lebih, atau menyesuaikan jumlah bola dan jumlah pemain. Cara pelaksanaannya adalah X1 melakukan passing pada X4, kemudian X1 berpindah posisi dibelakang X3 selanjutnya X2 mengisi posisi X1. Dilanjutkan X4 melakukan passing ke X2 dan kemudian X4 berpindah posisi dibelakang X6. Langkah-langkah tersebut terus dilakukan dalam waktu tertentu.

4. Melewati Jembatan

Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan ketepatan passing/umpan perminan ini di lakukan berpasangan, mintalah setiap pasangan berdiri berhadapan dengan jarak sekitar 9 meter. pemain yang tidak memiliki bola berdiri dengan kaki merentang, bertindak sebagai gawang atau sasaran. Pemain yang memiliki bola berusaha untuk menumpan melewati kaki pasangannya. Gawang tidak boleh bergerak hingga bola melewatinya. Segera setelah bola masuk, yang menjadi gawang berlari mengejarnya. Setelah mengontrol bola segera berbalik dan berusaha mecetak gol pada gawang yang di perankan pasangannya. Kedua pemain bekerjasama sekaligus bersaing untuk melihat sejauh mana jarak yang mereka butuhkan untuk bisa mencetak gol. Batasi permainan dengan waktu atau hingga seorang pemain mencetak 10 gol.

(13)

5. Merobohkan Botol Plastik

Model latihan ini dilakukan dengan cara berkelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 8 pemain atau menyesuaikan jumlah pemain yang ada pada pemain tersebut. Delapan pemain tersebut memiliki tugas masing-masing, dimana siswa pertama melakukan passing dengan sasaran botol minum aqua yang berisikan pemberat pasir atau batu, sedangkan pemain kedua berada dibelakang target. Pemian pertama yang selesai melakukan passing kearah sasaran bergantian tugas untuk menjaga atau menata sasaran, sedangkan pemain yang bertugas menjaga sasaran bergantian untuk melakukan Rolling terus dilakukan sampai semua siswa selesai melakukan.

6. Passing Berkelompok Merubah Arah

Konsep latihan berkelompok, membentuk sebuah lingkaran besar sesuai jumlah kelompok. Permainan dengan satu bola, dimana pemain yang memegang bola pertama passing ke teman lain, kemudian pemain pertama mengubah posisi sesuai bola yang di passing ke rekannya. Arah passing variatif sesuai keinginan pemain. Latihan ini juga untuk menunjang kemampuan pemain dalam ball feeling ketika akan mengoper bola kepada rekannya, sejauh mana kekuatan passing yang akan dilakukan dengan jarak yang ada.

7. Passing Bepasangan Dengan Satu Arah

Latihan passing berpasangan dengan satu arah adalah latihan passing dengan teknik push pass, bentuk latihan passing yang diakukan dalam jarak yaitu 10 meter dengan posisi saling berhadapan dengan satu bola

(14)

dan passing secara bergantian dengan pasangannya. Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan passing sekaligus untuk meningkatkan kemampuan kontrol bola dari pemain yang melakukannya. Latihan ini juga untuk menunjang kemampuan pemain dalam ball feeling ketika akan mengoper bola kepada rekannya, sejauh mana kekuatan passing yang akan dilakukan dengan jarak yang ada. Keuntungan dari latihan ini sangat mudah dilakukan karena tiap pemain hanya mengarahkan bola yang akan di passing kepada rekan yang selalu lurus berada di hadapannya.

8. Passing Gawang Bergerak

Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan passing dengan cara Pemain berusaha memasukan bola ke gawang yang di gerakkan pilih dua pemain untuk memegang kedua ujung pipa (ini dapat dilakukan dan sangat aman) pemain yang memegang pipa bertugas menjadi gawang dan berlarian di area lapangan yang sudah ditentukan gawang berhenti selama 5 detik pemain apabila lewat dari 5 detik maka gawang tersebut harus berpindah tempat kembali pemain yang menendang bola harus melakukan dengan cepat dan tenang, sedangkan pemain yang akan menendang ke arah gawang yang bergerak tersebut. Lakukan selama 3 menit dan hitungan berapa bola yang masuk ke gawang.

Berdasarkan bentuk-bentuk latihan yang penulis sebutkan diatas dengan tujuan penulis untuk meningkatkan ketepatan passing sepakbola dengan harapan

(15)

dapat membantu meningkatkan ketepatan passing sepakbola terhadap pemain sepakbola SMP Negeri 13 Muara Jambi.

2.5. Ketepatan Passing

Ketepatan passing adalah seseorang yang akan mengoper bola dengan jarak yang pendek ataupun panjang dan mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran, sasaran yang akan di berikan operan adalah teman satu pemain dengan memberikan bola sebaik mungkin. (Sajoto, 1995: 9).

Ketepatan passing merupakan kemampuan seseorang untuk mengarahkan bola kepada teman satu pemain untuk mengoper bola dengan jarak jauh atau dengan jarak yang pendek. seseorang pemain sepakbola dapat melakuakn operan dengan arah dan sasaran yang berbeda dengan menggunakan anggota tubuh untuk mengarahkan bola kemana akan dituju sesuai dengan sasaran yang dikehendaki atau sesuai dengan sasaran yang sudah ditentukan. (Wahjoedi, 2001:61).

Ketepatan passing adalah kemampuan seseorang untuk memberikan operan bola yang mengarahkansasaransesuaidengan tujuannya. Dengan kata lain bahwa ketepatan passing harus menyesuaikan antara kehendak (yang diinginkan) dan kenyataan (hasil) yangdiperoleh terhadap sasaran (tujuan) tertentu. (Suharno, 1981:32).

Berdasarkan teori di atas dapat dipahami bahwa ketepatanpassingadalah seseorang yang melakukan operan bola kepada rekan satu pemain agar bola menjauh dari musuh atau dengan cara memberikan umpan dengan jarak jauh

(16)

sesuai arah dan sasaran yang akan dituju untuk diberikan bola saat dalam permainnan dan pertandingan.

Ketepatan passing disini akan membantu setiap pemain bola dengan memberikan bola kepada teman satu pemain. Peneliti melakukan tes ketepatan passing untuk mengetahui setiap pemain dapat memberikan operan yang sesuai dengan sasaran.

2.6. Latihan

Menurut Harsono (1988:10) latihan adalah “Proses yang sistematis, dilakukan secara berulang-ulang dengan menambah jumlah beban latihan untuk mencapai suatu tujuan”.Bompa (1994:101) “latihan adalah sebagai kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu lama, sistematik dan progresif sesuai dengan tingkat kemampuan individu, dengan tujuan untuk membentuk fungsi fisiologi dan psikologis yang memenuhi syarat untuk tugas-tugas kegiatan olahraga”.

Untuk memberikan materi latihan kepada anak latih, seorang pelatih harus memperhatikan berbagai aspek dan didukung pula oleh teori-teori tentang cabang olahraga. Hal ini perlu diperhatikan karena objek dari sasaran latihan adalah manusia. Untuk itu aspek fisik dan psikis dapat berjalan seimbang dan sesuai dengan yang direncanakan, maka perlu disusun sesi latihan yang sesuai dengan tujuan dan sasaran latihan sedangkan menurut Bompa (1994:39) tujuan latihan ada 9 macam yaitu: (1) untuk mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh, (2) untuk menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu kebutuhan yang telah ditentukan di dalam praktek

(17)

olahraga, (3) untuk memperbaiki dan menyempurnakan teknik olahraga yang dipilih, (4) untuk memperbaiki dan menyempurnakan strategi yang penting, (5) untuk kualitas kemauan melalui latihan yang menandai dari kebiasaan latihan, (6) untuk menjamin dan memelihara persiapan oppemainal dari beberapa cabang olahraga, (7) untuk mempertahankan kesehatan yang dimiliki atlet, (8) untuk mencegah dan mengambil tindakan pencegahan dan juga harus meningkatkan fleksibilitas pada tahap yang diperlukan untuk pelaksanaan gerak yang dibutuhkan, memperkuat otot tendon dan ligamen, (9) untuk memperkaya pengetahuan secara teori bagi setiap atlet dengan memperhatikan dasar secara fisiologi dan psikologi dari latihan.

Berdasarkan uraian para ahli di atas, dapat dipahami bahwa latihan olahraga suatu proses yang disusun secara teratur dan sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dan berkesinambungan yang disesuaikan dengan fisik individu dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga.

Beberapa prinsip-prinsip latihan yang paling penting untuk dijadikan pedoman oleh siapapun yang ingin meningkatkan fisik serta prestasi dalam olahraga sebagai berikut:

Prinsip-prinsip latihan (principles of training) merupakan azas atau ketentuan mendasar dalam proses pembinaan dan latihan yang harus dipatuhi terutama oleh pelatih dan peserta latihan atau pemain. Pemahaman tentang prinsip-prinsip latihan merupakan suatu bagian penting dalam sebuah proses pembinaan dan latihan yang seharusnya dimiliki oleh setiap pelatih. Adapun prinsip-prinsip latihan sebagai berikut :

(18)

Superkompensasi merupakan prinsip dasar yang sangat penting untuk meningkatkan suatu kemampuan prestasi. Menurut Rӧthig dalam Syafruddin (2011:164) “Superkompensasi merupakan fase pemulihan sumber energi yang dipergunakan setelah suatu pembebanan yang melewati kemampuan awal dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan prestasi”.

Proses superkompensasi pembebanan dan pemulihan harus seimbang. Ketika latihan penggunaan energi dapat menimbulkan suatu kelelahan yang mengakibatkan menurunnya kemampuan fungsi tubuh. Untuk membangun kembali energi yang terpakai diperlukan suatu fase pemulihan. Lama fase pemulihan yang diberikan tergantung dari intensitas dan durasi pembebanan latihan. Apabila fase pemulihan terlalu pendek waktunya maka superkompensasi yang diharapkan tidak akan diperoleh.

Dalam pertandingan superkompensasi harus bisa dilakspemainan dengan baik. Fase itu terjadi ketika istirahat babak pertama, di mana pemain punya kesempatan untuk pemulihan energi yang habis dibabak pertama. Ketika terjadi pelanggaran, bola keluar lapangan atau pergantian pemain bisa dimanfaatkan untuk masa pemulihan, pertandingan terhenti sekian detik, pemain bisa melakukan pemulihan walau itu tidak maksimal. Untuk mendapatkan proses adaptasi yang diinginkan perlunya latihan secara kontinyu yang meningkat dari kemampuan pembebanan awal. Dalam prinsip ini perlu meningkatkan pembebanan yang diberi saat awal latihan.

2) Prinsip Beban Lebih

Prinsip beban lebih merupakan salah satu prinsip latihan yang penting dalam peningkatan prestasi olahraga. Menurut Syafruddin (2011:166) “Prinsip

(19)

ini lebih menekankan kepada peningkatan beban latihan yang diberikan kepada pemain berdasarkan kemampuan pemain pada saat latihan”. Prinsip overload dilakukan jika ingin meraih suatu peningkatan kemampuan secara tetap. Tanpa penerapan prinsip ini dalam latihan, tidak mungkin prestasi pemain akan meningkat. Seperti yang dikemukakan Harsono (1988:104) “Satu hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan sistem overload adalah untuk jangan memberikan beban yang terlalu berat, yang diperkirakan tidak mungkin akan dapat diatasi oleh pemain”.

Berdasarkan hal di atas, untuk menerapkan sistem overload adalah dengan tidak memberikan beban latihan yang terlalu berat, hal yang perlu diperhatikan yakni pada variasi setiap aktivitas latihan. Variasi dilakukan dalam aktivitas latihan agar tidak terjadi kebosanan oleh seorang pemain. Dengan penambahan beban, melalui suatu proses adaptasi, variasi bentuk aktivitas latihan merupakan hal yang sangat menarik yang mampu meningkatkan motivasi seorang pemain, sehingga mereka tidak begitu terbebani.

3) Prinsip Variasi Beban

Latihan yang dilakspemainan dengan betul biasanya menuntut banyak waktu dan tenaga pemain. Masa-masa latihan yang lama ini bagi pemain sering kali membosankan. Pelatih harus memikirkan bagaimana agar pemain tidak bosan. Menurut Harsono (1988:121) “Untuk mencegah kemungkinan pemainbulnya kebosanan berlatih, pelatih harus kreatif dan pandai-pandai mencari dan menerapkan variasi-variasi dalam latihan”.

Dalam suatu pertandingan tak selamanya pemain menghadapi lawan dengan kekuatan yang sama, terkadang pemain menghadapi lawan yang lemah

(20)

dan adakalanya menghadapi lawan yang berat. Situasi seperti ini bisa diterapkan oleh pelatih dalam situasi latihan. Pelatih memberikan beban latihan sesuai dengan lawan yang akan dihadapi. Berdasarkan hal tersebut, seorang pelatih harus kreatif dan inovatif dalam menerapkan variasi-variasi latihan agar pemain tidak bosan menjalani proses latihan. Ketika pemain bosan, maka ia tidak punya motivasi sehingga akan berdampak negatif terhadap prestasi yang ingin dicapai. 4) Prinsip Periodisasi

Prinsip periodisasi berkaitan dengan perencanaan latihan yang disesuaikan pada waktu periode-periode tertentu. Menurut Syafruddin (2011:167) “Periodisasi atau pentahapan tersebut dapat juga diartikan dengan fase atau masa seperti fase persiapan, masa kompetisi, masa transisi dan lain sebagainya”. Prinsip ini berkaitan dengan kalender pertandingan, jadi persiapan pemain harus dijadwalkan berdasarkan kapan pertandingan akan dilaksanankan.

Prinsip periodisasi perlu dilakukan agar tujuan pencapaian prestasi dapat oppemainal melalui perpemainbangan dan ketentuan-ketentuan dalam proses latihan. Dalam hal ini Syafruddin (2011:168) membagi periodisasi latihan sepanjang tahun sebagai berikut:

a) Periode persiapan, yaitu periode di mana dicapainya persyaratan-persyaratan untuk prestasi puncak.

b) Periode kompetisi/pertandingan, yaitu periode di mana prestasi yang diraih diterapkan dalam kompetisi/pertandingan/perlombaan dan dipertahankan.

c) Periode transisi (periode peralihan), yaitu periode di mana terjadi penurunan prestasi puncak secara sadar, selain itu, bertujuan untuk membantu pemulihan dan rileksasi secara aktif.

Dari pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa untuk menentukan periode latihan harus diketahui bahwa prestasi dibentuk secara lambat untuk

(21)

dapat dipertahankan. Pencapaian prestasi puncak harus menjalani tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan-tahapan antara pemain amatir dan profesional tentu berbeda. Pemain profesional yang berkompetisi dilevel profesional memiliki jadwal yang terstruktur sehingga pelatih mudah mengatur jadwal latihan.Sedangkan pemain amatir lebih banyak bermain dilevel bawah bahkan turnamen antar kampung yang jadwalnya terkadang tidak jelas, sehingga pentahapan latihan seakan sulit diatur oleh pelatih. Walaupun demikian, memahami prinsip ini akan memudahkan dalam proses pencapaian prestasi secara berkonsep dan secara bertahap harus dilalui oleh pemain agar prestasi yang diperoleh bisa dipertahankan dengan baik.

5) Prinsip Individualisasi

Prinsip ini memiliki dasar bahwa setiap orang memiliki perbedaan dalam kemampuan, potensi dan karakteristik. Harsono (1988:112) mengemukakan prinsip individualisasi sebagai berikut:

“Seluruh konsep latihan harus disusun sesuai dengan kekhususan setiap individu agar tujuan latihan dapat sejauh mungkin tercapai. Faktor-faktor seperti umur, jenis, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang pendidikan, lamanya berlatih, tingkat kesegaran jasmaninya, ciri-ciri psikologisnya, semua harus ikut diperpemainbangkan dalam mendesain latihan bagi pemain”.

Berdasarkan hal tersebut, maka pembebanan latihan untuk seorang pemain sepakbola akan berbeda dengan pemain lainnya. Pemain profesional akan berbeda dengan pemain amatir.

Berkaitan dengan ini Bompa dalam Harsono (1988:114) bahwa kemampuan usaha pemaintergantung dari beberapa faktor:

a) Usia biologis dan kronologis pemain. b) Pengalaman dalam melakukan olahraga. c) Kemampuan kerja dan prestasi individu.

d) Status kesehatannya juga menentukan batas kemampuan berlatih pemain.

(22)

e) Faktor-faktor di luar latihan yang dapat mempengaruhi pemulihan kondisi pemain dalam latihan.

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki perbedaan, dan ini berhubungan langsung dengan program latihan yang akan dibuat oleh pelatih. Faktor usia merupakan hal dasar yang menjadi patokan, bagaimana memberikan suatu beban latihan kepada pemain-pemain, remaja, dewasa, dan orang tua. Pengalaman akan berdampak pada penampilan seorang pemain, bagaimana level pemain tersebut apakah pemula, amatir, atau profesional sehingga kebutuhan akan beban latihan akan berbeda-beda. Tingkat kesehatan adalah hal penting, seorang pemain yang memiliki penyakit, secara diagnosa tidak akan mampu memperoleh prestasi seperti pemain yang sehat. Hal yang tidak kalah penting adalah faktor di luar latihan yang dapat mempengaruhi baik itu latar belakang pendidikan, lingkungan, keluarga, maupun teman sampai kepada hal yang bersifat personal.

2.7. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zulfa Sidik (2006) dengan judul “Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola Siswa SMP Negeri 1 Borobudur Yang Mengikuti Kegiatan Sepakbola”. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan teknik tes dan pengukuran dan analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan persentase detik diubah menjadi skor T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMP 1 borobudur yang mengikuti esktrakulikuler sepakbola

(23)

memiliki kategori baik sekali sebanyak 9 siswa (12%) kategori baik 28 siswa (37,3%) kategori sedang 20 siswa (26,7%) kategori kurang sebanyak 14 siswa (18,7%) dan kategori kurang sekali sebanyak 4 siswa (5,3%). Sehinggadapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan terhadap keterampilan dasar sepakbola pada siswa SMP N 1 borobudur yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Moh. Nur Fathony P (2016) dengan judul “Pengaruh Latihan Menggunakan Target Terhadap Kemampuan Passing Siswa Peserta Ekstrakulikuler Sepakbola Di MIN Pacitan Kabupaten Pacitan” penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain pre-test dan post-tes one gruop. Subjek penelitian ini adalah siswa ekstrakulikuler yang berjumlah 20 siswa.Berdasarkan analisis data, tes yang digunakan memiliki nilai reliabel 0,82 dan nilai validitas 0,77. Hasil uji statistik menunjukkan uji-t antara tes awal dan tes akhir memiliki perbedaan hal ini bearti Ha diterima yang berarti ada pengaruh latihan passing menggunakan target terhadap kemampuan passing siswa peserta ekstrakulikuler sepakbola di MIN Pacitan Kabupaten Pacitan. 3. Penelitian yang di lakukan oleh Deny Sophia Thinker Suryo Hartono

(2010) dengan judul ”Pengaruh Pembelajaran Passing Sepakbola Antara Pendekatan Bermain Futsal Pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Kabupaten Wonogiri” penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan jumlah populasi 80 orang terbagi dalam empat kelas dengan teknik pengambilan sampel random sampling dengan teknik undian. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian

(24)

sebanyak 30 siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan nilai Thitung sebesar 2,2082 dan Ttabel sebesar 1,75 pada taraf signifikan 5%. Dengan demikian maka pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill lebih baik pengaruhnya dari pada pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing dalam bermain sepakbolapada siswa putra SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri.

2.8. Kerangka Berpikir

Sepakbola adalah olahraga yang memerlukan elemen kondisi fisik salah satunya adalah ketepatan dalam mengumpan bola seorang pemain sepakbola harus memiliki elemen-elemen yang dibutuhkan dalam olahraga sepakbola.

Dari pembahasan sebelumnya bahwa saat pemain sepakbola sedang melakukan latihan untuk mengumpan bola sering terjadi kesalahan, agar dapat membantu pemain sepakbola SMP Negeri 13 Muara Jambi penulis membantu dengan latihan menggunakan target digunakan untuk memperbaiki cara mengumpan bola dengan benar dan tepat kepada teman satu pemain. Oleh karena itu, dengan bantuan penulis pemain sepakbola SMP Negeri 13 Muara Jambi dapat meningkatkan ketepatan passing saat dalam pertandingan sepakbola maupun saat mereka sedang melakukan latihan seperti biasa.

Tabel. 1 Bagan Kerangka Berpikir

Latihan

Menggunakan

Terget

Ketepatan Passing

Sepakbola

(25)

2.9. Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal. Yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekkannya.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Terdapat Pengaruh Latihan Menggunakan Target Terhadap Ketepatan Passing Pada Tim Sepakbola SMP Negeri 13 Muara Jambi”.

Gambar

Gambar 1. Ukuran Lapangan Sepakbola  Sumber : (Subardi, 2007:5)
Gambar 2. Teknik Passing  (Sumber: Rachmat, 2009: 25)
Gambar 4. Teknik Mengontrol bola (Controlling)  (Sumber: Sahadi, 2011: 58)
Gambar 5. Teknik Menggiring Bola (Dribbling)  (Sumber: Wildan, 2011: 62)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada masing-masing daerah hukuman terdapat sebuah titik hukuman (penalty point) yang berjarak 9 meter dari titik tengah antara kedua tiang gawang dengan jarak

a) Berdiri dengan kedua kaki dengan jarak selebar bahu. b) Kaki sepak diangkat tingi dengan lutut agak dibengkokkan. Telapak kaki dipukulkan ke bola. Kaki jangan menyentuh

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan diskriptif kualitatif, diketahui bahwa: (1) perencanaan pembelajaran keterampilan passing sepakbola dengan kaki

a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang bola. b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak ditarik ke belakang hanya diayunkan ke depan. c)

pemain menggunakan jump header (meloncat ke atas untuk menanduk bola) untuk mengoper ke rekannya,untuk mencetak gol dengan mengarahkan bola ke gawang lawan, atau untuk

Mula-mula berdiri di petak servis dengan kaki kiri agak lebih ke depan daripada kaki kanan, pegang bola dengan tangan kiri, lambungkan bola tidak terlalu

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola

Pasing merupakan teknik dasar dalam permainan bolavoli yang digunakan untuk menerima bola hasil servis dari lawan atau semes dari lawan, pasing bertujuan untuk