• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan di lapangan rumput

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan di lapangan rumput"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat sepakbola a. Pengertian sepakbola

Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain. Tujuan permainan ini dimainkan adalah untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan berusaha mempertahankan gawang sendiri dari serangan lawan. Adapun karakteristik yang menjadi ciri khas permainan ini adalah memainkan bola dengan menggunakan seluruh anggota tubuh kecuali lengan.

Menurut Muhajir (2004: 22) Sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dengan mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola, di dalam memainkan bola setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan kecuali lengan, hanya penjaga gawang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan lengan.

Soedjono (1979: 103) menambahkan bahwa sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Sepakbola hampir seluruhnya

(2)

11

menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota tubuh manapun. Tujuan dari masing-masing regu adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dengan pengertian pula berusaha sekuat tenaga agar gawangnya terhindar dari kebobolan penyerang lawan.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari uraian di atas tentang sepakbola adalah permainan antara dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang dan dimainkan dengan kaki, kecuali penjaga gawang, boleh menggunakan tangan dan lengan.

b. Hakikat Sepakbola untuk Siswa Sekolah Dasar

Beberapa tahun terakhir, Sekolah Sepak Bola (SSB) banyak berdiri di Indonesia. Mulai dari SSB yang profesional sampai dengan SSB yang hanya untuk memberikan pelatihan kepada anak-anak sekolah dasar. Keberadaan SSB diharapkan mampu mencetak pesepakbola yang berkualitas. Menurut Timo (2012) untuk mencapai hal tersebut masih banyak yang harus dilakukan. Salah satunya adalah kurikulum sepakbola. Kurikulum dibuat agar pelatih-pelatih SSB di seluruh Indonesia mendapatkan pemahaman apa yang harus dilatih dan tidak boleh dilatih sesuai dengan usia anak didiknya. Di kurikulum dijelaskan bahwa anak umur 7 tahun jangan dilatih heading, jangan dilatih fisik tanpa bola, power, dan lain-lain. Alasannya, secara logika anak kecil laki-laki belum mempunyai testosteron. Jadi, sebelum ada testosteron, maka tidak bisa dilatih power dan tidak bisa dilatih endurance tanpa bola.

(3)

12

Sejak mulai sekolah dasar anak-anak sudah bisa diajari atau dilatih sepakbola. Timo (2012) menyatakan bahwa di dalam Kurikulum Sepakbola Indonesia, seorang anak laki-laki bisa mulai dilatih sepakbola sejak usia 5 tahun. Ada cara melatih anak umur 5 sampai 8 tahun, kemudian ada cara melatih anak usia 9 sampai 12 tahun. Masing-masing disesuaikan dengan karakteristik usia anak dan kemampuan motorik anak.

Sepakbola untuk anak sekolah dasar atau usia dini antara 5-12 tahun dibagi menjadi dua. Untuk anak 5-8 tahun jangan terlalu banyak porsi latihannya. Kegiatan yang dilakukan adalah tentang cara dia mulai mengenal tubuhnya, pengenalan terhadap bola dan lapangan, serta permainan. Aktivitas sepakbola yang dilakukan lebih banyak ke game atau sesuatu yang menyenangkan. Sedangkan pada anak usia 9-12 tahun mulai digenjot tentang teknik sepakbola.

Menurut Nuryadi (2011: 8) model permainan sepakbola di sekolah dasar meliputi level-level sebagai berikut:

1) Level 1, yaitu permainan untuk kapasitas dan kemampuan dasar (umur 6-7 tahun).

2) Level 2, yaitu permainan sepakbola mini (umur 8-9 tahun). 3) Level 3, yaitu permainan sepakbola 7 vs 7 (umur 10-11 tahun). 4) Level 4, yaitu permainan sepakbola 8 vs 8 (umur 12-14 tahun).

Menurut Supardi dan Suroyo (2010) dalam buku Penjasorkes untuk SD/MI Kelas V, teknik dasar yang yang dipelajari di tingkat sekolah

(4)

13

dasar terdiri dari menendang, menerima/mengontrol, dan menggiring bola.

1) Teknik menendang bola terdiri dari: menendang bola dengan kaki dalam, menendang dengan punggung kaki, dan menendang dengan kura-kura kaki.

2) Teknik menerima/mengontrol bola terdiri dari: menerima dengan sol sepatu dan menerima bola dengan kaki bagian dalam.

3) Teknik menggiring bola terdiri dari: menggiring bola dengan kaki bagian dalam dan menggiring bola dengan punggung kaki.

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 2002 menerbitkan Buku Peraturan Permainan Khusus Pemain Berusia 12 Tahun. Isi dari buku tersebut memuat peraturan-peraturan khusus untuk permainan sepakbola pemain usia 12 tahun sebagai berikut:

1) Lapangan Permainan

Lapangan permainan harus empat persegi panjang. Panjangnya tidak boleh lebih 70 meter dan tidak boleh kurang 60 meter. Lebar lapangan tidak boleh lebih 50 meter dan tidak boleh kurang 40 meter (disesuaikan dengan lapangan yang ada).

Daerah gawang pada masing-masing ujung lapangan dibuat dengan ketentuan dua garis pada sisi kanan dan kiri kea rah garis gawang pada jarak 4 meter dari sebelah dalam masing-masing tiang gawang. Dibuat dari garis ini dua garis tegak lurus ke dalam lapangan permainan dengan jarak 4 meter dan dihubungkan dengan sebuah

(5)

14

garis yang dibuat sejajar garis gawang. Daerah yang dibatasi oleh garis-garis ini dan garis gawang adalah daerah gawang.

Daerah hukuman (penalty area) dibuat dua buah garis pada sisi kanan dan kiri ke arah garis gawang pada jarak 12 meter dari sebelah masing-masing tiang gawang. Dibuat dari garis ini dua garis tegak lurus ke dalam lapangan permainan dengan jarak 12 meter dan dihubungkan dengan sebuah garis yang sejajar dengan garis gawang 29 meter adalah daerah hukuman (penalty area). Pada masing-masing daerah hukuman terdapat sebuah titik hukuman (penalty point) yang berjarak 9 meter dari titik tengah antara kedua tiang gawang dengan jarak yang sama dari kedua tiang gawang tersebut. Garis busur/lingkar dibuat dengan jarak 5 meter dari masing-masing titik hukuman di luar daerah hukuman. Sedangkan busur tendangan sudut adalah seperempat lingkaran dengan jarak 0,75 meter pada masing-masing tiang bendera sudut dalam lapangan permainan.

Gawang harus ditempatkan pada bagian tengah masing-masing garis gawang. Gawang terdiri dari dua tiang berdiri yang sama jaraknya dari tiang bendera sudut dan dihubungkan secara horizontal oleh sebuah mistar/palang gawang. Lebar gawang berjarak 5 meter antara masing-masing tiang diukur dari bagian dalam tiang gawang dan tinggi berjarak 2 meter dari pinggir paling bawah mistar/palang gawang ke tanah. Lebar kedua tiang gawang dan lebar mistar/palang gawang harus sama, yaitu tidak lebih dari 8 cm.

(6)

15 2) Bola

Bola harus berbentuk bulat, bagian luar dibuat dari kulit atau bahan yang cocok lainnya yang diperkenankan. Lingkaran bola tidak lebih 64 cm dan tidak kurang 62 cm. Berat bola pada saat dimulai pertandingan tidak lebih dari 440 gram dan tidak kurang dari 400 gram (Bola No. 4). Tekanan udara 0,4-0,6 atmosfir (400-600 gram/cm2) pada permukaan laut.

3) Jumlah Pemain

Suatu pertandingan dimainkan oleh dua tim, masing-masing terdiri tidak lebih 7 (tujuh) pemain, salah satu diantaranya menjadi penjaga gawang. Suatu pertandingan tidak dapat dimulai jika jumlah pemain salah satu tim kurang dari 5 (lima) orang pemain.

4) Lama Pertandingan

Lamanya pertandingan selama 2 (dua) babak yang sama yaitu minimal 20 menit maksimal 30 menit, kecuali disepakati lain antara wasit dan kedua tim yang bertanding. Setiap kesepakatan untuk merubah lama pertandingan harus dilakukan sebelum permainan dimulai (kick off) dan disesuaikan dengan peraturan pertandingan yang diberlakukan untuk pertandingan itu.

5) Tendangan dari Titik Pinalti

Tendangan dari titik pinalti adalah cara untuk menentukan tim yang menang dari pertandingan. Dalam peraturan pertandingan kompetisi harus dijelaskan atau dicantumkan, jika pada akhir dari

(7)

16

pertandingan itu berkesudahan seri/draw, untuk menentukan tim yang menang dengan cara:

- Dilanjutkan dengan perpanjangan waktu 2 x 5 menit (extra time) - Dengan system sudden-death

- Jika dari hasil extra time masih tetap seri/draw dilanjutkan dengan tendangan dari titik pinalti oleh 5 pemain silih berganti.

Sedangkan untuk peraturan lainnya yang tidak disebutkan adalah sama dengan permainan sepakbola pada umumnya.

c. Teknik Dasar Permainan Sepakbola

Menurut Sucipto, dkk (2000: 17) teknik dasar dalam permainan sepakbola adalah sebagai berikut.

1) Menendang (kicking)

Bertujuan untuk mengumpan, menembak ke gawang dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan. Beberapa macam tendangan, yaitu menendang dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki dan punggung kaki bagian dalam. 2) Menghentikan (stoping)

Bertujuan untuk mengontrol bola. Beberapa macamnya yaitu menghentikan bola dengan kaki bagian dalam, menghentikan bola dengan telapak kaki, menghentikan bola dengan menghentikan bola dengan paha dan menghentikan bola dengan dada.

(8)

17 3) Menggiring (dribbling)

Bertujuan untuk mendekati jarak ke sasaran untuk melewati lawan, dan menghambat permainan. Beberapa macamnya, yaitu menggiring bola dengan kaki bagian luar, kaki bagian dalam dan dengan punggung kaki.

4) Menyundul (heading)

Bertujuan untuk mengumpan, mencetak gol dan mematahkan serangan lawan. Beberapa macam, yaitu menyundul bola sambil berdiri dan sambil melompat.

5) Merampas (tackling)

Bertujuan untuk merebut bola dari lawan. Merampas bola bisa dilakukan dengan sambil berdiri dan sambil meluncur.

6) Lemparan ke dalam (throw-in)

Lemparan ke dalam dapat dilakukan dengan awalan ataupun tanpa awalan.

7) Menjaga gawang (keeper)

Menjaga gawang merupakan pertahanan terakhir dalam permainan sepakbola. Teknik menjaga gawang meliputi menangkap bola, melempar bola, menendang bola.

Sedangkan pembagian teknik dasar bermain sepak bola menurut Soekatamsi (1992: 17) terdiri dari dua macam yaitu:

1) Teknik gerakan tanpa bola yang meliputi: a) Melompat dan meloncat

(9)

18 b) Bertumpu tanpa bola/gerakan tipu c) Lari dan mengubah arah

2) Teknik gerakan dengan bola yang meliputi: a) Menendang bola

b) Menerima/mengontrol bola c) Menyundul bola

d) Gerak tipu dengan bola e) Merebut bola

f) Menggiring bola

g) Merampas dan merebut bola

Dalam pelaksanaan, kedua teknik dasar tersebut selalu terjadi dan dilakukan dalam permainan. Teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan bola harus mampu dikombinasikan di dalam situasi permainan menurut kebutuhan.

d. Teknik Dasar Menembak Bola (shooting)

Menembak bola (shooting) adalah tendangan ke arah gawang dengan tujuan untuk memasukan bola ke gawang lawan. Tendangan ke arah gawang atau shooting menurut Sugiyanto SD (1997: 17) adalah:

1) Ada awalan sebelum tendangan.

2) Posisi pemain membentuk sudut kurang lebih 30 derajat di samping bola.

3) Penempatan kaki tumpu sesaat setelah shooting di samping hampir sejajar dengan bola.

4) Sesaat akan menendang, kaki ayun menarik ke belakang dan selanjutnya gerakan melepas ke depan.

5) Perkenaan bola adalah kaki punggung bagian dalam juga dapat menggunakan punggung kaki.

6) Pandangan mata sesaat impact melihat bola selanjutnya mengikuti arah sasaran.

7) Setelah melepas tendangan masih ada gerakan-gerakan lanjutan (follow trough) agar diperhatikan tidak putus.

(10)

19

Pada umumnya shooting bertujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan. Adapun bagian kaki yang digunakan untuk shooting adalah mengunakan bagian punggung kaki. Menurut Sucipto, Dkk (2000: 20), analisis gerak shooting dengan punggung kaki adalah sebagai berikut:

1) Badan di belakang bola sedikit condong ke depan, kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran dan lutut sedikit ditekuk.

2) Kaki tendang berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap ke sasaran.

3) Kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola.

4) Perkenaan kaki pada bola tepat pada pungung kaki penuh dan tepat pada tengah-tengah bola dan pada saat mengenai bola pergelangan kaki ditegangkan.

5) Gerak lanjut kaki tendang diarahkan dan diangkat ke arah sasaran.

6) Pandangan mengikuti jalannya bola dan ke sasaran.

Menurut Soedjono (1985: 64), shooting atau menembak dapat dilakukan terhadap bola yang bergerak menggulir di atas tanah atau terhadap bola yang memantul. Ada lima dasar yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik shooting atau menembak, yaitu:

1) Mengamati posisi penjaga gawang.

2) Memilih ruang gawang yang paling mudah diterobos tembakan. 3) Konsentrasi pada ketepatan (akurasi).

4) Kepala menunduk ke bawah untuk memperhatikan bagian bola yang akan kontak dengan kaki.

(11)

20

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam shooting Menurut Soedjono (1985: 63), bahwa sikap pribadi pemain merupakan faktor utama yang dapat mendukung atau menunjang keberhasilan dalam menembak bola atau shooting. Faktor- faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan shooting antara lain: kekuatan otot tungkai, penempatan kaki tumpu, sikap badan pada saat melakukan, konsentrasi dan pandangan mata, serta perkenaan atau sentuhan kaki pada bola.

2. Hakikat Pemain Sepakbola

Permainan sepakbola dimainkan oleh sebelas pemain setiap timnya. Dari sebelas pemain tersebut dibagi menjadi beberapa posisi utama yang memiliki tugas masing-masing. Menurut John Devaney (1994: 22), pemain sepakbola dibedakan menjadi empat kelompok dasar, yaitu: penjaga gawang, pemain belakang, gelandang, dan pemain depan. Pemain sepak bola terbagi dalam beberapa posisi, sesuai dengan kemampuan dan tugasnya. Selain penjaga gawang, pemain dibagi dalam tiga posisi utama, yaitu pemain bertahan (back), pemain tengah (gelandang), dan pemain depan (penyerang).

Pembagian posisi pemain sepakbola terbagi menjadi empat kelompok dasar, yaitu: penjaga gawang, pemain belakang (back), pemain tengah (gelandang), dan pemain depan (penyerang).

(12)

21

Pembagian posisi pemain sepakbola terbagi menjadi empat kelompok dasar, yaitu: penjaga gawang, pemain belakang (back), pemain tengah (gelandang), dan pemain depan (penyerang).

a. Pemain Depan

Pemain depan atau penyerang adalah pemain yang berada di depan dalam olahraga permainan sepakbola. Dalam permainan sepakbola, seorang penyerang atau pemain depan dituntut untuk dapat memasukkan bola ke gawang lawan. Seorang penyerang atau pemain depan dituntut memiliki tendangan yang keras dan terarah ke arah gawang. Posisi pemain depan (penyerang) dibagi menjadi beberapa posisi, yaitu: penyerang tengah dan penyerang sayap (Sucipto, 2000: 7).

Pemain yang paling diwaspadai oleh pemain bertahan lawan adalah pemain yang memiliki posisi sebagai penyerang. Posisi penyerang dalam sebuah tim terbagi atas penyerang tengah dan penyerang sayap. Penyerang tengah adalah pemain yang menusuk daerah pertahanan lawan dari tengah lapangan. Sedangkan penyerang sayap memanfaatkan lebar lapangan dan celah pertahanan lawan dari kanan dan kiri gawang lawan. Biasanya penyerang sayap, selain mencetak gol, merupakan “pembantu” dari penyerang utama dalam melaksanakan tugasnya. Tugas utama dari penyerang adalah memasukkan bola ke gawang lawan. Namun selain itu, penyerang juga dapat membuka pertahanan lawan dan memberi ruang maupun umpan kepada rekannya untuk memasukkan bola lewat ruang yang dibukanya. Hal ini sangat mungkin karena biasanya pemain

(13)

22

bertahan terpaku pada pergerakan penyerang, tanpa menyadari munculnya pemain lain yang menerobos masuk ke daerah pertahanannya dan mencetak gol.

Menurut John Devaney (1994: 25) pemain depan mempunyai kesempatan dalam mencetak gol. Dua pemain depan luar yang disebut sayap kanan dan sayap kiri, selalu berusaha menggirig bola secepat mungkin menuju gawang lawan. Pemain depan dalam yaitu striker, berjaga-jaga di dekat mulut gawang seperti halnya pivotmen dalam permainan bola basket. Sebagai penendang bola yang paling keras dan yang paling tepat, striker memperoleh operan bola dari pemain sayap dua sampai enam meter.

b. Pemain Tengah

Pemain tengah atau gelandang adalah pemain yang berada di tengah-tengah antara pemain depan dan pemain belakang. Dalam permainan sepakbola pemain tengah sangat dibutuhkan kontribusinya untuk membantu penyerang atau pemain depan untuk mencetak gol dan membantu pertahanan. John Devaney (1994: 25) menyatakan seorang pemain tengah atau gelandang dituntut memiliki akurasi tendangan baik, baik tendangan keras maupun tendangan yang pelan. Posisi pemain tengah (gelandang) dibagi menjadi beberapa posisi, yaitu: gelandang bertahan, gelandang sayap, gelandang tengah, dan gelandang menyerang.

Posisi pemain tengah terbagi atas empat bagian, yaitu gelandang bertahan, gelandang sayap, gelandang tengah, dan gelandang menyerang.

(14)

23

Gelandang bertahan adalah pemain tengah yang menempati posisi di depan bek tengah, dengan tugas utama membantu pertahanan. Gelandang tengah merupakan penyeimbang permainan, dengan tugas membantu pertahanan dan penyerangan. Saat ini posisi gelandang tengah dan gelandang bertahan banyak dimainkan oleh satu orang pemain, karena posisi dan fungsinya yang hampir sama. Gelandang sayap menempati posisi di kanan dan kiri lapangan tengah. Mereka biasanya membantu penyerangan dengan memanfaatkan lebar lapangan, dan mengirimkan umpan silang ke daerah pertahanan lawan. Dari umpan silang gelandang sayap ini sering terjadi gol yang cukup menentukan hasil pertandingan.

Sedangkan posisi gelandang yang memiliki tugas hampir sama dengan posisi pemain depan adalah posisi gelandang menyerang, mereka menempati posisi dibagian depan dari lapangan tengah, dekat dengan pemain depan. Pemain yang berkarakter hampir sama dengan penyerang ini lebih sering memberikan umpan kepada penyerang.

Pemain yang berposisi gelandang menyerang menempati wilayah bagian depan dari lapangan tengah, dekat dengan posisi pemain penyerang. Fungsi utamanya adalah membantu penyerang dalam upaya membobol gawang lawan. Karena dekatnya posisi gelandang menyerang dengan posisi pemain penyerang, maka pemain ini sering disebut juga sebagai penyerang lubang (tiba-tiba muncul dari celah antara dua pemain penyerang), dan cukup merepotkan pemain bertahan lawan.

(15)

24

Menurut John Devaney (1994:25) gelandang sering disebut sebagai “otak” atau “pengatur siasat” dalam kesebelasan sepakbola. Gelandang mengoper bola dengan cepat ke daerah lawan, dengan cara menendangnya ke tengah lapangan. Seperti halnya pemain bek ekstra, mereka selalu mencari kesempatan untuk dapat memberikan bola pada pemainnya sendiri yang bebas. Satu gelandang berfungsi sebagai penyerang yang kuat, sementara dua gelandang lainnya sebagai penghela yang tangguh dan setiap saat dapat mundur dan membantu pertahanan. Mereka lebih sering berlari ke sana ke mari dibandingkan dengan pemain lainnya, oleh karena itu harus mempunyai stamina yang lebih kuat. c. Pemain Belakang

Pemain belakang atau pemain back adalah pemain yang berada di belakang penyerang dan gelandang. Pemain belakang bertugas sebagai pertahanan gawang dari serangan lawan. Akan tetapi selain bertugas sebagai pertahanan gawang, seorang pemain belakang juga dituntut untuk dapat membantu dalam penyerangan.

Posisi pemain belakang dibagi menjadi beberapa posisi, yaitu: wing back (pemain belakang yang berposisi di kedua sayap pertahanan), Stopper (pemain belakang yang menempati posisi tepat di bagian tengah daerah pertahanan, di depan penjaga gawang), dan Sweeper (pemain belakang yang menempati posisi di antara stopper dan penjaga gawang). Untuk pemain belakang, posisi yang dapat ditempati adalah back tengah, back sayap, dan sweeper. Back tengah menempati posisi tepat di bagian

(16)

25

tengah daerah pertahanan, di depan penjaga gawang. Back sayap menempati bagian kanan dan kiri daerah pertahanan, sedangkan sweeper menempati posisi di antara back tengah dan penjaga gawang, dengan tugas menyapu bersih bola dan pemain lawan yang berhasil lolos dari hadangan back tengah. Namun saat ini posisi sweeper sudah jarang digunakan. Hal ini karena para pelatih lebih suka memasang pemain bertahan yang sejajar, dengan tujuan memungkinkan dilakukannya jebakan offside.

John Devaney (1994:43), menambahkan bahwa:

keempat pemain belakang yaitu back kanan, back kiri, stopper, dan sweeper. Sebagai pemain yang seringkali berada di dekat garis samping lapangan, back kanan dan back kiri merupakan pemain belakang yang tercepat larinya karena mereka berusaha menempel kedua pemain sayap lawan. Stopper bermain di bagian tengah lapangan dan harus merupakan penyondol bola yang cekatan untuk mengembalikan tembakan bola yang tinggi dan juga menghadapi gempuran penyerangan tengah lawan. Di belakang ketiga pemain belakang tersebut di atas, tetapi di depan kiper adalah sweeper. Sweeper memberikan instruksi-instruksi pada ketiga pemain belakang lainnya dan menyingkirkan setiap bola atau lawan yang mendekati mereka.

Terdapat tugas yang berbeda antara pemain belakang meskipun memiliki tugas utama yang sama, yaitu bertahan. Namun pemain belakang yang berada di posisi sayap dapat membantu penyerangan. Sedangkan pada saat tim mendapat tendangan pojok, pemain yang berposisi stopper ataupun sweeper sering maju untuk mencetak gol. Karena salah satu karakteristik pemain tersebut adalah penyondol yang baik.

(17)

26 a. Hakikat Ekstrakurikuler

Mulyono (2008) menjelaskan bahwa kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan sore hari, bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Sering kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam ketrampilan dan kepramukaan (Indrakusuma, 1990).

Kesimpulannya kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan

(18)

27

oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.

b. Jenis-jenis Ekstrakurikuler

Menurut Entin (2011), kegiatan ekstrakurikuler memiliki beberapa jenis kegiatan, diantaranya adalah:

1) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), dan juga Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).

2) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, serta penelitian. 3) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat

olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, serta keagamaan.

4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan Hak Asasi Manusia, keagamaan, dan seni budaya.

c. Tujuan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler menurut Entin (2011) memiliki beberapa tujuan, diantaranya:

(19)

28

1) Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta.

2) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.

3) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab menjalankan tugas.

4) Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri. 5) Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat

persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan sosial keagamaan.

6) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.

7) Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik; secara verbal dan nonverbal.

3. Karakteristik Anak Usia 10-12 Tahun

Masa anak-anak merupakan masa yang sangat bagus untuk berolahraga, karena pada masa itu anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Aktivitas fisik yang cukup akan membantu anak agar dapat tumbuh

(20)

29

dan berkembang dengan baik. Melakukan aktivitas gerak tubuh bukan hanya sekedar bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik melainkan juga sangat penting untuk perkembangan daya kreativitasnya.

Menurut Anarino dan Cowell dalam Sukintaka (1991: 42-43) anak dengan umur 9-10 tahun mempunyai karakteristik secara jasmani sebagai berikut:

a. Perbaikan koordinasi dalam keterampilan gerak b. Daya tahan berkembang

c. Pertumbuhan tetap

d. Koordinasi mata dan tangan baik

e. Sikap tubuh yang tidak baik mungkin diperlihatkan

f. Perbedaan jenis kelamin tidak menimbulkan konsekuensi besar g. Gigi tetap, mulai tumbuh

h. Perbedaan secara perorangan dapat dibedakan dengan nyata. i. Kecelakaan cenderung memacu mobilitas.

Sedangkan karakteristik jasmani anak dengan umur 10-11 tahun adalah sebagai berikut:

a. Pertumbuhan otot lengan dan tungkai makin bertambah b. Ada kesadaran mengenai badannya

c. Anak laki-laki menguasai permainan kasar d. Pertumbuhan tinggi dan berat badan tidak baik e. Kekuatan otot tidak menunjang pertumbuhan f. Waktu reaksi makin baik

g. Perbedaan akibat jenis kelamin nyata h. Koordinasi semakin baik

i. Badan lebih sehat dan kuat B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nitro (2008) yang berjudul “Perbedaan Kemampuan Shooting pada Permainan Sepak bola Menggunakan Bola Standar dengan Bola Modifikasi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Pedan Klaten”. Dengan hasil penelitian sebagai berikut:

(21)

30

a. Ada perbedaan kemampuan shooting menggunakan bola standard dan bola modifikasi, diketahui Thit = 4,177 lebih besar dari Ttab = 2,0111. Ada perbedaan yang signifikan.

b. Diketahui rerata hasil tes bola standar 13,52, bola modifikasi 17, 12. jadi shooting menggunakan bola modifikasi lebih baik.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Iswahyudi (2009) yang berjudul “Perbedaan Kemampuan Shooting Pemain Depan, Tengah, dan Belakang UKM Sepakbola Universitas Negeri Yogyakarta”. Dengan menggunakan instrumen yaitu tes menembak ke gawang yang dikembangkan V. Poerwono. Hasil yang diperoleh ada perbedaan yang signifikan antara pemain depan, tengah, dan belakang terhadap kemampuan shooting, dimana pemain depan mempunyai kemampuan shooting yang lebih baik dari pada pemain tengah dan belakang.

C. Kerangka Berpikir

Sepakbola merupakan suatu permainan olahraga yang sangat memasyarakat. Dalam olahraga ini, terdapat berbagai posisi pemain. Diantaranya pemain penyerang atau pemain depan, gelandang atau pemain tengah, pemain belakang dan penjaga gawang. Tiap-tiap pemain memiliki tugas masing-masing. Pemain depan bertugas sebagai penyerang, sedangkan pemain tengah selain bertugas sebagai pengumpan bola juga dituntut untuk dapat membantu penyerang dan pemain belakang sendiri bertugas sebagai pertahanan gawang akan tetapi selain menjadi pertahanan gawang seorang pemain belakang juga dituntut untuk dapat membantu dalam penyerangan.

(22)

31

Setiap pemain memiliki tugas dan fungsi yang berbeda, tentunya hal tersebut membuat karakteristik tendangan dari masing-masing pemain pun berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak hanya pemain depan saja yang dituntut memiliki tendangan keras yang mengarah ke gawang (shooting) akan tetapi pemain tengah dan pemain belakang pun dituntut memiliki tendangan yang keras dan mengarah ke gawang (shooting) karena tidak menutup kemungkinan bahwa pemain tengah dan pemain belakang memiliki peluang yang sama dengan pemain depan dalam mencetak gol walaupun pemain depan lebih banyak mempunyai peluang dibandingkan pemain tengah dan pemain belakang.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas hipotesis penelitian yang diajukan adalah:

1. Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan shooting pemain depan, tengah, dan belakang peserta kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SD N Sutogaten Purworejo.

2. Kemampuan shooting pemain depan adalah yang terbaik dibandingkan dengan pemain tengah dan pemain belakang peserta kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SD N Sutogaten Purworejo.

Referensi

Dokumen terkait

Penju Penjualan alan prod produk uk koper koperasi asi secara tunai tidak dicatat di buku harian ini dan karena penjualan secara kredit tidak akan secara tunai tidak dicatat di

UNAIR NEWS – Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2016-2017 meluluskan proposal mahasiswa Universitas Airlangga yang berhasil melakukan inovasi

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dikelas, tidak hanya tergantung dalam penguasaan bahan ajar atau penggunaan metode pembelajaran, tetapi proses pembelajaran yang baik

Menurut Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara

Oleh karena itu hubungan kerjasama dapat berjalan hingga saat ini dan menyebabkan kemudahan dalam pengembangan kerjasama.Selama tiga periode, kerjasama sister city

Hasil Audit yang berisikan temuan berupa kondisi, kriteria, akibat, sebab rekomendasi dan tindak lanjut yang diharapkan dari auditi. Kesimpulan berupa jawaban atas tujuan audit yang

Perilaku materialistis dipandang dari segi budaya apalagi dalam adat Minangkabau telah dijelaskan sebelumnya bahwa sesungguhnya adat Minanangkabau melarang bersifat

Untuk menguji hipotesis yang diaju- kan dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data kuantitatif dengan menguna- kan metode analisis regresi berganda tiga prediktor