• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS TERSTRUKTUR SURVEY TANAH DAN EVALUASI LAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS TERSTRUKTUR SURVEY TANAH DAN EVALUASI LAHAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS TERSTRUKTUR

SURVEY TANAH DAN EVALUASI LAHAN

1. Klasifkasi Kemampuan Lahan (USDA)

2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan (FAO)

3. Aplikasi evaluasi Lahan Untuk NonPertanian

4. Fertility Capability Classification (FCC)

Oleh:

Kelompok

: J1

Kelas

: J

Dosen Pengampu : Ir. Sunarto Ismunandar, M.S

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

Anggota Kelompok J1

1. Maha Atma Wahyu A

115040201111130

2. Mayang Septiana

115040200111042

3. Mentary Wulan Aprilia

115040201111135

4. M. Lukman Hakim

115040200111006

5. Lusi Nurhayati Tamba

115040200111113

6. Mahya Kholida

115040200111146

7. M. Riski Fg

115040200111007

8. M. Riski Yulianasah

115040200111078

9. M. Hasan Suhaedi

115040200111020

10. Marlina Sipayung

115040200111153

11. Lucki Muliawan

115040201111159

12. Carla leany

115040200111195

13. Mahdi Al habsy

115040200111118

14. Melawati Riski Hawa

115040200111106

15. M. Imam Mashudi

115040200111001

16. Mega Lazuardini

115040200111144

17. M. Farid Arifin

115040200111065

18. M. Ramadhani Ladelan

115040200111085

(3)

KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN (USDA)

I.I Kemampuan Lahan

Klasifikasi kemampua lahan (Kapabilitas) lahan merupakan klasifi-kasi potensi lahan unuk pengunaan bebagai siste pertania secara umum tanpa menjelaskan peruntuka untuk jenis tanaman tertentu mau-pun indaka indakan pengelolaannya. Pengklasifikasian lahan ini dilakukan dengan beberapa metode faktor pembatas. Metode ini untuk kualitas dan sifat dari lahannya disusun dari kelas yang paling baik hingga yang paling buruk. Setelah itu dibuat dengan tabel kriteria untuk setiap kelas-kelasnya. Kelas kemampuan lahan terbagi atas VIII kelas. Dari kelas I s.d. IV dapat digunakan untuk pertanian, sedangkan dari kelas V s.d. VII untuk padang rumput, kelas VIII sebaiknya secara alami sebagai hutan lindung. Masing-masing kelas dibagi lagi menjadi subkelas yaitu subkelas erosi, subkelas genangan air, subkelas solum (penghambat perakaran) dan subkelas iklim. Subkelas dapat diuraikan lagi menjadi beberapa unit. Dibawah ini hasil analisa kemampua lahan, pada daerah Pujon, seperti yang dipaparka dibawah ini:

Tabel1. Klasifikasi Kemampuan Lahan Ponco Kusumo

No.

Faktor

Pembatas

SPT

1

2

3

4

5

1

Tekstur Tanah

Lapisan Atas

t4

t4

t3

t4

t3

Lapisan Bawah

t4

t4

t3

t5

t3

2

Lereng

l4

l2

l0

l5

l2

3

Drainase

d0

d0

d0

d0

d0

4

Kedalaman

Efektif

k0

k1

k0

k1

k1

5

Tingkat Erosi

e3

e0

e1

e2

e3

6

Batuan / kerikil

b3

b0

b0

b3

b0

7

Bahaya Banjir

o0

o0

o0

o0

o0

8

Kelas

Kemampuan

VIII

III

lII

VIII

VI

(I4, e3

dan b3)

(t4

dan l2)

(e1)

(b3,

t5,l5)

E1)

(e3)

(4)

Pada penentuan kreteria kemampuan lahan seperti yang dipaparkan pada table 1. Berdasarkan kreteria yang telah ditenukan secara internasional dan telah disepakati untuk menentukan kelas kemampuan lahan suatu daerah tertentu. Kreteria yang dipakai mu;lai dari lereng, tekur tanah, kedalaman efektif, drinase erosi sampai dengan ancaman banjir. Dalam kemampuan lahan dikenal ada 8 kelas, kelas 1-4 cocok untuk pertanian dan kelas 5-8 untuk non pertanian.

Kelas kemampuan satu mempunyai pilihan penggunaan lahan yang lebih banyak dibandingkan dengan kela kemampuan yang berada dibawahnya. Misalnya kelas kemampuan satu mempunyai pilihan penggunaan lahan mulai dari cagar alam sampai dengan bercocok tanam sangat intensif. Sedangkan kelas selapan hanya mempunyai 1 pilihan yaitu sebagai cagar alam, hal ini disebabkan semakin rendah kelas kemampuan lahan maka semakin besar factor pembatas serta sifat factor pembtas tersebut.

Urutan penilaian kemampuan lahan yang pertama adalah dengan menco-cokkan data yang telah didapatkan dari lapang dengan kreteria kreteria yang telah disepakati bersama secara international. Setelah dara didapatkan data tersebut dimasukkan kedalam table kemampuan lahan dan dicarai kelas kemampuan lahan yang tertera d dalam table tersebut sesuai dengan hasil yang didapatkan sebelumnya. Pembacaan table tersebut didasrkan pada data yang berada di table paling kanan.

Untuk lebih memahami maka dijelaskan bahwa kelas kemampuan lahan I tidak mempunyai factor pembtas yang perlu diperhatikan, sedangkan untuk kelas kemampuan lahan II, bermakna bahwa memlilki factor pembatas yang sedang dan dapat diperbiki, sedangkan untuk kelas kemampuan lahan III, ini bermakna yaitu memiliki sifat-sifat baik dengan factor pembatas kemiringan agak curam, bisa digunakan untuk pertanian, tetapi perlu mendapat perhatian serius dan upaya-upaya konservasi yang baik karena resiko erosi yang cukup besar. Kelas kemampuan lahan IV, memiliki factor pembatas tetap sangat besar dan resiko kerusakan juga besar. Bisa digunakan untuk pertanian terbatas dan harus disertai upaya konservasu tanah yang intensif. Hambatan dan ancaman pada kelas kemampuan lahan IV ini disebabkan oleh salah satu atau kombinasi faktor-faktor sebagai berikut: lereng miring atau berbukit, kepekaan erosi sangat besar, lapisan tanahnya dangkal, kapasitas menahan

(5)

air rendah, sering mengalami banjir, kandungan natrium tinggi. Untuk kelas kemampuan lahan V yaitu Terletak pada topografi yang datar dan tergenang air. Biasanya tanah berbatu-batu. Hambatan dan ancaman tidak sesuai untuk pertanian. Sedangkan untuk kelas kemampuan VI, terletak pada lereng agak curam dan tanahnya dangkal, sehingga tidak boleh untuk tanaman semusim, lahan ini masih bias untuk tanaman pakan ternak atau padang pengembalaan selain itu tidak sesuai untuk pertanian, terletak pada lereng yang agak curam, ancaman erosi berat, berbatu-batu. Kelas kemampuan VII, terletak pada lereng sangat curam, telah tererosi berat, tanahnya kasar, dan dangkal atau pada rawa-rawa, sebaliknya hanya untuk vegetaasi permanen. Hanya cocok untuk padang rumput, hutan produksi terbatas tanpa adanya perlindungan dan sebaiknya dibiarkan secara alami.

Tabulasi data Kemampuan lahan bedasarkian factor pembatas yang ditemui dilpangan:

a. SPT 1

No Faktor Pembatas Kelas Kemampuan Lahan

Data Kode Kelas

1 Tekstur Tanah (t) a. Lapisan Atas Lempung berpasir t4 II/III b. Lapisan Bawah Lempung berpasir t4 II/III 2 Lereng (%) 35% l4 VI 3 Drainase Baik d0 I 4 Kedalaman Efektif 0-100 cm k0 I

5 Tingkat Erosi Alur,

Tingkat bahaya berat

e3 VI

6 Batu/ Kerikil Banyak b3 VIII

7 Bahaya Banjir Tidak ada o0 I

Kelas Kemampuan Lahan VIII

Faktor Pembatas l4, e3 dan b3

Sub Kelas Kemampuan

(6)

b. SPT 2

No Faktor Pembatas Kelas Kemampuan Lahan

Data Kode Kelas

1 Tekstur Tanah (t) a. Lapisan Atas Lempung berpasir t4 II/III b. Lapisan Bawah Lempung berpasir t4 II/III 2 Lereng (%) 8% l2 III 3 Drainase Baik d0 I

4 Kedalaman Efektif 0-75 cm k1 III

5 Tingkat Erosi Tidak

Terjadi erosi dilahan.

e0 I

6 Batu/ Kerikil Tidak ada b0 I

7 Bahaya Banjir Tidak ada o0 I

Kelas Kemampuan Lahan III

Faktor Pembatas t4 dan I2

Sub Kelas Kemampuan

Lahan IIIt,l

c. SPT 3

No Faktor Pembatas Kelas Kemampuan Lahan

Data Kode Kelas

1 Tekstur Tanah (t) a. Lapisan Atas Lempung berdebu t3 I b. Lapisan Bawah Lempung berdebu t3 I 2 Lereng (%) 2% l0 I 3 Drainase Baik d0 I 4 Kedalaman Efektif 0-100 cm k0 I

5 Tingkat Erosi Permukaan,

tingkat bahaya ringan

e1 III

6 Batu/ Kerikil Tidak ada b0 I

7 Bahaya Banjir Tidak ada o0 I

Kelas Kemampuan Lahan III

Faktor Pembatas e1

Sub Kelas Kemampuan

(7)

d. SPT 4

No Faktor Pembatas Kelas Kemampuan Lahan

Data Kode Kelas

1 Tekstur Tanah (t) a. Lapisan Atas Lempung berpasir t4 II/III b. Lapisan Bawah Pasir t5 VIII 2 Lereng (%) 65% l4 VI 3 Drainase Baik d0 I 4 Kedalaman Efektif 0-70 cm k0 I 5 Tingkat Erosi Permukaan dan alur, dengan tingkat sedang e2 IV

6 Batu/ Kerikil Banyak b3 VIII

7 Bahaya Banjir Tidak ada o0 I

Kelas Kemampuan Lahan VIII

Faktor Pembatas t5, e2 dan b3

Sub Kelas Kemampuan

Lahan VIIIe,t,b

e. SPT 5

No Faktor Pembatas Kelas Kemampuan Lahan

Data Kode Kelas

1 Tekstur Tanah (t) a. Lapisan Atas Lempung berdebu t3 I b. Lapisan Bawah Lempung t3 I 2 Lereng (%) 13% l2 III 3 Drainase Baik d0 I

4 Kedalaman Efektif 0-82 cm k1 III

5 Tingkat Erosi Parit,

Tingkat bahaya berat

e3 VI

6 Batu/ Kerikil Tidak ada b0 I

7 Bahaya Banjir Tidak ada o0 I

Kelas Kemampuan Lahan VI

Faktor Pembatas e3

Sub Kelas Kemampuan

(8)

KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN

2.1 Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu penggu-naan tertentu misalnya saja untuk lahan irigasi, tambak, petanian tanaman musiman dan pertania tanaman tahunan. Kesesuaian lahan spesifik digunakan untuk tanaman atau penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan dinilai berdasarkan jenis penggunaannya karena perlu adanya syarat yang berbeda. Dalam kesesuaian lahan, aspek kelestarian diutamakan agar tidak terjadi kerusakan dan degradasi. Untuk kesesuaian lahan lebih ditekankan pada pemilihan jenis tanaman.

Berikut ini jenis vegetasi pada masing-masing SPT untuk lebih lanjut :

SPT Vegetasi

Pedon 1 Pinus

Pedon 2 Tebu

Pedon 3 Sawo Kecik

Pedon 4 Apel

Pedon 5 Sengon dan Cabe

Pada klasifikasi kesesuaian lahan ada pada tingkat ordo, kelas, sub kelas dan pada tingkat unit. Pada tingkat ordo dibagi menjadi 2 ord yaitu sesuai (S) dan Tidak sesuai (N), pada tingkat kelas dibagi lagi pada ordo yang sesuai ke 3 sub kelas dan yang tidak sesuai ada 2 kelas, 3 kelas itu meliputi S1, S2, dan S3, serta tidak sesuai yaitu N1 dan N2.

Pada S1 tingkat kesesuaian lahan sangat sesuai tanpa ada factor pembatas yang perlu dipertimbangkan, S2 cukup sesuai artinyai lahan tersebut mempuyai tingkat kesesuaian yang cukup dengan factor pembatas yang cukup berat, dapat dtangani dengan pengeloaan yang intensif, S3 artinya sesuai marginal yaitu sesusi namun denga factor pembatas yang sangat berat butuh pegelolaan yang sangat intensif dan menghabiskan biaya. Pada ordo sesuai ada 2 kelas N1 dan N2, N1 punya factor pembatas yang sangat berat dan sifatnya tidak permanen dan butuh pengelolaan yang

(9)

sangat intensif, sedangkan untuk N2 adanya factor pembatas yang bersifat permanen.

Kesesuaian Lahan Aktual a. SPT 1 (Pinus) Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan SPL 1 Data Kelas Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) - -

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

- -

Kelembaban (%) - -

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik -

Media perakaran (rc)

Tekstur Lempung Berpasir -

Bahan kasar (%) - % -

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) 35 % -

Bahaya erosi Berat

Bahaya banjir (fh) Genangan F0 - Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) 15-90% - Singkapan batuan (%) 0% - KELAS KESESUAIAN LAHAN (Tidak Diketahui Data Tanaman)

FAKTOR PEMBATAS (Tidak Diketahui

Data Tanaman)

SUB KELAS (Tidak Diketahui

Data Tanaman)

KESESUAIAN LAHAN (Tidak Diketahui

(10)

b. SPT 2 (Tebu)

Persyaratan

penggunaan/karakteristik

lahan

SPL 1

Data

Kelas

Temperatur (tc)

Temperatur rerata (°C)

-

-

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada

masa pertumbuhan

-

-

Kelembaban (%)

-

-

Ketersediaan oksigen

(oa)

Drainase

Baik

(S1)

Media perakaran (rc)

S3

Tekstur

Lempung berpasir

(S3)

Bahan kasar (%)

- %

-

Bahaya erosi (eh)

S1

Lereng (%)

8 %

(S2)

Bahaya erosi

Tidak ada

S1

Bahaya banjir (fh)

S1

Genangan

F0

(S1)

Penyiapan lahan (lp)

S1

Batuan di permukaan (%)

0%

(S1)

Singkapan batuan (%)

0%

S1

KELAS KESESUAIAN

LAHAN

S3

FAKTOR PEMBATAS

t

SUB KELAS

S3t

KESESUAIAN LAHAN

Sesuai Marginal

Dengan Factor

Pembatas

Tekstur

(11)

c. SPT 3 (Sawo Kecik) Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan SPL 1 Data Kelas Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) - -

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

- -

Kelembaban (%) - -

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik (S1)

Media perakaran (rc) S1

Tekstur Lempung berdebu (S1)

Bahan kasar (%) -% S1

Bahaya erosi (eh) S1

Lereng (%) 2% (S1)

Bahaya erosi Ringan S1

Bahaya banjir (fh) S1 Genangan F0 (S1) Penyiapan lahan (lp) S1 Batuan di permukaan (%) 0% (S1) Singkapan batuan (%) 0% S1 KELAS KESESUAIAN LAHAN S1 FAKTOR PEMBATAS - SUB KELAS S1

(12)

d. SPT 4 (Apel) Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan SPL 1 Data Kelas Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) - -

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

- -

Kelembaban (%) - -

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik (S1)

Media perakaran (rc) S3

Tekstur Lempung berpasir (S3)

Bahan kasar (%) -% S1

Bahaya erosi (eh) N

Lereng (%) 65% (N)

Bahaya erosi Sedang S2

Bahaya banjir (fh) S1 Genangan F0 (S1) Penyiapan lahan (lp) N Batuan di permukaan (%) 15-90% (N) Singkapan batuan (%) 0% S1 KELAS KESESUAIAN LAHAN N

FAKTOR PEMBATAS b,t dan l

SUB KELAS Nb,t,l

KESESUAIAN LAHAN Tidak sesuai

dengan factor pembatas batuan permukaan, tekstur dan lereng

(13)

e. SPT 5 (Cabai) Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan SPL 1 Data Kelas Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) - -

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

- -

Kelembaban (%) - -

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik (S1)

Media perakaran (rc) S1

Tekstur Lempung berdebu (S1)

Bahan kasar (%) -% S1

Bahaya erosi (eh) S3

Lereng (%) 13 % (S2)

Bahaya erosi Berat S3

Bahaya banjir (fh) S1 Genangan F0 (S1) Penyiapan lahan (lp) S1 Batuan di permukaan (%) 0% (S1) Singkapan batuan (%) 0% S1 KELAS KESESUAIAN LAHAN S3 FAKTOR PEMBATAS eh

SUB KELAS S3eh

KESESUAIAN LAHAN Sesuai marginal

denga factor pembatas erosi

(14)

f. SPT 6 (Sengon) Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan SPL 1 Data Kelas Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) - -

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

- -

Kelembaban (%) - -

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik (S1)

Media perakaran (rc) S1

Tekstur Lempung berdebu (S1)

Bahan kasar (%) -% S1

Bahaya erosi (eh) S3

Lereng (%) 13 % (S2)

Bahaya erosi Berat S3

Bahaya banjir (fh) S1 Genangan F0 (S1) Penyiapan lahan (lp) S1 Batuan di permukaan (%) 0% (S1) Singkapan batuan (%) 0% S1 KELAS KESESUAIAN LAHAN S3 FAKTOR PEMBATAS eh

SUB KELAS S3eh

KESESUAIAN LAHAN Sesuai marginal

denga factor pembatas erosi

(15)

Kesesuaian lahan Potential a. SPT 1

Persyaratan

penggunaan/karakteristik lahn

Kelas Kesesuaian Lahan

Nilai Data Kelas Kes. Lahan Aktual Usaha Perbaikan Kelas Kes. Lahan Potensial Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) - - - -

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

- - - -

Kelembaban (%) - - - -

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik - Media perakaran (rc) Tekstur Lempung Berpasir - Bahan kasar (%) - % -

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) 35 % -

Bahaya erosi Berat

Bahaya banjir (fh) Genangan F0 - Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) 15-90% - Singkapan batuan (%) 0% - KELAS KESESUAIAN LAHAN - FAKTOR PEMBATAS - SUB KELAS - KESESUAIAN LAHAN -

(16)

b. SPT 2

Persyaratan

penggunaan/karakteristik lahn

Kelas Kesesuaian Lahan

Nilai Data Kelas Kes. Lahan Aktual Usaha Perbaikan Kelas Kes. Lahan Potensial Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) - - - -

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

- - - -

Kelembaban (%) - - - -

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase

Baik

(S1)

S1 Media perakaran (rc)

S3

Tekstur

Lempung

berpasir

(S3)

S3 Bahan kasar (%)

- %

-

S1

Bahaya erosi (eh)

S1

Lereng (%)

8 %

(S2)

Pembuatan

Teras

S1

Bahaya erosi

Tidak

ada

S1

S1 Bahaya banjir (fh)

S1

Genangan

F0

(S1)

S1 Penyiapan lahan (lp)

S1

Batuan di permukaan (%)

0%

(S1)

S1 Singkapan batuan (%)

0%

S1

S1 KELAS KESESUAIAN LAHAN

S3

S1 FAKTOR PEMBATAS

t

t SUB KELAS

S3t

S3t

(17)

KESESUAIAN LAHAN

Sesuai

Marginal

Dengan

Factor

Pembatas

Tekstur

Sesuai

Marginal

Dengan

Factor

Pembatas

Tekstur

c. SPT 3 Persyaratan penggunaan/karakteristik lahn

Kelas Kesesuaian Lahan

Nilai Data Kelas Kes. Lahan Aktual Usaha Perbaikan Kelas Kes. Lahan Potensial Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) - - - -

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

- - - -

Kelembaban (%) - - - -

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik (S1) (S1) Media perakaran (rc) S1 S1 Tekstur Lempung berdebu (S1) (S1) Bahan kasar (%) -% S1 S1

Bahaya erosi (eh) S1 S1

Lereng (%) 2% (S1)

- (S1)

Bahaya erosi Ringan S1 S1

Bahaya banjir (fh) S1 S1 Genangan F0 (S1) (S1) Penyiapan lahan (lp) S1 S1 Batuan di permukaan (%) 0% (S1) (S1) Singkapan batuan (%) 0% S1 S1 KELAS KESESUAIAN LAHAN S1 S1

(18)

FAKTOR PEMBATAS - -

SUB KELAS S1 S1

KESESUAIAN LAHAN Sangat

Sesuai Sangat Sesuai d. SPT 4 Persyaratan penggunaan/karakteristik lahn

Kelas Kesesuaian Lahan

Nilai Data Kelas Kes. Lahan Aktual Usaha Perbaikan Kelas Kes. Lahan Potensial Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) - - - -

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

- - - -

Kelembaban (%) - - - -

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik (S1) (S1) Media perakaran (rc) S3 S3 Tekstur Lempung berpasir (S3) (S3) Bahan kasar (%) -% S1 S1

Bahaya erosi (eh) N N

Lereng (%) 65% (N) Pembuatan

Teras

(S3)

Bahaya erosi Sedang S2 S2

Bahaya banjir (fh) S1 S1

Genangan F0 (S1) (S1)

Penyiapan lahan (lp) N N

Batuan di permukaan (%) 15-90% (N) (N)

(19)

KELAS KESESUAIAN LAHAN

N N

FAKTOR PEMBATAS b,t dan l b,t dan l

SUB KELAS Nb,t,l Nb,t,l

KESESUAIAN LAHAN Tidak

sesuai dengan factor pembatas batuan permukaan, tekstur dan lereng Tidak sesuai dengan factor pembatas batuan permukaan, tekstur dan lereng e. SPT 5 Persyaratan penggunaan/karakteristik lahn

Kelas Kesesuaian Lahan

Nilai Data Kelas Kes. Lahan Aktual Usaha Perbaikan Kelas Kes. Lahan Potensial Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) - - - -

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

- - - -

Kelembaban (%) - - - -

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik (S1) (S1) Media perakaran (rc) S1 S1 Tekstur Lempung berdebu (S1) (S1) Bahan kasar (%) -% S1 S1

Bahaya erosi (eh) S3 S2

Lereng (%) 13 % (S2) Pembuatan

Teras

(S1)

Bahaya erosi Berat S3 S2

(20)

Genangan F0 (S1) (S1) Penyiapan lahan (lp) S1 S1 Batuan di permukaan (%) 0% (S1) (S1) Singkapan batuan (%) 0% S1 S1 KELAS KESESUAIAN LAHAN S3 S3 FAKTOR PEMBATAS eh eh

SUB KELAS S3eh S2eh

KESESUAIAN LAHAN Sesuai

marginal denga factor pembatas erosi Cukup Sesuai denga factor pembatas erosi f. SPT 5 Persyaratan penggunaan/karakteristik lahn

Kelas Kesesuaian Lahan

Nilai Data Kelas Kes. Lahan Aktual Usaha Perbaikan Kelas Kes. Lahan Potensial Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) - - - -

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

- - - -

Kelembaban (%) - - - -

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1 S1

(21)

Tekstur Liat

Berdebu S1 S1

Bahan kasar (%) 2-10 % S1 S1

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%)

44% S1 Pembuatan

Teras S1

Bahaya erosi Sedang S1 S1

Bahaya banjir (fh) Genangan F0 S1 S1 Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) 0% S1 S1 Singkapan batuan (%) 0% S1 S1 KELAS KESESUAIAN LAHAN S1 S1 FAKTOR PEMBATAS - - SUB KELAS S1 S1

KESESUAIAN LAHAN Sangat

(22)

APLIKASI EVALUASI LAHAN UNTUK LAHAN NON-PERTANIAN

1.1 Aplikasi Evaluasi Lahan untuk Lahan Non-Pertanian

Pada aplikasi evaluasi lahan yaitu lahan non-pertanian pada umumnya

digunakan apabila pada suatu lahan tertentu tidak cocok atau tidak memiliki kemampuan dan kesesuaian lahan dalam rangka budidaya pertanian untuk menghasilkan produksi pertanian. Lahan non-pertanaian pada umumnya digunakan untuk objek perikanan, olahraga, pariwisata, dan industry.

No .

SP L

Penggunaan Lahan Alasan

1. 01 Wisata Rimba (hutan lebat, hutan wisata)

Lereng yang terlalu curam sehingga erosi tinggi

2. 02 Objek Pariwisata (out bond, ex : flaying fox, paralayang

Tingkat kelerengan yang mendu-kung dan pemandangan yang indah.

3. 04 Cagar Alam (penangkaran hewan langka, ex : orang utan)

Vegetasi yang masih alami dan cocok untuk habitat orang utan.

4. 06 Wisata rimba atau cagar alam Kelerengan yang sangat curam tidak memungkinkan penggunaan lain

5. 08 Lapangan golf Lahan tidak curam dan cocok

(23)

KLASIFIKASI KEMAMPUAN KESUBUARAN TANAH (FCC)

Adapun kreteria atai indicator dalam pengelolaan kesuburan tanah ialah sebagai berikut :

1. Unsur hara ensensial, jumlah dan ketersediaan 2. Reaksi kimia dalam tanah : pH

3. Mekanisme kehilangan unsure hara : air

4. Proses yang mengakibatkan ketidaktersediaan bagi tanaman : KTK, KB, pH, lainnya

5. Bagaimana penambahan kedalam tanah.

A) SPT 3 (digunakan untuk pertanian) / CSh(15%)

 C-Org = lebih  N_tot = lebih  P_Bray = kurang  KTK = lebih  KB = kurang  pH = kurang (masam)  K2 = cukup  Na = cukup  Mg = kurang  Lereng = 15%

B) SPT 2 dan 5 (digunakan untuk pemukiman) / CSh(15%)

 C-Org = kurang  N_tot = kurang  P_Bray = kurang  KTK = lebih  KB = cukup  pH = kurang (masam)  K2 = lebih  Na = cukup  Mg = cukup  Lereng = 15%

(24)

 Kecuali SPT 28 (lereng = 8%)

C) SPT 1 dan 4 (digunakan untuk cagar alam, hutan alami dan hutan

produksi sehingga memperbaki tanahnya

 C-Org = kurang  N_tot = kurang  P_Bray = kurang  KTK = lebih  KB = cukup  pH = kurang (masam)  K2 = lebih  Na = cukup  Mg = cukup  Lereng = 25%

Referensi

Dokumen terkait

Unit lahan yang mempunyai kelas kemampuan sangat baik untuk mendukung pengembangan pariwisata yaitu : unit lahan beting gisik dengan lereng datar, jenis tanah aluvial kelabu

Apabila peta tersebut tercantum dua jenis skala diatas maka perbesaran peta dengan scanner/fotocopy diperbolehkan karena skala garis pada peta tersebut dapat

Terbentuknya pasir pantai yaitu berasal dari material kasar berupa pasir yang dikeluarkan oleh gunung merapi. Material tersebut kemudian dapat dibawa oleh angin atau aliran air yang

Metode ini sangat cocok untuk survei intensif dengan skala besar, dimana penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas dan intensif pengamatan yang rapat memerlukan

Dari hasil analisis akan diketahui kelas- kelas kemampuan lahan terhadap pemanfaatan lahan untuk pengembangan dan kesesuaian kemampuan lahan Kota Bitung berdasarkan arahan

 Kompleks tanah merupakan sekelompok tanah dari taksa yang berbeda, yang berbaur satu dengan lainnya dalam suatu delineasi (satuan peta) tanpa memperlihatkan

Sangat Baik > 80 Analisis Hasil Jelas dan Plotting Benar, Inovatif, dan Mampu Mengklasifikasikan Kemampuan/Kesesuaian/Kesuburan dan Merencanakan Tata Guna Lahan,

KESIMPULAN Kemampuan lahan pada daerah penelitian di Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala dengan menggunakan metode matching terdapat 2 kelas kemampuan lahan yaitu kelas V dan