• Tidak ada hasil yang ditemukan

CARA SHALAT MENURUT HPT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CARA SHALAT MENURUT HPT"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

CARA SHALAT MENURUT HPT (2) Oleh: Drs Agung Danarta, M. Ag

MENGANGKAT TANGAN TAKBIRATUL IHRAM

3. Seraya mengangkat kedua belah tanganmu sejurus bahumu, mensejajarkan ibu jarimu pada daun telingamu.

Dalil-dalil:

3.a. Menurut hadis lbn 'Umar yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

"bahwa Nabi saw. mengangkat kedua tangannya selurus bahunya bila ia memulai shalat, bila takbir hendak ruku' dan bila mengangkat kepalanya dan ruku' ia mengangkat kedua tangannya juga dengan mengucapkan: "Sami'alla'hu liman hamidah rabbana-wa lakalhamd” dan tidak menjalankan demikian itu dalam sujud".

Takhrij hadis dan nilai kesahihan:

Dalam kutub al-tis’ah (sembilan kitab pokok rujukan hadis) saja, hadis ini diriwayatkan melalui 28 jalur sanad. Setiap kitab dari kutub al-tis'ah tersebut, semuanya

meriwayatkan hadis ini di dalamnya, yaitu: Shahih al-Bukhariy (al-Adzan, no. 693, 694, 696, 697), Shahih Muslim (al-Shalat, no. 586, 587), Sunan al-Tirmidzi (al-Shalat, no. 237), Sunan al-Nasaiy (al-lftitah, no. 867, 868, 1015, al-Tahtbiq no. 1049, 1076, 1132), Sunan Abu Dawud (Shalat, no. 619, 620), Sunan lbn Majah (Iqamat Shalat wa al-Sunnah fiha, no. 848), Musnad Ahmad ibn Hanbal, no. 4312, 4445,4837, 5027, 5502, 5579, 5888, 5899,6046), al-Muwaththa' Malik (bab al-Nida'ila al-Shalat, no. 149), Sunan al-Darimiy (al-Shalat no. 1275).

Lafal tersebul di atas adalah lafal yang diriwayatkan oleh Bukhari (693). Imam al-Bukhari dan Imam Muslim menilai hadis ini adalah hadis yang berkualitas sahih. Penelitian kami juga menunjukkan bahwa hadis ini berkualitas sahih. Sehingga karenanya hadis ini dapat digunakan sebagai hujjah.

3.b. Tersebut dalam Shahih Muslim dan Malik bin Huwairits:

"Bahwa Rasulullah saw apabila takbir ia mengangkat kedua tangannya sampai sejajar pada telinganya, begitu juga bila hendak ruku'; dan bila mengangkat kepalanya dan ruku' lalu mengucapkan: "sami'alla-hu liman hamidah", ia mengerjakan demikian juga"

Takhrij hadis dan nilai kesahihan:

Hadis Nabi dan Malik bin Huwairits ini diriwayatkan dengan jalur sebanyak 13 jalur sanad dalam kutub al-Tis'ah. Periwayat hadis ini antara lain adalah: Shahih Muslim Shalat, no. 589,588), Shahih al-Bukhariy Adzan, no. 695), Sunan an-Nasaiy (al-lftitah, 870, 871, 1014, ai-Tathbiq, no. 1646, 1075), Sunan Abi Dawud (al-Shalat, no. 636), Sunan lbn Majah (lqamat al-Shalat wa al-Sunnat fiha, no. 849), Musnad Ahmad ibn Hanbal (no. 15046, 19626), dan Sunan al-Darimiy (al-Shalat, no. 1223).

Lafal hadis tersebut di atas adalah lafal sebagaimana yang terdapat dalam Shahih Muslim (no. 589).

(2)

Hadis ini dinilai shahih oleh al-Bukhariy, Muslim dan Ibn Hibban. Telaah kami terhadap jalur Muslim yang memiliki lafal matan sama persis dengan yang ada di HPT

menunjukkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan oleh para rawi yang kredibel dan dapat dipercaya (siqqah), dan sanadnya juga bersambung. Hadis ini bernilai shahih dan dapat digunakan sebagai hujjah.

3.c. Dan dalam hadis riwayat Abu Dawud dari Wail:

"sehingga kedua tangannya itu selempang dengan bahunya, serta ibu jarinya sejajar dengan telinganya."

Takhrij hadis dan nilai kesahihannya:

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunannya (al-Shaiat, no. 622) dengan lafal lengkapnya adalah sebagai berikut:

Dari Abdul Jabbar bin Wail dan ayahnya (Wail) bahwasannya ia menyaksikan nabi saw ketika mendirikan shalat rnenaikkan kedua tangannya, sehingga kedua tangannya itu selempang dengan bahunya, serta ibu jarinya sejajar dengan telinganya.

Para periwayat hadis dalam silsilah sanadnya adalah:

• Rawi 1: Wail ibn Hajar ibn Sa'ad. Beliau adalah sahabat yang disepakati kesiqahannya. • Rawi 2: Abdul Jabbar ibn Wail. W. 112 H. Para ulama menilainya sebagai rawi yang siqqah (kredibel). Diantara mereka yang menilainya sebagai siqqah adalah Yahya Ibn Main, Muhammad ibn Sa'ad, dan Ibn Hibban. Tidak ada di antara para ulama yang meragukan kredibilitas Abdul Jabbar ini sebagai periwayat hadis.

• Rawi 3: al-Hasan ibn Ubaidillah al-Nakho'i. W. 139 H. Di antara para ulama yang menilainya sebagai rawi yang siqqah adalah Yahya ibn Sa’id al-Qaththan, Yahya ibn Main, Abu Hatim al-Razi, Muhammad ibn Sa'ad, al-'Ajaliy, dan al-Sajiy. Dan tidak ada ulama yang mencelanya.

• Rawi 4: Abdurrahman ibn Sulaiman. W. 187 H. Waki' ibn al-Jarah berkata, "Tidak ada yang lebih sahih hadisnya (dari Abdurrahman)". Abu Hatim al-Razi mengatakan, "Shalih al-Hadis”. Al-Nasaiy berkata, "laisa bihi ba’sun". Sedangkan Yahya ibn Main, al-'Ajaliy dan Abu Dawud menilai Abdurrahman sebagai rawi yang siqqah. Tidak ada ulama yang mencela kredibilitas Abdurrahman dalam meriwayatkan hadis.

• Rawi 5: Usman ibn Abi Syaibah. W. 239 H. Ahmad ibn Hanbal berkata, "Yang aku ketahui (dari Usman) hanyalah kebaikan". Abu Hatim al-Razi menilainya shaduq. Sedangkan Yahya ibn Main, al-'Ajaliy, dan Ibn Hibban menilainya sebagai rawi yang siqqah.

• Rawi 6 / Mukharrij ai-Hadis: Abu Dawud (Mausu'at hadis Syarif Kutub al-Ts'ah).

Para periwayat hadis nabi dan Wail ini adalah orang-orang yang kredibel (siqah). Tidak ada di antara mereka yang dicela dan diragukan kredibilitasnya sebagai periwayat hadis. Sanad mereka juga bersambung. Dengan demikian hadis ini bernilai shahih lidzatihi dan dapat dipergunakan sebagai hujjah.

CARASEDEKAP

4. Lalu letakkanlah tangan kananmu pada punggung telapak tangan kirimu di atas dadamu.

(3)

4. a. Hadis Nabi riwayat lbn Khuzaimah dan Wail:

Dan Wail yang berkata, "Saya Shalat bersama Rasulullah saw dan beliau meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya di atas dadanya".

Sumber hadis dan nilai kualitasnya:

Hadis ini diriwayatkan oleh lbn Khuzaimah dalam kitab Shahihnya (1: 243). Dalam pandangan lbn Khuzaimah, hadis ini merupakan hadis shahih.

4.b. Hadis nabi riwayat Abu Dawud dan Nasaiy dari Wail:

"Lalu beliau meletakkan tangan kanannya pada punggung telapak tangan kirinya, serta pergelangan dan lengannya".

Sumber hadis dan nilai kualitasnya:

Hadis ini diriwayatkan oleh an-Nasaiy (Sunan, al-lftitah, no. 879), Ahmad ibn Hanbal (Musnad Ahmad, no. 18115), al-Baihaqiy (Sunan al-Kubra, II: 28, Sunan al-Sughra, 1: 241), Ibn Hibban (Shahih Ibn Hibban, V: 170), dan lbn Khuzaimah (Shahih Ibn

Khuzajmah, 1:243).

Dalam penilaian Ibn Hibban dan Ibn Khuzaimah, hadis ini bernilai shahih dan dapat digunakan sebagai huijah.

As-Sindi ketika mensyarah hadis ini menjelaskan cara meletakkan tangan kanan, yaitu pertengahan telapak tangan kanan diletakkan tepat di atas pergelangan tangan kiri, sehingga sebagian telapak tangan kanan berada di atas punggung telapak tangan kiri, dan sebagian yang lain berada di atas lengan tangan kiri.

4. c. Hadis Nabi riwayat al-Bukhariy dan Sahl ibn Sa'ad:

"bahwa orang-orang diperintah supaya meletakkan tangan kanannya pada lengannya".

Sumber hadis dan nilai kualitasnya:

Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab Shahih al-Bukhari (al-Adzan, no. 698), Imam Malik dalam kitab Muwaththa' (an-Nida' li Shalat, no. 340) dan al-Baihaqi dalam kitab Sunan al-Sughra (II: 28).

Hanya saja dalam kitab-kitab tersebut masih ada tambahan "al-yusra fi al-shalaat" (lengannya yang kiri di dalam shalat).

Hadis ini diriwayatkan oleh orang-orang yang siqqah, dan juga dinilai shahih oleh al-Bukhari. Hadis ini bisa dipakai sebagai hujjah.

Ketika mensyarah hadis ini, lbn Hajar al-'Asqalani dalam kitab Fath al-Bari menjelaskan bahwa "meletakkan tangan kanannya pada lengan kirinya" adalah pernyataan yang belum terperinci (mubham). Penjelasan terperincinya ada pada hadis riwayat Wail sebagaimana tersebut pada 4.b. di atas, yaitu meletakkan tangan kanannya pada punggung telapak tangan kirinya, serta pergelangan dan lengannya.

Catatan:

(4)

Meletakkan tangan di bawah pusar dalilnya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad ibn Hanbal:

Ali ibn Abi Thalib berkata, "Termasuk dari sunnah (adalah) meletakkan telapak tangan di atas telapak tangan ketika shalat di bawah pusar".

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunannya (al-Shalat, no. 645) dan Ahmad ibn Hanbal dalam Musnadnya (no. 833). Kedua jalur sanad tersebut semuanya melewati Abdurrahman bin Ishak dan Ziyad ibn Zaid. Abdurrahman banyak dicela oleh ulama hadis, di antaranya Ahmad ibn Hanbal dan Abu Hatim al-Razi menyatakannya sebagai munkir al-hadis. Yahya ibn Main dan Abu Zur'ah al-Razi mencelanya dengan mengatakan 'laisa biqawiyy'. Sedangkan Abu Dawud mengkritiknya dengan mengatakan 'dha'if. Dan tidak ada informasi adanya ulama yang memuji kredibilitasnya sebagai periwayat hadis. (Mausu'ah al-Hadis al-Syarif)

Sedangkan Ziyad ibn Zaid adalah periwayat yang majhul. Dengan demikian hadis dari "Ali tersebut adalah hadis yang dha'if dan tidak dapat dipergunakan sebagai dalil. Meletakkan tangan di atas pusar dalilnya adalah hadis riwayat Abu Dawud:

Dari Ibn Jarir al-Dhabbiy, dari ayahnya, dia berkata, "Aku melihat Ali bin Abi Thalib ra memegang (tangan) kirinya dengan (tangan )kanannya pada pergelangan tangannya di atas pusar".

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunannya (Sunan Abi Dawud, al-Shalat, no. 646). Menurut adz-Dzahabi dalam kitab Mizan al-l'tidal, sebagaimana dikemukakan dalam kitab 'Aunul Ma'bud Syarh Sunan Abi Dawud, Jarir al-Dhabbi sanadnya tidak bersambung kepada Ali bin Abi Thalib. la tidak diketahui telah bertemu dan meriwayatkan hadis dari Ali bin Abi Thalib. (Muh. Syams al-Haqq al-'Adzim Abu al-Thayyib, 'Aun al-Ma'bud, II: 234).

Dengan demikian sanad hadis ini tidak bersambung dan tidak memenuhi kriteria sebagai hadis shahih. Hadis ini berkualitas dha'if dan tidak bisa digunakan sebagai dalil.

Sumber:

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peternak tentang manfaat penambahan mineral mikro organik dalam ransum silase daun singkong dan onggok

Tegangan yang pertama digunakan sebagai penyuplai tegangan untuk rangkaian kontroler yaitu sebesar 5V, pada catu daya ini diberikan sebuah regulator 7805 sehingga akan

Pada G 4 , perlakuan kolkisin menyebabkan penu- runan pada tinggi tanaman, lingkar batang, kerapatan stomata, lebar daun, panjang tongkol, diameter tongkol, bobot

Sainsbury ( 1986 ) menegaskan bahwa kunci keberhasilan penangkapan umumnya banyak ditentukan oleh :- Kemampuan pendugaan tempat-tempat pengkonsentrasian daerah yang banyak

Pada saat digesta masuk ke dalam colon, sebagian besar digesta yang mengalami hidrolisis sudah terserap sehingga materi yang masuk ke dalam colon adalah materi yang tidak dicerna.

Produk ini tidak kalah dengan produk yang lain karena produk ini memiliki keunggulan yaitu produk ramah lingkungan, bahan baku mudah di dapat dan yang paling penting

Berdasarkan penetapan kawasan unggulan pertanian tanaman pangan tersebut, dalam penelitian ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penetapan komoditas unggulan sesuai

Dalam rangka memenuhi tugas skripsi saya, maka dengan segala kerendahan hati saya sangat mengharapkan tanggapan Bapak/ibu terhadap beberapa pernyataan yang tersedia