• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN IJARAH MULTIJASA PADA PT. BPRS JABAL NUR SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN IJARAH MULTIJASA PADA PT. BPRS JABAL NUR SURABAYA."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

IJA>RAH MULTIJASA PADA PT. BPRS JABAL NUR

SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

FERRI ISWAHYUDI NIM : C04212013

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

IJA>RAH MULTIJASA PADA PT. BPRS JABAL NUR

SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Ekonomi Syariah dan Ekonomi Islam

OLEH :

FERRI ISWAHYUDI

NIM : C04212013

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Ija>rah

Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya” ini merupakan penelitian

deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui manajemen risiko

pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT>. BPRS Jabal Nur Surabaya yang

menerapkan kebijakan skema angsuran dengan pokok di akhir.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif analisis merupakan analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan. Pengumpulan data penelitian ini dihimpun melalui wawancara

dengan pihak terkait yaitu manajer operasional, account officer. Teknik analisis

data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pola pikir induktif yaitu menjelaskan hasil penelitian mengenai fakta yang terjadi di lapangan yang selanjutnya dianalisis sesuai teori yang ada.

Hasil penelitian mengatakan Manajemen risiko pembiayaan yang diterapkan

oleh PT. BPRS Jabal Nur cukup bagus. Tetapi pihak Bank dirasa perlu melakukan identifikasi risiko terhadap produk baru mereka yaitu pembiayaan Ija>rah Multijasa yang menerapkan kebijakan skema angsuran pokok pembiayaan diakhir, sehingga risiko yang mungkin muncul pada penyaluran pembiayaan seperti risiko pembiayaan dan risiko likuiditas dapat dikendalikan sedini mungkin. penggunaan skema angsuran dengan pembayaran ujroh/fee yang dibayar tiap bulan dan pembayaran pokok pembiayaan yang dibayar pada akhir periode atau jatuh tempo yang diterapkan oleh PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dapat memunculkan risiko pembiayaan, risiko likuiditas, risiko operasional dan juga risiko reputasi yang dapat mengganggu kegiatan operasional bank.

Sejalan dengan hasil penelitian di atas, penulis dapat memberikan saran bahwa sebaiknya PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dalam penggunaan skema angsuran dengan pokok pinjaman dibayar di akhir/ pada saat jatuh tempo sebaiknya dihindari atau tidak dilakukan, karena potensi risiko yang timbul dapat mengancam keberlangsungan kegiatan operasional di bank sendiri. Oleh karena itu bank sebaiknya menggunakan skema angsuran dengan pembayaran ujroh dan pokok pinjaman yang dibayarkan setiap bulan. Selain meringankan nasabah dalam hal pembayaran angsuran pokok juga dapat mengantisipasi risiko yang akan muncul dari pelaksanaan skema angsuran tersebut.

(7)

i

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN\ ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TRANSLITERASI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Kajian Pustaka ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 12

G. Definisi Operasional ... 13

H. Metode Penelitian... 14

I. Sistematika Pembahasan ... 20

BAB II PEMBIAYAAN IJA>RAH MULTIJASA, DAN KONSEP MANAJEMEN RISIKO ... 22

A. Pembiayaan ... 22

1. Pengertian pembiayaan ... 22

2. Fungsi pembiayaan ... 23

3. Jenis-jenis pembiayaan ... 24

4. Produk pembiayaan perbankan syariah ... 25

(8)

ii

B. Pembiayaan Ija>rah Multijasa ... 28

1. Pengertian pembiayaan Ija>rah ... 28

2. Pengertian pembiayaan Ija>rah Multijasa ... 32

C. Manajemen Risiko ... 34

1. Pengertian risiko ... 34

2. Jenis-jenis risiko perbankan syariah ... 35

3. Manajemen risiko perbankan syariah ... 38

4. Manajemen risiko pembiayaan ... 40

BAB III DATA PENELITIAN ... 47

A. Gambaran Umum Tentang PT. BPRS JABAL NUR Surabaya ... 47

B. Implementasi manajemen risiko pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya ... 56

BAB IV ANALISIS DATA ... 72

A. Implementasi manajemen risiko pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya ... 72

B. Analisis manajemen risiko pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya ... 76

BAB V PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA

(9)

iii

DAFTAR TRANSLITERASI

Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis

(technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin.

Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai

berikut:

A. Konsonan

No Arab Indonesia Arab Indonesia

(10)

iv

Sumber: Kate L.Turabian. A Manual of Writers of Term Papers, Disertations

(Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987).

B. Vokal

1. Vokal Tunggal (monoftong)

Tanda dan

Huruf Arab

Nama Indonesia

ــــــــ fath}ah A

ــــــــ kasrah I

ــــــــ d}ammah U

Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika

hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat

sukun. Contoh: iqtid}a>’ (ء قا) 2. Vokal Rangkap (diftong)

Tanda dan

Huruf Arab

Nama Indonesia Ket.

ْيــــ fath}ah dan ya’ ay a dan y

ْوـــــ fath}ah dan

wawu

aw a dan w

Contoh : bayna ( نيب )

(11)

v

3. Vokal Panjang (mad)

Tanda dan

Huruf

Arab

Nama Indonesia Keterangan

ــــ fath}ah dan alif a> a dan garis

di atas

يـــ kasrah dan ya’ i> i dan garis

di atas

وــــ d}ammah dan

wawu

u> u dan garis

di atas

Contoh : al-jama>‘ah ( ع م لا ) : takhyi>r ( يي ت )

: yadu>ru ( رو ي )

C. Ta’ Marbut}ah

Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua :

1. Jika hidup (menjadi mud}a>f) transliterasinya adalah t.

2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h.

Contoh : shari>‘at al-Isla>m (ماساا ي ش) : shari>‘ah isla>mi>yah ( يماسإ ي ش) D. Penulisan Huruf Kapital

Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau kalimat

(12)

vi

penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk nama

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan, karena segala aktivitas pasti mengandung risiko. Bahkan ada anggapan yang mengatakan tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa kematian. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu kerugian yang tidak diduga atau tidak diinginkan.1

Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events) tertentu.2 Risiko muncul ketika terdapat lebih dari satu

kemungkinan hasil (outcome), dan hasil yang paling akhir ini tidak dapat diketahui. Risiko dapat didefinisikan sebagai perubahan atau perbedaan hasil yang tidak diharapkan.3

Sama halnya dalam dunia usaha perbankan, risiko tidak bisa lepas dalam setiap kegiatan operasionalnya, sehingga diperlukanlah sebuah manajemen risiko dalam sebuah lembaga keuangan perbankan. Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk

1 Soesino Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Cet. Ke-1(Jakarta: Salemba empat, 1999), 2.

2Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/ 23 /PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Pasal 1 ayat 4.

3

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah

(14)

2

mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.4

Sebagai sebuah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediasi antara pihak surplus dana (kelebihan dana) dengan pihak defisit dana (kekurangan dana), kegiatan operasional bank selalu penuh dengan risiko. Bank menarik dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus dana) dengan menawarkan berbagai produk simpanan seperti giro, tabungan, dan deposito yang hampir semua berjangka waktu pendek (kurang dari setahun). Sementara disisi lain bank menyalurkan dana kepada masyarakat yang kekurangan dana (defisit dana) dalam bentuk pembiayaan yang mayoritas berjangka waktu panjang (lebih dari satu tahun) dan tidak dapat dilikuidasi dalam waktu singkat. Ketidakcocokan jangka waktu itulah yang dapat menjadi salah satu contoh sumber risiko dalam dunia perbankan, karena bank sebesar dan semapan apapun akan jatuh dalam waktu singkat jika mayoritas nasabah (pihak surplus dana) menarik dananya dalam waktu yang bersamaan (bank rush), sementara berbagai pembiayaan yang disalurkan kepada debitur (pihak defisit dana) tidak dapat segera dicairkan. Oleh karena itu, posisi manajemen risiko dalam menjaga keberlangsungan kegiatan bank menjadi sangat penting.5

4

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/ 25 /PBI/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Pasal 1 ayat 5

5

(15)

3

Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari akan tetapi dapat dikelola dan dikendalikan.6 Manajemen risiko dilakukan untuk menjaga agar aktivitas operasional bank tidak mengalami kerugian yang melebihi batas kemampuan bank untuk menyerap kerugian tersebut atau membahayakan kelangsungan dan kesehatan bank. Kebijakan pengendalian risiko bagi bank adalah salah satu cara untuk melakukan pembatasan atas berbagai risiko dari masing-masing kegiatan.7

Beberapa risiko yang dihadapi oleh perbankan syariah, yaitu : 1. Risiko Kredit/Pembiayaan 6. Risiko Reputasi 2. Risiko Likuiditas 7. Risiko Stratejik 3. Risiko Pasar 8. Risiko Kepatuhan 4. Risiko Operasional 9. Risiko Imbal Hasil 5. Risiko Hukum 10. Risiko Investasi8

6

Adiwarman A. Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010), 255.

7

Ibid, 256.

8

(16)

4

Setiap lembaga keuangan pasti telah menerapkan manajemen risiko dalam perusahaannya untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha lembaga keuangan bank, demikian pula pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya. PT. BPRS Jabal Nur merupakan salah satu BPRS yang beroperasi di wilayah jawa timur. PT. BPRS Jabal Nur menjalankan operasinya sejak tanggal 26 Oktober 2007 yang lalu. Dalam pelaksanaan kegiatannya sebagai lembaga keuangan PT. BPRS Jabal Nur mengeluarkan produk-produk funding dan financing atau menghimpun dan menyalurkan dana. Produk funding berupa tabungan dan deposito, diantaranya Tabungan Syariah, Tabungan Mitra, Tabungan Tarbiyah, Tabungan Haji & Umroh serta Deposito Mud}a>rabah dan beberapa produk pembiayaan sebagai lending/financing seperti Mura>bahah, Musha>rakah, dan Ija>rah Multijasa.

Ija>rah Multijasa merupakan produk baru dalam PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, dan mulai dijalankan pada akhir tahun 2014 tepatnya di bulan Desember 2014 dan pada saat interview dilakukan, total nasabah yang telah memakai pembiayaan produk ini ada 13 nasabah yang tersebar di seluruh kantor cabang dan kantor pusat. Ija>rah Multijasa merupakan pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah untuk memperoleh manfaat atas suatu jasa, seperti jasa pelayanan pendidikan, jasa pelayanan kesehatan.9

9

(17)

5

Pada pelaksanaan produk barunya ini dalam hal pelunasan atau angsuran pembiayaan, PT. BPRS Jabal Nur Surabaya menerapkan kebijakan yaitu terdapat dua pilihan jadwal angsuran yang ditawarkan kepada nasabahnya, yaitu pilihan yang pertama yaitu setiap bulan nasabah mengangsur pokok dan ujroh, pilihan yang kedua PT. BPRS Jabal Nur Surabaya menawarkan jadwal angsuran dengan tiap bulan nasabah hanya mengangsur/membayar upah (ujroh) saja sedangkan pokok pinjaman dibayarkan pada jatuh tempo sesuai kesepakatan antara bank dan nasabah.

Contoh realisasi pembiayaan dalam PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, Nasabah A melakukan pembiayaan ija>rah multijasa untuk pembelian lahan tanah dengan plafon sebesar Rp. 300.000.000,00 dengan kesepakatan fee sebesar Rp. 6.750.000,00 (2,25% dari plafond) nasabah menggunakan pilihan angsuran yang kedua yaitu setiap bulan hanya membayar fee (sebesar Rp. 562.500,00/bulan) saja kepada bank, sedang pokok pinjaman dibayarkan di akhir/pada saat jatuh tempo, dengan jangka waktu pembiayaan selama 1 tahun.

(18)

6

diputar/dikelola kembali oleh bank masih berhenti pada nasabah, mengingat dana pokok pinjaman masih akan cair pada jatuh tempo. Dari indikasi risiko yang muncul tersebut juga akan memunculkan risiko-risiko lain bila tidak dikelola dengan baik, seperti risiko operasional, risiko reputasi.

Dari indikasi risiko yang mucul dalam skema angsuran pembiayaan yang dilakukan pada produk Ija>rah Multijasa oleh PT. BPRS Jabal Nur Surabaya tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang manajemen risiko yang telah diterapkan oleh PT. BPRS Jabal Nur Surabaya pada pembiayaan ija>rah multijasa, apakah pihak BPRS sudah mengantisipasi risiko yang mungkin muncul dari penyaluran pembiayaan tersebut dan akan menganalisisnya lebih lanjut. Dan peneliti memberikan judul penelitian ini dengan “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.”

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

Pada latar belakang masalah di atas terdapat banyak permasalahan yang akan diproses di dalam identifikasi dan batasan masalah agar dapat diketahui masalah yang akan diteliti, yaitu :

1. Identifikasi masalah meliputi :

a. Pelaksanaan akad ija>rah multijasa sesuai dengan Fatwa DSN tentang pembiayaan multijasa.

(19)

7

d. Kebijakan dalam jadwal angsuran pembiayaan produk ija>rah multijasa.

e. Implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa. 2. Batasan masalah meliputi :

a. Implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

b. Analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan dan identifikasi masalah yang telah ditentukan oleh penulis maka rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:

1. Bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya?

2. Bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya?

D. Kajian Pustaka

(20)

8

pengulangan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada. Berdasarkan deskripsi tersebut, posisi penelitian yang akan dilakukan harus dijelaskan.10

Penelitian yang peneliti lakukan ini berjudul “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.”

Penelitian ini tentu tidak lepas dari berbagai penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pandangan dan juga referensi, antara lain :

1. Aam Mahmudah : “Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan Musha>rakah Pada KSU BMT UMJ.” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014. Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang ini adalah penelitian ini fokus pada proses manajemen risiko yang harus diterapkan untuk pembiayaan musha>rakah dan selanjutnya menentukan strategi manajemen risiko untuk pembiayaan musyarakah pada KSU BMT UMJ. Hasil penelitian mengatakan bahwa strategi manajemen risiko pembiayaan musha>rakah pada KSU BMT UMJ perlu meningkatkan lagi dibidang manajemen pemasarannya, sehingga masyarakat lebih mengenal lagi produk yang ada di BMT teutama untuk produk pembiayaan musha>rakah.11 Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sekarang bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

10

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, 9.

11 Aam Mahmudah, “Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan

(21)

9

2. Asep Syaiful Bahri : Evaluasi Manajemen Risiko Pembiayaan Mura>bahah Pada Bank Syariah Muamalat. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta tahun 2008. Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang ini adalah penelitian ini meneliti tentang solusi pengelolaan risiko-risiko terkait pembiayaan Mura>bahah . Hasil penelitian mengatakan Bank Syariah Muamalat dikategorikan dalam kondisi sehat, karena memiliki kemampuan untuk mengatasi risiko dalam pembiayaan Mura>bahah, hal ini didukung dengan data bahwa NPF untuk pembiayaan Mura>bahah kurang dari 5% selama 2004-2006.12 Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sekarang bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

3. Sri Mulyani : Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan dalam Upaya Menjaga Likuiditas Bank Syariah, (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Malang), Skripsi UIN Malang tahun 2009. Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang ini adalah penelitian ini fokus tentang bagaimana pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan PT. Bank Syariah Mandiri cabang Malang dalam menjaga likuiditasnya. Hasil analisa mengatakan bahwa pengelolaan risiko pembiayaan di PT. BSM Cabang Malang

12Asep Syaiful Bahri, “Evaluasi Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah

(22)

10

berjalan secara efektif sesuai dengan arahan, pedoman dan kebijakan dari BSM Pusat. Kebijakan tersebut dikemas dalam Enterprise Risk Management (ERM) yang berisi program kerja antara lain pemutakhiran manual kebijakan dan pedoman operasional.13 Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sekarang bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

4. Alkiya Fata Ilahiy : “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Pembiayaan Ija>rah Multijasa di BMT Batik Mataram, Wirobrajan, Yogyakarta. UIN Kalijaga Yogyakarta tahun 2013. Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang ini adalah penelitian ini fokus pada bagi hasil dalam pembiayaan ija>rah multijasa di BMT Batik Mataram, Yogyakarta. Hasil penelitian adalah penerapan bagi hasil yang digunakan oleh BMT Batik Mataram, Yogyakarta dalam akad ija>rah multijasa kurang sesuai dengan Fatwa DSN No.44/DSN-MUI/VIII/2004 karena yang digunakan dalam akad ija>rah adalah fee/ujrah.14 Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sekarang

bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen

13

Sri Mulyani, yang berjudul “Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Dalam Upaya Menjaga Likuiditas Bank Syariah (Studi pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Malang)”, (Skripsi-- Universitas Islam Negeri (UIN), Malang, 2009), 106.

14 Alkiya Fata Ilahiy, “Tinjauan Huku

(23)

11

risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

5. Ajeng Mar’atus Solihah : “Penerapan Akad Ija>rah Pada Pembiayaan Multijasa dalam perspektif Hukum Islam. (Studi pada BMT

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)”. UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta tahun 201015. Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang adalah penelitian ini fokus pada penerapan akad ija>rah dalam pembiayaan multijasa di BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada pembiayaan pendidikan dan kesehatan. Hasil penelitian mengatakan bahwa pelaksanaan pembiayaan multijasa di BMT Universitas Muhammadiyah (UMY) untuk biaya pendidikan dan kesehatan kurang sesuai dengan hukum islam, karena pihak sekolah dan rumah sakit sebagai penyedia objek sewa tidak menjalin kerjasama dengan BMT dan juga tidak mengetahui bahwa dalam transaksinya ada pihak BMT yang ikut terlibat dalam pembayaran tagihan anggota. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sekarang bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya dan bagaimana analisis

15Ajeng Mar’atus Solihah : “Penerapan Akad Ija>rah

(24)

12

manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa serta menganalisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa yang ada pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya yang menerapkan kebijakan sistem skema angsuran pokok di akhir pembiayaan/pada saat jatuh tempo.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada yakni :

1. Untuk mengetahui implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

2. Untuk menganalisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapula manfaat/kegunaan hasil penelitian dari penelitian ini adalah: 1. Teoretis

(25)

13

b. Penelitian ini dapat berguna bagi seluruh BPRS khususnya PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

2. Praktis

a. Penulis ingin PT. BPRS Jabal Nur Surabaya tidak salah strategi dalam pelaksanaan manajemen risiko terutama dalam pembiayaan ija>rah multijasa.

b. Bagi PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam pelaksanaan manajemen risiko khususnya pada pembiayaan ija>rah multijasa.

c. Penelitian ini dijadikan sebagai informasi untuk penelitian berikutnya.

G. Definisi operasional

Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami arah dan tujuan penelitian ini dengan judul “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya”. Maka peneliti memberikan beberapa definisi operasional sebagai berikut : 1. Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.16 Manajemen risiko adalah analisa yang digunakan oleh PT. BPRS Jabal

16

(26)

14

Nur Surabaya dalam mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan bank.17

2. Pembiayaan ija>rah multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa, misalnya jasa berupa pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan kepariwisataan.18 Ija>rah multijasa dalam PT. BPRS Jabal Nur adalah sewa-menyewa manfaat atas jasa. Jasa yang telah dilayani berupa jasa pendidikan dan kesehatan, untuk pariwisata masih belum pernah dilakukan.19

H. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.20 Dalam penelitian ini data yang didapatkan diproses melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan yakni data yang perlu dihimpun untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Adapun data yang dikumpulkan antara lain:

a. Data Primer

1) Pembiayaan ija>rah multijasa.

17

Okki Rahmawan Cahyadi, wawancara, PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, 22 Desember 2015.

18

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah produk-produk dan aspek hukumnya, (Jakarta : Kencana Prenadamedia group, 2014), 276.

19

Mulyadi, wawancara , PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, 3 Nov 2015.

20

(27)

15

2) Implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa. b. Data Sekunder :

1) Teori Manajemen Risiko 2) Risiko Pembiayaan 2. Sumber data

Sumber data dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu data primer dan sekunder, data primer adalah data yang yang dikumpulkan di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang yang dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber yang telah ada. 21

a. Sumber primer

Sumber primer dari penelitian yang peneliti lakukan ini adalah dari hasil penelitian lapangan. Untuk dapat memperoleh data primer ini penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan manajer operasional, account officer PT. BPRS Jabal Nur Surabaya terkait pelaksanaan manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa.

b. Sumber sekunder

Sumber sekunder dalam penelitian ini adalah beberapa buku literatur, diantaranya :

1) Abdullah Al-Mushlih dan Shalah Ash-Shawi. Fikih Ekonomi Islam.

2) Yazid Afandi. Fiqh Muamalah.

21

(28)

16

3) Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. 4) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya,

Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi. 5) Ismail Nawawi. Manajemen Risiko.

6) Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah .

7) Lexy Moleong. J. Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 26. 8) Tariqullah Khan dan Habib Ahmed. Manajemen Risiko.

9) Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. Islamic Banking.

10) Sarwono dan Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.

11) Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. 14.

12) Adiwarman A. Karim. Bank Islam Analisi Fiqh dan Keuangan, cet. 5.

13) Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah produk-produk dan aspek aspek hukumnya.

14) Imam Wahyudi dkk. Manajemen Risiko Bank Islam. 15) Zainur Arifin. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. 3. Teknik pengumpulan data

a. Wawancara

(29)

17

pertanyaan itu. 22 Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak terkait yaitu Manajer Operasional, serta Account Officer(AO) tentang pelaksanaan manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa.

b. Dokumentasi

Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainya. 23 Dalam penelitian ini data yang dimaksud adalah sejarah, tujuan, visi dan misi perusahaan serta catatan mengenai pelaksanaan manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa.

4. Teknik pengolahan data

Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dikelola menggunakan penelitian deskriptif - kualitatif. Jenis penelitian ini, dalam deskripsinya juga mengandung uraian-uraian, tetapi fokusnya terletak pada analisis hubungan antara variabel. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknikpengolahan data sebagai berikut:

22

Lexy. J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 26 (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), 186.

23

(30)

18

a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapanya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian.24 Dalam hal ini penulis akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah sebagai berikut: bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.25 Penulis melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan penulis dalam menganalisa data berikut: bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

c. Analizing, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban

24

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung : Alfa Beta, 2008), 243.

25

(31)

19

dari rumusan masalah.26 Bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

5. Teknis analisis data

Konsep dasar adanya analisis data adalah proses mengatur urutan- urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian data.27 Untuk memenuhi konsep dasar analisis data ini peneliti melakukan analisis secara komprehensif dan lengkap, yakni secara mendalam dari berbagai aspek sesuai dengan lingkup penelitian sehingga tidak ada yang terlupakan.28 Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan. 29 Penulis menggambarkan atau menjelaskan hasil penelitian mengenai fakta yang terjadi pada pelaksanaan manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, kemudian di analisis berdasarkan teori yang ada.

26

Ibid., 246.

27

Lexy. J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 26 (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), 248.

28

Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2004), 172.

(32)

20

I. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan memuat uraian dalam bentuk essay yang menggambarkan alur logis dari struktur bahasan skripsi.30 Untuk lebih memudahkan tentang isi dan esensi skripsi ini, maka penulisannya dilakukan berdasarkan sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan ini peneliti membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II : Landasan Teori

Bab II ini menjelaskan tentang landasan teori, yang memuat tentang deskripsi teori yang berisikan tentang konsep pembiayaan, pembiayaan Ija>rah multijasa , manajemen risiko serta manajemen risiko pembiayaan.

Bab III : Data Penelitian

Bab III ini adalah deskripsi hasil yang meliputi gambaran umum PT. BPRS Jabal Nur Surabaya, meliputi: sejarah berdirinya PT. BPRS Jabal Nur, visi dan misi PT. BPRS Jabal Nur, struktur organisasi PT. BPRS Jabal Nur, serta job description, produk- produk PT. BPRS Jabal Nur serta implementasi manajemen risiko pembiayaan ija>rah multijasa di PT. BPRS Jabal Nur Surabaya.

30

(33)

21

Bab IV : Analisis data

Bab IV merupakan analisis data, yang berisi analisis terhadap data penelitian yang telah dideskripsikan guna menjawab masalah penelitian. Analisis data ini memadukan antara teori sebagaimana yang dipaparkan pada bab kedua dengan apa yang peneliti temukan di lapangan (pada bab ketiga) sebagai hasil penelitian yang digambarkan secara sistematis dan kritis. dalam bahasan bab ini yang meliputi analisis manajemen risiko yang tepat terhadap risiko-risiko yang ada dalam pembiayaan ija>rah multijasa.

Bab V : Penutup

(34)

22

BAB II

PEMBIAYAAN IJA>RAH MULTIJASA, DAN KONSEP MANAJEMEN RISIKO

A. Pembiayaan

1. Pengertian pembiayaan

Pengertian pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk piutang, qard}, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administratif serta Sertifikat Wadi>’ah Bank Indonesia.1

Menurut UU No. 21 tahun 2008 dijelaskan bahwa pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berupa transaksi bagi hasil (mud}a>rabah dan musha>rakah), transaksi sewa-menyewa (ija>rah/IMBT), transaksi jual beli (piutang mura>bahah, salam,

dan istishna’), transaksi pinjam meminjam ( piutang qard}) dan transaksi sewa-menyewa jasa (ija>rah multijasa) berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk

1

(35)

23

mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan upah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.2

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.3

2. Fungsi pembiayaan

Pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah berfungsi membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan usahanya. Masyarakat merupakan individu, pengusaha, lembaga, badan usaha, dan lain-lain yang membutuhkan dana.4

Secara perinci pembiayaan memiliki fungsi antara lain :5

a. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar barang, hal ini seandainya belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka pembiayaan akan membantu melancarkan lalu lintas pertukaran barang dan jasa.

b. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfatkan idle fund. Bank dapat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Pembiayaan merupakan satu cara untuk mengatasi gap antara pihak yang memiliki dana dengan pihak

2

UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pasal 1 ayat 25.

3Muhammad Syafi’i Antonio,

Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001), 160.

4

Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), 108.

5

(36)

24

yang membutuhkan dana. Bank dapat memanfatkan dana yang idle untuk disalurkan kepada pihak yang membutuhkan.

c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga. Ekspansi/perluasan pembiayaan akan mendorong meningkatnya jumlah uang beredar, dan peningkatan peredaran uang akan mendorong kenaikan harga, begitupun sebaliknya.

d. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada. Pembiayaan mud}a>rabah dan musha>rakah yang diberikan oleh bank syariah memiliki dampak pada kenaikan makro-ekonomi. mitra (pengusaha), setelah mendapatkan pembiayaan dari bank syariah, akan memproduksi barang, mengelola bahan baku menjadi barang jadi, meningkatkan volume perdagangan, dan melaksanakan kegiatan ekonomi lainnya.

3. Jenis – jenis pembiayaan

Menurut sifat penggunaannyaan pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu:

(37)

25

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.6

Dilihat dari jangka waktu pembiayaan :7

a. Short Term (Pembiayaan jangka waktu pendek), ialah suatu bentuk pembiayaan yang berjangka waktu maksimum 1 tahun.

b. Intermediate Term (Pembiayaan jangka waktu menengah), ialah suatu bentuk pembiayaan yang berjangka waktu dari 1- 3 tahun. c. Long Term (Pembiayaan jangka waktu panjang), ialah suatu bentuk

pembiayaan yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. 4. Produk pembiayaan perbankan syariah

Secara garis besar produk pembiayaan terbagi kedalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya: 8

a. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli, seperti mura>bahah.

b. Pembiayaan dengan prinsip sewa, seperti ija>rah multijasa, IMBT. c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, seperti musha>rakah,

mud}a>rabah,

6Muhammad Syafi’i Antonio,

Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001), 160.

7

Veitzhal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010), 717.

8

(38)

26

5. Macam-macam akad dalam Lembaga Keuangan Syariah Pembagian Akad dari segi ada atau tidaknya Kompensasi : a. Akad Tabarru’

Akad tabarru’ merupakan segala macam perjanjian yang menyangkut transaksi nirlaba yang tidak mencari keuntungan (not for profit), Akad tabarru’ dilakukan dengan tujuan tolong-menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Dalam akad tabarru’, pihak yang berbuat kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan dan mengharapkan imbalan apapun kepada pihak lainnya. Hakekatnya akad tabarru’

adalah akad melakukan kebaikan yang mengharapkan balasan dari Allah SWT semata.9

b. Akad Tija>rah

Akad tija>rah adalah akad yang berorientasi pada keuntungan komersial (for profit oriented). Dalam akad ini masing-masing pihak yang melakukan akad berhak untuk mencari keuntungan. Contoh akad tija>rah adalah akad-akad investasi, jual-beli, sewa-menyewa dan lain –

lain. Berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang diperoleh akad tija>rah dibagi menjadi dua, yaitu :

1). Natural Certainty Contracts (NCC), adalah kontrak/akad dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Cash flow-nya bisa diprediksi dengan

9

(39)

27

relatif pasti, karena sudah disepakati oleh kedua belah pihak yang bertransaksi di awal akad. Kontrak-kontrak ini secara menawarkan return yang tetap dan pasti. Objek pertukarannya (baik barang maupun jasa) pun harus ditetapkan di awal akad dengan pasti, baik jumlahnya (quantity), mutunya (quality), harganya (price), dan waktu penyerahannya (time of delivery). Yang termasuk dalam kategori ini adalah kontrak-kontrak jual-beli, upah-mengupah, sewa-menyewa. Macam-macam Natural Certainty Contracts (NCC) sebagai berikut :

a). Akad jual beli, seperti : Mura>bahah. b). Akad sewa-menyewa, seperti :

1)). Ija>rah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

2)). Ija>rah Muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah ija>rah yang membuka kemungkinan perpindahan kepemilikan atas objek ija>rah-nya pada akhir periode.10

2).Natural Uncertainty Contract (NUC), adalah kontrak/akad dalam bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Dalam NUC, pihak-pihak yang

10

(40)

28

bertransaksi saling mencampurkan asetnya (baik real assets maupun financial assets) menjadi satu kesatuan, dan kemudian menanggung risiko bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan. Di sini, keuntungan dan kerugian ditanggung bersama (loss and profit sharing). Yang termasuk dalam kontrak ini adalah kontrak-kontrak investasi, seperti musha>rakah, mud}a>rabah.11

B. Pembiayaan Ijarah Multijasa 1. Pengertian pembiayaan ija>rah

Ija>rah berasal dari kata al-Ajru yang berarti al-‘Iwau (ganti). Menurut pengertian syara’, ija>rah ialah : suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. 12

Ija>rah berarti upah, sewa, jasa, imbalan.13 Ija>rah adalah akad

pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan perpindahan kepemilikan (ownership) atas barang itu sendiri.14

Transaksi ija>rah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna), bukan perpindahan kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya prinsip ija>rah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya

11

Ibid., 75.

12

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13 , terj. Kamaluddin A. Marzuki (Bandung : Al Ma’arif , 1987), 7.

13

AH. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat (Jakarta : UIN Press, 2005), 120.

14Muhammad Syafi’i Antonio,

(41)

29

terletak pada objek transaksinya. Bila jual beli objek transaksinya barang, pada ija>rah objek transaksinya adalah manfaat barang maupun jasa.15

Dasar hukum pembiayaan ija>rah terdapat dalam al-Quran surat Al-Baqarah (2) ayat 233 :

                              

“...dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”16

Al Qur’an Surat al-Maidah (5) ayat 2 :

               

“...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran.“17

Fatwa DSNNo. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ija>rah :

a. Rukun dan syarat ija>rah :

1) Sighat ija>rah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk lain.

15

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, edisi kelima(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 137.

16

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2008), 57.

17

(42)

30

2) Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa.

3) Obyek akad ija>rah adalah :

a) manfaat barang dan sewa; atau b) manfaat jasa dan upah.

b. Ketentuan obyek ija>rah :

1) Obyek ija>rah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.

2) Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.

3) Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak diharamkan).

4) Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah.

5) Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan ketidaktahuan yang akan mengakibatkan sengketa. 6) Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.

(43)

31

dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam ija>rah.

8) Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak.

9) Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.

c. Kewajiban LKS dan nasabah dalam pembiayaan ija>rah :

1) Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa :

a) Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan. b) Menanggung biaya pemeliharaan barang.

c) Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan. 2) Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa :

a) Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak.

b) Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan. c) Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari

penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.

(44)

32

melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan

melalui musyawarah.18

2. Pengertian pembiayaan ija>rah multijasa

Pembiayaan multijasa, yaitu pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa.19

Dalam Fatwa DSN No.44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang multijasa ditetapkan beberapa ketentuan, yaitu sebagai berikut : 20

a. Ketentuan umum

1) Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad Ija>rah atau Ka>falah.

2) Dalam hal LKS menggunakan akad Ija>rah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ija>rah.

3) Dalam hal LKS menggunakan akad Ka>falah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ka>falah.

4) Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.

5) Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.

18

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ija>rah

19Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO.

44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang Pembiayaan Multijasa

20

(45)

33

b. Penyelesaian perselisihan

Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

c. Ketentuan penutup

Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ija>rah multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah untuk memperoleh manfaat atas suatu jasa, misalnya jasa berupa pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan kepariwisataan.21 Sehingga ija>rah atas jasa atau ija>rah multijasa adalah ija>rah dimana obyek ija>rah adalah manfaat yang bukan berasal dari aset berwujud. Manfaat atas jasa yang bisa di ija>rah-kan antara lain, jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan jasa pariwisata rohani.22

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan ija>rah multijasa merupakan pembiayaan berupa sewa-menyewa manfaat atas jasa (bukan berupa barang/asset berwujud) yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah kepada nasabahnya dengan imbal jasa berupa

21

Sutan Remy Sjahdeni, Perbankan Syariah Produk-produk dan Aspek-Aspek Hukumnya (Jakarta : Kencana Pranamedia Group, 2014), 275-276.

22

(46)

34

fee yang disepakati diawal. Jasa yang bisa disewakan antara lain, jasa pelayanan pendidikan, kesehatan, pariwisata, maupun ketenagakerjaan.

C. Manajemen Risiko 1. Pengertian risiko

Secara bahasa risiko berarti suatu kejadian negatif, uncertainty (ketidak pastian) dan the future is unknown (waktu yang akan datang tidak dapat diketahui). Risiko adalah probabilitas suatu hasil yang berbeda dari hasil yang diharapkan.23

Pada dasarnya kata risiko telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu kerugian yang tidak diduga atau tidak diinginkan. Jadi ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu, yang apabila terjadi mengakibatkan kerugian.24

Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events) tertentu.25 Risiko muncul ketika terdapat lebih dari

satu kemungkinan hasil (outcome), dan hasil yang paling akhir ini tidak

23

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, edisi ketiga (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), 63-64.

24

Soesino Djojosoedarso, Prinsip- Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Cet. Ke-1 (Jakarta : Salemba Empat, 1999), 2.

25

(47)

35

dapat diketahui. Risiko dapat didefinisikan sebagai perubahan atau perbedaan hasil yang tidak diharapkan.26

Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan, karena segala aktivitas pasti mengandung risiko. Bahkan ada anggapan yang mengatakan tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa kematian. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu kerugian yang tidak diduga atau tidak diinginkan.27 2. Jenis-jenis risiko perbankan syariah

Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia PBI No.13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah, terdapat sepuluh risiko yang harus dikelola bank , yaitu :28

a. Risiko Kredit/Pembiayaan

Risiko pembiayaan adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

b. Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain

26

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2008), 9.

27

Soesino Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, cet. Ke-1 (Jakarta : Salemba empat, 1999), 2.

28

(48)

36

risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system, dan/atau adanya kejadian- kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

Ada tiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya risiko ini, yaitu :

1. Infrastuktur, seperti teknologi, kebijakan, lingkungan,

pengamanan, perselisihan, dan sebagainya.

2. Proses, dan

3. Sumber daya.29

e. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.

29

(49)

37

f. Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.

g. Risiko Stratejik

Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. h. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, serta prinsip Syariah.

i. Risiko Imbal Hasil (Rate Of Return Risk)

Risiko imbal hasil adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga Bank.

j. Risiko Investasi (Equity Investment Risk)

(50)

38

3. Manajemen risiko perbankan syariah

Menurut PBI (Peraturan Bank Indonesia) No.13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah “Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.30

Dalam pelaksanaannya, proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko memperhatikan hal-hal sebagai berikut:31

a. Identifikasi risiko, dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap : 1) Karakteristik risiko yang melekat pada aktifitas fungsional. 2) Risiko dari produk dan kegiatan usaha.

b. Pengukuran risiko, dilaksanakan dengan melakukan :

1) Evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko.

2) Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran risiko apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, dan faktor risiko yang bersifat material.

c. Pemantauan risiko, dilaksanakan dengan melakukan:

30

PBI No.13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah, pasal 1 ayat 6.

31

(51)

39

1) Evaluasi terhadap eksposure risiko (objek yang rentan terhadap kinerja perusahaan risiko yang diprediksi benar-benar terjadi). 2) Penyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan

kegiatan usaha, produk transaksi, faktor risiko, teknologi informasi dan sistem informasi manajemen risiko yang bersifat material.

d. Pelaksanaan pengendalian risiko, digunakan untuk mengelola risiko-risiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank.

Dengan demikian, manajemen risiko berfungsi sebagai filter atau pemberi peringatan dini (early warning system) terhadap kegiatan usaha bank. Tujuan manajemen risiko itu sendiri adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator. b. Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang bersifat

unnacceptable.

c. Meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat uncontrolled.

d. Mengukur eksposur dan pemusatan risiko. e. Mengalokasikan modal dan membatasi risiko.32

32

(52)

40

4. Manajemen risiko pembiayaan

Risiko pembiayaan muncul akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi liabilitas kepada bank islam sesuai kontrak. Risiko ini juga disebut risiko gagal bayar (default risk), risiko penurunan rating (downgrading risk), dan risiko penyelesaian (settlement risk). 33

Dalam bank syariah, risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan risiko terkait korporasi.34

a. Risiko terkait produk

Risiko yang terkait dengan pembiayaan ija>rah mencakup beberapa hal sebagai berikut :

1) Dalam hal barang yang disewakan adalah milik bank, timbul risiko tidak produktifnya aset ija>rah karena tidak adanya nasabah. Hal ini merupakan bussiness risk yang tidak dapat dihindari.

2) Dalam hal barang yang disewakan bukan milik bank, timbul risiko rusaknya barang oleh nasabah diluar pemakaian normal. Oleh karena itu, bank dapat menetapkan kovenan ganti rugi kerusakan barang yang tidak disebabkan oleh pemakaian normal.

3) Dalam hal tenaga kerja yang disewa bank kemudian disewakan kepada nasabah, timbul risiko tidak perform-nya pemberi jasa. Oleh karena itu, bank dapat menetapkan kovenan bahwa risiko

33

Imam Wahyudi , et.al, Manajemen Risiko Bank Islam (Jakarta : Salemba Empat, 2013), 25.

34

(53)

41

tersebut merupakan tanggung jawab nasabah karena pemberi jasa dipilih sendiri oleh nasabah.35

b. Risiko terkait pembiayaan korporasi

1) Risiko yang timbul dari perubahan kondisi bisnis nasabah setelah pencairan pembiayaan, yaitu sebagai berikut : Over Trading, Adverse Trading, Liquidity Run.

2) Risiko yang timbul dari komitmen kapital yang berlebihan.

Sebuah perusahaan mungkin saja mengambil komitmen kapital yang berlebihan dan menandatangani kontrak untuk pengeluaran berskala besar. Apabila tidak mampu untuk menghargai komitmennya, bank dapat dipaksa untuk dilikuidasi. Bank maupun para supplier pembiayaan perdagangan seringkali tidak mampu untuk mengontrol suatu pengeluaran yang berlebihan dari sebuah perusahaan. Namun demikian, bank dapat mencoba untuk memonitornya dengan melihat, misalnya neraca perusahaan tersebut yang terakhir dipublikasikan, dimana komitmen pengeluaran kapital harus diungkap.

3) Risiko yang timbul dari lemahnya analisis bank, yaitu sebagai berikut : 36

a) Analisis pembiayaan yang keliru

35

Ibid ., 264.

36

(54)

42

Risiko ini terjadi bukan karena perubahan kondisi nasabah yang tidak terduga. Keputusan pembiayaan bisa jadi adalah keputusan yang tidak valid. Kesalahan dalam pengambilan keputusan ini biasanya bersumber dari informasi yang tersedia. Tujuan dari analisa pembiayaan adalah untuk memperoleh keyakinan apakah profil nasabah layak, nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara baik. Dalam melakukan analisa pembiayaan, pihak bank dapat menggunakan metode 5C, yaitu:

1. Character (Karakter), analisa ini untuk mengetahui bahwa nasabah jujur, beritikad baik, dan tidak menyulitkan bank dikemudian hari. Kesalahan dalam menilai karakter calon nasabah dapat berakibat fatal pada kemungkinan pembiayaan terhadap orang yang beritikad buruk seperti penipu dan lain-lain.

(55)

43

3. Capital (Modal), analisa modal diarahkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keyakinan calon nasabah terhadap usahanya sendiri.

4. Condition (Kondisi), analisa diarahkan pada kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap usaha/pekerjaan calon nasabah. Kondisi yang harus diperhatikan bank antara lain, Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon nasabah, kondisi usaha calon nasabah, perbandingan dengan usaha sejenis, dan lokasi lingkungan wilayah usahanya, keadaan pemasaran dari hasil usaha calon nasabah, prospek usaha di masa yang akan datang.

5. Collateral (jaminan), adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap pembiayaan yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana risiko kewajiban finansial nasabah kepada bank.37

b) Creative accounting

Creative accounting merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan kebijakan akuntansi

37

(56)

44

perusahaan yang memberikan keterangan menyesatkan tentang suatu laporan posisi keuangan perusahaan.

c) Karakter nasabah

Terkadang nasabah dapat memperdaya bank dengan sengaja menciptakan pembiayaan macet. Bank perlu waspada terhadap kemungkinan ini dengan mencoba untuk membuat suatu keputusan berdasarkan informasi objektif tentang karakter nasabah.

Risiko pembiayaan dari sisi perbankan dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :38

a. Kepentingan pribadi pejabat bank terkait dengan pemberian pembiayaan kepada debitur (self dealing), seperti keterlibatan dalam kegiatan usaha nasabah.

b. Haus akan labah (anxiety for income), namun kurang mengupayakan sumber pengembalian, yaitu arus kas.

c. Kompromi terhadap prinsip pemberian pembiayaan yang sehat (tidak objektif).

d. Kebijakan/prosedur pembiayaan tidak memadai/tidak memenuhi dalam pelaksanaan aktivitas pembiayaan yang baik.

e. Informasi pembiayaan untuk pengambilan keputusan tidak lengkap. f. Lambat mengambil tindakan likuidasi sesuai perjanjian.

38

(57)

45

g. Monitoring pembiayaan yang tidak konsisten dan menggampangkan masalah yang terjadi.

h. Kemampuan teknis yang kurang memadai, termasuk melakukan seleksi atas risiko yang kurang handal, dan pembiayaan yang diberikan overfacilities.

i. Tekanan persaingan usaha.

Selain hal diatas, dari sisi bank, risiko pembiayaan dapat terjadi karena beberapa hal berikut :39

a. Tidak adanya standar kebijakan pembiayaan.

b. Pelanggaran terhadap batas maksimum pembiayaan bagi satu debitur. c. Konsentrasi pembiayaan pada segmen usaha yang tergolong berisiko

tinggi dan spekulatif.

d. Ketidak lengkapan dokumen pembiayaan.

e. Tidak ada standar formal tentang pricing procedure.

f. Lemahnya analisis review dan pengawasan (monitoring) pembiayaan. Dalam pengelolaan risiko pembiayaan bank dapat melakukan beberapa kegiatan berikut :40

a. Aktivitas penyaringan, yaitu dengan menekankan pencegahan agar bank terhindar dari potensi gagal bayar oleh debitur.

b. Pembatasan pembiayaan, dengan membatasi jumlah pembiayaan yang diterima oleh satu nasabah atau satu grup nasabah, atau dikenal

39

Ibid., 79-80

40

(58)

46

dengan istilah BMPD (Batas Maksimum Pemberian Dana) atau 3L (Legal Lending Limit).

(59)

47 BAB III DATA PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT. BPRS JABAL NUR Surabaya

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lembaga Perbankan Syariah yakni PT.

BPRS JABAL NUR Surabaya yang terletak di Jalan Raya Merr Pandugo

(Merr Square City 2A) Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal

2 November 2015 sampai dengan 31 Desember 2015.

2. Sejarah PT. BPRS JABAL NUR Surabaya

BPRS Jabal Nur yang berlokasi disebelah selatan Masjid Akbar

Surabaya atau tepatnya di Jalan Wisma Pagesangan No.203 Surabaya,

telah diresmikan dengan cukup meriah oleh Deputi Gubernur Bank

Indonesia ( Siti Fadjriyah ) untuk menjalankan operasinya sejak tgl .26

Oktober 2007 yang lalu. Peresmian ini dihadiri oleh seluruh pengurus

PT.BPRS Jabal Nur berikut seluruh pekerjanya, dan hampir seluruh

pemegang saham , para Pemimpin Cabang Bank Umum Syariah, para

Direksi BPRS se-Jawa Timur beserta para pejabat pemerintah untuk

(60)

48

dipindahkan di Jalan Raya Merr Pandugo (Merr Square City 2A)

Surabaya. 1

Jabal Nur adalah sebuah bukit dimana Gua Hira berada,

merupakan tempat pertama kali kebenaran wahyu Ilalhi ( Al-Quran )

disampaikan untuk meluruskan perilaku dan cara pikir manusia yang

sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran Illahi yang diturunkan kepada

rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad saw. Ini menjiwai dipilihnya nama

PT. BPRS Jabal Nur sebagai lembaga perbankan yang akan menerapkan

sistim perbankan yang benar sesuai firman Allah SWT., sabda dan prilaku

ekonomi & bisnis Rasulullah saw. Diharapkan PT. BPRS Jabal Nur adalah

lembaga yang akan menyinarkan cahaya kebenaran praktek perbankan

yang Islami kepada masyarakat yang sudah sekian lama bergelut dalam

praktek ekonomi dan bisnis perbankan yang ribawi.

3. Visi dan Misi PT. BPRS Jabal Nur Surabaya

a. Visi

“Menjadikan BPRS terkemuka yang selalu mengutamakan ridha

Allah dalam mencapai kemajuan, kesejahteraan , kepuasan nasabah,

masyarakat dan pemiliknya”.

1

(61)

49

b. Misi

“Melakukan pelayanan perbankan sistim syariah Islam terbaik

berlandaskan IMTAQ dan ibadah dengan mengutamakan pelayanan

pada pengusaha mikro, kecil dan menengah untuk ikut membangun

dan menunjang perekonomian masyarakat bangsa secara Islami

(kebersamaan dalam persaudaraan dan kesejahteraan yang

berkeadilan dalam ridha Allah SWT).2

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari BPRS Jabal Nur Surabaya terlampir.

5. Job Description PT. BPRS JABAL NUR Surabaya

Adapun deskripsi mengenai pekerjaan PT. BPRS JABAL NUR

Surabaya sebagai berikut:3

a. Rapat Umum Pemegang Saham

Merupakan rapat tertinggi para pemegang saham dan

menentukan sentral kebijakan bank.

b. Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah adalah badan yang ada di lembaga

keuangan syariah yang diangkat dan diberhentikan di Lembaga

Keuangan Syariah melalui RUPS setelah mendapat rekomendasi dari

DSN.

2

Ibid.

3

(62)

50

c. Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk

melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur

perseroan terbatas (PT).

d. Dewan Direksi

Dewan direksi adalah orang yang berwenang dan bertanggung

jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan,

sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Serta mewakili

perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan

ketentuan anggaran dasar.

e. Manajer Operasional

Manajer operasional memiliki tugas atas seluruh aktivitas

operasional perusahaan, mulai dari pembuatan rencana produksi,

pembuatan rencana pemakaian sistem dan anggaran produksi,

memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar

perusahaan hingga pengelolaan suasana kerja agar SDM mampu

bekerja secara optimal.

f. Legal

Tugas seorang legal yakni mengatur, mengawasi dan

melaksanakan kegiatan administrasi dan dokumentasi pemberian

pembiayaan serta melakukan kegiatan untuk mengamankan posisi

bank dalam memberikan pembiayaan sesuai dengan hukum yang

(63)

51

g. UPN / Customer Services

Customer services adalah pelayanan yang disediakan oleh suatu

perusahaan untuk melayani kebutuhan dan memberikan kepuasan

kepada pelanggan, menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memberikan

informasi, dan penanganan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan

Gambar

  Gambar :
Gambar skema angsuran 1 dan skema angsuran 2 :
Gambar skema angsuran 2 :

Referensi

Dokumen terkait

Disini akad ijarah yang digunakan pada pembiayaan multijasa adalah jasa BMT al- Munawwarah dalam membiayai kebutuhan nasabah..

Sedangkan penelitian yang dilakukan Indrianawati, et, al, 2015 yang berjudul Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan Syari’ah Dengan Sample pada BNI Syari’ah,

Pembiayaan syariah yang dikembangkan oleh BPRS Jabal Nur Surabaya, baik yang berupa mudhabah maupun murabahah sudah memenuhi syarat dan rukunnya, mulai dari permohonan

BPRS Baiturrahman penulis menyarankan bank harus lebih berhati-hati dalam mengelola pembiayaan- pembiayaan yang diberikan kepada nasabah oleh pihak bank dan harus sesuai

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Jabal Nur telah cukup patuh dalam memenuhi jaminan kepatuhan syariah berdasarkan proses penerapan tata kelola syariah yang baik. Kata Kunci: Tata

Citra Febi Nur Indah Sari Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Analisis Risiko Pembiayaan Murabahah terhadap tingkat pengembalian pembiayaan nasabah di BPRS Bangun

Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada hasil penelitian di PT BPRS Mitra Agro Usaha, maka dapat peneliti simpulkan bahwa mekanisme pembiayaan al ijarah

Kemudian, dalam risiko pasar, suku bunga atau margin juga menjadi kendala karena dimana kalau competitor kita bisa memberikan suku bunga dibawah kita, maka calon nasabah akan berpindah,