• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

69 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian meliputi fakta dan konsep mengenai keanekaragaman tumbuhan bawah pada tegakan petak 5 Hutan Wanagama, analisis potensi hasil studi keanekaragaman sebagai sumber belajar, serta hasil pengembangan dan penerapan modul pengayaan.

1. Studi Keanekaragaman Tumbuhan Bawah pada Tegakan Petak 5 Hutan Wanagama

a. Kondisi Fisik dan Edafik Petak 5 Hutan Wanagama

Kondisi fisik berdasar pada pengukuran intensitas cahaya, kecepatan angin, dan kelembaban udara, sedangan kondisi edafik berdasar pH tanah. Hasil di bawah ini adalah rata-rata dari pengukuran pada masing-masing transek di Petak 5 Hutan Wanagama.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kondisi Fisik dan Edafik Petak 5 Hutan Wanagama Transek Hasil Pengukuran Intensitas Cahaya (Lux) Kecepatan Angin (m/s) Kelembaban udara (%) pH Tanah Transek 1 10.000 2,3 74 6,8 Transek 2 8.100 1,2 74 6,7 Transek 3 9.300 0,6 74 7,0 Transek 4 10.000 1,5 76 6,7 Rata-rata 9350 1,4 74,5 6,8

(2)

70

Berdasarkan hasil pengukuran dapat diketahui bahwa Petak 5 Hutan Wanagama terpapar sinar matahari secara optimal dengan intensitas yang cukup tinggi yaitu 9350 Lux,. Kecepatan angin yang ada termasuk dalam kategori rendah, yaitu 1,4 m/s, serta kelembaban udara sebesar 74,5%. Pada pengukuran pH (derajad keasaman) tanah hasilnya termasuk kategori normal atau netral yaitu rata-rata 6,8.

b. Tumbuhan bawah yang ditemukan di Petak 5 Hutan Wanagama

Tumbuhan bawah yang ditemukan sebanyak 22 jenis yang termasuk dalam 20 genus dan 14 suku (famili), yaitu sebagai berikut: Tabel 3. Daftar Famili dan Jenis Tumbuhan Bawah yang ditemukan

No. Suku Jenis

1 Euphorbiaceae

Phyllanthus niruri (Meniran)

Euphorbia hirta (Patikan Kebo)

Euphorbia heterophylla (Kate Mas)

Acalypha indica (Akar Kucing)

2 Asteraceae

Ageratum conyzoides (Bandotan)

Elephantopus scaber (Tapak Liman)

Emilia sonchifolia (Tempuh Wiyang)

Synedrella nodiflora (Gletang Warak)

3 Rubiaceae Hedyotis corymbosa (Rumput Mutiara)

Borreria laevis (Kancing Ungu)

4 Capparidaceae Cleome rutidospermae (Maman Ungu)

5 Verbenaceae Stachytarpheta jamaicensis (Pecut Kuda)

6 Solanaceae Physalis angulata (Ciplukan)

(3)

71

Gambar 3. Phyllanthus niruri (Meniran)

Sumber: Dokumentasi Pribadi 8 Balsaminaceae Impatiens platypetala (Pacar Air Hutan)

9 Malvaceae Sida rhombifolia (Sidaguri)

10 Oxalidaceae Oxalis barrelieri (Calincing)

11 Acanthaceae Justicia gendarussa (Gandarusa)

12 Commelinaceae Commelina nudiflora (Aur-aur)

Commelina benghalensis (Gewor)

13 Cyperaceae Kyllinga brevifolia (Jukut Pendul)

14 Araceae Amorphophallus variabilis (Suweg)

Di bawah ini akan dijelaskan ciri morfologi dan klasifikasi masing-masing tumbuhan bawah serta manfaat dari beberapa tumbuhan yang ditemukan pada tegakan petak 5 Hutan Wanagama.

1) Phyllanthus niruri (Meniran) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Phyllanthus Spesies :Phyllanthus niruri

Herba semusim (annual). Tumbuh tegak 30-50 cm dan bercabang-cabang. Daun majemuk letak berseling. Anak daun bulat telur hingga lonjong, ujung tumpul, pangkal membulat, dan tepi rata. Bunga tunggal pada ketiak daun menghadap ke bawah. Kandungan kimia tumbuhan filantin, hipofilantin, kalium, damar, mineral dan

(4)

72

Gambar 4. Euphorbiaa hirta (Patikan Kebo) Sumber: Dokumentasi Pribadi tanin. Bermanfaat untuk membersihkan hati, antiradang, pereda demam (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, peluruh haid, menerangkan penglihatan, dan penambah nafsu makan. 2) Euphorbia hirta (Patikan Kebo)

Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Euphorbia Spesies : Euphorbia hirta

Herba semusim (annual). Tumbuh tegak atau memanjat tinggi/ panjang 20 cm. Batang bulat dan berambut. Daun tunggal duduk berhadapan berbentuk bulat telur, ujung meruncing, tepi bergerigi kecil dan permukaan kasar. Bunga majemuk keluar dari pangkal tangkai daun. Mengandung alkaloid, tanin, senyawa polifenol, flavonoid, asam organik palmetat oleat, asam lanolat, terpenoid, eufosterol dll. Berfungsi sebagai antiinflamasi (anti radang), diuretik, dan antipuritik (menghilangkan gatal).

(5)

73

Gambar 5. E. heterophylla (Kate Mas)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 6. Acalypha indica (Akar Kucing) Sumber: Dokumentasi Pribadi 3) Euphorbia heterophylla (Kate Mas)

Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Euphorbia

Spesies : Euphorbia heterophylla

Herba dengan batang utama tegak dan bercabang, serta berbentuk bulat. Daun tunggal, bentuk bermacam-macam antara lain oval, bulat telur atau memanjang dengan ujung meruncing. Bunga merupakan bunga majemuk. Bunga berkumpul di ujung cabang, biasanya beberapa daun bergerombol langsung dibawahnya.

4) Acalypha indica (Akar Kucing) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Acalypha Spesies : Acalypha indica

Herba semusim (annual). Tumbuh tegak 30-50 cm. Batang bercabang, berambut halus, dan berbentuk bulat. Daun tunggal, letak tersebar, dan bentuk belah ketupat. Ujung dan pangkal meruncing, tepi bergerigi, serta pertulangan menyirip. Bunga majemuk berbentuk

(6)

74

Gambar 7. Ageratum conyzoides (Bandotan)

Sumber: Dokumentasi Pribadi bulir, dan berkelamin satu. Mengandung saponin, tanin, flavonoid, dan minyak atsiri. Berkhasiat antiradang, antibiotik, diuretik, pencahar dan penghenti perdarahan.

5) Ageratum conyzoides (Bandotan) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Ageratum

Spesies :Ageratum conyzoides

Herba semusim (annual). Tumbuh tegak dengan bagian bawah berbaring, tinggi 30-90 cm. Batang bulat dan berbulu tebal. Daun tunggal bertangkai, letak berhadapan dan bersilang. Helaian daun bulat telur, pangkal membulat, ujung meruncing, dan tepi bergerigi. Bunga berupa bongkol (capitulum). Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, biasanya berwarna biru hingga ungu, terkadang putih. Mengandung asam amino, organacid, pectic sub-tance, minyak atsiri kumarin, ageratochromene dll. Khasiatnya untuk stimulant, tonik, antipiretik, antitoksik, menghilangkan pembengkakan, menghentikan perdarahan, peluruh haid, diuretik, dan peluruh kentut.

(7)

75

Gambar 8. Elephantopus scaber (Tapak Liman)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 9. Emilia sonchifolia (Tempuh Wiyang)

Sumber: https://commons.wikimedia.org /wiki/File:Emilia_sonchifolia_plant7_(1

403751642.jpg 6) Elephantopus scaber (Tapak Liman)

Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Elephantopus

Spesies : Elephantopus scaber

Herba menahun (perennial). Batang bulat, kaku, keras, hijau tua, dan permukaannya berambut halus putih. Daun tunggal, tepi berkeriting dengan gerigi-gerigi lemah. Ujung tumpul, pangkal runcing, berbulu dan pertulangan menyirip. Bunga majemuk bongkol (capitulum) dan terletak diujung batang. Kelopak bunga berbentuk segitiga. Mengandung elephantopin, deoxyelephantopin, elephantin, lupeol, stigmasterol dll. Berkhasiat antipiretik, antiradang, antibiotik, diuretik, peluruh dahak, peluruh haid dll.

7) Emilia sonchifolia (Tempuh Wiyang) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Emilia

(8)

76

Gambar 10. Synedrella nodiflora (Gletang Warak)

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tumbuhan herba tumbuh tegak, tinggi 40 cm, batang bulat dan sedikit berbulu. Daun tunggal, bentuk segitiga memanjang, letak tersebar, helai daun bulat telur, tidak bertangkai, pangkal meruncing, ujung runcing, dan tepi daun bergerigi. Bunga majemuk bongkol (capitulum) tumbuh di ujung batang. Bunga berkelompok pada karangan yang berbentuk malai. Kelopak berbentuk corong dan tangkai bunga bercabang.

8) Synedrella nodiflora (Gletang Warak) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Synedrella

Spesies : Synedrella nodiflora

Herba semusim (annual). Batang tegak atau berbaring pada pangkalnya, batang bulat dan sedikit berambut. Daun tunggal, helai bulat telur memanjang, pangkal menyempit sepanjang tangkai, ujung meruncing dan tepi bergerigi. Duduk daun berhadapan. Bunga berupa bunga majemuk dalam bongkol kecil berbentuk cakram. Bunga berwarna kuning muda dengan taju kuning.

(9)

77

Gambar 11. Hedyotis corymbosa (Rumput Mutiara) Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 12. Borreria laevis (Kancing Ungu) Sumber: Dokumentasi Pribadi 9) Hedyotis corymbosa (Rumput Mutiara)

Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Genus : Hedyotis

Spesies : Hedyotis corymbosa

Herba tegak, berbulu, warna hijau kemerahan, batang bersegi, tinggin 15-50 cm dan mempunyai banyak percabangan. Daun tunggal, berhadapan bersilang, tangkai daun pendek dan tulang daun sejajar. Pangkal dan ujung runcing dan bertepi rata. Bunga majemuk, muncul dari ketiak daun, berbentuk seperti payung (umbella) berwarna putih. 10) Borreria laevis (Kancing Ungu)

Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Genus : Borreria Spesies : Borreria laevis

Herba semusim (annual). Batang segi empat dan berambut. Letak daun berhadapan. Daun lanset, pangkal tumpul, dan ujung runcing. Bunga mempunyai dua kelopak berambut halus, mahkota

(10)

78

Gambar 13. Cleome rutidospermae (Maman Ungu)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 14. S. jamaicensis (Pecut Kuda)

Sumber: Dokumentasi Pribadi berbentuk seperti lonceng dengan empat daun tajuk. Mahkota berwarna putih.

11) Cleome rutidospermae (Maman Ungu) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Brassicales Famili : Capparidaceae Genus : Cleome

Spesies : Cleome rutidospermae

Herba tegak, batang licin dan bersegi empat. Daun berupa majemuk beranak daun tiga. Daun berhadapan bersilang, bentuk bulat, tipis lunak, tepi rata, ujung tumpul, pangkal bulat telur dan permukaannya licin. Berbunga sepanjang tahun. Daun mahkota bunga ujung runcing seperti cakar berwarna biru atau ungu.

12) Stachytarpheta jamaicensis (Pecut Kuda) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Solanales Famili : Verbenaceae Genus : Stachytarpheta

(11)

79

Gambar 15. Physalis angulata (Ciplukan)

Sumber: Dokumentasi Pribadi Herba menahun (perennial). Tumbuh 1-2m. Batang bersegi empat dan sedikit berambut. Daun tunggal berhadapan. Bentuk helaian daun bulat telur sampai lanset, pertulangan daun menyirip, tepi bergerigi, pangkal meruncing, ujung meruncing, dan permukaan kasar. Bunga majemuk bulir (spica). Panjang ibu tangkai bunga sampai 30 cm. Mengandung glikosida, flavonoid, dan alkaloid. Berkhasiat sebagai pembersih darah, anti radang, diuretik dan pengobatan infeksi. 13) Physalis angulata (Ciplukan)

Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Physalis

Spesies : Physalis angulata

Herba menahun (perennial) tumbuh tegak, tinggi 0,1 hingga 1 meter. Bercabang kuat, batang bersegi panjang dan berongga. Batang pokok tidak jelas karena percabangan menggarpu. Daun tunggal, bagian bawah tersebar dan bagian atas berpasangan. Helaian daun lanset, ujung tidak sama (runcing-tumpul-membulat-meruncing). Bunga tunggal terletak di ujung atau ketiak daun. Bunga bersimetri banyak. Mahkota berbentuk lonceng lebar. Mengandung fisalin, senyawa withanolid, asam klorogenik, asam sitrun, flavonoid, saponin,

(12)

80

Gambar 16. Peperomia pellucida (Tumpangan Air)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 17. Impatiens platypetala (Pacar Air Hutan)

Sumber: Dokumentasi Pribadi dan polifenol. Manfaat ciplukan adalah menyembuhkan diabetes mellitus, sakit paru-paru, penyakit ayan, penghambat sel kanker, dan mengatasi bekas luka.

14) Peperomia pellucida (Tumpangan Air) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Peperomia

Spesies : Peperomia pellucida

Herba semusim (annual) dengan tinggi 10-40 cm. Batang tegak, lunak, berwarna hijau, dan bercabang. Batang berbentuk bulat dan permukaannya licin. Daun tunggal duduk spiral, tepi rata, pertulangan melengkung, permukaan licin, dan daging daun lunak. Daun berbentuk bulat telur meruncing atau berbentuk segitiga dengan dasar berbentuk jantung. Bunga berupa bunga majemuk berbentuk bulir. Bunga tidak memiliki perhiasan bunga dan berkelamin dua. 15) Impatiens platypetala (Pacar Air Hutan)

Regnum : Plantae

Divisi :Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Sapindales Famili : Balsaminaceae

(13)

81

Gambar 18. Sida rhombifolia (Sidaguri)

Sumber: http://www.naturalmedic inefacts.info/plant/sida-rhombi

folia.html Genus : Impatiens

Spesies : Impatiens platypetala

Herba semusim (annual). Batang lunak, bulat, tegak, kokoh, licin, dan berbuku-buku. Daun berupa daun tunggal. Daun bagian bawa berhadapan dan bagian atas berkarang. Helaian daun bulat lonjong sampai lanset, pangkal dan ujung daun lancip, serta tepi daun bergerigi. Bunga berupa bunga tunggal dengan beberapa macam warna. Bunga muncul pada ketiak daun atau ujung batang.

16) Sida rhombifolia (Sidaguri) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Malvales Famili : Malvaceae Genus : Sida

Spesies : Sida rhombifolia

Perdu tegak, bercabang kuat dengan batang liat yang dilapisi bulu-bulu dan berbentuk bulat. Daun berupa daun tunggal, tepi bergerigi, ujung daun runcing, pertulangan menyirip, dan berbentuk bulat telur, lanset atau jajar genjang. Bunga tunggal berwarna kuning cerah dan muncul dari ketiak daun. Tumbuhan mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, dan minyak atsiri.

(14)

82

Gambar 19. Oxalis barrelieri (Calincing)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 20. Justicia gendarussa (Gandarusa)

Sumber: Dokumentasi Pribadi Manfaat tumbuhan sebagai peluruh dahak, antiradang, penghilang nyeri, diuretik, peluruh haid, dan pelembut kulit.

17) Oxalis barrelieri (Calincing) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Geraniales Famili : Oxalidaceae Genus : Oxalis

Spesies : Oxalis barrelieri

Semak semusim (annual), tegak dengan tinggi 40-80 cm. batang silindris, permukaan halus, dan berwarna hijau sedikit kecoklatan. Daun berupa daun majemuk, terdiri dari 3 anak daun yang berbentuk bulat telur (trifolia). Pertulangan daun menyirip, letak daun tersebar, ujung dan pangkalnya membulat. Bunga majemuk tumbuh di ketiak daun. Bunga berwarna putih dan berbentuk terompet.

18) Justicia gendarussa (Gandarusa) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Solanales Famili : Acanthaceae Genus : Justicia

(15)

83

Gambar 21. Commelina nudiflora (Aur-aur)

Sumber: Dokumentasi Pribadi Perdu tegak dengan tinggi 0,8-2 meter. Batang berbentuk segiempat tumpul atau cukup bulat. Daun saling berhadapan, berupa daun tunggal yang berbentuk lanset. Pertulangan daun menyirip, tepi daun sedikit menggulung, lalu keluar dengan ujung meruncing. Bunga majemuk tersusun dalam rangkaian malai atau bulir yang menguncup. Mengandung justicin, minyak atsiri, kalium, alkaloid, kumarin, sterol, iridoid, dan lain-lain. Manfaat sebagai penyembuh bisul, penyembuh memar, mengatasi rematik, mengatasi keseleo, demam, peluruh dahak, peluruh keringat, batuk, dan asma.

19) Commelina nudiflora (Aur-aur) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Bromeliales Famili : Commelinaceae Genus : Commelina

Spesies : Commelina nudiflora

Herba menjalar atau tegak dengan tinggi 20-60 cm. Batang berbentuk bulat, lunak, tidak berambut, dan beruas-ruas. Daun berupa daun tunggal, letak berseling, duduk memeluk batang, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan sejajar, dan permukaan halus. Bunga berupa bunga majemuk berwarna biru. Mahkota bunga berjumlah 3.

(16)

84

Gambar 22. Commelina benghalensis (Gewor)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 23. Kyllinga brevifolia (Jukut Pendul)

Sumber: Dokumentasi Pribadi 20) Commelina benghalensis (Gewor)

Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Bromeliales Famili : Commelinaceae Genus : Commelina

Spesies : Commelina benghalensis

Herba menahun (perennial), tumbuh tegak atau sedikit menjalar dengan tinggi 30-60 cm. Batang berbentuk bulat, berambut, lunak, dan beruas-ruas. Daun berupa daun tunggal, letak berseling duduk memeluk batang, bentuk lonjong (oval), tepi sedikit bergerigi, ujung meruncing, dan pangkal tumpul. Pertulangan daun sejajar dan permukaan daun berbulu. Bunga berupa bunga majemuk dan mahkota berbentuk jantung.

21) Kyllinga brevifolia (Jukut Pendul) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Cyperales Famili : Cyperaceae Genus : Kyllinga

Spesies : Kyllinga brevifolia

Tumbuhan menahun (perennial), tumbuh tegak dengan tinggi 20 cm. Batang berbentuk segi tiga, pejal, dan hanya berdaun di bagian

(17)

85

Gambar 24. Amorphophallus variabilis (Suweg)

Sumber: Dokumentasi Pribadi dekat pangkalnya. Daun berupa daun tunggal dengan letak berseling. Pertulangan daun sejajar. Daun berbentuk panjang, menyempit, tepi rata, dan berujung runcing. Bunga berupa bunga majemuk dengan bentuk bulat.

22) Amorphophallus variabilis (Suweg) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Arales Famili : Araceae Genus : Amorphophallus

Spesies : Amorphophallus variabilis

Herba menahun (perennial). Suweg tidak memiliki batang sejati, yang dianggap batang adalah tangkai daun tunggal utama. Suweg memiliki umbi yang selalu berada di dalam tanah. Umbi membentuk anakan umbi dari samping dan dapat memunculkan daun sehingga nampak seperti berumpun. Daun tumbuhan berupa daun tunggal dengan pertulangan menjari. Tepi daun rata, ujung meruncing, dan pangkal berlekuk. Bunga tersusun majemuk. Bunga tumbuh pada tongkol (spadix) khas suku talas-talasan dan dilindungi oleh seludang bunga.

(18)

86

c. Keanekaragaman Tumbuhan Bawah pada Petak 5 Hutan Wanagama

Setiap jenis tumbuhan yang ditemukan di petak 5 Hutan Wanagama dihitung jumlahnya pada setiap transek untuk menentukan indeks kekayaan jenis (Index of Species Richness), indeks keanekaragaman (Index of Diversity), dan indeks kemerataan (Index of

Evenness).

Tabel 4. Jenis dan Jumlah Individu Tumbuhan Bawah yang ditemukan

No. Nama Spesies

Jumlah ni Transek 1 Transek 2 Transek 3 Transek 4 1. Physalis angulata - - 5 - 5 2. Phyllanthus niruri 27 7 - - 34 3. Euphorbia hirta 4 5 - - 9 4. Acalypha indica - - 31 - 31 5. Euphorbia heterophylla 5 2 2 - 9 6. Hedyotis corymbosa 15 - - - 15 7. Borreria laevis 5 - 5 - 10 8. Ageratum conyzoides - 36 - - 36 9. Elephantopus scaber 5 9 5 - 19 10. Emilia sonchifolia 42 - - - 42 11. Synedrella nodiflora 20 - - - 20 12. Commelina nudiflora - - 4 - 4 13. Commelina benghalensis - 11 - - 11 14. S. jamaicensis - - - 20 20 15. Peperomia pellucida 22 - - - 22 16. Kyllinga brevifolia - 50 - - 50 17. A. variabilis - 17 5 - 22 18. Cleome rutidospermae - - 6 - 6 19. Impatiens platypetala - 16 - - 16 20. Sida rhombifolia 2 7 - - 9 21. Oxalis barrelieri - 5 47 - 52

(19)

87 22. Justicia gendarussa - - - 134 134 Jumlah Individu 147 165 110 154 576 Jumlah Spesies 10 11 9 2 22 S 22 N 576 Keterangan Tabel:

ni : Jumlah individu dalam satu spesies S : Jumlah Spesies

N : Jumlah total individu dalam satu sampel (dalam semua spesies)

Hasil dari indeks kekayaan jenis adalah 3,30, indeks keanekaragaman 2,67 yang masuk kategori sedang, dan indeks kemerataan 0,86 yang masuk kategori tinggi. Di bawah ini merupakan rincian dari perhitungannya.

1) Indeks Kekayaan Jenis (Index of Species Richness)

Penghitungan indeks kekayaan jenis di bawah ini menggunakan rumus Indeks Diversitas Margelaf.

Tabel 5. Indeks Kekayaan Jenis Tumbuhan Bawah yang ditemukan

Transek N S S-1 LnN Dmg

I 147 10 9 4,99 1,80

II 165 11 10 5,11 1,96

III 110 9 8 4,70 1,70

(20)

88 Keterangan:

Dmg = Indeks Margelaf

S = Jumlah jenis yang teramati dalam transek N = Jumlah individu yang teramati dalam transek Ln = Logaritma natural

Indeks Margelaf secara keseluruhan adalah Dmg = 22-1 = 3,30

Ln 576

2) Indeks Keanekaragaman (Index of Diversity)

Perhitungan indeks keanekaragaman di bawah ini menggunakan rumus Indeks Shannon-Winner.

Tabel 6. Indeks Keanekaragaman Tumbuhan Bawah yang ditemukan

Spesies ni N pi Ln pi pi Ln pi 1 5 576 0,01 -4,61 -0,0461 2 34 576 0,06 -2,81 -0,1686 3 9 576 0,01 -4,61 -0,0461 4 31 576 0,05 -3,00 -0,1500 5 9 576 0,01 -4,61 -0,0461 6 15 576 0,02 -3,91 -0,0782 7 10 576 0,02 -3,91 -0,0782 8 36 576 0,06 -2,81 -0,1686 9 19 576 0,03 -3,51 -0,1053 10 42 576 0,07 -2,66 -0,1862 11 20 576 0,03 -3,51 -0,1053 12 4 576 0,01 -4,61 -0,0461

(21)

89 13 11 576 0,02 -3,91 -0,0782 14 20 576 0,03 -3,51 -0,1053 15 22 576 0,04 -3,22 -0,1288 16 50 576 0,09 -2,41 -0,2169 17 22 576 0,04 -3,22 -0,1288 18 6 576 0,01 -4,61 -0,0461 19 16 576 0,03 -3,51 -0,1053 20 9 576 0,02 -3,91 -0,0782 21 52 576 0,09 -2,41 -0,2169 22 134 576 0,23 -1,47 -0,3381 H’ 2,67 Keterangan: H’ = Indeks Keanekaragaman

Pi = perbandingan jumlah individu sejenis dengan jumlah semua individu (ni/N)

ni = Jumlah spesies ke-i

N = Jumlah individu semua jenis

Kisaran nilai:

H’ > 3 = Keragaman spesies tinggi 1 < H’ < 3 = Keragaman spesies sedang H’ < 1 = Keragaman spesies rendah

3) Indeks Kemerataan (Index of Evenness)

Indeks kemerataan di bawah ini dihitung dengan rumus:

Indeks kemerataan tumbuhan bawah yang ditemukan adalah E = 2,67/ Ln (22) = 0,86

(22)

90 Keterangan E’ = Indeks Evennes H’ = Indeks Keanekaragaman Ln = Logaritma natural Kisaran nilai

E’ > 0,6 = Kemerataan jenis tinggi 0,3 < E’ < 0,6 = Kemerataan jenis sedang E’ < 0,3 = Kemerataan jenis rendah

2. Analisis Hasil Penelitian Studi Keanekaragaman Tumbuhan Bawah pada Tegakan Petak 5 Hutan Wanagama sebagai Sumber Belajar

a. Identifikasi Proses dan Produk Penelitian.

Hasil penelitian biologi dikaji berdasarkan Kurikulum 2013 Biologi SMA untuk dapat diangkat sebagai sumber belajar di SMA, adapun hasil pengkajian ini adalah:

1) Syarat sebagai Sumber Belajar

a) Kejelasan Potensi Ketersediaan Objek dan Permasalahan yang Diangkat

Kejelasan potensi suatu objek ditentukan oleh ketersediaan objek dan ragam permasalahan yang dapat diungkap dalam penelitian untuk menghasilkan fakta dan konsep. Konsep yang diperoleh dalam penelitian kemudian dibandingkan dengan konsep yang harus dicapai dalam kurikulum sehingga dapat diketahui kesesuaian potensi dari ketersediaan objek serta permasalahannya.

(23)

91

Objek dalam penelitian ini adalah tumbuhan bawah pada tegakan Petak 5 Hutan Wanagama. Sedangkan permasalahan yang diungkap melalui penelitian ini adalah:

(1) Jenis-jenis tumbuhan bawah yang ditemukan (2) Keanekaragaman tumbuhan bawah yang ditemukan (3) Manfaat dari tumbuhan bawah yang ditemukan (4) Kondisi fisik dan edafik petak 5 Hutan Wanagama

b) Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran

Pengembangan bahan ajar adalah suautu proses yang sistematik dalam mengidentifikasi masalah, serta mengevaluasi efektivitas dan efisiensinya dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran di dalam kurikulum 2013 terangkum pada Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai oleh siswa. Kompetensi dasar yang sesuai dengan hasil studi keanekaragaman tumbuhan bawah pada tegakan petak 5 Hutan Wanagama adalah KD 3.2 dalam Kurikulum 2013, yakni menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia serta ancaman dan pelestariannya. Dari KD tersebut kemudian dijabarkan menjadi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa melalui bahan ajar adalah:

(24)

92

(1) Siswa diharapkan mampu mendeskripsikan ciri morfologi

Spermatophyta berdasar organ daun, batang, dan bunga sehingga dapat membedakan tiap tumbuhan.

(2) Siswa diharapkan mampu mengklasifikasikan Spermatophyta berdasar ciri yang telah diketahui sampai pada tingkat suku (famili).

(3) Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi manfaat

Spermatophyta pada kehidupan sehari-hari khususnya untuk pengobatan berdasar kandungan kimia tiap tumbuhan.

c) Sasaran Materi dan Peruntukannya

Materi yang sesuai dengan hasil kajian potensi dan tujuan pembelajaran adalah keanekaragaman jenis Spermatophyta. Di dalam pembelajaran berbasis Kurikulum 2013, materi tersebut diperuntukkan bagi siswa SMA Kelas X Semester 1. Hal ini menunjukkan hasil penelitian telah memenuhi syarat kesesuaian materi dan peruntukannya.

d) Informasi yang Akan Diungkap

Informasi yang diungkap di dalam bahan ajar berupa fakta-fakta yang ditemukan di dalam penelitian yang akan dikembangkan menjadi konsep-konsep pembelajaran biologi.

Informasi dari hasil penelitian yang dapat dikaji, antara lain: variasi dari 22 macam tumbuhan bawah menunjukkan adanya

(25)

93

keanekaragaman dalam satu spesies atau jenis. Hasil penelitian juga dapat mengungkap informasi mengenai manfaat tumbuhan bawah yang ditemukan dari segi pengobatan berdasar kandungan kimia yang dimiliki setiap tumbuhan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hasil penelitian ini memiliki kejelasan informasi yang diungkap.

e) Pedoman Eksplorasi

Pedoman eksplorasi ini berkaitan dengan prosedur penelitian yang dimulai dari identifikasi dan perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang akan digunakan sebagai bahan ajar Biologi di SMA, perlu dipertimbangkan mengenai kemudahan pelaksanaan, ketersediaan waktu, tenaga, sarana dan prasarana, tingkat kemampuan siswa dan kemampuan guru. Keterbatasan waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian mengharuskan adanya seleksi, modifikasi dan pengemasan bahan ajar sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran di SMA Kelas X Semester 1.

Waktu pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan di luar jam pembelajaran. Selain itu, siswa juga dapat melanjutkan di rumah masing-masing karena terdapat kegiatan mandiri.

(26)

94 f) Perolehan yang Akan Dicapai

Perolehan yang akan dicapai adalah kejelasan hasil berupa proses dan produk penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar Biologi di SMA. Perolehan dari segi pelaksanaan dapat menyangkut perolehan kognitif, afektif dan psikomotor. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat dicapai:

(1) Perolehan kognitif

(a) Pengetahuan mengenai keanekaragaman hayati terutama pada keanekaragaman jenis.

(b) Pengetahuan mengenai jenis-jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Petak 5 Hutan Wanagama.

(c) Pengetahuan mengenai manfaat di bidang pengobatan pada masing-masing tumbuhan yang ditemukan.

(2) Perolehan afektif

(a) Bersikap teliti dan cermat dalam melakukan kegiatan pengamatan, pengukuran, perhitungan dan identifikasi. (b) Melaksanakan kegiatan dengan benar sesuai langkah kerja. (c) Mengembangkan sikap tanggung jawab dalam mengatur

kegiatan pembelajaran dan menyelesaikan tugas.

(d) Mengembangkan sikap mandiri dalam melakukan setiap kegiatan.

(27)

95

(3) Perolehan psikomotor

(a) Keterampilan merencanakan suatu kegiatan penelitian atau pembelajaran.

(b) Siswa dapat mempraktikkan kegiatan pengamatan

Spermatophyta di lingkungan sekitar.

2) Pengkajian Proses Penelitian

Proses penelitian yang dilakukan adalah melalui metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut meliputi identifikasi dan perumusan masalah; perumusan tujuan penelitian; penyusunan prosedur penelitian; pelaksanaan kegiatan; pengumpulan dan analisis data, pembahasan hasil penelitian; serta penarikan kesimpulan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan secara berurutan dan dituliskan dalam laporan penelitian.

3) Pengkajian Produk Penelitian

Produk dari penelitian adalah fakta dan konsep yang didapatkan dari penelitian. Hasil tersebut harus diseleksi dan dimodifikasi untuk dapat dijadikan bahan ajar Biologi.

Tabel 7. Fakta dan Konsep Penelitian Studi Keanekaragaman

No. Fakta Konsep

1.

Ditemukan 22 jenis

tumbuhan bawah

(Spermatophyta) pada tegakan petak 5 Hutan Wanagama.

Tumbuhan bawah (Spermatophyta) yang ditemukan termasuk dalam 20 genus dan 14 suku (famili) tumbuhan.

Hasil penelitian menunjukkan adanya keanekaragaman jenis

(28)

96

tumbuhan bawah (Spermatophyta). Tumbuhan bawah (Spermatophyta) yang ditemukan memiliki manfaat yang beragam sesuai dengan kandungan kimia di dalamnya.

2.

Hasil perhitungan indeks

keanekaragaman adalah 2,67.

Indeks keanekaragaman tumbuhan bawah (Spermatophyta) pada tegakan petak 5 Hutan Wanagama masuk kategori sedang.

3.

Hasil perhitungan indeks kemerataan adalah 0,86.

Indeks kemerataan tumbuhan bawah (Spermatophyta) pada tegakan petak 5 Hutan Wanagama masuk kategori tinggi. 4. Hasil pengukuran intensitas cahaya adalah 9350 Lux; kecepatan angin 1,4 m/s; kelembaban udara 74,5%; dan pH tanah 6,8.

Terdapat hubungan antara kondisi fisik dan edafik petak 5 Hutan Wanagama dengan keanekaragaman

jenis tumbuhan bawah

(29)

97

Di bawah ini adalah strukturisasi proses dan produk penelitian secara ringkas:

Gambar 25. Bagan Proses Pemanfaatan Hasil penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi

(30)

98

b. Seleksi dan Modifikasi Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi

Seleksi dan modifikasi yang dilakukan mencakup prosedur kerja penelitian yang merupakan keterampilan proses sains dan produk penelitian yang berupa konsep hasil penelitian.

1) Seleksi dan Modifikasi Prosedur Kerja Penelitian (Proses)

Prosedur kerja penelitian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan belajar yang dilakukan siswa. Berdasarkan pengkajian proses penelitian, karena keterbatasan waktu, keamanan, dan biaya maka langkah-langkah kegiatan penelitian tidak keseluruhan dapat dilaksanakan secara langsung oleh siswa. Proses penelitian yang dapat dilakukan siswa hanya tahap pembahasan hasil penelitian, penarikan kesimpulan, dan pengkomunikasian hasil penelitian. Untuk proses penelitian dari tahap identifikasi masalah, rumusan masalah, perumusan tujuan, serta perencanaan dan pelaksanaan prosedur kerja disajikan dalam bentuk materi pada modul.

Modifikasi pelaksanaan yang perlu dilakukan:

a) Tujuan dan rumusan masalah dilakukan oleh peneliti atau guru (1) Rumusan masalah yang dibuat, misalnya

(a) Bagaiamana ciri morfologi Spermatophyta yang ditemukan di Petak 5 Hutan Wanagama?

(31)

99

(2) Tujuan yang dibuat oleh guru

(a) Mengetahui ciri morfologi Spermatophyta yang ditemukan di Petak 5 Hutan Wanagama.

(b) Mengetahui manfaat dari tumbuhan yang ditemukan. b) Kajian pustaka disajikan oleh guru atau peneliti

Kajian pustaka yang disajikan berupa uraian singkat mengenai keanekaragaman hayati, tumbuhan bawah, dan

Spermatophyta secara umum.

c) Data hasil penelitian disajikan oleh guru atau peneliti

Data hasil penelitian yang disajikan berupa foto/ gambar hasil pengamatan dan uraian materi keanekaragaman tumbuhan bawah di Hutan Wanagama.

Alternatif pemanfaatan hasil penelitian yang memungkinkan dilakukan adalah pemecahan masalah yang didukung oleh data sekunder sebagai produk penelitian berupa foto hasil penelitian. Foto yang digunakan merupakan penjelasan dari objek penelitian, yaitu foto-foto tumbuhan bawah yang ditemukan di Petak 5 Hutan Wanagama. Foto menunjukkan tumbuhan secara keseluruhan, kenampakan daun, batang, dan bunga. Foto yang tidak dapat ditampilkan secara jelas dari hasil pengamatan diambil dari beberapa sumber lain.

(32)

100

d) Interpretasi hasil penelitian dan penarikan kesimpulan dilakukan oleh siswa dengan pengarahan dari guru.

2) Seleksi dan Modifikasi Produk Penelitian

Pemanfaatan produk penelitian yang berupa fakta dan konsep sebagai sumber belajar biologi disesuaikan dengan konsep Kurikulum 2013 Biologi yang berlaku di SMA melaui analisis Kompetensi Dasar (KD). Kesesuaian antara konsep yang diperoleh dari penelitian dengan konsep yang diharapkan dalam Kurikulum 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Pengorganisasian materi dan kedudukan hasil penelitian pada Kurikulum 2013

Kelas X (Sepuluh)

Semester I (Satu)

Kompetensi Dasar

KD 3.2 Menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia serta ancaman dan pelestariannya.

Materi Pembelajaran

Keanekaragaman Hayati

 Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem.  Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan

fauna, serta penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber.

 Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia Kegiatan

Pembelajaran

Mengamati dan mengelompokkan berbagai tingkat keanekaragaman hayati Indonesia dengan contoh-contohnya dari berbagai ekosistem serta mendiskusikan pemanfaatannya dalam era

(33)

101

ekonomi kreatif.

Fakta dan Konsep Penelitian

 Ditemukan 22 jenis tumbuhan bawah (Spermatophyta) yang termasuk dalam 20 genus dan 14 suku (famili) tumbuhan.

 Hasil penelitian menunjukkan adanya keanekaragaman jenis tumbuhan bawah (Spermatophyta).

 Tumbuhan bawah (Spermatophyta) yang ditemukan memiliki manfaat yang beragam sesuai dengan kandungan kimia di dalamnya.

Submateri Pembelajaran

 Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah (Spermatophyta)

 Pemanfaatan keanekaragaman jenis tumbuhan bawah (Spermatophyta) dalam bidang pengobatan

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa diharapkan mampu mendeskripsikan ciri morfologi Spermatophyta berdasar organ daun, batang, dan bunga sehingga dapat membedakan tiap tumbuhan.

2. Siswa diharapkan mampu mengklasifikasikan

Spermatophyta berdasar ciri yang telah diketahui sampai pada tingkat suku (famili). 3. Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi

manfaat Spermatophyta pada kehidupan sehari-hari khususnya untuk pengobatan berdasar kandungan kimia tiap tumbuhan.

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.2.1 Mendeskripsikan ciri morfologi

Spermatophyta.

3.2.2 Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan Spermatophyta berdasar organ

(34)

102

daun, batang, dan bunga yang dimiliki. 3.2.3 Mengklasifikasikan Spermatophyta

sampai pada tingkat suku (famili).

3.2.4 Mengidentifikasi manfaat Spermatophyta pada kehidupan sehari-hari.

c. Penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi

Tahap terakhir dalam pemanfaatan hasil penelitian “studi keanekaragaman tumbuhan bawah pada tegakan petak 5 Hutan Wanagama” sebagai sumber belajar adalah penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai sumber belajar Biologi SMA. Sumber belajar tersebut diwujudkan ke dalam bahan ajar yang berbentuk modul untuk pengayaan.

3. Penyusunan Modul Pengayaan Keanekaragaman Tumbuhan Bawah pada Tegakan Hutan Wanagama untuk Siswa Kelas X SMA di Gunungkidul

a. Tahap Analisis

1) Analisis Kompetensi (Analisis Kurikulum)

Analisis kompetensi merupakan tahapan identifikasi kompetensi inti dan kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 serta kedalaman dan keluasan kompetensi yang akan dikembangkan.

(35)

103

Kompetensi Inti (KI) di SMA/MA untuk siswa kelas X menurut Kemendikbud (2016: 5) adalah:

KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

(36)

104

Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Biologi disusun dengan mengikuti kaidah penyusunan KD yang dirumuskan sebagai Kompetensi Inti (KI). KD Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada Mata Pelajaran Biologi tidak dirumuskan, tetapi menjadi payung atau fondasi dalam pembelajaran Biologi. Kompetensi Dasar di dalam Kurikulum 2013 yang sesuai dengan hasil penelitian studi keanekaragaman tumbuhan bawah pada tegakan petak 5 Hutan Wanagama adalah:

Menganalisis data hasil observasi keanekaragaman jenis tumbuhan bawah (Spermatophyta) di Hutan Wanagama Kabupaten Gunungkidul serta pemanfaatannya dalam kehidupan.

2) Analisis Materi

Hasil penelitian studi keanekaragaman tumbuhan bawah pada tegakan petak 5 Hutan Wanagama masuk dalam materi “keanekaragaman mahkluk hidup” yang dipetakan pada kelas X menurut silabus mata pelajaran Biologi oleh Kemendikbud pada tahun 2016. Materi pembelajaran yang termasuk di dalam “keanekaragaman mahkluk hidup” meliputi keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem; keunikan hutan hujan tropis Indonesia; pemanfaatan keanekaragaman hayati; serta upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

Submateri yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran di dalam modul adalah keanekaragaman jenis dan pemanfaatan

(37)

105

keanekaragaman hayati dalam bidang pengobatan. Materi tersebut termasuk dalam kategori materi pengayaan. Dari bahan ajar yang telah disusun diharapkan siswa mampu meningkatkan kemandirian belajar.

3) Analisis Siswa

Materi keanekaragaman hayati ditujukan bagi siswa SMA/MA kelas X semester I. Berdasar pada tahap perkembangannya, siswa kelas X telah memiliki kemampuan memecahkan masalah yang relevan dengan lingkungan dan kemampuan menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Selain itu juga mampu menangkap arti simbolis, kiasan dan menyimpulkan suatu berita.

Kelas yang menjadi sampel untuk ujicoba terbatas adalah 22 siswa Kelas X MIPA II SMA N 1 Playen. Berdasar hasil wawancara dengan Guru Biologi di SMA tersebut, pada materi keanekaragaman hayati siswa telah banyak yang dapat mencapai KKM, namun belum ada program pengayaan yang dilakukan. Di sekolah juga belum tersedia bahan ajar pengayaan, sehingga siswa tidak dapat belajar secara mandiri di luar jam pembelajaran.

4) Analisis Instruksional (Analisis Pembelajaran)

Pada tahap ini Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum yang sesuai dengan hasil penelitian akan dijabarkan menjadi tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.

(38)

106

Tabel 9. Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran, dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Tujuan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Menganalisis data hasil observasi keanekaragaman jenis tumbuhan bawah (Spermatophyta) di Hutan Wanagama Kabupaten Gunungkidul serta pemanfaatannya dalam kehidupan. 1. Siswa diharap-kan mampu mendes-kripsikan ciri mor-fologi Spermatophyta berdasar organ daun, batang, dan bunga sehingga dapat mem-bedakan tiap tumbuh-an. Mendeskripsikan morfologi Spermatophyta. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan Spermatophyta berdasar organ daun, batang, dan bunga yang dimiliki.

2. Siswa diharap-kan mampu mengklasifi-kasikan Spermatophyta berdasar ciri yang telah diketahui sampai pada tingkat suku (famili).

Siswa diharapkan mampu mengklasifikasikan

Spermatophyta berdasar ciri yang telah diketahui sampai pada tingkat suku (famili).

3. Siswa diharap-kan mampu mengiden-tifikasi manfaat

Spermatophyta pada kehidupan sehari-hari khususnya untuk pengobatan berdasar kandungan kimia tiap tumbuhan.

Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi manfaat

Spermatophyta pada kehidupan sehari-hari khususnya untuk pengobatan berdasar kandungan kimia tiap tumbuhan.

b. Tahap Desain

Perencanaan modul berupa rancangan yang terdiri dari penyusunan kerangka modul pengayaan (outline), penentuan sistematika modul pengayaan, dan perancangan alat evaluasi.

(39)

107 1) Menyusun Kerangka Modul

Tabel 10. Kerangka Struktur Modul

Judul: Modul Pengayaan Biologi: Keanekaragaman Tumbuhan Bawah

pada Tegakan Hutan Wanagama

No. Komponen Keterangan

1. Cover a. Cover b. Halaman sampul 2. Pendahuluan a. Kata Pengantar b. Daftar Isi c. Daftar Gambar

d. Petunjuk Penggunaan Modul e. Kompetensi Dasar dan Indikator f. Peta Konsep

g. Materi Pendahuluan

3. Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Belajar 1:

Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah khusus

Spermatophyta Petak 5 Hutan Wanagama 1) Hutan Wanagama

2) Klasifikasi dan ciri morfologi Spermatophyta Petak 5 Hutan Wanagama berdasar daun, bunga, dan batang

3) Latihan 1 : Kuis

4) Latihan 2 : Kegiatan Observasi Mandiri 5) Rangkuman

6) Tes Formatif 1 7) Kunci Jawaban

8) Feedback

b. Kegiatan Belajar 2: Manfaat Spermatophyta Petak 5 Hutan Wanagama

1) Tahukah anda?

2) Manfaat Spermatophyta yang ditemukan di Petak 5 Hutan Wanagama

3) Latihan 3 : Kuis 4) Latihan 4 : Tugas 5) Rangkuman 6) Tes Formatif 2 7) Kunci Jawaban 8) Feedback 4. Glosarium dan Daftar Pustaka a. Glosarium b. Daftar Pustaka

(40)

108 2) Menentukan Sistematika Modul

Sistematika modul ditentukan berdasar kerangka yang telah disusun sebelumnya seuai dengan urutannya. Pada kegiatan belajar satu pada modul mengenai ciri morfologi dan klasifikasi dituliskan satu per satu setiap tumbuhan dengan format foto tumbuhan secara utuh, klasifikasi, dan narasi ciri morfologi. Di dalam narasi ciri morfologi disertai beberapa foto tumbuhan dengan detail pada tiap organ, seperti daun, batang, dan atau bunga.

Kegiatan belajar dua mengenai manfaat tumbuhan yang ditemukan dipilih 10 tumbuhan dengan format foto masing-masing tumbuhan yang dilanjutkan dengan kandungan kimia yang dimiliki, manfaat dalam bidang pengobatan, dan langkah pembuatan obat pada beberapa tumbuhan.

3) Perancangan Alat Evaluasi

Perancangan alat evaluasi adalah tahap menentukan jenis evaluasi yang digunakan di dalam modul dan instrumen untuk menilai modul. Evaluasi di dalam modul terdiri dari latihan dan tes formatif. Pada setiap kegiatan belajar terdapat dua latiahan dan satu tes formatif. Pada kegiatan belajar pertama terdapat latihan 1, yaitu kuis berupa pertanyaan uraian berjumlah 3 soal yang mencakup semua indikator pencapaian kompetensi. Latihan 2 berupa kegiatan observasi mandiri, yaitu mengamati tumbuhan bawah yang ada di sekitar rumah

(41)

109

atau sekolah siswa. Pada kegiatan belajar dua terdapat latihan 3 berupa kuis berjumlah 1 soal dengan cara mengisi tabel. Selanjutnya ada latihan 4 berupa tugas lanjutan dari kegiatan observasi mandiri. Siswa diminta untuk mencari informasi mengenai manfaat tumbuhan yang ditemukan.

Evaluasi pada akhir setiap kegiatan berupa tes formatif. Tes formatif berbentuk soal pilihan ganda berjumlah 20 butir soal. Pada tes formatif 1, pertanyaan disesuaikan dengan jumlah indikator pencapaian kompetensi secara merata. Setelah menjawab soal yang ada siswa dapat langsung mengetahui tingkat pemahaman dengan menerapkan umpan balik. Jika hasil dari penilaian dengan umpan balik sama dengan atau melebihi 80% maka siswa telah layak untuk melanjutkan ke kegiatan berikutnya atau telah diangap menyelesaikan kegiatan modul. Jika hasil yang diperoleh kurang dari 80% maka siswa wajib mengulang kembali materi yang dirasa belum dipahami.

Alat evaluasi yang kedua yaitu instrumen penilaian modul yang ditujukan untuk dosen ahli materi, dosen ahli media, peer

reviewer, guru Biologi, dan siswa dalam bentuk angket dengan metode

(42)

110 c. Tahap Pengembangan dan Produksi

1) Tahap Pra Penulisan

Kegiatan yang dilakukan setelah mengkaji hasil penelitian studi keanekaragaman adalah mengumpulkan referensi dan sumber pustaka baik berupa gambar, maupun teks yang diperoleh dari sumber pustaka seperti buku dan internet untuk mendukung materi yang disajikan. Sumber pustaka yang dijadikan referensi juga memperhatikan cakupan keluasan materi untuk siswa SMA. Setelah materi terkumpul kemudian modul disusun sesuai dengan rancangan.

2) Penulisan Draf

Penulisan draf modul dilakukan dengan menyusun dan mengorganisasikan materi pembelajaran. Draf modul ditulis berdasar kerangka, sistematika, dan alat evaluasi yang telah dirancang. Modul harus diperiksa ulang setelah selesai ditulis, untuk mengurangi adanya kesalahan-kesalahan baik dalam penulisan, bahasa, penyajian, dan keluasan/ kedalaman materi.

Pada tahap ini, perlu diperhatikan tujuan akhir, yaitu kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mempelajari modul. Modul yang akan dikembangkan ditujukan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. Siswa yang mandiri adalah siswa yang memiliki kemauan dan bertanggungjawab sendiri terhadap tugas atau masalah belajarnya.

(43)

111

3) Penyuntingan (Review-Edit) dan Revisi 1

Modul yang telah dihasilkan harus disunting oleh dosen pembimbing, sebelum diberikan kepada reviewer. Penyuntingan diharapkan dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan.

Tabel 11. Saran Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 terhadap Modul Pengayaan

Saran Tindak Lanjut

Warna hijau pada latar belakang tulisan tujuan pembelajaran dan informasi akhir tiap pergantian kegiatan terlalu gelap, sehingga tulisan tidak terlalu terlihat.

Mengganti warna latar belakang dengan warna hijau yang lebih muda.

Huruf pada pilihan jawaban untuk tes formatif tidak ditulis dengan format huruf kecil (tidak kapital).

Huruf diganti dengan huruf kapital untuk memperjelas pilihan dan memudahkan pengoreksian.

Mengkaji kembali nama lokal

Acalypha indica, yaitu “Akar

Kucing” untuk menghindari

kesalahan penamaan.

Hasil dari penelusuran nama lokal Acaliphya indica, yaitu akar kucing adalah benar. Nama tersebut diberikan karena akar tumbuhan disukai oleh kucing. Nama lokal lainnya yaitu kucing-kucingan.

Menambahkan gambar/ ilustrasi untuk materi pendahuluan agar memperjelas isi tulisan.

Gambar ditambahkan pada beberapa bagian materi pendahuluan.

(44)

112

Bagian tumbuhan yang masih dapat difoto sendiri diusahakan tidak menggunakan foto dari sumber lain.

Mengganti beberapa foto dari dokumentasi pribadi dengan memilih foto yang jelas dan sesuai uraian materi.

Modul yang telah diperbaiki kemudian diajukan kepada 2 dosen ahli materi, 2 dosen ahli media, dan 2 peer reviewer untuk meminta review sebagai bahan perbaikan modul sebelum diberikan kepada siswa.

a) Dosen Ahli Materi

Instrumen yang diberikan kepada dosen ahli materi berjumlah 27 item. Item di dalam instrumen untuk ahli materi berisi konsep-konsep Biologi yang terdapat di dalam modul. Ahli materi diminta untuk mengisi pada kolom Benar (B) atau Salah (S) dengan tanda chek (√) sesuai kebenaran konsep.

(45)

113

Tabel 12. Persentase Hasil Review Dosen Ahli Materi

Ahli Materi

Frekuensi Kriteria Penilaian Aspek Kebenaran Konsep Benar (B) Salah (S) 1 25 2 2 26 1 ∑ƒ 51 3 Persentase(%) 94% 6%

Di bawah ini merupakan hasil review dari dosen ahli materi yang ditunjukkan dengan diagram pie. Hasil penilaiannya adalah 94% konsep benar dan 6% konsep salah. Dosen ahli materi 1 menilai 25 item benar dan 2 item salah, sedangkan dosen ahli materi 2 menilai 26 item benar dan 1 item salah.

Konsep-konsep yang dinilai salah beserta pebaikannya adalah:

(1) Semua jenis tumbuhan berbiji adalah heterospora, yang berarti memiliki dua jenis sporangia yang berbeda.

Gambar 26. Diagram Penilaian Aspek Kebenaran Konsep

(46)

114

Perbaikan: Semua jenis tumbuhan berbiji adalah heterospora, yang berarti memiliki dua jenis spora yang berbeda.

(2) Ciri dari tumbuhan berbiji adalah mempunyai akar, batang, dan daun sejati.

Perbaikan: Ciri dari tumbuhan berbiji adalah mempunyai biji. (3) Secara umum, daun berupa helaian tipis maupun tebal, bentuk

ujung, pangkal, tepi, dan permukaan yang beragam.

Perbaikan: Secara umum, daun berupa tangkai daun, helaian tipis maupun tebal, bentuk ujung, pangkal, tepi, dan permukaan beragam.

b) Dosen Ahli Media

Instrumen yang diberikan kepada 2 dosen ahli media meliputi aspek kelayakan isi (6 item), aspek kemandirian belajar (6 item), aspek kelayakan penyajian (13 item), aspek kebahasaan (6 item), dan aspek kegrafisan (11 item). Total item di dalam instrumen untuk ahli media adalah sejumlah 42. Ahli media diminta untuk mengisi pada kolom Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang (K), atau Sangat Kurang (SK) dengan tanda check (√) sesuai kondisi modul.

Di bawah ini merupakan persentase hasil penilaian dosen ahli media pada masing-masing aspek. Hasil penilaian dihitung berdasar frekuensi penilaian tiap nomor item.

(47)

115

Tabel 13. Persentase Frekuensi Penilaian Dosen Ahli Media

Aspek Penilaian Ahli Media Frekuensi Penilaian Sangat Baik (SB) Baik (B) Kurang (K) Sangat Kurang (SK) Aspek Kelayakan Isi 1 3 3 0 0 2 2 4 0 0 ∑ƒ 5 7 0 0 % 42% 58% 0% 0% Aspek Kemandirian Belajar 1 1 5 0 0 2 3 3 0 0 ∑ƒ 4 8 0 0 % 33% 67% 0% 0% Aspek Kelayakan Penyajian 1 7 6 0 0 2 9 4 0 0 ∑ƒ 16 10 0 0 % 62% 38% 0% 0% Aspek Kebahasaan 1 6 0 0 0 2 2 4 0 0 ∑ƒ 8 4 0 0 % 67% 33% 0% 0% Aspek Kegrafisan 1 5 6 0 0 2 8 3 0 0 ∑ƒ 13 9 0 0 % 59% 41% 0% 0% Total Frekuensi Seluruh Aspek 46 38 0 0 Persentase Seluruh Aspek 55% 45% 0% 0%

Pada aspek kelayakan isi masuk kategori baik dengan persentase 58%. Kedua, yaitu aspek kemandirian belajar dengan penilaian tertinggi 67% pada kategori baik. Aspek kelayakan penyajian, aspek kebahasaan, dan aspek kegrafisan nilai tertinggi

(48)

116

pada kategori sangat baik dengan masing-masing persentase 62%, 67%, dan 59%. Rata-rata penilaian pada semua aspek yang tertinggi adalah kategori “sangat baik” dengan persentase 55%, dilanjutkan kategori baik 45%, dan dua kategori lain 0%. Di bawah ini ditunjukkan rata-rata hasil penilaian dalam bentuk diagram pie.

c) Peer Reviewer

Instrumen yang diberikan kepada 2 peer reviewer sama dengan dosen ahli media, total 42 item.

Tabel 14. Persentase Frekuensi Penilaian Peer Reviewer

Aspek Penilaian Peer Reviewer Frekuensi Penilaian Sangat Baik (SB) Baik (B) Kurang (K) Sangat Kurang (SK) Aspek Kelayakan Isi 1 6 0 0 0 2 5 1 0 0 ∑ƒ 11 1 0 0 % 92% 8% 0% 0% Aspek 1 5 1 0 0

Gambar 27. Diagram Penilaian Kualitas Modul oleh Ahli Media

(49)

117 Kemandirian Belajar 2 2 4 0 0 ∑ƒ 7 5 0 0 % 58% 42% 0% 0% Aspek Kelayakan Penyajian 1 10 3 0 0 2 13 0 0 0 ∑ƒ 23 3 0 0 % 88% 12% 0% 0% Aspek Kebahasaan 1 5 1 0 0 2 6 0 0 0 ∑ƒ 11 1 0 0 % 92% 8% 0% 0% Aspek Kegrafisan 1 8 3 0 0 2 10 1 0 0 ∑ƒ 18 4 0 0 % 82% 18% 0% 0%

Total Frekuensi Seluruh

Aspek 70 14 0 0

Persentase Seluruh

Aspek 83% 17% 0% 0%

Hasil penilaian dari peer reviewer pada semua aspek termasuk dalam kategori sangat baik dengan masing-masing persentase, aspek kelayakan isi (92%), aspek kemandirian belajar (58%), aspek kelayakan penyajian (88%), aspek kebahasaan (92%), dan aspek kegrafisan (82%). Rata-rata penilaian pada semua aspek yang tertinggi adalah kategori “sangat baik” dengan persentase 83%, dilanjutkan kategori baik 17%, dan dua kategori lain 0%. Di bawah ini ditunjukkan rata-rata hasil penilaian dalam bentuk diagram pie.

(50)

118

Di bagian akhir instrumen untuk dosen ahli media dan peer

reviewer diberikan pilihan kesimpulan mengenai keberlanjutan modul. Empat reviewer tersebut memberikan kesimpulan yang sama, yakni “modul layak digunakan di lapangan dengan revisi”.

Saran dan masukan yang diberikan oleh dosen ahli materi, ahli media dan peer reviewer sebagai bentuk perbaikan modul dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 15. Saran dan Tindak Lanjut Perbaikan Modul Tahap 1

Saran Tindak Lanjut

Rumusan dari tujuan

pembelajaran sebaiknya hanya memuat satu kemampuan.

Rumusan awal: Siswa

diharapkan mampu

mengidentifikasi serta

mendeskripsikan ciri morfologi Spermatophyta berdasar organ daun, batang, dan bunga sehingga dapat membedakan tiap tumbuhan.

Kemampuan “mengidentifikasi” dihapuskan karena sudah dapat terwakili dengan mendeskripsi-kan. Rumusan perbaikan:

Siswa diharapkan mampu

mendeskripsikan ciri morfologi Spermatophyta berdasar organ daun, batang, dan bunga sehingga

dapat membedakan tiap

tumbuhan.

Gambar 28. Diagram Penilaian Kualitas Modul oleh Peer Reviewer

(51)

119

Keterangan gambar ditambah deskripsi (tidak hanya nama gambar). Contoh:

Keterangan dan gambar di dalam modul diberikan keterangan rinci sesuai informasi yang akan ditampilkan gambar. Contoh:

Pertanyaan dan jawaban tidak sesuai (Latihan 1: Kuis Soal nomor 1). Jwaban pertanyaa tidak dapat ditemukan dari pengamatan gambar.

Parameter-parameter yang diamati diganti sesuai dengan gambar yang ditunjukkan.

Perbaikan:

Batang diamati bentuk dan warnanya, karena arah tumbuh tidak nampak.

Daun diamati tipe, bentuk, dan pertulangannya.

Bunga diamati jumlah mahkota dan warna bunga.

Pertanyaan tidak menunjukkan kemampuan mengklasifikasikan (Latihan 1: Kuis Soal nomor 3).

Pertanyaan awal:

Tentukan famili yang tepat untuk klasifikasi tumbuhan di bawah ini!

Pertanyaan diberi tambahan keterangan yang menunjukkan ciri utama dari setiap famili, sehingga siswa tidak hanya menghafalkan nama ilmiah dalam menjawab.

Pertanyaan perbaikan:

Tentukan famili tumbuhan berdasar ciri-ciri yang disebutkan di bawah ini!

 Ciri famili: mencakup berbagai macam tumbuhan monokotil dengan ciri khas bunga majemuk bertipe “tongkol” (spadix) yang berseludang.  Ciri famili: memiliki bunga

majemuk dalam bentuk bongkol (capitulum) dengan daun pembalut.

(52)

120

Langkah kegiatan pada kegiatan observasi mandiri kurang operasional.

 Tidak menyebutkan parameter pengamatan.

 Tidak menunjukkan cara identifikasi tumbuhan

Menambahkan parameter

pengamatan di dalam langkah kerja, yaitu mengamati ciri morfologi dari daun, batang, dan bunga tumbuhan bawah. Pada

langkah identifikasi

menambahkan petunjuk bahwa siswa dapat menggunakan buku petunjuk identifikasi yang dimiliki atau sumber lain yang ada di sekolah.

Beberapa soal pada Tes Formatif 1 perlu ditinjau ulang. Contoh: pada soal nomor 5, soal tidak dapat dijawab karena pertanyaan masih terlalu terbuka

dan tidak menunjukkan

kemampuan membedakan ciri morfologi.

Pada soal nomor 5 ditambahkan gambar masing-masing tumbuhan yang dapat membantu siswa untuk mengamati ciri morfologi tumbuhan yang memiliki banyak persamaan.

Jumlah soal pada tes formatif untuk masing-masing indikator sebaiknya dibuat merata.

Jumlah soal berdasar indikator dibuat seimbang dengan sebaran soal:

Indikator 1 (mendeskripsikan ciri morfologi), soal nomor: 1, 2, 4, 6, 8, 13, dan 14.

Indikator 2 (mengidentifikasi persamaan dan perbedaan), soal nomor: 5, 7, 11, 17, 18, dan 20. Indikator 3 (mengklasifikasikan), soal nomor: 3, 9, 10, 12, 15, 16, dan 19.

(53)

121

Pada beberapa bunga yang

mengalami modifikasi

sebaiknya diberi keterangan untuk memudahkan siswa memahami.

Memberi keterangan bagian-bagian bunga.

4) Ujicoba Terbatas dan Revisi 2

Tahap ini diawali dengan penyuntingan oleh 2 guru Biologi SMA N 1 Playen dan dilanjutkan dengan ujicoba terbatas pada 22 siswa Kelas X MIPA 2 SMA N 1 Playen.

a) Guru Biologi

Instrumen yang diberikan kepada 2 guru Biologi terdiri dari 6 aspek penilaian, meliputi aspek kelayakan isi (6 item), aspek kemandirian belajar (6 item), aspek kelayakan penyajian (13 item), aspek kebahasaan (6 item), aspek kegrafisan (11 item), dan aspek keterlaksanaan (2 item). Total item di dalam instrumen untuk ahli media adalah sejumlah 44. Guru Biologi diminta untuk mengisi pada kolom Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang (K), atau Sangat Kurang (SK) dengan tanda chek (√) sesuai kondisi modul.

(54)

122

Tabel 16. Persentase Frekuensi Penilaian Guru Biologi

Aspek Penilaian Guru Biologi Frekuensi Penilaian Sangat Baik (SB) Baik (B) Kurang (K) Sangat Kurang (SK) Aspek Kelayakan Isi 1 2 4 0 0 2 0 5 1 0 ∑ƒ 2 9 1 0 % 17% 75% 8% 0% Aspek Kemandirian Belajar 1 2 4 0 0 2 0 6 0 0 ∑ƒ 2 10 0 0 % 17% 83% 0% 0% Aspek Kelayakan Penyajian 1 2 11 0 0 2 1 12 0 0 ∑ƒ 3 23 0 0 % 12% 88% 0% 0% Aspek Kebahasaan 1 2 4 0 0 2 0 6 0 0 ∑ƒ 2 10 0 0 % 17% 83% 0% 0% Aspek Kegrafisan 1 3 8 0 0 2 0 11 0 0 ∑ƒ 3 19 0 0 % 14% 86% 0% 0% Aspek Keterlaksanaan 1 1 1 0 0 2 0 2 0 0 ∑ƒ 1 3 0 0 % 25% 75% 0% 0% Total Frekuensi Seluruh Aspek 13 74 1 0 Persentase Seluruh Aspek 15% 84% 1% 0%

(55)

123

Penilaian dari guru Biologi pada semua aspek, yakni kelayakan isi, kemandirian belajar, kelayakan penyajian, kebahasaan, kegrafisan, dan keterlaksanaan masuk pada kategori baik dengan persentase masing-masing aspek, yaitu 75%, 83%, 88%, 83%, 86%, dan 75%. Rata-rata penilaian pada semua aspek yang tertinggi adalah kategori “baik” dengan persentase 84%, dilanjutkan kategori sangat baik 15%, kategori kurang 1%, dan kategori sangat kurang 0%. Di bawah ini ditunjukkan rata-rata hasil penilaian dalam bentuk diagram pie.

Kesimpulan kelayakan modul dari dua guru biologi adalah “modul layak digunakan di lapangan dengan revisi”. Berikut ini saran dan masukan untuk perbaikan modul dari guru Biologi.

Gambar 29. Diagram Penilaian Kualitas Modul oleh Guru Biologi

(56)

124

Tabel 17. Saran Perbaikan Modul dari Guru Biologi dan Tindak Lanjut

Saran Tindak Lanjut

Ciri pokok yang digunakan untuk mengungkap takson dari divisi sampai dengan famili lebih ditekankan.

Uraian materi mengenai ciri morfologi setiap tumbuhan ditambahkan ciri khas dari masing-masing famili untuk memudahkan identifikasi dan memperjelas ciri tiap takson. Perlu ditambahkan

keanekara-gaman tingkat gen dan ekosistem di Hutan Wanagama.

Saran tidak dapat ditindak lanjuti untuk saat ini, namun bisa menjadi saran untuk penelitian selanjutnya.

b) Siswa Kelas X SMA

Ujicoba terbatas yang dilakukan menggunakan instrumen untuk melihat tanggapan siswa terhadap modul. Instrumen terdiri dari 5 aspek yang meliputi aspek kelayakan isi (3 item), aspek kemandirian belajar (6 item), aspek penyajian (11 item), aspek kebahasaan (5 item), dan aspek kegrafisan (6 item). Total item yang harus dijawab adalah 31 item.

Di dalam memberikan tanggapan, siswa mengisi lembar angket dengan member tanda check (√) pada kolom yang telah disediakan pada pilihan kategori Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

(57)

125

Tabel 18. Hasil Tanggapan Siswa SMA terhadap Modul

Aspek Penilaian

Frekuensi Penilaian Siswa Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Aspek Kelayakan Isi 38 28 0 0 57,58% 42,42% 0% 0% Aspek Kemandirian Belajar 31 101 0 0 23,48% 76,52% 0% 0% Aspek Kelayakan Penyajian 117 124 1 0 48,35% 51,24% 0,41% 0% Aspek Kebahasaan 40 69 1 0 36,36% 62,73% 0,91% 0% Aspek Kegrafisan 81 51 0 0 61,36% 38,64% 0% 0% Total Frekuensi Seluruh Aspek 307 373 2 0 Persentase Seluruh Aspek 45,01% 54,69% 0,29% 0%

Hasil tanggapan siswa menunjukkan untuk aspek kelayakan isi termasuk pada kategori sangat setuju dengan persentase 57,58%. Pada aspek kemandirian belajar, aspek kelayakan penyajian, dan aspek kebahasaan persentase tertinggi adalah kategori setuju dengan rincian 76,52%, 51,24%, dan 62,73%. Aspek terakhir, yaitu kegrafisan memiliki persentase tertinggi untuk kategori sangat setuju dengan persentase sebesar 61,36%. Rata-rata persentase dari semua aspek dengan kategori tertinggi adalah kategori setuju sebesar 54,69% disusul kategori

(58)

126

sangat setuju sebesar 45,01%. Kategori tidak setuju sebesar 0,29% dan sangat tidak setuju 0,00%. Berikut ini rata-rata hasil tanggapan siswa dalam bentuk diagram.

Pada bagian akhir instrumen terdapat pertanyaan mengenai ketertarikan siswa terhadap modul pengayaan. Hasilnya adalah 22 siswa (100%) menjawab tertarik. Pada pertanyaan kedua mengenai kelayakan modul 9 (41%) siswa menjawab sangat baik digunakan dalam pengayaan materi keanekaragaman hayati, tanpa perbaikan; serta 13 (59%) siswa menjawab baik digunakan dalam pengayaan materi keanekaragaman hayati, namun masih perlu diadakan perbaikan.

Gambar 30. Diagram Tanggapan Siswa terhadap Modul Pengayaan

(59)

127

Di bawah ini adalah komentar dan masukan siswa terhadap isi modul:

(1) Modul sudah cukup baik, isi mudah dipahami, dan tepat untuk materi pengayaan.

(2) Modul sudah baik, dijelaskan secara rinci dan terdapat latihan soal.

(3) Rangkuman dapat membantu memahami isi modul.

(4) Gambar-gambar yang disajikan dapat memperjelas pembahasan.

(5) Modul dapat menambah pengetahuan mengenai nama dan ciri-ciri tumbuhan yang berada di sekitar rumah yang sebelumnya tidak diketahui nama dan manfaatnya.

(6) Penyajian modul bagus, dapat membantu siswa dalam pembelajaran di kelas maupun observasi di lapangan.

(7) Cukup bagus dan mendalam untuk menambah wawasan belajar.

(8) Gambar jelas dan dapat membantu memahami materi. (9) Modul dapat membuat siswa tertarik untuk mempelajari.

Gambar

Tabel  2.  Hasil  Pengukuran  Kondisi  Fisik  dan  Edafik  Petak  5  Hutan  Wanagama  Transek  Hasil Pengukuran Intensitas  Cahaya  (Lux)  Kecepatan  Angin (m/s)  Kelembaban udara (%)  pH  Tanah  Transek 1  10.000  2,3  74  6,8  Transek 2  8.100  1,2  74
Tabel 3. Daftar Famili dan Jenis Tumbuhan Bawah yang ditemukan
Gambar 3. Phyllanthus niruri  (Meniran)
Gambar 6. Acalypha indica  (Akar Kucing)  Sumber: Dokumentasi Pribadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mendapat hasil pengamatan diskusi kelompok, setiap kelompok memilih salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil pengamatan di depan kelas.

Data hasil belajar akan disajikan secara deskriptif melalui Tabel 11 yang akan merangkum data empirik skor hasil belajar IPA pada siswa kelas 5A sebagai kelompok

Berdasarkan hasil uji t Independent Samples Test SPSS 18.0 for windows, uji hipotesis ini disajikan perbedaaan hasil belajar IPA antara kelompok eksperimen SD Negeri

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai komunikasi visual foto pernikahan pada akun instagram Iris Moment Semarang menunjukkan

Dari hasil pengamatan pada siklus I diperoleh temuan antara lain guru dalam melaksanakan model pembelajaran menyenangkan secara Islami berbasis learning community

Tahap ini dilaksanakan observasi yang dilakukan kolaborator untuk mengetahui kondisi kelas terutama keaktifan belajar anak dalam pembelajaran. Hasil pengamatan penelitian

1) Hasil pengamatan observer terhadap aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung belum menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan peneliti. Hal ini

Kriteria Masa Aktif Gambar IV.4 Hasil Input Kriteria Masa Aktif Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa hasil yang tertinggi yaitu alternatif telkomsel dengan nilai bobot