29 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian ini dilakukan pada anak di Kelompok Bermain Kristen Satya
Wacana Salatiga, Kelompok Bermain Kristen Satya Wacana Salatiga merupakan
lembaga pendidikan yang berwawasan iman kristen. Jumlah siswa dalam satu
kelas terdapat 13 jumlah siswa, siswa laki-laki berjumlah 9 siswa dan terdapat 4
siswa perempuan yang berusia 3-4 tahun. Kondisi awal merupakan keadaan
anak sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Dalam pelaksanaan langkah
awal sebelum diadakan penelitian tindakan kelas atau prasiklus, penulis
melakukan pengamatan terhadap kreativitas anak pada kegiatan bermain
plastisin. Hasil yang diperoleh dari kemampuan awal sebelum tindakan nantinya
akan dibandingkan dengan hasil yang didapat setelah diadakan suatu tindakan
kreativitas melalui bermain plastisin. Dengan adanya perbandingan nilai antara
sebelum melakukan tindakan dengan sesudah melakukan tindakan tentunya
diharapkan akan terlihat lebih jelas terjadi peningkatan hasil yang lebih baik dari
kondisi awal.
Berdasarkan hasil observasi yang difokuskan pada kreativitas anak yang
dilakukan di Kelompok Bermain Kristen Satya Wacana Salatiga pada bulan
Januari sampai Februari 2015 menunjukkan bahwa kreativitas anak masih
rendah, belum sesuai dengan indikator keberhasilan kreativitas. Hasil observasi
30
berhubungan dengan kreativitas anak-anak masih kurang kretif, masih banyak
anak yang kurang mampu berkreasi sesuai dengan idenya sendiri, masih ada
anak yang belum mampu mengembangkan karyanya menjadi lebih menarik,
belum lancar dalam menuangkan ide-ide baru, tidak mau mencoba hal-hal
baru/kurang bereksperimen dengan objek, masih ada anak yang kurang mandiri
dalam berkarya, kurang mampu mendeskripsikan hasil karyanya, bahkan masih
ada anak yang tidak menyelesaikan tugas dan asik main sendiri.
Dari 13 jumlah siswa yang ada di kelas, hanya 4 anak yang mampu
berkreativitas dengan baik berdasarkan pembelajaran yang guru berikan yang
berkaitan dengan kreativitas dan sesuai dengan penilaian indikator kreativitas.
Dari masalah tersebut, maka dapat diidentifikasikan permasalahan di Kelompok
Bermain Kristen Satya Wacana Salatiga yaitu kemampuan kreativitas sebagian
anak masih rendah. Adapun kondisi awal yang diperoleh melalui observasi
prasiklus dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kreativitas Prasiklus
Dari tabel di atas dapat dilihat lebih jelas pada diagram di bawah ini: Kriteria Frekuensi (F) Presentase % Baik (10-12) 4 31% Cukup (7-9) 7 54% Kurang (4-6) 2 15%
31
4.1 Diagram Kreativitas PraSiklus
Dapat dilihat dari diagram di atas, bahwa tingkat kemampuan
perkembangan kreativitas anak saat kondisi awal sebelum tindakan kelas terlihat
bahwa dalam perkembangan kemampuan kreativitas anak Kelompok Bermain
Kristen Satya Wacana Salatiga belum berkembang dengan baik. Dilihat dari
hasil perkembangkan kemampuan kreativitasnya, sebanyak 2 orang anak (15%)
dengan kriteria kurang, 7 orang anak (54%) dengan kriteria cukup, sedangkan 4
orang anak (31%) dengan kriteria baik. Terlihat dari jumlah presentase
keseluruhan data yang diperoleh menjadi suatu alasan peneliti, untuk melakukan
tindakan agar dapat meningkatkan kemampuan kreativitas anak Kelompok
Bermain Kristen Satya Wacana Salatiga melalui bermain plastisin.
Dalam upaya meningkatkan kreativitas anak maka guru harus berpikir
untuk menemukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas
anak. Sebelum melakukan penelitian penulis berkolaborasi dengan guru kelas 31% 54% 15%
Kreativitas PraSiklus
Baik Cukup Kurang32
untuk berdiskusi bersama agar mendapatkan kesepakatan mengenai pengatasan
permasalahan kreativitas anak di Kelompok Bermain Kristen Satya Wacana
Salatiga. Permasalahan mengenai kreativitas di Kelompok Bermain Kristen
Satya Wacana Salatiga yang belum berkembang dengan baik. Oleh karena itu
penulis berkolaborasi dengan guru kelompok bermain untuk menggunakan
metode plastisin sebagai langkah meningkatkan kreativitas.
4.1.1 Tahap Perencanaan Siklus 1
Tahap perencanaan dilakukan sebelum dilaksanakan tindakan. Pada
tahap perencanaan tindakan siklus I, hal-hal yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Membuat rencana kegiatan pembelajaran yang tersusun dalam RKH
(Rencana Kegiatan Harian) yang akan dilakukan 2 kali pertemuan.
Dalam membuat RKH, penulis berkolaborasi dengan guru kelas. Dalam
menyusun dan merencanakan RKH penulis dan guru kelas menyusun RKH,
terbagi menjadi tiga kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Guru
dan penulis juga menentukan tema pembelajaran yang akan digunakan pada
siklus I. Tema yang disepakati pada siklus I pertemuan I adalah negaraku sub
tema kehidupan di desa dan siklus I pertemuan II adalah alam semesta sub tema
bulan, bintang, matahari dengan mengunakan media plastisin. Diskusi tersebut
bertujuan supaya pembelajaran yang akan disampaikan menjadi satu kesatuan
33
2. Penataan lingkungan belajar.
Penataan lingkungan belajar sangat penting karena menentukan
keberhasilan kegiatan dalam satu hari. Guru dan penulis bekerja sama dalam
menata lingkungan belajar di dalam kelas.
3. Menyusun istrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi
dalam bentuk cheklist yang akan digunakan untuk memperoleh data selama
pelaksanaan penelitian.
4. Mempersiapkan media untuk kegiatan dan pendokumentasian
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum penelitian
diantaranya mempersiapkan media yang akan digunakan berupa plastisin,
nampan, gambar sesuai tema untuk mendukung pembelajaran. Untuk
pendokumentasiannya peneliti menggunakan kamera handphone.
4.1.2 Tahap Pelaksanaan Siklus I
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran
sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat ditahap
perencanaan oleh penulis dibantu guru kelas dan satu asisten. Pelaksanaan
tindakan siklus I pertemuan pertama ini dilakukan pada hari Jumat 08 Mei 2015
dan diklus I pertemuan kedua dilakukan pada hari Rabu 13 Mei2015. Ada pun
34 1. Pertemuan Pertama
Dalam pelaksanaan penelitian siklus I penulis memiliki tugas
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RKH yang disusun.
Berikut ini deskripsi proses pelaksanaan tindakan siklus I:
a) Kegiatan Awal
Media yang akan digunaka disiapkan terlebih dahulu seperti gambar
yang sesuai tema, menata plastisin di atas nampan supaya mudah
membagikannya pada anak, menyambut dan memberi salam pada anak-anak
yang tiba di sekolah. Ketika jam menunjukkan tanda masuk kelas anak-anak
diminta untuk segera membereskan mainan dan duduk dibangku masing-masing.
Kemudian berdoa yang dipimpin salah satu anak yang ditujuk oleh guru,
mengucapkan salam, absen, menanyakan hari, menyanyikan beberapa lagu yang
sudah diajarkan dan lagu yang sesuai dengan tema. Lalu guru bercakap-cakap
dengan anak secara singkat yang dikaitkan dengan tema negaraku sub tema
kehidupan di desa yang akan dipelajari.
b) Kegiatan Inti
Sebelum pelajaran dimulai, Anak-anak melakukan senam bersama di
halaman. Setelah selesai melakukan senam bersama anak-anak kembali ke kelas
untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran. Guru mengecek kesiapan anak seperti
yang masih asik sendiri, bercerita dengan teman, saat anak-anak sudah tertib lalu
guru memulai proses pembelajaran dengan menunjukkan gambar-gambar
35
menjelaskan dan memberi contoh kegiatan bermain plastisin yang berkaitan
dengan kehidupan di desa kepada anak. Guru membagikan plastisin, setiap anak
mendapat satu kepal plastisin. Guru memberikan bimbingan pada anak yang
membutuhkan.
c) Istirahat
Setelah melakukan kegiatan anak-anak diminta untuk berdoa makan,
cuci tangan, dilanjutkan dengan makan kue bolu bersama yang disiapkan oleh
guru kelas. Selesai makan anak dipersilahkan untuk bermain bersama sesuai
dengan permainan yang disukai anak dan membereskan kembali mainan
ketempat semula.
d) Kegiatan Akhir
Setelah selesai bermain anak-anak diminta untuk duduk kembali dan
mendengarkan cerita tentang “ Beruang Coklat dan Ikan Salmon”. Guru menyimpulkan semua kegiatan hari ini, lalu menanyakan perasaan anak selama
mengikuti kegiatan belajar dan bermain, kemudian guru memberikan
pengumuman, berdoa pulang dan memberi salam.
2. Pertemuan Kedua
Dalam pelaksanaan penelitian siklus I penulis memiliki tugas
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RKH yang disusun.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Mei 2015 dengan tema alam
36
dibuat pada tahap perencanaan penelitian. Jumlah anak yang mengikuti
sebanyak 13 anak. Adapun kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
penulis terlebih dahulu menyiapkan media yang akan digunakan dalam
penelitian seperti gambar yang sesuai tema, menata plastisin di atas nampan
supaya mudah membagikannya pada anak, menyambut dan memberi salam
pada anak yang tiba di sekolah, sambil menunggu jam masuk kelas
anak-anak boleh bermain bebasa. ketika jam masuk kelas anak-anak-anak-anak diminta untuk
membereskan mainan lalu duduk dikursi masing-masing. Berdoa sebelum
memulai kegiatan, mengucapkan salam, absen, menyanyikan lagu selamat
datang, nama-nama hari, matahari telah terbit, matahari terbenam.
b) Kegiatan Inti
dalam kegiatan inti, guru membacakan firman Tuhan “Amsal 12:1” dilanjutkan dengan bercakap-cakap sesuai dengan tema alam semesta. Guru
menunjukan gambar-gambar tentang alam semesta dan menjelaskan apa saja
benda-benda yang dapat dilihat dilangit baik siang maupun malam hari. Guru
menjelaskan dan memberi contoh kegiatan bermain plastisin yang berkaitan
dengan benda-benda langit yang dapat dilihat siang maupun malam hari kepada
anak-anak. Guru membagikan plastisin, setiap anak mendapat tiga kepal
plastisin dengan tiga warna yang berbeda. Guru memberikan bimbingan pada
37
c) Istirahat
setelah melakukan kegiatan anak-anak diminta untuk berdoa makan ,
cuci tangan, dilanjutkan dengan makan bekal yang dibawa dari rumah. Selesai
makan anak dipersilahkan untuk bermain bersama sesuai dengan permainan
yang disukai anak dan membereskan kembali mainan ketempat semula.
d) Kegiatan Akhir
Setelah selesai bermain anak-anak diminta untuk duduk kembali,
bernyanyi dan anak-anak mencicipi berbagai rasa manis, asem, pedas, asin. Guru
menyimpulkan semua kegiatan hari ini, lalu menanyakan perasaan anak selama
mengikuti kegiatan belajar dan beramin, kemudian guru memberikan
pengumuman, berdoa pulang dan memberi salam.
4.1.3 Hasil Pengamatan Siklus I
Pada saat penerapan tindakan siklus I dimulai, penulis melibatkan teman
sejawat dan dua orang guru kelas untuk mengamati jalannya pembelajaran dari
awal hingga akhir dengan cara mengisi lembar observasi. Ada beberapa anak
pada siklus I yang menurut pengamatan observer pada saat proses bermain
plastisin masih perlu didampingi, membuat tidak sesuai dengan tema, kurang
lancar mendeskripsikan hasil karyanya, sudah ada beberapa anak yang langsung
mengerjakan dengan baik, tetapi masih ada yang dibantu atau diberi dorongan
dari guru. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan hasil kreativitas anak .
Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus I adalah
38
Tabel 4.4. Rekapitulasi Nilai Kreativitas Siklus I
Grafik 4.2. Persentase Siklus I
Dari tabel dan grafik di atas dapat terlihat bahwa kreativitas anak sudah
meningkat dari kondisi awal kreativitas dengan nilai baik pertemuan kedua
siklus I presentasenya 54%, namun belum mencapai target indikator yang
diinginkan. Oleh karena itu peneliti melanjutkan tindakan siklus II. 0 10 20 30 40 50 60 Pertemuan satu Pertemuan Dua 39 54 46 39 15 7
Baik Cukup Kurang Kriteria Siklus I Pertemuan I Pertemuan II Frekuensi (F) % Frekuensi (F) % Baik (10-12) 5 39% 7 54% Cukup (7-9) 6 46% 5 39% Kurang (4-6) 2 15% 1 7%
39 4.1.4 Tahap Refleksi Siklus I
Dari kegiatan pembelajaran Siklus I yang telah dilaksanakan selama 2
pertemuan, terdapat beberapa anak membentuk plastisin dengan baik. Pada
siklus I pertemuan kedua terdapat banyak anak yang belum mampu mencapai
target indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu sebesar 80%. Capaian
pada siklus I pertemuan kedua sebesar 54% untuk kriteria baik, 39% untuk
kriteria cukup dan 7% kriteria kurang. Untuk itu diperlukan perbaikan pada
siklus II agar dapat mencapai indikator keberhasilan sebesar 80%. Dalam siklus
I terdapat beberapa kendala yang muncul pada saat melaksanakan kegiatan
pembelajaran siklus I, yaitu:
1) Saat mendengarkan penjelasan guru anak kurang fokus, sehingga anak
membuat bentuk sesuka hatinya tidak sesuai tema .
2) Sebagian anak masih ada yang perlu dorongan dan bimbingan guru.
3) Masih ada anak yang kurang lancar mendeskripsikan hasil karyanya
Melihat adanya kendala yang dialami dalam siklus I penulis
berkolaborasi dengan guru untuk mendiskusikan pemecahan masalah dalam
pembelajaran siklus I. Solusinya berupa pemberian pujian postif, reward berupa
stiker, menambahkan media seperti lidi, dan batu-batu kerikil sehingga tidak
hanya menggunakan plastisin saja. Tujuannya agar anak lebih termotivasi untuk
40 4.2 Tahap Perencanaan Perbaikan
Melalui tahap perbaikan perencanaan digunakan penulis dan guru setelah
melalui tahap refleksi, perbaikan yang telah dilakukan adalah merevisi kesalahan
dan kekurangan yang menjadi kesulitan atau hambatan dalam siklus sebelumnya
untuk dasar meyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik di
siklus berikutnya.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perbaikan perencanaan ini dimulai
dengan meyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan pada
proses pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah seperti berikut:
a) Menyusun RKH yang disesuaikan dengan indikator dan tema/sub tema.
b) Menyiapkan alat dan bahan ajar yang sesuai dengan materi kegiatan proses
belajar.
c) Mempersiapkan reward berupa stiker untuk anak yang dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik.
4.3 Pelaksanaan Penelitian Siklus II 4.3.1 Tahap Perencanaan Siklus II
Pada tahap perencanaan tindakan, hal-hal yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1) Membuat rencana kegiatan pembelajaran yang tersusun dalam RKH
41
2) Menentukan materi dan tema kegiatan
3) Mempersiapkan lembar observasi dalam bentuk cheklist yang akan
digunakan untuk memperoleh data selama pelaksanaan penelitian.
4) Mempersiapkan alat dan bahan berupa gambar sesuai tema, plastisin,
nampan, lidi, dan kerikil untuk mendukung pembelajaran.
4.3.2 Tahap Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai
dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat ditahap perencanaan
oleh penulis dibantu guru kelas dan satu asisten. Pelaksanaan tindakan siklus II
ini dilakukan 2 kali pertemuan yaitu pada hari Rabu 26 Mei 2015 dan Kamis 04
Juni 2015 untuk mengembangkan kemampuan kreativitas anak, maka
pembelajaran pada siklus II dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Ada pun gambaran pelaksanaan seperti berikut ini.
1. Pertemuan pertama siklus II
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Mei 2015 dengan
tema alam semesta dan sub tema bulan, bintang, matahari. Sesuai dengan RKH
yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian. Jumlah anak yang
mengikuti sebanyak 13 anak. Adapun kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a) Kegiatan Awal
Penulis terlebih dahulu menyiapkan media yang akan digunakan dalam
42
supaya mudah membagikannya pada anak, menyambut dan memberi salam
pada anak yang tiba di sekolah, sambil menunggu jam masuk kelas
anak-anak boleh bermain bebasa. ketika jam masuk kelas anak-anak-anak-anak diminta untuk
membereskan mainan lalu duduk dikursi masing-masing. Berdoa sebelum
memulai kegiatan, mengucapkan salam, absen, menyanyikan lagu selamat
datang, nama-nama hari dan bercakap-cakap menayakan kabar anak.
b) Kegiatan Inti,
Dalam kegiatan inti, guru mengajak anak menyanyikan lagu dan gerak
matahari telah terbit, matahari terbenam dilanjutkan dengan bercakap-cakap
sesuai dengan tema alam semesta sub tema bulan, bintang, matahari. Guru
menunjukan gambar-gambar tentang alam semesta dan menjelaskan apa saja
benda-benda yang dapat dilihat dilangit baik siang maupun malam hari. Guru
menjelaskan dan memberi contoh kegiatan bermain plastisin yang berkaitan
dengan benda-benda langit yang dapat dilihat siang maupun malam hari kepada
anak-anak. Guru membagikan lidi dan plastisin, setiap anak mendapat tiga kepal
plastisin dengan tiga warna yang berbeda. Guru memberikan bimbingan pada
anak yang membutuhkan.
c) Istirahat
Setelah melakukan kegiatan anak-anak diminta untuk berdoa makan ,
cuci tangan, dilanjutkan dengan makan bekal yang dibawa dari rumah. Selesai
makan anak dipersilahkan untuk bermain bersama sesuai dengan permainan
43
d) Kegiatan Akhir
Setelah selesai bermain anak-anak diminta untuk duduk kembali,
bernyanyi dan anak-anak lomba memakai pakaian dan mengancigkannya
sendiri. Guru menyimpulkan semua kegiatan hari ini, lalu menanyakan perasaan
anak selama mengikuti kegiatan belajar dan beramin, kemudian guru
memberikan pengumuman, berdoa pulang dan memberi salam.
2. Pertemuan kedua siklus II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 04 Juni 2015 dengan
tema gejala alam. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan
penelitian. Jumlah anak yang mengikuti sebanyak 13 anak. Adapun kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Penulis terlebih dahulu menyiapkan media yang akan digunakan dalam
penelitian seperti gambar yang sesuai tema, batu kerikil, menata plastisin di atas
nampan supaya mudah membagikannya pada anak, menyambut dan memberi
salam pada anak-anak yang tiba disekolah, sambil menunggu jam masuk kelas
anak-anak boleh bermain bebasa. ketika jam masuk kelas anak-anak diminta
untuk membereskan mainan lalu duduk dikursi masing-masing. Berdoa sebelum
memulai kegiatan, mengucapkan salam, absen, menyanyikan lagu-lagu
44
b) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, guru mengajak anak mendengarkan firman Tuhan
dan mendengarkan cerita, dilanjutkan dengan bercakap-cakap sesuai dengan
tema gejala alam. Guru menunjukan gambar-gambar tentang gejala alam. Guru
menjelaskan dan memberi contoh kegiatan bermain plastisin yang dipadukan
dengan kerikil yang berkaitan dengan gejala alam kepada anak-anak. Guru
membagikan kerikil dan plastisin, setiap anak mendapat tiga kepal plastisin
dengan tiga warna yang berbeda. Guru memberikan bimbingan pada anak yang
membutuhkan.
c) Istirahat
Setelah melakukan kegiatan anak-anak diminta untuk berdoa makan ,
cuci tangan, dilanjutkan dengan makan bekal yang dibawa dari rumah. Selesai
makan anak dipersilahkan untuk bermain bersama sesuai dengan permainan
yang disukai anak dan membereskan kembali mainan ketempat semula.
d) Kegiatan Akhir
Setelah selesai bermain anak-anak diminta untuk duduk kembali dan
bernyanyi. Guru menyimpulkan semua kegiatan hari ini, lalu menanyakan
perasaan anak selama mengikuti kegiatan belajar dan beramin, kemudian guru
memberikan pengumuman, berdoa pulang dan memberi salam.
4.3.3 Hasil Pengamatan Siklus II
Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir,
45
observer anak-anak pada siklus II ini lebih antusias dan aktif dalam mengikuti
pembelajaran dikarenakan setiap siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya
akan mendapatkan reward berupa stiker. Data hasil pengamatan terhadap proses
pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7. Rekapitulasi Nilai Kreativitas Siklus II
Grafik 4.3. Presentase Siklus II
Pertemuan Satu Pertemuan Dua 77 85 23 15 0 0
Baik Cukup Kurang Kriteria Siklus II Pertemuan I Pertemuan II Frekuensi (F) % Frekuensi (F) % Baik (10-12) 10 77% 11 85% Cukup (7-9) 3 23% 2 15% Kurang (4-6) 0 0 0 0
46
Dari tabel dan grafik di atas dapat terlihat bahwa kreativitas anak siklus
II pertemuan pertama meningkat menjadi 77%, namun belum memenuhi
indikator. Sedangkan dipertemuan kedua kreativitas anak sudah meningkat dan
memenuhi indikator keberhasilan yakni 85% dari jumlah anak.
4.3.4 Tahap Refleksi Siklus II
Setelah dilaksanakan proses pembelajaran pada siklus II kreativitas siswa
meningkat, hal ini dapat dilihat dari hasil siklus I pertemuan ke-2 untuk kriteria
baik 54%, untuk kriteria cukup 39%, dan untuk kriteria kurang 7%. Pada siklus
II pertemuan ke-2 hasilnya meningkat sebesar 85% untuk kriteria berkembang
sangat baik, 85 % untuk kriteria cukup, 15% dan untuk kriteria kurang 0%.
Dengan capaian sebesar 80% pada siklus II pertemuan ke-2 maka penelitian
tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya, karena hasil dari siklus II
pertemuan ke-2 sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.
Tabel 4.8. Rekapitulasi Kreativitas PraSiklus, Siklus I, Siklus II
No Keativitas PraSiklus Siklus I Siklus II
Kriteria f % f % F %
1 Baik (10-12) 4 31% 7 54% 11 85%
2 Cukup (7-9) 7 54% 5 39% 2 15%
47
Grafik 4.4 Rekapitulasi Kreativitas PraSiklus, Siklus I, Siklus II
Dari table di atas terlihat bahwa kreativitas anak dari kondisi awal belum
meningkat, sehingga dilakukan tindakan yaitu melalui siklus I dan II. Pada
siklus 1 kemampuan kreativitas anak belum mencapai indikator keberhasilan
(54%), oleh karena itu peneliti melanjutkan tindakan siklus ke II, dengan
melalui siklus II kreativitas anak meningkat menjadi 85 % dan sudah memenuhi
target indikator yang diinginkan.
4.4 Pembahasan
Terlihat dari pengamatan yang dilakukan pada kondisi awal
menunjukkan bahwa siswa memilki kreativitas sebanyak 4 orang anak (31%)
dengan kriteria baik, 7 orang anak (54%) dengan kriteria cukup, dan 2 orang
anak (15%) dengan kriteria kurang. Berdasarkan penelitian pada siklus I dan
siklus II menujukkan bahwa melalui bermain plastisin dapat meningkatkan
kreativitas. Hai ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis
berserta observer terhadap aspek yang ingin ditingkatkan terlihat dari hasil
belajar siswa pada siklus I pertemuan ke-2 (54%) mengalami peningkatan pada
siklus II pertemuan ke-2 (85%).
PraSiklus Siklus I Siklus II 31 54 85 54 39 15 15 7 0 Baik Cukup Kurang
48
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ristanti (2013) menunjukkan bahwa kreativitas anak mengalami peningkatan
melalui kegiatan bermain mencipta bentuk geometri. Peningkatan dapat terus
terlihat pada kondisi awal 25%, Siklus I sebesar 65% , Siklus II sebesar 80%
dan Penelitian dihentikan sampai Siklus II karena sudah memenuhi kriteria
indikator keberhasilan yaitu >76%. Hal ini juga sama seperti penelitian yang
dilakukan oleh Darti Daryanti (2014) yang menemukan bahwa terdapat
peningkatan kreativitas anak TK yang bermain plastisin. Siklus I siswa yang
dikategorikan baik berjumlah 12 anak (60%), pada siklus II meningkat menjadi
17 anak (85%). Media pembelajaran plastisin menjadi sebuah media
pembelajaran yang dapat memberikan sumbangsihnya sebagai media
pembelajaran yang membantu dalam pembelajaran dengan tujuan kreativitas.
Hal ini berhubungan dengan teori-teori tentang kreativitas dan bermain
plastisin menurut beberapa tokoh sebagai berikut : Supriadi (dalam Yeni
Rachmawati & Euis Kurniati 2010) mengutarakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Hal ini
sesuai dengan hasil siklus II kreativitas anak menigkat dengan kriteria baik
sebesar 85% dimana diantaranya anak mampu mengkreasikan karyanya sesuai
idenya sendiri, anak dapat mengembangkan karya menjadi lebih menarik, anak
49
Dalam penelitian prasiklus ada 4 anak yang mampu berkreasi dengan
plastisin baik dalam menambahkan sesuatu pada hasil karyanya sehingga terlihat
lebih indah dan berbeda dengan yang lain. Sesuai dengan pendapat Santrock
2002 (dalam Yuliani Nuraini Sujiono & Bambang Sujiono, 2010) bahwa
kreativitas adalah anak menemukan cara-cara baru melalui cara pemecahan yang
menarik bagi dia bagi guru dan bagi temannya.
Menurut BB Clay Designs (dalam Muzayyinah, 2014), kelebihan
plastisin adalah anak dengan mudah menguban-ubah bentuk sesuai keinginan
atau inisiatifnya. Menurut Sumanto, (2005) melalui dengan pembuatan bentuk
anak dapat menceritakan apa yang ada dipikirannya sehingga pembelajaran seni
rupa dapat dipakai untuk mengembangkan dorongan-dorongan kreatifitas dan
seni anak.
Pembelajaran seni rupa dapat diajarkan dengan cara bermain, menurut
Patty Smith Hill (dalam Muzayyinah, 2014), memperkenalkan sebuah masa
“bekerja-bermain” di mana anak - anak dengan bebasnya mengeksplorasi benda-benda serta alat-alat bermain yang ada di lingkungannya, mengambil prakarsa
serta melaksanakan ide- ide mereka sendiri.
Dengan bermain plastisin, anak belajar meremas, menggilik,
menipiskan dan merampingkannya, ia membangun konsep tentang benda,
perubahannya dan sebab akibat yang ditimbulkannya. Ia melibatkan indra
tubuhnya dalam dunianya, mengembangkan koordinasi tangan dan mata,