NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
IHSG telah memposisikan di bawah dari garis lagging indikator jangka pendeknya, yakni MA5 dan MA20 sebagai sinyal negatif. Demikian sinyal dari leading indicator baik indikator MACD dan Stochastic, terkonfirmasi negatif bagi IHSG. Support level di 4776 dan resistance level di 4900.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4865.534 +41.966 4,384.55 5,765.89
LQ-45 844.906 +10.299 1,890.70 4,330.75
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG berhasil ditutup menguat tipis sebesar 41,97 poin (0,87 %) dari level 4.823,57 ke level 4.865,53 pada perdagangan hari Senin (18/4) di tengah sentimen negatif global. Saham-saham di Asia terkoreksi pada pembukaan perdagangan pekan ini terseret oleh kejatuhan harga minyak mentah. Hal ini terjadi setelah para produsen minyak dunia gagal membuat keputusan untuk mengatasi suplai minyak yang melimpah. Sebelumnya, perwakilan dari 18 negara eksportir minyak berkumpul di ibukota Qatar, Doha guna menyepakati kemungkinan menahan produksi minyak mentah di level produksi Januari hingga Oktober 2016. Perjanjian itu pun berantakan setelah Arab Saudi menuntut Iran bergabung dalam kesepakatan tersebut. Sementara Iran, yang sejak awal tidak mengirim delegasinya, sudah menegaskan tidak akan mengikuti keputusan tersebut hingga pangsa pasarnya kembali seperti sebelum dikenakan sanksi embargo. Harga minyak mentah berjangka jenis Brent (LCOc1) anjlok sekitar 5,2% menjadi US$40,86, sedangkan harga minyak mentah Amerika Serikat (CLc1) turun sekitar 5,5% menjadi US$38,15. Oman sebagai salah satu produsen non OPEC terbesar di kawasan teluk menawarkan diri untuk mempersempit perbedaan antara Arab Saudi dan Iran soal pembekuan produksi. Dari regional, mayoritas saham regional jatuh mengikuti pelemahan pasar global akibat jatuhnya harga minyak dunia. Indeks Shanghai Composite ditutup melemah sebesar 44,46 poin (1,44%) dari level 3.078,12 ke level 3.033,66. Selanjutnya, indeks Hang Seng juga ditutup melemah sebesar 154,97 poin (0,73%) dari level 21.316,47 ke level 21.161,50. Dari Jepang, selain dikarenakan harga minyak dunia yang anjlok, penurunan indeks Nikkei 225 juga tergerus penguatan Yen dan gempa bumi di Kumamoto, pulau selatan Kyushu. Penurunan ini merupakan penurunan harian terbesar sejak tanggal 1 April. Mata uang safe haven Yen melonjak setelah produsen minyak dunia gagal menyepakati pembekuan produksi, membuat harga minyak anjlok. Yen mendekati tertinggi dalam 18-bulan terhadap dolar AS. Penguatan yen memberikan dampak negatif bagi eksportir karena mempengaruhi laba mereka di luar negeri ketika dikonversi ke mata uang lokal. Indeks Nikkei ditutup melemah tajam sebesar 572,08 poin (3,4%) dari level 16.848,03 ke level 16.275,95. Selanjutnya, bursa Eropa dibuka tentatif menguat di awal perdagangan.
Kesepakatan untuk membekukan produksi minyak oleh negara-negara OPEC dan non-OPEC, alhasil tidak menemukan titik temu pada hari Minggu. Setelah Saudi Arabia tetap bersikeras meminta semua negara OPEC dan produsen minyak dunia untuk bersatu mendukung kesepakatan pembekuan produksi. Saudi menginginkan Iran ikut mendukung kesepakatan tersebut. Namun, Iran akhirnya absen dari pertemuan. Iran menolak dengan tegas dan akan terus memproduksi minyak sekaligus memperkecil kemungkinan kompromi. Kedua negara ini tampaknya tidak bisa melepaskan diri dari kisruh Yaman dan Suriah, padahal harga minyak mentah dunia sempat terpuruk hingga menyentuh dibawah US$ 30 per barel. Kegagalan dalam kesepakatan pembekuan produksi minyak oleh negara OPEC dan Non-OPEC. Karena tidak tercapainya persetujuan, harga minyak mentah berpotensi akan mengalami penurunan. Diperkiraan harga minyak berpotensi kembali bergerak dibwah US$40 akibat reaksi pasar. Masalah anjloknya harga minyak ini bukan karena tidak tercapainya kesepakatan, namun lebih kepada sentimen. Besar sekali ekspektasi pasar akan tercapainya kesepakatan, sehingga dampaknya menjadi negatif. Selain itu, kegagalan dalam kesepakatan tersebut kembali memicu ketidakpastian terhadap harga minyak, yang berakibat pada tekanan pada investasi asset berisiko ole investor. Sementara itu, volatilitas pasar AS, terjadi seiring sikap investor berspekulasi atas sejumlah data penting yang rilis pada hari ini, pidato dari Presiden The Fed untuk wilayah New York yang sekaligus anggota FOMC, William Dudley, data Empire State Manufacturing Index untuk bulan April yang bersama dengan produksi industri untuk bulan Maret. Data tersebut juga akan diikuti dengan rilis indeks kepercayaan konsumen AS untuk bulan April. Data penting lainnya, Indeks yang dirilis oleh National Association of Home Builders (NAHB) mengenai prospek pasar perumahan saat ini dan waktu mendatang. Angka indeks diatas 50.0 menunjukkan prospek yang positif, sedang angka dibawah 50.0 menunjukkan prospek negatif. Indeks bulan Maret lalu berada pada angka 58, sama dengan indeks bulan Pebruari. Namun dengan adanya katalis positif terutama dari pasar Eropa dan AS yang ditutup menguat pada Senin, dan berlanjut pada pasar Asia yang dibuka berada di teritori positif, membuka peluang besar bagi IHSG untuk melaju ke zona hijau pada perdagangan saham hari ini..
DAILY REPORT
19 April 2016•PTBA jaga margin laba bersih 15%
•ADRO maksimalkan lini bisnis logistik & power plant •ADRO akan bagikan dividen final USD 40,3 juta
•Bentuk JV dengan Ferrostaal-Cronimet, ANTM miliki 25% saham •SUPR akan melakukan penambahan modal tanpa HMETD
•PGAS targetkan perlusana jaringan pipa gas di Nagoya, Batam pada Mei •Nilai kontrak baru empat BUMN konstruksi meningkat 18%
•BTPN & Telkomsel kerja sama kembangkan layana keuangan terhubung •BABP fokus garap consumer banking
•BABP beri fasilitas kredit Rp 200 miliar ke PT. Andalan Finance Indonesia •BBNI dorong BBNI Syariah salurkan kredit produktif
•BBRI fokus buka cabang di Timor Leste •Laba ASDM 1Q16 turun 46,8% YoY
•RMBA siap rights issue hingga Rp 13,99 triliun •INTA akan naikan porsi saha, di proyek PLTU Bengkulu •LEAD akan jual 19 armada kapal
•RUPS TRIS setuju bagi dividen tahun buku 2015 sebesar Rp 8/saham •TRIS targetkan penjualan 2015 sebesar Rp 1 T & laba Rp 24,8 miliar •TRIS kaji rencana akuisisi brand baru di tahun 2016
•TRIS akan satukan pabrik & kantor di satu area di Ciputat, Tangerang •HITS akan melakukan kuasi reorganisasi
•FPNI & LCC lakukan perjanjian terhitung 1 Januari-31 Desember 2016 •CINT akan bagi dividen tahun buku 2015 sebesar Rp 8 per saham •Pefindo revisi prospek APLN menjadi negatif
Support Level 4822/4779/4757 Resistance Level 4887/4909/4953
Major Trend Down
19 April 2016
19 April 2016
Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) memproyeksikan margin laba bersih tahun ini akan mecapai 15%, naik tipis dibandingkan dengan posisi pada 2015 sebesar 14,8%. Peningkatan penjualan dan efisiensi menjadi dua penopang utama stabilitas margin laba bersih perseroan. Penjualan tahun ini diprediksi tumbuh 51% menjadi 29,17 juta ton. Hingga 1Q16, penjualan perseroan mencapai 5,23 juta ton atau 18% dari target yang diusung.
Adaro Energy (ADRO) berupaya meningkatkan kinerjanya seiring belum membaiknya harga komoditas batu bara. ADRO telah mengubah strategi dan tidak lagi hanya berfokus pada bisnis inti perseroan. Saat ini ADRO akan memaksimalkan lini bisnis sektor lainnya seperti logistik dan power plant. Ke depan model bisnis Adaro menjadi 3 pilar, yaitu batubara sepertiga, logistik sepertiga dan power plant atau listrik sepertiga. Pendapatan dari non mining tahun 2015 tercatat meningkat menjadi 40%, meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 19%. Pendapatan di sektor logistik pada tahun 2015 berkontribusi sekitar 20% dari total pendapatan perseroan. Pencapaian tersebut masih dapat meningkat lagi sejalan dengan penggalakan program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW yang sebagian besar membutuhkan bahan bakar batu bara. Apabila dalam 5-10 tahun lagi PLTU Batang mulai beroperasi serta membutuhkan batubara 10 juta ton dan Adaro mendapat 7 juta ton, perseroan yakin bisa porsinya tumbuh sampai 33%.
Adaro Energy (ADRO) akan membagikan dividen final sebesar USD 40,3 juta untuk tahun buku 2015. Sebelumnya, pada awal 2016, perseroan telah membagikan dividen interim sebesar USD 35,1 juta.
Perusahaan Gas Negara (PGAS) akan menyelesaikan proyek perluasan jaringan pipa gas bumi di kawasan bisnis Nagoya, Batam, Kepulauan Riau pada Mei 2016 sepanjang 18,3 km. Jaringan pipa gas bumi itu akan memasok gas bumi ke pelanggan, seperti pusat belanja, rumah makan, hotel, hingga industri. Selain Nagoya, PGN kini juga tengah menyelesaikan proyek jaringan gas (jargas) bumi kota atau "city gas" sebanyak 4.000 sambungan rumah tangga di Kawasan Batu Aji, Batam yang merupakan penugasan dari pemerintah melalui Kementerian ESDM. Saat ini pipa gas bumi yang dimiliki dan dioperasikan PGN di Batam sepanjang 123 km. Dengan selesainya proyek pembangunan pipa distribusi Nagoya ini, jumlah pipa distribusi gas bumi di Batam menjadi 141,3 km. PGN memasok gas bumi ke 672 pelanggan di Batam, meliputi 39 industri besar, 36 pelanggan komersial seperti restoran hingga hotel, serta 597 rumah tangga. Aneka Tambang (ANTM) akan membentuk perusahaan patungan dengan Ferrostaal dan Cronimet Corporation untuk memproduksi nickel pig iron di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. ANTM akan memiliki 25% saham pada proyek senilai USD 800 juta. Sesuai rencana, pembentukan JV akan tergantung dari peningkatan project development agreement (PDA) ke persetujuan pemegang saham. Produksi yang akan dihasilkan dari kerja sama ini adalah produk nickel pig iron dengan kapasitas 19.500 per tahun. Hingga kuartal I-2016, nilai kontrak baru yang dibukukan empat BUMN konstruksi mencapai Rp 19,79 triliun, tumbuh 18% YoY. Dari empat BUMN konstruksi, Wijaya Karya (WIKA) dan Waskita Karya (WSKT) mencatat kenaikan perolehan kontrak baru. Adapun, Adhi Karya (ADHI) dan Pembangunan Perumahan (PTPP) membukukan penurunan. ADHI membukukan kontrak baru sebesar Rp 2,3 triliun sepanjang kuartal I-2016 dibandingkan dengan Rp 2,6 triliun pada kuartal I-2015. Sementara itu, PTPP membukukan kontrak baru Rp 4,17 triliun pada kuartal I-2016
dibandingkan dengan Rp 6,7 triliun.
Bank Negara Indonesia (BBNI) berencana mendorong anak usaha, Bank Negara Indonesia Syariah untuk meningkatkan kredit produktif. Pasalnya, sejauh ini kredit anak usaha perseron tersebut masih didominasi oleh kredit konsumsi. Rencananya, perseroan juga akan menyertakan porsi syariah dalam kredit sindikasi. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) masih mengkaji kemungkinan menggarap pasar Thailand. Tahun ini, BBRI lebih fokus utuk membuka kantor cabang di Timor Leste.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan Telkomsel, anak usaha Telekomunikasi Indonesia (TLKM), bekerja sama mengembangkan layanan keuangan terhubung antara TCASH dan BTPN WOW yang dipasarkan secara bersama. Kerja sama ini akan memperluas layanan keuangan terhubung, sekaligus memberikan kemudahan bertransaksi dan menabung melalui telepon genggam, khususnya bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan lembaga keuangan formal.
Bank MNC Internasional (BABP) menggandeng PT Andalan Finance Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan penyaluran kredit khususnya di sektor kendaraan bermotor. Perseroan memberikan fasilitas kredit Rp 200 miliar. MNC Bank pernah menyalurkan kredit melalui Andalan Finance sebesar Rp 200 miliar pada tahun 2012. Total fasilitas kredit yang telah diberikan MNC Bank kepada Andalan Finance mencapai Rp 400 miliar. MNC Bank Internasional (BABP) tengah mengkaji persiapan infrastruktur layanan produk consumer banking. Layanan consumer banking yang digarap perseroan adalah produk mobile banking dan juga internet banking untuk korporasi. Perseroan menargetkan layanan consumer banking tersebut bisa selesai pada semester II/2016.
Asuransi Dayin Mitra (ASDM) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 37,53 miliar hingga triwulan I 2016, turun dibandingkan sebelumnya Rp 46,95 miliar di triwulan I 2015. Laba tahun berjalan turun menjadi Rp 5,03 miliar dari sebelumnya Rp 9,46 miliar.
Intraco Penta (INTA) akan menaikkan kepemilikan sahamnya menjadi 49% dari saat ini 30% di proyek pembangkit listrik tenaga uap di Bengkulu yang menghabiskan investasi hingga US$360 juta. Proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x100 megawatt (MW) itu dibangun dan dioperasikan oleh PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB). Dalam perusahaan patungan TLB, INTA melalui anak usahanya yakni PT Inti Daya Perkasa memiliki 30% saham, sedangkan Sinohydro Hong Kong (Holding) Limited, anak usaha Power Construction Corporation of China, memiliki 70% saham.
Solusi Tunas Pratama (SUPR) akan melakukan penambahan modal tanpa HMETD dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 113.757.970 saham, yang merupakan 10% dari modal disetor. RUPSLB perseroan akan diselenggarakan pada 27 Mei 2016. Harga pelaksanaan saham baru adalah sekurang-kurangnya Rp 8.352 per saham. Dana yang diperoleh akan dipergunakan untuk pengembangan usaha dan atau tambahan modal kerja dan atau pelunasan lebih awal atas sebagian utang.
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi prospek Agung Podomoro Land (APN) menjadi negatif dari sebelumnya stabil kendati peringkat surat utang tetap ditegaskan di idA-. Penurunan prospek ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak material
19 April 2016
19 April 2016
dapat merugikan bisnis APLN dan kinerja keuangannya akibat sentimen negatif dari kasus proyek reklamasi di Jakarta Utara. Bentoel Internasional Investama (RMBA) akan melangsungkan rights issue maksimal senilai Rp 13,99 triliun. Perseroan menawarkan hingga 29,16 miliar saham baru dengan asumsi harga pelaksanaan Rp 480 per saham. Jumlah saham baru yang diterbitkan tersebut setara 80,1% dari modal ditempatkan dan disetor. Rasio ditetapkan 36:145. RMBA akan menggunakan seluruh hasil rights issue ini untuk mengurangi utang perseroan kepada Rothmans Far East BV sebesar Rp 12 triliun, serta keperluan usaha lainnya.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Trisula International (TRIS) menyetujui pembagian dividen tahun buku 2015 sebesar Rp 8 per saham. Perseroan mengalokasikan 37% dari laba bersih tahun 2015 yang sebesar Rp 22,5 miliar setara Rp 8,32 miliar. Sisa dari laba bersih tahun buku 2015 akan dibukukan sebagai laba ditahan (retained earning) untuk mendukung pengembangan perseroan tahun 2016.
Trisula International (TRIS) menargetkan penjualan pada tahun 2016 sebesar Rp 1 triliun atau naik dari tahun 2015 yang sebesar Rp 859,74 miliar. Laba bersih diharapkan naik menjadi sebesar Rp 24,8 miliar dari Rp 22,5 miliar. Untuk mendukung target di tahun 2016, perseroan berencana meningkatkan produktivitas dan fokus pada penjualan pakaian untuk tiga merek utama, yaitu JOBB, Jack Nicklaus dan G2000. Selain itu melakukan penghematan biaya impor, dimana manajemen akan menekan volume impor dengan beralih kepada produksi lokal. Perseroan juga akan memperhatikan industri E-Commerce guna mendorong penjualan beberapa online store atas brand unggulannya. Hal ini secara tidak langsung akan berdampak baik terhadap efisiensi biaya operasional perseroan.
Trisula International (TRIS) mengkaji rencana akuisisi dua brand baru pada tahun 2016, tetapi masih melihat kondisi perekonomian dan industri pakaian pada tahun 2016. Perseroan tengah mengkaji 2 perusahaan untuk diakuisisi brand-nya. Nantinya TRIS akan memilih salah satu dari perusahaan tersebut. Pada tahun 2016 Perseroan berencana meningkatkan produktivitas per m2 menjadi Rp 2,98 juta per bulan dan lebih fokus penjualan 3 merek utama, yaitu JOBB, Jack Nicklaus dan G200. Perseroan akan menekan volume impor dengan beralih kepada produksi lokal untuk melakukan penghematan biaya impor. Industri E-Commerce turut mendorong Perseroan untuk meningkatkan penjualan melalui beberapa online store atas brand unggulannya. Hal ini secara tidak langsung akan berdampak baik terhadap efisiensi biaya operasional Perseroan. Di pasar internasional, beberapa rencana Perseroan akan terfokus pada costumer service, peningkatan kualitas, serta konsolidasi back office dan fasilitas produksi sebagai bagian dari efisiensi dan efektivitas. Selain itu perseroan juga berencana mengakuisisi sebagian saham PT Nissel Garment Manufacture (sebuah pabrik garmen memproduksi pakaian wanita) senilai Rp 3,3 miliar. Secara internal Perseroan berencana mengalihkan 94% kepemilikan saham PT Trisula Garmindo Manufacturing kepada PT Trisco Tailor Apparel Manufacturing, sebagai bentuk optimalisasi "customer mix" serta konsolidasi dan penyatuan fungsi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem kerja. Melalui restrukturisasi ini, perseroan menargetkan pertumbuhan baik dari sisi volume penjualan maupun profitibilitas yang tinggi di masa mendatang.
Trisula International (TRIS) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2016 sebesar USD 1 juta. Dana
tersebut akan digunakan untuk mendukung bisnis Perseroan. Sekitar USD 700 ribu - USD 800 ribu dana capex untuk manufacturing atau penambahan mesin-mesin itu dan Rp 3 miliar untuk ritel, pembelian tanah untuk kantor dan pabrik baru. Hingga kuartal I 2016 realisasi dana capex mencapai Rp 3 miliar. Dana itu telah digunakan untuk akuisisi tanah seluas 1.400 meter persegi di Ciputat, Tangerang Selatan. Dana capex tahun ini akan bersumber dari hasil kombinasi antara kas internal serta pinjaman perbankan sebesar 20%.
Trisula International (TRIS) berencana menyatukan pabrik dan kantornya dalam satu area di Ciputat, Tangerang dalam rangka efisiensi. Pembangunan pabrik & kantor baru yang akan berdiri diatas lahan 1.400 meter persegi akan membutuhkan total dana investasi sekitar Rp 18 miliar. Sumber pendanaan akan berasal dari hasil divestasi kantor dan pabrik yang lama milik perseroan. Pembangunan pabrik & kantor tersebut selama 1-1,5 tahun. Saat ini perseroan sedang men-design dan mengurus izin-izinnya terlebih dahulu. Pembangunan pabrik ditargetkan segera dibangun di awal tahun 2017 dan selesai di tahun 2018. Jika pabrik itu jadi, maka nantinya Perseroan akan menghemat biaya 2% - 3%. Pada kuartal I 2016 Perseroan telah mengakuisisi lahan 1.400 meter persegi. Dana yang telah dikeluarkan mencapai Rp 3 miliar, yang masuk dalam anggaran belanja modal Perseroan tahun 2016 sekitar USD 1 juta.
Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) akan melaksanakan kuasi reorganisasi dengan mengeliminasi akumulasi rugi (defisit) konsolidasian dengan menggunakan porsi agio saham. Dengan kondisi posisi keuangan yang tanpa dibebani defisit masa lampau, perseroan diharapkan lebih mudah memperoleh pendanaan dalam rangka pengembangan usaha. Dengan tidak adanya saldo defisit, maka akan memberikan dampak positif bagi para pemegang saham karena perseroan dapat membagikan dividen.
Logindo Samudramakmur (LEAD) menyatakan siap melego 19 armada kapal untuk meningkatkan efisiensi di tengah tingkat utilisasi kapal yang turun sebagai dampak dari gejolak harga minyak. Sebagian besar kapal yang akan dijual merupakan kapal-kapal tug boat berusia uzur, mulai dari belasan hingga 20 tahun. Perseroan akan menjual kapal-kapal tersebut karena lebih sering melego jangkar dibandingkan berlayar menerima pesanan. Rencana penjualan 19 kapal tersebut juga membuat LEAD berhemat US$437.000 karena menghentikan penyusutan sementara terhadap kapal-kapal tersebut. Sementara itu, untuk kapal - kapal besar, LEAD juga memperpanjang masa penyusutan armada sehingga bisa menghemat biaya hingga US$2,2 juta.
Lotte Chemical Titan (FPNI) pada 14 April 2016 telah melakukan perjanjian IT Support Service dengan pihak afiliasi, yaitu Lotte Chemical Corporation (LCC), terhitung sejak 1 Januari 2016 sampai 31 Desember 2016 dan dapat diperpanjang otomatis. Sebagai imbalan atas jasa LLC itu, Perseroan akan dikenakan biaya sebesar KW 3.624.000 atau setara dengan Rp 41.603.520 yang nilainya tidak melebihi 0,5% dari modal disetor perseroan. Chitose Internasional (CINT) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2015 sebesar Rp 8 per saham atau setara 27,14% dari laba bersih tahun buku 2015, atau sebesar Rp 8 miliar. Dividen itu akan dibayarkan secepatnya, sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
19 April 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 40.06 0.28 TLKM (US) 55 18,043 892
Natural Gas (US$)/mmBtu 1.93 -0.01 ANTM (GR) 0.03 551 30
Gold (US$)/Ounce 1229.04 -3.45
Nickel (US$)/MT 9140.00 225.00
Tin (US$)/MT 17065.00 -85.00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 50.80 -11.60
Coal (RB) (US$)/MT* 53.50 -9.86
CPO (ROTH) (US$)/MT 720.00 7.50
CPO (MYR)/MT 2611.50 -10.00
Rubber (MYR/Kg) 724.50 -3.00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 709.04 -9.47
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD
Bn)
USA DOW JONES INDUS. 18004.16 0.60 3.32 16.70 14.82 3.08 2.94 5,404.4
USA NASDAQ COMPOSITE 4960.02 0.44 -0.95 21.06 17.82 3.41 3.10 7,770.9
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6353.52 0.15 1.78 17.06 14.38 1.75 1.69 1,574.7
CHINA SHANGHAI SE A SH 3174.76 -1.45 -14.30 13.27 11.77 1.42 1.30 3,954.8
CHINA SHENZHEN SE A SH 2042.28 -1.32 -15.45 26.86 21.61 3.23 2.87 3,174.8
HONG KONG HANG SENG INDEX 21161.50 -0.73 -3.44 11.27 10.20 1.06 1.00 1,726.3
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4865.53 0.87 5.93 15.19 13.17 2.28 2.06 392.5
JAPAN NIKKEI 225 16275.95 -3.40 -14.49 15.27 14.05 1.33 1.25 2,698.6
MALAYSIA KLCI 1717.68 -0.60 1.49 16.50 15.29 1.73 1.64 258.6
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2917.75 -0.21 1.21 13.18 12.52 1.12 1.07 300.9
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13,170.00 -8.00 1000 IDR/ USD 0.08 0.0000
EUR/IDR 14,892.24 1.29 EUR / USD 1.13 -0.0005
JPY/IDR 120.70 -0.71 JPY / USD 0.01 0.0000
SGD/IDR 9,755.84 46.59 SGD / USD 0.74 0.0007
AUD/IDR 10,236.38 104.17 AUD / USD 0.78 0.0022
GBP/IDR 18,820.19 130.21 GBP / USD 1.43 0.0012
CNY/IDR 2,033.93 3.10 CNY / USD 0.15 0.0000
MYR/IDR 3,351.57 -24.68 MYR / USD 0.25 -0.0017
KRW/IDR 11.45 -0.05 100 KRW / USD 0.09 -0.0003
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.04
BI Rate (%) Indonesia 6.75 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.00 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.06
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.06
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.80
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description March-16 February-16 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.62 0.42 SBI (9M) 6.60
Inflation YOY % 4.45 4.42 SBIS (9M) 6.60
Inflation MOM % 0.19 -0.09 SBI (12M) 6.75
Foreign Reserve (USD) 107.50 Bn 104.54 Bn SBIS (12M) 6.75
19 April 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
19 Apr US Housing Starts Turun menjadi 1165 ribu dari 1178 ribu 19 Apr US Housing Starts MoM Turun menjadi -1.1% dari 5.2% 19 Apr US Building Permits Naik menjadi 1177 ribu dari 1167 ribu 19 Apr US Building Permits MoM Naik menjadi -2.2% dari -3.1%
20 Apr US Existing Home Sales Naik menjadi 5.29 juta dari 5.08 juta
20 Apr US Existing Home Sales MoM Naik menjadi 4.1% dari -7.1%
21 Apr Indonesia BI Reference Rate Tetap 6.75%
21 Apr Indonesia BI Deposit Facility Rate Tetap 4.75% 21 Apr Indonesia BI Lending Facility Rate Tetap 7.25% Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
TLKM IJ 3620 3.43 11.43 ASII IJ 7525 -1.95 -5.74 BMRI IJ 9700 4.86 9.82 PGAS IJ 2605 -2.07 -1.26 UNVR IJ 44400 1.37 4.32 PLIN IJ 2900 -9.23 -0.99 HMSP IJ 99400 0.91 3.96 BBCA IJ 13075 -0.19 -0.58 GGRM IJ 67000 3.08 3.64 MDKA IJ 1630 -9.44 -0.57 BBRI IJ 10200 1.49 3.46 TOWR IJ 4090 -1.21 -0.48 BBNI IJ 5025 3.82 3.23 ADRO IJ 685 -2.14 -0.45 UNTR IJ 16600 2.15 1.23 BDMN IJ 3660 -1.35 -0.45 SCMA IJ 3125 2.46 1.04 MEDC IJ 1350 -8.47 -0.39 SMRA IJ 1560 5.05 1.02 BSIM IJ 400 -6.54 -0.37
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter PT Bank Ganesha Banking &
Finance
102-105 6100.00 TBA TBA Indo Premier Securities
PT Buyung Poetra Sembada
19 April 2016
19 April 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
PGAS 91.32 Cash Dividend 15 Apr-16 18 Apr-16 20 Apr-16 12 May-16
ADHI 26.22 Cash Dividend 15 Apr-16 18 Apr-16 20 Apr-16 12 May-16
SMBR 9.00 Cash Dividend 18 Apr-16 19 Apr-16 21 Apr-16 13 May-16
BBTN 34.95 Cash Dividend 19 Apr-16 20 Apr-16 22 Apr-16 12 May-16
MPPA 26.00 Cash Dividend 20 Apr-16 21 Apr-16 25 Apr-16 13 May-16
PTBA 289.73 Cash Dividend 21 Apr-16 22 Apr-16 26 Apr-16 18 May-16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 04 Apr’16 05 Apr’16 11 Apr – 09 May’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 07 Apr’16 08 Apr’16 14 Apr – 27 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
BBYB Rights Issue 5:4 115-150 10 May’16 13 May’16 17 May – 23 May’16
EXCL Rights Issue 100:32 TBA 13 May’16 16 May’16 20 May – 26 May’16
BNLI Rights Issue TBA TBA 17 May’16 18 May’16 24 May – 30 May’16
ACST Rights Issue TBA TBA TBA TBA 15 Jun – 21 Jun’16
BINA Rights Issue TBA TBA 10 July’16 11 July’16 15 Jul – 21 Jul’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
AGRO RUPST 20-Apr-16
ASGR RUPST 20-Apr-16
PTRO RUPST/LB 20-Apr-16
TCID RUPST 21-Apr-16
AUTO RUPST 21-Apr-16
BTEK RUPST/LB 21-Apr-16
TURI RUPST/LB 21-Apr-16
TLKM RUPST 22-Apr-16
BNII RUPST 22-Apr-16
WOMF RUPST/LB 22-Apr-16
LPGI RUPST 25-Apr-16
LPLI RUPST 25-Apr-16
UNTR RUPST 25-Apr-16
LPPS RUPST 25-Apr-16
BFIN RUPST/LB 25-Apr-16
ARNA RUPST 27-Apr-16
HMSP RUPST/LB 27-Apr-16
DSSA RUPST 27-Apr-16
ASII RUPST 27-Apr-16
TMAS RUPST/LB 27-Apr-16
BDMN RUPST 28-Apr-16
AKRA RUPST 28-Apr-16
INDY RUPST/LB 28-Apr-16
ELSA RUPST 28-Apr-16
WIKA RUPST 28-Apr-16
BBKP RUPST/LB 28-Apr-16
IATA RUPST/LB 28-Apr-16
BTEL RUPSLB 28-Apr-16
BTPN RUPST/LB 28-Apr-16
DEWA RUPST/LB 29-Apr-16
19 April 2016
19 April 2016
WIKA
TRADING BUY
S1 2555 R1 2645 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 2465 R2 2735
Closing
Price 2615
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi potensi rebound
• RSI berada dalam area oversold
•Harga berada dalam area lower band
Prediksi •Trading range Rp 2555-Rp 2645
•Entry Rp 2615, take Profit Rp 2645
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 47.63 Positif
MACD 10.07 Negatif
True Strength Index (TSI) -26.19 Positif
Bollinger Band (Mid) 2627 Negatif
MA5 2613 Positif 2,200 2,300 2,400 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900 3,000 3,100
October November December 2016 February March April
WIKA Wedge 2,627.25 2,621.25 2,615 2,615 2,615 2,613 2,610 2,695 2,702.73 2,702.73 2,702.73 2,724.67 2,726.01 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
WIKA - Stochastic %D(6,3,3) = 25.61, Stochastic %K = 23.87, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
23.8655 23.8655 20 25.6085 25.6085 80 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 0.0
WIKA - MACD (5,3) = 6.79, Signal() = 8.11
6.78713 8.10764 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
WIKA - TSI(3,5,3) = -26.19, Volume() = 7,455,000.00
-23.0709
-26.1895 0.00000
7,455,000
WIKA - William's % R(14) = -45.71, Volume() = 7,455,000.00 -45.7143
7,455,000
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BMRI
TRADING BUY
S1 9400 R1 9850 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 8950 R2 10300
Closing
Price 9700
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi potensi rebound
• RSI berada dalam area netral
•Harga berada dalam area lower band
Prediksi •Trading range Rp 9400-Rp 9850
•Entry Rp 9700, take Profit Rp 9850
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 14.16 Positif
MACD -72.78 Positif
True Strength Index (TSI) -31.86 Positif
Bollinger Band (Mid) 9938 Negatif
MA5 9555 Positif 7,200 7,800 8,400 9,000 9,600 10,200
October November December 2016 February March April
BMRI Upward Sloping Channel
9,700 9,700 9,681.25 9,555 9,450 9,390.83 9,390.83 9,700 10,016.3 10,354.2 10,450 10,458.5 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BMRI - Stochastic %D(6,3,3) = 22.44, Stochastic %K = 37.13, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
22.4383 22.4383 20 37.1296 37.1296 80 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 BMRI - MACD (5,3) = 31.50, Signal() = 63.72
31.4978 63.7197 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BMRI - TSI(3,5,3) = -31.86, Volume() = 30,602,200.00
-31.8604 -43.9137 0.00000
30,602,20
BMRI - William's % R(14) = -60.00, Volume() = 30,602,200.00 -60
30,602,20
19 April 2016
19 April 2016
BBNI
TRADING BUY
S1 4875 R1 5100 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 4650 R2 5325
Closing
Price 5025
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi potensi rebound
• RSI berada dalam area oversold
•Harga berada dalam area lower band
Prediksi •Trading range Rp 4875-Rp 5100
•Entry Rp 5025, take Profit Rp 5100
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 18.27 Positif
MACD -30.75 Negatif
True Strength Index (TSI) -36.78 Positif
Bollinger Band (Mid) 5147 Negatif
MA5 5008 Positif 4,000 4,400 4,800 5,200 5,600
October November December 2016 February March April
BBNI Wedge 5,073.04 5,073.04 5,050 5,025 5,025 5,025 5,008 5,073.75 5,147 5,212.5 5,212.5 5,300 5,422.43 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
BBNI - Stochastic %D(6,3,3) = 11.05, Stochastic %K = 16.90, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
16.9006 11.0544 11.0544 16.9006 20 80 -120.0 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 0.0
BBNI - MACD (5,3) = 22.93, Signal() = 30.47
22.9317 30.4711 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
BBNI - TSI(3,5,3) = -36.78, Volume() = 40,993,700.00
-36.7764 -39.5702 0.00000
40,993,70
BBNI - William's % R(14) = -55.00, Volume() = 40,993,700.00 -55
40,993,70
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ASII
TRADING BUY
S1 7375 R1 7750 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 7000 R2 8125
Closing
Price 7525
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 7375-Rp 7750
•Entry Rp 7525, take Profit Rp 7750
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 68.96 Negatif
MACD 43.71 Positif
True Strength Index (TSI) 23.98 Positif
Bollinger Band (Mid) 7305 Positif
MA5 7410 Positif 5,000 5,500 6,000 6,500 7,000 7,500
October November December 2016 February March April
ASII Downward Sloping Channel
7,313.89 7,313.89 7,305 6,900 6,830.56 6,830.56 6,724.92 7,315.63 7,410 7,425 7,525 , 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 77.93, Stochastic %K = 74.31, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
74.3108 74.3108 20 77.9309 77.9309 80 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 0.0
ASII - MACD (5,3) = -60.69, Signal() = -50.18
-60.6934 -50.1781 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
ASII - TSI(3,5,3) = 23.98, Volume() = 29,711,700.00
16.8122 0.00000 23.9781
29,711,70
ASII - William's % R(14) = -34.21, Volume() = 29,711,700.00 -34.2105
29,711,70
19 April 2016
19 April 2016
ANTM
TRADING BUY
S1 650 R1 720 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 580 R2 790
Closing
Price 695
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
• Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 650-Rp 720
•Entry Rp 695, take Profit Rp 720
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 86.07 Positif
MACD 21.91 Negatif
True Strength Index (TSI) 50.92 Positif
Bollinger Band (Mid) 551 Positif
MA5 678 Positif 300.0 360.0 420.0 480.0 540.0 600.0 660.0 720.0
October November December 2016 February March April
ANTM Upward Sloping Channel
678 665.625 550.85 488.727 488.727 441 405.934 695 695 695 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
ANTM - Stochastic %D(6,3,3) = 73.14, Stochastic %K = 64.65, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
64.6491 64.6491 20 73.139 73.139 80 -30.0 -24.0 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0
ANTM - MACD (5,3) = -10.28, Signal() = -12.38
-12.3845 -10.2765 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
ANTM - TSI(3,5,3) = 50.92, Volume() = 263,300,304.00
50.9205
0.00000
63.3929 263,300,30
ANTM - William's % R(14) = -7.78, Volume() = 263,300,304.00 -7.7821
263,300,30
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SMRA
TRADING BUY
S1 1530 R1 1600 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1480 R2 1650
Closing
Price 1560
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi potensi rebound
• RSI berada dalam area oversold
• Harga berada dalam area lower band
Prediksi •Trading range Rp 1510-Rp 1600
•Entry Rp 1560, take Profit Rp 1600
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 9.17 Positif
MACD -11.54 Positif
True Strength Index (TSI) -21.92 Positif
Bollinger Band (Mid) 1605 Negatif
MA5 1502 Positif 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000
October November December 2016 February March April
SMRA Upward Sloping Channel
1,605 1,560 1,560 1,560 1,528.13 1,502 1,470 1,734.62 1,760 1,815.43 1,815.43 1,815.43 1,951.92 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
SMRA - Stochastic %D(6,3,3) = 22.02, Stochastic %K = 35.22, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
22.0156 22.0156 20 35.2152 35.2152 80 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0
SMRA - MACD (5,3) = -2.67, Signal() = 6.01
-2.6711 6.0125 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
SMRA - TSI(3,5,3) = -21.92, Volume() = 33,272,400.00
-21.9188 -41.4605 0.00000
33,272,40
SMRA - William's % R(14) = -61.70, Volume() = 33,272,400.00 -61.7021
33,272,40
19 April 2016
19 April 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
18-04-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 16475 16475 16625 15725 16175 16625 17075 Positif Positif Positif 18300 14825 LSIP Trading Sell 1650 1650 1625 1565 1625 1685 1745 Negatif Negatif Negatif 1840 1425 SGRO Trading Buy 2005 2005 2020 1990 2000 2010 2020 Positif Positif Positif 2025 1820 Mining
PTBA Trading Sell 7225 7225 6950 6525 6950 7375 7800 Negatif Negatif Negatif 7725 5450
ADRO Trading Sell 685 685 670 640 670 700 730 Negatif Negatif Negatif 800 640
MEDC Trading Sell 1350 1350 1305 1175 1305 1435 1565 Negatif Negatif Negatif 1860 905 INCO Trading Buy 1860 1860 1890 1750 1820 1890 1960 Positif Positif Positif 2045 1610
ANTM Trading Buy 695 695 720 580 650 720 790 Positif Positif Positif 715 376
TINS Trading Sell 845 845 780 675 780 885 990 Negatif Positif Negatif 945 595
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Sell 975 975 955 955 970 985 1000 Negatif Negatif Negatif 1040 930
SMGR Trading Sell 10475 10475 10300 10025 10300 10575 10850 Negatif Negatif Negatif 10800 10000 INTP Trading Sell 20150 20150 19975 19725 19975 20225 20475 Negatif Negatif Negatif 20850 19250 SMCB Trading Buy 1150 1150 1185 1015 1100 1185 1270 Positif Positif Positif 1295 940 Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 7525 7525 7750 7000 7375 7750 8125 Positif Positif Positif 7675 6575
GJTL Trading Sell 725 725 710 685 710 735 760 Negatif Negatif Negatif 820 515
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 7150 7150 7375 6925 7075 7225 7375 Positif Positif Positif 7575 6800 GGRM Trading Buy 67000 67000 67750 63300 65525 67750 69975 Positif Positif Positif 68600 58750 UNVR Trading Buy 44400 44400 44750 42600 43675 44750 45825 Positif Positif Positif 47800 41975 KLBF Trading Sell 1420 1420 1405 1380 1405 1430 1455 Negatif Negatif Positif 1470 1270 Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1845 1845 1880 1805 1830 1855 1880 Positif Positif Positif 1940 1675 PTPP Trading Sell 3745 3745 3725 3690 3725 3760 3795 Negatif Negatif Negatif 3985 3675 WIKA Trading Buy 2615 2615 2645 2465 2555 2645 2735 Positif Positif Positif 2730 2425 ADHI Trading Buy 2755 2755 2775 2665 2720 2775 2830 Positif Positif Negatif 2840 2555 WSKT Trading Buy 2200 2200 2220 2100 2160 2220 2280 Negatif Positif Positif 2235 1880 Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 2605 2605 2580 2535 2580 2625 2670 Negatif Negatif Negatif 2860 2590 JSMR Trading Buy 5400 5400 5450 5150 5300 5450 5600 Positif Positif Positif 5700 5200 ISAT Trading Sell 6225 6225 6150 6150 6200 6250 6300 Negatif Negatif Negatif 6450 5250 TLKM Trading Buy 3620 3620 3670 3380 3525 3670 3815 Positif Positif Positif 3500 3265 Finance
BMRI Trading Buy 9700 9700 9850 8950 9400 9850 10300 Positif Positif Positif 10450 9200 BBRI Trading Sell 10200 10200 9925 9475 9925 10375 10825 Negatif Negatif Negatif 11500 9800 BBNI Trading Buy 5025 5025 5100 4650 4875 5100 5325 Positif Positif Positif 5450 4825 BBCA Trading Buy 13075 13075 13250 12875 13000 13125 13250 Positif Positif Positif 13925 12875 BBTN Trading Buy 1710 1710 1760 1655 1690 1725 1760 Positif Positif Positif 1865 1625 Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 16600 16600 16925 15225 16075 16925 17775 Positif Positif Positif 16250 14825 MPPA Trading Sell 1615 1615 1575 1575 1600 1625 1650 Negatif Negatif Negatif 1855 1575