BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Anak merupakan individu yang rentan terhadap penyakit terutama Anak merupakan individu yang rentan terhadap penyakit terutama tonsilofaringitis akut. Tonsilofaringitis akut adalah peradangan pada tonsil dan tonsilofaringitis akut. Tonsilofaringitis akut adalah peradangan pada tonsil dan faring yang bersifat ringan. Kelenjar tonsil ini terletak di bagian atas faring faring yang bersifat ringan. Kelenjar tonsil ini terletak di bagian atas faring dan mengelilingi faring sehingga apabila faring terinfeksi dapat menyebar dan mengelilingi faring sehingga apabila faring terinfeksi dapat menyebar pada
pada tonsil tonsil sehingga sehingga terjadilah terjadilah infeksi infeksi pada pada tonsil tonsil dan dan faring faring yang yang disebutdisebut tonsilofaringitis.
tonsilofaringitis.
Jaringan yang mengelilingi tonsil dan faring ini termasuk jaringan Jaringan yang mengelilingi tonsil dan faring ini termasuk jaringan limfoid yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi ( sebagai limfoid yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi ( sebagai penyaring
penyaring dan dan pelindung pelindung saluran saluran pernafasan pernafasan dan dan saluran saluran pencernaan pencernaan daridari invasi organisme patogen ) sehingga jika ada gangguan pada tonsil dan faring invasi organisme patogen ) sehingga jika ada gangguan pada tonsil dan faring maka akan menjadi tempat infeksi. Selain itu tonsil juga mempunyai peranan maka akan menjadi tempat infeksi. Selain itu tonsil juga mempunyai peranan dalam pembentukan antibodi.
dalam pembentukan antibodi.
Penatalaksanaan tonsilofaringitis akut dapat dilakukan dengan Penatalaksanaan tonsilofaringitis akut dapat dilakukan dengan istirahat, diit makanan lunak dan pengobatann. Saat ini untuk penatalaksanaan istirahat, diit makanan lunak dan pengobatann. Saat ini untuk penatalaksanaan tonsilofaringitis adalah dengan mengatasi masalah
tonsilofaringitis adalah dengan mengatasi masalah
–
–
masalah yang terjadi masalah yang terjadi sesuai kondisi pasien.sesuai kondisi pasien.
Mengingat pentingnya fungsi tonsil sebagai pertahanan tubuh terhadap Mengingat pentingnya fungsi tonsil sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi dan karena anak merupakan individu yang rentan terhadap infeksi, infeksi dan karena anak merupakan individu yang rentan terhadap infeksi, maka penulis tertarik untuk mempelajari secara lebih mendalam asuhan maka penulis tertarik untuk mempelajari secara lebih mendalam asuhan keperawatan pada anak dengan tonsilofaringitis akut di ruang C1 lantai 1 keperawatan pada anak dengan tonsilofaringitis akut di ruang C1 lantai 1 RSDK Semarang
RSDK Semarang
B.
B. TUJUANTUJUAN 1.
1. TUJUAN UMUMTUJUAN UMUM
Setelah selesai mengikuti kegiatan PBK, penulis mampu memberikan Setelah selesai mengikuti kegiatan PBK, penulis mampu memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan tonsilofaringitis akut.
Mampu melakukan pengkajian, analisa data, menyusun diagnosa keperawatan pada anak dengan tonsilofaringitis akut
Mampu melaksanakan implementasi keperawatan berdasarkan perencanaan yang telah dirumuskan dan mengevaluasi hasil
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Tonsilofaringitis akut adalah peradangan pada tonsil dan faring yang masih bersifat ringan. Radang faring pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis. ( Ngastiyah,1997 )
Tonsilofaringitis akut merupakan faringitis akut dan tonsilitis akut yang ditemukan bersama
–
sama. ( Efiaty, 2002 )B. ETIOLOGI
Penyebab tonsilofaringitis bermacam
–
macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini yaitu :1. Streptokokus Beta Hemolitikus 2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus Piogenes 4. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah ( droplet infections )
C. PROSES PATOLOGI
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian
menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga
tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia.
D. PATHWAYS
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala tonsilofaringitis akut adalah : 1. nyeri tenggorok
2. nyeri telan
Invasi kuman patogen (bakteri / virus)
Penyebaran limfogen
Faring & tonsil
Proses inflamasi
Tonsilofaringitis akut hipertermi
Edema faring & tonsil
N eri telan
Sulit makan & minum
Resiko
perubahanstatus nutrisi < dari kebutuhan
Tonsil & adenoid membesar
Obstruksi pada tuba eustakii
Kurangnya pendengaran
Infeksi sekunder
Otitis media
Gangguan persepsi sensori : pendengaran
kelemahan
Intoleransi aktifitas
8. faring hiperemis 9. edema faring 10. pembesaran tonsil 11. tonsil hiperemia 12. mulut berbau
13. otalgia ( sakit di telinga ) 14. malaise
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan 2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilofaringitis akut tidak tertangani dengan baik adalah :
1. tonsilofaringitis kronis 2. otitis media
H. PENATALAKSANAAN
Penanganan pada anak dengan tonsilofaringitis akut adalah : 1. penatalaksanaan medis
antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin, eritromisin dll
antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
analgesik
I. FOKUS PENGKAJIAN 1. keluhan utama
sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll
2. riwayat penyakit sekarang : serangan, karakteristik, insiden, perkembangan, efek terapi dll
3. riwayat kesehatan lalu
riwayat kelahiran riwayat imunisasi
penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA,
otitis media )
riwayat hospitalisasi
4. pengkajian umum
usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda
–
tanda vital dll 5. pernafasankesulitan bernafas, batuk
ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
T0 : bila sudah dioperasi T1 : ukuran yang normal ada
T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah T3 : pembesaran mencapai garis tengah
T4 : pembesaran melewati garis tengah
6. nutrisi
sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan dan minum, turgor kurang
7. aktifitas / istirahat
anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise 8. keamanan / kenyamanan
kecemasan anak terhadap hospitalisasi
3. resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya anoreksia
4. intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
5. gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi pada tuba eustakii
K. FOKUS INTERVENSI
1. DP : hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil
Intervensi :
Pantau suhu tubuh anak ( derajat dan pola ), perhatikan menggigil atau tidak
Pantau suhu lingkungan
Batasi penggunaan linen, pakaian yang dikenakan klien
Berikan kompres hangat
Berikan cairan yang banyak ( 1500
–
2000 cc/hari ) Kolaborasi pemberian antipiretik2. DP : nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil Intervensi :
Pantau nyeri klien(skala, intensitas, kedalaman, frekuensi )
Kaji TTV
Berikan posisi yang nyaman
Berikan tehnik relaksasi dengan tarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkannya pelan
–
pelan melalui mulut Berikan tehnik distraksi untuk mengalihkan perhatian anak Kolaborasi pemberian analgetik
3. DP : resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya anoreksia
Tingkatkan kenyamanan lingkungan saat makan
Kolaborasi pemberian vitamin penambah nafsu makan anak
4. DP : intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan Intervensi :
Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas Observasi adanya kelelahan dalam melakukan aktifitas Monitor TTV sebelum, selama dan sesudah melakukan
aktifitas
Berikan lingkungan yang tenang
Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi klien
5. DP : gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi pada tuba eustakii
Intervensi :
Kaji ulang gangguan pendengaran yang dialami klien Lakukan irigasi telinga
Berbicaralah dengan jelas dan pelan
Gunakan papan tulis / kertas untuk berkomunikasi jika terdapat kesulitan dalam berkomunikasi
Kolaborasi pemeriksaan audiometri Kolaborasi pemberian tetes telinga