• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Askep Diare Pada Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Askep Diare Pada Anak"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Askep Dia

Makalah Askep Diare Pada Anak 

re Pada Anak 

Published by

Published by adminadminon May 26, 2011 |on May 26, 2011 | 0 Comment0 Comment

DIARE DIARE DEFINISI DEFINISI

Diare adalah bua

Diare adalah buang air besar (defekasi) ng air besar (defekasi) dengan jumlah yindengan jumlah yinja yang lebih banyak dja yang lebih banyak dari biasanyaari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).

(Mansjoer,A.1999,501). ETIOLOGI

ETIOLOGI 1.

1. Faktor Faktor infeksi infeksi : : Bakteri Bakteri ( ( Shigella, Shigella, Shalmonella, Shalmonella, Vibrio Vibrio kholera), kholera), Virus Virus (Enterovirus),(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).

parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans). 2.

2. Faktor Faktor parentral parentral : : Infeksi Infeksi dibagian dibagian tubuh tubuh lain lain (OMA (OMA sering sering terjadi terjadi pada pada anak-anak).anak-anak). 3.

3. Faktor Faktor malabsorbsi malabsorbsi : : Karbihidrat, Karbihidrat, lemak, protein.lemak, protein. 4.

4. Faktor Faktor makanan makanan : : Makanan Makanan basi, basi, beracun, beracun, terlampau terlampau banyak banyak lemak, lemak, sayuran sayuran dimasak dimasak  kutang matang.

kutang matang. 5.

5. Faktor Faktor Psikologis Psikologis : : Rasa Rasa takut, takut, cemas.cemas. PATOFISIOLOGI PATOFISIOLOGI PENGKAJIAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. Identitas 1. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tterjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insidenahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyaka

Kebanyakan kasus karena infeksi n kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kumusus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutamaan enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .

pola makan dan perawatannya . 2.

2. Keluhan Keluhan UtamaUtama BAB lebih dari 3 x BAB lebih dari 3 x 3.

(2)

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.

5. Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare. 7. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.

8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan a. Pertumbuhan

o Kenaikan BB karena umur 1

 – 

3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.

o Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya. o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14

 – 

16 buah

o Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring. b. Perkembangan

o Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud. Fase anal :

Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungna interpersonal, bermain).

(3)

o Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.  Autonomy vs Shame and doundt 

Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.

o Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :

1. berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan (GK) 2. Meniru membuat garis lurus (GH)

3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK) 4. Melepasa pakaian sendiri (BM)

9. Pemeriksaan Fisik 

a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,

b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.

c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih

d. Mata : cekung, kering, sangat cekung

e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum

f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)

g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .

h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.

i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

(4)

  j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.

10. Pemeriksaan Penunjang 1) Laboratorium :

 feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida

 Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi

 AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3

menurun )

 Faal ginjal : UC meningkat (GGA)

2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni PENATALAKSANAAN DIARE

Rehidrasi

1. jenis cairan

1) Cara rehidrasi oral

o Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti orali, pedyalit setiap kali

diare.

o Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa) 2) Cara parenteral

o Cairan I : RL dan NS

o Cairan II : D5¼ salin,nabic. KCL

D5 : RL = 4 : 1 + KCL

D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL

o HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare usia > 3 bulan. 2. Jalan pemberian

1) Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)

2) Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun) 3. Jumlah Cairan ; tergantung pada :

(5)

2) Kehilangan sesaat (concurrent less) 3) Rumatan (maintenance).

4. Jadwal / kecepatan cairan

1) Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang lebih 13 kg : maka pemberianya adalah :

o BB (kg) x 50 cc

o BB (kg) x 10

 – 

20 = 130

 – 

260 cc setiap diare = 1 gls. 2) Terapi standar pada anak dengan diare sedang : + 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mn

Terapi

1. obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg klorpromazine 0,5

 – 

1 mg / kg BB/hari

2. onat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide 3. antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta Dietetik 

a. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susu

b. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi elemen atau semi elemental formula.

Supportif 

Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1

 – 

5 tahun DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.

3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare

(6)

5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.

6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal

Kriteria hasil :

o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50c, RR : < 40 x/mnt ) o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung. o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :

1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit

2) Pantau intake dan output

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

3) Timbang berat badan setiap hari

R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt 4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral 5) Kolaborasi :

- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).

(7)

R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat. - Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik  untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk  menghambat endotoksin.

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak  adekuatnya intake dan out put

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria :

 – 

Nafsu makan meningkat

- BB meningkat atau normal sesuai umur Intervensi :

1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak  dan air terlalu panas atau dingin)

R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.

2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam

R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan. 5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu b. obat-obatan atau vitamin ( A)

R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak  sekunder dari diare

(8)

Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu tubuh

Kriteria hasil : suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)

Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa) Intervensi :

1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi) 2) Berikan kompres hangat

R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh 3) Kolaborasi pemberian antipirektik 

R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak 

Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB (diare)

Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak  terganggu

Kriteria hasil :

 – 

Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga

- Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar Intervensi :

1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)

R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces

3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .

(9)

Diagnosa 5 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi

Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel Intervensi :

1) Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga

2) Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS

R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS

3) Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya

4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)

R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien. 5) Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak 

DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta

Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.

Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya. Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Resiko terjadinya infeksi mulut berhubungan dengan penurunan reflek batuk dan ketidakmampuan membersihkan mulut sekunder terhadap penurunan kesadaran.... Gangguan pemenuhan

Diare kronis dapat dibagi menjadi 2 (beberapa pengarang tidak membedakannya) adalah diare persisten (kelanjutan dari diare akut, disebabkan adanya infeksi) dan diare

mendadak pada infeksi bakteri atau virus. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang)c. Dorong orangtua atau anggota

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks menghisap dan menelan yang belum sempurna, distensi abdomen, volume lambung berkurang, daya untuk

2.Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.. 3.Intolerans aktivitas

Resiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Mahasiwa akan melaksanakan implementasi diagnosa Kesiapan peningkatan

4.2.3 resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit 4.2.4 ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah perifer proses penyakit